LP Ulkus Dekubitus
LP Ulkus Dekubitus
Ulkus Dekubitus
Dosen Pembimbing Akademik: Ns. Annisa A’in, S.Kep.M.Kep
Dosen Pembimbing Klinik: Ns. Nurhayati, S.Kep
Dosen Koordinator : Ns. Chrisyen Damanik, S.Kep.M.Kep
Mata Kuliah: Keperawatan Medikal Bedah
Di Susun Oleh:
Putu Ari Purnamayasa
Tanda dan Gejala: Hilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau
dermis, atau keduanya. Cirinya adalah lukanya superficial, abrasi,
melempuh, atau membentuk lubang yang dangkal.
3. Stadium 3
Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah mulai
terganggu dengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang
struktur fibril. Kerusakan seluruh lapisan kulit sampai subkutis, tidak
melewati fascia. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.
Tanda dan Gejala: Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi
kerusakan atau nekrosis dari jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak
sampai pada fascia. Luka terlihat seperti lubang yang dalam
4. Stadium 4
Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi. Dapat
sembuh dalam 3-6 bulan.
Jaringan hipoksia
Cedera iskemia
Iskemia otot
Dekubitus
2. Pemeriksaan Penunjang
Ulkus dekubitus didiagnosis dengan bantuan riwayat yang menunjang dan
hasil pemeriksaanfisik. Orang yang beresiko terkena ulkus harus diperiksa
untuk mengetahui derajat ulkus. Derajat awal ditandai dengan kulit yang
tetap pucat (kemerahan) akibat tekanan yang lama.
Pengkajian Fisik Kulit
a. Inspeksi kulit
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membrane
mukosa, kulit kepala, rambut dan kuku. Tampilan kulit yang perlu
dikaji yaitu warna, suhu, kelembaban, kekeringan, tekstur kulit (kasar
atau halus), lesi, vaskularitas. Yang harus diperhatikan oleh perawat
yaitu :
1) Warna, dipengaruhi oleh aliran darah, oksigenasi, suhu badan dan
produksi pigmen.
2) dema, Selama inspeksi kulit, perawat mencatat lokasi, distribusi
dan warna daridaerah edema.
3) Kelembaban, Normalnya, kelembaban meningkat karena
peningkatan aktivita satusuhu lingkungan yang tinggi kulit kering
dapat disebabkan oleh beberapa faktor,seperti lingkungan kering
atau lembab yang tidak cocok, intake cairan yanginadekuat,
proses menua.
4) Integritas, Yang harus diperhatikan yaitu lokasi, bentuk, warna,
distribusi, apakah adadrainase atau infeksi.
5) Kebersihan kulit.
6) Vaskularisasi, Perdarahan dari pembuluh darah menghasilkan
petechie dan echimosis.
b. Palpasi kulit, Yang perlu diperhatikan yaitu lesi pada kulit,
kelembaban, suhu, tekstur atau elastisitas, turgor kulit (kozier, 2009).
3) Riwayat nutrisi :
Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola
biasa, perubahan terakhir, tidur menjelang tidur dan lingkungan
tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang terjadi
selama terbangun. Penyakit fisik yang terjadi secatra bersamaan,
status emosional, dan mental saat ini.
4) Status sosial ekonomi
Kaji sosial ekonomi klien dengan menghindarkan pertanyaan
status yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan yang
lebih difokuskan pada mendiskusikan dan menyimpulkan
kualitas pengelolaan nilai tertentu yang sama-sama cara upaya
untuk mengurangi kesalahan penafsiran
5) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang oleh klien. Pola
kesehatan Fungsional Pola Gordon
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola nutrisi dan metabolik
c) Pola cairan dan metabolik
d) Pola istirahat dan pola tidur
e) Pola aktivitas dan laithan
f) Pola eliminasi
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan ulkus dekubitus :
a) Nyeri akut
b) Gangguan integritas kulit/jaringan
c) Gangguan mobilitas fisik
d) Resiko infeksi
BAB II
Analisa Keterampilan
Genogram :
4. Diagnosa Medik pada saat MRS, Pemeriksaan Penunjang dan tindakan yang
sudah dilakukan
Diagnosa medis : DM Dengan Ulkus Dekubitus
Pemeriksaan Penunjang :
Luas luka
Kedalaman luka
Perawatan luka
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang Penyakit/Perawatan
2. Pola Nutrisi/metabolik
a. Intake Makanan
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan lauk,
tetapi
Sesudah masuk RS : Pasien mengatakan Menghabiskan makanan yang diberi
b. Intake Cairan
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sebelum masuk Rs minum 7 gelas
sehari
Sesudah masuk RS : Pasien mengatakan sesudah masuk Rs menghabiskan 9
gelas dengan terpasang cairan infus
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sebelum masuk Rs BAB 2x sehari
Sesudah masuk RS : Pasien mengatakan sudah sekali BAB
b. Buang air kecil
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan sebelum masuk Rs BAK 6-8x sehari
Sesudah masuk RS : Pasien mengatakan BAK 8x sehari
4. Pola aktivitas dan latihan
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
Oksigen :
Sesudah masuk RS : tidur jam 21.00-05.00, tidur siang 11.00-12.00, tidur malam
21.00-05.00
7. Pola persepsi diri (pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
a. Harapan pasien setelah menjalani perawatan yaitu pasien ingin segera
sembuh dan dapat beraktivitas normal kembali.
