Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 1 PELAYANAN PRIMA

3.1. Definisi Pelayanan Prima

pelayanan prima merupakan melakukan pelayanan sebaik mungkin kepada para pelanggan,
sehingga pelanggan menjadi merasa puas. Atau definisi pelayanan prima yakni melakukan
pelayanan sebaik mungkin kepada para pelanggan atau konsumen sehingga menimbulkan rasa
yang puas. Secara umum tujuan pelayanan prima yakni memberikan pelayanan sehingga bisa
memenuhi dan memuaskan para pelanggan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang
maksimal.

3.2. Mengapa Harus Prima

Pentingnya pelayanan prima terhadap pelanggan juga merupakan strategi dalam rangka
memenangkan persaingan. Akan tetapi tidak cukup hanya memberikan rasa puas dan
perhatianterhadap pelanggan saja, lebih dari itu adalah bagaimana cara merespon keinginan
pelanggan,sehingga dapat menimbulkan kesan positif dari pelanggan. Pelayanan prima hasus
ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang handal, mempunyai visi yang jauh ke depan
dan dapat mengembangkan strategi dan kiat pelayanan prima yang mempunyai keunggulan. Di
samping itu, harus diupayakan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan para
petugaspelayanan agar dapat menumbuhkan dedikasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepadapelanggan untuk tetap setia menggunakan produk barang dan jasa kita, tanpa sempat lagi
melirik atau memakai produk lain.Betapa pentingnya pelayanan prima terhadap pelanggan
karena keberhasilan pelayanan primadapat juga menimbulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pelayanan prima dapat menimbulkan keputusan pihak pelanggan untuk segera membeli
produk yang kita tawarkan pada saat itu juga.

2. Pelayanan prima dapat menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhdap produk kita.

3. pelayanan prima diharapkan dapat mempertahankan pelanggan agar tetap loyal


(setia)menggunakan produk kita.

4. Pelayanan prima diharapkan dapat mendorong pelanggan untuk kembali lagi membeli produk
kita.

5. Pelayanan prima dapat menghindarkan terjadinya tuntutan-tuntutan terhadap

penjual yang tidakperlu.

3.3. Pradigma Dalam Pelayanan Prima

1. Bagaimana memandang diri sendiri


Sebelum anda dapat menghargai orang lain, dalam hal ini adalah pelanggan, anda perlu
memberikan perhatian dan penghargaan pada diri sendiri: pada kemampuan anda, pada
pengetahuan anda, pada keterampilan anda, dan pada penampilan anda. Jika anda sudah bisa
menghargai diri sendiri, sebagai pribadi yang istimewa, maka anda akan membangun motivasi
dan rasa percaya diri yang tinggi untuk menghasilkan yang terbaik bagi orang-orang di seandar
anda, termasuk pelanggan yang anda layani. Antusiasme anda yang tinggi akan memancarkkan
kepribadian yang positif sehingga banyak orang suka bekerja sama dengan anda. Harga diri tidak
diukur dari apa yang anda miliki dan apa pekerjaan anda. Apa pun bisnis anda, apa pun
pekerjaan anda, jika anda menghargai keberadaan anda sebagai bagian penting dalam bisnis
tersebut, maka otomatis anda akan berusaha maksimal untuk selalu tampil prima, termasuk juga
dalam memberikan pelayanan pada pelanggan.

2. Bagaimana memandang orang lain

Anda perlu melakukan hubungan yang emosional secara positif dengan orangorang yang
berhubungan dengan bisnis anda dan dengan apa pun yang anda kerjakan. Anda tidak boleh
meremehkan ataupun menganggap mereka rendah. Sebaliknya, anda perlu menghargai
keberadaan mereka. Anda perlu menyadari bahwa dalam hidup, anda harus saling membantu dan
saling menolong sehingga anda menganggap orang lain itu juga penting. Untuk orang-orang
yang anda anggap penting, pasti anda akan berusaha untuk melakukan sesuatu yang terbaik
untuk mereka. Sehingga orang-orang akan merasa apa yang anda kerjakan istimewa karena
memberi manfaat bagi mereka. Sebaliknya, mereka pun akan menghargai usaha anda, dan
percaya bahwa apa yang anda lakukan pasti untuk tujuan kebaikan, bukan sebaliknya.

3. Bagaimana memandang pekerjaan

Selain menghargai diri sendiri, dan orang lain, anda juga perlu menghargai pekerjaan ataupun
bisnis yang anda lakukan. Jadi, anda perlu memilih bisnis ataupun pekerjaan yang anda anggap
penting dan khusus. Dengan cara pandang seperti ini anda dapat menambah nilai pekerjaan anda
dengan melakukan pekerjaan tersebut dengan sepenuh hati dan penuh perhatian. Anda tidak ragu
menganggap pekerjaan dan bisnis anda sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari anda. Orang
yang menganggap pekerjaannya penting dan bermanfaat akan memiliki motivasi yang tinggi dan
antusiasme yang luar biasa untuk mempersembahkan yang terbaik dari pekerjaan dan bisnis yang
ditekuni, termasuk memberikan pelayanan prima yang diberikan dengan sepenuh hati. Setelah
mengetahui paradigma pengikat untuk memberikan pelayanan sepenuh hati (yang bisa anda
terapkan tidak hanya dalam konteks bisnis, tetapi juga dalam konteks lain dalam kehidupan
anda), langkah berikutnya adalah menanamkan sikap yang diperlukan dalam memberikan
pelayanan prima.

3.4. Sikap Dalam Memberikan Sepenuh Hati

1. Passionate (Gairah)
Anda perlu memiliki gairah untuk menghasilkan semangat besar terhadap pekerjaan, diri sendiri
dan orang lain. Antusiasme dan perhatian yang anda anda bawakan pada pelayanan sepenuh hati
akan membedakan bagaimana anda memandang diri sendiri dan pekerjaan. Dari tingkah laku dan
cara memberi pelayanan kepada para konsumen, konsumen akan mengetahui apakah anda
menghargai mereka atau tidak. Gairah berarti menghadirkan kehidupan dan vitalitas dalam
pekerjaan. Jika anda memiliki gairah hidup yang tinggi, anda cenderung akan memberikan
pelayanan dengan senyum, vitalitas, dan antusiasme yang akan menular kepada orang-orang
yang anda layani, sehingga mereka akan merasa senang bekerja sama, berbisnis dan
berkomunikasi dengan anda.

2. Progressive (Progesif)

Dalam memberikan pelayanan sepenuh hati, anda perlu senantiasa berusaha menciptakan cara-
cara baru yang lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik untuk meningkatkan kualitas
pelayanan anda. Anda tidak akan pernah puas dengan hasil yang anda dapatkan, untuk itu anda
akan selalu berusaha mencari cara-cara kreatif untuk mempersembahkan yang lebih baik.
Pekerjaan apapun yang anda tekuni, jika anda memiliki gairah dan pola pikir yang progesif, anda
akan mampu menjadikan pekerjaan anda lebih menarik. Sikap progresif ini bisa anda
kembangkan jika anda memiliki pikiran yang terbuka, wawasan yang luas, kemauan belajar
tinggi, keberanian menghadapi perusahaan, dan tidak membatasi diri pada cara-cara memberi
pelayanan yang monoton (terusmenerus sama, dari waktu ke waktu).

3. Proactive (Proaktif)

Nilai tambah pelayanan sepenuh hati adalah alasan yang mendasari mengapa anda melakukan
sesuatu bagi orang lain. Pelayanan ini diberikan karena ada kepedulian dan itu akan membuat
perubahan bagi konsumen anda. Membiarkan konsumen kebingungan dan berjalan mondar-
mandir mencari bantuan bukanlah sikap yang produktif. Walaupun konsumen tersebut tidak
mendekati anda dan bertanya kepada anda (mungkin karena malu, atau tidak tahu kepada siapa
harus bertanya), anda bisa terlebih dahulu mendekati mereka dan bertanya kepada mereka
barangkali saja anda bisa membantu mereka. Sikap proaktif ini juga dapat anda pupuk dengan
senantiasa bekerja lebih dari sekedar apa yang seharusnya anda lakukan dan secara aktif
berupaya menemukan caracara baru untuk menambah makna dan rasa cinta pada pekerjaan dan
bisnis yang anda tekuni.

4. Positive (Positif)

Bersikap positif mendorong anda untuk tidak mudah patah semangat atas masalah yang anda
hadapi. Bersikap positif membimbing anda untuk lebih fokus pada penyelesaian bukannya pada
masalah. Berlaku positif sangat menarik, karena sikap ini bisa mengubah suasana dan menebar
kegairahan pada hampir semua interaksi dengan konsumen. Berlaku positif berarti menyambut
hangat para konsumen, dan melayani pertanyaan dan permintaan mereka dengan sepenuh hati.
Bersikap positif akan memancarkan keyakinan anda kepada konsumen, bahwa anda mampu
memberikan jawaban bagi pertanyaan mereka, dan memberikan solusi atas semua masalah yang
mereka hadapi. Salah satu cara sederhana yang ampuh yang bisa anda lakukan adalah memberi
pelayanan dengan senyum, karena senyuman adalah bahasa universal yang positif yang

dipahami semua orang. Pelayanan sepenuh hati merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan
dari kesuksesan seseorang, baik dalam bisnis ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa
mengajak seluruh jajaran yang terlibat dalam bisnis anda untuk memberikan pelayanan sepenuh
hati, yaitu dengan cara mengajak seluruh karyawan (termasuk pimpinan) untuk mengubah cara
pandang terhadap diri sendiri, orang lain dan pekerjaan, dari cara pandang negatif, menjadi cara
pandang positif dan apresiatif. Selanjutnya, dengan cara pandang yang baru ini, bersama-sama
anda bisa mengembangkan empat sikap yang menunjang suksesnya memberi pelayanan sepenuh
hati. Dengan kombinasi yang harmonis antara cara pandang dan sikap ini, pelayanan sepenuh
hati bisa anda pupuk, dan sukses pun bisa anda raih bersama.

3.5. Melayani Dengan Hati Nurani

Pelayanan Prima (sepenuh hati) merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kesuksesan
seseorang, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari.kita dapat mengajak semua
jajaran yang terlibat dalam bisnis kita untuk memberikan sebuah pelayanan sepenuh hati Yakni
dengan cara mengajak semua karyawan (termasuk pimpinan)untuk merubah cara pandang
terhadap diri sendiri, orang lain serta pekerjaan dari cara pandang yang negatif menjadi cara
pandang yang positif dan apresiatif. Selanjutnya dengan cara pandang yang baru tersebut,
bersama-sama kita dapat mengembangkan empat sikap yang menunjang suksesnya memberikan
pelayanan sepenuh hati. tentunya dengan kombinasi yang harmonis antara cara pandang dan
sikap pelayanan sepenuh hati dapat kita pupuk.

3.6. Empat Kunci Dalam Pelayanan Prima

1. Attitude

Dalam menjalankan konsep pelayanan prima kepada para pelanggan, sikap atau attitude
merupakan poin yang utama. Sikap yang ramah dan sabar dalam melakukan pelayanan kepada
konsumen, baik itu pelanggan kelas atas maupun pelanggan kecil harus diterapkan dengan
seimbang.Untuk menciptakan kesan attitude yang baik di mata konsumen, maka para pegawai
yang berinteraksi langsung dengan konsumen wajib menggunakan bahasa sopan, cekatan dalam
menangani keluhan, dan menjadikan pelanggan sebagai seorang raja.

2. Attention

Attention atau perhatian adalah tindakan untuk memperhatikan keinginan pelanggan serta fokus
dalam menciptakan kepuasan konsumen. Atensi tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai
cara, misalnya mencermati karakter konsumen yang datang, memahami kepentingan dan
kebutuhan pelanggan, serta mampu memberikan nasihat kepada pelanggan jika diperlukan.
3. Action

Setelah Anda memulai pelayanan ke konsumen dengan attitude yang bagus, dan kemudian
memperhatikan segala hal yang menjadi keinginan konsumen (attention), maka langkah
berikutnya adalah segera melakukan tindakan (action) guna mewujudkan apa yang diharapkan
oleh konsumen. Action yang dilakukan hendaknya memenuhi prinsip cepat, tepat, hemat dan
selamat. Misalnya dalam usaha jasa reparasi komputer, pelanggan yang datang tentu berharap
agar komputer yang ingin diperbaiki bisa segera cepat selesai dengan diagnosa masalah yang
tepat, biaya yang hemat serta direparasi dengan selamat.

