Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

PEMERIKSAAN FUNGSI ENDOTEL PADA PENYAKIT


KARDIOVASKULAR
Adhi Kurniawan(1), Mefri Yanni(2)
1. Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 14D, Sawahan Timur,
Padang
email : adhieku2010@gmail.com
2. Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 14D, Sawahan Timur,
Padang
email : mefriyanni@gmail.com
Submitted : 09-05-2020, Reviewer:12-05-2020, Accepted: 12-05-2020
Abstract
Cardiovascular risk factors have been known to play a role in vascular endothelial damage.
Endothelial damage can cause a condition called endothelial dysfunction. Endothelial
dysfunction is the initial process of various cardiovascular problems such as coronary heart
disease, stroke, peripheral artery disease, and others. Early stage endothelial damage can
actually be detected, but often patients present at the stage of cardiovascular problems.
Various examinations of endothelial function start from invasive, non invasive, until
biomarkers marking the occurrence of dysfunction can be done. So that we can prevent or
reduce the occurrence of further damage
Keywords: cardiovascular; endothelial function; examination

Abstrak
Faktor-faktor risiko kardiovaskular telah diketahui berperan dalam kerusakan endotel
pembuluh darah. Kerusakan endotel ini dapat menyebabkan terjadinya suatu kondisi yang
disebut disfungsi endotel. Disfungsi endotel merupakan proses awal terjadinya berbagai
masalah kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan
lain-lain. Kerusakan endotel pada tahap awal sebenarnya dapat dideteksi, namun seringkali
pasien datang pada tahap telah terjadinya masalah kardiovaskular. Berbagai pemeriksaan
fungsi endotel mulai dari invasif, non invasif, sampai biomarker penanda terjadinya disfungsi
dapat dilakukan. Dengan demikian, pemeriksaan-pemeriksaan ini dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya proses kerusakan yang lebih lanjut.
Kata kunci : kardiovaskular;fungsi endotel; pemeriksaan

638
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN dkk, pemeriksaan fungsi endotel secara


invasif melalui angiografi koroner dan
Disfungsi endotel ditandai dengan aliran doppler koroner yang bersamaan
terjadinya penurunan kemampuan endotel dengan pemberian vasodilator intra
untuk menjalankan fungsi-fungsi koroner seperti asetilkolin telah menjadi
homeostasis seperti mengatur tonus sel baku emas untuk penilaian fungsi endotel.
otot polos pembuluh darah untuk relaksasi Namun, dalam beberapa dekade terakhir,
dan kontraksi, mengendalikan produksi teknik pemeriksaan yang kurang invasif
komponen protrombotik dan dan non invasif untuk menilai fungsi
antitrombotik, fibrinolitik dan endotel semakin berkembang. Teknik ini
antifibrinolitik, melakukan intervensi berdasarkan fakta bahwa adanya disfungsi
dalam proliferasi dan migrasi sel pada endotel tidak terbatas hanya pada arteri
adhesi dan aktivasi leukosit, serta proses koroner saja namun juga menunjukkan
imunologi dan inflamasi. Kondisi ini suatu gangguan sistemik yang juga
dapat menyebabkan terjadinya gangguan berpengaruh pada pembuluh darah perifer.
tonus pembuluh darah untuk vasodilatasi Pendekatan lain dalam menilai fungsi
dan vasokonstriksi, serta kondisi yang endotel yaitu dengan mengukur kadar dari
disebut sebagai aktivasi endotel yaitu pro zat aktivasi endotel, seperti Nitrat Oksida
inflamasi, proliferatif dan prokoagulasi.1 (NO), vascular cell adhesion molecules
Beberapa penelitian epidemiologi (VCAM), intracellular adhesion
telah mengidentifikasi beberapa faktor molecules (ICAM), endothelin-1 (ET-1)
seperti hipertensi, dislipidemia, merokok, dan lain-lain.1,4
obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan Hal ini tidak hanya memberikan
diabetes sebagai faktor risiko terjadinya pengetahuan baru mengenai patofisiologi,
masalah kardiovaskular. Faktor-faktor ini tetapi juga peluang untuk melakukan
diketahui terkait dengan peningkatan deteksi dini penyakit, menilai risiko,
stress oksidatif yang berperan pada respon terhadap intervensi yang dilakukan
terjadinya proses disfungsi endotel untuk mencegah berkembangnya
pembuluh darah.2 penyakit, dan mengurangi dampak yang
Pada Studi Women's merugikan terhadap pasien.4
Ischemia Syndrome Evaluation (WISE) Tinjauan pustaka ini akan
tahun 2001, ditemukan bahwa sekitar membahas mengenai beberapa
50% pasien yang menjalani angiografi pemeriksaan fungsi endotel pada penyakit
koroner yang sesuai indikasi klinis kardiovaskular.
dengan hasil stenosis non signifikan
ternyata memiliki disfungsi endotel.3 DISFUNGSI ENDOTEL
Widmer dkk pada tahun 2014 Disfungsi endotel merupakan
menemukan pada pasien yang datang suatu kondisi yang ditandai dengan
dengan sindrom koroner akut dan perubahan aksi sel endotel menjadi
menjalani intervensi koroner perkutan berkurangnya kemampuan vasodilatasi,
primer (IKPP) didapatkan sekitar 75% keadaan proinflamasi, dan prothrombotik.
memiliki disfungsi pada endotel perifer.4 Disfungsi endotel harus dibedakan dari
Adanya disfungsi endotel dapat kerusakan endotel dimana kerusakan
dinilai dengan berbagai pemeriksaan baik endotel berarti terjadi kerusakan endotel
secara invasif maupun non invasif. Saat secara anatomis. Patofisiologi disfungsi
istilah disfungsi endotel pertama kali endotel sangat kompleks dan melibatkan
ditemukan pada atherosklerosis arteri banyak mekanisme yang menyebabkan
koroner pada tahun 1986 oleh Ludmer penurunan bioavailabilitas dari suatu zat

