Anda di halaman 1dari 49

01

BUKU SERIAL REVITALISASI


MEMBANGUN
TIM SEKOLAH

Disusun oleh:
Adang Suryana
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.
Direktur SMK
Mochamad Widiyanto, S.Pd., M.T
Koordinator Bidang Penilaian
Drs. Haryono, M.M
Koordinator Bidang Peserta Didik
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak
Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana
Dr. Abdul Haris, M.Si
Koordinator Bidang Tata Kelola
Chrismi Widjajanti, S.E., M.B.A
Koordinator Bidang Program dan Evaluasi
Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A
Kasubbag Tata Usaha

Penulis:
Adang Suryana
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono

Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout:
Winih Wicaksono

ISBN: 978-602-5517-69-3

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun tanpa izin tertulis dari Direktorat
BUKU SERIAL REVITALISASI
01. MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Disusun oleh:
Adang Suryana
Iip Ichsanudin
Winih Wicaksono

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

KATA PENGANTAR
Pengembangan dan penerapan pendidikan karakter kerja siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang pokok dalam upaya
meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan SMK. Hal ini tertuang dalam
penjelasan Pasal 15 Undang Undang nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja.
Perpres No. 87 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan terdapat 9 (sembilan) area kompetensi, salah satu area
kompetensi tersebut adalah Karakter Pribadi dan Sosial lulusan SMK/MAK.
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK merupakan aspek
penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berhasil
dalam pekerjaannya. Siswa SMK harus dipersiapkan untuk menghadapi
persaingan dan tantangan dalam bekerja di dunia usaha dan industri. Bekerja
di dunia usaha dan industri berbeda dengan lingkungan sekolah sehingga
diperlukan adanya pengembangan karakter kerja meliputi pembinaan
ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa.
Pelaksanaan pembentukan karakter kerja di SMK, diperlukan adanya
materi pembentukan tim yang memuat tentang materi Kesamaptaan, Tata
Tertib Siswa, dan Pembentukan Organisasi Siswa. Pembentukan karakter kerja
ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pihak internal
maupun eksternal sekolah. Dalam rangka inilah Direktorat SMK pada tahun
2020 menyusun Dokumen Pembinaan Karakter Kerja berbasis Ketarunaan,
yang meliputi, Pedoman Pelaksanaan, Materi Pembinaan Ketarunaan
(Membangun Tim Sekolah, Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik, Pembinaan
Ketarunaan, Pembinaan Kerohanian, Pusat Pengembangan Karir Bakat dan
Minat Peserta Didik SMK, Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar) dan
Panduan Training of Trainer (ToT) sebagai dokumen yang utuh dan menyeluruh.
Dokumen pembinaan ketarunaan ini diharapkan dapat digunakan bagi SMK
bersama pihak terkait yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, dalam menyiapkan kemampuan dan membangun karakter utama
para peserta didiknya yang pada akhirnya tercipta suatu budaya yang disiplin,
maju, modern dan kompetitif.

Direktur SMK

Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
iii
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN 1
C. RUANG LINGKUP 2

BAB II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3


A. MEMBANGUN SOLIDITAS TIM KERJA 3
B. MEMBANGUN KARAKTER TIM KERJA 13
C. MANAJEMEN PERUBAHAN 17
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 18
E. KOMUNIKASI 20
F. MANAJEMEN KONFLIK 23

DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 29
A. GAME SIMULASI KOMUNIKASI (PESAN BERANTAI) 30
B. STRATEGI DAN DISIPLIN 33
C. GAME STUDI KASUS 43

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
iv 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbagai kemajuan teknologi, kompetisi global, dan ketahanan
ekonomi dalam masyarakat yang kompleks, banyak jabatan menuntut
adanya kolaborasi di antara manusia lintas departemen atau lintas
keahlian. Intinya, pikiran orang banyak akan lebih baik ketimbang pikiran
satu orang saja. Membangun sebuah tim kerja adalah suatu proses memilih,
mengembangkan, memberikan kemudahan, dan melatih sebuah kelompok
kerja agar berhasil mencapai tujuan bersama. Di dalamnya mencakup
memotivasi anggota-anggota kelompok kerja agar merasa bangga dalam
melaksanakan tugasnya. Pembangun tim (team builder) harus mampu
memenuhi tuntutan tugas (kualitas hasil, tepat waktu, dan sebagainya) dan
memenuhi kebutuhan anggota-anggota kelompok kerja (adil, tidak konflik,
dan sebagainya.
Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta
keterampilan, sebuah tim kerja seringkali mampu menyelesaikan tugas
secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu. - “A team work
is a group organized to work together to accomplish a set of objectives that
cannot be achieved effectively by individuals”- Tim boleh jadi merupakan
kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga bisa bersifat temporer
yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu. Tim kerja
yang relatif permanen biasanya dinamakan “natural team work”,
sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai “a cross-functional
action team” – biasanya terdiri dari orang-orang dari berbagai bagian atau
departemen. Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-directed”,
karenanya tim kerja semacam ini kurang memerlukan pengawasan, dan
memiliki otoritas penuh dalam penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa
bekerja secara efektif dalam mengembangkan motivasi, kedekatan, dan
produktivitas, banyak organisasi yang memandang pembangunan tim
merupakan salah satu aspek dari pengembangan organisasi.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti kegiatan membangun tim kerja ini, diharapkan
pemangku kebijakan atau tim PPK di sekolah mampu:
1.Menerapkan tim kerja sekolah yang solid
2.Menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter pada tim kerja sekolah
3.Menerapkan manajemen perubahan di sekolah
4.Menerapkan model pengambilan keputusan yang efektif

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 1
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

5.Menerapkan teknik berkomunikasi yang efektif


6.Menerapkan manajemen konflik yang sesuai dengan kondisi sekolah

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi “Membangun Tim Kerja Sekolah” terdiri dari:
1. Membangun Tim Kerja yang solid
2. Membangun Karakter Tim Kerja
3. Manajemen Perubahan
4. Pengambilan Keputusan
5. Komunikasi
6. Manajemen Konflik

Ruang Lingkup Kegiatan “Membangun Tim Kerja”, meliputi:


Kegiatan “INDOOR”, terdiri dari:
1.Kondisioning (perkenalan dengan Tim Fasilitator, Pembentukan
kelompok/tim, pembuatan lagu/yel kelompok/tim, Trusty (membangun
kepercayaan antar anggota tim)
2.Penyampaian materi Pengantar (Membangun Tim, Komunikasi)
3.Review kegiatan simulasi (outdoor) dari setiap kelompok/tim
4. Pemahaman dan Resume hasil review dikaitkan dengan penerapan materi
5. Informasi perolehan prestasi kelompok/tim
6. Diskusi/presentasi kelompok/tim “Studi kasus Profil”
7. Upacara “Kemenangan Tim”

Kegiatan “OUTDOOR”, terdiri dari:


1. Simulasi Komunikasi
2. Simulasi Motivasi Tim/kelompok
3. Simulasi Percaya diri Tim
4. Simulasi Kerjasama Tim
5. Simulasi Kekompakan Tim
6. Simulasi pembentukan karakter tim
7. Simulasi komitmen tim
8. Simulasi Prestasi Tim

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

BAB II
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. MEMBANGUN SOLIDITAS TIM KERJA


1. Pengertian Membangun Tim Kerja
Membangun tim kerja adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar
untuk mengembangkan kerja tim dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu
sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri
dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka
mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai
kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal
bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila
dikerjakan oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang
bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu
orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil
akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.
2. Tujuan Membangun Tim Kerja
Tim kerja dibangun dengan tujuan untuk membantu kelompok
fungsional menjadi lebih efektif. Karena rasa individualisme dan
persaingan antar pribadi relatif tajam dalam organisasi, maka tidak
semua kelompok kerja dapat dikategorikan ke dalam suatu tim kerja.
Lima atau enam orang yang sedang menyelesaikan suatu proyek belum
menjamin bahwa mereka bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan.
Secara spesifik, membangun sebuah tim kerja artinya harus
mengembangkan semangat, saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan
produktivitas.
a. Semangat: Muncul karena masing-masing anggota percaya bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Makin
tinggi tingkat kepercayaan mereka atas kemampuannya, makin besar
pula motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas dengan baik
b. Saling percaya: Rasa saling percaya antar sesama anggota merupakan
syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap anggota tim, agar tim
mampu bekerja secara efektif.
c. Kedekatan: Kedekatan antar anggota merupakan perasaan yang
mampu menyatukan anggota secara sukarela. Suatu kelompok yang
kohesif adalah kelompok yang dimiliki oleh setiap anggotanya.
Mereka mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap
kelompoknya. Umumnya kelompok yang kohesif akan lebih produktif.
d. Komunikasi: Agar tim kerja bisa berfungsi dengan baik, semua
anggota harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 3
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama
lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi
masalah. “Poor communication means no team”.
e. Produktivitas: Tim kerja seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang
tidak mungkin dilaksanakan perorangan. Melalui saling berbagi
sumber daya, ketrampilan, pengetahuan, kepemimpinan, maka tim
berpotensi sangat lebih efektif daripada perorangan.

