Tim Penyusun :
dr. Rizal Novianto,MHPE
dr. Prida Ayudianti, Sp.KK
dr. Riskiyana, MMR
dr Nurfianti Indriana,Sp.OG
dr Zulvikar Syambani Ulhaq,M.Biomed,PhD
ii | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
BUKU AJAR CLINICAL SKILLS LEARNING VIII
REVIEWER:
dr Zulvikar Syambani Ulhaq,M.Biomed,PhD
Tim Penulis :
TOPIK 1 : SIRKUMSISI
dr Rizal Novianto, MHPE
TOPIK 2 : KONTRASEPSI
dr. Prida Ayudianti, Sp.KK
iii | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya tim penyusun dapat
menyelesaikan pembuatan BUKU AJAR CLINICAL SKILLS LEARNING
(CSL) VIII ini tepat pada waktunya.
Buku ajar CSL VIII, ini disusun sebagai salah satu penunjang
pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL)
dalam kerangka kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan Dokter FKIK
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Buku ajar
CSL ini dibuat untuk mahasiswa sebagai panduan dalam
mempraktekkan teori ketika melakukan keterampilan tertentu pada
kegiatan CSL. Isi buku ajar CSL ini meliputi rancangan pembelajaran,
kerangka teori, prosedur keterampilan dan checklist penilaian skill.
Dengan disusunnya buku ini, kami berharap mahasiswa
kedokteran lebih mudah dalam mempelajari dan memahami teknik
CSL yang diajarkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Kami menyadari
bahwa buku ini masih banyak kekurangannya, sehingga kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
dalam penyusunan buku ini.
Wassalam,
Malang, Januari 2021
Tim Penyusun
iv | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
DAFTAR ISI
Kata pengantar iv
Daftar isi v
Tata Tertib CSL vi
Rencana pembelajaran semester viii
Topik 1 Sirkumsisi 1
a. Rancangan Acara Pembelajaran 1
b. Pendahuluan 1
c. Kerangka Teori 2
d. Prosedur Ketrampilan 4
e. Checklist Penilaian Ketrampilan 8
f. Skenario Responsi 9
g. Daftar Pustaka 13
Topik 2 Kontrasepsi 14
a. Rancangan Acara Pembelajaran 14
b. Pendahuluan 15
c. Kerangka Teori 15
d. Prosedur Ketrampilan 27
e. Checklist Penilaian Ketrampilan 46
f. Skenario Responsi 51
g. Daftar Pustaka 55
Topik 3 Manajemen Laktasi dan Pemeriksaan Payudara 56
a. Rancangan Acara Pembelajaran 56
b. Pendahuluan 56
c. Kerangka Teori 57
d. Prosedur Ketrampilan 67
e. Checklist Penilaian Ketrampilan 69
f. Skenario Responsi 74
g. Daftar Pustaka 77
Topik 4 Konseling Prakonsepsi 78
a. Rancangan Acara Pembelajaran 78
b. Pendahuluan 78
c. Kerangka Teori 79
d. Prosedur Ketrampilan 81
e. Checklist Penilaian Ketrampilan 82
f. Skenario Responsi 84
g. Daftar Pustaka 87
vi | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
7. Mahasiswa duduk di depan stasion sesuai dengan urutan
peserta yang telah ditentukan
8. Dilarang berkomunikasi dan membaca soal sebelum aba-aba
dimulai
9. Saat masuk dan keluar dari stasion harus menutup pintu
dengan pelan-pelan
10. Setelah selesai ujian OSCE, mahasiswa masuk ke ruang isolasi
post OSCE yang ada di lantai 2
11. Dilarang pulang terlebih dahulu setelah ujian OSCE sampai
semua kelompok selesai dan pengumunan remidi
12. Mahasiswa yang dinyatakan remidi wajib segera mengikuti
Ujian remidi OSCE
13. Jika ada mahasiswa yang tidak mengikuti aturan ini, maka
panitia berhak untuk tidak mengijinkannya mengikuti ujian
OSCE.
vii | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Identitas Mata Kuliah Identitas danValidasi Nama TandaTangan
Kode Mata Kuliah Dosen Pengembang RPS
Nama Mata Kuliah CSL VIII
Bobot Mata Kuliah (sks) 3 SKS Koord. CSL dr. Nurfianti Indriana, SpOG
Semester 8
Mata Kuliah Prasyarat - Kepala Program Studi :dr. Ana, M.Biomed
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Kode CPL Unsur CPL
A .4. 1 Menguasai prinsip keselamatan pasien dalam pengelolaan masalah kesehatan.
A.7.1 Menginterpretasi data klinis dan kesehatan individu, keluarga, komunitas dan masyarakat, untuk
perumusan diagnosis atau masalah kesehatan dalam kondisi simulasi.
A.8.1 Menegakkan diagnosis, dan diagnosis banding masalah kesehatan dengan menerapkan keterampilan
klinis yang sesuai termasuk anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang, interpretasi hasil,
serta memperkirakan prognosis penyakit dalam kondisi simulasi.
A.9.4 Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk, informed consent) dan
melakukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar dalam kondisi tersimulasi.
CP Matakuliah (CPMK) Topik 1 - Sirkumsisi
Mampu :
1. Menjelaskan indikasi tindakan sirkumsisi
2. Melakukan prosedur tindakan sirkumsisi dengan benar
3. Melakukan beberapa teknik sirkum sisi
viii | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Topik 2 - Kontrasepsi
Mampu :
1. Mahasiswa mampu melakukan konseling kontrasepsi terhadap ibu dan pasangan
2. Mahasiswa mampu melakukan konseling kontrasepsi pasca persalinan
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur insersi dan ekstraksi IUD
4. Melakukan prosedur insersi dan ekstraksi implant
ix | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Bahan Kajian Keilmuan
Topik 1 - Sirkumsisi
Anatomi, Urologi, Komunikasi
Topik 2 - Kontrasepsi
Anatomi, Reproduksi, Komunikasi
Deskripsi Mata Kuliah : CSL VIII ini terdiri dari 4 topik yaitu topik sirkumsisi, kontrasepsi, manajemen laktasi dan pemeriksaan
payudara serta konseling. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu
melakukan sirkumsisi, pemasangan kontrasepsi, manajemen laktasi, pemeriksaan payudara serta
konseling sesuai SKDI 2019.
