NIM. P1337420218065
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
i
PROPOSAL STUDI KASUS
KTI
Disusun guna memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada Program
Studi DIII Keperawatan Purwokerto
NIM. P1337420218065
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P1337420218065
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal studi kasus ini yang saya tulis ini
adalah benar benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal studi kasus ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembiming II
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal studi kasus oleh Dimas Agil Prasetyo, NIM. P1337420218065 dengan judul
Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah Dengan Terapi Okupasi, telah
dipertahankan di depan dewan penguji tanggal 07 Desember 2020.
Dewan Penguji :
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan Purwokerto
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Studi Kasus
“Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi Okupasi”
3. Ibu Walin, SST., M. Kes. selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto
5. Bapak Herry Prasetyo, MN. selaku Dosen Pembimbing II Karya Tulis Ilmiah
yang banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Proposal
Pengelolaan Kasus Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir dalam
menyelesaikan Pendidikan Diploma III
6. Kepada Orang Tua yang sangat luar biasa dalam membimbing penulis sampai
saat ini.
Dalam pembuatan studi kasus ini kami menyadari masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karenaitu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL................................................................................................ii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN......................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................iv
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...............................................................v
KATA PENGANTAR..............................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................3
D. Manfaat Pnelitian...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian..............................................................................................6
B. Diagnosis keperawatan..........................................................................7
C. Perencanaan............................................................................................8
D. Pelaksanaan............................................................................................10
E. Evaluasi...................................................................................................10
vii
F. Pengumpulan Data.................................................................................12
G. Penyajian Data.......................................................................................13
H. Cara Pengolahan Data...........................................................................13
I. Etika Penelitian......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria hasil dan skala dalam perencanaan menurut Tim Pokja DPP PPNI
(2019). 8
Tabel 2 - Perencanaan tindakan keperawatan sesuai teori Tim Pokja DPP PPNI
(2018). 9
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan hal penting bagi manusia, individu yang
sehat jiwanya secara mental dapat berfungsi secara normal dalam
melaksanakan aktifitas sehari harinya.Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, Kesehatan jiwa adalah
kondisi dimana individu mampu berkembang dalam segi fisik,mental, spiritual
dan social sehingga setiap individu mampu mengerti tentang kemampuanya
sendiri dan mampu memberikan bantuan kepada individu lainya atau
kelompoknya. Sebaliknya, orang yang kesehatan jiwanya terganggu maka
akan mengalami hambatan perkembangan secara fisik, mental, spiritual dan
social sehingga individu tidak dapat mengatasi tekanan dan tidak dapat
bekerja secara produktif. Kesehatan jiwa menurut WHO adalah ketika
seseorang merasa sehat secara keseluruhan dan mampu menghadapi tantangan
hidupnya serta dapat menerima orang disekitar sebagaimana mestinya.
Pada tahun 2020 di Indonesia sudah banyak penderita gangguan jiwa
baik dari kalangan anak-anak sampai lansia dan menjadi masalah kesehatan
yang serius. Menurut data Riskedas 2018 prevalensi gangguan jiwa pada
tahun 2013 yaitu 1,7% dan meningkat menjadi 7% pada tahun 2018. Selain itu
prevalensi depresi pada usia diatas 15 tahun yaitu 6,1% dan pasien yang
melakukan pengobatan hanya 9%.
Di Indonesia terdapat bermacam-macam gangguan jiwa denang
penderita yang kerap kali dikucilkan, mendapatkan perlakuan diskriminasi di
isolasi bahkan hingga di pasung. Ada banyak ganguan jiwa di indonesia
seperti simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham,
1
kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri dan berlangsung minimal 3 bulan
(Herdman, 2018). Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri
sendiri, kepercayaan diri menurun dan merasa gagal dalam melakukan sesuatu
atau impian (Muhith, 2015).
Harga diri rendah merupakan suatu masalah psikologi yang diderita
individu di karenakan ketidakmampuan dalam menghadapi tekanan yang ada
sehingga individu mengalami penurunan harga diri rendah. Menurut
Nurhalimah, (2016:111) tanda dan gejala harga diri rendah ada beberapa
seperti mengkritik tentang dirinya, memiliki perasaan tidak mampu dan selalu
merasa pesimis, produktifitas terhadap dirinya selalu menurun, kurang
memperhatikan perawatan dirinya dan berpakaian diri, makan selalu kurang,
jika berbicara tidak berani untuk menatap lawan bicaranya cenderung
membuang muka, nada berbicara lemah dan bersuara lembut.
