Anda di halaman 1dari 6

Mengenal Karakteristik Peserta Didik

Diolah dari sumber https://p4tksb.kemdikbud.go.id


Disajikan untuk mata kuliah dasar kependidikan (MKDK) Bimbingan dan Konseling

Setiap siswa memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Setiap jenis
karakterpun pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita tidak
dapat menilai siswa “A” lebih baik dari siswa “B”. Lebih bijaksanalah dalam menilai
siswa, karena dari dua individu itu pasti memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing.

Mengenal Karakteristik peserta didik salah satu bagian dari beberapa tuntutan atas
kemampuan pedagogi yang harus dikuasai Profesi Guru. ini bertujuan untuk
menemukan dan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang baik di
ruang kelas.

Selain itu banyak manfaat yang dapat dipetik bila seorang guru mampu mengenal
kepribadian dan karakter siswanya dengan baik. Beberapa manfaat tersebut adalah :
 Mengetahui kelebihan yang mereka miliki dan dapat meningkatkannya
 Mendeteksi kelemahan yang mereka miliki dan memperbaikinya
 Mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri mereka dan
mengoptimalkannya untuk kesuksesan dimasa yang akan datang
 Menyadarkan mereka bahwa mereka masih memiliki banyak kekurangan
sehingga pantang untuk bersikap sombong dan merendahkan orang lain
 Dapat mengetahui jenis pekerjaan apa yang paling cocok untuk mereka dimasa
akan datang sesuai dengan kepribadian dan karakter mereka sehingga kita
dapat mengarahkannya menjadi lebih baik
 Mengenal diri sendiri dapat membantu anak didik untuk berkompromi dengan
diri sendiri dan orang lain dalam berbagai situasi
 Mengenal kepribadian (personality) diri dapat membantu mereka menerima
dengan ikhlas segala kelebihan dan kekurangan diri sendiri, sekaligus
bertoleransi terhadap kelebihan dan kelemahan orang lain.
 Dengan memahami dan mengetahi kepribadian siswanya maka proses belajar
mengajar dapat lebih dioptimalkan.

Ada banyak teori dan pendapat yang dapat menjelaskan tentang bagaimana karakter
dan kepribadian peserta didik. Namun sejatinya tidak ada teori yang tunggal yang
dapat menjelaskan secara komprehensif mengenai karakter peserta didik.

“tidak ada teori yang tunggal yang dapat menjelaskan secara


komprehensif mengenai karakter peserta didik.”
Salah satu teori yang dapat dirujuk misalnya, melihat karakter peserta didik dari 4 tipe
Kepribadian Dasar Manusia. Menurut Florence Litteur, dalam bukunya Personality
Plus menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Sifat-sifat tersebut
sebaiknya diketahui dan dipahami oleh guru, yaitu tipe sanguinis, plegmatis,
melankolis, dan koleris. Atau juga dapat dilihat dari tipe kepribadian Myer Briggs
Type (MBTI) yang mana terdapat 16 tipe kepribadian/indicator bagian yang diperjelas
dan lebih terperinci. Masih ingat ya, pada topik sebelumnya kalian telah melakukan
tes kepribadian MBTI?. Atau ada pula tipe kepribadian big five theory personality,
dan juga tipe kepribadian lain. Sekali lagi perlu diingat bahwa tidak ada teori yang
tunggal yang dapat menjelaskan secara komprehensif mengenai karakter peserta
didik

Pada kesempatan kali ini, akan saya paparkan penjelasan singkat mengenai tipe
kepribadian plegmatis, melankolis, sanguinis, dan koleris. Pertama, Pleghmatis
(Cinta Damai), seseorang dengan tipe karakter phlegmatis menunjukkan pribadi yang
mudah diatur, cenderung diam dan kalem, suka mengalah, memiliki rasa toleransi
yang tinggi, mudah untuk disuruh dan selalu mau melakukan, suka mengalah, tidak
menyukai konflik. Orang dengan tipe ini suka dengan kehidupan yang damai- damai
saja dan tenang. Apabila dihadapkan pada suatu masalah, maka dia akan mencari
solusi dengan cara damai dan diselesaikan dengan tenang. Tipe plegmatis mampu
bersabar dalam kondisi apapun. Apabila disuruh untuk mengambil keputusan,
mengalami kesulitas dan cenderung menunda- nunda.