b. Keadaan sakitnya saat ini sangat mempengaruhi kebiasaan hidup pasien,
pasien jadi tidak dapat makan semua yang pasien inginkan, karena ada
gangguan dengan fungsi menelannya.
c. Sebelum sakit, pasien berperan sebagai kepala keluarga dan pegawai swasta
(pabrik), saat pasien sakit, pasien tidak dapat menjalankan perannya dengan
maksimal.
8. Pola seksualitas dan reproduksi ( fertilitas, lobido, menstruasi, kontrasepsi, dll) :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan seksualitas dan gangguan pada
alat reproduksi
9. Pola peran hubungan (komunikasi,hubungan dengan orang lain, kemampuan
keuangan) :
Pasien berkomunikasi secara verbal dengan baik dan dapat berbahasa Indonesia.
hubungan klien dengan kelurga dan tetangga cukup baik dan dalam keuangan
cukup untuk kehidupan sehari-hari
10. Pola managemen koping-stress (perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-
akhir ini) :
Dalam mengambil keputusan, pasien selalu bermusyawarah dan meminta
pendapat dengan anggota keluarganya. Pasien menyelesaikan masalahnya
dengan berbicara kepada anggota keluarganya.
11. Sistem nilai dan keyakinan (Pandangan klien tentang agama, kegiatan
keagamaan, dll) :
Pasien mengatakan melaksanakan shalat 5 waktu dan sering mengikuti acara
keagamaan di dekat rumah. selama sakit pasien tidak dapat melaksanakan
kewajibannya shalat 5 waktu sebagai seorang muslim
BB/TB : 50 Kg/165 Cm
Kepala :
Inspeksi : kepala simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran pada kepala. Ukuran
kepala normal. tidak ada ketombe pada rambut. Wajah biasanya tidak simetris kiri
Karena pada pasien DM mengalami kadar gula darah tinggi yang menyebabkan
rusak pembuluh darah salah satunya pada mata yang dapat menyebabkan
penglihatan kabur bahkan bisa sampai menyebabkan kebutaan.
▪ Visus: dioptri
▪ Sklera ikterik : (tidak)
▪ Konjungtiva : (tidak anemis)
▪ Nyeri : (Tidak ada), intensitas : tidak ada
▪ Kornea keruh
▪ Alat bantu : tidak ada
b. Pendengaran
Hidung:
Tampak ada abses pada batang hidung, ada pus, nyeri pada saat ditekan
Tampak tidak ada reaksi alergi pada hidung pasien, tidak ada sinusitis,
tampak tidak perdarahan pada hidung dan pasien mengatakan tidak ada
Mulut/Gigi/Lidah:
Inspeksi : Membran mukosa berwarna merah jambu, lembab, dan utuh. Uvula
digaris tengah, Tidak ada lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri pada mulut , tidak adanya pembengkakan pada mulut
Leher :
Palpasi : Tidak teraba nodul pada leher, tidak terjadi pembengkakan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Respiratori
a. Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan,
b. Batuk : tidak ada
Karakteristik sputum
c. Napas bunyi : vesikuler
1) Sesak napas saat
➢Ekspirasi ➢Inspirasi ➢Istirahat ➢Aktivitas
2) Tipe peranapasan:
Perut Dada Biot
Pusing Cianosis
▪ Capillary refill :
j. Koordinasi ekstremitas
k. Keluhan lain :
Tidak ada
Integumen
▪ Warna kulit
√ Lembab Kering
▪ Turgor : elastis
Muskuloskeletal
Nyeri otot/tulang, lokasi : pada kaki Intensitas : 7
Kaku sendi, lokasi : Tidak ada
f. Pria :
Rabas penis : gangguan prostat :
Sirkumsisi : vasektomi :
Impoten : ejakulasi dini :
V. Program terapi
Parenteral Non Parenteral
IVFDRL : 20 tpm
SukralfatSyr 3x1 mg
Candesartan 1x1 mg
Amlodipin 1x1 mg
Cilastazole 2x1 mg
levofloxaxim : 1 x 500 mg
Inj.Ranitidin : 2 x 1 amp (IV)
Inj.Ondansentron : 2 x 1 amp (IV)
Levemir : 1 x 10 menit
Pemeriksaan Laboratorium :
HasilPemeriksaan
Tanggal
Jenis 13/01/ 14/01/ 15/01/
No NilaiNormal
21 21 21
1 Hb 12.0-16.0 12,2
2 Hematokrit 37.0-47.0 17
3 Trombosit 150-400 548.0
00
4 Leukosit 4.0-10.0 12.2 -
5 Glukosa darah 74-109 342 378 241
puasa
6 Glukosa darah 2 jam 75-140 416 361 143
pp
J. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Data Subjektif : Terjadi tekanan Nyeri Akut
Pasien mengeluhkan nyeri atau gesekan
pada luka pasien pada saat
digerakan Terjadi luka
Kekuatan otot
Data Objektif : menurun
Gerakan pasien terbatas
Rentang gerak menurun Enggan
melakukan
pergerakan
K. Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
2. Gangguan integritas kulit/ jaringan b/d faktor mekanis
3. Gangguan mobilias fisik b/d keengganan melakukan pergerakan
L. Intervensi Keperawatan
d. Identifikasi nyeri
b. Penggunaan sampping
menurun analgesik
2. Pemberian Analgesik
Tindakan :
Observasi :
a. Identifikasi
karakteristik nyeri
b. Identifikasi
c. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesik (mis.