Harga diri rendah tidak secepatanya ditangani maka akan
menyebabkan depresi bagi lansia sehingga lansia tersebut menarik diri dan
berlanjut ke perilaku kekerasan bahkan resiko bunuh diri. Harga diri rendah
pada lansia bisa disebabkan banyak hal salah satunya adalah kehilangan teman
hidupnya, kehilangan kasih sayang atau merasa terancam oleh perlakuan
orang lain yang menyebabkan individu tersebut menarik diri dan merasa
mempunyai harga diri rendah (Yosep, 2010). Harga diri bisa meningkat
dengan adanya perlakuan atau pendekatan dari seseorang sekitar seperti
keluarga, sahabatnya, atau perawat yang bisa mengerti tentang keadaanya
yang dialaminya serta bisa memberikan solusi agar pasien tersebut merasa
memiliki harga diri yang tinggi. Seseorang yang memiliki harga diri rendah
cenderung menarik diri dari lingkungan karena merasa keberadaan seseorang
atau kelompok merupakan sebuah ancaman atau merasa minder akan
keberadaan dirinya sedangkan seseorang yang memiliki harga diri tinggi
cenderung aktif didalam kelompok dan mudah menerima keberadaan
seseorang dan aktif beraktifitas didalam kesehariannya.
2
Dalam penanganan kasus harga diri rendah dapat menggunakan
kombinasi terapi yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi, ada
beberapa banyak contoh terapi non farmakologi untuk harga diri rendah
seperti terapi kognitif, terapi bercocok tanam, terapi aktifitas kelompok ,
terapi kreasi seni dan salah satunya adalah terapi okupasi. Beberapa peneliti
sudah pernah membuktikan keefektifan terapi okupasi diantaranya adalah ria
dewi irawan dan Mamnu’ah.
Terapi okupasi adalah suatu benuk psikoterapi yang berupa support
aktivitas-aktivitas yang membuat individu untuk membangkitkan kemandirian
secara edukasi dan kreatif agar individu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan dapat meningkatkan harga dirinya kembali. (Ponto, Bidjuni
dan Karundeng, 2015:6) Terapi okupasi adalah terapi yang dilakukan melalui
kegiatan atau pekerjaan terhadap anak yang mengalami gangguan kondisi
sensori motor. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak di dalam
mengembangkan kekuatan dan koordinasi otaknya (E. Kosasih, 2012;13)
Terapi okupasi tidak hanya dapat meringankan harga diri rendah tetapi
dapat menyembuhkan penderita serta terapi okupasi memiliki manfaat
diantaranya seperti mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan
atau mengupayakan/ mengadaptasi untuk melakuka aktifitas-aktifitas sehari-
hari, produktivitas dan waktu luang dimanfaatkan melalui pelatihan, remidiasi
stimulasi dan fasilitasi. Terapi okupasi meningkatkan kemampuan individu
untuk terlibat dalam bidang kinerja antara lain aktivitas hidup sehari-hari dan
kegiatan instrumental hidup sehari- hari serta bertujuan untuk membentuk
seseorang agar mandiri. (ponto, Bidjuni dan Karundeng, 2015:6)
.Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat
karya tulis ilmiah dengan judul “Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah
dengan Terapi Okupasi”
B. Rumusan Masalah
3
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan penelitan
ini adalah “Pengelolaan pada Pasien Harga Diri Rendah dengan Terapi
Okupasi”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa harga
diri rendah dengan terpai okupasi.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien gangguan jiwa harga
diri rendah dengan terapi okupasi.
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien gangguan jiwa harga
diri rendah dengan terapi okupasi.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien gangguan jiwa harga
diri rendah dengan terapi okupasi.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien gangguan jiwa harga
diri rendah dengan terapi okupasi.
e. Melakukan evaluasi pada klien gangguan harga diri rendah dengan
terapi okupasi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pasien
Menggunakan kegiatan terapi okupasi sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan harga diri dan aspek positif yang dimiliki oleh klien.