xi | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Penilaian*
Metode
POKOK BAHASAN Waktu Teknik penilaian
No TOPIK CSL Pembelajaran Indikator/ kode
/bobot
(Level Kompetensi) CPL
1 2 3 5 7 8 9
1 Sirkumsisi Anamnesis 1. Kuliah 1x 100 mnt CP 4 Pretest 5%
a. Melakukan anamnesis Pengantar CP 7 OSCE 80%
dengan bahasa yang mudah CP 8 Responsi 15%
dipahami oleh pasien dan CP 9
2. Terbimbing 1x200mnt
keluarga/pengasuhnya
terkait keluhan utama sesuai
daftar masalah sirkumsisi (4) 3. Responsi 1x200mnt
b. Mendapatkan data tentang
faktor risiko sirkumsisi yang 4. Mandiri 1x200mnt
ada pada diri pasien (4)
Tatalaksana Non-Farmakoterapi:
a. Sirkumsisi (4)
2 Kontrasepsi Anamnesis : CP 4
1. Anamnesis kontrasepsi CP 7
CP 8
Pemeriksaan : CP 9
1. Insersi dan esktraksi IUD (4)
2. Insersi dan ekstraksi implant (4)
Konseling (4)
xii | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
3 Manajemen Anamnesis : CP 4
1. Kelainan payudara CP 7
Laktasi
2. Anamnesis langkah menyusui CP 8
dan CP 9
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan
1. Teknik laktasi
Payudara 2. Pemeriksaan payudara
xiii | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
TOPIK 1
SIRKUMSISI
B. Pendahuluan
Sirkumsisi adalah tindakan bedah untuk mengeliminasi
(membuang) kulit luar (preputium) yang menutupi glans penis. Di
Indonesia, sirkumsisi biasa dilakukan karena perintah agama dan
budaya, terutama pada usia 2 minggu kelahiran atau saat awal remaja.
Sirkumsisi juga dilakukan karena alasan medis untuk mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan preputium penis. Dengan alasan
tersebut diharapkan lulusan dokter FKIK UIN Maliki mampu melakukan
sirkumsisi dengan baik dan benar.
Sebelum mengikuti pelatihan skill sirkumsisi mahasiswa
diharapkan telah melewati blok urogenital dengan baik. Selain itu,
keterampilan skill sirkumsisi merupakan kemampuan skill tingkat tinggi
yang harus dikuasi oleh mahasiswa FK UIN Malilki Malang sehingga
mahasiswa juga harus sudah mengikuti pelatihan skill sebelumnya yang
diperlukan untuk menunjang skill sirkumsisi. Skill yang dimaksud
1|Program Studi Pendidikan Dokter
meliputi skill komunikasi, teknik aseptik, pemeriksaan urogenital, teknik
injeksi, dan bedah minor.
C. Kerangka Teori
1. Tinjauan Anatomis
Penis merupakan organ yang dilewati oleh uretra. Penis
berfungsi sebagai saluran untuk menyalurkan semen saat hubungan
seksual.
Penis dibagi menjadi regio pangkal penis, regio korpus penis,
dan regio glans penis. Regio pangkal penis adalah bagian yang melekat
di simphisis pubis. Regio korpus penis merupakan bagian berbentuk
saluran, sedangkan regio glans penis adalah bagian distal. Corona
radiata terletak antara korpus penis dan glans penis.
D. Prosedur Ketrampilan
Nilai
NO Aspek keterampilan yang dinilai
0 1 2
Menyiapkan alat dan bahan secara steril serta
1
diletakkan di tempat yang mudah dijangkau
2 Menyiapkan pasien
Melakukan anamnesis, memastikan adanya
3
indikasi / kontraindikasi
4 Melakukan Informed consent
(................................................)
F. Skenario Responsi
Seorang laki-laki berusia 8 tahun datang ke poliklinik
diantar ibunya dengan tujuan untuk berkhitan. Dari pemeriksaan
vital sign, Nadi : 90x/menit, RR : 20x/menit, t: 36,7°C. Pemeriksaan
genitalia tidak ditemukan perlengketan antara preputium dan
gland penis. Preputium dapat diretraksi.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesa pada kasus tersebut.
2. Lakukan Informed consent dan KIE pada pasien ini.
3. Lakukan tatalaksana sirkumsisi pada pasien ini.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesa pada kasus tersebut.
2. Lakukan Informed consent dan KIE pada
pasien ini.
10 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
3. Lakukan tatalaksana sirkumsisi pada pasien
ini.
(Tuliskan/lampirkan
hasil/prosedur/foto/ilustrasi pada aspek
penilaian yang bersesuaian)
10.
Penulis dr Rizal Novianto,SpOG
Pendidikan Dokter FKIK UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
11.
Referensi 1. WHO 2009, Manual for Male Circumcision Under
Local Anesthesia.
2. Purnomo, Basuki 2008. Dasar - dasar Urologi. CV.
Sagung Seto, Jakarta.
12 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
G. Daftar Pustaka
1. WHO 2009, Manual for Male Circumcision Under Local Anesthesia.
2. Purnomo, Basuki 2008. Dasar - dasar Urologi. CV. Sagung Seto,
Jakarta.
13 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
TOPIK 2
KONTRASEPSI
A. Rancangan Acara Pembelajaran
TOPIK Kontrasepsi
JML MHS/KLP 10 Mahasiswa/Kelompok
METODE Metode pembelajaran dengan menggunakan
manekin
WAKTU/KLP 200 menit (terbimbing)
200 menit (responsi)
ALAT dan BAHAN No. Alat/Bahan Jumlah
1 IUD T 380 A 5 set
2 Implan 5 set
3 Spekulum 5 set
4 Tenakulum 5 set
5 Sonde uterus 5 set
6 Korentang / cunam 5 set
ovum
7 Gunting 5 set
8 Mangkuk untuk larutan 5 set
antisepstik
9 Handschoen 5 set
10 Povidone iodine 5 set
11 Kassa 5 set
12 Lampu 5 set
13 Manekin uterus 5 set
14 Manekin tangan 5 set
15 Bed pasien dan meja 5 set
penyangga
16 Handwash 5 set
17 Duk steril 5 set
18 Lidocaine ampul 5 set
19 Spuit 5 cc 5 set
20 Scalpel no 11 5 set
21 Band aid / plester 5 set
22 Mangkuk untuk implan 5 set
23 Trokar no 10 dan 5 set
pendorong
INSTRUKTUR Dokter
14 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
B. Pendahuluan
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR).
Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam
memilih dan menentukan jenis kontrasepsi yang akan digunakan
sesuai dengan pilihannya. Di samping itu dapat membuat klien merasa
lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan
keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi
antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan
kepercayaan yang sudah ada. Informasi yang jelas dan lengkap melalui
Informed Choice akan memudahkan klien memilih kontrasepsi yang
akan digunakan.
Dalam melakukan konseling, petugaskan memberikan informasi
mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugiannya
serta bagaimana cara penggunaannya. Konseling mengenai kontrasepsi
yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi
dalam program Keluarga Berencana. Petugas dapat memberikan
penjelasan menggunakan flip charts, poster, pamflet atau halaman
bergambar. Petugas mendorong klien untuk melihat persamaan yang
ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan cara
ini petugas membantu klien untuk membuat suatu pilihan (informed
choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya
klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila
memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan yang dipilihnya,
klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih
efektif.
C. Kerangka Teori
1. Pemilihan Kontrasepsi
15 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Gambar 1. Fase dalam Perencanaan Keluarga
16 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
2. Konseling Kontrasepsi terhadap ibu dan pasangan dengan
langkah konseling KB SATU TUJU
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang
baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah
dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Definisi SATU TUJU sebagai
berikut :
• SA : SApa dan Salam klien.
