Anda di halaman 1dari 10

INTERNAL AUDIT

BAB 7
PEKERJAAN LAPANGAN - II

NAMA KELOMPOK 5 :

1. YULIA RATRI (01118065)


2. HAFIZHAH SALWA (01118076)
3. NIAR KUSWINDARTI (01119040)
4. EKO PRASETYO (01119073)

DOSEN PENGAMPU :

RONY WARDHANA,S.E., M.AK., CPA

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


PRODI AKUNTASI
TAHUN PELAJARAN 2020
BAB 7
PEKERJAAN LAPANGAN – II

PENERAPAN TEKNIK AUDIT

Teknik Audit

Teknik-teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan,


menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi diterapkan pada berbagai
kondisi baik secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan. Kebanyakan penugasan audit
akan dilakukan dalam satu dari empat bentuk: audit fungsional, audit organisasional, studi
manajemen, dan audit atas program.

Audit Fungsional

Audit fungsiona adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi
lini organisasi. Tujuannya adalah untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam
organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama.

Audit Fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit atas:

 Pemesanan, penerimaan, dan pembayaran bahan bakudan perlengkapan.


 Pengiriman langsung perlengkapan atas jasa ke departemen pengguna.
 Penerapan perubahan produk
 Pengumpulan pemisahan, dan penjualan barang jasa
 Pengendalian dan praktek keselamatan
 Profram untuk mendeteksi konflik kepentingan
 Pengelolaan asset-aset modal
 Formulasi anggaran
 Fungsi-fungsi pemasaran

Audit fungsional memiliki kesulitan khusus karena luas dan cakupannya. Auditor perlu
mendefinisikan parameter-parameter pekerjaan dan menjaganya tetap dalam batas yang
wajar untuk semua aspek signifikan.

Audit Organisasional dan Evaluasi Produktivitas

Audit organisasional (organizational audit) tidak hanya memerhatikan aktivitas yang


dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan untuk
memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu auditor tertarik
pada seberapa baik manajer organisasi memenuhi tujuan organisasi dengan sumber daya
yang ada.

Dalam audit organisasional, auditor harus mampu mengetahui struktur inti atau
organisasi. Gambaran yang jelas mengenai struktur inti yang lengkap memiliki dampak pada
cara pandang auditor memandang pengadministrasian organisasi dan pada pertanyaan
yang ditanyakan saat audit.
Hal-hal yang dilakukan Auditor Internal saat Audit Organisasional.

- Auditor internal harus mengetahui perencanaan, yaitu menetapkan tujuan, membuat


kebijakan dan prosedur, mempertahankan kontinuitas, dan menilai ulang rencana dan
sasaran dalam kondisi yang berubah.
- Mengenal prinsip-prinsip pengorganisasian, yaitu pemberian tanggung jawab,
pendelgasian wewenang dan pengembangan staf.
- Mengetahui prinsip-prinsip pengarahan, yaitu kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi.
- Mengenal prinsip kontrol, yaitu menetapkan standar, mempertahankan standar, melatih
karyawan agar mematuhi standar, mensyaratkan sistem persetujuan dan penelaahan,
memastikan kepatuhan akan standar, merencanakan sistem pencatatan, pelaporan, dan
kontrol induk, serta mengawasi proses yang berjalan.
- Setiap organisasi harus ditelaah produktivitasnya, yaitu efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan manajer.
- Mempelajari tujuan produktivitasnya.

Studi dan Konsultasi Manajemen

Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi manajemen,


membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi.
Organisasi-organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki para konsultan.

Auditor internal akan mengembangkan suatu pemahaman atas filosofi manajemen


dan prinsip-prinsip yang penting untuk membedah dan mengevaluasi masalah yang menjadi
perhatian manajemen. Masalah yang ditugaskan haruslah masalah yang auditor internal
sendiri memiliki peluang untuk menyelesaikannya. Masalah-masalah yang benar-benar
teknis atau yang tergantung seluruhnya pada pertimbangan eksekutif, haruslah dihindari.
Auditor harus menerapkan semua teknik memengaruhi yang mereka miliki sejak permulaan
dan di sepanjang penugasan. Mereka harus membuat manajemen tetap mengetahui
informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar rumput sebelum menyajikannya
ke manajemen.