2. Masyarakat
Sebagai salah satu informasi untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang pengelolaan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
harga diri rendah dengan menggunakan terapi okupasi sebagai salah satu
intervensinya.
3. Penulis
4
Memperoleh pengalaman dalam melaksanakn aplikasi riset
keperawatan di tatanan pelayanan keperawatan, khususnya penelitian
tentang asuhan keperawatan pada klien harga diri rendah dengan terapi
okupasi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
Menurut Herdman (2018) pengkajian merupakan langkah pertama
dalam mengumpulkan informasi subjektif dan objektif serta riwayat pasien/
rekam medik yang ada. Didalam pengkajian juga harus mendapat kekuatan
dan risiko dari pasien agar dapat ditarik kesimpulan apa yang salah dari pasien
dan tindakan apa yang dilakukan kepada pasien. Pengkajian keperawatan pada
pasien harga diri rendah menurut Deden (2013) yaitu :
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang memengaruhi identitas diri seperti orang tua yang tidak
percaya kepada anaknya dan tekanan teman sebayanya
2. Faktor yang memengaruhi penampilan peran seperti peran yang sesuai
dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.
3. Faktor yang memengaruhi harga diri seperti penolakan orang tua atau
keinginan orang tua yang tidak realistik
b. Faktor Presipitasi
1. Situasi transisi peran yaitu bertambahnya atau berkurangnya orang
yang dirasa penting dalam hidup pasien
2. Transisi peran sehat-sakit yaitu peran yang diakibatkan dalam keadaan
sehat atau sakit seperti kehilangan bagian tubuh, perubahan fisik,
perubahan ukuran, ancaman fisik (penggunaan oksigen,kelelahan dll)
3. Factor presipitasi yang diebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar
seperti :
a) ketegangan peran (frustasi)
b) Konflik peran (Tidak tercapainya keinginan)
c) Peran yang tidak jelas (Kurang pengetahuan tentang peranya)
6
d) Peran berlebihan (Kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan
peran yang kompleks)
e) Perkembangan transisi ( perubahan norma yang berkaitan untuk
menyesuaikan diri)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan harga diri rendah kronis (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017)
7
minor 1. Merasa sulit konsentrasi
2. Sulit tidur
3. Mengungkapkan keputusasaan
Objektif :
1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Berbicara pelan dan lirih
4. Pasif
Kondisi klinis terkait 1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Stroke
C. Perencanaan
Perencanaan harga diri rendah merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan dan menetapkan target yang ingin dicapai dalam
rencana tindakan yang dibuat (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019).
Tabel 2.1 Kriteria dan hasil dalam perencanaan harga diri rendah (Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, 2019)
Skala
No. Kriteria
Awal Tujuan
1. Penilaian diri positif 5
2. Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan 5
positif
3. Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri 5
4. Minat mencoba hal baru 5
5. Berjalan menampakan wajah 5
6. Konsentrasi 5
Keterangan :
1. Menurun
2. Cukp Menurun
3. Sedang
8
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat
Tabel 2.2 Perencanaan harga diri rendah dengan terapi okupasi membuat
kerajinan tangan (Tim Pokja, SIKI DPP PPNI, 2018)
No Intervensi
1. Ciptakan ruangan yang nyaman dan tenang
2. Ciptakan hubungan terapeutik dan kolaboratif yang aktif
3. Tujukan keterbukaan, empati, dan kesediaan mendengarkan pikiran dan
perasaan pasien
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
5. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
6. Fasilitiasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
7. Berikan terapi okupasi membuat kerajinan tangan
8. Jelaskan strategi dan proses terapi okupasi membuat kerajinan tangan
9. Libatkan keluarga dalam aktivitas
10. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
11. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
D. Pelaksanaan
9
termotivasi dan bisa lebih percaya diri setelah mempunyai kegiatan atau
ketrampilan baru.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses kelanjutan yang bertujuan untuk menilai
perkembangan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus
sesuai respon klien pada saat tindakan dilakukan. Menurut Keliat (2010)
evaluasi perlu melibatkan keluarga agar dapat melihat perubahan pada klien
dan dapat berupaya untuk mempertahankan serta memelihara perkembangan
klien agar selalu berkembang. Klien dan keluarga perlu dimotivasi untuk
penguatan diri klien (Keliat, 2010).Adapun evaluasi pasien harga diri rendah:
a. Dapat melakukan bina hubungan saling percaya
b. Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik
c. Menerima perubahan pada dirinya
d. Dapat beradaptasi
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penyusunan laporan kasus in, penulis menggunakan rancangan
kasus. Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan peristiwa
yang terjadi pada masa sekarang. (Nursalam, 2015)
Kemudian studi kasus ini yaitu studi kasus untuk mengeksplorasi
masalah asuhan keperawatan pada klien harga diri rendah menggunakan terapi
okupasi.