• T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu
klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan,
harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan
keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh
klien. Pada saat ini juga dilakukan penapisan pasien. Tujuan
utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode
kontrasepsi adalah untuk menentukan apakah ada :
o Kehamilan
o Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
o Masalah (misal diabetes atau tekanan darah tinggi)
yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan
lebih lanjut.
• U : Uraikan. Menjelaskan mengenai kontrasepsi yang
menjadi pilihan klien dan yang paling mungkin.
• TU : BanTU klien menentukan pilihan. Bantulah klien
berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan
dan kebutuhannya. Informed choice adalah pemilihan
kontrasepsi setelah mendapatkan pengetahuan dan
informasi yang lengkap. Bagi calon peserta KB baru yang
memperoleh Informed choice apabila mengalami efek
samping, komplikasi dan kegagalan tidak terkejut karena
sudah mengerti tentang kontrasepsi yang dipilihnya.
• J : Jelaskan bagaimana pemakaian kontrasepsi.
• U : Kunjungan Ulang. Bertujuan untuk pemeriksaan
lanjutan.
3. Jenis kontrasepsi
Kontrasepsi Non Hormon
a. Kontrasepsi Tanpa Alat / Obat
• Senggama Terputus
• Pembilasan pascasenggama
• Perpanjangan Menyusui Anak (Prolonged Lactation)
• Pantang Berkala (Rhythm Method)
b. Kontrasepsi Sederhana pada Pria
17 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
• Kondom
c. Kontrasepsi Sederhana pada Wanita
• Pesarium
• Spermitisida
d. Kontrasepsi AKDR Non Hormonal
e. Kontrasepsi Mantap
• Kontrasepsi mantap pada wanita (sterilisasi)
• Kontrasepsi mantap pada laki – laki (vasektomi)
Kontrasepsi Hormon
a. Pil Kontrasepsi
• Pil Kontrasepsi Kombinasi
• Pil Sekuensial
• Mini-pill (continous low dose progesterone pill atau
progesteron only pill)
• Post coital contraception (morning after pill)
• Amenorhea pascapil (Post pill Amenorhoea)
b. Kontrasepsi Suntikan
• Suntik 3 bulan
• Suntik 1 bulan
c. Kontrasepsi Implan
d. AKDR hormon
18 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
5. Kontrasepsi Suntikan
❖ Suntik 3 bulan
Depo Provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron. Depo Provera
mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif
• Mekanisme kerja
✓ Menghambat ovulasi dengan menekan pembentukan
GNRH
✓ Menghambat sperma melalui pengentalan lendir
serviks.
✓ Menghalangi Implantasi ovum
✓ Mengganggu perjalanan ovum di tuba
❖ Suntik 1 bulan
Suntik 1 bulan terdiri dari hormon progestin dan estrogen.
Preparat yang dipakai adalah medroxy progesterone acetate atau
norethisterone enanthate dan estradiol valerat. Contoh merek
dagang adalah Cyclofem, Cycloprovera, Mesygna dan Norigynon.
Mekanisme kerja suntik 1 bulan adalah mencegah terjadinya
ovulasi (keluarnya ovum dari ovarium).
❖ Jenis :
▪ Bentuk linier : lippes loop, Saf-T-coil, Dalkon Shield, Cu-7, Cu-T,
spring coil, dan Margulies spiral
▪ Bentuk tertutup (cincin) : Ota ring, Antigon F, Ragab ring, Cincin
Gravenberg, cincin Hall-Stone, Birnberg bow, dll.
❖ Keuntungan :
▪ Dilakukan 1x saat pemasangan
▪ Efek sistemik tidak ada
▪ Ekonomis
▪ Efektivitas tinggi
▪ Reversibel
❖ Efek samping :
▪ Flek atau perdarahan
▪ Nyeri atau kram perut
▪ Gangguan saat bersenggama disebabkan benang IUD keluar dari
porsio uteri.
▪ Ekspulsi
❖ Komplikasi :
▪ Infeksi
▪ Perforasi
▪ Kehamilan dengan IUD insitu
7. Kontrasepsi Implant
❖ Jenis :
o Norplant. 6 kapsul, panjang kapsul 34 mm, diameter 2,4
mm yang berisi 216 mg levonogestrel.
o Jadelle. 2 kapsul, anjang kapsul 43 mm, diameter 2,5 mm
yang berisi 150 mg levonogestrel.
o Implanon. 1 kapsul, dikemas dalam trokar steril yang
berisi etonogestrel (3-ketodesogestrel)
❖ Mekanisme kerja:
▪ Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme
utamanya adalah menebalkan mukus serviks sehingga
tidak dapat dilewati oleh sperma. Perubahan terjadi
setelah pemasangan implan.
▪ Progestin menekan pengeluaran follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari
hipothalamus dan hipofise. Lonjakan LH (surge)
21 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
direndahkan sehingga ovulasi ditekan oleh levonogestrel.
Level LH ditekan lebih kuat oleh etonogestrel sehingga
tidak terjadi ovulasi.
▪ Penggunaan jangka panjang, menyebabkan hipotropisme
endometrium sehingga dapat mengganggu proses
implantasi. Perubahan pertumbuhan dan maturasi
endometrium menjadi penyebab terjadinya perdarahan
iregular.
❖ Efek samping:
▪ Perubahan perdarahan haid. Dialami oleh sebagian besar
perempuan terutama 90 hari pemakaian.
▪ Sakit kepala
▪ Perubahan berat badan (biasanya meningkat)
▪ Perubahan suasana hati (gugup atau cemas)
▪ Depresi
▪ Lain – lain : mual, perubahan selera makan, payudara
lembek, bertambahnya rambut di badan atau muka,
jerawat.
Persiapan operator
o Cuci tangan
o Memakai handschoen steril
Langkah 2
• Periksa genitalia eksterna, untuk mengetahui adanya ulkus,
pembesaran kelenjar
• Lakukan pemeriksaan inspikulo untuk mengetahui cairan vagina,
servisitis
• Lakukan pemeriksaan bimanual untuk menentukan besar, posisi,
28 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
konsistensi dan mobilitas uterus
Langkah 3
Memasukkan lengan AKDR
Copper T 380A
• Memastikan AKDR berada
di tabung inserter
• Memastikan ujung tabung
inserter proksimal berada
di tempat membuka
kemasan
• Letakkan kemasan di atas
permukaan datar dan
keras. Posisi kertas
penutup transparan
berada di atas.
• Buka lembar penutup di
bagian proksimal hingga
setengah jarak dengan Gambar 3. Memasukkan pendorong
pembatas berwarna biru. ke dalam tabung
• Angkat kemasan dengan
memegang bagian yang
sudah dibuka. Hati – hati
jangan sampai AKDR
keluar dari tabung
inserter.
• Kedua bagian kertas
penutup yang sudah
terbuka dilipat ke setiap
sisi dan dipegang dengan
tangan kiri
• Tangan kanan
memasukkan pendorong
ke dalam tabung inserter
dan dorong secara hati-
hati sampai menyentuh
ujung batang AKDR
(gambar 3).
