Anda di halaman 1dari 11

KONKLUSI PENGGUGAT

DALAM PERKARA PERDATA NOMOR: 555/Pdt.G/2020/PN-Mdn

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
Perdata Nomor: 555/Pdt.G/2020/PN-Mdn
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di _
Medan.

Dengan Hormat,
Penggugat melalui Kuasanya dengan ini mengajukan Kesimpulan dalam Perkara Perdata
Nomor: 555/Pdt.G/2020/PN-Mdn:

TENTANG GUGATAN PENGGUGAT

1. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat I disebabkan tindakan


Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum terhadap diri Penggugat karena telah
melakukan pengakhiran jangka waktu kontrak kredit secara sepihak dan langsung
melakukan pelelangan terhadap objek jaminan;

2. Bahwa padahal berdasarkan kontrak perjanjian sebagaimana diatur dalam Persetujuan


Perubahan Perjanjian Kredit Nomor: (01) MDL/2012/GRIYA/470 tanggal 09 Februari
2015, Penggugat diberikan jangka waktu kontrak sampai dengan tanggal 06
November 2027, sehingga apabila Tergugat I melakukan pelelangan tersebut, maka
Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum yaitu melanggar
perjanjian yang telah disepakati yang mengakibatkan kerugian pada diri
Penggugat;

3. Bahwa karena alasan Tergugat I melakukan pengakhiran perjanjian menggunakan dasar


Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (1) Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor:

1
(01) MDL/2012/GRIYA/470 tanggal 09 Februari 2015, sedangkan ternyata Pasal 5 ayat
(1) dan Pasal 8 ayat (1) yang dijadikan dasar oleh Tergugat I tersebut bertentangan
dengan Pasal lainnya yaitu Pasal Pasal 4 Perjanjian Kredit Nomor :
MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012 dan bertentangan dengan Pasal
1266 KUHPerdata serta bertentangan dengan klausul perjanjian apabila ada persoalan
dalam perjanjian penyelesaiannya pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan,
sehingga Penggugat meminta kepada Majelis Hakim untuk menyatakan batal dan
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat Pasal 15 Perjanjian Kredit Nomor :
MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012 dan Pasal 5 ayat (1) serta Pasal
8 ayat (1) Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor: (01)
MDL/2012/GRIYA/470 tanggal 09 Februari 2015;

4. Bahwa Penggugat melalui gugatan ini juga meminta kepada Majelis Hakim untuk
menghukum Tergugat I untuk menghapuskan seluruh bunga hutang Penggugat
sehingga Penggugat hanya berkewajiban membayar hutang pokoknya saja;

5. Bahwa sedangkan gugatan terhadap Tergugat II adalah disebabkan sikap bergemingnya


Tergugat II menolak permohonan Penggugat untuk membatalkan pelelangan, sehingga
dengan ditolaknya permohonan Penggugat tersebut mengakibatkan kerugian pada
Penggugat . Maka oleh karenanya Penggugat memohon agar Tergugat II dinyatakan
telah melakukan perbuatan melawan hukum dan dihukum untuk menghentikan
pelelangan atas objek tanggungan tersebut;

TENTANG EKSEPSI PARA TERGUGAT

6. Bahwa Para Tergugat mengajukan eksepsi terhadap Penggugat yang pada intinya
Tergugat I menyatakan eksepsi gugatan Penggugat Error In Objecto dan gugatan
Penggugat Obscuur libel, sedangkan Tergugat II menyatakan eksepsi gugatan Penggugat
Error In Persona dan eksepsi mohon agar Tergugat II dikeluarkan sebagai pihak;

7. Bahwa alasan Tergugat I menyatakan agar gugatan Penggugat dinyatakan Error In


Objecto disebabkan objek gugatan yang Penggugat gugat sebenarnya bukanlah 8
(delapan), tetapi hanya tinggal 6 (enam) karena 2 (dua) objek lainnya telah dilakukan
penebusan oleh Penggugat dari Tergugat I sehingga menurut Tergugat I gugatan
Penggugat haruslah Error In Objecto karena menyatakan objeknya 8 (delapan) bukan 6
(enam);