4.Anticipation

Sebagai back up terakhir dari usaha melakukan pelayanan prima kepada para konsumen adalah
menyiapkan solusi dari segala kemungkinan yang terjadi dalam bisnis anda. Hal tersebut dikenal
dengan istilah antisipasi bisnis. Antisipasi yang perlu dipersiapkan dalam pelayanan prima tentu
yang menyangkut dengan kepentingan konsumen. Misalnya dalam jasa laundry pakaian,
pelanggan akan diberikan uang pengganti atau pakaian sejenis ketika hasil cucian terjadi
kecacatan atau robek. Untuk itulah diperlukan antisipasi yang berupa dana antisipasi atau lainnya
demi menjamin kepuasan dan loyalitas para pelanggan.

3.7. Prinsip Melayani Dengan Hati Nurani

Melayani dengan hati nurani yaitu bahwa dalam melayani pelanggan sikap dan prilaku petugas
haruslah baik, artinya bahwa meskipun sarana dan parasarana pelayanan sangat baik, tapi
biasanya sikap dan prilaku pelayanan oleh petugas merupakan penilaian yang tidak dapat
diabaikan

• Keramahan dan kesopanan merupakan sikap atau prilaku petugas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara sopan dan ramah saling menghargai dan menghormati.

• Pelayanan tidak pilih-pilih merupakan pelayanan yang diberikan untuk semua orang tampa
memendang tingkat ekonomi, jabatan, suku, agama dan jenis kelamin.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

 Pelayanan prima merupakan upaya yang dilakukan instansi/organisasi/penyedia barang


dan jasa untuk menyampaikan informasi, pelayanan dan produk itu sendiri kepada
konsumen dengan sebaik-baiknya. Sehingga kepuasan konsumen dapat tercapai.
 Pradigma dari pelayanan prima yaitu bagaimana kita memandang diri sendiri,orang lain
dan pekerjaan.
 Sikap dalam memberikan sepenuh hati : passionate,progressive,proactive,positive.
 Melayani dengan hati nurani yaitu keramhan dan tidak pilih-pilih.
 Prinsip melayani dengan hati nurani yaitu bahwa dalam melayani pelanggan sikap dan
prilaku petugas haruslah baik, artinya bahwa meskipun sarana dan parasarana pelayanan
sangat baik, tapi biasanya sikap dan prilaku pelayanan oleh petugas merupakan penilaian
yang tidak dapat diabaikan

KELOMPOK 3 HANDLING COMPLAIN

3.1. Pengertian komplain (complaint)

Komplain atau keluhan itu sebenarnya merupakan bagian dari bentuk “ Komunikasi “. Sebuah
informasi tentang ketidaksesuaian yang dirasakan pihak kedua yang menerima sebuah jasa atau
produk. Oleh karena itu, Komplain atau keluhan itu sebenarnya dibutuhkan , karena komplain
akan menghasilkan sebuah informasi. Entah informasi positif atau informasi negatif. Bahkan
komplain itu merupakan sebuah komunikasi aktif yang bisa menjurus kedalam sebuah
“interaksi“. Cermatilah komplain atau keluhan itu dari sudut pandang ilmu komunikasi,.Maka
sudah menjadi kewajiban kita untuk mengelola komplain itu sebagai mana mestinya.
Menempatkan komplain sebagai bagian dari komunikasi, dan tidak menjadikan komplain
sebagai musuh atau monster yang mengerikan. Kalau kita sudah memahami kaidah komplain
yang sebenarnya, maka akan muncul pemahaman positif serta akan menjadikan sebuah
“Manajemen komplain“ yang baik. Tidak akan menggusur serta memporak-porandakan
bangunan komunikasi yang telah terbentuk. Komunikasi memang bisa muncul dari berbagai
arah..Bisa bersifat Vertikal (Top Down atau Bottom Up) , atau Horisontal (sejajar dan linier).
Serta memungkinkan bahwa komunikasi itu muncul dalam bentuk tanpa pola. Sulit diduga dan
sulit diprediksi. Tetapi bagaimanapun juga komunikasi yang baik sangat menentukan
keberhasilan sebuah organisasi. Ketika kita mengukur kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction), guna melakukan evaluasi kinerja organisasi , kita menyebarkan Angket,
Questioner, menerbitkan beberapa pertanyaan, dll dengan harapan kita akan mendapatkan
masukan yang positif atau negatif. Lihat saja Hotel yang baik, pasti di meja kamarnya tersedia
sebuah Form Evaluasi guna menampung masukan, keinginan konsumen, bahkan sebuah
komplain sekalipun. Harian Nasional Kompas secara berkala setahun sekali menerbitkan angket
dua halaman penuh guna mengetahui sejauh mana keinginan konsumen. Artinya dalam angket
itu tidak terlepas kemungkinan adanya komplain yang dibutuhkan. Bahkan sebuah organisasi
Product Development (PD) ketika akan merampungkan hasil risetnya, dia pasti membutuhkan
masukan dalam bentuk apapun, dengan cara membuat Panel Test. Masukan dari panelis
(responden) sangat menentukan keputusan apakah produk hasil riset itu bisa diterima konsumen
atau tidak. Panelis disini dibuat agar me representasikan dan mewakili konsumen. Kesimpulan
dari semua masukan panelis baik hal yang positif maupun negatif akan menentukan tindak lanjut
dari produk hasil riset terebut. Produk hasil riset itu diteruskan, dilakukan reformulasi, atau
bahkan dianggap gagal. Dari perspektif komunikasi, terlihat jelas bahwa masukan panelis itu bisa
berupa komplain. Karena secara harafiah pengertian komplain itu bisa diartikan keluhan. dan
masukan. Terbukti disini bahwa Komplain itu meski kadang dicaci, tetapi tetap dicari. Sehingga
menghindari sebuah komplain merupakan langkah keliru dan tidak berwawasan ke depan.

3.2 Penyebab complaint

1. Kualitas Produk Di Bawah Standar

Jika kualitas produk Anda di bawah standar dan menyebabkan pelanggan kecewa, mereka akan
segera mencari penggantinya. Produk Anda setidaknya harus bisa memenuhi ekspektasi
pelanggan. Jika tidak, pelanggan akan mencari solusi ke para kompetitor demi mendapatkan
kualitas yang lebih baik.

2. Pelayanan Pelanggan Buruk

Produk berkualitas yang tak didukung pelayanan pelanggan yang baik juga akan ditinggalkan
pelanggannya. Berita tak sedap menyebar lebih cepat daripada berita baik. Pelanggan yang
kecewa lebih sering menyebarkan ceritanya daripada pelanggan yang lain. Lebih parah lagi,
berita negatif cenderung diingat lebih lama di benak pelanggan, daripada berita positif.

3. Gagal Tampil Beda

Perusahaan tidak mampu tampil menonjol di antara keramaian. Jika Anda tidak punya value
lebih yang bisa ditawarkan dibandingkan kompetitor, tapi harganya cenderung sama atau bahkan
melampaui, maka Anda punya masalah.

4. Kurangnya Loyalitas Pelanggan

Jika perusahaan tidak concern menciptakan loyalitas pelanggan, pelanggan akan selalu mencari
harga terendah yang bisa mereka temukan. Berikan reward kepada pelanggan yang kembali dan
kembali lagi. Perusahaan B to B menggunakan strategi rabat volume, diskon pengiriman, atau
akses ke sumber daya tertentu sebagai nilai lebih dalam membangun loyalitas pelanggan.
Perusahaan B to C membangun loyalitas pelanggan melalui program yang berhubungan
langsung dengan produk. Misalnya perusahaan memberikan insentif barang gratis tertentu jika
pelanggan kembali lagi untuk membeli. Ini semua bisa menciptakan dorongan agar pelanggan
lebih setia, sekaligus menurunkan kekecewaan pelanggan jika ada. Ingatkan terus program
loyalitas kepada para pelanggan Anda, secara terselubung dalam setiap komunikasi yang terjadi.
Jika memungkinkan, buatlah setiap pesan menjadi semakin personal supaya bisa membangun
relationship lebih baik dengan para pelanggan.

3.3 Manfaat Complaint

Manfaat Complent diantaranya:


a) Perusahaan akan semakin tahu kelemahan atau kekurangannya dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggan.

b) Dengan adanya komplain, perusahaan tahu dimana letak persisnya

kualitas yang harus diperbaiki.

c) Sebagai alat instropeksi untuk senantiasa responsif dan mau

memperhatikan „suara‟ dan „pilihan‟ pelanggan.

d) Mempermudah perusahaan mencari jalan keluar untuk meningkatkan

mutu pelayanannya.

e) Bila segera ditangani, pelanggan akan merasa kepentingan dan

harapannya diperhatikan.

f) Dapat mempertebal rasa percaya dan kesetiaan pelanggan kepada

perusahaan.

g) Penanganan komplain yang benar dan berhasil dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan.

h) Penanganan komplain yang memuaskan, akan meningkatkan loyalitas

nasabah.

i) Setiap komplain akan membuat orang bekerja semakin baik.

j) Sebagian nasabah yang komplain sebetulnya perhatian kepada

perusahaan.

3.4 Aspek Penting Handling Complent

Beberapa aspek penting dalam penanganan keluhan pelanggan antara

lain:

1) Good Will, yaitu adanya niat baik pemimpin perusahaan dalam menerima dan mengelola
keluhan pelanggan melalui kebijakan yang dapat dijadikan dasar dalam mengelola keluhan.
2) Mekanisme, yaitu adanya alur dan prosedur yang jelas dan sistematis dalam mengelola sebuah
keluhan sehingga baik pihak yang komplain maupun petugas dengan mudah memantau
perkembangan komplain yang disampaikan.

3) Infrastruktur, yaitu berupa fasilitas sarana dan prasarana yang memadai yang mendukung
komplain tersebut dapat berlangsung dengan baik, misalnya tempat khusus tim pengelola
pengaduan, kotak pengaduan, quesioner atau form komplain/saran, web, hotline dan sebagainya.

4) Attitude, yaitu sikap petugas dalam menanggapi keluhan yang disampaikan oleh pelanggan.
Sikap yang ditampilkan haruslah dapat dipersepsi positif oleh setiap orang yang menyampaikan
keluhan.

3.5 Faktor- Faktor Keberhasilan Handling Complaint

1. Mendengarkan Pelanggan

Fokus, diam dan dengarkan dengan seksama pelanggan yang sedang mengeluh, jangan potong
pembicaraan mereka. Biasakan untuk tidak mengalihkan persoalan ke divisi lain karena akan
membuat pelanggan menunggu lebih lama. Tunjukkan rasa empati ketika mendengarkan keluhan
dan posisikan diri sebagai pelanggan tersebut. Setelah emosi kita dan pelanggan sudah berjalan
searah, akan lebih mudah memahami titik permasalahan. Jika sudah jangan lupa untuk
menyampaikan terima kasih atas keluhan dan saran yang disampaikan.

2. Good Manners

Tunjukkan sikap yang ramah, sopan, dan profesional ketika melakukan handling complaint.
tampilkan gestur tubuh dan mimik wajah yang terkesan tulus dan senang. Pertahankan smilling
voice meskipun masalah pribadi sedang mengganggu. Hafal nama mereka, gunakan untuk
sapaan yang berulang-ulang serta tunjukkan kesan tertarik di setiap pembicaraan.

3. Hindari Mode Menyerang

Jika tidak ingin masalah dengan pelanggan berlangsung berlarut-larut higga ke jalur hukum,
hindari tindakan offensive. Tindakan offfensive maksudnya adalah menempatkan diri anda pada
posisi penyerang. Jangan pernah berkompromi dengan pelanggan apalagi melimpahkan
kesalahan kepada mereka. Hindari hal tersebut meskipun kesalahan ada di pihak pelanggan.
Tunjukkan bahwa anda senang menerima keluhan pelanggan. Gunakan kalimat-kalimat yang
menunjukkan sikap baik seperti “...kami akan lakukan yang terbaik...” “...baik, akan saya bantu
cek Bapak/Ibu..”

4. Penjelasan Solutif dan Memuaskan

Setelah mendengar, memahami, dan meresapi keluhan yang diajukan oleh pelanggan, saatnya
memberi penjelasan yang memuaskan dan to the point. Berikan penjelasan serinci mungkin
hingga mereka merasa puas. Tak hanya rinci, penjelasan juga harus solutif agar pelanggan puas.
5. Tindakan Cepat dan Tepat

Disinilah letak penanganan inti, tak hanya fast response tapi juga harus tepat tindakan. Tepat
disini maksudnya sesuai dengan apa yang dikeluhkan. Jangan membuat pelanggan mengulang-
ulang sebuah komplain, fokus, dan perhatikan benar-benar keinginan mereka. Buat pelanggan
merasa bahwa mereka sedang diberikan layanan terbaik dari perusahaan. Jangan biarkan
pelanggan menunggu respon tindakan terlalu lama, baik itu melalui telepon maupun tatap muka.