• Letakkan kembali kemasan
AKDR pada tempat datar
dengan bagian transparan Gambar 4. Posisi AKDR pada waktu
menghadap ke atas akan melipat lengannya
• Ujung lengan AKDR
ditahan dari luar dengan
29 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri. Inserter
didorong sampai ke
pangkal lengan (gambar
4).
• Tahan ke-2 lengan yang
sudah terlipat dengan
menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk hingga kedua
lengan AKDR mendekati
tabung inserter.
• Tarik tabung inserter. Gambar 5. Memasukkan lengan
Rapatkan kedua ujung AKDR yang sudah terlipat ke dalam
lengan AKDR. Dorong tabung inserter
kembali ujung inserter
sampai ke-2 ujung lengan
masuk ke dalam tabung
inserter gambar 5).
• Pembatas berwarna biru
pada tabung inserter
digunakan sebagai tanda
kedalaman kavum uteri
dan penunjuk ke arah
mana lengan akan
membuka saat dikeluarkan
dari tabung inserter.
• Atur jarak pembatas dari Gambar 6. Lengan AKDR yang sudah
luar (jarak antara ujung masuk dalam tabung inserter
lengan yang terlipat
dengan pembatas sama
dengan panjang
kedalaman kavum uteri
yang telah diukur dengan
sonde).
• Putar pembatas sehingga
berada pada bidang
horizontal yang sama
dengan lengan AKDR
(gambar 6).
• Buka seluruh penutup
transparan. Pegang tabung
inserter. AKDR siap untuk
dipasangkan di dalam Gambar 7. Lengan AKDR yang sudah
30 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
uterus. (gambar 7). masuk dalam tabung inserter
• Pastikan tabung inserter
tidak tersentuh
permukaan yang tidak
steril agar tidak
terkontaminasi (teknik
tanpa sentuh)
Langkah 4
• Cuci tangan dan memakai handschoen steril
• Lakukan tindakan antiseptik di area genitalia
• Memasang spekulum, membersihkan vagina dan serviks dengan
larutan antiseptik
• Memasang tenakulum
Langkah 5
Masukkan sonde uterus dengan teknik tanpa sentuh untuk
menentukan posisi uterus dan kedalaman kavum uteri.
Langkah 6.
Pasang AKDR Copper T 380
A:
• Memastikan letak
pembatas warna biru pada
tabung inserter sesuai
dengan kedalaman kavum
uteri. Masukkan tabung
inserter sampai
menyentuh fundus Gambar 8. Memasukkan tabung
(gambar 8) inserter yang sudah berisi AKDR
• Lepas lengan AKDR
dengan menggunakan
teknik menarik tabung
inserter (withdrawal
technique).
• Tarik keluar pendorong
(gambar 9).
• Setelah lengan AKDR lepas,
dorong secara perlahan-
lahan tabung inserter ke
dalam cavum uteri sampai Gambar 9. Menarik keluar tabung
pembatas warna biru) inserter untuk melepaskan lengan
menyentuh serviks AKDR
(gambar 10).
• Tarik keluar sebagian
tabung inserter untuk
31 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
menampilkan benang,
kemudian potong benang
AKDR kira-kira 3-4 cm dari
ostium serviks. AKDR
terpasang dalam uterus
(gambar 11)
• Lepas tenakulum. Bila ada
perdarahan dari tempat
bekas tusukan ujung
tenakulum, tekan dengan
kasa sampai perdarahan Gambar 10. Memasang AKDR
berhenti. setinggi mungkin sampai puncak
cavum uteri
Langkah 2
• Memasang spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR
Langkah 3
• Membersihkan serviks dan vagina dengan larutan antiseptik
Langkah 4
• Meminta klien untuk tenang dan memberitahukan mungkin
timbul nyeri tapi itu normal
• Pencabutan normal :
Jepit benang menggunakan klem lurus/klem ovum DTT/steril.
Tarik benang pelan-pelan, tidak boleh menarik dengan kuat.
AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah. Untuk mencegah
benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR
secara perlahan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung
AKDR masih dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan
tarik keluar.
• Pencabutan sulit :
Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis
dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak
ditemukan pada kanalis servikalis, masukkan alat pencabut
AKDR ke dalam kavum uteri untuk mengait AKDR.
Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian sulit
untuk dikeluarkan melalui kanalis servikalis, putar klem (pelan-
pelan) sambil tetap menarik batang AKDR selama klien tidak
33 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
mengeluh sakit. Bila dari pemeriksaan bimanual didapatkan
uterus hiperante/retrofleksio, gunakan tenakulum untuk
menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah dan ke atas
dengan pelan – pelan dan hati – hati, sambil memutar klem.
Gambar 12.
Pencabutan AKDR
Copper T 380A
Langkah 5
• Buang bahan habis pakai
• Bersihkan permukaan meja ginekologi yang terkontaminasi
dengan klorin 0,5%.
• Dekontaminasi alat – alat
Langkah 6
• Lepas sarung tangan
• Cuci tangan
Langkah 7
• Evaluasi follow up bila ada keluhan
34 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
4. Prosedur Insersi Implan
Langkah
Langkah 1
• Salam dan Sapa klien
• Menanyakan Informasi Pribadi
• Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan
• Persetujuan tanda tangan pasien dicantumkan di lembar
informed consent.
• Persiapan klien, alat bahan dan operator :
Persiapan klien
o Klien mencuci dan membilas lengan atas.
o Persilahkan klien berbaring dengan lengan atas di meja
penyangga. Lengan atas membentuk sudut 30° terhadap bahu
dan sendi siku 90°.
Persiapan alat bahan
o Meja periksa
o Penyangga lengan atau meja samping
o Handwash
o Implan, buka bungkus steril dan letakkan di mangkok steril.
Implan-plus kapsul sudah berada di dalam trokar.
o Duk steril
o Mangkok steril
o Handschoen
o Larutan antiseptik
o Anestesi lokal 1%
o Spuit 5 cc
o Trokar 10 dan pendorong
o Skalpel
o Band aid
o Kassa
Langkah 2
• Menentukan
tempat
pemasanga
n, 8 cm di
atas lipat
siku, di
daerah
medial
lengan atas
(gambar Gambar 13. Tempat pemasangan implan
13). Pilihlah
lengan yang
35 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
jarang
digunakan
oleh klien.
Langkah 3
• Cuci tangan
• Memakai handschoen steril
• Lakukan antisepsi di area insisi.
• Demarkasi area insisi / lapangan operasi dengan doek steril
Langkah 4
• Lakukan
anestesi
lokal di area
insisi secara
intrakutan
dan
subdermal.
Menyuntikka
n anestesi
pada jalur
kapsul
(masing –
masing 1 ml)
membentuk
huruf V.
• Tes tempat
insisi dengan Gambar 14. Pemberian anestesi
ujung jarum
atau skalpel
untuk
memastikan
obat anestesi
telah bekerja
Langkah 5
• Pegang skalpel dengan sudut 45°
• Buat insisi dangkal untuk menembus kulit.
Langkah 6.
• Trokar sisi
tajam
dipegang
menghadap
ke atas
(gambar 15).