8. Bahwa menjawab dalil eksepsi Tergugat I tentang gugatan Error In Objecto, Penggugat
tegaskan bahwa eksepsi tersebut merupakan suatu kekeliruan Tergugat I dalam
memahami apa yang menjadi objek dalam gugatan a quo. Karena jelas apa yang
menjadi maksud dan tujuan dari gugatan Penggugat adalah bukan merupakan
sengketa kepemilikan tentang tanah atau bangunan tetapi jelas merupakan
sengketa tentang pelaksanaan isi kontrak atau perjanjian. Sebagaimana yang telah
Penggugat uraikan dalam gugatan yaitu sehubungan tindakan Tergugat I yang melakukan

2
pengakhiran jangka waktu kontrak kredit secara sepihak, padahal sesuai Pasal 4
Perjanjian Kredit Nomor : MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012
sebagaimana diubah dengan Perjanjian Kredit Nomor: (01) MDL/2012/GRIYA/470
tanggal 09 Februari 2015, dimana disepakati bahwa Penggugat diberikan jangka waktu
kredit sampai dengan tanggal 06 November 2027. Tetapi Tergugat I justru secara
melawan hukum mengakhiri kontrak dan melakukan pelelangan atas objek yang
dijaminkan, sehingga jelas objek yang dijadikan sengketa dalam gugatan ini adalah
Perjanjian Kredit Nomor : MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012
sebagaimana diubah dengan Perjanjian Kredit Nomor: (01) MDL/2012/GRIYA/470
tanggal 09 Februari 2015, bukan merupakan seperti yang didalilkan oleh Tergugat
I tersebut;

9. Bahwa walaupun demikian mengenai berkurangnya jumlah objek yang dijaminkan oleh
Penggugat kepada Tergugat I dari yang seharusnya 8 (delapan) menjadi 6 (enam) karena
sudah dilakukan penebusan oleh Penggugat dari Tergugat I, sebenarnya bukanlah
merupakan suatu kesalahan sehingga menyatakan gugatan Error in Objecto karena
selain memang bukan merupakan objek yang dipersoalkan dalam gugatan
Penggugat, tetapi faktanya oleh Tergugat I sendiri telah mengoreksinya sehingga
apa yang dipersoalkan oleh Tergugat I telah dijawab sendiri oleh Tergugat I,
sehingga dalil eksepsi Tergugat I tentang gugatan error in objecto sangatlah keliru
sehingga beralasan hukum agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara aquo untuk menolak eksepsi tersebut;

10. Bahwa kemudian mengenai eksepsi Tergugat I mengenai gugatan Penggugat Obscuur
libel karena ketidakjelasan bentuk perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
Tergugat I. Adapun alasan Tergugat I sehingga mengajukan eksepsi tersebut disebabkan
menurut Tergugat I , Penggugat secara melulu dan terus-menerus dalam gugatannya
mendalilkan tentang hubungan hukum yang mengisyaratkan adanya keadaan wanprestasi
dimana Tergugat I melakukan pengakhiran jangka waktu kontrak kredit secara sepihak
yang tidak sesuai dengan perjanjian kredit yang disepakati dan langsung melakukan
pelelangan terhadap objek jaminan yang secara hukum menurut Tergugat I merupakan
ranah dari hukum perjanjian yang tidak tunduk pada ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata
maupun doktrin perbuatan melawan hukum;