Audit atas Program

Tujuan audit program adalah memberikan manajemen informasi mengenai biaya,


pelaksanaan, dan hasil-hasil program dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat,
dan objektif. Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai
yang seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung.

Beberapa istilah yang digunakan meliputi:

 Evaluasi, memastikan nilai sesuatu dengan membandingkan antara pencapaian dengan


standar atau tujuan.
 Evaluasi program, mengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait dengan sumber daya
yang digunakan, dan diatas itu, apakah tujuan-tujuan program telah layak dan sesuai.
 Studi biaya manfaat, mempertimbangkan antara sumber daya yang digunakan, dan
biaya (masukan) dan manfaat (keluaran, hasil).
 Studi efektivitas biaya, mempertimbangkan manfaat (hasil) yang tidak dapat diukur
dalam nilai uang (dollar, rupiah)
Intinya, auditor internal ingin menentukan tiga hal dalam audit program, yaitu: Apa yang
dicapai? Apakah program tersebut berhasil? Apakah terdapat sistem yang memadai untuk
memastikan keberhasilan di masa yang akan datang?

Audit Kontrak

Kontrak kontruksi atau operasi seringkali melibatkan uang dalam jumlah besar; kontrak
kontruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi; kontrak operasi
bisa memberikan jasa atau operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu
memahami biaya kontruksi dan operasi produksi yang dilakukan sendiri.

Kontrak umumnya terdiri atas tiga kategori : biaya sekaligus (lump-sum), biaya tambahan
(cost-plus), dan harga per unit (unit-price).

Pada kontrak lump-sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan dengan
harga tetap. Jika pekerjaan dilakukan sesuai perjanjian, hanya sedikit yang bisa dilakukan
oleh auditor.

Kontrak biaya tambahan (cost-plus) bisa jadi merupakan cara paling ekonomis untuk proyek
kontruksi atau operasi, karena banyaknya ketidakpastian dalam proyek.

Kontrak harga per unit (unit-price) berguna jika suatu proyek membutuhkan pekerjaan yang
seragam dalam jumlah besar.

Audit Integrasi

Audit integrasi (integrated auditing) akhir – akhir ini dianggap sebagai bagian utama dari
fungsi audit internal. Akan tetapi, sebagian filosofi integrasi memiliki sejarah penerapan
dalam audit internal pada tahun 1940-an. Audit – audit awal ini mengombinasikan aspek –
aspek keuangan dengan audit kinerja, sebuah prosedur yang menghasilkan sebagian audit
keuangan akhir tahun diselesaikan sebelum audit operasional.

Jelasnya tingkat integrasi tergantung pada :

 Ukuran staf audit.


 Keahlian yang dimiliki staf atau yang tersedia melalui sumber – sumber luar.
 Filosofi yang diaudit yang dipegang manajemen organisasi dan organisasi audit.
 Tingkat aktivitas teknologi di klien dan organisasi audit.
 Biaya manfaat dari pengoperasian audit semacam itu.
Konsultan

Suatu evaluasi audit yang mendalam mungkin membutuhkan jasa dari konsultan teknis.
Audiotr harus ingat bahwa konsultan harus membantu, tidak mengambil alih evaluasi atau
melindungi tanggung jawab auditor. Jadi, terdapat beberapa aturan yang harus diikuti
auditor internal dalam berhubungan dengan konsultan :