36 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
• Tanda 1 :
batas
masuknya
trokar
sebelum
memasukkan
setiap kapsul.
• Tanda 2 :
batas
Gambar 15. Tanda pada trokar
pencabutan
trokar setelah
memasang
setiap kapsul.
Langkah 7
• Masukkan ujung trokar dengan posisi 45° kemudian turunkan
menjadi 30° saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar
permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1. (gambar 16)
• Masukkan trokar perlahan – lahan dan hati – hati ke arah tanda 1
(gambar 20.5). Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan (gambar 16).
Langkah 8
Setelah trokar masuk sampai tanda 1, cabut pendorong dari trokar
(gambar 17).
38 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Langkah 11
• Tahan
pendorong
kemudian
tarik trokar
mendekati
pangkal
pendorong
sampai tanda
2. (gambar 18
dan gambar
20). . Gambar 20. Tanda pada trocar
Langkah 12
• Raba ujung
kapsul
dengan jari
untuk
memastikan
kapsul sudah
keluar
seluruhnya
dari trokar
(Gambar 21).
Gambar 21. Menempatkan kapsul di lapisan
subdermal
Langkah 13
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, geser trokar sekitar 30°,
mengikuti pola huruf V pada lengan (fiksasi kapsul pertama dengan
jari telunjuk) dan masukkan kembali trokar mengikuti alur kaki V
sebelahnya sampai tanda 1 (gambar 22).
39 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Gambar 22. Memindahkan arah trokar
Langkah 14
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
telah terpasang.
Langkah 15
• Setelah kapsul terpasang dan posisi sudah tepat, keluarkan
trokar pelan –pelan.
• Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kassa selama 1
menit untuk menghentikan perdarahan.
Langkah 16
• Tutup luka insisi menggunakan band aid atau plester.
Langkah 17
Periksa adanya perdarahan
Langkah 18
• Buang bahan habis pakai
• Bersihkan meja peralatan dengan klorin 0,5%.
• Dekontaminasi alat – alat
Langkah 19
• Lepas sarung tangan
• Cuci tangan
Langkah 20
• Amati perdarahan dari luka insisi lebih kurang 15 – 30 menit.
• Evaluasi bila ada keluhan.
40 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
• Perawatan luka :
o Pertahankan pembalut tekan selama 48 jam
o Pertahankan band aid sampai luka insisi sembuh (3-5 hari)
Langkah 3
• Cuci tangan
• Memakai handschoen steril
• Lakukan antisepsis di area insisi.
• Demarkasi area insisi / lapangan operasi dengan doek steril
Langkah 4
• Lakukan
anestesi
intrakutan
(gambar 24).
• Sebelum
memulai,
sentuh tempat
insisi dengan
ujung jarum
atau skalpel
untuk Gambar 24. Posisi lengan
memastikan
obat anestesi
telah bekerja
Langkah 5
• Tentukan lokasi
insisi yang
mempunyai
jarak sama dari
ujung bawah
semua kapsul
(dekat siku),
kira – kira 5 mm
dari ujung
bawah kapsul
(gambar 25).
• Sebelum
menentukan
lokasi, pastikan
tidak ada ujung Gambar 25. Menentukan lokasi insisi
kapsul di
tempat insisi
untuk
42 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
mencegah
terpotongnya
kapsul.
Langkah 6
• Buat insisi
melintang lebih
kurang 4 mm
dengan
menggunakan
skalpel (gambar
26).
Gambar 26. Membuat insisi
Langkah 7
• Mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang
terdekat tempat insisi.
Langkah 8
• Dorong ujung
kapsul ke
arah insisi
dengan jari
tangan
sampai ujung
kapsul
tampak pada
Gambar 27. Mendorong kapsul ke luka insisi
luka insisi
(gambar 27)
Langkah 9
• Saat ujung
kapsul
tampak pada
luka insisi,
masukkan
klem
lengkung
(mosquito Gambar 28. Menjepit kapsul dengan klem
atau Crile), lengkung
jepit ujung
kapsul.
(gambar 28)
Langkah 10
• Membebaskan
kapsul dari
jaringan ikat
43 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
yang
melingkupi
(gambar 29).
Gambar 30. Menjepit kapsul bebas jaringan ikat dengan klem kedua
44 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Gambar 32. Menarik kapsul keluar
Langkah 12
• Gunakan teknik yang sama (langkah 7 - 11) untuk mencabut
kapsul berikutnya.
Langkah 13
• Tunjukkan kapsul kepada klien bahwa kapsul telah terambil.
• Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kassa selama 1
menit untuk menghentikan perdarahan.
• Bersihkan dengan kasa antiseptik
Langkah 14
• Tutup luka insisi menggunakan band aid atau plester.
• Tutup dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi
memar
Langkah 15
Periksa adanya perdarahan
Langkah 16
• Buang bahan habis pakai
• Bersihkan meja peralatan dengan klorin 0,5%.
• Dekontaminasi alat – alat
Langkah 17
• Lepas sarung tangan
• Cuci tangan
Langkah 18
• Amati perdarahan dari luka insisi lebih kurang 15 – 30 menit
• Evaluasi follow up bila ada keluhan.
• Perawatan luka :
o Pertahankan pembalut tekan selama 48 jam
o Pertahankan band aid sampai luka insisi sembuh (3-5 hari)
45 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
E. Checklist Penilaian Ketrampilan
KONSELING KELUARGA BERENCANA
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Mempersilahkan pasien duduk dan
1.
memperkenalkan diri
2. Menanyakan informasi pribadi
3. Menanyakan keluhan utama
4. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
5. Menanyakan riwayat penyakit lalu
6. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
7. Riwayat sosial dan kebiasaan
8. Informed Choice
9. Memberikan kesimpulan
Memberikan konseling sesuai hasil Informed
10.
Choice
(................................................)
46 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
INSERSI AKDR
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Mempersilahkan pasien duduk dan
1.
memperkenalkan diri
2. Menanyakan informasi pribadi
3. Menanyakan keluhan utama
4. Informed consent
5. Persiapan pemasangan AKDR
6. Cuci tangan dan memakai handschoen
7. Pemeriksaan genitalia
8. Memasukkan lengan AKDR di dalam kemasan steril
9. Lakukan tindakan antiseptik
10. Memasang spekulum dan tenakulum
11. Masukkan sonde uterus
12. Pasang AKDR
13. Dekontaminasi alat dan buang bahan habis pakai
14. Memberikan kesimpulan dan rencana Follow up
Mengetahui,
Instruktur
(................................................)
47 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
EKSTRAKSI AKDR
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Mempersilahkan pasien duduk dan
1.
memperkenalkan diri
2. Menanyakan informasi pribadi
3. Menanyakan keluhan utama
4. Informed consent
5. Persiapan pengambilan AKDR
6. Cuci tangan dan memakai handschoen
7. Pemeriksaan genitalia
8. Lakukan tindakan antiseptik
9. Memasang spekulum
10. Ekstraksi AKDR
11. Dekontaminasi alat dan buang bahan habis pakai
12. Memberikan kesimpulan dan rencana Follow up
Mengetahui,
Instruktur
(................................................)