11. Bahwa menjawab eksepsi Tergugat I tersebut jelas merupakan suatu kekeliruan atau
bahkan dapat dikatakan sebagai cara Tergugat I untuk membuat kabur tentang fakta yang
sebenarnya telah terang benderang. Telah jelas bentuk perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh Tergugat I yaitu melakukan perbuatan pengakhiran kontrak atau
pembatalan kontrak yang mana perbuatan tersebut bertentangan dengan hukum
sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 1266 KUH Perdata, yaitu larangan
pembatalan sepihak atas perjanjian timbal balik, dimana setiap pembatalan isi
perjanjian harus dilakukan dihadapan hakim;

3
12. Bahwa karena perbuatan pembatalan atau pengakhiran kontrak secara sepihak
merupakan perbuatan yang dilarang oleh hukum sebagaimana yang telah diatur dalam
Pasal 1266 KUHPerdata, maka sangat wajar dan beralasan secara hukum Tergugat I
dinyatakan sebagai pihak yang melakukan perbuatan melawan hukum. Dan setiap
perbuatan melawan hukum pasti merugikan orang lain. Dan setiap orang yang
merugikan orang lain, dalam hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata wajib untuk mengganti kerugian akibat perubuatannya. Maka oleh
karenanya dalil eksepsi Tergugat I tentang eksepsi gugatan Penggugat Obscuur
libel karena ketidakjelasan bentuk perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
Tergugat I beralasan secara hukum untuk ditolak;

13. Bahwa kemudian mengenai eksepsi Tergugat I mengenai gugatan Penggugat Obscuur
libel karena nilai kerugian tidak jelas dan tidak terperinci merupakan eksepsi yang
tidak beralasan. Karena Penggugat dalam menguraikan gugatan telah dengan rinci
menguraikan terkait kerugian akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
Tergugat I. Maka oleh karenanya beralasan secara hukum eksepsi Tergugat I tersebut
untuk ditolak;

14. Bahwa kemudian mengenai ekspsi dari Tergugat II yang menyatakan gugatan Penggugat
error in persona dan mohon dikeluarkan sebagai pihak merupakan eksepsi yang tidak
beralasan. Sebagaimana Tergugat II sendiri telah mengutip Yurisprudensi Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 4/K/SIP/1958 Tanggal 13 Desember
1958 yang menyatakan gugatan haruslah didasari adanya persilisihan antara kedua
belah pihak. Faktanya memang Penggugat ada berselisih dengan Tergugat II yaitu
tindakan Tergugat II yang tetap melakukan pelelangan, padahal jelas Penggugat
telah melakukan permohonan kepada Tergugat II agar tidak dilakukan pelelangan,
tetapi oleh salah satu pegawai Tergugat II menyatakan kepada Penggugat untuk
menghentikan tindakan pelalangan, maka ada dua cara, yang pertama dibatalkan
sendiri oleh Tergugat I selaku Pemohon lelang atau atas perintah putusan
pengadilan, sehingga Penggugat pun memutuskan untuk menggugat Tergugat II
agar menghentikan tindakan pelelangan tersebut;

15. Bahwa jelas dan terang benderang hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat
II yaitu sehubungan tidak dikabulkannya permohonan pembatalan lelang yang dilakukan
oleh Penggugat kepada Tergugat II sehingga agar Tergugat II menghentikan pelelangan
maka tidak ada jalan lain kecuali menggugat Tergugat II. Maka oleh karenanya eksepsi
Tergugat II sangatlah keliru dan beralasan hukum untuk ditolak.

TENTANG JAWABAN , REPLIK DAN DUPLIK

16. Bahwa memperhatikan jawaban Tergugat I selaku bank yang pada intinya tetap
berpegang pada keuntungan semata, tanpa sadar apa tujuan diadakan sebuah perbankan
yaitu untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

4
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat;

17. Bahwa apabila Tergugat I selaku bank sadar betul tujuan dari keberadaannya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka sudah pasti Tergugat I akan mencari solusi
yang terbaik untuk Penggugat sehingga ketika Penggugat selaku nasabahnya kesulitan
dalam melakukan pembayaran angsuran, maka Tergugat I dapat mencari solusi selain
dari tindakan pelelangan atas objek jaminan;