639
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

penting yang dihasilkan oleh endotel yaitu uncoupling eNOS, dan stimulasi ekspresi
NO. Fungsi NO selain mengatur tonus endothelin. Kondisi ini merusak
otot polos pembuluh darah, juga berfungsi pertahanan endotel pembuluh darah,
menghambat terjadinya agregrasi platelet, menyebabkan disfungsi endotel dan
inflamasi, stress oksidatif, migrasi dan hilangnya integritas endotel, migrasi dan
proliferasi otot polos pembuluh darah proliferasi sel otot polos, migrasi dan
serta adhesi leukosit.5 adhesi leukosit, agregrasi platelet dan
NO diproduksi melalui aksi trombosis, dan penumpukan lipid yang
endothelial nitric oxide Synthase (eNOS) berujung terjadinya aterosklerosis dan
pada L-arginine. Reaksi ini membutuhkan berbagai penyakit pembuluh darah
sejumlah kofaktor, termasuk
tetrahydrobiopterin (BH4) dan
nicotinamide adenine dinucleotide
phosphate (NADPH). Peningkatan Ca++
intraselular dalam merespon vasodilator
agonist seperti asetilkolin, serotonin,
bradikinin atau respon terhadap shear
stress merubah inhibitor caveolin dari
calmodulin (CaM), menjadi eNOS
teraktivasi. NO kemudian berdifusi pada
otot polos pembuluh darah dan
menyebabkan aktivasi dari protein kinase
yang menyebabkan fosforilasi dari K+ (Gambar 2).6
dependent channel menyebabkan relaksasi
otot polos. Proses produksi dan reaksi dari Gambar 2. Patofisiologi Disfungsi
sel endotel dapat dilihat pada gambar 1.5 Endotel6
Endotel yang mengalami disfungsi
berbeda dari endotel sehat, dimana pada
disfungsi endotel terdapat gangguan
vasodilatasi (penurunan NO,
prostaglandin I2 (PGI2)), peningkatan
stres oksidatif (nitrotyrosine ),
peningkatan pro-koagulan ( plasminogen
activator inhibitor-1 (PAI-1), von
willebrand factor (vWF), dan selektin-P),
peningkatan biomarker pro-inflamasi
(ICAM, VCAM, selektin-E dan tumor
necrosis factor (TNF-α), interleukin-6
(IL-6), monocyte chemoattractant
protein-1), penurunan endothelial
progenitor cell (EPC) dan peningkatan
Gambar 1. Produksi NO dan reaksi pada mikropartikel (MP) dalam sirkulasi darah.
sel endotel5 Seluruh mediator tersebut dapat
Paparan kronis terhadap faktor- dipergunakan sebagai penanda molekuler
faktor resiko kardiovaskular dan stres dari kerusakan endotel yang dapat dilihat
oksidatif menyebabkan terjadinya pada tabel.1.7
beberapa mekanisme seperti aktivasi Tabel.1 Perbedaan antara endotel normal
NADPH oxidase, inaktivasi NO, dan disfungsi endotel7
pembentukan peroxynitrite (ONOO-), Endotel Normal Disfungsi Endotel

640
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

Vasodilatasi (NO, Vasodilatasi Prinsip dasar dari pemeriksaan ini


PGI2↑) terganggu yaitu arteri sehat seperti arteri koroner
(NO,PGI2↓) atau brakial akan melebar sebagai respons
Stres oksidatif ↓ Stres oksidatif ↑ terhadap hiperemia reaktif (vasodilatasi
Anti-koagulan Pro-koagulan (PAI- yang dimediasi aliran) atau setelah
(PAI-1,vWF, 1,vWF, selektin- rangsangan farmakologis mediator
selektin-P↓) P↑) vasoaktif yaitu : vasodilator endothelium-
Anti-inflamasi Pro-inflamasi dependent seperti asetilkolin, metakholin,
(ICAM,VCAM, (ICAM,VCAM, serotonin, substansi-P, bradikinin dan
selektin-E, CRP, selektin-E, CRP, vasodilator endothelium-independent
TNF-α, IL-6, MCP- TNF-α, IL-6, MCP- seperti nitrogliserin, sodium nitroprusside,
1↓) 1↑) isosorbid dinitrat melalui pelepasan NO,
namun pada kondisi abnormal, dilatasi
Regenerasi (EPC↑, Degenerasi (EPC↓, endotel dapat berkurang atau tidak
MP↓) MP↑) terjadi. 5,7