48 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
INSERSI IMPLAN
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Mempersilahkan pasien duduk dan
1.
memperkenalkan diri
2. Menanyakan informasi pribadi
3. Menanyakan keluhan utama
4. Informed consent
5. Persiapan insersi implan
6. Menentukan tempat pemasangan implan
7. Cuci tangan dan memakai handschoen
8. Lakukan tindakan antiseptik dan demarkasi
9. Anestesi lokal
10. Insisi kulit
11. Memasukkan trokar
12. Memasukkan kapsul
13. Memastikan posisi kapsul
14. Mengeluarkan trokar
15. Hemostasis dan menutup luka insisi
16. Evaluasi perdarahan
17. Buang bahan habis pakai dan dekontaminasi alat
18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
19 Memberikan kesimpulan dan rencana Follow up
Nilai = skor X 100 % =
36
Keterangan :
o 0 = tidak dilakukan
o 1 = dilakukan , tapi belum sempurna
o 2 = dilakukan dengan sempurna
Mengetahui,
Instruktur
49 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
(................................................)
EKTRASI IMPLAN
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Mempersilahkan pasien duduk dan
1.
memperkenalkan diri
2. Menanyakan informasi pribadi
3. Menanyakan keluhan utama
4. Informed consent
5. Persiapan ekstraksi implan
6. Menentukan lokasi implan
7. Cuci tangan dan memakai handschoen
8. Lakukan tindakan antiseptik dan demarkasi
9. Anestesi lokal
10. Insisi kulit
11. Mencabut kapsul implan
12. Hemostasis dan menutup luka insisi
13. Evaluasi perdarahan
14. Buang bahan habis pakai dan dekontaminasi alat
15. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
16. Memberikan kesimpulan dan rencana Follow up
Nilai = skor X 100 % =
32
Keterangan :
o 0 = tidak dilakukan
o 1 = dilakukan , tapi belum sempurna
o 2 = dilakukan dengan sempurna
Mengetahui,
Instruktur
(................................................)
50 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
F. Skenario Responsi
Seorang perempuan, P1001Ab0 berusia 24 tahun datang ke poliklinik
datang sendiri dengan tujuan ingin KB. Pasien baru saja melahirkan
anaknya yang pertama 2 bulan lalu, saat ini masih menyusui. Pasien ingin
pasang IUD namun masih ragu-ragu dengan pilihan KB lainnya. Dari
pemeriksaan vital sign, Tensi : 110/70, Nadi : 90x/menit, RR : 20x/menit,
tax: 36,7°C
TUGAS :
1. Lakukan anamnesa pada kasus tersebut.
2. Lakukan Informed consent dan KIE pada pasien ini.
3. Lakukan tatalaksana pemasangan IUD pada pasien ini.
Template Responsi
1. Nomor Station
2. Judul Station Konseling Keluarga Berencana
(SKDI: Keterampilan – 4A)
3. Alokasi Waktu 8 menit
4. Tingkat Tingkat Kemampuan SKDI: 4A
Kemampuan Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
Kasus yang awal, merujuk kasus bukan gawat darurat.
Diujikan
5. Kompetensi 1. Anamnesis
Diujikan 2. Pemeriksaan fisik/psikiatri
3. Interpretasi data/kemampuan prosedural
pemeriksaan penunjang
4. Penegakan diagnosis dan diagnosis banding
5. Tatalaksana nonfarmakoterapi
6. Tatalaksana farmakoterapi
7. Komunikasi dan edukasi pasien
8. Perilaku professional
6. Kategori Sistem 1. Sistem Saraf
Tubuh 2. Psikiatri
3. Sistem Indra
4. Sistem Respirasi
5. Sistem Kardiovaskular
6. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, dan
Pankreas
7. Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
8. Sistem Reproduksi
51 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
9. Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi
10. Sistem Hematologi dan Imunologi
11. Sistem Muskuloskeletal
12. Sistem Integumen
7. Instruksi SKENARIO KLINIK:
Peserta Ujian
Seorang perempuan, P1001Ab0 berusia 24 tahun
datang ke poliklinik datang sendiri dengan tujuan
ingin KB. Pasien baru saja melahirkan anaknya yang
pertama 2 bulan lalu, saat ini masih menyusui.
Pasien ingin pasang IUD namun masih ragu-ragu
dengan pilihan KB lainnya. Dari pemeriksaan vital
sign, Tensi : 110/70, Nadi : 90x/menit, RR :
20x/menit, tax: 36,7°C.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesa pada kasus tersebut
2. Lakukan Informed consent dan KIE pada pasien
ini!
3. Lakukan tatalaksana pemasangan IUD pada
pasien ini !
INSTRUKSI KHUSUS
(Tuliskan/lampirkan
hasil/prosedur/foto/ilustrasi pada aspek
52 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
penilaian yang bersesuaian)
54 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
G. Daftar Pustaka
1. Biran,A. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Anwar,M. (2017). Ilmu Kandungan. Jakarta : : Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
55 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
TOPIK 3
MANAJEMEN LAKTASI DAN PEMERIKSAAN
PAYUDARA
B. Pendahuluan
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi sampai
sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk,
air teh, madu , air putih. Pada pemberian ASI ekslusif bayi juga
tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, bubur nasi,
bubur nasi, biskuit, tim dan sebagainya. Pemberian ASI secara
benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai enam bulan,
tanpa makanan pendamping. Di atas usia enam bulan , bayi
memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat
dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun.
Menyusui memang alamiah, Namun, sekedar memahami
menyusui sebagai kodrat saja belumlah cukup. Diperlukan
pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal
manfaat maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan teknis
pemberian ASI.
Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah
pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi
payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-
56 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker
payudara.
Topik “Manajemen Laktasi dan Pemeriksaan Payudara”
berkaitan dengan topik Clinical Skill Lab sebelumnya yaitu
tehnik sambung rasa dan anamnesis.
C. Kerangka Teori
1. Manajemen Laktasi
A. Anatomi Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawa kulit, di
atas otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia mempunya sepasang kelenjar
payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri
umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil
payudara membesar, mencapai 600gram dan pada waktu
menyusui bisa mencapai 800gram.
Ada 3 bagian utama payudara, yaitu :
1. Korpus (badan)
2. Areola
3. Papilla atau puting
Gambar 1. Payudara
58 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
• Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu,
dan yang satu di depan
• Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara
• Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
• Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang
lain menopang dibawah.
a. Meletakaan bayi
b. Memegang payudara
Gambar 3. Cara meletakkan bayi
dan memegang payudara
60 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Gambar 5. Berbagai macam posisi menyusui
Benar Salah
1.2.Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa (7g%).
Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa
dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam
mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa
mempunyai manfaat mempertinggi absorbsi kallsium dan
merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus
1.3.Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein
ASI sebesar 0.9% , 60% diantaranya whey, yang lebih
mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi).
Dalam ASI terdapat sistin atau taurin yang tidak terdapat
dalam susu sapi. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan
somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.
1.5.Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K
yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan
darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan
mudah diserap. Vitamin E, terutama di kolostrum. Dalam
ASI juga terdapat vitamin D.