B. Subjek Penelitian
1 Kriteria Inklusi
a. Pasien harga diri rendah berumur 20 hingga 60 tahun.
b. Pasien dalam kondisi sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik.
c. Pasien dan keluarga bersedia menjadi partisipan.
2 Kriteria Eksklusi
a. Pasien tidak sanggup mengikuti penelitian (mempunyai hambatan
komunikasi, mengalami masalah pendengaran dan masalah lainya
yang bisa mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh data).
b. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau sakit
C. Fokus Studi
Fokus studi pada penelitian ini adalah pengelolaan pada pasien harga
diri rendah dengan terapi okupasi.
D. Definisi Operasional
11
a. Harga diri rendah menurut Keliat (2010) yaitu kondisi dimana individu
merasa dirinya lebih rendah dibandingan orang lain dan berfikir
negative tentang dirinya sendiri sebagai individu yang gagal, tidak
mampu dan tidak berprestasi
b. Terapi okupasi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada klien
dengan gangguan fisik atau mental dengan menggunakan aktifitas
bermakna yang bertujuan untuk mendirikan kemandirian individu agar
mempunyai kegiatan dan ketrampilan pada kehidupan sehari hari serta
mengisi waktu luang (Menkes.2014)
E. Tempat dan Waktu
F. Pengumpulan Data
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mengumpulkan data
dari berbagai sumber dengan cara :
1. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis mengambil metode utama yaitu
wawancara. Data yang diperlukan dari wawancara yaitu identitas,
keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu,riwayat kesehatan keluarga dan pengetahuan keluarga
tentang harga diri rendah. Data tersebut didapat dari pasien dan
keluarganya serta tenaga medis yang bersangkutan dengan pasien.
2. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung pada klien dan
respon klien pada saat sebelum dan sesudah tindakan terapi okupasi.
Pengamatan tersebut dilakukan guna mendapatkan data objektif yang
dilakukan secara langsung untuk melengkapi data yang diperlukan.
3. Studi Pustaka
12
Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan mencari
referensi seperti jurnal, buku, artikel dan internet yang berkaitan
dengan kasus yangdikelola.
G. Penyajian Data
Data yang disajikan secara tekstur sesuai dengan desain penelitian
studi kasus dan dapat disertai dengan table, grafik dan gambar sesuai data
yang diperoleh.
H. Cara Pengolahan dan Analisa Data
Pada penelitian studi kasus ini, data yang diperoleh mengguanakan
aturan yang disesuaikan dengan desain penelitian studi kasus dan dapat
disertai dengan ungkapan verbal dari subyek penelitian yang menjadi data
pendukung.
I. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini etika penelitian sangat penting agar dalam
melakukan penelitian, peneliti tidak membuat kesalahan yang dapat klien
terganggu dan menyebabkan data kurang faktual. Menurut Hidayat (2014)
Beberapa etika yang harus diperhatkkan dalam penelitian adalah :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan menjadi klien)
Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada klien,
Kemudian peneliti memberikan informasi mengenai tujuan dilakukan
penelitian dan memberikan hak dan kewajian klien. Penulis
memberikan kesempatan klien untuk mengambil keputusan antara
menolak atau mau menerima sebagai partisipasi.
