Anda di halaman 1dari 4

TOLAK PELURU

Penolak peluru, Universitas Nebraska, 1942

Daftar isi

 1Perkembangan
 2Sarana
o 2.1Peluru
o 2.2Lapangan
 3Teknik
o 3.1Cara Memegang Peluru
o 3.2Sikap Badan Pada Waktu Akan
Menolak
 3.2.1Cara Menolakkan
Peluru
o 3.3Sikap Badan Setelah
Menolakkan Peluru
 3.3.1Cara Mengambil
Awalan
 4Gaya
 5Referensi

Tolak peluru adalah salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang atletik yang
berbentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari
bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tujuan tolak peluru adalah untuk
mencapai tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya tolak bukan dilempar, tetapi ditolak
atau didorong dengan tangan satu bermula diletakkan di pangkal bahu. [1]

Perkembangan
Dalam sejarah perkembanganya olahraga ini sangat digemari oleh pria Britania atau Inggris pada
zaman dahulu guna menguji kekuatanya dengan melempar peluru dari batu bukan terbuat dari besi
seperti sekarang ini. Dan di zaman pertengahan mulai ada perlombaan melempar peluru meriam
dengan jarak sejauh mungkin,dimana senjata meriam merupakan senjata yang mematikan pada zaman
itu. Kejuaraan amatir tolak peluru pertama diperlombakan pada tahun 1866. Pada tahun 1896 yaitu
pada saat Olimpiade di Athena, olahraga tolak peluru masuk ke dalam perlombaan.
Berbagai peristiwa tolak peluru terjadi sejak lebih dari 2000 tahun di Kepulauan Inggris. [2] Peristiwa
pertama yang diketahui menyerupai tembakan modern kemungkinan terjadi pada Abad Pertengahan
ketika tentara mengadakan kompetisi di mana mereka melemparkan bola meriam yang merupakan
senjata yang mematikan pada zaman itu dengan jarak sejauh mungkin. [3] Kompetisi shot put direkam
pada awal abad ke-19 Skotlandia dan merupakan bagian dari Kejuaraan Amatir Inggris mulai tahun
1866. Tolak peluru adalah acara Olimpiade modern asli, dengan kemenangan Robert Garrett dari
Amerika di Olimpiade Athena pada tahun 1896. Salah satu pukulan hebat di awal Olimpiade,
American Ralph Rose memenangkan medali emas pada tahun 1904 dan 1908. [2] Pada tahun 1950
olahraga tolak peluru mengalami kemajuan besar, saat Parry O'Brien memulai tolakan membelakangi
sektor lapangan. Selanjutnya metode ini dikenal sebagai metode O'Brien atau teknik membelakangi
Peluru dalam olahraga tolak peluru.

Peluru]
Peluru yang digunakan adalah peluru yang digunakan harus terbuat dari besi utuh keras ( solid iron),
kuningan atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan metal yang
keras dan diisi dengan timah atau bahan lain. Peluru ini harus berbentuk bulat bola dengan permukaan
yang halus licin. Untuk bisa halus licin tinggi rata-rata permukaan harus tidak kurang dari 1.6 um atau
mikrometer, yaitu suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. Berat peluru yang digunakan untuk putri 3
kg dan 4 kg. Berat peluru untuk putra 5 kg, 6 kg dan 7 kg.[1]
Lapangan

Lapangan tolak peluru.

Luas lingkaran tolak peluru adalah 2.135 m dengan balok penahan 1.22  m.  Sektor lemparan
membentuk sudut 45 derajat dari titik tengah lingkaran tolak.pelempar atau penolak peluru tidak
boleh meninggalkan lingkaran sebelum peluru jatuh ke tanah dan keluar dalam  posisi berdiri melalui
lingkaran bagian belakang.

Teknik
Cara Memegang Peluru]