6. Mengajak Bicara

Jika ada pelanggan yang memulai war dengan menjelek-jelekkan kedibilitas perusahaan di sosial
media, jangan tanggapi melalui sosial media. Ajak ia berbicara secara privat da tatap muka untuk
menemukan titik kesepakatan. Dalam perbincangan hindari kesan menggurui dan menginterogasi
pelanggan. Letakkan mereka pada kondisi dan suasana yang nyaman. Luangkan waktu untuk
pelanggan, jangan pernah beralasan sibuk ketika diminta bertemu dengan klien. Fokus dan
tanyakan hal-hal yang memang penting untuk ditanyakan.

7. Management Complaint

Ditahap ini sudah tidak lagi masuk tahap handling complaint, tetapi lebih kompleks yakni
management complaint. Apa bedanya? Hendling complaint atau menangani masalah dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki situasi yang terlanjur/sudah terjadi. Sedangkan management
complaint adalah tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki kebijakan. perbaikan kebijakan
dilakukan agar kesalahan serupa tidak terulang lain waktu. Jangan lupa untuk meminta maaf
dengan tulus kepada pelangganpelanggan yang komplain. Permohonan maaf harus disertai rasa
ikhlas dan kesungguan untuk tidak mengulanginya lagi.

3.6 Syarat bagi system dan prosedur complaint yang baik

Komplain (keluhan) pelayanan merupakan ekspresi perasaan ketidakpuasan atas standar


pelayanan, tindakan atau tiadanya tindakan aparat pelayanan yang berpengaruh kepada para
pelanggan. Syarat-syarat sistem dan prosedur komplain yang baik :

1. Adanya keterlibatan dan komitmen yang kuat dari pimpinan pelayanan dengan menetapkan
sumber dan pelatihan staf pelayanan yang tepat

2. Mengakui dan melindungi hak-hak pelanggan dan staf

3. Tersedianya sistem dan prosedur komplain yang terbuka, efektif dan mudah untuk diikuti bagi
pelanggan

4. Memanfaatkan umpan balik dari luar, seperti lembaga Ombudsman, lembaga konsumen, dan
sebagainya
5. Terus memonitor keluhan pelanggan agar organisasi bisa senantiasa meningkatkan mutu
pelayanannya

6. Mengaudit efektivitas pelaksanaan sistem dan prosedur komplain yang telah ada.

Berikut adalah pendekatan positif dalam menghadapi komplain:

1. Tersedianya prosedur komplain yang standar pada semua bagian

2. Semua staf terlatih dan sadar akan tanggungjawabnya menangani komplain dan memahami
dengan baik prosedurnya

3. Semua aparat sadar dan paham akan prosedur komplain dengan seluruh detailnya

4. Tersedianya informasi yang adekuat bagi masyarakat tentang aktivitas aparat dan masalah-
masalah untuk meminimalkan komplain

5. Adanya peluang bagi pelapor keluhan untuk mendiskusikan atau mengklarifikasi keluhan

6. Adanya informasi tentang peran Ombudsman bila komplain tidak memperoleh kepuasan

7. Adanya titik kontak atau pusat informasi tentang prosedur komplain dan Ombudsman lokal
yang bisa dihubungi.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Komplain adalah keluhan, komplain termasuk dalam komunikasi yang akan menghasilkan
informasi.

2. Penyebab terjadinya komplain ada empat, yaitu kualitas produk yang buruk, pelayanan
pelanggan yang buruk, tidak mempunyai ciri khas (gagal tampil beda) dan kurangnyan loyalitas
pelanggan

3. Manfaat dari komplain adalah perusahaan dapat mengetahui kekurangan dari produknya dan
mengetahui bagian mana yang harus diperbaiki.

4. Aspek penting dalam handling complaint ada empat yaitu good will, alur yang jelas dan
sistematis, infrastruktur dan attitude dari penerima komplain.

5. Faktor keberhasilan handling complaint ada tujuh yaitu mendengarkan pelanggan, good
manner, tidak menyerang pelanggan, memberikan penjelasan solutif dan memuaskan, tindakan
yang cepat dan tepat, mengajak pelanggan untuk berbicara serta management complaint yang
baik.
6. Syarat bagi system dan prosedur complaint yang baik adalah pelatihan staf pelayanan yang
tepat, melindungi hak pelanggan dan staf, sistemdan prosedur komplain yang terbuka, efektif dan
mudah dipahami.

KELOMPOK 4 ETIKA DAN ETIKET

3.1 Pengertian Etika

Etika merupakan suatu peraturan atau norma yang bisa digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seorang
serta merupakan suatu kewajiban dan tanggungan jawab moral. Secara umum etika terbagi
menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai norma dan nilai moral,
kondisi - kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika, dan semacamnya. Etika umum sebagai ilmu atau filsafat moral
dapat dianggap sebagai etika teoritis, kendati istilah ini sesungguhnya tidak tepat karena
bagaimanapun juga etika selalu berkaitan dengan perilaku dan kondisi praktis dan aktual dari
manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak hanya semata-mata bersifat teoritis.

Pengertian etika menurut para ahli :

• Soergarda Poerbakawatja ⇒ Etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, serta
pijakan kepada suatu tindakan manusia.

• K. Bertens ⇒ Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi suatu acuan bagi umat
manusia secara baik secara individual atau kelompok dalam mengatur semua tingkah lakunya.

• Aristoteles ⇒ Berbeda dari yang lain, ia mendefinisikan etika menjadi 2 pengertian yaitu:
Terminius Technicus dan Manner and Cutom. Terminius Technicus ialah sebuah etika yang
dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan manusia.
Sedangkan Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang berhubungan dengan tata
cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia. Sangat terkait dengan “baik &
buruknya” suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan manusia.

3.2 Peranan Etika dan Etiket

Etika sekretaris merupakan kebiasaan yang baik atau peraturan yang diterima dan ditaati
sekretaris. Etika sekretaris meliputi :

1. Etika profesi

Menyangkut syarat-syarat, ciri-ciri, dan ketentuan yang harus dipenuhi sekretaris :

a. Jabatan sekretaris menyaratkan pengetahuan, keterampilan, penguasaan bahasa, dan


sebagainya.
b. Memenuhi klasifikasi tertentu.

c. Memegang kode etik profesi sekretaris.

d. Bertanggung jawab sesuai profesinya sebagai sekretaris.

2. Etika menerima tamu

Dalam menerima tamu, sikap, tingkah laku, serta tutur kata dan sapaan kita sangat menentukan
kesan apakah kita mempunyai etika yang baik atau tidak. Maka dari itu perlu dipahami beberapa
etika pada saat menerima tamu, antara lain :

a. Bersikap sopan dan tenang terhadap tamu. Tidak terpancing emosi saat menghadapi tamu yang
keras kepala.

b. Bersikap ramah dan bersahabat terhadap setiap tamu yang datang tanpa memandang status
sosial atau penampilan fisik.

c. Mengusahakan agar tamu merasa senang, bila harus menunggu jangan sampai tamu merasakan
suasana yang membosankan. Sediakan buku bacaan yang dapat menemani tamu selama
menunggu.

d. Memberi penjelasan yang memuaskan jika pemimpin tidak dapat menemui tamu tanpa
menyinggung perasaannya.

e. Penampilan kita harus menarik, baik dalam sikap maupun tutur kata.

f. Bersikap bijaksana terutama bila kita terpaksa harus menolak tamu.

g. Jangan sekali - kali menolak tamu atas inisiatif sendiri atau tanpa perintah pimpinan.

h. Menghormati tamu dan mengekspresikan penyesalan bila kita harus menolak kehadirannya.

3. Etika berbusana

Cara berbusana yang baik merupakan ciri khusus, menunjukkan kepribadian dan kewibawaan
bagi sekretaris. Berbusana yang baik berarti penampilan diri (personal appearance) secara
keseluruhan mulai dari dandanan rambut, wajah, badan, kaki, dan segala kelengkapannya.

4. Etika bertelepon

Hal terpenting pada saat kita bertelepon hanyalah suara yang jelas, tegas, namun terkesan ramah,
hangat, dan bersahabat, juga tidak bernada emosi. Hindari suara yang penuh rayuan atau bernada

ringan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan etika bertelepon :

a. Mulai dengan kata “halo”, tetapi langsung menyebutkan nama instansi tempat kita bekerja.
b. Tidak menggunakan telepon di tempat kerja untuk kepentingan pribadi atau tidak terlalu lama
berbicara dengan si penelepon.

c. Berusaha untuk mendengarkan lawan bicara kita, jangan melamun atau bersikap tidak tertuju
pada pembicaraan.

d. Tidak mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan, sebaliknya berbicara dengan sikap
yang menyenangkan.

e. Berusaha untuk menanggapi maksud pembicaraan dengan cepat dan memberi kesan bahwa
orang yang kita ajak bicara diperhatikan seperti layaknya kita berhadapan langsung dengannya.

f. Berbicara dengan tempo yang sedang, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

g. Apabila kita menelepon, kita harus menyebut nama dan jabatan orang yang akan dituju, di
samping pokok pembicaraan.

h. Apabila kita menelepon seseorang, kita dapat menanyakan apakah saat ini memang waktu
yang tepat untuk berbicara.

5. Etika berbicara

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada waktu berbicara :

a. Tidak ceroboh.

b. Tidak menyinggung perasaan orang lain.

c. Tidak memperbincangkan masalah pribadi.

d. Tidak gemar memuji diri sendiri.

e. Hindari gosip.

f. Tidak memotong pembicaraan.

g. Tidak membesarkan persoalan sepele.

6. Etika mendengarkan

Usahakan mendengarkan pembicaraan orang lain dengan cermat (pusatkan pikiran), kemudian
menyaring, memilih dan menarik kesimpulan tentang pokok masalah yang dikemukakan.

7. Etika berjalan

Cara Berjalan yang baik seorang sekretaris adalah :

a. Tidak menyeret-nyeret sepatu.


b. Menjaga keseimbangan badan.

c. Menunjukkan ekspresi percaya diri.

d. Menggunakan tangga eskalator waktu naik, pria terlebih dahulu baru wanita, sebaliknya jika
turun wanita terlebih dahulu disusul pria.

8. Etika duduk

a. Mengatur badan sedemikian rupa agar tidak merasa pegal, lelah, dan bosan.

b. Khusus untuk wanita jaga agar lutut tetap berdekatan.

c. Menyilangkan kaki karena capek duduk, dapat dilakukan asal memperhatikan kesopanan.

d. Menghilangkan kebiasaan menggetar - getarkan kaki.

e. Tidak duduk melorot ke bawah dan kepala bersandar.

9. Etika makan dan minum

• Cara makan :

a. Segera menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.

b. Memilih dan mengambil makanan sesuai dengan kebutuhan.

c. Menyesuaikan irama makan, tidak perlu terburu-buru, dan jangan terlalu lambat.

d. Menghindari perilaku seperti orang kelaparan atau berpurapura kenyang.

• Cara minum :

a. Meneguk air sedikit dan tidak terburu - buru.

b. Mengaduk air jika masih panas dan tidak meniup.

c. Mengusahakan tidak sampai tumpah.

d. Tidak mengangkat tinggi-tinggi jari manis dan kelingking.

e. Menawari minum kawan / orang lain yang berada di dekat kita.

f. Memperhatikan cara memegang gelas.

Selain mematuhi etika, seseorang tentu juga perlu memahami dengan baik tentang etiket.
Adapun etiket yang perlu diperhatikan, meliputi :
1. Rajin bekerja, datang ke kantor atau tempat kerja lebih awal dari pada pimpinan. Apabila tidak
masuk kantor atau tempat kerja, segera memberi tahu pimpinan dengan memberi alasan yang
tepat dan logis.

2. Menghindari pinjam-meminjam uang atau perlengkapan dari rekan kerja kecuali dalam
keadaan gawat atau terpaksa.

3. Tidak mengulur-ulur waktu jam makan yang telah ditetapkan, sehingga menunda pekerjaan
yang seharusnya dapat diselesaikan tepat waktu.

4. Tidak perlu mengeluh karena tidak akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

5. Memegang teguh rahasia perusahaan tempat ia bekerja (berbicara seperlunya).

6. Ramah yang tulus tanpa dibuat-buat dan bertegur sapa tidak sekedar basa-basi.

7. Menghindari obrolan yang tidak penting di tempat kerja, kecuali bila ada hal yang sangat perlu
dibicarakan.

8. Apabila memberi saran atau kritik kepada bawahannya, jangan dilakukan di depan karyawan
lainnya.

9. Menghindari pemakaian telepon yang berlebihan untuk urusan pribadi, kecuali bila sangat
perlu.

10. Menghindari terlalu sering menerima tamu pribadi.

3.3 Etiket Pelayanan = SOP

Etiket atau yang lebih sering disebut etika yang berarti tata cara berhubungan dengan manusia
lainnya. Sedangkan dalam arti luas, etika sering disebut tindakan yang mengatur perilaku atau
tingkah laku manusia dalam bermasyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar
norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan karena norma-
norma atau kebiasaan masyarakat yang berbeda. Berikut beberapa hal yang diatur dalam beretika
secara umum, antara lain:

1. Penampilan.

Penampilan merupakan keseluruhan dari cara berpakaian, berbicara, gerak-gerik, sikap dan
perilaku dengan tujuan agar dapat membuat pelanggan terkesan. Penampilan ini harus dijaga
dengan baik dan prima selama jam kerja.