3. Mengapa Diperlukan Membangun Tim Kerja


Pada prinsipnya kita memerlukan membangun tim kerja untuk
memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa
kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan membangun tim
kerja, antara lain:
a. Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil
kerja tim.
b. Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian
sebuah kelompok.
c. Terjadi kurang pengertian antar sesama anggota tim kerja, tidak ada
arahan dan semangat kerja yang timbul dalam suatu kelompok,
sehingga kelompok kehilangan arah kerja.
d. Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang
menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam tim kerja.
e. Kurangnya rasa percaya diri antar sesama anggota tim kerja, tidak
dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya
ketidaktahuan akan kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh
anggota tim.

4. Karakteristik Kerja Tim yang Efektif


a. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara
verbal maupun non verbal.
b. Anggota tim kerja harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya
dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
c. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga
anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
d. Anggota tim kerja adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat
yang sama.
e. Individu yang tergabung dalam kelompok kerja, saling mengenal satu
sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota
kelompoknya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
4 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

5. Manfaat Membangun Tim Kerja


Team Work building yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan
akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari
dugaan semula.

6. Manfaat atau hasil yang dirasakan:


Bagi pimpinan tim/ kelompok kerja:
a. Pimpinan tim kerja akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
b. Pimpinan tim kerja mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya,
dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab
kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
c. Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap
kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
d. Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara
langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian
yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
e. Pimpinan tim kerja memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa
anggotanya.
f. Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran
kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.

Bagi individu anggota tim/ kelompok Kerja:


a. Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif,
toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk
mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
b. Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih
bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan
utama dalam perkembangan kelompok.
c. Terdapat “ruang“ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa
kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang
mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian
yang diharapkan).
d. Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang
selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena
keterbukaan semua anggota tim.
Bagi pelaksanaan kerja tim/ kelompok:
a. Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
b. Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan
baik kepada sesama peserta.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 5
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

c. Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan


kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara
yang lebih profesional.
d. Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih
komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan.
e. Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
f. Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
g. Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega
dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.

7. Proses Membangun Tim Kerja


Konsep “tim” berbeda dari konsep “kelompok”. Tim adalah kumpulan
orang yang tergabung dalam kelompok yang memiliki tujuan yang sama
dan memiliki ciri-ciri tertentu. Sedang kelompok merupakan kumpulan
dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
bersama. Kelompok memiliki struktur, hubungan, tugas dan hirarki,
sedang tim hanya memiliki anggota saling tergantung, bekerja dengan
saling percaya, saling memotivasi, dan permasalahan diselesaikan
secara terbuka (win-win solution). Tim kerja pembinaan karakter kerja di
sekolah terdiri atas:

Gambar 2.1 Tim Kerja Pembinaan Karakter Kerja Sekolah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
6 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

8. Hambatan Organisasi Dalam Membangun Tim Kerja


a. Visi, misi dan strategi kurang motivable,
b. Moral dan semangat rendah,
c. Conflict of interest merebak,
d. Kemampuan mental rendah,
e. Seleksi kurang berhasil,
f. Kepribadian dominan introvert/ ekstrovert,
g. Komposisi susunan tim tidak efektif,
h. Peran tim tidak jelas,
i. Tertutup untuk evaluasi,
j. Pemberdayaan kurang efektif.
9. Langkah-langkah Membangun Tim Kerja
Tidak ada satu cara khusus yang dipakai untuk membangun sebuah tim
kerja. Tujuan untuk membangun tim kerja yang bersemangat, memiliki
kedekatan, saling percaya, dan produktif dapat dilakukan dengan banyak
cara. Apapun caranya, hal yang penting diingat adalah tim kerja itu
sendiri harus mengembangkan kemampuan mengidentifikasikan
persoalan kerja mereka dan sekaligus juga memecahkannya. Lima tahap
atau langkah yang umumnya dilakukan dalam membangun sebuah tim
kerja diuraikan di bawah ini.

Gambar 2.2 Langkah-langkah Membangun Tim Kerja

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 7
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

a. Langkah I. Membentuk Struktur Tim Kerja


Setiap tim kerja harus bekerja dengan suatu struktur yang memadai
agar berdaya menangani isu-isu berat dan memecahkan persoalan-
persoalan yang rumit. Walau struktur bisa berbeda antara perusahaan
satu dengan lainnya, namun komponen yang umumnya ada meliputi:
1) . Tim Pengarah, yang terdiri atas tim manajemen tingkat atas,
pimpinan serikat kerja (kalau ada), manajer lini, penyelia,
pimpinan tim, dan orang-orang penting lainnya. Seperti seorang
pilot, kelompok tersebut menetapkan seperangkat tindakan dan
berperan sebagai nara sumber dan pemberi umpan balik atas
kegiatan tim
2) . Perancang Tim, merupakan tim lintas sektoral yang mencakup
anggota-anggota dari semua jenjang dan fungsi dalam
organisasi. Anggotanya terdiri atas para penyelia dan para
manajer.
3) . Pemimpin, merupakan unsur penting bagi keberhasilan tim.
Pemilihan pemimpin merupakan faktor penting, mereka harus
yang bergaya partisipatif. Pemimpin tipe X kurang tepat untuk
diminta sebagai pemimpin tim.
4) . Rapat-rapat, merupakan aktivitas yang terpenting. Agenda ini
harus difasilitasi dan dilakukan relatif sering. Pimpinan harus
dilatih untuk mengelola proses rapat dan proses terjadinya
hubungan antar pribadi. Proses rapat antara lain mencakup
perencanaan dan penggunaan agenda, mengelola jalannya rapat,
mendistribusikan notula rapat, mengatur bahan dan waktu rapat.
5) . Proses konsultasi. Kehadiran pihak ketiga dalam upaya
membimbing, mengajar, membantu menyelesaikan konflik,
kadang sangat diperlukan. Karena sesungguhnya mereka bukan
anggota tim, konsultan dapat memberikan tantangan bagi
anggota tim. Mereka bisa lebih obyektif dan bisa lebih bebas
bekerja dan berpendapat ketika membantu tim.
b. Langkah II: Mengumpulkan informasi
Membangun tim kerja harus dimulai dengan penilaian diri anggota
kelompok (self-assesment), untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki oleh setiap anggota. Pengembangan tim kerja
dapat ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh dari survei
tentang sikap, wawancara dengan anggota tim, dan pengamatan atas
diskusi-diskusi kelompok. Cara-cara tersebut bermanfaat untuk
menilai sejumlah hal, antara lain iklim komunikasi, rasa saling
percaya, motivasi, kemampuan memimpin, pencapaian konsensus,
dan nilai kelompok.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
8 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

c. Langkah III: Membicarakan Kebutuhan


Informasi yang diperoleh dalam langkah II harus dirangkum dan
diumpan-balikan kepada anggota tim. Tim harus mendiskusikannya
secara terbuka, dan mencoba menginterpretasikannya. Melalui
proses ini akan ditemukan sejumlah kebutuhan; kekuatan yang ada
harus dicoba dipertahankan dan dikembangkan sedangkan
kelemahan harus segera diatasi. Proses ini sangat penting dalam
upaya untuk menetapkan sendiri tujuan tim. Melalui pemahaman atas
kekuatan dan kelemahan diri sendiri, tim sudah dalam kondisi siaga
untuk mendiagnosis masalah dan menemukan jalan keluarnya.
d. Langkah IV: Merencanakan sasaran dan menetapkan pencapaiannya
Begitu isu-isu diklarifikasikan, tim harus menetapkan tujuan dan
misinya, serta menetapkan prioritas kegiatan. “Perhaps most
importantly, a team must have a shared sense of mission. Whether we
are talking about a temporary work improvement team, or branch,
all members must share the sense of mission”. Hal yang paling utama
dilakukan oleh tim adalah bekerja pada isu yang oleh anggota
dianggap paling penting. Konsultan akan sangat membantu dengan
cara memberikan saran-saran tentang teknik atau kegiatan yang
mungkin dilakukan dalam upaya mencapai tujuan.
e. Langkah V: Mengembangkan Ketrampilan
Sebagian besar proses “pembangunan tim kerja” akan memusatkan
kegiatannya pada pengembangan ketrampilan yang diperlukan
untuk menciptakan tim yang berkinerja tinggi. Seperti halnya para
atlit olah raga, setiap anggota tim kerja harus belajar bermain,
bergerak, dan mempraktekan ketrampilan mereka.

