Anda di halaman 1dari 22

Critical Book Report

MK : Kurikulum dan
Buku Teks

S1 PBSI

SKOR NILAI:

PENGEMBANGAN KURIKULUM TEORI DAN PRATIK


(Prof. Dr. H. Abdullah Idi. M. Ed. 2014)
PENGEMBANGAN KURIKULUM TEORI DAN PRAKTIK
(Pengembangan Kurikulum Toeri dan Praktik. 2006)

Disusun oleh:

1. Anggun Vebriani Br. Ginting (2203311007)

2. Hodtua Lestari Rajagukguk (2203111068)

3. Nuraini (2203111040)

4. Yessi Tanjung (2203111011)

KELAS : PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA REG B 20


DOSEN PENGAMPU : Dra. INAYAH HANUM, M.Pd
MATA KULIAH : KURIKULUM DAN BUKU TEKS

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. atas berkat dan rahmat-
Nya, kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan critical book review ini. Pembuatan
Critical Book Review ini guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata Kuliah Kurikulum
dan Buku Teks.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Fitriani Lubis, M.Pd., Ka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia


2. Ibu Dra. Inayah Hanum Lubis, M.Pd selaku dosen mata kuliah Kurikulum dan
Buku Teks.
3. Teman-teman yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung
4. Kedua orang tua yang telah mendoakan dan memberikan dana dalam
penyelesaian Critical Book Review ini
Penulis menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna memperbaiki dan
menyempurnakan untuk ke depannya.

Penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada di dalam
critical book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sebagaimana mestinya.

Medan, 25 Febuari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR..........................................................................1


B. Tujuan Penulisan...............................................................................................1
C. Manfaat Penulisan.............................................................................................1
D. Identitas Buku....................................................................................................1

BAB II Ringkas Buku..........................................................................................................3

A. Buku Utama.......................................................................................................3
B. Buku Pembanding..............................................................................................9

BAB III Pembahasan...........................................................................................................16

A. Keunggulan Buku..............................................................................................16
B. Kekurangan Buku .............................................................................................16

BAB IV Penutup..................................................................................................................18

A. Kesimpulan.......................................................................................................18
B. Saran.................................................................................................................18

Daftar Pustaka......................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi CBR

Sering kali kita bingung untuk memilih buku mana yang terbaik agar bisa dibaca dan
dapat mudah dipahami. Terkadang sering sekali kita membaca suatu buku dan di dalam buku
tersebut kita kurang dapat memahami isi buku tersebut karena isinya yang terlalu berbelit-
belit dan membuat kita kurang puas akan hasil buku yang telah kita baca. Misalnya: saja dari
segi analisis bahasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, dengan adanya critical book review ini
dapat mempermudah para pembaca dalam mengetahui materi-materi apa saja yang akan
dibahas dari buku ini dan bagaimana kelemahan dan kelebihan dari kedua buku ini.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan Critical Book Report (CBR) ini, yaitu :

1. Melengkapin tugas mata kuliah Kurikulum dan Buku Teks


2. Menambah wawasan dalam menulis Critical Book Report.
3. Memahami lebih dalam mengenai Pengembangan Kurikulum
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku.
5. Mengetahui cara mengeritik buku dengan benar.

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan Critical Book Report (CBR)ini, yaitu :

1. Critical Book Report bermanfaat untuk menambah wawasan dan literatur penulis
mengenai Pengembangan Kurikulum
2. Critical Book Report bermanfaat untuk melatih daya pikir mahasiswa dalam menilai buku
dengan cara memberikan kritikan yang membangun, dan memenuhi tugas perkulihan.

Critical Book Report bermanfaat untuk lebih mengetahui kelebihan dan kekurangan

D. Identitas Buku
1. Buku Utama

Judul : Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktiknya

1
Penulis : Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M,Ed.

Penerbit : PT Raja Grafindo Persada

Kota Terbit : Jakarta

Tahun : 2014

Jumlah Hal : 281 halaman

Edisi :1

ISBN : 978 – 979 – 769 – 700 - 6

2. Buku Pembanding

Jurnal : Pengembangan Kurikulum Toeri dan Praktik

Penulis : Nana Syaodih Sukmadinata

Penerbit : ROSDA

Kota Terbit : Bandung

Tahun : 2006

Jumlah Hal : 218 halaman

ISBN : 978 – 514 – 601 -1-7

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Buku Utama

Bab 1 membahas tentang sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia yaitu periode


kolonial hingga k 13 yang pertama adalah:

a. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947) : Sejarah kurikulum pendidikan Indonesia


sampai saat ini dimulai dari Kurikulum Rencana Pelajaran, yakni kurikulum lanjutan
yang sebelumnya digunakan semasa penjajahan Belanda, atau disebut juga dengan
leer plan yang berarti rencana pelajaran. Kurikulum ini memiliki tujuan yang berfokus
pada pendidikan pikiran dan pendidikan karakter sebagai warga negara Indonesia.
Kurikulum Rencana Pelajaran 1947 mulai diterapkan di sekolah-sekolah sejak tahun
1950.
b. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai (1952) :Kurikulum ini dapat dikatakan sebagai
cikal bakal sistem pendidikan Indonesia. Dalam Kurikulum Rencana Pelajaran
Terurai sudah terdapat rincian mata pelajaran dan menggunakan silabus sebagai
pokok-pokok atau isi materi pelajarannya. Di kurikulum ini juga seorang guru
memiliki tanggung jawab untuk mengajar satu mata pelajaran.
c. Kurikulum 1964 : Pada Kurikulum 1964 pemerintah menerapkan program
Pancawardhana sebagai pembekalan di jenjang Sekolah Dasar (SD), yakni pendidikan
yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Kemudian,
untuk mata pelajaran diklasifikasikan menjadi 5 kelompok bidang studi yaitu, moral,
kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan, dan jasmani.
d. Kurikulum 1968 : Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari Kurikulum Pelajaran
Terurai (1952) hingga Kurikulum 1964. Terjadi perubahan dari program
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat secara jasmani, menjunjung kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral,
budi pekerti, dan beragama.
e. Kurikulum 1975: Pada Kurikulum 1975 sistem pendidikan memiliki orientasi pada
tujuan dengan harapan dapat lebih efektif dan efisien. Di Kurikulum 1975 inilah
mulai dikenal istilah satuan pelajaran atau rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Setiap satuan pelajaran diperinci lagi menjadi petunjuk umum, tujuan instruksional

3
khusus, materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
Banyak yang mengkritik Kurikulum 1975 tidak ideal dikarenakan beban tugas guru
yang terlalu banyak dalam melakukan rincian tersebut.
f. Kurikulum 1984 : Kurikulum ini sering disebut juga sebagai Kurikulum 1975 yang
disempurnakan. Melalui Kurikulum 1984 siswa mulai ditempatkan sebagai subjek
belajar yang diharapkan dapat mengamati sesuatu, mengelompokan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Kurikulum ini menggunakan metode CSBA (Cara Belajar Siswa
Aktif) atau Student Active Learning (SAL).
g. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 : Kurikulum ini merupakan revisi
terhadap kurikulum selanjutnya dan dinilai tidak memiliki dasar perbedaan yang
prinsipil. Pada kurikulum ini ada perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari
semester ke caturwulan. Dengan pembagian waktu tersebut, diharapkan siswa dapat
menerima materi pembelajaran lebih banyak dalam pembagian tiga kali caturwulan
dalam setahun. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
h. Kurikulum 2004 : Kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) yakni, perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta
sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum 2004
mendapatkan kritik perihal kaitan alat ukur kompetensi siswa dengan ujian yang
masih dengan format pilihan ganda. Setelah dilakukan uji coba di Pulau Jawa dan
kota-kota besar di luar Pulau Jawa, KBK dianggap kurang memuaskan bagi guru atau
tenaga pengajar yang menerapkannya.
i. Kurikulum 2006 : Berbagai kekurangan dalam KBK berakhir di awal tahun 2006
yang kemudian digantikan dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi siswa dan teknik evaluasi
pelajaran tidak banyak yang berubah dengan KBK. Akan tetapi, terdapat perbedaan
yang cukup signifikan untuk guru yang diberikan kebebasan dalam merancang
pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa di sekolah tersebut.
j. Kurikulum 2013: Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh,
menjelaskan bahwa kurikulum terbaru (Kurikulum 2013) akan lebih menekankan
pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Di kurikulum
ini guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengomunikasikan apa yang telah siswa pahami setelah menerima
materi pembelajaran. Kemudian untuk siswa itu sendiri, diharapkan dapat memiliki
4
tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kemampuan interpersonal, antar-
personal, dan memiliki kemampuan berpikir kritis.

Bab 2 memaparkan materi tentang kurikulum dan silabus seperti kurikulum sebagai bahan
ajar (subjek matter), kurikulum sebagai perangkat pengalaman (curriculum as experience),
kurikulum sebagai bahan memperlihatkan bahwa para pendidik membuat suatu strategi yang
disengaja melalui wacana tujuan sasaran (curriculum as intention), kurikulum harus
merefleksikan suatu kebudayaan masyarakat tertentu (curriculum as cultural reproduction),
kurikulum sebagai suatu proses daripada pemberian pengertian individu secara terus-menerus
ke arah yang lebih berarti (curriculum as currere), kurikulum sebagai bentuk suatu daftar
bagian isi yang akan dinilai (curriculum dan syllabus). The hidden curriculum adalah
kurikulum yang tidak direncanakan serta komponen kurikulum yang merujuk pada fungsi
kurikulum dalam proses pendidikan yang menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Bab 3 menjelaskan tentang kurikulum pendidikan Islam yang rumusan tujuannya adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yakni
manusia yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan YME. Kurikulum pendidikan Islam
bersumber dari tujuan pendidikan Islam yaitu adalah memiliki perbedaan dengan tujuan
pendidikan lain misalnya tujuan pendidikan menurut paham pragmatisme yang
menitikberatkan pemanafaatan hidup manusia di dunia. Munir Mursi dalam Abdullah Idi dan
Toto Suharto (2006: 3-18) membagi periode sejarah pendidikan Islam menjadi empat periode
yaitu periode pembinaan, periode keemasan, periode kejatuhan dan kemunduran serta periode
pembaruan dan pembinaan kembali.

Bab 4 membahas tentang asas-asas kurikulum seperti filosofis yang memiliki arti cinta akan
kebenaran yang merupakan ilmu yang berusaha memahami semua hal yang muncul di dalam
keseluruhan lingkup pengalaman manusia. Asas sosiologis berperan penting dalam
mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa di muka bumi ini
karena mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan kebutuhan masyarakat. Asas
psikologis terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk yaitu model konseptual dan
informasi yang akan membangun perencanaan pendidikan yang berisikan berbagai
metodologi yang dapat diadaptasi untuk penelitian pendidikan. Asas organisatoris yaitu asas
yang berperan sebagai pembuat keputusan dan memilih terhadap apa yang harus diajarkan
kepada siapa seperti tujuan bahan pengajaran, sasaran bahan pelajaran serta perorganisasian
bahan.

5
Bab 5 memaparkan materi tentang teori kurikulum seperti banyak berbagai asumsi utama
yang diungkapkan para pembuat teori kurikulum adalah berbagai pertanyaan epistemologi
mengenai pengetahuan yang diseleksi untuk isie kurikulum dan mengapa bisa seperti itu. . F.
Skinner mempunyai teori operant conditioning dan diusulkan sebagai suatu teori belajar pada
tahun 1953. Akhirnya, dia mengaplikasikan teorinya dengan lebih langsung melakukan
pengajaran di luar keras. Tetapi, teori itu masih menyisakan tantangan yang lain dalam
mengaplikasikan teori Skinner ke dalam suatu area kurikulum yang lebih spesifik, seperti
yang dilakukan Becker Engelmenn dan Thomas (1945). Proses peneorian lain yang
diusahakan oleh pekerja kurikulum dan spesialis yang bekerja pada bidang kurikulum
menunjukkan suatu spektrum keseluruhan yang menampakkan berbagai spesialisasi intuisi
belaka dalam mendekati teori-teori. Hal itu tergambar pada bidang-bidang, seperti: 11mu.
Psikoterapi, Sosiologi, Filsafat, Ekonomi dan Manajemen. Sebagian dari usaha-usaha ter-
sebut menunjukkan suatu usaha keras dari individu-individu (contoh, Carl Rogers dan Paul
Hirst), sementara yang lain menunjukkan usaha-usaha keras terhadap banyak individu dan
kelompok (sebagai contoh unit teknologi pendidikan di USA dan UK). Fungsi teori
kurikulum adalah sebagai alat disiplin ilmu dengan menentukan orientasi ilmu tersebut,
memberikan kerangka konseptual tentt cara mensistemasi, mengategorisasi dan mengadakan
interpelasi data dan memperlihatkan kekurangan-kekurangan dalam pengetahuan manusia
mengenai disiplin ilmu.

Bab 6 menjelaskan tentang jenis dan model pengembangan kurikulum yaitu jenis-jenis
kurikulum seperti separated subject curriculum yang biasanya dipahami sebagai kurikulum
mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, corralated curriculum yang memiliki makna
bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan anatar yang satu dengan yang lain sehingga
ruang lingkup bahan yang tercangkup semakin luas. Broad field curriculum yaitu menghapus
batas-batas dan menyatukan mata pelajaran yang berhubungan dengan erat. Intelegrated
curriculum yang merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran dari
berbagai macam pelajaran. Selanjutnya adalah model pengembangan kurikulum yang
berguna untuk mengembangkan secara efektif dan efesien sejumlah data dan fenomena yang
kompleks seperti model Ralph Tyler (1949) yang memerlukan empat pertanyaan yaitu
objektivitas, instruksi strategi dan konteks, organizing learning experience dan assessment
and evaluasi. Atau seperti model Hilda Taba (1962) yang menganjurkan untuk lebih
mempunyai informasi tentang masukan pada setiap langkah proses kurikulum.

6
Bab 7 membahas tentang prinsip, hakikat, isi dan pendekatan pengembangan kurikulum.
Prinsip pengembangan kurikulum adalah relevansi, efektivitas, efisiensi, kesinambungan,
fleksibilitas atau keluwesan dan berorientasikan tujuan. Hakikat pengembangan kurikulum
adalah seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai
dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Pendekatan pengembangan kurikulum yaitu
pendekatan bidang studi, pendekatan subjek atau disiplin ilmu, pendekatan berorientasi pada
tujuan, pendekatan dengan pola orientasi bahan, pendekatan rekonstruksionalisme serta
pendekatan humanistik dan pendekatan akuntabilitas. Isi pengembangan kurikulum yaitu:

a. Persoalan berhubungan dengan penyelesaian isi atau bahan yang mencangkup


pentingnya mata pelajaran, pentingnya proses, bahan mengajar, kebutuhan
penyeleksian rasional dan keberadaan pengetahuan anak didik.
b. Kriteria penyeleksian isi atau bahan yang mencangkup validasi, signifikansi, minat,
mampu belajar, konsisten dengan realitas sosial serta kegunaan.

Bab 8 memaparkan materi tentang fungsi dan peran kurikulum. Fungsi pengembangan
kurikuler yaitu sebagai alat dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang paling utama
secara hierarkis yaitu tujuan nasional, institusional, kurikuler, dan instruksional. Peran dalam
pengembangan kurikulum adalah peran konservatif, peran kritis dan evaluatif serta peran
kreatif sangatlah penting dalam dunia pendidikan.

Bab 9 menjelaskan tentang keputusan kurikulum sepeti dalam proses pengambilan atau
pembuatan keputusan kurikulum pada suatu birokrasi pendidikan memerlukan suatu birokrasi
yang cukup kompleks. Sentralisasi pengembangan kurikulum adalah keterlibatan pemerintah
pusat dalam mengembangkan kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada
semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional sebagaimana termaksud dalam UU No. 2 /1989 tentang sistem
pendidikan Nasional. Desentralisasi pengembangan kurikulum adalah bentuk organisasi yang
menghubungkan otonomi organik dengan aspek kelembagaan tertentu bagi daerah tertentu
yang ditinjau dari aspek administrasi. Keputusan kurikulum dalam pengembangan kurikulum
yaitu:

a. Tingkat pengambilan keputusan mencangkup tingkat pengembalian keputusan


ditingkat nasional, provinsi, sekolah ataupun tingkat kelas.

7
b. Tahap pengambilan kurikulum mencangkup pengembangan kurikulum pada tingkat
lembaga, pengembangan program tiap bidang studi, dan pengembangan program
pengajaran di kelas.

Bab 10 membahas tentang kurikulum inti dan muatan lokal. Kurikulum disusun bertujuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta
didik secara fisik dan mental yang disesuaikan dengan lingkungan atau ekonomi l, kebutuhan
pembangunan Indonesia, IPTEK dan seni dalam tiap jenis dan jenjang pendidikan.
Kurikulum inti disusun dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan (UUSPN No. 2 Tahun ,1989
Pasal 37). Berdasarkan definisi diatas ciri-ciri kurikulum inti adalah merupakan rangkaian
pengalaman yang saling berkaitan, direncanakan secara terus-menerus sebelum dan selama
dijalankan, berdasarkan pada masalah dan diperuntukkan bagi semua siswa. Kurikulum
muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan
dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan kebutuhan daerah , sedangkan anak didik
didaerah itu wajib mempelajarinya yang bertujuan untuk pengenalan pemahaman dan
pewarisan nilai-nilai karakteristik daerah kepada peserta didik.

Bab 11 memaparkan tentang implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).


Undang-Undang RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan landasan
bagi pendidikan nasional. Bidang pendidikan merupakan salah satu syarat mempersiapkan
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi perkembangan zaman, persiapan
sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak masa pendidikan dasar,
menengah dan tinggi. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi
landasan program pembelajaran. KTSP yang terbit pada 2006 merupakan penyempurnaan
kurikulum 2004 yang diwujudkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pemerintah telah melakukan pembaruan kurikulum dengan menetapkan KTSP yang merujuk
hasil penyempurnaan dari KBK untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yang cenderung
berdasarkan isi atau materi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa KTSP adalah suatu keharusan
dalam kerangka menuju pendidikan yang berkualitas dan mampu merespon tuntutan terhadap
globalisasi dan otonomi daerah. KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang
tertuang dalam UU RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

8
Bab 12 menjelaskan UU No. 14/2005 dan profesionalisme guru yang merupakan seorang
pengembang kurikulum. Agar proses pembelajaran berkualitas dan relevan dengan silabus
dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran, seorang guru diharapkan dapat sedini mungkin
tentang pentingnya profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Dalam menghadapi
sertifikasi guru, kualifikasi menjadi salah satu syarat utama. Masyarakat menghendaki agar
guru menjadi profesional dalam menjalankan tugasnya. Dalam UU RI No. 14/2005 tentang
guru dan dosen, pada 7 diamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan
melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusi, nilai agama,
nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

Bab 13 menjelaskan kurikulum 2013: SDM abad ke 21 yang kompetitif, ber-iptek serta ber-
imtaq seperti pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (UU RI No. 20/2003).

B. Buku Pembanding

Bab I Konsep Kurikulum membahas mengenai kedudukan kurikulum dalam pendidikan yaitu
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.Interaksi pendidikan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Guru melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang. Mereka mengajar
dengan tujuan yang jelas, bahan-bahan yang telah disusun secara sistematis dan rinci, dengan
cara dan alat-alat yang telah dipilih dan dirancang secara cermat. Disekolah guru melakukan
interaksi pendidikan secara berencana dan sadar.  Dalam lingkungan sekolah telah ada
kurikulum formal, yang bersifat tertulis.Guru-guru melaksanakan tugas mendidik secara
formal, karena itu pendidikan yang berlangsung disekolah sering disebut pendidikan formal.
Kelebihan Dari Pendidikan formal yaitu:

1) pertama, pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih


luas bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetatpi juga ilmu
pengetahuan dan keterampilan. 

9
2) Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih
luas dan mendaalam. 
3) Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis
pendidikan disekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih disadari.
Kurikulum adalah merupakan syarat mutlak bagi pendidikan sekolah, hal itu beararti
bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau
pengajaran.Komponen-komponen utama kurikulum yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan
penilaian.kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendididkan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendididan.

            Konsep kurikulum berjalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga
bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.Kurikulum merupakan
kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh
siswa.Menurut Mac Donald sistem persekolahan terbentuk atas empat subsistem, yaitu
mengajar, belajar, pembelajaran, dan kurikulum.kurikulum merupakan suatu rencana yang
memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Menurut Taba
kurikulum memberikan pegangan bagi pelaksanaan pengajaran dikelas tetapi, merupakan
tugas dan tanggung jawab guru untuk menjabarkannya.  Menurut Beauchamp, kurikulum
juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem yang merupakan bagian dari sistem
persekolahan.  Sebagai suatau sistem, kurikulum merupakan bagian atau subsistem dari
keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah.Fungsi utama sistem kurikulum
adalah dalam pengembangan, penerapan, evaluasi dan penyempurnaannya baik sebagai
dokumen tertulis maupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.

Bab II membahas mengenai teori. Teori merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of
statement) yang menjelaskan serangkaian hal.  Ada tiga karakteristik utama sistem
pernyataan suatu teori yaitu: pernyataan dalam suatu teori bersifat memadukan (unifying
statement), pernyataan tersebut berisi kaidah-kaidah umum (universal preposition), dan
pernyataan bersifat meramalkan (predictive statement). Suatu teori lahir bahwa suatu proses,
yang berbeda dengan yang lainnya. Tugas seorang teoritisi adalah merumuskan istilah-istilah
dan pernyataan yang akan menjelaskan isi bagian-bagian dan hubungan di antara bagian-
bagian tersebut. Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati oleh para ilmuwan yaitu:
mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi.