Pendekatan lain untuk menilai


PEMERIKSAAN FUNGSI ENDOTEL fungsi endotel yaitu dengan mengukur
kadar zat dari aktivasi endotel, seperti
Pendekatan yang umum untuk vascular cell adhesion molecule
menilai fungsi endotel dengan mengukur (VCAM), intracellular adhesion
aliran darah dan reaktivitas pembuluh molecules (ICAM), Endothelin-I (ET-I)
darah yang mengalami disfungsi endotel dan penanda koagulasi dan fibrinolisis
pada aterosklerosis arteri koroner telah yang lain seperti Plasminogen Activator
diperkenalkan pertama kali pada tahun Inhibitor (PAI-I), Tissue plasminogen
1986 oleh Ludmer dkk. Pemeriksaan activator atau Von-Willebrand Factors
fungsi endotel secara invasif melalui (VWF) dan penanda inflamasi derajat
angiografi koroner dan pengukuran aliran rendah seperti C-reactive protein, IL-I,
doppler koroner bersamaan dengan IL-6, dan TNF-α.8
pemberian infus vasodilator intra koroner 1. PEMERIKSAAN SIRKULASI
seperti asetilkolin dianggap sebagai “baku KORONER
emas” untuk menilai fungsi endotel.
Namun, pada beberapa dekade terakhir, a. Pemeriksaan Makrovaskular Koroner
teknik pemeriksaan fungsi endotel yang Untuk menilai fungsi endotel
kurang invasif dan non invasif seperti koroner secara makrovaskular, dilakukan
pletismografi lengan bawah yang pemeriksaan fungsi endotel epikardial
dilakukan bersamaan dengan pemberian pembuluh darah koroner. Prinsip
mediator vasoaktif seperti asetilkolin dan pemeriksaan ini yaitu melihat perubahan
juga pemeriksaan menggunakan dari diameter pembuluh darah koroner
ultrasound vaskular eksternal resolusi melalui pemeriksaan angiografi koroner
tinggi untuk mengukur flow mediated secara kuantitatif atau intravascular
dilatation (FMD) dari arteri brakhialis ultrasound (IVUS) yang diberikan
selama hiperemia reaktif, semakin stimulasi baik secara farmakologis seperti
berkembang. Teknik ini berdasarkan fakta infus asetilkolin maupun secara mekanik
bahwa disfungsi endotel tidak terbatas mengunakan pacing ataupun exercise
pada arteri koroner saja melainkan juga yang dapat menginduksi takikardi
merupakan gangguan sistemik yang sehingga menyebabkan peningkatan
berpengaruh pada pembuluh darah aliran darah dan shear stress pada
termasuk arteri besar dan pembuluh darah sirkulasi koroner.9
dengan resistensi kecil di ekstremitas.5

641
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

Pada pemeriksaan menggunakan 3c).9,10


vasodilator agonist seperti asetilkolin Gambar 3. Pemeriksaan fungsi
akan menyebabkan vasodilatasi pada endotel pembuluh darah koroner9
arteri koroner dengan endotel yang masih Pemeriksaan ini memiliki
baik melalui stimulasi yang akan keterbatasan yaitu bersifat invasif, biaya
memproduksi NO, namun pada endotel yang mahal, membutuhkan rawat inap
yang mengalami disfungsi dimana telah serta operator yang berpengalaman dalam
terjadi masalah pada bioavailabilitas NO, melakukan tindakan ini, namun
akan terjadi vasokonstriksi karena tidak keuntungannya adalah dapat secara
adanya produksi NO dan terjadi stimulasi langsung mengukur fungsi endotel pada
langsung pada otot polos pembuluh darah vascular bed yang berdampak.9
oleh faktor-faktor vasokonstriktor seperti
tromboxan, angiotensin II, dan Beberapa penelitian mengenai
endothelin.9,10 Pada gambar 2 dapat kita prognostik relevansi menemukan bahwa
lihat perbedaan efek stimulasi pada pada pasien yang memiliki respon
endotel sehat dan endotel yang vasokonstriksi terhadap pemeriksaan ini
mengalami disfungsi. memiliki kejadian kardiovaskular yang
tidak diharapkan dalam 5-10 tahun follow
up meskipun memiliki masalah arteri
koroner minimal sebelum diberikan
stimulasi. Pada penelitian lain yang
melibatkan sekitar 308 subjek penelitian
ditemukan keluaran yang lebih baik pada
pasien yang berespon baik terhadap
stimulasi asetil kolin. Pada gambar 4
dapat kita lihat contoh hasil angiografi
koroner pasien yang di follow up setelah
3,7 tahun pemeriksaan endotel
makrovaskular koroner.11,12

Gambar 2. Perbedaan efek stimulus pada


endotel sehat dan disfungsi endotel9
Prosedur pemeriksaan ini sama
dengan prosedur angiografi koroner
(gambar 4a,4b). Pasien harus dalam
kondisi stabil saat pemeriksaan. Obat-
obatan vasodilator seperti nitrat,
penghambat kanal kalsium, ACE inhibitor
ditunda 24 jam sebelum pemeriksaan.
Stimulan seperti acetylcholine,
nitroglycerin, nitroprusside, substansi- P,
phenylephrine, L-arginine diinjeksikan
melaui kateter judkins berukuran 6 french,
bisa juga stimulan lain seperti bicycle
exercise, pacing, atau cold pressor testing
diberikan. Ukuran perubahan dari
pembuluh darah arteri koroner diukur
secara angiografi kuantitatif (Gambar 3b,