 Konsultan tersebut harus dapat dipercaya dan menunjukkan kompetensi untuk


pekerjaan yang akan dilakukan.
 Konsultan dan auditor harus memiliki perjanjian lengkap atas lingkup dan tujuan
program sebelum mereka menyiapkan audit atau program kerja.
 Staf harus ditugaskan untuk bekerja dengan konsultan, mengawasi aktivitas mereka,
dan membahas masalah – masalah yang ada dengan mereka.
 Auditor harus memahami sifat pekerjaan konsultan – alasan yang ada dibalik pilihan
analitis mereka, risiko yang melekat dalam data dan analisis mereka, dan apakah
pekerjaan yang dilakukan konsultan sesuai dengan yang dimaksudkan.
 Laporan audit akhir merupakan tanggung jawan auditor internal. Laporan tersebut
menyertakan opini auditor, meskipun ditunjang oleh hasil – hasil studi yang dilakukan
konsultan.
 Konsultan tidak boleh mengarahkan atau mengambil hak prerogatif manajemen.
Penggunaan Sumber Daya Dari Luar Atau Dari Mitra

Penggunaan sumber daya dari luar dan dari mitra merupakan hal penting dibanyak bidang
spesialisasi. Misalnya bidang produksi, fisika, layanan kesehatan, pendidikan, kedokteran,
kimia, kedokteran hewan, jasa aktuaria, periklanan dan penjualan, investasi dan banyak lagi
yang lain. Staf pada pekerjaan lapangan harus lengkap dan memiliki disiplin ilmu dan
keahlian yang diperlukan untuk menghasilkan temuan – temuan dan rekomendasi audit
berdasarkan fakta – fakta yang kuat dan mempertimbangkan semua aspek tindakan yang
dilakukan saat ini dan yang direkomendasikan.

Penelaah Analitis

Penelaah analitis telah lama digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu. Secara
tradisional, penelaahan ini dikaitkan dengan masalah – masalah keuangan. Misalnya :

 Perbandingan informasi keuangan periode sekarang dengan periode lalu.


 Perbandingan informasi keuangan saat ini dengan yang diharapkan, yaitu dengan
anggaran, perkiraan, dan pengalaman industri.
 Penelaahan hubungan antara informasi keuangan dan non – keuangan.
Beberapa metodologi yang digunakan untuk melaksakan penelaahan ini adalah :

Analisis tren. Analisis tren adalah pengujian yang dilakukan yang membandingkan data
sekarang dengan data sebelumnya. Data sebelumnya memberikan prediksi mengenai
bagaimana seharusnya data yang ada sekarang.

Analisis rasio. Rasio – rasio keuangan, seperti profitabilitas, solvensi (kemampuan


melunasi utang), dan efisiensi, bisa digunakan untuk menentukan kewajaran informasi saat
ini.

Analisis regresi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel –
variabel tertentu. Analisis ini mengukur sejauh mana variabel meningkat bersamaan atau
peningkatan satu variabel saat variabel lainnya menurun.

Pemeliharaan Aktiva Tetap

Dalam menguji kontrol atas aktiva tetap, auditor internal ingin mengetahui apakah aktiva
telah dikelompokkan sesuai umur manfaatnya dan apakah biaya pemeliharaan tersedian
untuk masing – masing klasifikasi. Analisis – analisis bisa mengungkapkan kebijakan
penggantian yang terlalu liberal, biaya perbaikan yang abnormal, atau biaya pemeliharaan
pencegahan yang berlebihan.
Statistik Karyawan

Laporan bisa dianalisis untuk menunjukkan berbagai hubungan antara jumlah karyawan dan
tren – tren organisasi lainnya. Laporan untuk cabang – cabang yang berbeda bisa dipelajari
untuk menemukan penyimpangan dalam prosedur atau efisiensi penyebaran karyawan.
Hasil – hasil analisis bisa jadi bukan akhir segalanya, tetapi lebih merupakan indikator untuk
studi lain yang lebih mendalam.

Perputaran Persediaan

Perputaran umumnya dilaporkan sebagai angka dalam satu kesatuan (lump sum), seringkali
mencakup sejumlah akun atau daerah penyimpangan. Analisis tingkat perputaran, termasuk
catatan barang – barang tertentu, bisa mengungkapkan berapa banyak persediaan yang
lebih dari setahun. Analisis tersebut bisa menunjukkan kesalahan pembelian yang
tersembunyi dalam persediaan dan tertutup oleh rasio perputaran keseluruhan yang
memuaskan. Juga, rasio yang terlalu rendah bisa menunjukkan kecurangan dalam
pembebanan persedian.