narkotika,non-
narkotika, atau
NSAID) dengan
tingkat keparahan
nyeri
d. Monitor Tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
e. Monitor efektifitas
analgesik
kering
menurun c. anjurkan
meningkatkan
penyembuhan luka
serta mencegah
terjadinya komplikasi
luka
Tindakan :
Observasi :
a. monitor
karakteristik luka
(mis. drinase,
warna, ukuran,
bau)
b. monitor tanda-
tanda infeksi
Terapeutik :
a. lepaskan balutan
perlahan
b. bersihkan dengan
pembersih
nontoksik, sesuai
kebutuhan
c. bersihkan jaringan
nekrotik
d. berikan salep
yang sesuai ke
kulit/lesi, jika
perlu
e. pasang balutan
f. pertahankan
melakukan
perawatan luka
g. ganti balutan
sesuai jumlah
eksudat dan
drainase
h. jadwalkan
perubahan posisi
sesuai kondisi
pasien
Edukasi :
a. Jelaskan tanda
b. anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
c. ajarkan perawatan
luka secara
mandiri
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
prosedur
debridement
b. kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika
perlu
menggerakkan pergerakan
pergerakan, jika
meningkat mobilisasi
meningkat mobilisasi
ditempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi).
2. Perawatan kaki
Definisi :
Mengidentifikasi dan
keperluan relaksasi,
kebersihan, dan
kesehatan kulit
Tindakan :
Observasi :
a. Identifikasi
perawatan kaki
yang biasa
dilakukan
b. monitor neuropati
monofilamen
semmes weinstein
c. monitor kadar
nilai HbA1c
Terapeutik :
Lakukan perawatan
Edukasi :
a. Informasikan
pentingnya
perawatan kaki
b. anjurkan memakai
sepatu dengan
ukuran yang
sesuai
c. anjurkan
memeriksa bagian
dalam sepatu
sebelum dipasang
d. anjurkan
menghindari
penekanan pada
kaki yang
mengalami ulkus
dengan
menggunakan
tongkat atau
sepatu khusus
Nama Mahasiswa : Putu Ari Purnamayasa Tanggal:
NIM : Tempat :
d. Cuci tangan
5. Bahaya-bahaya yang mungkin a. Klien tidak mampu berkonsentrasi saat melakukan
terjadi akibat tindakan tersebut
teknik relaksasi sehingga mudah terdistraksi oleh
dan cara pencegahan kondisi lingkungan bising.
b. Cara pencegahan, bantu klien agar dapat memfokuskan
pikirannya.
6. Hasil yang didapat dan makna Terdapat jaringan mati akibat berkurangnya suplai darah ke
jaringan.
NIM : Tempat :
6. Hasil yang didapat dan makna Terdapat jaringan mati akibat berkurangnya suplai darah ke
jaringan.
8. Evaluasi diri tentang pelaksanaan Praktikan ini untuk membersihkan luka dekubitus dengan
tindakan tersebut memperhatikan prinsip – prinsip, serta mengobservasi bahaya yang
kemungkinan terjadi akibat pembersihan luka dekubitus
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
NIM : Tempat :
2. Letakkan bantal pada sisi kanan dan kiri klien sebagai penopang
bila klien tidak dapat duduk dengan baik.
Rasional: agar pasien mudah untuk duduk
4. Bantu klien turun dari tempat tidur dan gunakan alas kaki klien
Rasional: mencegah kaki pasien terkena benda tajam
5. Bila klien merasa pusing segera kembalikan ke posisi semula
Rasional: mencegah terjadi cedera yang lainnya.
11. Hasil yang didapat dan makna Terdapat jaringan mati akibat berkurangnya suplai darah ke
jaringan.
mengatasi
masalah/diagnosa tersebut.
13. Evaluasi diri tentang 1. Evluasi di lakukan dengan lancar
pelaksanaan tindakan tersebut
DAFTAR PUSTAKA