2 - Membangun Tim Sekolah
2 - Membangun Tim Sekolah
Disusun oleh:
Adang Suryana
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono
Penulis:
Adang Suryana
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono
Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout:
Winih Wicaksono
ISBN: 978-602-5517-69-3
Disusun oleh:
Adang Suryana
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono
KATA PENGANTAR
Pengembangan dan penerapan pendidikan karakter kerja siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang pokok dalam upaya
meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan SMK. Hal ini tertuang dalam
penjelasan Pasal 15 Undang Undang nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja.
Perpres No. 87 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan terdapat 9 (sembilan) area kompetensi, salah satu area
kompetensi tersebut adalah Karakter Pribadi dan Sosial lulusan SMK/MAK.
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK merupakan aspek
penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berhasil
dalam pekerjaannya. Siswa SMK harus dipersiapkan untuk menghadapi
persaingan dan tantangan dalam bekerja di dunia usaha dan industri. Bekerja
di dunia usaha dan industri berbeda dengan lingkungan sekolah sehingga
diperlukan adanya pengembangan karakter kerja meliputi pembinaan
ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa.
Pelaksanaan pembentukan karakter kerja di SMK, diperlukan adanya
materi pembentukan tim yang memuat tentang materi Kesamaptaan, Tata
Tertib Siswa, dan Pembentukan Organisasi Siswa. Pembentukan karakter kerja
ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pihak internal
maupun eksternal sekolah. Dalam rangka inilah Direktorat SMK pada tahun
2020 menyusun Dokumen Pembinaan Karakter Kerja berbasis Ketarunaan,
yang meliputi, Pedoman Pelaksanaan, Materi Pembinaan Ketarunaan
(Membangun Tim Sekolah, Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik, Pembinaan
Ketarunaan, Pembinaan Kerohanian, Pusat Pengembangan Karir Bakat dan
Minat Peserta Didik SMK, Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar) dan
Panduan Training of Trainer (ToT) sebagai dokumen yang utuh dan menyeluruh.
Dokumen pembinaan ketarunaan ini diharapkan dapat digunakan bagi SMK
bersama pihak terkait yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, dalam menyiapkan kemampuan dan membangun karakter utama
para peserta didiknya yang pada akhirnya tercipta suatu budaya yang disiplin,
maju, modern dan kompetitif.
Direktur SMK
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 29
A. GAME SIMULASI KOMUNIKASI (PESAN BERANTAI) 30
B. STRATEGI DAN DISIPLIN 33
C. GAME STUDI KASUS 43
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai kemajuan teknologi, kompetisi global, dan ketahanan
ekonomi dalam masyarakat yang kompleks, banyak jabatan menuntut
adanya kolaborasi di antara manusia lintas departemen atau lintas
keahlian. Intinya, pikiran orang banyak akan lebih baik ketimbang pikiran
satu orang saja. Membangun sebuah tim kerja adalah suatu proses memilih,
mengembangkan, memberikan kemudahan, dan melatih sebuah kelompok
kerja agar berhasil mencapai tujuan bersama. Di dalamnya mencakup
memotivasi anggota-anggota kelompok kerja agar merasa bangga dalam
melaksanakan tugasnya. Pembangun tim (team builder) harus mampu
memenuhi tuntutan tugas (kualitas hasil, tepat waktu, dan sebagainya) dan
memenuhi kebutuhan anggota-anggota kelompok kerja (adil, tidak konflik,
dan sebagainya.
Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta
keterampilan, sebuah tim kerja seringkali mampu menyelesaikan tugas
secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu. - “A team work
is a group organized to work together to accomplish a set of objectives that
cannot be achieved effectively by individuals”- Tim boleh jadi merupakan
kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga bisa bersifat temporer
yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu. Tim kerja
yang relatif permanen biasanya dinamakan “natural team work”,
sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai “a cross-functional
action team” – biasanya terdiri dari orang-orang dari berbagai bagian atau
departemen. Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-directed”,
karenanya tim kerja semacam ini kurang memerlukan pengawasan, dan
memiliki otoritas penuh dalam penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa
bekerja secara efektif dalam mengembangkan motivasi, kedekatan, dan
produktivitas, banyak organisasi yang memandang pembangunan tim
merupakan salah satu aspek dari pengembangan organisasi.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti kegiatan membangun tim kerja ini, diharapkan
pemangku kebijakan atau tim PPK di sekolah mampu:
1.Menerapkan tim kerja sekolah yang solid
2.Menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter pada tim kerja sekolah
3.Menerapkan manajemen perubahan di sekolah
4.Menerapkan model pengambilan keputusan yang efektif
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi “Membangun Tim Kerja Sekolah” terdiri dari:
1. Membangun Tim Kerja yang solid
2. Membangun Karakter Tim Kerja
3. Manajemen Perubahan
4. Pengambilan Keputusan
5. Komunikasi
6. Manajemen Konflik
BAB II
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama
lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi
masalah. “Poor communication means no team”.