10. Kompetensi Yang Diperlukan dalam membangun Tim Kerja


Beberapa jenis ketrampilan yang sangat diperlukan dalam
membangun tim yang baik adalah:
a. Mengembangkan tim kerja.
Mengembangkan suatu tim dilakukan melalui tahapan-tahapan
yang bisa diprediksi, yaitu fase orientasi, fase evaluasi, dan fase
kontrol. Fase orientasi ditandai oleh adanya keragu-raguan para
anggota kelompok akan peran mereka. Pada fase evaluasi, anggota
ce n d e r u n g m e n g a l a m i ko n f l i k y a n g d i s e b a b k a n o l e h
kekurangsetujuan mereka terhadap cara-cara penyelesaian tugas.
Dalam fase ini tim bisa terpecah-pecah dalam beberapa koalisi.
Dalam fase kontrol, tim kembali bersatu, karena mereka mulai
memahami satu sama lainnya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 9
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Jika pimpinannya baik maka ketiga fase tersebut tidak berlangsung


lama, sehingga tim dapat segera bisa berfungsi.
b. Klarifikasi Peran
Setiap anggota harus memahami peran mereka masing-masing.
Mereka harus tahu dengan baik apa yang harus mereka kerjakan
dan juga batas-batas kewenangannya. “Team members must know
what others expect from them. Ambiguity in role expectations
produces stress and hampers performance”
Uraian jabatan formal seringkali tidak sesuai dengan harapan
masing-masing anggota, oleh karena itu pembagian peran
sebaiknya dibicarakan bersama.
c. Pemecahan Masalah.
Memahami bagaimana menggunakan teknik-teknik pemecahan
masalah merupakan hal penting yang menunjang keberhasilan
kerja tim. Setiap anggota tim harus bisa berpartisipasi
menggunakan beberapa cara dasar dalam memecahkan masalah
di bawah ini:
1) Diagram Pareto, menggambarkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh tim. Setiap “bar” menunjukan tingkat seringnya
masalah tertentu muncul, atau biaya yang diakibatkan oleh
adanya masalah. Tim harus berupaya untuk memecahkan
masalah yang sering muncul atau yang dampaknya paling
merugikan.
2) Diagram Alur Kerja, menggambarkan langkah-langkah kerja
yang harus dilakukan mulai dari awal sampai dengan akhir.
Dengan mempelajari diagram tersebut setiap anggota dapat
membayangkan proses kerja tim secara keseluruhan.
3) Diagram Sebab-Akibat, biasanya juga disebut dengan nama
diagram “tulang ikan”. Di dalamnya tertera masalah utama dan
secara berurutan hal-hal lain yang diperirakan sebagai
penyebab munculnya masalah.
4) “Brainstorming”, setiap anggota kelompok diberi kesempatan
untuk mengembangkan gagasan-gagasan sebebas dan
sebanyak mungkin. Setiap gagasan dituliskan dalam “flip-
chart”. Anggota tidak diperkenankan untuk “membunuh”
gagasan segila apapun. Melalui cara ini diharapkan muncul
pemikiran kreatif guna pemecahan masalah.
5) Rencana tindakan, memungkinkan apa yang telah diputuskan
untuk segera dilaksanakan. Peran dan tanggungjawab
diberikan, Laporan diperlukan. Biasanya temuan-temuan dan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
10 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

rencana tindakan disajikan di hadapan manajemen atau panitia


pengarah untuk memperoleh persetujuan, atau sebagai
informasi dan komunikasi.
6) Bagan pertanggung-jawaban menggambarkan kegiatan-
kegiatan, waktunya, tekniknya, dan orang yang
melaksanakannya. Adanya bagan ini semua anggota tim
mengetahui secara rinci keseluruhan proses kegiatan yang
sedang berlangsung.

d. Konsensus dalam mengambil keputusan.


Sebagian besar keputusan di tempat kerja dibuat oleh pihak yang
memiliki kekuasaan. Konsensus terjadi manakala semua anggota
mengatakan: “Saya sepakat dengan keputusan itu, walau tidak 100%
setuju, namun saya sangat mendukungnya”. Konsensus berbeda
dengan demokratis. Keputusan yang diambil secara demokratis
mengandalkan pada suara terbanyak, artinya masih ada anggota tim
yang tidak setuju, yaitu minoritas. Pihak yang tidak setuju biasanya
tidak sungguh-sungguh bersedia melaksanakan hasil keputusan.
Dalam teknik pengambilan keputusan melalui konsensus yang
sebenarnya, keputusan diambil setelah semua anggota setuju.
Konsensus merupakan cara terbaik dalam pengambilan keputusan,
berpotensi memunculkan komitmen tinggi pada diri setiap anggota
tim untuk melaksanakannya. Kualitas keputusan melalui consensus
memang sangat baik, sehingga memudahkan pelaksanaannya karena
semua yang mengambil keputusan sepakat atas apa yang telah
diputuskan.
Pengambilan keputusan secara konsensus harus dilakukan secara
sistematis dan sabar. Tidak perlu tergesa-gesa. Apabila tim mencapai
konsensus, tim akan dapat bekerja secara maksimal.
e. Mengatasi konflik
Bukan hal yang aneh jika suatu tim yang terdiri atas orang-orang yang
berbeda latar belakang, berpotensi memunculkan konflik. Jika tim
gagal menangani konflik dengan semestinya maka akan gagal
mencapai tujuan. Dengan dikembangkannya keterampilan mengelola
konflik, maka walaupun terjadi konflik, tim masih memperoleh
manfaat daripadanya. Pandangan yang saling bertentangan satu sama
lain, jika dikelola dengan baik justru akan menciptakan suatu
keputusan yang lebih baik.
Sebuah tim dapat mengembangkan kapasitas menangani konflik
melalui berbagai cara, misalnya diskusi terbuka tentang konflik itu
sendiri atau melalui diskusi yang tangguh yang penuh perdebatan dan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 11
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

skeptisme. Permainan peran (role playing), dan latihan-latihan


membantu tim mengembangkan komunikasi terbuka yang diperlukan
untuk menyelesaikan konflik secara produktif. Tim yang berkinerja
tinggi antara lain dicirikan dengan adanya anggota-anggota yang
kritis, namun masih saling menghargai satu sama lainnya.
f. Evaluasi hasil
Sebagai suatu tim kerja yang senantiasa berfungsi, tim harus
mengevaluasi hasil kegiatannya guna mengetahui keberhasilan atau
pun kegagalannya. Evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai cara.
Dalam beberapa kasus, hasil dari adanya tim kerja dapat diukur
berdasarkan kriteria baku produktivitas atau keluaran. Jika setelah
dibentuknya tim, produktivitas lebih baik daripada sebelumnya maka
dapat dikatakan tim tersebut efektif.

11. Ciri-Ciri Tim Berkinerja Tinggi


a. Seluruh anggota mempunyai tekad menyelesaikan tujuan atau misi
yang dikembangkannya.
b. Tim bekerja dalam lingkungan yang anggotanya saling terbuka dan
percaya satu sama lainnya.
c. Seluruh anggota merasa memiliki tim, dan secara sukarela mereka
berpartisipasi di dalamnya.
d. Anggota terdiri atas orang dengan pengalaman, gagasan, pandangan,
yang berbeda, dan perbedaan ini dihargai.
e. Semua anggota tim secara terus menerus belajar dan memperbaiki
dirinya. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan tim dalam
memecahkan persoalan.
f. Semua anggota tim mengerti peranan dan tanggung-jawabnya, saling
menghargai satu sama lainnya.
g. Keputusan diambil berdasarkan konsensus
h. Setiap anggota tim berkomunikasi secara terbuka, langsung, dan
saling mendengarkan satu sama lainnya secara obyektif dan penuh
kesabaran.
i. Tim dapat menangani konflik tanpa harus memunculkan permusuhan.
j. Pimpinan tim, apakah temporer atau tetap, mempraktekan gaya

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
12 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

12. Teknik Meningkatkan Kinerja Kerja Tim Kerja

Gambar 2.3 Meningkatkan Kinerja Tim Kerja

B . MEMBANGUN KARAKTER TIM KERJA


1. Nilai Utama Karakter
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring
nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan membangun
karakter. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah
sebagai berikut:

Nasionalisme
02
01

Religiusitas Kemandirian
NILAI UTAMA
KARAKTER
05 03

Integritas
04
Gotong Royong

Gambar 2.4 Nilai Utama Karakter

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 13
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Religiositas
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,
menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama
lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja
sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,
persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

Kemandirian
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
14 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,


komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan.

Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab
sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan,
dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang
sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.

2. Membangun Karakter Berbasis Budaya Sekolah


Terbentuknya budaya sekolah yang baik dapat membawa perubahan ke
arah yang lebih baik, terutama dalam mengubah perilaku peserta didik.
Faktor-faktor pembiasaan budaya sekolah melibatkan nilai moral, sikap dan
perilaku siswa, komponen yang ada di sekolah, dan aturan/tata tertib
sekolah.
Membangun pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan
sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang
mendukung praksis Pendidikan Karakter mengatasi ruang-ruang kelas dan
melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah.
Langkah-langkah pelaksanaan Pendidikan Karakter berbasis budaya
sekolah, antara lain dapat dilaksanakan dengan cara:
a. Menentukan Nilai Utama Pendidikan Karakter
Satuan pendidikan memilih nilai utama yang akan menjadi fokus dalam
pengembangan pembentukan dan penguatan karakter di lingkungan
mereka.
Nilai utama dan nilai-nilai pendukung yang sudah disepakati dan
ditetapkan oleh satuan pendidikan, sekolah bisa membuat tagline yang
menjadi motto satuan pendidikan tersebut sehingga menunjukkan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 15
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah. Contoh: “Membentuk


Pemimpin Berintegritas”, “Sekolah Bercahaya”, “Sekolah Budaya”, dan
lain-lain. Satuan pendidikan dapat pula membuat logo sekolah, himne,
dan mars sekolah yang sesuai dengan branding-nya masing-masing.
b. Menyusun Jadwal Harian/Mingguan
Satuan pendidikan dapat menyusun jadwal kegiatan harian atau
mingguan untuk memperkuat nilai-nilai utama pendidikan karakter yang
telah dipilih sebagai upaya penguatan secara habituasi dan terintegrasi.

3. Membangun Karakter Berbasis Masyarakat


Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi
dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan
kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan diluar sekolah sangat
diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter.
Membangun Penguatan Pendidikan Karakter. Yang dimaksud dengan
komunitas yang berada di luar satuan pendidikan diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Komunitas orang tua-peserta didik atau paguyuban orang tua, baik itu
per-kelas maupun per-sekolah;
b. Komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai
perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater,
padepokan silat, studio musik,bengkel seni, dan lain-lain, yang
merupakan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern;
c. Lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes,
Kemenpora, dan lain-lain);
d. Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber
pembelajaran (perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya,
paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lain-lain);
e. Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan;
f. Komunitas keagamaan;
g. Komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari,
pelukis, dan lain-lain);
h. Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen
dengan dunia pendidikan;
i. Lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan
lain-lain.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
16 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

C. MANAJEMEN PERUBAHAN
1. Konsep Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan teknik untuk
mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan
bisnis yang telah ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah
untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara mengubah
bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.
Dapat juga dikemukakan bahwa, manajemen perubahan adalah suatu
pendekatan, alat, teknik dan proses pengelolaan sumber daya untuk
membawa organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan baru yang
diinginkan, agar kinerja organisasi menjadi lebih baik. Dalam organisasi,
perubahan itu meliputi individu, tim, organisasi, struktur, proses, pola
pikir dan budaya kerja.
Manajemen perubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan
manajemen inovasi. Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola
keadaan yang bersifat transisi dari kondisi lama menuju kondisi baru.
Dikatakan manajemen inovasi, karena tujuan dari perubahan adalah
untuk pembaharuan, dari yang lama ke yang baru supaya lebih baik
Strategi Mencapai Perubahan
Pelaksanaan manajemen perubahan dapat dilakukan dengan berbagai
strategi yaitu;
a. Pendidikan dan pelatihan.
Memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, dan
akibat adanya perubahan serta mengomunikasikan berbagai perubahan
bentuk perubahan.
b. Manipulasi dan Kooptasi.
Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya
memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak
mengutarakan hal yang negatif. Kooptasi dilakukan dengan cara
memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang
perubahan dalam mengambil keputusan. Teknik ini digunakan bila taktik
lain tidak akan berhasil atau mahal.
c. Negosiasi dan persetujuan, yaitu membangun inisiatif perubahan
dengan bersedia menyesuaikan perubahan dengan kebutuhan dan
kepentingan para penolak aktif atau potensial. Cara ini biasa dilakukan
jika yang menentang mempunyai kekuatan yang cukup besar.
d. Paksaan.
1) Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang
menentang dilakukannya perubahan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 17
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

2) Bila kecepatan adalah esensial, dan inisiator perubahan mempunyai


kekuasaan cukup besar.
e. Mengembangkan
Jika staf (tenaga pendidik dan kependidikan) merasa belum mampu
melakukan perubahan dikarenakan keterbatasan kompetensinya,
Kepala Sekolah melakukan pengembangan kompetensi stafnya sesuai
dengan kondisi dan tuntutan perubahan.

Strategi yang dapat dilakukan kepala sekolah diantaranya adalah;


1) Melakukan bimbingan,
2) Melakukan benchmarking pada institusi/sekolah lain yang mempunyai
kemampuan lebih baik,
3) Memberikan pelatihan-pelatihan.
Taktik ini digunakan bila penolakan berkembang sebagai hasil
ketidakmampuan staf untuk beradaptasi.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat menjadi faktor yang
harus dipertimbangkan dalam manajemen untuk mampu membuat
sejumlah keputusan dalam waktu yang tepat dan cepat, minimal terdapat
tiga tantangan yaitu: (1) keadaan yang sangat kompleks, (2) keadaan yang
tidak menentu, dan (3) tuntutan untuk dapat bertindak luwes.
Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari daya pikir seorang
pemimpin. Oleh karena itu, berpikir dalam hubungannya dengan
mengambil keputusan dan memecahkan masalah harus diusahakan agar
tidak tersesat ke jalan yang tidak efektif dan efisien.
1. Pengertian
Pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif.
Pengambilan keputusan penting bagi administrator pendidikan karena
proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam
memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan
organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan
secara hirarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh
terhadap pelanggan pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu,
setiap administrator pendidikan harus memiliki keterampilan
mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
18 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

2. Model Pengambilan Keputusan


a. Model Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan dapat dibedakan atas dua tipe yaitu terprogram
(struktured) dan tidak terprogram (unstructured). Keputusan
terprogram ialah keputusan yang selalu diulang kembali. Contohnya:
keputusan kenaikan kelas pesera didik, keputusan pengangkatan,
keputusan penetapan gaji pegawai baru, keputusan pensiun, dan
sebagainya. Keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang
diambil untuk menghadapi situasi rumit dan atau baru.
b. Model Pengambian Keputusan Carnegie
Model ini lebih mengakui akan kepuasan, keterbatasan rasionalitas,
dan koalisi organisasi. Perbedaan antara pengambilan keputusan
rasional dengan Carnegie ditunjukkan oleh tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1. Perbedaan Model Rasional dengan Model Carnegie

Model Rasional Model Carnegie


Banyak informasi yang tersedia Sedikit informasi yang tersedia
Murah Mahal, karena masih mencari informasi

Bebas nilai Terikat nilai


Alternatif banyak Alternatif sedikit
Keputusan diambil dengan suara Keputusan dengan kompromi persetujuan,
bulat dan akomodasi antara koalisi organisasi
Keputusan dipilih yang terbaik bagi Keputusan dipilih yang memuaskan
organisasi organisasi
(Jones,1995)

c. Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Manfaat


Dasar pemikirannya adalah: (1) mutu keputusan, (2) kreativitas
keputusan, (3) penerimaan keputusan, (4) pemahaman keputusan, (5)
pertimbangan keputusan, (6) ketepatan keputusan.
d. Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Masalah
Ada tiga tendensi khusus yang dapat merusak proses keputusan
kelompok yaitu: (1) pikiran kelompok, (2) perubahan beresiko, dan (3)
eskalasi komitmen.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 19
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

e. Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Lapangan


Model ini paling banyak digunakan sekolah karena ingin melibatkan
partisipasi warga sekolah dalam mengambil keputusan. Lima teknik
penting dalam pengambilan keputusan berdasarkan lapangan adalah:
(1) curah pendapat (brainstorming), (2) teknik grup nominal, (3) teknik
Delphi, (3) pembela yang menantang apa yang dianggap baik (devil's
advocate).

E. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
berorganisasi. Hasil penelitian seorang pakar komunikasi menyimpulkan
bahwa sekitar 75%-90% waktu kerja digunakan pimpinan atau manajer
untuk berkomunikasi. Jika dua orang atau lebih bekerjasama, maka perlu
adanya komunikasi antar mereka. Makin baik komunikasi mereka, makin
baik pula kemungkinan kerjasama mereka. Komunikasi yang efektif
menuntut rasa saling: menghormati, percaya, terbuka, dan tanggung jawab.
Leader atau manajer menyampaikan semua fungsi manajemen dan tugas
manajemen melalui saluran komunikasi. Leader atau manajer melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian semuanya
melalui komunikasi kepada bawahannya. Demikian juga pemberian tugas-
tugas seperti administrasi: (a) peserta didik, (b) tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, (c) keuangan, (d) sarana dan prasarana, (e) hubungan sekolah
dengan masyarakat, dan (f) layanan-layanan khusus juga dilakukan melalui
komunikasi.
1. Pengertian
Komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari
satu orang kepada orang lain baik langsung maupun tidak langsung, baik
tertulis, lisan maupun bahasa isyarat. Seseorang yang melakukan
komunikasi disebut komunikator. Orang yang diajak berkomunikasi disebut
komunikan. Orang yang mampu berkomunikasi disebut komunikatif.
Bagi kepala sekolah, kegiatan komunikasi dapat dimaksudkan agar
meberikan sejumlah manfaat, antara lain agar (a) penyampaian program
yang disampaikan dimengerti oleh warga sekolah, (b) mampu memahami
orang lain, (c) gagasannya kita diterima oleh orang lain, dan (d) efektif
dalam menggerakkan orang lain melakukan sesuatu.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
20 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi meliputi serangkaian kegiatan sistemasik, sebagaimana
digambarkan seperti berikut.

Balikan
Penerima
pesan

Pengirim
pesan
Mengirim
coding

Coding Media

Gambar 2.5 Proses komunikasi


Proses komunikasi yang efektif terjadi jika pesan yang disampaikan cocok
dengan yang diterima oleh penerima. Seorang komunikator yang efektif
akan melakukan hal-hal berikut:
a. Mempelajari penggunaan bahasa secara positif dan ujaran yang tepat
b. Mempelajari bagaimana menggunakan bahasa tubuh dan komunikasi
nonverbal
c. Mempelajari bagaimana memahami motivasi pihak lain
d. Mempelajari bagaimana mempengaruhi orang lain
e. Mempelajari bagai memberikan pengaruh pada saat rapat dan presentasi
f. Menangani konflik dengan strategi yang tepat
g. Mempelajari bagaimana memperkuat hubungan
h. Membangun jaringan di dalam dan di luar tempat kerja
i. Membangun kepercayaan dengan orang lain
3. Hambatan-hambatan Komunikasi
Tidak selamanya proses komunikasi berjalan secara lancar. Seringkali
kepala sekolah menghadapi masalah komunikasi yang harus diatasi.
Diantara masalah tersebut adalah masalah-masalah sosio-psikologis,
termasuk: kecemasan, menutup diri, masalah kesempurnaan, memahami
hening, berurusan dengan lawan bicara yang menuntut, lawan bicara yang
tidak dapat diandalkan, hasil yang lambat, dan hilang kendali atas diri.
Di samping itu, ada beberapa hal yang dapat menjadi penghambat atau
penghalang dalam proses berkomunikasi. Penghambat tersebut dikenal
dengan istilah barrier, noises, atau bottle neck communication.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 21
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

4. Teknik Berkomunikasi secara Efektif


Untuk menjadi komunikator dan komunikan yang baik pada dasarnya
tergantung sejauh mana dijawabnya pertanyaan-pertanyaan berikut: How
do you communicate ? Is it effective? Is it efficient? Do you get positive
feedback?
Oleh karena itu, atasilah hambatan-hambatan komunikasi dengan berusaha
menjadi: (1) pendengar yang baik, (2) pembicara yang efektif, (3) pembaca
yang baik, (4) penulis yang baik. Berikut dapat dipelajari cara mudah untuk
melakukan komunikasi secara baik.
a. Cara Menjadi Pendengar yang baik
Jadilah ACTIVE LISTEN yaitu singkatan dari:
Attention (penuh perhatian)
Concern (tertarik)
Timing (pilih waktu yang tepat)
Involvement (merasa turut terlibat)
Vocal tones (irama suara memiliki porsi 38% terhadap komunikasi)
Eyes contact (adakan kontak mata)
Look (lihat bahasa tubuh)
Interest (tunjukkan minat)
Summarize (singkat intisari pesan)
Territory (batasi hal-hal penting)
Empathy (penuh perasaan)
Nod (mengangguklah tanda Anda sudah memahami atau setuju).
(Verma,1988).
b. Cara menjadi pembicara yang baik
Untuk menjadi pembicara yang baik, dapat dilaksanakan saran-saran
berikut:
1) Kuasai materi yang akan dibicarakan
2) Buat sistematika pembicaraan (pembukaan, isi, dan penutup)
3) Usahakan isi pesan bermakna dan berkesan bagi pendengar
4) Siapkan diri agar tampil dalam keadaan segar bugar dan bersemangat.
5) Berpakaian yang sopan dan rapi
6) Timbulkan rasa percaya diri, anggap Andalah yang paling menguasai
materi pembicaraan dibandingkan dengan pendengarnya.
7) Lakukan kontak mata untuk meningkatkan komunikasi
8) Konsentrasi pada materi pembicaraan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
22 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

9) Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami pendengarnya


(disesuaikan dengan kemampuan pendengarnya)
10) Berbicara jangan terlalu cepat atau terlalu lambat.
11) Memberi tekanan nada suara (intonasi) pada bagian-bagian yang
penting agar tidak monoton.
12) Gunakan variasi gerakan badan, dan mimik wajah
13) Gunakan multi media bervariasi pada presentasi
14) Adakan pertanyaan untuk umpan balik.
15) Gunakan homor seperlunya yang relevan dan sopan agar suasana
menjadi tidak membosankan.

F. MANAJEMEN KONFLIK
Komunikator yang handal dapat mengetahui suasana hati manusia
dari penampilan wajahnya. Konflik tidak selamanya negatif, ada pula
konflik yang menyebabkan positif, misalnya berkonflik karena persaingan
secara sehat. Manager dan leader dalam menjalankan tugasnya pasti
berhadapan dengan konflik. Untuk itu perlu dibekali bagaimana cara-cara
mengatasi konflik.
Sebuah organisasi selayaknya dikembangkan sebagai system yang
mendorong upaya kerjasama antar manusia. Namun, dalam “kehidupan
nyata” (the real world), organisasi akan selalu diwarnai oleh adanya konflik
dalam berbagai bentuk dan tingkat kekuatannya, baik secara positif dan
negatif. Dalam situasi yang dinamis seperti sekarang ini, dapat dipikirkan
untuk meminimalisasi kerusakan akibat konflik dan menanganinya. Konflik
akan selalu muncul dalam pengalaman social, antar individu-individu,
kelompok-kelompok, dan antara masyarakat dan kultur yang lebih luas lagi.
Konflik dapat terjadi di dalam (within) pribadi (person) dan unit sosial
(intrapersonal, intragroup, atau intranational). Konflik juga dapat dialami
antara (between) dua pihak atau lebih (interpersonal, intergroup, atau
international). Konflik dalam kehidupan organisasional biasanya
melibatkan konflik antarpribadi dan antar kelompok.
1. Definisi Konflik
Konflik ialah proses kegiatan A merugikan B sehingga menimbulkan
perselisihan sehingga dapat menimbulan stres (Gibson, et.al, 2003). Konflik
disebut juga fight, strangle, quarrel, deference, opposition, and
disagreement. Konflik yang berkepanjangan dapat mengakibatkan stres
bagi yang berkonflik
Pandangan perilaku menyatakan konflik adalah sesuatu yang wajar
(alamiah) karena perbedaan perilaku dalam berorganisasi.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 23
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