Melankolis (Sempurna), Tipe Kepribadian Melankolis yang sempurna merupakan


tipe kepribadian yang memiliki karakter cenderung bersikap rapi, teratur, terencana,
dan mampu mempertimbangkan segala sesuatu dengan melihat hal- hal kecil. Secara
penampilan fisik, orang dengan tipe melankolis sempurna tampak rapi, baju mulus,
sepatu bersih, barang bawaan tertata rapi, buku tertata dengan rapi, tulisan rapi.
Orang dengan tipe ini bisa dilihat dari kondisi kamarnya yang rapi dan bersih. Secara
akademis tipe melankolis tergolong pandai dan cerdas. Orang dengan tipe melankolis
suka mengatur orang lain, suka mengingatkan orang lain jika tidak sesuai, suka
mengontrol semuanya sendiri, tidak mau kalah, bicaranya dingin, sesuai aturan atau
baku. Selalu ingin tahu dan mengejar jawaban sampai mendalam karena
menginginkan kesempurnaan.

Sanguinis (Populer), Sanguinis yang populer merupakan tipe karakter kepribadian


yang suka menjadi bahan perhatian, ingin selalu disenangi oleh orang lain, menyukai
kepopuleran, memiliki rasa percaya diri yan gtinggi dan senang menjadi pusat
perhatian. Seorang sanguinis selalu senang dalam situasi yang gembira, pesta- pesta,
berkumpul dengan teman- teman dalam kondisi yang ramai. Senang terhadap
aktivitas kebersamaan yang menyenangkan, namun hidupnya tidak teratur. Orang
dengan tipe sanguinis susah berkonsentrasi dan diajak serius. Selalu cenderung
memberikan keputusan setelah berpikir pendek.
Koleris (Kuat), Koleris yang kuat merupakan tipe kepribadian yang tegas dan tipe
seorang pemimpin. Koleris sangat suka mengatur, suka petualangan, suka tantangan
baru, memiliki ketegasan dalam menentukan keputusan, tidak mudah menyerah, tidak
mudah mengalah. Tipe koleris menjadi sosok yang selalu diidam- idamkan oleh orang
lain karena terlihat sangat keren dan kuat dari luar. Namun dibalik semua
kesempurnaan dirinya dan jiwa kepemimpinannya yang besar, orang koleris
cenderung jarang bersenang- senang.

Berdasarkan penelitian, ternyata keempat kepribadian tersebut pada dasarnya juga


dimiliki oleh setiap orang, yang membedakan hanya kadarnya. Oleh sebab itu,
muncullah beberapa kombinasi kepribadian. Seperti koleris melankoli, sanguinis
phlegmatis bahkan ada juga yang mempunyai keempat kepribadian sekaligus. Tetapi
tetap ada satu kepribadian yang paling menonjol diantara type kepribadian lainnya.

Mengenal Karakteristik Peserta didik

Membahas tentang kompetensi pedagogi dalam pendidikan selalu terkait dengan


komponen yang melekat di dalamnya, seperti kurikulum, pendidik, dan peserta didik.
Ketiga komponen tersebut saling terkait satu dengan yang lain dalam membentuk
sebuah proses pembelajaran yang efektif. Sebagai seorang pendidik, tugas kita tidak
hanya wajib menguasai kurikulum dan tugas-tugas kependidikan tetapi hendaknya
mengenali peserta didik atau anak didik kita terlebih karakteristik mereka.

“Karakteristik peserta didik yang perlu dikenal dan dipahami oleh para
pendidik tidak hanya terbatas pada tipe kepribadian mereka saja”

Karakteristik peserta didik yang perlu dikenal dan dipahami oleh para pendidik tidak
hanya terbatas pada tipe kepribadian mereka saja, tetapi juga melingkupi
kebutuhan belajar, kemampuan mereka dalam belajar, potensi yang dimiliki, dan
lingkungan yang ada di sekitar mereka.