e. Produktivitas: Tim kerja seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang
tidak mungkin dilaksanakan perorangan. Melalui saling berbagi
sumber daya, ketrampilan, pengetahuan, kepemimpinan, maka tim
berpotensi sangat lebih efektif daripada perorangan.
Nasionalisme
02
01
Religiusitas Kemandirian
NILAI UTAMA
KARAKTER
05 03
Integritas
04
Gotong Royong
Religiositas
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama
lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja
sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
Kemandirian
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab
sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.
C. MANAJEMEN PERUBAHAN
1. Konsep Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk
mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan
bisnis yang telah ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah
untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara mengubah
bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.
Dapat juga dikemukakan bahwa, manajemen perubahan adalah suatu
pendekatan, alat, teknik dan proses pengelolaan sumber daya untuk
membawa organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan baru yang
diinginkan, agar kinerja organisasi menjadi lebih baik. Dalam organisasi,
perubahan itu meliputi individu, tim, organisasi, struktur, proses, pola
pikir dan budaya kerja.
Manajemen perubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan
manajemen inovasi. Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola
keadaan yang bersifat transisi dari kondisi lama menuju kondisi baru.
Dikatakan manajemen inovasi, karena tujuan dari perubahan adalah
untuk pembaharuan, dari yang lama ke yang baru supaya lebih baik
Strategi Mencapai Perubahan
Pelaksanaan manajemen perubahan dapat dilakukan dengan berbagai
strategi yaitu;
a. Pendidikan dan pelatihan.
Memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, dan
akibat adanya perubahan serta mengomunikasikan berbagai perubahan
bentuk perubahan.
b. Manipulasi dan Kooptasi.
Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya
memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak
mengutarakan hal yang negatif. Kooptasi dilakukan dengan cara
memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang
perubahan dalam mengambil keputusan. Teknik ini digunakan bila taktik
lain tidak akan berhasil atau mahal.
c. Negosiasi dan persetujuan, yaitu membangun inisiatif perubahan
dengan bersedia menyesuaikan perubahan dengan kebutuhan dan
kepentingan para penolak aktif atau potensial. Cara ini biasa dilakukan
jika yang menentang mempunyai kekuatan yang cukup besar.
d. Paksaan.
1) Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang
menentang dilakukannya perubahan.
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat menjadi faktor yang
harus dipertimbangkan dalam manajemen untuk mampu membuat
sejumlah keputusan dalam waktu yang tepat dan cepat, minimal terdapat
tiga tantangan yaitu: (1) keadaan yang sangat kompleks, (2) keadaan yang
tidak menentu, dan (3) tuntutan untuk dapat bertindak luwes.
Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari daya pikir seorang
pemimpin. Oleh karena itu, berpikir dalam hubungannya dengan
mengambil keputusan dan memecahkan masalah harus diusahakan agar
tidak tersesat ke jalan yang tidak efektif dan efisien.
1. Pengertian
Pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif.
Pengambilan keputusan penting bagi administrator pendidikan karena
proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam
memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan
organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan
secara hirarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh
terhadap pelanggan pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu,
setiap administrator pendidikan harus memiliki keterampilan
mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
E. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
berorganisasi. Hasil penelitian seorang pakar komunikasi menyimpulkan
bahwa sekitar 75%-90% waktu kerja digunakan pimpinan atau manajer
untuk berkomunikasi. Jika dua orang atau lebih bekerjasama, maka perlu
adanya komunikasi antar mereka. Makin baik komunikasi mereka, makin
baik pula kemungkinan kerjasama mereka. Komunikasi yang efektif
menuntut rasa saling: menghormati, percaya, terbuka, dan tanggung jawab.