2. Sikap dan perilaku

Pada saat berhubungan dengan pelanggan harus memperhatikan sikap dan perilaku, terutama
sikap yang menolong dan peduli terhadap kebutuhan pelanggan.
3. Cara berpakaian

Cara berpakaian harus serasi antara baju dan celana termasuk menghindari menggunakan warna
yang terkesan berlebihan.

4. Cara berbicara

Berbicara dengan pelanggan harus jelas, singkat, dan tidak bertele-tele.

5. Gerak-gerik

Pada saat melayani pelanggan, memperhatikan dan menjaga gerak-gerik anggota badan karena
hal ini akan selalu diperhatikan oleh pelanggan pada saat memberikan pelayanan kepada
pelanggan tersebut.

6. Cara bertanya

Jika memberikan pelayanan harus mengetahui sifat-sifat pelanggan yang berbeda-beda terutama
dalam hal bertanya kepada pelanggan. Dalam mewujudkan etika yang baik dalam memberikan
pelayanan dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama yaitu faktor manusia yang memberikan
pelayanan tersebut. Seseorang yang melayani pelanggan harus memiliki kemampuan melayani
pelanggan secara tepat dan cepat. Di samping itu, karyawan harus memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawa penuh terhadap pelanggan. Faktor
kedua dalam memberikan pelayanan yang terbaik juga harus diikuti oleh tersedianya saran dan
prasarana yang mendukung kecepatan, ketetapan, dan keakuratan pekerjaan. Prasarana dan saran
yang dimiliki harus memiliki kemajuan teknologi terkini dan teknologi tersebut juga harus
dioperasikan oleh manusia yang berkualitas.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam dunia kerja, etika dan etiket sangatlah perlu untuk diterapkan khususnya bagi seorang
sekretaris. Karena sekretaris adalah pintu gerbang suatu perusahaan, dimana suatu perusahaan
dikatakan bagus apabila sekretasisnya memiliki perilaku yang baik. Etika disini meliputi, etika
profesi, etika menerima tamu, etika bertelepon, etika makan, etika berbicara, etika berbusana,
etika berjalan, etika duduk. dan apabila seorang sekretaris dapat mengamalkannya maka akan
membuka peluang besar untuk menjalin hubungan dengan relasi bisnis. Karena dengan perilaku
yang baik itu relasi atau tamu akan merasa nyaman dan senang untuk bergabung atau menjalin
hubungan dengan perusahaan kita.
KELOMPOK 5 KESAN PERTAMA

3.1 Karakteristik Menciptakan Pengaruh Instan Dalam ilmu psikologi, kesan pertama yaitu
peristiwa ketika seseorang pertama kali bertemu dengan orang lain dan membentuk gambaran
mental pada orang tersebut. Kesan pertama yang dilihat oleh seseorang yaitu dari berbagai
karakteristik, contohnya dari penampilan, fisik, dan postur tubuh. Kesan pertama yang diberikan
individu kepada orang lain dapat sangat memengaruhi cara mereka. (Lukman & Sugiyanto,
2001). Karakteristik Kualitas Dari Pelayanan Prima Adapun karakteristik kualitas yang dimiliki
pelayanan prima diantaranya sebagai berikut ini :

a. Penampilan

Penampilan sangat diperlukan untuk melakukan pelayanan prima kepada para pelanggan, karena
dengan penampilan yang baik dapat meyakinkan pelanggan saat memberikan pelayanan.
Misalnya sebagai resepsionis maka harus memiliki tutur kata yang baik, berpenampilan yang
menarik, memiliki tubuh yang porposional, dan lain-lain.

b. Kesopanan dan ramah

Pegawai yang melayani masyarakat atau pelanggan maka memerlukan sikap sopan-santun, sabar,
dan tidak egois karena masyarakat pengguna jasa pelayanan berasal dari berbagai kalangan baik
dari perbedaan tingkat ekonomi maupun tingkat status sosial.

c. Bahasa tubuh

Ahli kepribadian Aurellia Agatha Sylvia, B.B mengungkapkan bahwa bahasa tubuh yang keliru
dapat membuat pola pikir seseorang menjadi cenderung negatif. Salah satu kesalahan bahasa
tubuh yang cukup umum ditemukan ialah terkait postur tubuh saat berdiri. Seorang psikolog dari
Stanford University, “Nalini Ambady” melakukan survei yang sangat menarik. Sekelompok
murid diminta untuk mengamati 13 orang pengajar lewat video. Video ini sudah dibuang
suaranya. Sehingga mereka hanya bisa menilai lewat gambarnya saja. Masing-masing gambar
hanya ditampilkan selama 30 detik saja. Lalu para murid diminta hasil penilaiannya. Bagaimana
menurut pendapat para murid tentang masingmasing pengajar. Orangnya seperti apa? Apakah
pengajar itu “Ramah”, “Percaya diri”, ”Kompeten”, atau “Aktif?”. Setelah semua video pengajar
tersebut ditampilkan selama 30 detik, video tersebut ditampilkan ulang. Kali ini dalam waktu
hanya 15 detik. Lalu bahkan dipersingkat lagi dalam 6 detik. Ada yang aneh, setiap kali, entah
itu 30 detik atau 6 detik, para murid bisa langsung melihat mana guru yang paling efektif dan
sukses. Mereka bisa menilai dengan sangat akurat. Bahkan Dr. Ambady meminta para murid
untuk masuk ke kelas sang pengajar dan belajar sampai akhir semester. Lalu penilaian mereka
diminta lagi. Hasilnya tetap relatif sama. Hanya sedikit penilaian yang berbeda dengan hasil
pengamatan 6 detik. Sejumlah peneliti juga sudah mengamati dampak Halo Effect di sektor
ketenagakerjaan. Banyak riset menemukan bahwa Halo Effect secara umum memicu bias
penilaian atasan ke bawahannya. Penilaian atasan terhadap para karyawannya cenderung lebih
dipengaruhi persepsi tentang salah satu karakter mereka saja, daripada keseluruhan kinerja dan
kontribusinya untuk perusahaan. Misalnya, antusiasme atau salah satu sifat karyawan yang
dinilai positif membuat para bos dapat mengabaikan rendahnya pengetahuan atas keterampilan
bawahan mereka. Halo Effect juga dapat berdampak pada pendapatan pekerja. Sebuah studi yang
diterbitkan dalam Journal of Economic Psychology menemukan bahwa, rata-rata pelayan
restoran yang mempunyai penampilan menarik memperoleh tips sekitar 1.200 dollar AS lebih
banyak per tahun daripada rekan-rekan mereka yang kurang memikat. Banyak pelamar kerja
juga merasakan dampak Halo Effect. Jika pemilik perusahaan atau petugas pewawancara calon
pekerja menilai seorang pelamar menarik, mereka cenderung menilai individu itu cerdas,
kompeten dan berkualitas meskipun persepsi itu datang dari kesan sepintas. Di bidang
pemasaran, Halo Effect pun membawa pengaruh signifikan. Banyak perusahaan selama ini
memanfaatkan Halo Effect untuk menjual produk barang maupun jasa. Sebagai contoh, banyak
perusahaan menjadikan pesohor menjadi ambasador atau bintang iklan utama untuk produk
mereka. Strategi ini bertujuan agar konsumen yang menyukai pesohor itu, baik karena
ketertarikan pada fisik maupun mengidolakannya, tertarik untuk membeli produk yang sedang
dipasarkan.

3.2 Cara Mempelajari Bahasa Tubuh

Menurut para ahli, bahasa tubuh ditunjukkan secara alami ketika seseorang ingin menyampaikan
sesuatu, tetapi tidak bisa diucapkan. Kita dapat menilai kepribadian, kebenaran perkataan,
bahkan mengetahui perasaan seseorang yang sebenarnya melalui bahasa tubuh. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk membaca bahasa tubuh lawan bicara, seperti :

1. Menatap mata lawan bicara

Jika seseorang melihat langsung ke mata kita, bisa jadi itu menunjukkan ketertarikan mereka
dengan topik yang sedang dibicarakan, tetapi jika memutuskan kontak mata dan memalingkan
wajah berarti itu menunjukkan orang tersebut tidak nyaman atau mencoba menyembunyikan
sesuatu dari kita. Terlalu sering berkedip juga bisa diartikan seseorang tidak nyaman atau sedang
berbohong, namun jika sering menutup mata artinya orang itu sedang membayangkan atau
mengingat sesuatu. Kita juga dapat melihat melalui ukuran pupil matanya, jika ukurannya
membesar maka ia menunjukkan ketertarikan, semangat, atau sedang dalam mood yang baik.

2. Menatap senyuman dan gerakan bibir

Seseorang akan melibatkan mulut, telinga, tulang pipi, dan garis kerutan di area sudut matanya
jika orang tersebut tersenyum dengan tulus. Ketika bibir seseorang sedikit terbuka saat berbicara,
itu menandakan ia sedang memperhatikan atau tertarik dengan lawan bicara. Menurut ahli
bahasa tubuh, Blake Eastman, menggigit dan mengunyah bibir menunjukkan rasa takut dan
kecemasan. Jadi, coba perhatikan senyuman dan gestur pada bibir lawan bicara untuk
mengetahui ketulusan dan perasaan orang tersebut.
3. Menggaruk hidung

Menurut Pamela Meyer, orang-orang yang berbohong akan sering menggaruk hidung, menarik
telinga, atau menutup mulut mereka. Sedangkan menurut Janine Driver, menyentuh hidung
berkali-kali secara tak sadar menandakan mereka sedang stress. Jadi, menggaruk hidung
memiliki makna yang berbeda jika dilihat dalam konteks yang berbeda. (Sulistyawati, 2020)

4. Memperhatikan telapak tangan

Saat seseorang membuka telapak tangan, itu berarti menunjukkan keterbukaan seseorang dan
tanda yang mengundang kepercayaan dan persahabatan.

5. Memperhatikan bahu

Saat lawan bicara mengangkat bahu ke atas, bisa jadi itu menunjukkan orang tersebut tidak
mengetahui sesuatu hal atau mengungkapkan sikap mengabaikan masalah yang terjadi.

6. Memperhatikan lengan

Saat sedang berdebat dan lawan bicara menyilangkan lengan, maka bisa jadi ini merupakan
sebuah tanda pembelaan diri. Namun, jika orang tersebut tersenyum saat menyilangkan lengan,
maka hal tersebut merupakan sikap nyaman atau kebiasaan mereka.

7. Memperhatikan posisi duduk

Posisi duduk dengan kaki yang menyilang menandakan seseorang tidak akan mendengarkan
argumen anda atau memang orang tersebut pemalu dan pendiam, tetapi bisa juga posisi kaki
yang menyilang menunjukkan rasa percaya diri. Menggoyangkan kaki pada saat duduk
menunjukkan kecemasan atau tidak sabar saat sedang menunggu sesuatu atau berada dalam
situasi tegang. (Utama, 2020)

8. Memperhatikan tangan

Saat tangan seseorang berada di belakang leher, kemungkinan besar hal tersebut menandakan
kondisi orang tersebut ketika bosan, kesal, ataupun berbohong, tetapi bisa juga ditunjukkan
dengan tangan yang berada di dagu. Posisi tangan berada di belakang tubuh dengan memegang
pergelangan tangan menunjukkan orang tersebut tengah meningkatkan rasa tenang dan percaya
diri. Namun, jika dengan memegang siku bisa jadi sedang menahan rasa kesal dan amarah. Saat
seseorang memasukkan tangan ke dalam saku menunjukkan orang tersebut memiliki sikap
percaya diri yang tinggi dan merasa mampu menjadi pemimpin.