18. Bahwa sebagaimana yang telah Penggugat uraikan dalam gugatan, Penggugat sudah
berupaya meminta solusi kepada Tergugat I untuk memberikan keringanan kepada
Penggugat untuk hanya membayar pokoknya saja atau setidak-tidaknya mengurangi
bunga hutang Penggugat. Akan tetapi Tergugat I selaku bank sama sekali tidak
menjawab permohonan Penggugat selaku nasabahnya, sehingga melalui gugatan ini
Penggugat mengadukan kepada Majelis Hakim agar memutuskan menghukum
Tergugat I untuk menghapuskan seluruh bunga hutang Penggugat sehingga
Penggugat hanya berkewajiban membayar hutang pokoknya saja;

19. Bahwa memang benar Tergugat I selaku bank yang meminjamkan dana kepada
Penggugat telah diberikan jaminan dimana jaminan tersebut telah dibebankan hak
tanggungan sehingga apabila Penggugat selaku nasabahnya Wanprestasi, maka Tergugat
I dapat melakukan pelelangan atas objek jaminan tersebut. Akan tetapi tindakan
pelelangan tersebut haruslah tetap berpedoman pada hukum. Apabila Tergugat I
menyatakan bahwa Penggugat Wanprestasi untuk mengindari tindakan
subjektifitas Tergugat I, maka sangat wajar dan beralasan secara hukum agar
pelabelan wanprestasi yang dikenakan terhadap Penggugat bukan keluar dari
Tergugat I tetapi haruslah dinyatakan oleh sebuah putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap;

20. Bahwa begitu juga tentang pengakhiran kontrak yang dinyatakan oleh Tergugat I
sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Perjanjian Kredit Nomor: MDL/2012/GRIYA/470
merupakan suatu ketentuan khusus yang mengeyampingkan Pasal 1266 KUHPerdata dan
selanjutnya Tergugat I mendalilkan karena antara Penggugat dan Tergugat I telah
sepakat membuat perjanjian sehingga menurut Tergugat I kesepakatan dalam perjanjian
tersebut menjadi undang-undang bagi para pembuatnya. Akan tetapi pengaturan dalam
hukum menyatakan bahwa kesepakatan pada sebuah perjanjian tersebut menjadi undang-
undang apabila kesepakatan tersebut telah memenuhi syarat sahnya sebuah perjanjian;

21. Bahwa kesepakatan yang dibuat sehubungan adanya pasal 15 yang memberikan
keleluasaan terhadap Penggugat untuk mengakhiri kontrak secara sepihak adalah
kesepakatan yang tidak sah karena tidak memenuhi syarat objektif sahnya sebuah
perjanjian. Karena berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata perjanjian itu dinyatakan sah
apabila memenuhi syarat subjektif dan objektif sebuah perjanjian. Dan kesepakatan
dalam klausul Pasal 15 adalah melanggar syarat objektif sahnya sebuah perjanjian

5
disebabkan bertentangan dengan hukum yaitu bertentangan dengan Pasal 1266
KUHPerdata sehingga melalui gugatan ini Penggugat memohon kepada Majelis
Hakim Yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan kesepakatan
untuk meniadakan hukum dari ketentuan Pasal 1266 KUHPerdata adalah batal
dan oleh karenanya beralasan hukum Pasal 15 Perjanjian Kredit Nomor:
MDL/2012/GRIYA/470 adalah batal dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat;

22. Bahwa begitu juga dengan jawaban Tergugat II yang tetap menyatakan bahwa
pelelangan yang dilakukan olehnya telah sesuai prosedur. Padahal sudah seharusnya
Tergugat II dalam melakukan pelelangan harus tetap berpedoman pada fakta dilapangan
yaitu objek yang dilakukan pelelangan tersebut bermasalah atau tidak;