642
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

Gambar 4. Pemeriksaan makrovaskular (TIMI) flow digunakan sebagai penilaian


endotel dan follow up 3,7 tahun secara kuantitatif aliran darah
kemudian4 mikrovaskular koroner. Aliran koroner
yang lambat hanya muncul ketika ada
disfungsi mikrovaskular yang melibatkan
sebagian besar arteri koroner, oleh karena
b. Pemeriksaan Mikrovaskular Koroner itu pemeriksaan ini mungkin hanya bisa
Pemeriksaan endotel melihat masalah koroner yang difus dan
mikrovaskular koroner diindikasikan pada mungkin hanya positif pada stadium
pasien dengan gejala yang menetap lanjut penyakit. Aliran yang lambat ini
setelah tindakan intervensi/ bedah yang juga dapat terjadi karena adanya spasme
sukses, gejala yang tidak sesuai dengan difus atau peningkatan tonus pembuluh
hasil angiografi namun gejala angina darah koroner basal. Aliran lambat yang
pasien membaik atau hilang terhadap terbatas pada satu arteri koroner juga
pemberian nitrat.13 dapat disebabkan oleh trombosis transien
yang diikuti oleh trombolisis dan
Fungsi endotel mikrovaskular mikroembolisasi. Aliran lambat yang
koroner dapat dinilai dengan melihat menetap kemungkinan dapat juga
perubahan aliran darah koroner terhadap disebabkan oleh beberapa perubahan
pemberian zat vasoaktif. Teknik struktural. Myocardial blush grade
pemeriksaan, persiapan pasien, stimulan (MBG) selama angiografi koroner dapat
yang diberikan serta kelebihan dan juga digunakan untuk perkiraan
kekurangan pemeriksaan ini sama dengan visualisasi mikrosirkulasi, namun
pemeriksaan makrovaskular koroner. subjektifitas dan sensitivitas pemeriksaan
Pemeriksaan ini menempatkan kateter ini rendah.15
koroner pada pembuluh darah yang akan
diperiksa, kemudian dilakukan 2. PEMERIKSAAN SIRKULASI
penempatan wire yang memiliki sensor PERIFER
tekanan di distal dari pembuluh darah a. Flow Mediated Dilation (FMD)
tersebut ( Gambar 3D). Zat vasoaktif Pemeriksaan flow mediated
seperti asetilkolin diberikan untuk dilation merupakan pemeriksaan fungsi
memberikan respon hiperemia pada endotel perifer yang umum dan digunakan
pembuluh darah tersebut.4 Hasil secara luas. Prinsip dari pemeriksaan ini
pemeriksaan ini dilihat dari grafik adalah mengukur pelebaran diameter
Coronary flow reserve yaitu rasio aliran pembuluh darah arteri brakialis setelah
darah koroner selama hiperemia koroner stimulasi hiperemia reaktif melalui inflasi
maksimal dengan pemberian stimulasi zat manset tekanan darah yang memicu
vasoaktif dibagi dengan aliran darah pelepasan NO dan vasodilatasi pembuluh
koroner resting (Gambar 3E). Persentase darah pada lengan yang diperiksa.16
perubahan aliran darah koroner terhadap Prosedur pemeriksaan FMD
zat vasoaktif tersebut dianalisis. Respon sebagai berikut: Pasien puasa 8 jam
aliran darah maksimal (Coronary flow sebelum tindakan. Semua obat-obatan
reserve) <2.0 dianggap tidak normal.12,14 vasoaktif yang dikonsumsi pasien
ditunda. Pasien tidak diperbolehkan
Metode lain untuk menilai fungsi beraktifitas fisik, mengkonsumsi kafein,
mikrovaskular yaitu dengan pengukuran vitamin c, dan merokok sebelum
jumlah frame cineangiographic yang pemeriksaan. Pasien dalam posisi
dibutuhkan untuk mengisi pembuluh terlentang dengan lengan diposisikan
distal dengan pemberian kontras. senyaman mungkin untuk pengambilan
Thrombolysis in myocardial infarction gambar arteri brakialis (Gambar 5a).
643
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