9. Memperhatikan arah kaki

Arah kaki menandakan siapa yang dipilih menjadi lawan bicara dan menunjukkan keterlibatan
orang dalam suatu percakapan.
3.3 Cara Meningkatkan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi. Berdasarkan penelitian,
bahasa tubuh seperti gerak tubuh, postur, dan ekspresi wajah menjadi faktor yang paling
berpengaruh pada penyampaian pesan. Lawan bicara akan dapat memahami perbedaan antara
perkataan dan pemikiran melalui bahasa tubuh, maka dari itu bahasa tubuh harus selaras dengan
kata-kata yang diucapkan. Untuk itu, memperbaiki bahasa tubuh menjadi penting untuk
dilakukan sehingga menghasilkan komunikasi yang berkualitas dan efektif. Adapun cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan bahasa tubuh, yaitu :

1. Kenali bahasa tubuh

Langkah awal untuk bisa meningkatkan bahasa tubuh adalah dengan mengenali bahasa tubuh
yang biasa dilakukan dengan memperhatikan bagaimana cara duduk, berjalan atau berbicara.

2. Berlatih

Bahasa tubuh dikendalikan oleh pikiran bawah sadar, namun bukan berarti tidak bisa melatih dan
meningkatkannya. Hal ini dapat dilakukan di depan cermin hingga melakukannya secara nyata.
Perasaan dan bahasa tubuh dapat bekerja secara berkebalikan, sehingga seseorang bisa mencoba
untuk tersenyum saat sedang sedih agar terlihat lebih bahagia.

3. Menjadi seperti yang diinginkan

Pejamkan mata dan pikirkan bahwa dunia sedang melihat sehingga bisa dengan bebas menjadi
diri sendiri. Jadilah seseorang yang antusias dan memiliki semangat yang positif.

4. Bergaya seolah penuh kekuatan

Meletakkan tangan di pinggul atau belakang kepala bisa menjadi postur yang mengesankan
kekuatan juga akan tampak percaya diri. Tetapi sebaiknya tidak melakukan postur ini selama
wawancara kerja atau diskusi.

5. Berhenti menyilangkan lengan dan kaki

Menyilangkan lengan atau kaki bisa memberikan kesan orang yang tertutup. Bahasa tubuh
seperti ini dapat menghalangi kepercayaan orang lain.

6. Amati orang lain

Belajar dari orang lain bisa menjadi ide yang bagus. Amati orang lain yang memiliki bahasa
tubuh yang baik. Perhatikan apa yang dilakukan dan tidak dilakukan.
7. Usahakan untuk tetap tegak

Hindari postur tubuh membungkuk. Posisi membungkuk membuat seseorang terlihat lesu dan
letih. Duduk dengan tegak akan menciptakan kesan lebih energik dan bersemangat. Menjaga
postur tubuh yang baik seperti mempertahankan bahu, punggung dan tubuh tetap tegak akan
menunjukkan keyakinan diri. Beri sedikit jarak antara kaki dan lengan dengan tubuh sehingga
bisa bergerak dengan leluasa untuk menambah citra positif.

8. Tersenyum dan tertawa

Cara meningkatkan bahasa tubuh selanjutnya adalah dengan membuat senyuman yang tulus.
Senyuman bisa memberikan kesan dapat dipercaya, hangat, dan mudah didekati. Bersikap serius
pada waktu yang tepat. Namun, ketika orang lain membuat lelucon, dapat direspon dengan
tersenyum dan tertawa. Hal ini dapat memberikan kesan ramah.

9. Lakukan kontak mata

Kontak mata akan membantu dalam membangun kepercayaan dan membuat lawan bicara merasa
dikenali serta didengar. Koneksi juga akan lebih mudah terbentuk dengan adanya kontak mata.
Hindari untuk menatap secara terus menerus, sesekali lihat sekitar dan lakukan kontak mata
secara berkala.

10. Lemaskan bahu

Ketika merasa tegang, tubuh juga akan memberikan respon yang sama termasuk juga bahu. Bahu
yang rileks dapat meningkatkan bahasa tubuh.

11. Lakukan jabat tangan

Jabat tangan nampaknya menjadi hal yang sangat sederhana, namun jabat tangan bisa membuat
orang lebih bersahabat dan bersikap terbuka. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
ditemukan bahwa menyentuh tangan, lengan, atau bahu seseorang selama 40 detik bisa
menciptakan koneksi.

12. Lakukan gerakan tangan

Saat berada dalam rapat atau diskusi yang penting, lakukan gerakan tangan. Gerakan tangan akan
membantu untuk menyampaikan poin penting. Seringkali gerakan tangan juga membantu
mengurangi kecemasan saat berada di depan banyak orang.

13. Jangan menyentuh wajah

Hindari menyentuh area sekitar wajah ketika anda berbicara dengan orang lain. Gerakan seperti
menggaruk kepala atau menyentuh wajah akan membuat terlihat cemas atau gugup. Bahasa
tubuh seperti ini tentu bisa menghambat komunikasi yang efektif
14. Perhatikan nada bicara

Terkadang ketika sedang melakukan presentasi. Nada suara menjadi lebih tinggi tanpa disadari.
Hal seperti ini terjadi karena merasa gugup. Untuk itu, turunkan nada bicara untuk meningkatkan
bahasa tubuh tetapi tetap berbicara dengan tegas. Kunci utama yang perlu dilakukan adalah
berbicara dengan pelan dan tenang. Beri jeda waktu untuk menjawab pertanyaan dari lawan
bicara sehingga dapat mendengarkan lawan bicara dengan seksama.

15. Beri isyarat saat mendengarkan orang lain

Komunikasi akan berjalan lebih efektif jika memberi respon pada lawan bicara. Menunjukkan
beberapa hal non verbal seperti anggukan akan meningkatkan bahasa tubuh. Namun hindari
anggukan yang berlebihan karena bisa menunjukkan kekhawatiran akan sesuatu.

3.4 Percaya Diri Pada Penampilan Sendiri

Tidak semua orang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, bahkan cenderung introvert dan malu
untuk mengungkapkan pikiran mereka di hadapan orang lain. Berikut ini akan dibahas mengenai
meningkatkan rasa percaya diri sekaligus membuat Anda merasa yakin dengan kemampuan
Anda sendiri, yaitu :

1. Belajar dari kesalahan

Ketakutan untuk mengulang kesalahan yang pernah Anda lakukan di masa lalu mungkin telah
menghilangkan rasa percaya diri anda. Untuk mengatasinya, anda justru harus mempelajari lagi
kesalahankesalahan tersebut sehingga tidak akan terulang lagi di masa depan.

2. Berkomunikasi dengan orang-orang terdekat anda

Jangan pernah ragu mengungkapkan kekhawatiran dan ketakutan yang anda alami dengan orang-
orang terdekat anda. Misalnya anda bisa sharing dengan sahabat, keluarga, atau kekasih anda.
Dengan begitu, anda tidak hanya akan mendapat dukungan moral dari orangorang terkasih,
namun juga akan mendapat masukan berguna yang sangat ampuh untuk meningkatkan rasa
percaya diri anda.

3. Berpikir positif

Berpikir positif bisa membawa anda ke hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah anda duga.
Cobalah untuk selalu melihat nilai positif dari setiap hal yang Anda lakukan, meskipun dalam
kondisi yang buruk sekalipun. Dengan berpikir positif, secara tidak langsung anda akan
mensugesti diri anda untuk berhasil. Keberhasilan adalah poin penting yang bisa menaikkan rasa
percaya diri.

4. Perhatikan penampilan anda


Penampilan fisik selalu berkaitan erat dengan rasa percaya diri. Anda tidak perlu tampil mewah
dan glamor dengan pakaian yang serba mahal, namun yang harus anda perhatikan adalah
kebersihan penampilan anda serta pilihan busana yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Bersyukur atas semua yang anda miliki

Syukurilah semua yang anda miliki, baik itu fisik, non-fisik, material maupun non-material.
Berbahagialah dengan apa yang sejauh ini anda dapatkan. Ingat, janganlah selalu melihat milik
orang lain, karena itu justru bisa menumbuhkan rasa iri hati dan membuat anda merasa minder.
Dengan mensyukuri semua milik anda, maka anda akan lebih mudah berdamai dengan diri
sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri.

4.1 Kesimpulan

1. Karakteristik menciptakan pengaruh instan memiliki tiga macam karakteristik yaitu


penampilan, kesopanan dan keramahan, dan bahasa tubuh.

2. Mempelajari bahasa tubuh ada 9, yaitu dengan cara menatap mata lawan bicara, menatap
senyuman dan gerakan bibir, menggaruk hidung, memperhatikan telapak tangan, memperhatikan
bahu, memperhatikan lengan, memperhatikan posisi duduk, memperhatikan tangan,
memperhatikan arah kaki.

3. Cara meningkatkan bahasa tubuh yaitu kenali bahasa tubuh, berlatih, dan menjadi seperti yang
diinginkan.

4. Cara supaya percaya diri pada penampilan sendiri yaitu belajar dari kesalahan, berkomunikasi
dengan orang-orang terdekat anda, berpikir positif, perhatikan penampilan anda, dan bersyukur
atas nama semua yang anda miliki.

KELOMPOK 6 KEPERCAYAAN DIRI

3.1 Faktor-faktor Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu

1. Faktor internal, meliputi :

a. Konsep diri. Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan
konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (1995), konsep diri
merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri
biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri
akan memiliki konsep diri positif.
b. Harga diri. Menurut Meadow (dalam Kusuma, 2005), harga diri yaitu penilaian yang
dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi
secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain.
Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang
berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya
sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya
diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.

c. Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony
(1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan
percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat
menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.

d. Pengalaman hidup. Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari
pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah
diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang
dan kurang perhatian.

2. Faktor Eksternal meliputi :

a. Pendidikan. Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih


lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu
merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih
tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu
tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya
dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.

b. Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma, 2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat


mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan
bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang
diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

c. Lingkungan dan pengalaman hidup. Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan
masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga
yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi.

3.2 Optimisme

Optimis merupakan bentuk sikap percaya diri, yakin, serta memiliki harapan positif terhadap
suatu hal baik tujuan maupun ujian. Sikap optimis dibutuhkan dalam kehidupan, sebab selain
membuat makin percaya diri juga berpengaruh pada kesehatan. Sayangnya tidak semua orang
bisa mempunyai pemikiran optimis. Berikut sepuluh kebiasaan yang mendorong bersikap
optimis, dilansir Huffington Post :
1. Selalu bersyukur

Jika Anda tidak pernah bersyukur makan Anda tidak akan pernah merasa puas. Bersyukur akan
memberi Anda kekuatan dan mengajari bagaimana Anda menghargai hal-hal dalam kehidupan.

2. Berbagi kisah

Saat kita berbagi cerita, kita juga membagikan sesuatu pada orang lain. Seperti berbagi
semangat, harapan yang mengandung rasa optimis.

3. Memaafkan

Menerima atau meminta maaf adalah cara untuk menciptakan kedamaian. Kedamaian yang
tercipta akan membuat pikiran jernih dan optimis.

4. Hilangkan kecemburuan

Salurkan energi untuk berbuat lebih baik daripada bersikap iri. Karena iri hanya akan menyakiti
diri sendiri.

5. Lebih banyak senyum

Seyum menjadi cara tercepat untuk memberikan energi positif baik untuk diri sendiri maupun
lingkungan.

6. Berpikir positif

Berpikir positif akan membuat kehidupan lebih mudah karena Anda memandangnya dari sudut
yang positif.

7. Yakin punya masa depan lebih baik

Setiap orang punya masa lalu yang tidak menyenangkan. Namun bukan menjadi jaminan jika
masa depan akan buruk juga. Yakin masa depan yang baik akan dating jika terus berusaha dan
optimis.

8. Berhenti menyalahkan orang lain

Sangat mudah untuk menyalahkan orang lain. Yang tersulit adalah introspeksi diri. Menyalahkan
orang lain adalah sikap pengecut dan pesimis.

3.3 Visualisasi Kemenangan

Visualisasi (Inggris: visualization) adalah suatu rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram
atau animasi untuk penampilan suatu informasi. Secara umum, visualisasi dalam bentuk gambar
baik yang bersifat abstrak maupun nyata telah dikenal sejak awal dari peradaban manusia. Untuk
saat ini, visualisasi telah berkembang dan banyak dipakai untuk keperluan ilmu pengetahuan,
rekayasa, visualisasi desain produk, pendidikan, multimedia interaktif, kedokteran, dll.
Pemakaian dari grafika komputer, seperti animasi merupakan perkembangan penting dalam
dunia visualisasi yang lebih kompleks dan canggih. Kemenangan merupakan istilah yang
diberikan pada seseorang yang berhasil dalam persaingan seperti argumen, perang, atau ujian.
Kemenangan sering tiba dengan banyak emosi. Dalam istilah emosi manusia, kemenangan
disertai dengan perasaan bangga yang kuat, dan dalam perilaku manusia sering disertai dengan
gerakan dan pose tertentu. Berarti visualisasi kemenangan suatu rekayasa pembuatan gambar ,
animasi, atau diagram untuk penampilan suatu informasi mengenai kemenangan, entah itu
kemenangan dalam perlombaan, ujian, perang ataupun argumen. Sejatinya banyak visualisasi
kemenangan yang sudah banyak dikembangan oleh masyarakat untuk dijadikan karya-karya
yang membanggakan dikancah nasional hingga internasional untuk mengeluarkan suara
semangat untuk mendukung tim nya masing- masing.