2.2. Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi.
Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100mg/100ml tertinggi
diantara semua cairan biologis. Dengan mengikat zat besi,
maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan
kuman tertentu, yaitu laktoferin bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu Stafilokokus
dan E. Coli yang juga memerlukan zat besi untuk
pertumbuhannya. Laktoferin juga dapat menghambat
pertumbuhan jamur kandida.
2.3. Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri
(bakteriosidal) dan antiinflamatori, bekerja bersama peroksida
dan askorbat untuk menyerang E-coli dan sebagian keluaraga
salmonela. Lisozim meningkat pada 6 bulan pertama setelah
kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan setelah 6 bulan bayi
mendapatkan makanan padat dan lisosim merupakan faktor
protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri patogen dan
penyakit diare pada periode ini.
2.6. Antibodi
ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin yaitu,
secretory IgA (SigA), IgE, IgM dan IgG. Dari semua
imunoglobulin tersebut yang terbanyak adalah SigA. Antibodi
dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan dan
64 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri
patogen dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus.
Dalam ASI juga terdapat antigen terhadap helicobakter jejuni
penyebab diare. Kadarnya dalam kolostrum tinggi dan
menurun pada usia 1 bulan dan kemudian menatap selama
menyusui.
3. Efek psikologis
Saat menyusui ada kontak kulit antara ibu dan bayi yang dapat
mempengaruhi perkembangan bayi. Interaksi antara ibu dan
bayi akan menimbulkan rasa aman sehingga menimbulkan
dasar kepercayaan pada bayi (basic sence of trust).
6. Mengurangi maloklusi
Maloklusi rahang dapat disebabkan oleh kebiasaan lidah yang
mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
3. Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi ,
tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
rasa sayang yang dibutuhkan oleh sesama manusia.
2. PEMERIKSAAN PAYUDARA
D. Prosedur Ketrampilan
1. MANAJEMEN LAKTASI
67 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
o Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu.
o Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di
depan
o Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi)
o Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
o Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau aerolanya
saja.
2. PEMERIKSAAN SADARI
MANAJEMEN LAKTASI
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
Mengeluarkan ASI sedikit kemudian dioleskan pada
1
puting susu dan areola sekitarnya.
Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara
dengan posisi Ibu duduk atau berbaring santai. Bayi
dipegang dengan satu lengan. Satu tangan bayi
diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di
2
depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara. Telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi
dengan kasih sayang
Memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari
3
yang lain menopang dibawah.
4 Memberi rangsangan bayi rooting reflex
Kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
5
puting serta aerola dimasukkan ke mulut bayi.
(................................................)
PEMERIKSAAN PAYUDARA
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
1 Menerangkan tujuan pemeriksaan pada pasien
Pasien harus membuka seluruh pakaiannya hingga
2 ke pinggang dan duduk ditepi kursi dengan kedua
lengan disamping
Inspeksi umum
Beridiri di depan pasien dan amati keduanya
payudara, perhatikan :
• Ukuran
• Simetri
• Kontur
• Warna
• Jaringan parut
3
• Pola vena di kulit
• Adanya cekungan atau perlekatan dikulit
• Ulkus
• Tektur kulit, misalnya apakah terlihat
nodularitas ?
Temuan gambaran “kulit jeruk “ (peau d’orange)
akibat edema local.Dijumpai pada karsinoma
payudara dan setelah radioterapi payudara.
Putting payudara
Perhatikan apakah putting payudara :
4 • Simetris
• Mengalami eversi, datar atau inversi
• Berskuama (mungkin menunjukkan eksim
70 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
atau penyakit Paget di payudara)
• Mengeluarkan cairan
❖ Duh daru satu duktus dapat
menandakan suatu papilloma atau
kanker
72 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Mengetahui,
Instruktur
(................................................)
PEMERIKSAAN SADARI
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
NILAI
NO ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI
0 1 2
1 Di depan cermin, posisi lengan terjuntai kebawah
selanjutnya tangan berkacak pinggang. Amati
bentuk, ukuran dan warna kulit payudara. Amati
adanya dimpling, pembengkakan kulit, posisi dan
bentuk dari puting susu.
2 Di depan cermin, angkat kedua lengan dan melihat
kelainan seperti pada langkah 1.
3 Di depan cermin, lihat dan perhatikan tanda tanda
adanya pengeluaran cairan dari puting susu.
4 Posisi berbaring, raba payudara kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya. Raba dengan cara melingkar
dari luar kedalam atau vertikal dari atas kebawah.
5 Meraba payudara dalam keadaan basah dan licin.
Raba dalam posisi berdiri dan lakukan seperti
langkah-4.
Nilai = skor X 100 % =
10
Keterangan :
o 0 = tidak dilakukan
o 1 = dilakukan , tapi belum sempurna
o 2 = dilakukan dengan sempurna
73 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Mengetahui,
Instruktur
(................................................)
F. Skenario Responsi
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri payudara sebelah kanan. Pasien juga mengeluh puting
lecet terasa perih. Pasien riwayat menyusui bayinya sejak 3 bulan ini.
Dari pemeriksaan vital sign, Tensi : 110/70, Nadi : 92x/menit, RR :
18x/menit, t: 36,7°C.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesa pada kasus tersebut.
2. Lakukan Informed consent dan KIE pada pasien ini.
3. Lakukan tatalaksana sirkumsisi pada pasien ini.
Template Responsi
1. Nomor Station
2. 2Judul Station Konseling Laktasi (SKDI: Keterampilan – 4A)
3. Alokasi Waktu 8 menit
4. Tingkat Tingkat Kemampuan SKDI: 4A
Kemampuan Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
Kasus yang awal, merujuk kasus bukan gawat darurat.
Diujikan
5. Kompetensi 1. Anamnesis
Diujikan 2. Pemeriksaan fisik/psikiatri
3. Interpretasi data/kemampuan prosedural
pemeriksaan penunjang
4. Penegakan diagnosis dan diagnosis banding
5. Tatalaksana nonfarmakoterapi
6. Tatalaksana farmakoterapi
7. Komunikasi dan edukasi pasien
8. Perilaku professional
6. Kategori 1. Sistem Saraf
Sistem Tubuh 2. Psikiatri
3. Sistem Indra
74 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
4. Sistem Respirasi
5. Sistem Kardiovaskular
6. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, dan
Pankreas
7. Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi
10. Sistem Hematologi dan Imunologi
11. Sistem Muskuloskeletal
12. Sistem Integumen
7. Instruksi SKENARIO KLINIK:
Peserta Ujian
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan nyeri payudara sebelah
kanan. Pasien juga mengeluh puting lecet terasa
perih. Pasien riwayat menyusui bayinya sejak 3
bulan ini. Dari pemeriksaan vital sign, Tensi :
110/70, Nadi : 92x/menit, RR : 18x/menit, t: 36,7°C.
TUGAS :
1. Lakukan anamnesis pada pasien ini!
2. Lakukan konseling menyusi yang benar pada
pasien ini !
