Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAHASA INDONESIA

Paragraf/Alinea

DOSEN PEMBIMBING : Dian Ikawati R., S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

WAHYU KRISMANTO (1741020256)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan petunjuk, rahmat, dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan Berjudul “ Alinea / Paragraf ” dari Mata Kuliah “ Bahas Indonesia
”.
Selesainya tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Dosen pengajar mata kuliah.
2.      Teman-teman sekalian.
Dengan penuh kesadaran hati, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah
ini bermanfaat bagi almamater, teman-teman, maupun siapa saja yang berkenan
membacanya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………………………

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………

A.  Latar Belakang……………………………………………………………………
B.  Rumusan Masalah………………………………………………………………………

BAB II Pembahasan………………………………………………………………………

A.  Pengertian alenia/paragraf ………………………………….…………………………


B.  Jenis paragraf……………………………………………………………………………
B.1 Berdasarkan satuan karangan……………………………………………………….
B.2 Berdasarkan satuan………………………………………………………………….
B.3 Berdasarkan penalaran………………………………………………………………..
C.  Sikap Negara atau Pemerintah terhadap Islam…………………………………………
C.1 Kesatuan (kohesi)…………………………………………………………………
C.2 Kelengkapan………………………………………………………………………
C.3 Kepaduan (koherensi)…………………………………………………………….
D.  Cara mengembangkan alenia/paragraf………………………………………
D1. Metode definisi………………………………………………………………….
D2. Metode proses……………………………………………………………………..
D3. Metode contoh ………………………………………………………………………
D4. Metode sebab akibat …………………………………………………………………
D5. Metode umum khusus………………………………………………………………..
D6. Metode klasifikasi……………………………………………………………………

BAB III Penutup…………………………………………………………………………

A.  Kesimpulan……………………………………………………………………………….
B.  Saran………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Membicarakan tentang paragraf/alenia sering kita dengar tapi kadang kita masih
bingung karna apa kita belum tahu benar paragraf itu banyak kegunaan nya dalam tata
unsur mengenai kaidah bahasa Indonesia oleh karna itu saya akan menjelaskan apa yang
dimaksud dengan paragraf dan unsur-unsur yang ada.

B.     Rumusan Masalah
Ada pun masalah yang kita belum tahu tentang paragraf/alenia itu apa
1. Apa sih yang di maksud dengan paragraf / alenia itu ?
2. Apa saja unsur-unsur yang membentuk suatu paragraf ?
3. Dan kalimat-kalimat apa saja yang harus mengunakan paragraf ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Alinea/Paragraf
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
B. Jenis Paragraf
B.1 Berdasarkan satuan karangan
Janis paragraf dari sudut pandang satuan karangan, yaitu paragraf pembuka,
paragraf isi, dan paragraf penutup.
 Pembuka paragraf
Paragraf pembuka adalah paragraf yang mengawali sebuah penulisan
karangan dengan mengantarkan pokok masalah dalam bagian pendahuluan
karangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun paragraf
pembuka karangan yaitu:

 Paragraf itu berfungsi mengantar pokokmasalah karangan.


  Paragraf ini sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada pokok
masalah yang akan dijelaskan.
 Kata-kata dalamparagraf ini hendaknya menarik perhatian
pembaca,sehingga mudah memahami.

 Paragraf isi
Paragraf isi atau paragraf pengembang adalah jenis paragraf yang berfungsi
menguraikan atau memperjelas pokok masalah yang akan diuraikan dalam
karangan. Uraian pokok masalah dalam paragraf ini dapat disampaikan
dengan berbagai metode pengembangan dan menampilkan hal-hal teknis
uraian dalam karangan ilmiah. Hal-hal yang diperhatikan dalam jenis
paragraf ini diantaranya :

 Mengemukakan pokok masalah dengan jelas dan eksplisit.


 Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antarparagraf
 Pengembangan paragraph dapat menggunakan jenis paragraf
ekspositoris, argumentative, Deskriptif, dan naratif.
 Memperhatikanhalteknis penulisan seperti kutipan, sumber kutipan,
penggunaan bagan diagram Grafik kurfa.
 Menyiapkan uraian pokok masalah yang disentesiskan sebagai bahan
paragraph kesimpulan.
 Paragaf penutup
Paragraf penutup merupakan pernyataan kembali gagasan yang diuraikan
atau merupakan jawaban pertanyaan yang terdapat pada paragraph
pembuka. Paragraf ini merupakan akhir sebuah karangan yang dapat
disampai secara horisontaldan vertical dalam rincian. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan paragraph penutup ini, antara lain:

 Paragraf ini tidak boleh terlalu panjang dan tidak begitu saja
memutuskannya.
 Paragraf ini ditampilkan sebagai cerminan sebuah kesimpulan.
 Paragraf ini harus mendapat kesan positif dan informasi.
 Pengetahuan yang logis dan kondusif.
 Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat dariuraian atau pertanyaan
yang terdapat pada paragraph Pembuka.
 Paragraf ini jangan lagimenguraikan, mengutip,dan mengemukakan
masalah baru.
 Berdasarkan apa yang disimpulkan dalam paragraf, penulis dapat
mengajukan rekomendas.
 Usulan yang berupa saran karena keterbatasan waktu dan dana yang
penulis dapatkan.

B.2 Berdasarkan satuan cerita/tujuan karangan


 Eksposisi
paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan
informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik. Contoh: Rachmat
Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat
SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk
Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana
Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran
sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama
ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana
Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah
bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw.
 Argumentasi
paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan
disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar
pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan
terbukti. Contoh: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa,
ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang
lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang
punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup
pandaimengarang.
 Narasi
paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan
waktu. paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau
cerita. Contoh: Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta
tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil
itu berhenti didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istriistri
mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah
istrinya yang sakit. Sementara bawahan tuan Hasan berlomba
menyambut kedatangan nyonya Marta.
 Deskripsi
paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu
merangsang indra pembaca. Contoh: Jangan terkecoh membeli ikan.
Kadang-kadang kita kecewa membeli ikan. Disangka masih baru
ternyata sudah busuk. Caranya supaya tidak terkecoh? Ikan yang segar
dagingnya masih keras kalau dipegang. Sisiknya atau kulitnya masih
mengilap, insangnya berdarah merah segar. Matanya masih bening.
Kalau sudah tidak sesuai dengan ciri-ciri berarti ikan itu sudah busuk.
 Persuasi
paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Contoh: Dewasa ini banyak sekali penyakit baru yang
bermunculan. Hal ini dikarenakan berkurangnya sistem imun di dalam
tubuh kita. Jika sistem imun di dalam tubuh melemah, maka tubuh
gampang sekali terkena penyakit. Selain itu, makanan-makanan yang
kita konsumsi tidak lagi mengandung vitamin dan mineral yang baik.
Bahkan, saat ini telah banyak penjual makanan-makanan yang tidak
sehat. Terlebih lagi dengan padatnya aktivitas membuat kita tidak
memiliki waktu untuk berolahraga. Padahal oaharaga sangatlah baik
untuk kesehatan kita. Akibatnya, tubuh menjadi lemah sehingga mudah
terjangkit virus -virus yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, marilah
kita menerapkan pola hidup sehat agar kita tidak mudah sakit dengan
cara mengkonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga yang rutin
B.3 Berdasarkan penalaran
 Deduktif
paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih
dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau
gagasan paragraf (urutan umum khusus).
Contoh: jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah,
sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan
cepat lelah dan mudah terserang penyakit.
 Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan. (urutan khusus-umum).
Contoh: Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar.
Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar.
Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih
luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun
ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210
penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun
kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal
dengan Desa Kakao.