Arteri brakialis dilihat di atas fossa makanan tertentu, pemakaian obat-obatan,


antekubiti pada potongan longitudinal. exercise, suhu lingkungan, menstruasi,
Posisi M-mode diambil untuk pengukuran jenis alat yang digunakan. Selanjutnya,
diameter dari pembuluh darah (Gambar oklusi yang dibuat terlalu proksimal juga
5c) dan aliran darah dihitung dapat memperburuk respon FMD dan
menggunakan dopler velocity signal menciptakan hasil negatif palsu.18
(Gambar 5b).16,17 Data yang diobservasi dari studi
multi-ethnic study of atherosclerosis
(MESA) menemukan bahwa disfungsi
endotel perifer yang ditemukan
menggunakan FMD pada arteri brakialis,
berhubungan dengan tingginya insiden
penyakit kardiovaskular dalam periode
lima tahun follow up.17 Selanjutnya, data
dari meta-analisis membuktikan bahwa
FMD dapat digunakan sebagai indikator
prognostik independen dari kejadian
kardiovaskular di masa yang akan datang
dan memberikan stratifikasi risiko
tambahan di samping faktor risiko
tradisional.18,19
Gambar 5.Pemeriksaan Flow Mediated b. Pletismografi Lengan
Dilation (FMD)16 Pemeriksaaan pletismografi adalah
Pertama diambil ukuran diameter metode untuk menilai fungsi endotel
awal dan aliran darah dari arteri brakialis. dengan strain gauge venous impedance
Setelah didapatkan nilai baseline, yang menilai respon perubahan aliran
dilakukan inflasi cuff selama 5 menit pada darah pada lengan bawah terhadap
distal lengan yang diperiksa dengan pemberian substansi vasoaktif melalui
tekanan 50 mmHg diatas tekanan sistol arteri brakhialis. Pemeriksaan ini bersifat
pembuluh darah. Setelah dilakukan semi invasif yang menggunakan tusukan
deflasi cuff, akan terinduksi peningkatan pada lengan bawah sebagai akses
aliran pada arteri brakialis (hiperemia masuknya zat vasoaktif sehingga menjadi
reaktif) sehingga terjadi shear stress yang kelemahan dari pemeriksaan ini, namun
memicu terjadinya pelepasan NO dan keuntungan dari pemeriksaan ini yaitu
dilatasi pembuluh darah. Kemudian molekul vasoaktif (misalnya, asetilkolin
diambil gambar 30 detik dan 2 menit atau nitrogliserin) diberikan secara intra
setelah deflasi. Aliran darah arteri vena, sehingga pengukuran vasodilatasi
brakialis diambil tidak lebih dari 15 detik endotel dependent dan vasodilatasi
untuk menilai hiperemik velocity.16,17 endotel independen dapat disesuaikan
Respon pembuluh darah pada dosisnya. Dosis yang diberikan memiliki
beberapa penelitian telah terbukti dapat keterbatasan efek sistemik, sehingga
mewakili untuk pengukuran fungsi anggota badan kontralateral dapat
endotel koroner. Selain hiperemia reaktif, dijadikan sebagai kontrol internal.
rangsangan untuk mengukur reaktivitas Hasilnya dinyatakan sebagai rasio dari
endotel dapat berupa exercise, atau perubahan aliran yang diukur pada kedua
aktivasi nervus simpatis melalui cold lengan.20
pressor test. Kelemahan dari pemeriksaan Prosedur pemeriksaan ini yaitu
ini adalah pemeriksaan dapat menjadi bias dengan menempatkan strain gauge pada
oleh beberapa kondisi seperti konsumsi lengan atas yang dihubungkan dengan alat
644
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

pletismografi (Gambar 6). Pada waktu Gambar 6. Pletismografi lengan20


pemeriksaan pasien harus dalam keadaan
stabil. Tunda obat-obatan vasodilator
selama 24 jam. Suatu kateter ditusukkan c. Pletismografi Jari
pada arteri brakhialis untuk akses Mengukur fungsi endotel
memasukkan zat vasoaktif. Pada lengan menggunakan tonometri arteri perifer
atas dan lengan bawah dipasang manset telah mendapat perhatian yang meningkat,
tekanan darah yang dilakukan inflasi 40 serta perangkat untuk mengukur
mmHg selama 7 detik setiap 15 detik perubahan volume arterial pulsatile
pada lengan atas dan 50 mmHg di atas dengan pletismografi jari semakin
tekanan sistolik selama 5 menit pada berkembang. Pada tonometri arteri perifer
lengan bawah untuk menghasilkan respon ini, rekaman amplitudo gelombang arteri
iskemik. Aliran darah diukur setiap 15 jari ditangkap dengan probe pneumatic
detik setelah deflasi cuff dan kurva aliran- yang ditempatkan di ujung jari (Gambar
waktu dinilai. Persentase perubahan dari 7). Prinsip pemeriksaan ini adalah
istirahat hingga aliran saat hiperemik dan mengukur peningkatan volume darah
kapasitas dilatasi dari resistensi arteri arteri di ujung jari yang menyebabkan
dinilai. 20 peningkatan pulsatil arteri berubah,
Studi prognostik dari pemeriksaan sehingga meningkatkan pengukuran
pletismografi yang dilakukan oleh sinyal.23
Perticone dkk pada 225 subjek dengan Teknik pemeriksaannya mirip
hipertensi yang distimulasi menggunakan dengan teknik FMD, manset tekanan
asetilkolin didapatkan subjek yang darah ditempatkan di lengan, dilakukan
memiliki fungsi endotel yang menurun oklusi manset di atas tekanan sistolik dan
pada pemeriksaan ini memiliki di kempeskan setelah 5 menit untuk
peningkatan kejadian kardiovaskular yang menginduksi hiperemia reaktif pada satu
tidak diinginkan dalam 3 tahun follow lengan. Keuntungan utama dari
up.21 Heitzer dkk meneliti pada 281 pemeriksaan ini adalah lengan
subjek dengan penyakit arteri koroner kontralateral dapat berfungsi sebagai
yang menjalani pemeriksaan ini membagi kontrol internal yang bisa digunakan
2 kelompok studi, yang diberikan vitamin untuk mengoreksi setiap perubahan
c dan tanpa vitamin c yang diamati sistemik dalam tonus vaskular selama
selama 4 tahun, penilaian menggunakan pemeriksaan, dan suatu Indeks antara 2
pletismografi ini menemukan bahwa lengan dihitung. Indeks ini adalah
pasien yang diberikan antioksidan seperti penanda yang divalidasi untuk fungsi
vitamin c memiliki keluaran yang baik endotel. Peningkatan amplitudo setelah
terhadap kejadian kardiovaskular hiperemia reaktif adalah respons
dibanding tanpa vitamin c.22 kompleks terhadap iskemia. Ini
mencerminkan perubahan aliran dan
dilatasi mikrovaskular yang sebagian
tergantung pada NO. 24