Leader atau manajer menyampaikan semua fungsi manajemen dan tugas
manajemen melalui saluran komunikasi. Leader atau manajer melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian semuanya
melalui komunikasi kepada bawahannya. Demikian juga pemberian tugas-
tugas seperti administrasi: (a) peserta didik, (b) tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, (c) keuangan, (d) sarana dan prasarana, (e) hubungan sekolah
dengan masyarakat, dan (f) layanan-layanan khusus juga dilakukan melalui
komunikasi.
1. Pengertian
Komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari
satu orang kepada orang lain baik langsung maupun tidak langsung, baik
tertulis, lisan maupun bahasa isyarat. Seseorang yang melakukan
komunikasi disebut komunikator. Orang yang diajak berkomunikasi disebut
komunikan. Orang yang mampu berkomunikasi disebut komunikatif.
Bagi kepala sekolah, kegiatan komunikasi dapat dimaksudkan agar
meberikan sejumlah manfaat, antara lain agar (a) penyampaian program
yang disampaikan dimengerti oleh warga sekolah, (b) mampu memahami
orang lain, (c) gagasannya kita diterima oleh orang lain, dan (d) efektif
dalam menggerakkan orang lain melakukan sesuatu.
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi meliputi serangkaian kegiatan sistemasik, sebagaimana
digambarkan seperti berikut.
Balikan
Penerima
pesan
Pengirim
pesan
Mengirim
coding
Coding Media
F. MANAJEMEN KONFLIK
Komunikator yang handal dapat mengetahui suasana hati manusia
dari penampilan wajahnya. Konflik tidak selamanya negatif, ada pula
konflik yang menyebabkan positif, misalnya berkonflik karena persaingan
secara sehat. Manager dan leader dalam menjalankan tugasnya pasti
berhadapan dengan konflik. Untuk itu perlu dibekali bagaimana cara-cara
mengatasi konflik.
Sebuah organisasi selayaknya dikembangkan sebagai system yang
mendorong upaya kerjasama antar manusia. Namun, dalam “kehidupan
nyata” (the real world), organisasi akan selalu diwarnai oleh adanya konflik
dalam berbagai bentuk dan tingkat kekuatannya, baik secara positif dan
negatif. Dalam situasi yang dinamis seperti sekarang ini, dapat dipikirkan
untuk meminimalisasi kerusakan akibat konflik dan menanganinya. Konflik
akan selalu muncul dalam pengalaman social, antar individu-individu,
kelompok-kelompok, dan antara masyarakat dan kultur yang lebih luas lagi.
Konflik dapat terjadi di dalam (within) pribadi (person) dan unit sosial
(intrapersonal, intragroup, atau intranational). Konflik juga dapat dialami
antara (between) dua pihak atau lebih (interpersonal, intergroup, atau
international). Konflik dalam kehidupan organisasional biasanya
melibatkan konflik antarpribadi dan antar kelompok.
1. Definisi Konflik
Konflik ialah proses kegiatan A merugikan B sehingga menimbulkan
perselisihan sehingga dapat menimbulan stres (Gibson, et.al, 2003). Konflik
disebut juga fight, strangle, quarrel, deference, opposition, and
disagreement. Konflik yang berkepanjangan dapat mengakibatkan stres
bagi yang berkonflik
Pandangan perilaku menyatakan konflik adalah sesuatu yang wajar
(alamiah) karena perbedaan perilaku dalam berorganisasi.
2. Karakteristik Konflik
Konflik selalu diwarnai oleh situasi berikut:
a) Meningkatnya konflik meningkatkan perhatian terhadap konflik itu
sendiri
b) Keinginan menang meningkat seiring dengan keinginan pribadi untuk
menyelematkan muka
c) Orang yang kita senangi ketika berkonflik dapat membongkar rahasia
kita
d) Konflik dapat melampaui hal-hal yang lazim
e) Orang dapat menjadi individu berbeda selama konflik.