 Jari-jari agak renggang. Jari kelingking ditekuk berada di samping


peluru, sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru
tidak mudah tergeser di tempatnya. Untuk menggunakan cara ini
penolak peluru harus memiliki jari-jari yang kuat dan panjang.
 Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di
samping belakang peluru. Biasanya pegangan ini untuk orang yang
berjari kuat dan panjang. Dan biasa dipakai oleh para juara.
 Bagi mereka yang mempunyai tangan kecil dan jari-jarinya pendek,
jari-jari agak ranggang, ibu jari berada disamping dan jari
kelingking berada di belakang peluru.
 Sikap Badan Pada Waktu Akan MenolakBerdiri tegak
menyamping ke arah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang),
kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke
depan sidikit agak serong ke samping kanan. Berat badan berada
pada kaki kanan, badan agak condong ke samping kanan. Tangan
kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dengan
sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas
lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga
keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan
Cara Menolakkan Peluru
Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik serong ke atas ke belakang (ke
samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut di dorong agak ke depan ke atas hingga dada
menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat atau agak ditengadahkan,
pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya
peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola) bersamaan dengan
bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau
menolak dengan tangan kanan, sedangkan dengan tangan kiri dengan sebaliknya
Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
Sikap akhir menolak peluru merupakan salah satu faktor yang menentukan sah tidaknya tolakan yang
dilakukan.
Cara Mengambil Awalan
Di dalam perlombaan tolak peluru, tolakan selalu menggunakan awalan guna mendapatkan kekuatan
tolakan secara maksimal. Awalan dalam tolak peluru sangat penting yaitu untuk memadukan antara
gerak awal dalam mengambil sikap menolak serta dilanjutkan dengan sikap menolak. Pada waktu
akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri) digerakkan ke depan kebelakang, atau diputar
guna mendapatkan keseimbangan yang sempurna. Bersamaan dengan menolakkan kaki kanan ke
depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak kesamping kiri lurus hingga menyentuh
balok panahan. Usahakan badan agak rendah dengan lutut kaki kanan agak dibengkokkan. Pada saat
kaki kiri menyentuh balok penahan, secepat mungkin badan diputar ke arah tolakan, bersama dengan
pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan hingga badan menghadap arah tolakan. Secepat
mungkin peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan atas dengan bantuan menggerakkan seluruh
tenaga badan.

Gaya

Tolak peluru gaya menyamping (ortodoks).

Awalan mundur merupakan awalan yang dilakukan dengan


membelakangi arah tolakan. Awalan ini yang menghasilkan tolakan
paling jauh dibanding awalan lainnya. Perkembangan yang utama
dalam teknik tolak peluru telah diperkenalkan oleh Perry O’Brien
dari USA pada awal tahun 1950.  Teknik O’Brien ini digunakan
oleh sebagian besar atlet tolak peluru (pelempar) selama 25  tahun 
kemudian, yang  dapat  meningkatkan jarak lemparan dimana
kekuatan menolak  dihasilkan dari  peningkatan kontribusi kekuatan
otot. Gerakan  tolak peluru  gaya O Brien  ini lebih sederhana.
Keuntungannya  adalah  jarak dorongan peluru menjadi  lebih
panjang, dorongan peluru  sudah dimulai  dari  saat persiapan 
awalan. Luncuran ke arah lemparan  tidak mengubah posisi peluru
yang  akan  di dorong  sehingga  jalannya peluru yang didorong ke
arah depan atas itu merupakan satu garis.[7]

 Tolak peluru gaya ortodoks (menyamping) dilakukan dengan


gerakan awalan dengan cara berdiri menyamping dari sektor
tolakan yang berada di sebelah kiri (berada disebelah kanan bagi
yang kidal), peluru dipegang dan diletakkan di atas bahu kanan dan
nempel dibawah telinga (diatas bahu kiri bagi yang kidal),  lutut
kaki kanan ditekuk dan kaki kiri diluruskan ke depan, berat bedan
berada pada kaki kanan, dan tangan kiri diangkat dan ditekuk di
depan atas wajah untuk menjaga keseimbangan. Gerakan
pelaksanaan dimulai dengan kaki kiri diangkat kemudian berpijak
disebelah kaki kanan sebanyak 3 kali, kaki kiri digeser kedepan
dengan cepat yang diikuti oleh kaki kanan, badan diputar sedikit ke
sebelah kiri sehingga badan menghadap ke arah tolakan, pandangan
kedepan atas, kemudian peluru ditolakkan dengan sudut 45º atau
membentuk parabola. Gerakan akhiran dilakukan dengan cara kaki
kanan diangkat pendek ke depan bersamaan dengan dilakukan
tolakan, kaki kiri dipindah ke belakang lurus, pandangan mengikuti
arah gerakan peluru dan kaki maupun tubuh lainnya tidak boleh
melewati garis atau sektor lapangan.[8]

Berat peluru:

 Untuk senior putra = 7.257 kg


 Untuk senior putri = 4 kg
 Untuk Junior putra = 5 kg
 Untuk Junior putri = 3 kg

Anda mungkin juga menyukai