645
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

Gambar 7. Pletismografi Jari23 Biomarker dari disfungsi endotel


mencerminkan perubahan pada
Pemeriksaan ini terdiri dari 3 fase. bioavailabilitas NO, peningkatan stres
Pada fase 1, yaitu perekaman nilai oksidatif, koagulasi dan inflamasi endotel.
baseline setelah penempatan kedua probe NO yang diproduksi oleh sel-sel endotel,
di ujung jari. Fase 2 dilakukan inflasi cuff merupakan penentu utama vasodilatasi
pada 1 lengan selama 5 menit dan lengan endotel dependen dan merupakan
yang lain sebagai kontrol (tidak dilakukan inhibitor koagulasi, inflamasi dan stres
inflasi cuff). Fase 3 dilakukan perekaman oksidatif yang telah dianggap sebagai
setelah deflasi cuff. Hasilnya pada pasien penanda status endotel yang penting.
normal akan terjadi peningkatan Karena NO memiliki waktu paruh yang
amplitudo secara cepat (high response) pendek, maka kadar plasma dari degradasi
namun pada pasien dengan penyakit arteri produk oksidatif NO, yaitu nitrit (NO 2 -),
koroner hanya terjadi perubahan minimal nitrat (NO 3 -) dan nitrosothiols yang
dari amplitudo (low response) (Gambar digunakan sebagai indeks pengganti dari
9).23 NO. Selain menilai kadar NO dan
metabolitnya, pengukuran asymmetric
dimethylarginine (ADMA), suatu
penghambat endogen yang poten dari
nitric oxide synthase (NOS) bisa juga
menunjukkan bioavailabilitas NO.
Tingkat ADMA plasma juga telah
terbukti berkorelasi dengan aktivitas NOS
endotel dan berhubungan dengan
disfungsi endotel.25
Gambar 8. Penilaian Pletismografi Jari23 Kerusakan endotel dikaitkan
Studi validasi menunjukkan dengan peningkatan produksi oksidan
bahwa gangguan pada fungsi endotel (O2-), yang bereaksi dengan NO untuk
perifer jari yang diukur dengan EndoPAT membentuk peroxynitrite (ONOO -),
berkorelasi dengan gangguan suatu radikal bebas berbahaya yang
mikrovaskuler koroner pada pasien berkontribusi untuk disfungsi endotel.
dengan aterosklerosis dini dan Demikian pula, radikal lipid peroxyl yang
memprediksi kejadian kardiovaskular bereaksi dengan NO dan mungkin juga
pada 2 studi besar potong lintang (Pada menjadi sumber inaktivasi NO.
>1900 pasien di Framingham Cohort dan Pengukuran kadar plasma stres oksidatif
> 5000 individu di Gutenberg Heart endotel temasuk indeks peroksidasi lipid
Study). Studi FDA pada 97 subjek (F2 –isoprostanes dan zat asam-reaktif
menemukan bahwa nilai ambang thiobarbituric) dan kadar nitrotyrosine,
EndoPAt 1,67 memiliki sensitivitas 82% mencerminkan generasi peroxynitrite.
dan spesifitas 77% dalam mendeteksi Peroksidasi lipid meningkat pada penyakit
adanya disfungsi endotel koroner pada yang terkait dengan disfungsi endotel, dan
subjek yang mengalami nyeri dada yang ada korelasi negatif yang kuat antara stres
menjalani angiografi koroner.23,24 oksidatif dan fungsi endotel.25

3. PEMERIKSAAN BIOMARKER b. Penanda Proinflamasi Endotel

a.Nitrat Oksida (NO) dan Reactive Karena kerusakan endotel sering


Oxygen Species (ROS) disertai dengan inflamasi, penanda
proinflammasi telah digunakan untuk
menilai disfungsi endotel. Molekul adhesi
646
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