3. Penyebab Utama Konflik
Konflik dapat ditimbulkan oleh banyak faktor, namun penyebab utamanya
meliputi hal-hal berikut:
a) Masalah komunikasi (salah pengertian, ketertutupan, penyampaian yang
kasar, dan sebagainya)
b) Disain struktur (tempat basah dan tempat kering)
c) Perbedaan personal (perbedaan latar belakang budaya, pendidikan,
pengalaman, usia, dan lain-lain). (Hunsaker, 2003)
4. Strategi Mengatasi Konflik
Unnete (1976) memberikan lima strategi untuk mengatasi konflik dalam
lima kemungkinan yaitu: (1) jika kerjasama rendah dan kepuasan diri sendiri
tinggi, maka gunakan pemaksaan (forcing) atau competing;, (2) jika
kerjasama rendah dan kepuasan diri sendiri rendah, maka gunakan
penghindaran (avoiding), (3) jika kerja sama dan kepuasan diri seimbang
(cukup), maka gunakan kompromi (compromising), (4) jika kerjasama tinggi
dan kepuasan diri sendiri tinggi, maka gunakan kolaboratif (collaborating),
dan (5) jika kerjasama tinggi dan kepuasan diri sendiri rendah, maka
gunakan penghalusan (smoothing).
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
Chung, K.H. & Megginson, L.C. 1981. Organizational Behavior Developing
Managerial Skills. New York: Harper & Row, Publishers.
Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. 1989. Effective Schools and Effective
Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon.
Dinsmore, P. 1990. Human Factors in Project Management. New York: AMACOM.
Drucker, P.F. (1993). Management: Tasks, Responsibilities, Practice. New York:
Harper Collins.
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H. & Konopaske, R. 2003.
Organizations Behavior Structure Process. New York: McGraw-
Hill/Irwin.
Goodlad, J. 1983. A place called a School: Prospects for the Future. New York:
McGraw-Hill.
Greenfield, W. D. 1987. Instructional Leadership: Cocepts, Issues, and
Controversies. Allyn & Bacon.
Hunsaker, P.L. 2001. Training in management skills. Upper Sadle River, New
Jersey: Printice Hall.
Jones, G.R. 1995. Organization Theory Text and Cases. Massachusetts: Addison-
Wesley Publishing Company.
Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. 1995. The Leadership Challenge. San Francisco:
Jossey-Bass Publishing.
Kreps, G.L. Organizational Communication Theory. New York: Longman.
Lunenburg, F.C. & Ornstein, A.C. 2000. Educational Administration Concepts
and Practices, 3 rd Edition. Belmont, C.A.: Wadsworth Thomson
Learning.
Manasse, A. L. 1985. Improving Conditions for Principal Effectiveness: Policy
Implications of Research. Elementary School Journal, 85 (3) 439-463.
Manning, G., & Curtis, K. 2003. The art of leadership. New York: McGraw-Hill
Irwin.
Martin, W. J., & Millower, D. J. 1981. The Managerial Behavior of High School
Principals. Educational Administration Quarterly, 17, 69-90.
Mintzberg, H., Raisinghani, D. & Theoret, A. (1976). The Structure of
Unstructureed Decision Process. Administrative Science Quarterly, 21,
pp. 246-275.
Entailment Messages – 2
1. Pemahaman perintah dari fasilitator kepada Ketua Tim ( 5 menit)
2. Penularan perintah dari Ketua Tim kepada Anggota Tim ( 5 menit )
3. Ketua Tim atau perwakilan kembali ke home base untuk menerima
pesan
4. Pemahaman pesan selama 30 detik, jika bertanya atau mengulang
setiap kali bertanya membeli informasi seharga 10.000
5. Lama permainan, sejak menerima pesan (poin no.4) sampai selesai
selama 25 menit
6. Setiap kata atau tanda baca memiliki nilai 30.000 poin
7. Jumlah kata atau tanda baca pada pesan berantai 2 adalah 20
8. Setiap kesalahan kata dan tanda baca bernilai negatif, masing-masing
30.000 poin
9. Pesan hanya boleh disampaikan melalui lisan, kecuali pada pos 3
peserta diharuskan menulis pesan dalam bentuk tulisan
10. Pengganggu adalah 2 orang dari tim lain, yang akan menggangu pada
setiap pos
20 KATA 30 KATA
Scoring Sheet
ENTAILMENT MESSAGES 1 AND 2
PESAN
1
PESAN
2
Selamat Bekerja
BENTUK:
Keterangan Penilaian:
1. Sisi benar, sudut benar (membentuk bujur sangkar) Nilai: 1.000.000 poin
2. Sisi benar, sudut salah atau Sisi salah, sudut benar (membentuk 4 sudut)
Nilai: 750.000
3. Sisi salah, sudut salah ( tidak membentuk 4 sudut) Nilai: 0
Fasilitator-1 Fasilitator-2
(……………………………) ( ………………………………)
2. KEKOMPAKAN
Pearl Connections
Konon ceritanya 200 tahun yang lalu, di daerah ini terdapat mutiara
bertuah dari mulut naga yang terdampar di tepi laut selatan.
Pada suatu hari juru kunci yang menjaga tempat ini mendapat wangsit
dari para leluhurnya. Menurut beliau, barang siapa yang dapat
mengembalikan mutiara ke mulut naga niscaya dia orang itu akan mendapat
keberuntungan yang luar biasa. Untuk dapat mengembalikan mutiara ke
mulut naga, tim anda harus melingkar mengikuti tubuh naga.
Keberhasilan tim anda mengembalikan mutiara ke mulut naga akan
mendapat imbalan sesuai jerih payah yang anda lakukan.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah 35
menit, dengan rincian 5 menit untuk memahami instruksi kerja dan
menyusun strategi, dan 30 menit untuk menyelesaikan tugas.
Jika tim anda dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dalam waktu
30 menit, maka tim anda berhak atas imbalan sebesar 1.000.000 poin.
Apabila tugas tersebut dapat selesai kurang dari 30 menit, maka tim anda
dapat mengulangi tugas tersebut dengan berbalik arah. Untuk tiap kali
ulangan tanpa kesalahan maka tim anda akan mendapat bonus sebesar
100.000 poin.
Apabila mutiara tersebut sampai keluar kembali dari mulut naga,
maka celakalah tim anda, untuk setiap kali mutiara itu keluar dari mulut
naga, maka tim anda akan di denda sebesar 75.000 poin, dan tim anda harus
mengulang kembali.
Untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, maka tim anda
harus menjaga kekompakan tim anda.
Selamat Bekerja
PEARL CONNECTIONS
Fasilitator-1 Fasilitator-2
(……………………………) ( ………………………………)
3.PANTANG MENYERAH
Treasure Raider
Tim anda sekarang berada di daerah penyimpanan harta karun, namun
sebelumnya pencarian harta karun, kelompok anda harus menyanyikan
lagu wajibnya (setelah ada aba-aba dari fasilitator).
Harta karun tersebut tersimpan di daerah ± 100 tahun yang lalu,
sebagai peninggalan suatu kerajaan yang terkenal pada saat ini belum
ditemukan.
Tim anda mempunyai kewajiban menemukan harta karun tersebut
yang tersimpan rapi di sebuah tempat/ wadah berwarna, terpendam di
tanah, berada disekitar tongkat wasiat. Untuk mendapatkan informasi lebih
jelas diperbolehkan bertanya, setiap kali pertanyaan, anda wajib membeli
sebesar 15.000 poin. Pencarian harta karun hanya disediakan waktu 20
menit.
Ketentuan yang perlu diperhatikan oleh semua anggota tim:
1. Dilarang menyentuh tongkat wasiat, bila dari anggota tim anda ada yang
menyentuh maka tim anda didenda sebesar 10.000 poin per-pelanggran
2. Keberhasilan kelompok anda dalam menemukan harta karun akan
mendapat imbalan sebesar 500.000 poin.
Selamat Bekerja
PEARL RAIDER
WAKTU
NAMA MENEMUKAN PELANGGRAN MEMBELI NILAI TOTAL
TIM HARTA INFORMASI KEBERHASILAN NILAI
KARUN
MERAH
BIRU
KUNING
Fasilitator-1 Fasilitator-2
(……………………………) ( ………………………………)
Electricity Web
Selamat Bekerja
ELECTRICITY WEB
Fasilitator-1 Fasilitator-2
(……………………………) ( ………………………………)
2. Kegiatan Outdoor
Kerjasama Tim
Drum Sirkus 830 - 12.00
Jaring Listrik
Mutiara Berantai