23. Bahwa memang benar Penggugat mengajukan gugatan pada tanggal 27 Agustus 2020
sedangkan pelaksanaan lelang dilakukan pada tanggal 05 Agustus 2020, tetapi
sebenarnya Penggugat sebelum mengajukan gugatan terhadap Tergugat II sudah
menyurati Tergugat II untuk memohon agar Tergugat II menghentikan lelang karena
objek yang diajukan lelang sedang bermasalah secara hukum yakni pada tanggal 05
Agustus 2020, dimana oleh salah satu pegawai Tergugat II menyatakan untuk
menghentikan proses lelang adalah harus dengan perintah pengadilan. Maka oleh
karenanya Penggugat pun memutuskan untuk menggugat Tergugat II;

24. Bahwa jelas hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat II adalah disebabkan
sikap bergemingnya Tergugat II menolak permohonan Penggugat untuk membatalkan
pelelangan, sehingga dengan ditolaknya permohonan Penggugat mengakibatkan kerugian
pada Penggugat sehingga Tergugat II yang merugikan Penggugat beralasan hukum untuk
dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum;

25. Bahwa oleh karena gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah beralasan secara hukum,
maka secara mutatis mutandis beralasan secara hukum pula untuk dikabulkan
seluruhnya;

TENTANG PEMBUKTIAN

26. Fotokopi sesuai Asli Legalisasi oleh PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Consumer
Loan Center Medan berupa Surat Perjanjian Kredit Nomor:
MDL/2012/GRIYA/470 Tertanggal 05 November 2012 yang telah dinazegelen dan
diberi materi yang cukup. Disebut bukti P-01.

- Bahwa bukti P-01 membuktikan bahwa Tergugat I memiliki perjanjian dengan


Penggugat bahwa kontrak / perjanjian kredit antara Penggugat dengan Tergugat I
memiliki jangka waktu dari mulai tanggal 07 November 2012 sampai dengan 06
November 2027;

6
- Bahwa bukti P-01 tersebut telah membuktikan bahwa pasal 4 yang terdapat dalam
perjanjian tersebut bertentangan dengan Pasal 15 dan bertentangan dengan bunyi
perjanjian yang tertulis segala akibat hukum dalam perjanjian para pihak memilih
tempat kedudukan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan. Artinya adalah
apabila Tergugat I menyatakan bahwa Penggugat wanprestasi harus
berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang
menyatakan Penggugat Wanprestasi , sehingga apabila Tergugat I secara
sepihak menyatakan Penggugat Wanprestasi, maka perbuatan tersebut
merupakan Perbuatan Melawan Hukum, sehingga Pasal 15 tersebut beralasan
hukum untuk dinyatakan batal;

27. Fotokopi sesuai Asli Legalisasi oleh PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Consumer
Loan Center Medan berupa Surat Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit
Nomor: (01)/MDL/2012/GRIYA/470 Tertanggal 09 Februari 2015 yang telah
dinazegelen dan diberi materi yang cukup. Disebut bukti P-02.

- Bahwa bukti P-02 membuktikan bahwa walaupun antara Penggugat dengan Tergugat
I telah setuju untuk melakukan perubahan perjanjian kredit, tetapi dalam
perubahan tersebut tetap tidak merubah ketentuan mengenai jangka waktu
perjanjian kredit hingga sampai 06 November 2027, sehingga apabila belum
habis jangka waktu perjanjian kredit tersebut dan Penggugat berdasarkan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap belum dinyatakan
Wanprestasi atas perjanjian kredit tersebut, sehingga tindakan mengakhiri
perjanjian sepihak dan melakukan lelang adalah Perbuatan Melawan Hukum;

28. Fotokopi sesuai Asli Print Out WhatsApp Surat Pemberitahuan Lelang dari
PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Consumer Loan Center Medan yang telah
dinazegelen dan diberi materi yang cukup. Disebut bukti P-03.