seluler memainkan peran penting dalam Fragmen ini berdiameter sekitar 0,1-1,0
inflamasi endotel dengan menarik dan μm dan mengandung protein permukaan
mengumpulkan sel-sel inflamasi. Bentuk dan material sitoplasma dari sel induk.
larut dari molekul sel adhesi termasuk Mikropartikel dapat dibedakan dari
VCAM-1, ICAM-1 dan E-selectin yang subselular vesikula lainnya, seperti
ditemukan dalam sirkulasi dan mungkin eksosom dan badan apoptosis, atas dasar
menggambarkan status inflamasi ukuran, mekanisme susunan dan
pembuluh darah dan disfungsi endotel. C- kandungannya.25
reaktif protein (CRP), protein yang
ditemukan di plasma, dapat meningkat Mikropartikel diidentifikasi dalam
sebagai respons terhadap inflamasi, sampel plasma oleh aliran cytometry atas
merupakan prediktor independen dari dasar ukuran, eksternalisasi dari
fungsi endotel yang abnormal serta phosphatidylserine dan keberadaan
mortalitas dan morbiditas kardiovaskular. permukaan spesifik antigen. Pelabelan
Tambahan penanda inflamasi sirkulasi antigen permukaan memungkinkan
termasuk CD40L yang dapat larut dan identifikasi sel induk yang berasal dari
sitokin yang beredar di sirkulasi seperti mikropartikel. Dalam sampel plasma,
interleukin-6 dan tumor necrosis factor-α mikropartikel endotel (diidentifikasi oleh
(TNFα).25,26 adanya permukaan dari CD144, CD62E
atau CD31), platelet (CD41a,CD42b,
c. Penanda Koagulasi CD62P), leukosit (CD45, CD4, CD8,
CD14) dan eritrosit (CD235a). Mengingat
Disfungsi endotel berhubungan bahwa mikropartikel dilepaskan di bawah
dengan keadaan pro-koagulasi dan oleh kondisi sel yang stres / rusak, tidak
karena itu, indeks koagulasi dapat mengherankan bahwa tingkat
dianggap sebagai biomarker status mikropartikel plasma meningkat pada
endotel. PAI-1 adalah penghambat penyakit kardiovaskular. Bukti kuat hadir
fibrinolisis yang dihasilkan terutama oleh untuk menujukkan bahwa mikropartikel
endotelium. P-selektin yang merupakan dari endotel, platelet, dan leukosit dapat
penanda aktivasi platelet dan kadar menggambarkan adanya disfungsi endotel
fibrinogen plasma dianggap dan mungkin juga sebenarnya
mencerminkan keadaan pro-koagulan. berkontribusi pada disfungsi endotel
PAI-1, P-selectin dan fibrinogen tersebut. Mikropartikel endotel dianggap
meningkat pada penyakit kardiovaskular mengindikasikan secara langsung dari
dan berkorelasi dengan disfungsi endotel, stres / kerusakan sel endotel dan dapat
vWF, suatu glikoprotein yang juga menggambarkan inflamasi endotel,
disekresikan oleh sel-sel endotel dan peningkatan koagulasi dan tonus vaskular.
memainkan peran dalam koagulasi, juga Mikropartikel trombosit secara tidak
telah diajukan sebagai biomarker dari langsung dapat mencerminkan disfungsi
fungsi endotel.26 endotel dengan menggambarkan
d. Mikropartikel peningkatan koagulasi dan inflamasi,
sementara mikropartikel leukosit dapat
Selain biokimia sirkulasi atau menggambarkan inflamasi, koagulasi dan
marker protein, semakin banyak bukti tonus vaskular. Mikropartikel dari
menunjukkan bahwa fraksi-fraksi sel endotel, trombosit dan leukosit telah
endotel, termasuk mikropartikel, dapat terbukti meningkat pada banyak penyakit
mewakili dari disfungsi dan kerusakan yang terkait dengan disfungsi endotel
endotel. Mikropartikel adalah fragmen- termasuk hipertensi, diabetes dan
fragmen tanpa inti dari membran sel yang penyakit ginjal stadium akhir.
terlepas dari sel yang stress atau rusak. Mempertimbangkan kompleksitas fungsi
647
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