Biaya – Biaya Karyawan Dan Perputaran Karyawan

Biaya dan waktu yang digunakan untuk merekrut karyawan diberbagai klasifikasi kadang
kala bisa menjadi perhatian yang menarik. Juga yang layak diperhatikan adalah tingkat
perputaran per departemen atau cabang, dan tingkat perputaran organisasi dibandingkan
dengan organisasi lainnya.

Pengiriman Persediaan

Hal penting yang harus diperhatikan adalah perhitungan antara jarak mil yang dilalui rata –
rata waktu penggunaan ban, baterai, dan steker; analisis perbandingan biaya penggunaan
karyawan dibandingkan dengan mobil organisasi; dan perbandingan antara tenaga kerja
atau luas galangan kapal dan gudang dengan waktu kosong, waktu siaga, dan waktu
pengiriman di antara beberapa titik.

Penyimpanan Perlengkapan Dan Alat Tulis Kantor

Seringkali menarik untuk menggunakan penggunaan dan saldo persediaan. Juga


bermanfaat membandingkan penggunaan dengan jumlah karyawan pengguna, terutama
bila barang – barang merupakan kebutuhan rumah tangga dan bila kontrol fisik atas
persediaan menunjukkan barang – barang yang ingin dimiliki karyawan.

Catatan Bahan Baku

Untuk mendistribusikan biaya bahan baku, auditor bisa menganalisis laporan yang
menunjukkan jumlah permintaan gudang yang diproses. Namun dalam beberapa kasus,
harga rata – rata per unit bisa jadi terlalu rendah sehingga tidak membutuhkan aliran kertas
untuk pelaporan yang berlebihan.

Telepon Dan Komputer

Auditor bisa menentukan dan menganalisis rasio jumlah karyawan terhadap jumlah telepon,
jumlah panggilan keluar yang dilakukan, jumlah panggilan interlokal, rata – rata waktu
menelepon, dan jumlah telepon yang dibatasi disetiap department. Laporan periodik ke
manajemen mengenai hasil – hasil analisis yang baik dan mengurangi jumlah dan lamanya
waktu telepon yang dilakukan.

BUKTI HUKUM

Hubungan Dengan Bukti Audit

Bukti hukum dan bukti audit sama-sama memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki
tujuan yang sama – untuk memberikan bukti untuk mendorong keyakinan tentang
kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah. Keyakinan dibangun dari
pertimbangan atas informasi. Informasi tersebut yang kemudian disajikan, dalam bentuk
apapun, merupakan bukti.

Fokus bukti audit sedikit berbeda dari bukti hukum. Bukti – bukti hukum (legal evidence)
sangat mengandalkan pengakuan lisan. Bukti – bukti audit (audit evidence) lebih
mengandalkan bukti – bukti dokumen.

Bukti Terbaik

Bukti terbaik (best evidence), sering disebut bukti primer, merupakan bukti yang paling
alami – bukti yang paling memuaskan mengenai fakta – fakta yang sudah diselidiki. Bukti
tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan kendala.

Bukti Sekunder

Bukti sekunder (secondary evidence) berada dibawah bukti primer dan tidak dapat
disamakan keandalannya. Bukti sekunder bisa mencakup salinan bukti tertulis atau lisan.

Bukti Langsung

Bukti langsung (direct evidence) membuktikan fakta tanpa harus menggunakan


pernyataan atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti. Pengakuan dari seorang saksi atas
sebuah fakta merupakan bukti langsung – tidak perlu rujukan.

Bukti Tidak Langsung

Bukti tidak langsung (circumtanstial evidence) membuktikan fakta sementara, atau


sekumpulan fakta, yang dapat dirujuk seorang untuk mengetahui keberadaan beberapa
fakta primer yng signifikan atas masalah yang sedang dipertimbangkan.