- Bahwa bukti P-03 ini membuktikan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh
Tergugat I yang melakukan pelelangan walaupun sebenarnya berdasarkan kontrak/
perjanjian kredit telah disepakati perjanjian memiliki jangka waktu sampai 06
November 2027;

29. Fotokopi Tanda Terima Surat dari Tergugat I Perihal Surat Permohonan
Pembayaran Utang Pokok tanpa Bunga dari Penggugat melalui kuasanya kepada
Tergugat I dengan Nomor: 0445/KAPK-T&R/VII/2020 Tertanggal 11 Agustus 2020
yang telah dinazegelen dan diberi materi yang cukup. Disebut bukti P-04.

7
- Bahwa bukti P-04 ini membuktikan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh
Tergugat I yang tidak melakukan kebijakan untuk membantu agar Penggugat selaku
nasabahnya tidak berada dalam posisi kredit macet dengan melakukan kebijakan
pengurangan bunga atau penghilangan bunga;

30. Fotokopi Tanda Terima Surat dari Tergugat II Perihal Surat Permintaan
Penundaan Lelang dari Penggugat melalui kuasanya kepada Tergugat II dengan
Nomor: 0444/KAPK-T&R/VII/2020 Tertanggal 05 Agustus 2020 yang telah
dinazegelen dan diberi materi yang cukup. Disebut bukti P-05.

- Bukti P-05 membuktikan sebelum Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat


II, Penggugat sudah menyurati Tergugat II untuk memohon agar Tergugat II
menghentikan lelang karena objek yang diajukan lelang sedang bermasalah secara
hukum yakni pada tanggal 05 Agustus 2020, dimana oleh salah satu pegawai
Tergugat II menyatakan untuk menghentikan proses lelang adalah harus dengan
perintah pengadilan. Maka oleh karenanya Penggugat pun memutuskan untuk
menggugat Tergugat II;

TENTANG KESIMPULAN

31. Bahwa berdasarkan gugatan, jawaban, replik, duplik dan bukti surat Penggugat dan
Tergugat tersebut telah memberikan kesimpulan bahwa memang Penggugat saat
dilakukan Pengakhiran Perjanjian oleh Tergugat I jangka waktu perjanjian tersebut
belum berakhir sesuai bukti P-01. Selain itu Tergugat I telah mengakui bahwa memang
pada saat melakukan pengakhiran perjanjian secara sepihak, jangka waktu perjanjian
belum berakhir, sehingga pengakuan Tergugat I di persidangan menjadi bukti pengakuan
yang sempurna;

32. Bahwa berdasarkan bukti P-04 dikaitkan dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor:
26/4/BPPP Tanggal 29 Mei 1993 yaitu Tergugat I selaku bank harus melakukan
reconditioning dengan melakukan pembebasan seluruh bunga yang tertunggak, sehingga
Penggugat selaku nasabah Tergugat I hanya membayar pokok pinjaman saja. Oleh
karenanya melalui gugatan ini Penggugat memohon agar Majelis Hakim menghukum
Tergugat I untuk menghapus bunga hutang Penggugat sehingga Penggugat hanya
membayar hutang pokoknya saja kepada Tergugat I;

33. Bahwa karena alasan Tergugat I melakukan pengakhiran perjanjian menggunakan dasar
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (1) Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor:
(01) MDL/2012/GRIYA/470 tanggal 09 Februari 2015, sedangkan ternyata Pasal 5 ayat
(1) dan Pasal 8 ayat (1) yang dijadikan dasar oleh Tergugat I tersebut bertentangan
dengan Pasal lainnya yaitu Pasal Pasal 4 Perjanjian Kredit Nomor :

8
MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012 dan bertentangan dengan Pasal
1266 KUHPerdata serta bertentangan dengan klausul perjanjian apabila ada persoalan
dalam perjanjian penyelesaiannya pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan,
sehingga Penggugat meminta kepada Majelis Hakim untuk menyatakan batal dan
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat Pasal 15 Perjanjian Kredit Nomor :
MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012 dan Pasal 5 ayat (1) serta Pasal
8 ayat (1) Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor: (01)
MDL/2012/GRIYA/470 tanggal 09 Februari 2015;