3.4 Menonjol Dalam Pekerjaan

Dalam dunia kerja, seorang karyawan akan dipandang baik jika ia menonjol di antara rekan
kerjanya. Untuk menjadi karyawan yang menonjol, salah satu caranya adalah dengan
menunjukkan eksistensi diri dan potensi yang dimiliki. Meski demikian, terkadang sulit
menonjolkan diri karena adanya persaingan, baik itu persaingan yang sehat maupun tidak. Setiap
perusahaan tentu memiliki etos kerja dan kultur tersendiri. Hal ini penting bagi dipelajari oleh
karyawan. Seperti lingkungan rumah yang mana harus dipahami dan juga komunikasi dengan
masyarakat sekitar. Begitu pula dengan perusahaan tempat bekerja. Mulailah untuk mempelajari
situasi budaya kerjanya seperti cara mereka bekerja, berinteraksi, dan berkomunikasi sesama
rekan kerja. Perfoma yang baik akan ditunjukkan dengan kinerja yang baik. Namun, selain
tentang pekerjaan, hal-hal yang berhubungan dengan disiplin juga dapat menaikkan performa. Di
era sekarang ini, networking merupakan hal yang wajib dimiliki.

3.5 Pemetaan Pikiran

Pemetaan pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan
menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Pemetaan pikiran merupakan cara
untuk mengembangkan pikiran ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai
sudut, mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Pemetaan pikiran dapat
membantu seseorang dalam banyak hal, seperti merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih
kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-
pikiran, mengingatkan dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien, dan lain sebagainya.

3.5 Persiapan Wawancara

Tahapan persiapan merupakan tahapan yang perlu dilakukan secara matang sebelum masuk pada
tahap wawancara. Persiapan wawancara dapat dilakukan jauh-jauh hari mengingat banyaknya
hal yang perlu dipersiapkan. Dengan begitu wawancara dapat berjalan lancar serta sesuai yang
diharapkan. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan dalam persiapan wawancara.
a. Menggali informasi mengenai perusahaan yang dituju Tindakan ini dapat membantu pelamar
dalam menjawab pertanyaan mengenai perusahaan. Dikarenakan pertanyaan seputaran
perusahaan merupakan pertanyaan yang paling umum ditanyakan, maka setiap pelamar
diwajibkan menguasai profil perusahaan tujuan. Selain itu, mengetahui profil perusahaan dapat
menjadi nilai plus bagi pelamar karena memberikan kesan minat yang tinggi ingin bekerja di
perusahaan tersebut.

b. Memilih pakaian tebaik dan berpenampilan rapi Pakaian menjadi penilaian kasat mata dan
menjadikan kesan pertama bagi pewawancara terhadap pelamar. Pakaian dan penampilan juga
memengaruhi penilaian orang terhadap kepribadian pelamar. Selain itu, sesuaikan pakaian
dengan jenis perusahaan yang dituju. Misalkan, jika melamar di perbankan, maka gunakan
pakaian formal, seperti kemeja, dasi, celana atau rok kain, dan sepatu pantofel.

c. Menyiapkan daftar pertanyaan dan jawaban Tindakan persiapan ini sangat perlu dilakukan
untuk mencegah kita gugup atau melakukan kesalahan saat menjawab pertanyaan dari
pewawancara. Pertanyaan yang sering dilemparkan oleh pewawancara, yakni pengalaman kerja
serta fokus kemampuan atau keahlian yang dimiliki terkait dengan posisi pekerjaan yang
dilamar. Kemudian ada pula pertanyaan mengenai alasan pewawancara harus menerima pelamar
di perusahaan. Ketika pewawancara menanyakan kekurangan diri, maka hendaklah siapkan
jawaban yang disertai dengan solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut.

d. Informasi mengenai tempat wawancara Perlunya persiapan ini dilakukan, yakni untuk
mencegah keterlambatan dalam melakukan wawancara. Ketepatan waktu menjadi kesan karakter
yang disiplin. Akan lebih baik jika pelamar tiba di lokasi wawancara 15-20 menit sebelum
jadwal wawancara. Dengan begitu, waktu yang ada dapat digunakan untuk merapikan diri
ataupun menenangkan diri.

e. Persiapkan portofolio, CV, atau dokumen yang dapat menonjolkan kemampuan. Sekarang ini
portofolio dan CV yang menarik juga menjadi nilai plus bagi pelamar. Sertifikat juga perlu
dipersiapkan untuk menunjang bukti dan informasi yang telah dituliskan di CV.

3.7 Kepercayaan Diri Dalam Wawancara

Percaya diri ketika wawancara merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam melamar
pekerjaan. Karena pada akhirnya banyak perusahaan ingin memiliki pegawai dengan
kepercayaan diri yang kuat terhadap kemampuan yang dimiliki. Dibawah ini beberapa cara
membangun kepercayaan diri ketika wawancara.

1. Berdoa sebelum memulai

Kelancaran wawancara semua kembali ke tangan Tuhan. Jika semua hal berjalan lancar, maka
kepercayaan diri akan terbangun dengan sendirinya.

2. Berlatih terlebih dahulu


Perasaan gugup pasti akan dirasakan oleh setiap pelamar ketika wawancara. Yang pada akhirnya
akan menimbulkan kesalahan dalam prosesnya. Oleh karena itu, hilangi rasa gugup, gantikan
dengan kepercayaan diri melalui melatih diri. Mulai dari cara melatih suara saat menjawab
pertanyaan kemudian lanjutkan melatih menjaga sikap saat proses wawancara.

3. Berpikir positif tentang proses wawancara

Ubah pola pikir bahwa wawancara itu menakutkan menjadi pola pikir postif bahwa wawancara
itu seperti mengobrol tetapi dengan intensitas keseriusan. Karena sejatinya, wawancara ialah
komunikasi dua arah. Dimana pewawancara dan pelamar dituntut untuk aktif.

4. Perhatikan body language

Body language seperti posisi tubuh saat duduk dapat membantu pelamar dalam meningkatkan
kepercayaan diri ketika wawancara. Kepercayaan diri dapat bertahan atau meningkat ketika bahu
tegap serta tidak membungkuk. Dengan begitu suara yang dikeluarkan akan terdengar jelas dan
alami dibandingkan ketika tubuh membungkuk. Selain itu, senyuman dan aura positif harus
selalu diperlihatkan untuk memberikan kesan positif.

3.8 Kesuksesan Rapat

Rapat diselenggarakan untuk membahas permasalahan tertentu atau merumuskan strategi dalam
menyukseskan suatu acara atau rencana. Kesuksesan rapat terdapat pada keaktifan dari anggota
rapat. Semakin aktif, maka akan banyak ide atau pendapat untuk dipertimbangkan. Berikut ini
beberapa cara agar rapat dapat berjalan sukses.

a. Siapkan materi dan bahan

Cek kembali agenda rapat yang akan dibahas untuk menghindari mandeknya rapat. Jadi,
persiapkan rapat, mulai dari materi yang akan didiskusikan hingga peralatan penunjang.
Misalnya, materi untuk presentasi, catatan-catatan kecil, serta peralatan seperti proyektor, dan
lain-lain.

b. Pendengar yang baik

Berfokuslah pada topik yang tengah diperbincangkan. Dengarkanlah pendapat tiap peserta yang
hadir. Dengan begitu, respons yang akan disampaikan relevan.

c. Ide segar

Kemukakanlah pemikiran atau pendapat yang relevan dengan topik permasalahan yang sedang
dibahas. Namun, perlu diingat, hindari memberikan solusi atau ide yang abstrak. Ide semacam
ini akan sulit dipahami dan kemungkinan besar tidak diterima dalam rapat.

d. Ringkas, berisi, dan jelas


Sampaikan pendapat atau ide dengan bahasa yang lugas dan tidak bertele-tele. Serta gunakan
intonasi yang sesuai dan jelas untuk dapat didengar

e. Asah kemampuan

Asah kemampuan mulai dari menyampaikan pendapat hingga presentasi jika sebagai anggota
rapat merasa tidak percaya diri.

3.9 Manajemen Tim yang Percaya Diri

Manajemen dikenal sebagai sebuah proses yang mengatur kegiatan atau perilaku sehingga
menimbulkan efek yang baik. Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya dengan cara
yang efektif dan efisien. Dalam sebuah perusahaan, terdapat masing-masing divisi yang dipimpin
oleh seorang manajer atau head hingga jajaran top manager. Fungsi dari seorang manajer ini
sudah jelas adalah untuk mengatur kinerja karyawan bawahannya untuk mencapai tujuan
perusahaan (manajemen). Tidak hanya mengatur, seorang manajer dalam sebuah perusahaan
juga bertanggung jawab atas pengawasan bawahannya agar berjalan sesuai dengan koridor
pekerjaan. Setiap perusahaan pasti memiliki tim untuk memajukan perusahan tersebut dan
dibutuhkan kepercayaan diri terdahap sesama anggota tim. Cara menimbulkan kepercayaan diri
dalam tim dapat dimulai dari diri sendiri. Camkan pada diri sendiri bahwa diri kita mampu dan
bisa menyelesaikan tugas tim menjadi lebih baik. Dukungan antar anggota juga diperlukan untuk
mempermudah manajeman tim. Jadi, manajemen tim yang percaya diri dapat diartikan suatu
proses yang mengatur kegiatan dalam beberapa orang yang ada didalamnya untuk mengerjakan
pekerjaan kantor dengan penuh rasa tanggung jawab serta dibutuhkan lebih kepercayaan diri
terhadap satu individu ke individu yang lain untuk menciptakan suasana yang nyaman serta
membawa energi positif untuk satu sama lain guna menciptakan hasil kerja yang baik.

3.10 Tampil Percaya Diri

Tampil atau berbicara di khalayak publik sering menjadi mimpi buruk bagi beberapa kalangan.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk membangun percaya diri saat tampil dan
berbicara di depan umum.

a. Berbicara di depan cermin. Selain membangun percaya diri, berlatih berbicara di depan cermin
juga membuat terlatih untuk fokus.

b. Atur nafas dan rileks. Sebelum tampil di depan umum, sebaiknya menarik nafas dan
menghembuskan pelan pelan. Saat sudah di depan umum memposisikan diri untuk rileks.

c. Menghindari kontak mata. Bagi yang belum terbiasa berbicara di depan umum, rasa malu dan
gugup saat berada di depan panggung sering membuat fokus kita menjadi buyar. Untuk itu lebih
baiknya hindari kontak mata secara langsung saat lima menit pertama.
d. Fokus ke satu titik. Ketika merasa belum siap, bangun titik fokus untuk diri sendiri dahulu.
Misalnya, benda yang ada disekitar.

e. Memakai pakaian yang membuat nyaman. Selain menyiapkan mental, persiapan fisik juga
menjadi prioritas untuk membangun percaya diri. Oleh karena itu, selalu berusaha selektif dalam
memilih pakaian dan aksesoris yang akan dipakai.

3.11 Bangun Bisnis Sendiri

Di zaman yang semakin serba canggih, saat ini, bias dilakukan oleh siapa saja, kapan pun, dan
dimana pun. Namun, tidak semua orang berhasil sukses dalam menjalankan bisnisnya karena
kurangnya pematangan rencana bisnis, seperti SWOT. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan
dalam membangun bisnis sendiri.

a. Bisnis harus dengan niat dan tujuan yang baik

Berbisnis tidak boleh diiringi dengan tujuan-tujuan yang buruk. Dengan demikian, bisnis akan
bisa berkembang. Kemudian setelah mengetahui apa yang menjadi tujuannya, calon pebisnis
juga harus mengaktualkan dengan konsep yang baik pula.

b. Menentukan skala usaha

Seorang calon pebisnis harus bisa menentukan skala usahanya. Misalnya, skala besar, menengah,
atau kecil. Dengan demikian, ia bisa menghitung modal yang dibutuhkan.

c. Mempersiapkan SDM

Bisinis atau usaha tidak bisa terus-menerus bertopang pada diri sendiri. SDM yang mumpuni
diperlukan dalam mengembangkan bisnis. Pada akhirnya kolaborasi bisa memungkinkan usaha
berkembang. Oleh karena itu, banyaknya UKM gagal bisa jadi karena hanya menguasai bisnis
sendiri saja.

d. Jangan terlalu banyak berteori

Ide yang baik harus segera dieksekusi. Banyak orang paham entrepreneur, tetapi belum tentu
punya usaha atau orang yang baru berusaha saja sedikit, sudah menjadi pembicara. Padahal
belum tentu sukses. Kemudian yang dibagi adalah pengalaman orang atau mengutip kata-kata
orang.

4.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor kepercayaan diri meliputi fakor internal dan eksternal.

2. Optimis merupakan bentuk sikap percaya diri, yakin, serta memiliki harapan positif terhadap
suatu hal baik tujuan maupun ujian.
3. Visualisasi kemenangan dapat diartikan suatu rekayasa pembuatan gambar , animasi, atau
diagram untuk penampilan suatu informasi mengenai kemenangan, entah itu kemenangan dalam
perlombaan, ujian, perang, ataupun argumen.

4. Menonjol dalam pekerjaan dapat ditunjukkan melalui eksistensi diri dan potensi yang dimiliki,
kemampuann beradaptasi di lingkungan kerja, kedisplinan, dan networking.

5. Pemetaan pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan
menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan sehingga mampu membantu
seseorang dalmam berbagai hal.

6. Persiapan wawancara perlu dilakukan dengan matang demi kelancaran proses wawancara
nantinya.

7. Perlunya membangun kepercayaan diri ketika wawancara demi kesuksesan dalam melamar
pekerjaan.

8. Kesuksesan rapat terdapat pada keaktifan dari anggota rapat dan kondusif.

9. Manajemen tim yang percaya diri dapat diartikan suatu proses yang mengatur kegiatan dalam
tim untuk mengerjakan pekerjaan kantor dengan penuh rasa tanggung jawab serta dibutuhkan
lebih kepercayaan diri terhadap sesame anggota demi terciptanya

10. suasana yang nyaman serta membawa energi positif untuk satu sama lain guna menciptakan
hasil kerja yang baik.

11. Kemampuan untuk tampil di khalayak umum perlu diasah dari diri sendiri.

12. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam membangun bisnis sendiri. Karena berbagai aspek
memengaruhi berkembangnya suatu bisnis.

KELOMPOK 7 MENATA MASA DEPAN DEMI KESUKSESAN

3.1 Mengubah Kebiasaan Sehari-hari

Kebiasaan adalah hal yang terbentuk, bukan turun dari langit begitu saja. Mengubahnya bukan
hal yang sederhana, meski terlihat gampang. Contohnya, ketika hari biasa, kita mampu bangun
jam 4 pagi, namun pada hari libur bangun pagi adalah sesuatu yang sukar dilakukan. Ketika
ingin mengganti kebiasaan bangun siang di hari libur, kita tidak serta merta berhasil pada kali
pertama. Ada yang berhasil jika memang menyangkut keperluan yang mendadak. Ketika tidak
ada acara mendadak, otak kita langsung mengenali bahwa hari itu adalah hari libur, sudah
tertanam konsep bangun siang. Mengubah kebiasaan berarti mengubah apa yang ada dalam
konsep kita. Sebelum kita menjalaninya, perlu kita kenali, kebiasaan apa yang ingin diubah dan
apa alasannya. Sering kita mendengar nasihat, “Jika Anda ingin berhenti, ingat lagi alasan Anda
melakukannya.” Agar kebiasaan baru bertahan lama, yang mesti kita ubah adalah sistem
otomatis dari kebiasaan itu. Misalnya jika kita bangun tidur biasanya langsung mandi, tindakan
tersebut menjadi otomatis. Maka ketika akan mengubah kebiasaan, Anda harus bertahan
menanamkan sistem otomatis tersebut. Berikut beberapa kebiasaan buruk yang sebaiknya

dihilangkan:

1. Memikirkan orang-orang negatif (toxic)

Di dalam hidup, kita pasti akan bertemu dengan orang-orang yang bersikap negatif dan
menyebalkan. Mereka ini biasanya disebut sebagai orang-orang toxic. Salah satu kebiasaan
buruk yang perlu kita hindari adalah memikirkan orang-orang negatif ini. Memikirkan atau
memusingkan mereka hanya membuang-buang waktu saja. Ketika kita terpikirkan mereka,
segeralah bersyukur atas kehadiran orang-orang yang sangat berarti di dalam hidup kita, jadi kita
tidak akan memikirkan orang-orang toxic itu lagi. Ada banyak orang di luar sana yang pantas
mendapatkan perhatian kita, dan mereka adalah orang-orang terbaik yang perlu selalu kita jaga.

2. Multitasking selama rapat berlangsung

Multitasking dapat menurunkan kadar konsentrasi kita akan suatu hal, ini akan menyebabkan
kita melakukan banyak kesalahan. Kesalahan fatal lainnya adalah kita melakukan multitasking
selama rapat berlangsung. Misalnya, kita mendengarkan presentasi rekan kerja kita di dalam
rapat sambil membalas email klien dan juga sambil membalas chat kerabat terdekat kita melalui
whatsapp di ponsel. Seharusnya, kita tidak pernah memberikan setengah dari perhatian kita
kepada orang lain, terutama saat rapat sedang berlangsung. Multitasking yang dilakukan selama
rapat hanya akan menyakiti orang lain dan menciptakan kesan bahwa hal lain jauh lebih penting
daripada mereka yang sedang berbicara kepada kita.

3. Berhentilah bergosip

Orang-orang yang suka bergosip akan mendapatkan kesenangan dari membicarakan kesedihan
atau kemalangan orang lain. Namun, sebenarnya kesenangan yang mereka dapatkan hanyalah
bersifat sementara, dan tidak akan memberi perubahan apapun terhadap hidup mereka. Ini
termasuk kebiasaan buruk yang perlu kita hilangkan di dalam hidup. Mungkin ini akan terasa
sulit di awal, tapi perlahan-lahan kita pasti bisa melakukannya. “Orang-orang dengan pikiran
yang luar biasa akan mendiskusikan ide, orang biasa akan mendiskusikan peristiwa dan orang-
orang yang berpikiran kecil akan membahas orang lain” – Eleanor Roosevelt

4. Menunda-nunda pekerjaan

Seringkali kita tergoda untuk menunda-nunda pekerjaan dengan alasan kita belum menemukan
ide yang cemerlang untuk mengeksekusi pekerjaan kita. Sayangnya, ide itu perlu dikembangkan,
bukan ditunggu. Bagaimana kalau ide yang kita harapkan tidak kunjung datang? Berarti kita
tidak akan mulai pekerjaan kita dengan segera. Kita perlu menghindari kebiasaan buruk dalam
menunda-nunda pekerjaan yang kita miliki. Mereka tidak akan terselesaikan tanpa tindakan
penyelesaian yang kita lakukan.

5. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Meskipun kebiasaan buruk ini berada di urutan paling terakhir, namun ini merupakan kebiasaan
buruk yang paling perlu untuk kita hilangkan. Mengapa? Karena sikap membanding-bandingkan

diri sendiri dengan orang lain sudah menjadi suatu kebiasaan yang dimiliki oleh banyak orang.
Mereka selalu merasa kecil dibandingkan orang lain, padahal setiap orang memiliki
keistimewaan dan kelebihannya masing-masing. Jadi, tidak perlu merasa rendah diri.

Berikut ini langkah-langkah mengubah kebiasaan yaitu :

1. Mulai dengan satu kebiasaan

Bisa dipastikan ketika kita mencoba berubah sekaligus, hasilnya tidak selalu berhasil. Cara yang
tepat untuk mengganti kebiasaan adalah dengan mengubah satu kebiasaan. Karena ketika kita
gagal di tengah-tengah, kita harus memulai lagi dari awal. Pilih satu kebiasaan baru, Lakukan
terus kebiasaan ini selama tiga minggu berturut-turut. Setelah tiga minggu, semua akan lebih
mudah.

2. Lakukan pola yang berbeda

Ketika melakukan sesuatu berulang-ulang selama waktu tertentu, orang tidak lagi berpikir untuk
melakukannya, ini akan menjadi autopilot dalam otak. Ketika menjadi autopilot, orang tidak lagi
memfokuskan seluruh pikirannya pada apa yang dia kerjakan. Sering sekali dijumpai pada
kehidupan sehari-hari, ketika makan, otak kita terkadang memikirkan hal lain seperti pekerjaan
yang harus diselesaikan selanjutnya, keadaan di rumah, menerawang ke masa lalu, atau
memikirkan impian di masa depan. Jika dibiarkan, pikiran akan sering melompat-lompat,
menyebabkan berbagai macam pikiran dan kecemasan. Cara mudah agar menghindari sesuatu
aksi menjadi autopilot adalah dengan melakukan pola berbeda setiap hari, seperti pulang kantor
dengan mengambil rute jalan yang berbeda. Jika biasanya pergi menggunakan kendaraan pribadi,
sesekali mencoba dengan menggunakan transportasi umum. Hal ini juga melatih otak untuk
terbiasa dengan perubahan. Kebiasaan yang sudah mengakar memerlukan usaha dan waktu
ekstra untuk diubah.

3. Alarm visualisasi

Buat alarm visualisasi ketika tidak tahan untuk melakukan kebiasaan lama. Misalnya, tidak tahan
untuk makan makanan manis, tapi anda tidak bisa memakannya karena alasan kesehatan. Maka,
Anda bisa membayangkan Anda memakan makanan manis dan kemudian berada di ruangan di
rumah sakit, menunggu pengambilan tes darah karena gula darah melonjak tinggi.
4. Beri hadiah ketika berhasil

Ketika berhasil melakukannya dalam tiga minggu berturutturut, pikirkan tentang hadiah yang
akan didapat. Tentunya hadiah ini bukan sesuatu yang berlawanan dengan kebiasaan baru.
Jangan memberi hadiah satu batang rokok, jika memang kebiasaan yang ingin diubah adalah
berhenti merokok. Pikirkan tentang barang yang ingin dibeli, tunda dulu pembelian barang
tersebut sampai tiga minggu berhasil mengubah kebiasaan. Ini mungkin akan memotivasi untuk
lebih kuat dalam menghadapi tantangan yang datang. Jika sulit berkomitmen, minta seseorang
untuk mengawasi dan mengingatkan anda.

5. Jangan menyerah

Mengubah kebiasaan memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan tekad dan
motivasi yang kuat dalam menjalankannya. Tidak lupa juga membutuhkan dukungan dari
kerabat terdekat. Ketika menemui kegagalan, jangan langsung menyerah dan menyatakan hal
tersebut tidak mungkin dilakukan. Ingat, ini hanya bagian dari cara otak bekerja. Lakukan lagi
dan lagi. Temukan pemicu kegagalan tersebut dan berusaha untuk mengatasinya lebih baik lagi.

6. Percaya pada diri sendiri

Kamu harus yakin pada diri sendiri bahwa kamu bisa berubah sesulit apapun keadaannya. Jika
kamu sendiri tidak yakin, pastilah akan sulit untuk mencapai hal-hal yang menjadi tujuanmu di
awal. Apa kunci keberhasilan dari mengubah kebiasaan? Anda perlu melakukannya secara
berulang-ulang untuk mengubah tindakan otomatis. Peneliti psikologi menunjukkan bahwa
kegiatan sederhana yang dilakukan secara berulang-ulang dapat membantu mengubah kebiasaan.
Atau bisa mengingat TIP, yaitu :

Think (berpikir) : pikirkan dan tuliskan kebiasaan apa yang ingin anda ubah

Imagine (bayangkan) : bayangkan sebuah kebiasaan sampai ke detil-detil langkah Anda


mengubah kebiasaan tersebut juga akibat yang kita peroleh jika kebiasaan buruk terus kita
lakukan.

Practice (latihan) : mulailah melakukannya dengan mencoba langkah-langkah yang sudah


disebutkan di atas.

Kuncinya adalah pengendalian diri untuk mengontrol kebiasaan buruk yang kerap dilakukan
sehari-hari. Kontrol diri diperlukan untuk meningkatkan kebiasaan baik dan menghentikan
kebiasaan buruk. Ini juga berfungsi untuk meningkatkan produktivitas. Jangan sampai kita
membiarkan kebiasaan buruk mengambil alih hidup, maka kebiasaan buruk ini akan
menghambat jalan kita menuju kesuksesan.
3.2 Mengenali Tujuan Hidup

Tujuan hidup adalah apa yang seseorang rencanakan untuk kehidupannya pada hari ini, esok
hari, minggu depan, bulan depan, bahkan beberapa tahun yang akan datang. Setiap orang
memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Tujuan hidup dapat terealisasikan jika orang tersebut
memiliki motivasi serta kemauan yang kuat untuk menggapainya. Biasanya orang-orang tersebut
melakukan segala sesuatu tidak berdasarkan tujuan hidupnya. Untuk itu, terkadang apa yang
telah kita rencanakan dan kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Sebaliknya,
terkadang kita tidak pernah memikirkan atau bahkan merencanakan hal tersebut, tetapi hal
tersebut dapat terwujudkan. Hal inilah yang mendasari bahwa segala sesuatu didalam sebuah
kehidupan sudah sewajarnya harus memiliki tujuan hidup. Tidak banyak orang yang masih
mempertanyakan apa tujuan hidupnya saat ini. Untuk itu perlu bagi kita mengenali tujuan hidup.
Berorientasikan dari pengalaman dan passion seseorang, disitulah tujuan hidup akan terbentuk.
Masing-masing orang memiliki tujuan hidup yang berbeda, mungkin mereka pun memiliki
pandangan kehidupan mereka sendiri. Apalagi, terkadang tujuan hidup dapat berubah ketika
prioritas dan pengalaman punya jawaban atas pertanyaan diri sendiri.