10
            Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science), yaitu terpan dari lmu
atau disiplin lain terutama filsafat, psikologi, sosiologi, dan humanitis. Teori-teori pendidikan
yang ada lebih menggambarkan pandangan filosofis, seperti teori pendidikan Langeveld,
Kohnstam, dan sebagianya, atau lebih menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne,
Skinner, dan sebagainnya. Ada dua kecenderungan perkembangan ilmu pendidikan
yaitu: Pertama, perkembangan yang bersifat teoritis yang merupakan pengkajian masalah-
masalah pendidikan dari sudut pandang ilmu lain seperti filsafat, psikologi dll.  Kedua,
perkembangan ilmu pendidikan dari praktik pendidikan.Keduanya saling membantu,
melengkapi dan memperkaya.

Pengembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya.


Menurut Bobbit inti teori kurikulum itu sederhana yaitu kehidupan manusia yang meskipun
berbeda-beda pada dasarnya sama , terentuk oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Alizabeth S.
Maccia menyimpulkan adanya empat teori kurikulum yaitu: teori kurikulum, teori kurikulum
formal, teori kurikulum valuasional, dan teori kurikulum praksiologi. Lalu Jack R. Frymier
mengemukakan tiga unsur dasar kurikulum yaitu: aktor, artifak, dan pelaksanaan. Aktor
adalah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum.Artifak adalah isi dan
rancangan kurikulum. Pelaksanaan adalah proses interaksi antara aktor yang melibatkan
artifak. Studi kurikulum menurut Frymier meliputi tiga langkah yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Ada beberapa masalah atau isu substansial dalam pembahasan
tentang teori kurikulum yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan kurikulum,
desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peranan nilai dalam pengembangan kurikulum, dan
implikasi teori kurikulum.

Bab III membahas mengenai landasan filosofis dan psikologis pengembangan kurikulum.
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan
manusia.Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan
manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia.  Ada beberapa landasan utama
dalam pengembangan suatu kurikulum yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan
sosial budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi yang terdiri dari landasan filosofi dan
landasan psikologis, landasan filosodis Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti cinta akan
kebijakan. Orang belajar filsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara
bijak.  Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu
pandangan yang sistematis dan komphrehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia
didalamnya.Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, berusahamelihat segala

11
yang ada ini sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan mencoba mngetahui kedudukan
manusia di dalamnya.Ada tiga cabang besar filsafat yaitu metafisika yang membahas segala
yang ada dalam alam ini, Epistemologi yang membahas kebenaran dan Aksiologi yang
membahas nilai. Bagi John Dewey filsafat dan pendidikan adalah sama , sebagaimana juga
pendidikan menurut dewey sama dengan kehidupan. Ciri utama filsafat dewey adalah
konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah, mengalir, atau on going-ness. Ciri lain
filsafat dewey adalah anti dualistik. pandangannya tentang dunia adalah monistik dan tidak
lebih dari sebuah hipotesis. Filsafat dewey lebih berkenaan dengan epistemologi dan
tekanannya kepada proses berfikir. Sementara landasan folosofis dalam proses pendidikan
terjadi interaksi antar individu manusia, yaitu anatara peserta didik dengan pendidik dan juga
antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk
lainnya karena kondisi psikologisnya.Manusia berbeda dengan benda atau tanaman, karena
benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis.Kondisi psikologis merupakan
karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya.Kondisi psikologis setiap individu berbeda,
karena perbedaan tahap perkembangannya, latar belakang sosial budaya, juga karena
perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama yang seharusnya dari para pendidik
adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal.Jadi ada dua bidang psikologi
yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar.Keduanya sangat diperlukan baik didalam merumuskan tujuan, memilih dan
menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode pembelajaran serta teknik-teknik
penilaian.Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi,
yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.  Ada tiga teori
pendekatan tentang perkembangan individu yaitu pendekatan pentahapan, pendekatan
diferensial, dan pendekatan ipsatif.  Dari tiga pendekatan itu yang paling banyak dianut oleh
para ahli psikologi perkembangan adalah pendekatan pentahapan. Pendekatan ini lebih
disenangi karena lebih jelas menggambarkan proses ataupun urutan perkembangan dan
kemajuan individu. Dalam pendekatan pentahapan ini dikenal dua variasi yang pertama,
pendekatan yang bersifat menyeluruh mencakup segala segi perkembangan, seperti fisik dan
gerakan motorik, sosial, intelektual, moral, emosional, religi dan sebagainya. Kedua,
pendekatan yang bersifat khusus mendeskripsikan salah satu segi atau aspek perkembangan
saja.