Bukti Yang Meyakinkan

Bukti yang meyakinkan (cnclusive evidence) merupakan bukti yang tak terbantahkan,
apapun bentuknya. Bukti ini sangat kuat sehingga mengalahkan semua bukti lainnya, dan
merupakan sumber diambilnya kesimpulan.

Bukti Yang Menguatkan

Bukti yang menguatkan (corroborative evidence) merupakan bukti tambahan dari


karakter yang berbeda menyangkut hal yang sama. Bukti ini mendorong bukti yang telah
diberikan dan cenderung menguatkan atau mengonfirmasikannya.
Bukti Opini

Bukti opini, saksi-saksi harus memberikan kesaksian hanya terhadap fakta yang mereka
dengar atau lihat. Sebaliknya auditor harus menyalin opini dan mengumpulkan serta
mengevaluasi fakta-fakta yang cenderung membuktikan kebenaran dan kesalahannya

Auditor harus memiliki aturan opini dalam pikiran mereka saat menghadapi masalah yang
berada diluar pengetahuannya. Mereka harus memahami bahwa opini orang lain adalah
absah jika opini tersebut berada dalam lingkup aturan opini ahli, tidak valid kecuali
mencakup tiga bagian penting : 1). Subjek yang berada diluar pemahaman auditor 2). Saksi
ahli yang dikenal memang memiliki pengetahuan di bidang tersebut.

Bukti Kabar Angin

Aturan bukti kabar angin memberi pernytaan yang tidak dapat diterima yang dibuat
seseorang, selain saksi ahli untuk memberikan kebenaran suatu masalah.

BUKTI AUDIT

Sifat Bukti Audit

Adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu kondisi,
wawancara, dan pemeriksaan catatan/Bukti audit yang harus memberikan dasar nyata untuk
opini, kesimpulan, dan rekomendasi audit.

Bukti Audit terdiri dari :

1) Bukti Fisik
Bukti ini diperoleh dengan mengamati orang, properti dan kejadian. Bukti ini dapat
berbentuk pernyataan observasi oleh pengamat, atau oleh foto, bagan, peta, grafik,
atau gambar-gambar lain. Bukti grafik bersifat persuasif.
2) Bukti Pengakuan
Berbentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban atas pertanyaan. Bukti ini tidak
bersifat menyimpulkan, jika mungkin masih harus didukung oleh dokumentasi.
3) Bukti Dokumen
Merupakan bentuk bukti audit yang paling biasa. Bisa ekternal maupun internal. Bukti
dokumen eksternal mencakup surat atau memorandum yang diterima oleh klien,
faktur-faktur dari pemasok dan lembar pengemasan. Bukti dokumen internal dibuat
dalam organisasi klien, mencakup catatan akuntansi, salinan korespondensi ke pihak
luar, laporan penerimaan melalui email, dan llain-lain.
4) Bukti Analitis
Bukti ini berasal dari analisis dan verifikasi. Sumber-sumber bukti ini adalah
perhitungan : perbandingan dengan standar yang ditetapkan, operasi masa lalu,
operasi yang serupa, dan hukum atau regulasi: pertimbangan kewajaran: dan
informasi yang telah dipecahkan kedalam bagian-bagian kecil.

Standar-Standar Bukti Audit


Semua bukti audit harus memenuhi uji kecukupan, kompetensi, dan relevansi.
Kecukupan : Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, mamadai, dan meyakinkan
sehingga bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk mengambil kesimpulan
yang sama dengan auditor.

Kompetensi : Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal. Bukti tersebut haruslah yang
terbaik yang dapat diperoleh. Dokumen asli lebih kompeten dibandingkan salinannya.
Pernyataan lisan yang menguatkan adalah lebih kompeten dibandingkan pernyataan biasa.
Bukti langsunglebih andal dibandingkan bukti kabar angin.

Relevansi : Relevansi mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunanya.


Fakta dan opini yang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah harus
memiliki hubungan logis dan masuk akal dengan masalah tersebut.
Jika suatu bukti tidak memenuhi standar kecukupan, kopetensi, dan relevansi, pekerjaan
auditor berarti belum selesai. Bukti tambahan atau yang menguatkan mungkin dibutuhkan.