2. Karakteristik Konflik
Konflik selalu diwarnai oleh situasi berikut:
a) Meningkatnya konflik meningkatkan perhatian terhadap konflik itu
sendiri
b) Keinginan menang meningkat seiring dengan keinginan pribadi untuk
menyelematkan muka
c) Orang yang kita senangi ketika berkonflik dapat membongkar rahasia
kita
d) Konflik dapat melampaui hal-hal yang lazim
e) Orang dapat menjadi individu berbeda selama konflik.
3. Penyebab Utama Konflik
Konflik dapat ditimbulkan oleh banyak faktor, namun penyebab utamanya
meliputi hal-hal berikut:
a) Masalah komunikasi (salah pengertian, ketertutupan, penyampaian yang
kasar, dan sebagainya)
b) Disain struktur (tempat basah dan tempat kering)
c) Perbedaan personal (perbedaan latar belakang budaya, pendidikan,
pengalaman, usia, dan lain-lain). (Hunsaker, 2003)
4. Strategi Mengatasi Konflik
Unnete (1976) memberikan lima strategi untuk mengatasi konflik dalam
lima kemungkinan yaitu: (1) jika kerjasama rendah dan kepuasan diri sendiri
tinggi, maka gunakan pemaksaan (forcing) atau competing;, (2) jika
kerjasama rendah dan kepuasan diri sendiri rendah, maka gunakan
penghindaran (avoiding), (3) jika kerja sama dan kepuasan diri seimbang
(cukup), maka gunakan kompromi (compromising), (4) jika kerjasama tinggi
dan kepuasan diri sendiri tinggi, maka gunakan kolaboratif (collaborating),
dan (5) jika kerjasama tinggi dan kepuasan diri sendiri rendah, maka
gunakan penghalusan (smoothing).

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
24 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Pandangan interaksionis menyatakan bahwa konflik adalah proses


interaktif yang mendorong keharmonisan, kedamaian, dan kerjasama untuk
melakukan inovasi, perubahan dan peningkatan.

Pandangan Kontemporer tentang Konflik.


Konflik dalam organisasi saat ini tidak dapat dihindari, endemic, dan
legitimate. Hal ini, karena individu dan kelompok di dalam sistem sosial
manusia interdependen dan selalu berkait dalam proses definisi dan
redefinisi terhadap sifat dan rentang interdependensi mereka. Proses
tersebut, misalnya, ditandai oleh fakta bahwa lingkungan tempat tinggal
mereka berubah secara konstan.
Berdasar paparan di atas, dapat ditegaskan bahwa konflik tidak dapat
dilihat baik atau buruk begitu saja; eksistensinya netral. Dampaknya
terhadap organisasi dan prilaku orang di dalamnya sangat tergantung
kepada ketepatan cara yang diperlakukan.
5. Persepsi terhadap Konflik
Persepsi manusia terhadap konflik seperti yang ditunjukkan tabel 2.2
berikut ini.
TABEL 2.2. PERSEPSI LAMA DAN BARU TERHADAP KONFLIK
No. Lama (Dampak Negatif) Baru (Dampak Positif)
1. Semua konflik berakibat negatif Konfik dapat berakibat negatif
dan positif
2. Harus dihindari (tradisional) Harus dikelola
3. Berdampak negatif bagi Berdampak positif bagi orgnisasi
organisasi (disfuntional) (functional)
4. Mengganggu norma yang sudah Merevisi dan memperbaharui
mapan norma yang sudah mapan
5. Menghambat efektivitas Meningkatkan efektivitas
organisasi organisasi
6. Mengganggu hubungan kerja Menambah intim hubungan kerja
sama (menghambat komunikasi) sama.
7. Mengarah ke disintegrasi Menuju ke integrasi
8. Menghabiskan waktu dan tenaga Menghemat waktu, dan tenaga.
9. Stress, frustrasi, tegang, kurang Mampu menyesuaikan diri, dan
konsentrasi, dan kurang puas meningkatkan kepuasan
10. Tidak mampu mengambil Mampu mengambil tindakan
tindakan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 25
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

6. Taktik untuk Mengurangi Konflik


Dinsmore (1990) memberikan taktik untuk mengurangi konflik dengan cara
mengikuti sarannya seperti tabel 6.1berikut ini.

No. Taktik Mengurangi Konflik

1 Meminimalkan konflik dengan Meminimalkan konflik


atasan dengan bawahan
· Tempatk an dirinya sebagai · Temukan profesional dan
“sepatu bos” tujuan personal anggota tim.
· Analisis pola pikir boss · Jelaskan harapan Anda
· Jangan menyempaikan masalah · Definisikan ukuran kontrol
kepada bos tetapi pemecahan · K embangkan toleransi
masalahnya. kegagalan untuk
· Dengarkan dengan baik membangkitkan kreativitas.
infomasi bos untuk rencana dan · Beri umpan balik positif.
pengembangan · Beri kesempatan dan
· Berkonsultasi dengan bos penghargaan
terhadap kebijakan, prosedur,
dan kriteria.
· Jangan memaksa bos
2 Meminimalkan konflik dengan Meminimalkan konflik
teman selevel. dengan pelanggan
· Bantu kelompok mencapai · Dorong pelanggan menuju
tujuannya. yang mereka inginkan.
· Bangun iklim kerjasama · Pelihara kontak tertutup
· Beri catatan kemajuan untuk dengan pelanggan.
membantu anda dari kelompok · Hindari kejutan
· Usahakan saluran komunikasi · Si aplah melayani setiap
informal level
· Coba mereka dengan percobaan · Kembangkan hubungan
yang Anda inginkan. informal sebaik mungkin.
· Laksanakan proyek
pertemuan reguler.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
26 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
Chung, K.H. & Megginson, L.C. 1981. Organizational Behavior Developing
Managerial Skills. New York: Harper & Row, Publishers.
Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. 1989. Effective Schools and Effective
Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon.
Dinsmore, P. 1990. Human Factors in Project Management. New York: AMACOM.
Drucker, P.F. (1993). Management: Tasks, Responsibilities, Practice. New York:
Harper Collins.
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H. & Konopaske, R. 2003.
Organizations Behavior Structure Process. New York: McGraw-
Hill/Irwin.
Goodlad, J. 1983. A place called a School: Prospects for the Future. New York:
McGraw-Hill.
Greenfield, W. D. 1987. Instructional Leadership: Cocepts, Issues, and
Controversies. Allyn & Bacon.
Hunsaker, P.L. 2001. Training in management skills. Upper Sadle River, New
Jersey: Printice Hall.
Jones, G.R. 1995. Organization Theory Text and Cases. Massachusetts: Addison-
Wesley Publishing Company.
Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. 1995. The Leadership Challenge. San Francisco:
Jossey-Bass Publishing.
Kreps, G.L. Organizational Communication Theory. New York: Longman.
Lunenburg, F.C. & Ornstein, A.C. 2000. Educational Administration Concepts
and Practices, 3 rd Edition. Belmont, C.A.: Wadsworth Thomson
Learning.
Manasse, A. L. 1985. Improving Conditions for Principal Effectiveness: Policy
Implications of Research. Elementary School Journal, 85 (3) 439-463.
Manning, G., & Curtis, K. 2003. The art of leadership. New York: McGraw-Hill
Irwin.
Martin, W. J., & Millower, D. J. 1981. The Managerial Behavior of High School
Principals. Educational Administration Quarterly, 17, 69-90.
Mintzberg, H., Raisinghani, D. & Theoret, A. (1976). The Structure of
Unstructureed Decision Process. Administrative Science Quarterly, 21,
pp. 246-275.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 27
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Newstrom, J.W. & Davis, K. 1997. Organizational Behavior Human Behavior at


Work. 10th Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sergiovanni, T. J. 1987. The Principalship: A Reflective Practice Perspective.
Boston: Allyn & Bacon.
Simon, H.A. 1997. Administrative Behavior: A Study of Decision-Making
Processes in Administrative Organizations. 4th Edition. New York: Free
Press.
Verma, V.K. 1996. The Human Aspects of Project Management Human Resource
Skills for the Project Manager. Volume Two. Upper Darby: Project
Management Institute.
Willower, D. J., & Kmetz, J. T. 1982. The Managerial Behavior of Elementary
School Principals. Paper presented at the annual meeting of the
American Educational Research Association, New York.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
28 2020
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KEGIATAN OUTDOOR MEMBANGUN
KARAKTER TIM SEKOLAH
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

