Fungsional
"Brem Madiun"
By : Alia Dima Meizaluna 12 IPS 4
Makanan Fungsional
makanan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu
atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap
mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan
serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman yang
mempunyai karakteristik sensoris berupa penampakan, warna, tekstur dan cita
rasa yang dapat diterima oleh konsumen.
01
Sejarah Makanan
Brem Madiun
Sejarah Brem Madiun
Brem merupakan jajanan khas asli dari Madiun. Terbuat dari sari tape ketan yang diolah demikian rupa dan
dibentuk menjadi kotak-kotak. Rasanya manis bercampur asam.Berguna untuk meremajakan kulit,
menghilangkan jerawat dari dalam.Brem sebagai minuman beralkohol, jika dikonsumsi secukupnya,
bermanfaat mencegah stroke dan penyakit jantung. Sebaliknya, menjadi mudarat dan penyebab
penyakit-penyakit tersebut bila kita berlebihan mengonsumsinya. Kata brem merupakan pemikiran
filsafat masyarakat Bali pada zaman dahulu. Sejarah brem dapat dikaitkan dengan perjalanan sejarah
agama Hindu di Bali. Brem pada zaman dahulu merupakan cairan yang dipakai sebagai pengganti darah,
dalam upacara tabuhrah, yang bertujuan untuk melestarikan manusia dengan alam lingkungannya.
Teknologi brem sudah dikenal sebelum tahun 110. Terdapat tiga jenis brem dan dua di antaranya
berbentuk padat. Jenis pertama brem Madiun, berwama putih kekuningan dengan rasa manis-asam.
Bentuknya menyerupai blok dengan ukuran 0,5 X 5 sampai 7 cm. Jenis kedua brem Wonogiri, berwarna
putih dengan rasa manis dan sangat mudah larut. Bentuknya bulat tipis dengan diameter sekitar 5 cm.
Jenis yang ketiga brem Bali, yaitu minuman beralkohol yang sudah terkenal dan diproduksi di Bali. Semua
jenis brem ini dibuat dari air tape ketan.Brem Bali merupakan produk cair yang mengandung alkohol, gula
pereduksi, gas C02, dan sedikit asam organik. Brem terbentuk dari reaksi antara zat tepung dengan enzim
dan sedikit air, sehingga menghasilkan gula. Kemudian gula yang dihasilkan bereaksi lagi dengan enzim,
sehingga menghasilkan alkohol dan gas C02. Brem Bali biasanya dikonsumsi setelah makan.
02
Bahan & Alat
Bahan & Alat
Bahan-bahan:
❑ Beras ketan putih
❑ Ragi tape
❑ Air matang
Peralatan:
❑ Plastik
❑ Alat pengepres
❑ Alat pencetak
❑ Pisau
❑ Panci perebus
❑ Tungku
03
Proses
Pembuatan
Proses Pembuatan
1. Tahap awal pembuatan brem padat sama seperti pada pembuatan
brem cair, yaitu pembuatan tape. Langkah-langkah pembuatan
tape meliputi pencucian beras ketan, pemasukan, pendinginan,
peragian dan pemeraman pada suhu kamar selama 3 hari.
2. Tape ketan yang telah masak kemudian dipres dengan alat
pengepres. Air tape ditampung di dalam panci atau baskom. Ini
merupakan cairan pertama (I). ampasnya dicampur dengan air,
dengan perbandingan 1 : 1 sampai 1 : 2. Campuran tersebut dipres
kembali, cairannya (cairan II) digabungkan dengan cairan pertama.
3. Cairan tape selanjutnya dimasak sampai kental (berbentuk seperti
pasta). Pasta yang terbentuk dimasukkan ke dalam alat pencetak
dengan ketebalan kira-kira 1 centimeter, serta dikeringkan di bawah
sinar matahari sampai kering dan cukup padat untuk dipotong.
Lama pengeringan kira-kira 6 – 7 hari.
4. Setelah padat, brem dipotong-potong dengan pisau yang tajam dan
dibungkus dengan plastik. Brem padat siap untuk disimpan, dijual
atau dimakan.
04
Kisaran Harga
Kisaran Penentuan Harga