Penanganan Bukti Yang Sensitif


Pada aspek pengamanan bukti yang sensitif, rencana harus mencakup metode untuk
menjaga integritas dokumen yang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan
harus disimpan dalam lemari terkunci atau kotak penyimpanan yang aman. Bisa dilakukan
juga dengan mengamankan informasi bukti terkomputerisasi untuk menghindari akses
kebentuk aslinya. Perlu juga menjaga catatan untuk menunjukkan suatu rantai penjagaan
bukti yang jelas untuk membuktikan bahwa bukti tersebut tidak dikompromikan. Juga untuk
dokumen-dokumen usang harus disobek (bersama dengan sertifikat berisi izin perusakan).

Kertas Kerja

Kertas kerja ini mengandung substansi dasar dari pekerjaan yang dilakukan auditor
disepanjang audit khususnya pada tahap pekerjaan lapangan. Kertas kerja merupakan
dasar pengembangan bukti. Kertas kerja ini harus mencakup :
 Kutipan dari sumber berwenang tentang kriteria dan standar
 Ringkasan wawancara, pertemuan percakapan
 Rincian pngamatan, termasuk diagram, foto, bagan, dan lain-lain
 Substansi veifiksi dan pemeriksaan dokumen seperti perbandingan bahan-bahan
substantif dengan kriteria atau dokumentasi terotorisasi
 Analisis temuan dari kertas kerja dan pengamatan lainnya
 Perhitungan analitis terkait dengan audit

Pekerjaan Lapangan Dalam Lingkungan Berteknologi Tinggi

Enterprise-wide Systems

Perusahaan berkebang pesat menggunakan enterprise-wide systems, yang juga disebut


sistem perencanaan sumberdaya perusahaan. Sistem-sistem ini, seperi SAP, PeopleSoft,
Baan, dan J.D Edwards, memberikan kemungkinan besar bagi terciptanya operasi yang
lebih effisien dan effektif bagi perusahaan dengan menggunakan sistem standar yang cukup
fleksible terhadap komponen-komponen usaha yang berbeda dinegara berbeda dan
menghasilkan informasi yang dibutuhkan manajeman.
Disini perusahaan melakukan investasi diperangkat lunak untuk pemasangan sistem-sistem
ini.

Audit Berkelanjutan

Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi-kondisi berikut ini diperlukan untuk


terselenggrannya audit berkelanjutan :

1) Subjek masalah dengan karakteristik yang sesuai


2) Keandalan sistem yang dilandasi subjek tersebut
3) Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat otomatisi yang tinggi
4) Sarana yang dapat diandalkan untuk mendapatkan hasil-hasil prosedur audit secara
tepat waktu
5) Tingkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi dan subjek masalah

Jelaslah bahwa dalam enterprise-wide systems, audit internal harus memainkan peran kunci
dalam mengurangi resiko hingga ketingkat yang dapat diterima.

Masalah-Masalah Audit Internal Terkait Dengan Resiko

Dengan adanya peran auditor internal dalam mengurangiresiko hingga ketingkat yang dapat
diterima, beberapa masalah penting harus dibahas.

Perbedaan yang jelas harus dibuat antara apa yang dilaporkan ke manajemen pada tingkat
yang mana dan apa yg akan dilaporkan ke audit internal.

Karena enterprise-wide systems telah semakin berkembang dan perusahaan bergerak


menuju pendekatan audit berkelanjutan yang konsisten dengan evaluasi resiko mereka,
pekerjaan lapangan tradisional yang dilakukan auditor akan berubah, khususnya untuk
bidang-bidang beresiko tinggi.

Prosedur-prosedur khusus yang digunakan untuk mengevaluasi kontrol dan jenis-jenis


kontrol perlu dievaluasi secara berkelanjutan. Dengan sistem seperti ini, kontrol-kontrol ini
sangat penting dalam mengevaluasi resiko dengan prosedur analitis yang bisa menunjukkan
kemungkinan kesalahan atau kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai