Anda di halaman 1dari 8

Penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung

jawab guru BK melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua guru, baik guru kelas
maupun guru mata pelajaran di bawah koordinasi guru BK. Oleh karena itu, perlunya kerjasama
yang baik antara guru BK di sekolah dengan guru mata pelajaran dikarenakan guru mata
pelajaran merupakan orang yang sering bertatap muka dengan siswa di kelas. Dengan demikian,
guru mata pelajaran memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengetahui sikap,
kemampuan, bakat, minat, dan cara belajar siswa. Menurut Dewi Justitia (1994:45) guru BK
dapat memberikan dorongan agar siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik, dapat
menangani keluhan yang dialami siswa dalam proses belajarnya serta mampu menyusun
perencanaan layanan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.
Dengan menempatkan tenaga konselor di SD, diharapkan beban guru SD dalam membimbing

siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD diharapkan mampu

membantu para siswa SD dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan, mampu

untuk membantu para siswa SD yang mengalami permasalahan, baik permasalahan

perkembangan siswa maupun permasalahan pembelajaran siswa.

B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama

Peranan guru bidang studi diantaranya adalah :

1. Guru sebagai pendidik dan pembimbing

a. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan

lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang

mencakup tanggung jawab, pribadi, wibawa,mandiri, dan disiplin. Dalam tugasnya yang pokok

yaitu mendidik, guru harus membantu agar anak mencapai kedewasaan secara optimal, artinya

kedewasaan yang sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang

dimilikinya.

b. Guru sebagai pembimbing

Sebagai seoang petugas bimbingan, guru merupakan tangan pertama dalam usaha membantu

memecahkan kesulitan murid-murid yang menjadi anak didiknya. Guru yang paling banyak dan
sering berhubungan dengan murid, terutama dalam kegiatan kurikuler. Karena itu, guru perlu

memahami teknik bimbingan kelompok, inndividual, mrngumpulkan keterangan, teknik

evaluasi, psikologi kepribadian dan psikologi belajar.

2. Guru sebagai informan

W.S. Winkel (1998) dalam Sudarmawan (2008) menyebutkan bahwa guru kelas berkedudukan

sebagai pelaksana utama program bimbingan dan bertugas menjadi penyuluh bagi kelas tertentu,

mengumpulkan informasi, serta melakukan tindak lanjut. Guru bidang studi berkedudukan

sebagai pembantu dalam melaksanakannya program bimbingan dan bertugas memperhatikan

perkembangan siswa,menyampaikan informasi, serta meneruskan kasus-kasus tertentu kepada

penyuluh pendidikan.

3. Guru sebagai pembantu guru BK

Dalam buku Manajemen Bimbingan dan Konseling (1995) dalam Sudarmawan (2008)

disebutkan rincian tugas guru mata pelajaran, diantaranya :

1. membantu guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling,

2. membantu memberikan data atau informasi siswa baik individual maupun kelompok

untuk keperluan layanan,

3. membantu pelaksanaan pemberian bantuan kepada siswa melalui proses belajar

mengajar,

4. memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching) ataupun pengayaan (enrichment)

dalam rangkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,


5. mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada

guru pembimbing, dan

6. berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa, dalam pengembangan

potensi, dan turut bertanggung jawab dalam upaya mengatasi masalah siswa di sekolah. 

C. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

Soetjipto dalam Suhertina mengemukakan bahwa peran yang dapat dimainkan guru bidang studi

sebagai berikut :

1. turut serta dalam membantu melaksanakan kegiatan program bimbingan dan konseling;

2. memberikan informasi tentang siswa terhadap staf bimbingan dan konseling;

3. memberikan layanan instruksional (pengajaran);

4. berpartisipasi dalam pertemuan kasus;

5. memberikan informasi kepada siswa;

6. meneliti kesulitan dan kemajuan siswa;

7. hasil kemajuan belajar siswa;

8. mengadakan hubungan dengan orang tua siswa;

9. bekerja sama dengan konselor untuk mengumpulkan data siswa dalam usaha

mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa;

10. membantu memecahkan masalah siswa;

11. mengirimkan (referal) masalah siswa yang tidak dapat diselesaikannya kepada konselor;

dan
12. mengidentifikasikan, menyalurkan dan membina bakat siswa.

Selanjutnya, Erman Amti dalam Suhertina mengemukakan empat peranan dan fungsi yang

dapat dilaksanakan guru bidang studi dalam layanan bimbingan dan konseling, yaitu :

1. Fungsi dukungan (supportive)

Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah memerlukan dukungan dari

berbagai pihak, terutama dari guru bidang studi agar layanan tersebut dapat terselenggara dengan

baik. Untuk itu diharapkan guru dapat melaksanakan peranannya dalam hal :

1. mengajar dengan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,

hendaknya guru mampu mendorong siswa untuk mempelajari konsep-konsep, sikap-

sikap, keterampilan-keterampilan. 

2. menginformasikan pelayanan bimbingan dan konseling. Hal ini akan sangat mendorong

para siswa untuk memahami tentang layanan-layanan apa saja yang tersedia yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa guna membantu para siswa mencapai tujuan pendidikan dan

perkembangannya yang optimal; dan

3. memberi kemudahan bagi konselor. Hal ini dapat berupa penyediaan data tentang siswa

dan pemberian kesempatan bagi siswa untuk memanfaatkan kegiatan-kegiatan

bimbingan.

2. Fungsi konsultan

Dalam sistem pelayanan BK di sekolah, para guru merupakan anggota dari organisasi

bimbingan. Oleh karena itu guru diharapkan dapat


1. berperan aktif dalam merencanakan layanan bimbingan bagi siswanya; 

2. bertindak sebagai narasumber dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan konselor untuk

mempertimbangkan (mempelajari) siswa-siswa tertentu; dan 

3. mentransmit informasi untuk melengkapi data siswa.

3. Fungsi alih tangan

Fungsi alih tangan ini merupakan fungsi pengiriman siswa kepada pihak lain yang lebih ahli dan

berwenang untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Dalam hal ini, guru dapat

berperan

1. mengenali siswa yang memerlukan bantuan khusus yang berada di luar kemampuan guru

untuk mengatasinya; 

2. menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar

di luar kelas; dan 

3. mengalihtagankan siswa-siswa yang perlu mendapat layanan BK kepada konselor

sekolah.

4. Fungsi pelayanan

Fungsi ini dapat dilakukan guru bidang studi dengan

1. mengadakan pertemuan dengan siswa-siswa yang memiliki masalah belajar, terutama

siswa yang mendapat kesulitan belajar dalam bidang studi guru yang bersangkutan; 

2. menerima semua siswa sebagaimana adanya, hangat dan utuh; 


3. menyediakan informasi tentang diri siswanya yang berguna untuk konselor untuk

membantu siswa bersangkutan; 

4. menciptakan suasana yang kondusif guna menunjang perkembangan siswa secara

optimal; dan 

5. mengintegrasikan informasi pendidikan oleh jabatan ke dalam mata pelajaran yang

dibinanya.

D. Analisis

Pelaksanaan kegiatan BK di sekolah, sangatlah penting pengorganisasian dengan guru mata

peajaran maupun guru kelas agar tujuan kegiatan BK dapat tercapai karena guru mata pelajaran

atau wali kelas mempunyai peran penting untuk perkembangan siswa di sekolah. Untuk tingkat

SD, SMP, atau SMA pada umumnya sama, hanya saja mungkin tingkat pemikiran dan kesulitan

yang ditemui peserta didik berbeda-beda karena tugas perkembangan mereka pun berbeda. Guru

harus mengetahui peserta didik sedang pada masa perkembangan apa, kanak-kanak, remaja awal,

remaja akhir ataupun dewasa awal sehingga guru bisa memberikan arahannya sesuai dengan

masa perkembangan anak tersebut.

Tidak dipungkiri bahwa peserta didik lebih merasa dekat dengan guru mata pelajaran, apalagi

jika guru tersebut sangat disukai oleh peserta didik atau guru wali kelas yang memberikan
perhatian lebih kepada siswa. Karena guru BK di sekolah biasanya tidak terlalu banyak sehingga

tidak semua peserta didik dapat diketahui perkembangannya oleh guru BK. Disini peran penting

guru mata pelajaran atau walikelas untuk bekerja sama dengan guru BK membantu

perkembangan peserta didik menuju kedewasaan dan kemandirian.

Silakan kunjungi laman web Konsep Dasar Bimbingan Konseling dan Jenis-Jenis Layanan
Bimbingan Konseling

Referensi :

Adriani, M. dkk. 2013. Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata
Pelajaraan dalam Mengembangkan Cara Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Konseling.

Ajie, G. Rohastono.____. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Manajemen Berbasis


Sekolah di Sekolah Dasar. Semarang : FIP IKIP PGRI.

Esis. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.

Sudarmawan, B. 2008. Peranan Guru Dalam Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
di SMP Negeri 48 Kebayoran Jakarta. Jakarta : FITK UIN Syarifhidayatullah.

Suhertina.____. Peranan Guru Bidang Studi dalam ProgramPelayanan Bimbingan Konseling di


Sekolah Menengas Atas. Riau: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska.

Anda mungkin juga menyukai