12
Bab IV membahas mengenai landasan sosial budaya, perkembangan ilmu dan teknologi
dalam pengembangan kurikulum Kehidupan masyarakat sangat berpengaruh terhadap
proses pendidikan karena pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Tujuan
umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang
dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif.Konsep pendidikan bersifat
universal, tetapi pelaksanaan pendidikan bersifat lokal, disesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat setempat.Salah satu aspek yang cukup penting dalam sosial budaya
adalah tatanan nilai-nilai. Tatanan nilai merupakan seperangkat ketentuan, peraturan, hukum,
moral yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku kepada warga masyarakat.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, dalam arti yang lebih mendasar pendidikan
merupakan suatu proses kebudayaan.  Proses pembudayaan tidak dapat berlangsung secara
sendirian, melainkan harus dalam interaksi dengan orang lain, interaksi dengan orang lain.

                        Pengembangan suatu ilmu pengetahuan tidak hanya ditujukan kepada


perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan juga diharapkan dapat memberikan
sumbangan kepada bidang-bidang kehidupan atau ilmu yang lainnya.  Teknologi ialah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Penemuan teknologi pertama yang cukup
penting adalah teknologi api. Denga teknologi api ini manusia mendapatkan penerangan pada
malam hari, bisa menghangatkan badan, dan mengolah berbagai bahan makanan.  Teknologi
penting yang ditemukan selanjutnya adalah teknologi pertanian.Dengan teknologi ini manusia
membudidayakan bermacam-macam tanaman dan binatang yang sebelumnya tumbuh liar
dialam bebas.  Perkembangan teknologi lain yang sangat penting dan banyak membawa
perkembangan pada teknologi lain adalah teknologi industri.

Bab VI membahas anatomi dan desain kurikulum, Suatu kurikulum  harus memiliki


kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara
kurikulum dan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.
Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan,
proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan
tujuan kurikulum.Tujuan kurikulum di rumuskan berdasarkan dua
hal. Pertama perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari
oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofi, terutama falsafah
negara.Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku
yang menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori tujuan,
yaitu intellectual skills, cognitive strategies, verbal information, motor skills and

13
attitudes (1974,hlm. 23-24). Bloom mengemukakan tiga kategori tujuan mengajar sesuai
dengan domain-domain perilaku individu, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual atau
berpikir.Domain afektif berkenaan dengan penguassaan dan pengembangan perasaan, sikap,
minat, dan nilai-nilai.Domain psikomotor menyangkut penguasaan dan pengembangan
keterampilan-keterampilan motorik. Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan
khusus (objektif), memberikan beberapa keuntungan: a).Tujuan khusus memudahkan dalam
mengkomunikasikan makssud kegiatan mengajar-belajar siswa; b).Tujuan khusu, membantu
memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahan ajar; c).Tujuan khusus memudahkan
guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar; d).Tujuan khusus memudahkan guru
mengadakan penilaian.

Bab VII membahas mengenai proses pengajaran yaitu a. Keseimbangan antara isi dan proses
Telah kita ketahui dalam uraian-uraian yang terdahulu bahwa ada konsep-konsep kurikulum
yang lebih mengutamakan isi dan proses. Keduanya mempunyai kelebihan dan
kekurangan.Keduanya merupakan pemecahan yang paling praktis, walaupun bukan berarti
tanpa menghadapi kesulitan-kesulitan, b. Isi Kurikulum, Isi kurikulum atau pengajaran bukan
hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan
kesatuan pengetahuan terpilih dan dibutuhkan, baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun bagi
siswa dan lingkungannyadan c. Proses Belajar yaitu Belajar Intuitif Pemikiran analitik yang
lebih bersifat konkret daripada berfikir intuitif yang lebih abstrak \dan Belajar Bermakna,
dalam belajar menerima keseluruhan bahan pelajaran disajikan kepada si pelajar dalam
bentuk yang sudah sempurna.

Bab VIII membahas mengenai pengembangan kurikulum Dari pihak-pihak tersebut yang
secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai
berikut:  Peranan para administator pendidikan, Peranan para ahli, Peranan Guru , Dan
Peranan orang tua murid. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
yaitu : Perguruan Tinggi, Masyarakat, dan Sistem nilai.

Bab IX membahas mengenai evaluasi kurikulum yaitu Evaluasi kurikulum memegang


peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun
pada pengambilan keputusan dalam kurikulum. Komponen-komponen kurikulum yang
dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan hanya mengevaluasi hasil
belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan implementasi kurikulum,

14
kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana, fasilitas, dan
sumber-sumber belajar, dll.

Bab X membahas mengenai guru dan pengembangan kurikulum yaitu Guru sebagai Pendidik
Profesional guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Guru memegang peranan penting
baik dalam penyusunan kurikulum maupun pelaksanaan kurikulum. Tujuan utama kegiatan
guru dalam mengajar ialah mempengaruhi perubahan pola tingkah laku para
siswanya.Perubahan ini terjadi karena guru memberikan perlakuan-perlakuan. Tepat
tidaknya, efektif tidaknya perlakuan yang diberikan guru akan menentukan usaha belajar
yang dilakukan oleh siswa. Upaya guru memberikan perlakuan tersebut erat kaitannya
dengan tingat harapan dan perubahan yang diinginkan.Dalam mengoptimalkan
perkembangan siswa, ada tiga langkah yang harus ditempuh. Pertama, mendiagnosis
kemampuan dan perkembangan siswa. Kedua, memilih cara pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi siswa. Ketiga, kegiatan pembimbingan.

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
1. Aspek Sampul

Pada buku utama dan pembanding, sampul yang digunakan sudah cukup bagus, bahan
kertas yang digunakan juga bagus tidak mudah sobek selain itu warna cover juga menarik
sehingga membuat pembaca tertarik membacanya

2. Aspek Tata Letak

Pada buku utama dan pembanding, jika dilihat dari aspek tata letak, kedua buku sudah
sangat bagus, mergin yang digunakan sudah rata kiri dan rata kanan, selain itu kuran font
yang digunakan sudah pas sehingga pembaca dapat membedakan setiap pembahasannya dan
peletakan tabel pada kedua buku juga sudah pas.

3. Aspek Isi

Pada buku utama dan buku pembanding, jika dilihat dari aspek isi keduanya saling
berkaitan dan saling berkesinambungan satu sama yang lainnya, pada kedua buku materi
yang dipaparkan juga dijelaskan secara lengkap dan rinci serta sumber yang digunakan
adalah sumber yang akurat dan fakta serta diberikan contoh impikasinya dalam
penerapannya,

4. Aspek Bahasa

Pada buku utama dan buku pembanding, kedua buku yang digunakan menggunakan
bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturannya sehingga tidak membuat pembaca bingung
untuk memahami isi buku dna ada beberap yang menggunakan kata berbahasa Inggris namun
sudah di terjermahkan dengan baik oleh penulis.

B. Kekurangan
1. Aspek Sampul

Pada kedua buku yang diriview jika dilihat dari aspek sampul keduannya sudah sangat
baik sehingga tidak memiliki kekurangan lagi

2. Aspek Tata Letak

16
Pada kedua buku yang diriview tata letak yang digunakan sudah bagus karena sudah
sesuai dengan aturan yang aa sehingga tidak ada kekurangan

3. Aspek Isi

Pada kedua buku yang diriview keduanya sudah sangat bagus namun pada buku utama
ada beberapa kata yang ditemui berulang – ulang sehingga kurang efektif

4. Aspek Bahasa

Pada kedua buku yang diriview keduanya menggunakan bahasa yang sudah seduai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia dan kata – kata nya sering kita temui sehingga kita tidak
mudah memahami maksud dari buku tersebut.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

kurikulum dan silabus seperti kurikulum sebagai bahan ajar (subjek matter), kurikulum
sebagai perangkat pengalaman (curriculum as experience), kurikulum sebagai bahan
memperlihatkan bahwa para pendidik membuat suatu strategi yang disengaja melalui wacana
tujuan sasaran (curriculum as intention), kurikulum harus merefleksikan suatu kebudayaan
masyarakat tertentu (curriculum as cultural reproduction), kurikulum sebagai suatu proses
daripada pemberian pengertian individu secara terus-menerus ke arah yang lebih berarti
(curriculum as currere), kurikulum sebagai bentuk suatu daftar bagian isi yang akan dinilai
(curriculum dan syllabus). The hidden curriculum adalah kurikulum yang tidak direncanakan
serta komponen kurikulum yang merujuk pada fungsi kurikulum dalam proses pendidikan
yang menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

B. Saran

Saya menyarankan kepada para pembaca untuk mempertimbangkan kedua buku ini
sebagai bahan referensi karena keduanya sangat bagus sekali terutama untuk calon pendidik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Abdullah Idh, M. Ed. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik : PT
RAJAGFARINDO PERSADA

Sukmadinata. Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teo

19

Anda mungkin juga menyukai