C. Syarat pembentukan paragraf


Paragraf merupakan rangkaian kalimat-kalimat yang membentuk satu kesatuan
gagasan. Paragraf memiliki dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
Inti sebuah paragraf terletak pada kalimat utama, sedangkan kalimat penjelas,
berfungsi menjelaskan gagasan yang ada pada kalimat utama. Untuk membuat
paragraf yang baik, kita tidak bisa hanya sekedar menulis tanpa memperhatikan
komposisi dan persyaratan paragraf.  Untuk menulis paragraf yang baik
diperlukan keterpaduan semua persyaratan yang harus dimiliki oleh sebuah
paragraf. Persyaratan itu antara lain:
C.1 Kesatuan (Kohesi)
Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa sebuah paragraf
yang baik, hanya boleh mengandung satu gagasan. Jika kalimat-kalimat yang
ada dalam sebuah paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam
menjelaskan gagasan pokok paragraf, maka paragraf tersebut dapat dikatakan
memiliki kesatuan gagasan. Sebuah paragraf  yang memiliki lebih dari satu
gagasan akan menimbulkan ketidakjelasan sehingga paragraf tersebut tidak bisa
menyatu.
C.2 Kelengkapan
Kelengkapan sebuah paragraf diwujudkan dengan terpenuhinya semua unsur
pembentuk paragraf, yaitu :
 Gagasan utama
Tema atau ide yang menjadi dasar pengembangan paragraf.

 Kalimat utama
Setelah mendapatkan ide atau gagasan utama, langkah selanjutnya adalah
menuangkan gagasan utama tersebut ke dalam sebuah kalimat utama.
Jadi dalam kalimat utama tersirat gagasan utama. Kita bisa meletakkan
kalimat utama di awal, di akhir ataupun di awal dan di akhir sebuah
paragraf.

 Kalimat Penjelas
Sebuah kalimat utama yang mengandung gagasan utama belum bisa
dikatakan sebuah paragraf, karena itu paragraf membutuhkan kalimat
penjelas. Kalimat penjelas ini berfungsi menjelaskan ide dari kalimat
utama sehingga menjadi jelas, rinci dan lengkap. Yang harus
diperhatikan dalam membuat kalimat penjelas adalah, jangan sampai
kalimat penjelas tersebut menyimpang dari ide pokok. Semua kalimat
penjelas harus saling mendukung gagasan utama.

Dengan terpenuhinya semua unsur ini maka sebuah paragraf akan


menjadi paragraf yang baik.

C.3 Kepaduan (Koherensi)


Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf yang terangkai secara logis dan saling
mendukung gagasan utama disebut dengan kepaduan atau koherensi. Kepaduan
ini bisa kita dapatkan dengan penggunaan konjungsi baik intra kalimat maupun
antar kalimat.

Ketiga hal di atas adalah syarat wajib yang harus dipenuhi untuk membentuk
paragraf yang baik. Dengan terpenuhinya syarat-syarat di atas, sebuah paragraf
akan lebih mudah dipahami.

D. Cara mengembangkan alenia/paragraf


Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan
utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif
yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe
paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi
paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf
pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan
metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling
berbeda .

Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan
disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi.
Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif,
misalnya akan berbeda dengan naratif.

Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak
metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea
dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.

D 1. Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis
hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut.
Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata
atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.
D 2. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea
menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama
lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses
peristiwa sejarah.
D 3. Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
D 4. Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan
suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Artinya, hubungan
kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan
pikiran manusia.
D 5. Metode Umum-Khusus
Metode umum-khususnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk
mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur.
D 6. Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki
persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah
dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya bukan khusus untuk persamaan factor
tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari peenjelasan di atas jadi kita harus tau bagaimana cara penyusunan alenia/paragraf
yang benar sehingga kita tidak teerjadi kesalahan pada saat penyusunan paragraf yang
ada .
Ada pun yang membuat penyusuna paragraf/alenia itu harus di atur yaitu supaya tidak
ada kesalahan atau keliruan pada saat pembuatan paragraf itu sendiri.
B. Saran

Dengan kita meletakan penyusunan paragraf yang benar kita bias membuat suatu teks
dengan benar dan sempurna karna dengan hal itu teks atau naskah kita buat bias di
paham mi oleh semua orang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://karina_jayanti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/54265/BAB+8.+ALINEA+A
TAU+PARAGRAF.pdf
2. https://biyasane.blogspot.com/2016/10/jenis-paragraf-diperhatikan-dari-satuan.html
3. https://web-bahasaindonesia.blogspot.com/2015/09/syarat-paragraf-yang-baik.html

Anda mungkin juga menyukai