13
Penulis menjamin kerahasiaan, seperti informasi responden di
simpan di laptop pribadi dan data akan dimusnahkan atau dihapus
setelah satu tahun penulisan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D. & Rusdi. (2013). Keperawatan jiwa: konsep dan kerangka kerja
asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Hidayat. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Edisi
pertama. Jakarta: Salemba Medika
Kozier,B.,Glenora Erb, Audrey Berman dan Shirlee J.Snyder. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan ( Alih bahasa : Esty Wahyu ningsih, Devi yulianti,
yuyun yuningsih. Dan Ana lusyana ). Jakarta :EGC
Kozier, & et al. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, &
praktik volume 1 (7th ed.; D. Widyarti, ed.). Jakarta: EGC
Mamnu’ah. (2014). Terapi Okupasi Terhadap Harga Diri Klien Gangguan Jiwa,
Jurnal INJEC Vol. 1 No. 2 : 193-196.
15
Menkes RI. (2014). Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 76 tahun
2014, Peraturan mentri kesehatan tentang Pelayanan Terapi Okupasi.
Ponto, D., L., Bidjuni, H., dan Karundeng, M. (2015). Pengaruh Penerapan Terapi
Okupasi Terhadap Penurunan Setres pada Lansia di Panti Wardha Damai
Ranomuut Manado. eJournal Keperawatan, 3.
16
Lampiran 1
LEMBAR BIMBINGAN
NIM : P1337420218065
Judul KTI : Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah Dengan Terapi
Okupasi
17
Keperawatan Purwokerto Pembimbing
18
Lampiran 2
Pada hari……………tanggal……………bulan……………tahun……………,
mahasiswa :
NIM : P1337420218065
Jurusan : Keperawatan
Dinyatakan :
LAYAK/TIDAK LAYAK*
Purwokerto, ………………
Mahasiwa Ketua Penguji
19
Tim Penguji :
NO TANDA
JABATAN NAMA
. TANGAN
Ketua Mukhadiono, SST., MH.
1. 1.
Penguji
2. Penguji 1 Herry Prasetyo, MN 2.
Penguji 2 Dyah Wahyuningsih, S.Kep., Ns.,
3. 3.
M.Kep.
20
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Nama (Inisial) :
Alamat :
risiko dari penelitian yang berjudul “Pengelolaan Pada Pasien Harga Diri Rendah
…..,…./…./2021
Responden
21
Lampiran 4
22
6. Tutup botol bekas
7. Ring untuk gantungan
Prosedur 1. Pra Interaksi
a. Melihat dan mengkaji data klien.
b. Mengkaji riwayat kesehatan klien.
2. Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan.
d. Melakukan kontrak topik, waktu dan tempat
pertemuan.
e. Menjelaksan prosedur
f. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
g. Menanyakan apa yang menyebabkan klien
mengalami harga diri rendah
h. Menyebutkan aspek positif yang dimiliki klien
i. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan
j. Membantu pasien menetapkan kemampuan yang
akan dilatih (terapi okupasi)
3. Kerja
a. Memberikan arahan apa yang akan dibuat
b. Mengobservasi alat dan bahan yang sudah disiapkan
apakah sudah lengkap atau belum
c. Mendampingi mulainya keterampilan kerja dan ajak
bicara klien dengan memberikan arahan
d. Menilai hasil yang sudah dibuat apakah sudah benar
atau belum
4. Terminasi
a. Melakuakan evaluasi tindakan apa yang sudah dibuat
23
b. Mengobservasi perasaan klien setelah melakukan
tindakan keterampilan kerja
c. Melanjutkan kegiatan tersebut untuk meningkatkan
kepercayaan diri
Evaluasi Evaluasi mengenai ketepatan hasil pelaksanaan terapi
khususnya tahap kerja, keaktifan pasien, proses pelaksanaan
secara keseluruhan, dan peningkatan kepercaya diri pasien.
24
Lampiran 5
Nama :
Tempat/ Tanggal :
A. Evaluasi Proses
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. Memperkenalkan Diri
2. Mengungkapkan Perasaan
25
9. Mampu melakukan ketrampilan kerja
sesuai arahan
Total
B. Evaluasi Hasil
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
Menjelaskan prosedur ketrampilan yang
1.
dibuat
Menyampaikan perasaan setelah
2. melakukan kegiatan terapi okupasi
sampai selesai
Menyampaikan manfaat yang dicapai
3. (dirasakan) setelah melakukan terapi
okupasi sampai selesai
Menyampaikan harapan dan rencana
4.
kegiatan setelah terapi selesai
26