A. SIMULASI KOMUNIKASI (PESAN BERANTAI)


Entailment Messages - 1
1. Pemahaman perintah dari fasilitator kepada Ketua Tim ( 5 menit)
2. Penularan perintah dari Ketua Tim kepada Anggota Tim ( 5 menit )
3. Ketua Tim atau perwakilan tim kembali ke home base untuk menerima
pesan
4. Pemahaman pesan selama 30 detik, jika bertanya atau mengulang
setiap kali bertanya membeli informasi seharga 10.000
5. Lama permainan, sejak menerima pesan (poin no.4) sampai selesai
selama 25 menit
6. Setiap kata atau tanda baca memiliki nilai 30.000 poin
7. Jumlah kata atau tanda baca pada pesan berantai 1 adalah 30
8. Setiap kesalahan kata dan tanda baca bernilai masing-masing
30.000 poin
9. Pesan hanya boleh disampaikan melalui lisan, kecuali pada pos 3
peserta diharuskan menulis pesan dalam bentuk tulisan
10. Pesan yang sudah ditulis, kemudian segera dibawa oleh seseorang
perwakilan tim dan diserahkan kepada fasilitator
11. Tim tercepat menyelesaikan tugas dengan baik dan tanpa mendapat
kesalahan baik kata maupun tanda baca mendapat bonus 200.000 poin

Entailment Messages – 2
1. Pemahaman perintah dari fasilitator kepada Ketua Tim ( 5 menit)
2. Penularan perintah dari Ketua Tim kepada Anggota Tim ( 5 menit )
3. Ketua Tim atau perwakilan kembali ke home base untuk menerima
pesan
4. Pemahaman pesan selama 30 detik, jika bertanya atau mengulang
setiap kali bertanya membeli informasi seharga 10.000
5. Lama permainan, sejak menerima pesan (poin no.4) sampai selesai
selama 25 menit
6. Setiap kata atau tanda baca memiliki nilai 30.000 poin
7. Jumlah kata atau tanda baca pada pesan berantai 2 adalah 20
8. Setiap kesalahan kata dan tanda baca bernilai negatif, masing-masing
30.000 poin
9. Pesan hanya boleh disampaikan melalui lisan, kecuali pada pos 3
peserta diharuskan menulis pesan dalam bentuk tulisan
10. Pengganggu adalah 2 orang dari tim lain, yang akan menggangu pada
setiap pos

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
30 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

11. Pengganggu hanya diperbolehkan mengganggu dengan kata-kata, bagi


pengganggu yang mengganggu dengan fisik, maka dikenakan sanksi
10.000 poin untuk setiap kali pelanggaran
12. Pesan yang sudah ditulis, kemudian segera dibawa oleh seseorang
perwakilan tim dan diserahkan kepada fasilitator
13. Tim tercepat menyelesaikan tugas dengan baik dan tanpa mendapat
kesalahan baik kata maupun tanda baca mendapat bonus 200.000 poin

Sample of Entailment Messages

20 KATA 30 KATA

KEMARIN MALAM, KAKAK IPAR PA M A N T E M A N H I L M A N


KOMAR BERBELANJA DI TOKO BERJEMUR DI TAMAN SAMBIL
SWALAYAN UNTUK KEPERLUAN MEMBACA KORAN TENTANG
ANAKNYA KOHAR YANG AKAN PERANG DI AFGANISTAN, DARI
BERKEMAH DIKEBUN G E R B A N G TA M A N DATA N G
BELAKANG KAMAR KEPONAKAN HILMAN
MENGAJAK JALAN-JALAN
BERSAMA DI JALAN SEBELAH
TAMAN.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 31
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Scoring Sheet
ENTAILMENT MESSAGES 1 AND 2

Nama Kelompok :……………………………


Jumlah Peserta :……………….. Orang
JUMLAH JUMLAH
KATA KATA YANG MEMBELI DENDA JUMLAH
TUGAS YANG SALAH INFORMASI BONUS
BENAR PELANGGARAN NILAI
X 30.000 X 30.000
X 30.000

PESAN
1

PESAN
2

Gambar Benar MEMBELI


2.000.000 INFORMASI
X 100.000
PESAN
GAMBAR
TOTAL NILAI :

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
32 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

B. GAME SIMULASI NILAI-NILAI KARAKTER TIM (OUTDOOR)


1. STRATEGI DAN DISIPLIN

Square One Tricks


Tim anda diminta membuat bujur sangkar dengan tali atau tambang
yang telah disediakan. Tim membuat barisan dengan Ketua Tim berada
paling depan. Seluruh anggota tim menutup kedua matanya masing-masing
dengan kain yang telah disediakan, orang pertama dibelakang ketua tim
memegang kedua bahu/ pundak ketua tim, dan orang kedua setelah ketua
tim memegang kedua pundak/ bahu orang yang di depannya, demikian
seterusnya. Setelah semua anggota tim siap kemudian ketua tim menutup
matanya sendiri. Dengan komando ketua tim, maka tugas pencarian
tambang/tali yang tersimpan dihamparan rumput/ tanah/ lantai sekeliling
lokasi segera dimulai, apabila tambang/tali sudah ditemukan, maka aturlah
tali sehingga membentuk bujur sangkar dan kemudian hasilnya diletakan
diatas hamparan rumput/ tanah/ lantai dimana tim berada.
Waktu yang disediakan untuk melaksanakan tugas ini adalah 35 menit
dengan rincian 5 menit untuk pemahaman instruksi tugas dan penyusunan
strategi, dan 30 menit untuk menyelesaikan tugas. Setiap kesulitan yang
timbul bisa dikonsultasikan kepada fasilitator, untuk setiap konsultasi atau
bertanya, tim harus membayar sebesar 25.000 poin. Apabila tim dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya, maka berhak mendapat
insentif 750.000 poin, namun apabila tim dapat menyelesaikan tugas
sebelum waktunya, maka untuk setiap interval 5 menit tim anda berhak
mendapat bonus sebesar 50.000 poin. Selanjutnya apabila seluruh tim
dapat menyelesaikan seluruh tugas tersebut lebih dari waktu yang
ditentukan atau di instruksikan untuk berhenti oleh fasilitator, maka tim
anda tidak mendapat bonus sama sekali. Selanjutnya apabila salah satu dari
tim anda yang tidak mengikuti tugas ini, maka tim anda dianggap gugur.

Selamat Bekerja

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 33
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

THE SQUARE ONE TRICKS

BENTUK:

MERAH HIJAU BIRU KUNING

Keterangan Penilaian:
1. Sisi benar, sudut benar (membentuk bujur sangkar) Nilai: 1.000.000 poin
2. Sisi benar, sudut salah atau Sisi salah, sudut benar (membentuk 4 sudut)
Nilai: 750.000
3. Sisi salah, sudut salah ( tidak membentuk 4 sudut) Nilai: 0

Fasilitator-1 Fasilitator-2

(……………………………) ( ………………………………)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
34 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

2. KEKOMPAKAN

Pearl Connections

Konon ceritanya 200 tahun yang lalu, di daerah ini terdapat mutiara
bertuah dari mulut naga yang terdampar di tepi laut selatan.
Pada suatu hari juru kunci yang menjaga tempat ini mendapat wangsit
dari para leluhurnya. Menurut beliau, barang siapa yang dapat
mengembalikan mutiara ke mulut naga niscaya dia orang itu akan mendapat
keberuntungan yang luar biasa. Untuk dapat mengembalikan mutiara ke
mulut naga, tim anda harus melingkar mengikuti tubuh naga.
Keberhasilan tim anda mengembalikan mutiara ke mulut naga akan
mendapat imbalan sesuai jerih payah yang anda lakukan.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah 35
menit, dengan rincian 5 menit untuk memahami instruksi kerja dan
menyusun strategi, dan 30 menit untuk menyelesaikan tugas.
Jika tim anda dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dalam waktu
30 menit, maka tim anda berhak atas imbalan sebesar 1.000.000 poin.
Apabila tugas tersebut dapat selesai kurang dari 30 menit, maka tim anda
dapat mengulangi tugas tersebut dengan berbalik arah. Untuk tiap kali
ulangan tanpa kesalahan maka tim anda akan mendapat bonus sebesar
100.000 poin.
Apabila mutiara tersebut sampai keluar kembali dari mulut naga,
maka celakalah tim anda, untuk setiap kali mutiara itu keluar dari mulut
naga, maka tim anda akan di denda sebesar 75.000 poin, dan tim anda harus
mengulang kembali.
Untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, maka tim anda
harus menjaga kekompakan tim anda.