INSTRUKSI KHUSUS
75 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
(Tuliskan/lampirkan
hasil/prosedur/foto/ilustrasi pada aspek
penilaian yang bersesuaian)
G. Daftar Pustaka
1. Perinasia . 2013. Manajemen Laktasi Cetakan ke -7 . Jakarta
2. Sjamsuhidajat, R. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat – de
Jong : Sistem Organ dan tindakan bedahnya (1). Jakarta : EGC
3. Thomas, j. 2012. Pemeriksaan Fisiki & Ketrampilan Praktis : Buku
Saku Oxford. Jakarta : EGC
77 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
TOPIK 4
KONSELING PRAKONSEPSI
B. Pendahuluan
Konseling prakonsepsi adalah konseling yang dilakukan pada
pasangan suami istri sebelum terjadi kehamilan. Konseling pra konsepsi
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor resiko, penjelasan tentang
faktor resiko tersebut serta upaya untuk optimalisasi perkembangan
janin selama kehamilan.
78 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
C. Kerangka Teori
Konseling prakonsepsi adalah layanan pencegahan untuk
mengidentifikasi faktor resiko, penjelasan tentang faktor resiko
tersebut serta upaya untuk optimalisasi perkembangan janin selama
kehamilan.
ANAMNESIS LENGKAP
Anamnesis yang lengkap dan akurat berikut ini dibutuhkan untuk
konseling prakonsepsi :
1. Menanyakan identitas klien dan pasangan
2. Riwayat menstruasi
3. Riwayat perkawinan
4. Riwayat kehamilan sebelumnya
5. Riwayat persalinan sebelumnya
6. Riwayat nifas sebelumnya
7. Riwayat anak yang lahir
8. Riwayat penyakit keluarga
9. Riwayat kontrasepsi
79 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
Pajanan ini mencakup rokok, alkohol, organisme penginfeksi,
logam berat atau bahan kimia pelarut organik, pestisida serta
Metil merkuri.
D. Prosedur Ketrampilan
1. Sapa klien dan perkenalkan diri
2. Menanyakan Identitas klien dan pasangan
3. Informed consent
4. Cuci tangan
5. Melakukan anamnesa :
• Keluhan utama
• Riwayat mestruasi (teratur/tidak, lama, jumlah, nyeri)
• Riwayat perkawinan (kawin/tidak, pernikahan ke
berapa, usia saat pernikahan)
• Riwayat persalinan sebelumnya (alami/IVF, lahir
spontan/SC, aterm/prematur, perdarahan/penyulit,
abortus, penolong persalinan)
• Riwayat anak (jenis kelamin, hidup, berat badan lahir)
• Riwayat kontrasepsi (metode, berapa lama, efek
samping)
• Riwayat nifas sebelumnya (demam, perdarahan, laktasi)
• Riwayat pajanan dengan bahan tertentu (alkohol, rokok,
bahan kimia tertentu)
• Riwayat pekerjaan dan hobi
6. Skrining pemeriksaan infeksi menular seksual
7. Skrining imunisasi
8. Skrining paparan bahan tertentu
9. Skrining Status gizi
10. Faktor psikologis
11. Kondisi medis kronis
12. Kesimpulan dan penutup
81 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
E. Checklist Penilaian Ketrampilan
KONSELING PRAKONSEPSI
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Nama Instruktur :
(................................................)
83 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
F. Skenario Responsi
Pasangan suami istri datang ke poliklinik dengan keluhan ingin
memeriksakan diri sebelum memiliki anak.
TUGAS :
1. Lakukan Informed consent dan KIE pada pasangan ini!
Template Responsi
4.Nomor
Station
2Judul Station Konseling Prakonsepsi (SKDI: Keterampilan – 4A)
2
Alokasi 8 menit
Waktu
Tingkat Tingkat Kemampuan SKDI: 4A
Kemampuan Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
Kasus awal, merujuk kasus bukan gawat darurat.
Kompetensi 1. Anamnesis
Diujikan 2. Pemeriksaan fisik/psikiatri
3. Interpretasi data/kemampuan prosedural
pemeriksaan penunjang
4. Penegakan diagnosis dan diagnosis banding
5. Tatalaksana nonfarmakoterapi
6. Tatalaksana farmakoterapi
7. Komunikasi dan edukasi pasien
8. Perilaku professional
Kategori 1. Sistem Saraf
Sistem Tubuh 2. Psikiatri
3. Sistem Indra
4. Sistem Respirasi
5. Sistem Kardiovaskular
6. Sistem Gastrointestinal, Hepatobilier, dan
Pankreas
7. Sistem Ginjal dan Saluran Kemih
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Endokrin, Metabolisme, dan Nutrisi
10. Sistem Hematologi dan Imunologi
11. Sistem Muskuloskeletal
12. Sistem Integumen
Instruksi SKENARIO KLINIK:
Peserta Ujian
Pasangan suami istri datang ke poliklinik dengan
keluhan ingin memeriksakan diri sebelum
84 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
memiliki anak.
TUGAS :
1. Lakukan Informed consent dan KIE pada
pasangan ini!
(Tuliskan/lampirkan
hasil/prosedur/foto/ilustrasi pada aspek
penilaian yang bersesuaian)
Riwayat
Penyakit
Sekarang
• Keluhan Konsultasi sebelum memiliki
Utama anak
Riwayat
Menstruasi
• Menarche 12 tahun
• Siklus Teratur, 28 hari
• Lama 5-7 hari
• Banyak 2-3 pembalut/hari
• Nyeri Tidak nyeri
Riwayat
perkawinan
• Kawin Iya
• Pernikahan Suami, ke 1
ke- Istri, ke 1
• Usia saat Suami, 35 tahun
menikah Istri, 35 tahun
Riwayat
kehamilan
sebelumnya
• Perdarahan
selama
kehamilan
• Abortus
• Mual muntah
Riwayat
persalinan
sebelumnya
(istri)
Riwayat nifas
(istri)
• Laktasi (-)
• Infeksi nifas (-)
• Perdarahan (-)
Riwayat anak (-)
lahir
sebelumnya
Riwayat (-)
86 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r
penyakit
keluarga
Riwayat
kontrasepsi
• Metode (-)
• Berapa lama (-)
• Efek samping (-)
Skrining
• IMS
• Imunisasi
• Paparan
bahan
tertentu
Faktor
psikologis
Kondisi medis DM (-), hipertensi (-), ginjal (-),
kronis jantung (-), autoimun (-)
Kebutuhan
Alat Meja 2 buah
Kursi 2 buah
Penulis dr Prida,SpKK
Pendidikan Dokter FKIK UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang
G. Daftar Pustaka
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. 2014. Williams
Obstetrics 24th Ed. McGraw-Hill Education. p.156-164.
2. Farahi N, Zolotor A. 2013. Recommendations for Preconception
Counseling and Care. J Am Fam Physician 2013;88(8):499-506.
3. Georgia Department of Community Health. 2008. Every Woman,
Every Time Evidence-based Preconception Care
Recommendations To Improve Pregnancy Outcomes For
Women and Their Offspring.
87 | P r o g r a m S t u d i P e n d i d i k a n D o k t e r