Dari perbedaan itulah maka terbentuklah tujuan hidup masing-masing orang juga berbeda.
Berikut merupakan tujuan hidup seseorang secara global :

1. Membuat perbedaan positif

Mungkin hal ini bernilai negatif atau sering mengecewakan. Tetapi percayalah bahwa ketika kita
melakukan segala sesuatu dengan po sitif, maka apapapun hasilnya akan bernilai posif dan
sangat berharga.

2. Mendapatkan pengalaman

Pengalaman adalah guru terbaik di kehidupan. Pengalaman tidak didapat dari diri kita sendiri
melainkan dari orang lain. Dari pengalaman itulah kita dapat belajar memperbaiki sesuatu, agar
lebih baik dan meminimalisir pengulangan.

3. Menemukan sesuatu yang cukup penting untuk membenarkan penderitaan

Terkadang manusia harus mengalami penderitaan atau cobaan terlebih dahulu agar mereka dapat
mengantisipasi dan memaknai kehidupan mereka. Tidak banyak diantara mereka yang selalu
menyesal di akhir. Untuk itu, selain sebuah pengalaman tujuan hidup dapat dibentuk dari suatu
penderitaan yang mengajarkan kita lebih memaknai dan memanfaatkan kehidupan yang ada.
Tujuan hidup penting untuk dapat kita kenali, agar kehidupan kedepan terarah dan bermakna.
Temukan tujuan hidup kalian mulai dari hal-hal terkecil. Hiduplah dengan nyaman dan
sebahagia mungkin serta fokuslah dengan tujuan yang positif di depanmu. Hidup tanpa tujuan
tiada makna dan hidup tanpa makna tiada arti.
3.3 Menemukan Penguat Energi

Suatu saat nanti, hari ini, ataupun hari-hari yang sudah terlewati, kita pasti pernah berada
disituasi paling rendah, paling tidak memungkinkan, paling sukar dilalui, merasa tidak sanggup
untuk menghadapi, rasanya sudah berada di akhir fase kehidupan. Ketika berada di titik itu yang
kita harus lakukan adalah menemukan penguat energi. Penguat energi bisa dihadirkan oleh diri
sendiri dengan berpikir positif. Berpikir positif dengan berhenti menyalahkan segalanya, karena
dengan bersikap menerima keadaan akan merubah diri menjadi lebih baik. Kemudian berani
mengambil resiko yang lebih besar terhadap berbagai peluang yang disuguhkan didepan mata.
Kita juga diharuskan mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati, berkomitmen untuk
selalu memberikan yang terbaik apapun pekerjaannya. Melakukan sesuatu yang disukai juga
merupakan bentuk penguat energi. Yang mana kita akan selalu dituntut oleh diri kita sendiri
untuk menjadi yang terhebat dibidang keahlian kita. Jika mengalami kegagalan kita harus tetap
semangat dan jangan pernah menyerah sampai menemukan akhirnya. Hindarilah keraguan,
karena keraguan merupakan musuh terbesar dalam meraih kesuksesan. Kita perlu membiasakan
pikiran kita untuk selalu berpikir positif dan melaksanakan tindakan yang ada dalam pikiran kita
apapun hasilnya. Jangan jadikan keraguan sebagai batasan kita untuk mengembangkan diri.
Banyak juga hal yang sering membuat seseorang merasa pesimis. Padahal rasa pesimis tidak baik
jika dibiarkan terus menerus dan bisa membuat kita semakin terpuruk bahkan sulit untuk bangkit
kembali. Maka dari itu, ingatlah untuk selalu optimis. Karena hal ini yang akan menuntun kita ke
hal yang ingin kita capai. Penguat energi tidak hanya datang dari diri kita sendiri, tetapi juga
datang dari orang-orang tersayang. Jangan pernah menganggap remeh hal-hal terdekat yang kita
miliki seperti orang tua, saudara dekat, dan juga sahabat-sahabat terdekat. Tanpa kehadiran
mereka hidup kita mungkin akan menjadi hampa. Karena mereka yang selalu memberikan
penguat energi kepada kita untuk mempersiapkan masa depan demi tercapainya sebuah
kesuksesan.

3.4 Gunakan Dorongan dan Dukungan

Dalam mempersiapkan masa depan diperlukan dorongan dan dukungan agar dapat membantu
kita dalam mencapai tujuan di masa depan. Hal ini berfungsi untuk membangun semangat dan
percaya diri bahwa kita pasti bisa mencapainya dan akan memperoleh hasil yang baik di masa
depan. Untuk itu kita harus berusaha yang terbaik dan bersungguh-sungguh mulai dari sekarang
agar apa yang kita inginkan bisa kita raih dimasa depan.

Dukungan dan dorongan ada beberapa bentuk, yaitu:

1. Dorongan Intrinsik

Dorongan yang membuat individu melakukan sesuatu oleh keinginan yang berasal dari dalam
diri sendiri. Misalnya saja ada seseorang yang menetapkan sasaran untuk belajar karena ingin
mendapatkan nilai yang jauh lebih baik.
2. Dorongan Ekstrinsik

Dorongan yang membuat individu melakukan sesuatu oleh keinginan yang berasal dari
oranglain.

a. Dorongan dari orangtua

Misalnya ada seorang anak yang ingin belajar dan meningkatkan nilainya karena orang tuanya
marah dan kecewa dengan nilai yang didapatkan saat ini. Dorongan dan dukungan yang sangat
kuat biasanya berasal dari orang tua, hampir semua anak menjadikan orang tua dan keluarganya
sumber kekuatan bagi mereka. Orang tua selalu memberi dukungan dan dorongan untuk seorang
anak agar sukses. Bentuk dorongan inilah yang dapat menumbuhkan semangat seorang anak
yang ingin membanggakan dan membahagiakan orang tua mereka.

b. Dorongan dari orang istimewa

Disini yang dimaksud dorongan dari orang istimewa orang yang memiliki tempat spesial di
dalam hati kita selain orangtua. contohnya saudara, sahabat bahkan kekasih. Banyak diantara kita
yang menjadikan seorang sahabat sebagai dorongan dan dukungan saat belajar, mencapai tujuan,
hingga membantu dalam mencapai kesuksesan dalam hidup. bahkan ada seorang sahabat yang
berjuang bersama dari nol hingga sukses.

c. Dorongan yang Timbul Berdasarkan Ketakutan

Ketika seseorang bertanggung jawab kepada orang yang dicintai atau kepada masyarakat umum,
maka dalam hal ini kita telah menciptakan motivasi di dalam diri sendiri berdasarkan rasa takut
akan kegagalan. Karena takut akan kegagalan maka disitulah tumbuh dorangan untuk
bersemangat dan bersungguh-sungguh mempersiapkan kesuksesan di masa depan.

3.5 Belajar Menghadapi Masa Depan

Masa Depan adalah sebuah kemungkinan kehidupan yang kita jalani saat ini mulai dari apa yang
kita pikirkan di masa lalu, dan pikiran kita saat ini akan menghasilkan kehidupan di masa depan.
Adapun hal yang harus kita lakukan untuk belajar menghadapi masa depan yaitu :

1. Explore Yourself

Kita harus tahu apa kelebihan yang kita miliki dan apa yang bisa membuat diri kita enjoy
melakukannya. contohnya itu seperti di dunia perkuliahan, ada banyak pilihan yang akan
dihadapi seperti menjadi mahasiswa yang aktif bergabung kepanitiaan, aktif mengikuti lomba,
aktif mengikuti seminar, atau bahkan tidak aktif sama sekali. Pilihan berada di tangan kita,
sehingga kita harus tahu mana yang akan cocok dan tidak cocok terhadap diri kita. Oleh karena
itu, penting untuk kita mengeskplorasi diri kita masing-masing untuk menemukan pilihan yang
paling tepat.
2. Stop Kebiasaan yang Membuang-buang Waktu

Mungkin untuk sekarang kita merasakan kebiasaan seperti main game sampai tengah malem,
nonton film, nongkrong dan lainnya. itu sangat menyenangkan untuk dilakukan, tetapi dapat
dipastikan pada masa depan kita akan menyesal telah membuang-buang waktu untuk hal
tersebut. Persaingan akan semakin ketat kedepannya, orang berlomba-lomba untuk menjadi yang
terbaik. Apabila kita tidak mampu menghadapi persaingan ini, kita akan kesulitan di masa depan.
Gantilah kebiasaan–kebiasaan yang kurang berguna tersebut dengan yang lebih berguna
misalnya membaca buku yang mengedukasi, mengikuti seminar, konsultasi jurusan (apabila
masih duduk di bangku sekolah), dan mencari informasi–informasi yang edukatif.

3. Buat Target yang Ingin Dicapai

Sangat penting untuk memiliki target dalam melakukan sesuatu. Dengan adanya target, kita akan
lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu. Kita bisa ambil contoh apabila ingin mendapatkan
IPK 4.00, kita pastinya harus belajar lebih giat dibandingkan orang lain. Ada suatu pepatah yang
mengatakan, “Jika anda tidak bekerja keras, seseorang akan mengalahkan anda.” Oleh karena itu,
kita harus selalu bekerja keras agar kita mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat ini.

4. Cari Lingkungan yang Positif

Lingkungan bisa mempengaruh diri kita kearah positif ataupun ke arah negatif. memiliki
lingkungan yang positif itu penting? Karena bila kita memiliki lingkungan yang positif, lama–
kelamaan kita akan otomatis terbiasa untuk melakukan hal–hal yang positif. Sebaliknya, jika kita
memiliki lingkungan yang negatif, sebagai akibatnya kita juga akan otomatis terbiasa melakukan
hal-hal yang negatif. Dengan memiliki lingkungan yang positif, ini sudah merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan masa depan kita.

5. Pantang Menyerah dan Terus Bekerja Keras

Suatu saat kita akan berhadapan dengan banyak rintangan dan cobaan, disinilah titik yang paling
vital dalam mempersiapkan masa depan kita. Terkadang kita akan gagal dalam sesuatu, misalnya
mendapatkan nilai yang buruk padahal kita sudah belajar sungguh-sungguh. Mungkin kita akan
merasa sedih untuk sementara, seakan usaha yang telah kita berikan tidak membuahkan hasil
apa-apa. Yang perlu dicantumkan pada mindset kita adalah kita tidak boleh berhenti, lantas
untuk apakah kita sudah berjuang dari awal, jika kita hanya menyia-nyiakan usaha yang telah
dikeluarkan? Anggaplah itu menjadi motivasi kita untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya,
mungkin hal tersebut mengingatkan kita untuk berjuang lebih keras lagi untuk mencapai apa
yang kita inginkan.
4.1 Kesimpulan

Untuk mencapai kesuksesan di masa depan harus mempersiapkan diri. Bentuk persiapan tersebut
bisa kita mulai dari mengubah kebiasan sehari-hari menjadi lebih baik dan terstruktur, membuat
tujuan serta belajar menghadapi masa depan. Dengan begitu target dan mengenali tujuan hidup,
menemukan penguat energi, menggunakan dorongan dan dukungan agar kita bersemangat dalam
mencapai kita akan siap menghadapi masa depan dan mendapat kesuksesan.

[13.16, 10/12/2020] Meyta Aps UB: Pelayanan prima merupakan pelayanan yang terbaik sesuai
dengan ketentuan dan standar yang berlaku sedangkan pelayanan publik merupakan segala
bentuk pelayanan yang berupa barang atau jasa secara publik yang prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah pusat dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

[13.16, 10/12/2020] Meyta Aps UB: Akuntabilitas sama dengan pertanggung jawaban kita
terhadap pelayanan tersebut

[13.18, 10/12/2020] Meyta Aps UB: Etika bermakna watak atau kebiasaan seseorang sedangkan
etiket bermakna sopan santun, sama sama harus diimplementasikan ketika kita berada pada
sebuah pelayanan tentang bagaimana cara kita untuk menempatkan diri terhadap seseorang

Anda mungkin juga menyukai