endotel, mengukur beberapa biomarker 2. Wierzbicki AS, Chowienczyk PJ,


untuk mencerminkan proses yang berbeda Cockcroft JR, et al. Cardiovascular
dapat memberikan penilaian risk factors and endothelial
25,26
komprehensif dari status endotel. dysfunction, Biochem Soc Great
Britain, 2004;(107): 609–15.
SIMPULAN 3. Sharaf B, Pepine CJ, Kerensky RA,
et al. WISE Study Group. Detailed
Disfungsi endotel merupakan
angiographic analysis of women with
dampak dari paparan terhadap berbagai
suspected ischemic chest pain (pilot
faktor risiko kardiovaskular. Kondisi ini
phase data from the NHLBI-
merupakan gangguan sistemik yang tidak
sponsored Women’s Ischemia
terbatas pada arteri koroner saja sehingga
Syndrome Evaluation [WISE] Study
dapat kita nilai melalui sirkulasi perifer.
Angiographic Core Laboratory). Am
Berbagai pemeriksaan untuk menilai
J Cardiol. 2001;87(8):937–41.
disfungsi endotel dapat dilakukan baik
4. Widmer RJ, Lerman A. Endothelial
secara invasif maupun non invasif.
dysfunction and cardiovascular
Pemeriksaan vasoreaktif epikardial
disease, Glob Card Sci Pract 2014;43.
koroner dan mikrovaskular koroner yang
5. Chhabra N. Endothelial dysfunction:
bersifat invasif sedangkan pemeriksaan
a predictor of atherosclerosis, Int J
flow mediated dilation (FMD),
Med Update, 2009;4(1):33-41.
pletismografi merupakan pemeriksaan
6. Park KH, Park WJ. Endothelial
yang kurang invasif dan non invasif.
dysfunction: clinical implications in
Pada prinsipnya pemeriksaan ini menguji
cardiovascular disease and
vasoreaktivitas dari endotel terhadap
therapeutic approaches, J Korean
pajanan baik secara farmakologis maupun
Med Sci 2015; 30: 1213-25.
secara mekanik dimana sel endotel yang
7. Darwin E, Elfi EF, Elvira D. Endotel:
masih baik akan berespon vasodilatasi
fungsi dan disfungsi, Padang :
terhadap pajanan yang diberikan.
Andalas University Press, 2017;90-2.
Pemeriksaan biomarker terhadap
8. Deanfield JE. Endothelial function
kerusakan endotel juga dapat dilakukan
and dysfunction : Testing and
dengan mendeteksi faktor-faktor dari
Clinical Relevance, Circ, AHA,
endotel yang beredar di sirkulasi.
2007; 1285-95.
Berbagai pemeriksaan ini dapat
9. Flammer AJ, Anderson T, Celermajer
menambah pengetahuan baru kita
DS, et al. The assessment of
mengenai patofisiologi serta peluang
endothelial function: from research
untuk melakukan deteksi dini penyakit,
into clinical practice, Circ.
menilai risiko, respon terhadap intervensi
2012;126:753-67.
yang dilakukan untuk mencegah
10. Ludmer PL, Selwyn AP, Shook TL,
berkembangnya penyakit, dan
et al. Paradoxical vasoconstriction
mengurangi dampak yang merugikan
induced by acetylcholine in
terhadap pasien, namun beberapa
atherosclerotic coronary arteries. N
pemeriksaan ini masih terbatas
Engl J Med. 2006;315:1046–51.
ketersediaannya.
11. Schachinger V, Britten MB, Zeiher
DAFTAR PUSTAKA
AM. Prognostic impact of coronary
1. Bonetti PO, Lerman LO, Lerman A. vasodilator dysfunction on adverse
Endothelial dysfunction a marker of long-term outcome of coronary heart
atherosclerotic risk, Arterioscler disease. Circ. 2000;101:I899–1906.
Thromb Vasc Biol, AHA, 2003; 168- 12. Suwaidi JA, Hamasaki S, Higano ST,
175. et al. Long-term follow-up of patients

648
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 638-649 Jurnal Human Care

with mild coronary artery disease and endothelial dysfunction. Circ.


endothelial dysfunction. Circ. 2002;106:653–658.
2000;101:948–54. 22. Heitzer T, Schlinzig T, Krohn K.
13. Beltrame JF, Crea F, Camici P. Endothelial dysfunction, oxidative
Advances in coronary microvascular stress, and risk of cardiovascular
dysfunction. Heart Lung Circ. events in patients with coronary
2009;18:19–27. artery disease. Circ. 2001;104:2673–
14. Camici PG, Crea F. Coronary 2678.
microvascular dysfunction. N Engl J 23. Kuvin JT, Patel AR, Sliney KA, et al.
Med. 2007;356:830–40. Assessment of peripheral vascular
15. Mittal SR. Diagnosis of coronary endothelial function with finger
microvascular dysfunction – present arterial pulse wave amplitude. Am
status, Indian Heart Journal. 2015; Heart J. 2003;146:168–74.
67:552–60. 24. Nohria A, Gerhard-Herman M,
16. Betik AC, Luckham VB, Hughson Creager MA, et al. Role of nitric
RL. Flow-mediated dilation in human oxide in the regulation of digital
brachial artery after different pulse volume amplitude in humans. J
circulatory occlusion conditions. Am Appl Physiol. 2006;101:545–48.
J Physiol Heart Circ Physiol 2004; 25. Teixeira BC, Lopes AL, Macedo
286:442. RCO, et al. Inflammatory markers,
17. Yeboah J, Folsom AR, Burke GL. endothelial function and
Predictive value of brachial flow- cardiovascular risk, J Vasc Bras,
mediated dilation for incident 2014; 13(2):108-15.
cardiovascular events in a population- 26. Welsh P, Preiss D, Tsiropoulou S, et
based study: the multi-ethnic study of al. Biomarkers of vascular
atherosclerosis. Circ 2009; 120:502. inflammation and cardiovascular
18. Inaba Y, Chen JA, Bergmann SR. disease, Springer, 2015; 115-29.
Prediction of future cardiovascular
outcomes by flow-mediated
vasodilatation of brachial artery: a
meta-analysis. Int J Cardiovasc
Imaging 2010; 26: 631.
19. Thijssen DH, Black MA, Pyke KE.
Assessment of flow-mediated dilation
in humans: a methodological and
physiological guideline. Am J
Physiol Heart Circ Physiol 2011;
2:300.
20. Walker HA, Jackson G, Ritter JM,
Chowienczyk PJ. Assessment of
forearm vasodilator responses to
acetylcholine and albuterol by strain
gauge plethysmography:
reproducibility and influence of strain
gauge placement. Br J Clin
Pharmacol. 2001; 51(3): 225–229.
21. Halcox JPJ, Schenke WH, Zalos G.
Prognostic value of coronary vascular

649

Anda mungkin juga menyukai