Selamat Bekerja

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 35
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

PEARL CONNECTIONS

Jumlah Peserta:……………….. Orang

PELANGGARAN MEMBELI NILAI TOTAL


WAKTU KELERENG BONUS
JATUH INFORMASI KEBERHASI LAN NILAI

Fasilitator-1 Fasilitator-2

(……………………………) ( ………………………………)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
36 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

3.PANTANG MENYERAH

Treasure Raider
Tim anda sekarang berada di daerah penyimpanan harta karun, namun
sebelumnya pencarian harta karun, kelompok anda harus menyanyikan
lagu wajibnya (setelah ada aba-aba dari fasilitator).
Harta karun tersebut tersimpan di daerah ± 100 tahun yang lalu,
sebagai peninggalan suatu kerajaan yang terkenal pada saat ini belum
ditemukan.
Tim anda mempunyai kewajiban menemukan harta karun tersebut
yang tersimpan rapi di sebuah tempat/ wadah berwarna, terpendam di
tanah, berada disekitar tongkat wasiat. Untuk mendapatkan informasi lebih
jelas diperbolehkan bertanya, setiap kali pertanyaan, anda wajib membeli
sebesar 15.000 poin. Pencarian harta karun hanya disediakan waktu 20
menit.
Ketentuan yang perlu diperhatikan oleh semua anggota tim:
1. Dilarang menyentuh tongkat wasiat, bila dari anggota tim anda ada yang
menyentuh maka tim anda didenda sebesar 10.000 poin per-pelanggran
2. Keberhasilan kelompok anda dalam menemukan harta karun akan
mendapat imbalan sebesar 500.000 poin.

Selamat Bekerja

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 37
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

PEARL RAIDER

WAKTU
NAMA MENEMUKAN PELANGGRAN MEMBELI NILAI TOTAL
TIM HARTA INFORMASI KEBERHASILAN NILAI
KARUN

MERAH

BIRU

KUNING

Fasilitator-1 Fasilitator-2

(……………………………) ( ………………………………)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
38 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

4. Pengambilan keputusan, toleransi, kepemimpinan

Electricity Web

Kelompok anda bekerja sebagai penambang emas terjebak adanya


kebakaran di dalam ruangan. Anda bersama kelompok anda bila ingin
selamat dari bahaya kebakaran harus keluar melalui jaring yang merupakan
satu-satunya jalan yang dapat dilalui. Jaring yang anda lalui itu bermuatan
listrik tegangan tinggi sehingga anda tidak dibenarkan menyentuh jaring.
Jika salah satu anggota kelompok anda menyentuh jaring dan atau
terjatuhnya atribut yang anda miliki, maka seluruh kelompok anda harus
mengulang kembali dari awal.
Anda diberikan waktu 5 menit untuk menyusun strategi yang akan
anda lakukan sebelum waktu sebenarnya dimulai. Kelompok anda hanya
diberi waktu 20 menit untuk keluar dari jaring listrik, jika lebih maka anda
akan terbakar bersama tambang emas, tetapi jika berhasil melewati jaring
dengan selamat, maka kelompok anda akan memperoleh keberhasilan
sebesar 1.000.000 poin. Kelompok anda baru mendapat nilai apabila
seluruh anggota kelompok anda sudah berhasil melewati jaring dengan
selamat.
Ekstra bonus akan diberikan pada setiap orang sebesar 50.000 poin
jika anda dapat memanfaatkan sisa waktu untuk keluar dari lubang jaring
laba-laba. Hal ini bisa dilakukan apabila seluruh anggota kelompok anda
sudah berhasil melewati lubang jaring.
Anda tidak diperkenankan bertanya kepada fasilitator, kecuali jika
anda membayar 50.000 poin setiap pertanyaan.

Selamat Bekerja

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 39
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

ELECTRICITY WEB

Jumlah Peserta:…………………… Orang

JUMLAH YANG MEMBELI BONUS EKSTRA


NAMA TIM LOLOS INFORMASI BONUS TOTAL NILAI
KEBERHASILAN
X 25.000 X 15.000 X 250.000

80% dari jumlah peserta adalah: Orang

Fasilitator-1 Fasilitator-2

(……………………………) ( ………………………………)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
40 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

CONTOH JADWAL KEGIATA


Hari/tanggal
Uraian Kegiatan Waktu FASILITATOR
1. Kegiatan Indoor
Pembukaan Dan Perkenalan
Pengantar / Konsep Outward
Gambar Wajah 730 - 900
Pembentukan Tim,Memilih Ketua
Tim, Membuat Lagu Wajib Tim
Dan Yel
2. Kegiatan Outdoor
Upacara Bendera Dan Trusty
Komunikasi
Pesan Gambar I 900 - 12.00
Pesan Gambar I
Pesan Berantai Dan Pengganggu

3. Istirahat, Solat Dan Makan 1200 -1330

4. Riview I (Kegiatan Pagi)


Dan Teori Komunikasi 1330 - 1430

5. Tes Kepribadian 1430 - 1530


Ambisi Dan Empati

6. Diskusi Kisah Sungai Buaya 1530 - 1630

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 41
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

Selasa , 16 Juli 2019


Uraian Kegiatan Waktu Fasilitator
1. Kegiatan Indoor
Penjelasan Kegiatan Hari Ke II 730 - 830

2. Kegiatan Outdoor
Kerjasama Tim
Drum Sirkus 830 - 12.00

Jaring Listrik

Membuat Bujur Sangkar

Mutiara Berantai

3. Istirahat, Solat Dan Makan 1200 - 1330

4. Riview I (Kegiatan Pagi) 1330 - 1430


Teori Identifikasi Dan Prilaku Tim

5. Tes Kepribadian 1430 - 1500


Kepercayaan Pada Diri Sendiri

6. Johari Window 1500 - 1530

8. Pengukuhan The Best Team 1530 - 1600

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
42 2020
MEMBANGUN TIM SEKOLAH

C. GAME STUDI KASUS

The tale of Crocodile River


Alkisah ada sepasang muda-mudi yang bernama Omod dan Emeh,
mereka tinggal di suatu Desa yang dipisahkan oleh sungai besar. Omod di
kampung Cibangbung dan Emeh di Kampung Jelekong. Pada malam minggu
yang indah mereka telah merencanakan untuk saling bertemu. Namun
sayang hari itu hujan deras sehingga sungainya banjir, jembatan yang
menghubungkan desa itu hanyut terbawa banjir, sampan yang biasa
mangkalpun tidak terlihat satupun ditepi sungai. Akan tetapi Emeh nekad
untuk tetap keluar rumah dan ditemuilah teman dekatnya Adul, hasti
menceritakan keinginannya kepada Adul, dan meminta agar Adul mau
mengantarkannya ke seberang sungai, ternyata si Adul tidak menghiraukan
permintaan Emeh, akhirnya Emeh mendatangi si Gordon yang sedang
nangkring dipinggir sungai, Gordon si pemilik sampan satu-satunya dengan
senang hati memenuhi permintaan Emeh dengan syarat “Emeh mau tidur
satu malam bersamanya”. Emeh sangat bingung atas persyaratan berat
yang diminta Gordon. Namun dengan berat hati akhirnya Emeh menerima
tawaran Gordon demi cintanya pada Omod.
Sesampainya di seberang sungai Hasti dengan gembiranya menemui
Omod dan langsung menceritakan apa yang telah dialaminya hingga ia
sampai berhasil menemuinya, tapi apa yang terjadi, Omod seketika marah
dan memutuskan hubungan mereka yang telah dijalin sejak lama.
Dengan badan yang lemas, jalan gontai, Emeh mencoba mencari
kawan lamanya Oces, yang pernah menaruh hati padanya. Sesampainya
dirumah Oces, Emeh langsung bercerita tentang kejadian yang dialaminya,
begitu mendengar cerita Emeh, darah Oces memanas dan langsung lari
menemui Gordon dan memukulinya.
Menurut analisis Anda, siapa yang paling bersalah diantara mereka.
Coba urutkan sesuai dengan tingkat kesalahannya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 43
Untuk kritik dan saran yang membangun,
hubungi kami di;
Email : pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No. Hp : 08222 - 1001 - 0016 (Bidang Peserta Didik)

Anda mungkin juga menyukai