34. Bahwa begitu juga disebabkan tindakan Tergugat I dalam mengakhiri perjanjian
bertentangan dengan hukum, maka secara mutatis mutandis berlaku pula kepada
Tergugat II dengan menolak untuk menunda pelaksaan lelang, sehingga beralasan secara
hukum agar Tergugat II dihukum untuk menghentikan tindakan lelang atas objek
jaminan perjanjian tersebut.

TENTANG PERMOHONAN.

Berdasarkan alasan-alasan diatas, dengan ini Penggugat memohon kiranya Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk memutuskan dengan amar sebagai
berikut:
DALAM PROVISI:

1. Memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II menghentikan proses lelang terhadap


objek jaminan Penggugat sebelum putusan pengadilan dalam perkara ini telah
berkekuatan hukum tetap;

2. Meletakan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap seluruh harta benda asset
milik Tergugat, baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang akan ditentukan
dikemudian hari

DALAM EKSEPSI

- Menolak Eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA

PRIMAIR:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap diri


Penggugat karena telah melakukan pengakhiran jangka waktu kontrak kredit secara
sepihak dan langsung melakukan pelelangan terhadap objek jaminan;

3. Menyatakan batal dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat Pasal 15 Perjanjian
Kredit Nomor : MDL/2012/GRIYA/470 Tanggal 05 November 2012 dan Pasal 5 ayat

9
(1) serta Pasal 8 ayat (1) Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit Nomor: (01)
MDL/2012/GRIYA/470 tanggal 09 Februari 2015;

4. Menghukum Tergugat I untuk menghapuskan seluruh bunga pinjaman Penggugat


sehingga Penggugat hanya membayar pokok pinjaman yaitu sebesar Rp.
Rp.2.444.931.175 (dua milyar empat ratus empat puluh empat juta sembilan ratus tiga
puluh satu ribu seratus tujuh puluh lima rupiah);

5. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membatalkan lelang terhadap objek jaminan


Penggugat;

6. Menyatakan Objek Jaminan yaitu : 1).SHM No. 4327, 2).SHM No. 4324, 3).SHM
No. 4325, 4).SHM No.4331, 5).SHM No.4334, 6).SHM No.4337, 7).SHM No. 4335,
8).SHM No. 4326 adalah sah milik Penggugat ;

7. Menghukum Tergugat I untuk mengganti kerugian Materil Penggugat sebesar


Rp.480.000.000,- (empar ratus delapan puluh juta rupiah) secara tunai dan sekaligus
kepada Penggugat sejak putusan ini dibacakan;

8. Menghukum Tergugat I untuk mengganti kerugian Imateril Penggugat sebesar


Rp.30.000.000.000,- (tiga puluh milyar rupiah) secara tunai dan sekaligus kepada
Penggugat sejak putusan ini dibacakan;

9. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar uang paksa (


dwangsom) sebesar Rp.1.000.000.- (satu juta rupiah) perhari untuk setiap
keterlambatan pelaksanaan putusan provisi maupun putusan akhir sejak putusan
diucapkan;

10. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu walau ada verzet,
banding atau kasasi (Uitvoerbar bij voorrad);

11. Menghukum Para Tergugat dihukum secara tanggung renteng untuk membayar biaya
perkara yang timbul dalam perkara ini.

SUBSIDAIR :

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, Mohon putusan yang seadil-adilnya.(Ex
Aeoquo Et Bono

10
Medan, 10 Februari 2021
Hormat Kami
Penggugat / Kuasa Hukumnya.

TUSENO, SH. DEDI PRANAJAYA, SH. SIGIT PURNOMO, SH.

11

Anda mungkin juga menyukai