Faktor-faktor ini secara tidak langsung membantu atau menghambat para peserta
didik dalam menerima dan memproses informasi yang diterima dari pendidiknya.
Dengan mengetahui faktor-faktor di atas, para pendidik dapat mengembangkan hal-
hal positif yang ada di dalam diri peserta didik dan mengurangi/meminimalisir hal-hal
yang negatif yang dapat menghambat kompetensi yang ada di dalam dirinya. Selain
itu, pendidik juga dapat mengenali karakter dan potensi yang ada di dalam dirinya
sendiri.

3 macam hal karakteristik atau keadaan yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan
guru yaitu:
 Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa.
Misalnya adalah kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan lain-lain.
 Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan
status sosial.
 Karakteristik atau keadaan siswa yang berkenaan dengan perbedaan-
perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

Perkembangan Kognitif Peserta didik

Proses pembelajaran setiap peserta didik berlangsung baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik
dalam proses pembelajaran tersebut. Perkembangan kognitif merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam erkembangan peserta didik. Kita ketahui bahwa
peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan
peserta didik dalam belajar. Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh
ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pikiran, ingatan dan Pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan,
atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya.

Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang cukup
penting bagi guru maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak merupakan
kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan
penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Karakteristik perkembangan kognitif peserta didik juga harus dapat dipahami semua
pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik perkembangan peserta didik, guru dan
orang tua dapat mengetahui sebatas apa perkembangan yang dimiliki anak didiknya
sesuai dengan usia mereka masing-masing, sehingga guru dan orang tua dapat
menerapkan ilmu yang sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing anak
didik.

Tidak kalah penting, guru juga harus mengetahui tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi peserta didik. Yang sangat sentral dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan.
Biasanya gaya pengasuhan lebih diterapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini
merupakan cikal-bakal perkembangan kognitif tersebut, karena ketika anak diasuh
secara tidak sesuai dengan semestinya, ini akan berakibat pada perkembangan
kognitif anak, bahkan pada perkembangan mental anak tersebut. Lingkungan pun
sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan maupun
pergaulan seseorang maka kemungkinan pengaruh lingkungan pada perkembangan
kognitif anak semakin besar.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa perkembangan kognitif peserta didik
sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan hasil yang dicapai.

Perkembangan Sosial-emosional Peserta didik

Selain perkembangan karakteristik fisik dan kognitif peserta didik, yang tidak kalah
penting adalah perkembangan sosial-emosional peserta didik. Sosio-emosional
berasal dari kata sosial dan emosi. Perkembangan sosial adalah pencapaian
kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai
proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan
moral agama. Sedangkan emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi dibedakan
menjadi dua, yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif seperti perasaan
senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu yang tinggi akan
mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar.
Emosi negatif sperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, individu tidak
dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia
akan mengalami kegagalan dalam belajarnya. Selain itu, dari segi etimologi, emosi
berasal dari akar kata bahasa Latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan, bergerak’.
Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-‘ untuk memberi arti ‘bergerak menjauh’.
Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi.

Perkembangan sosio-emosional peserta didik termasuk suatu pembahasan yang


sangat penting karena dengan mengetahui perkembangan sosio-emosional peserta
didik, para pendidik dapat mengambil tindakan pada permasalahan peserta didik
dengan berbagai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Sosio-emosional adalah
perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai
setiap keadaan atau perilaku individu. Dalam pembahasan sosio-emosional ini lebih
ditekankan dalam sosio-emosional pada remaja. Pada masa remaja, tingkat
karakteristik emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala
emosional para remaja seperti perasaan sayang, cinta dan benci, harapan-harapan
dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik. kita
harus mengetahui setiap aspek yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku
dalam perkembangan remaja, serta memahami aspek atau gejala tersebut sehingga
kita bisa melakukan komunikasi yang baik dengan remaja. Perkembangan emosi
remaja merupakan suatu titik yang mengarah pada proses dalam mencapai
kedewasaan. Meskipun sikap kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja
karena pengaruh didikan orang tua.

Faktor yang sangat memengaruhi perkembangan peserta didik pada usia remaja yaitu
didikan orang tua, lingkungan sekitar tempat tinggal dan perlakuan guru di sekolah.
Pengaruh sosio-emosional yang baik pada remaja terhadap diri sendiri yaitu untuk
mengendalikan diri, memutuskan segala sesuatu dengan baik, serta bisa lebih matang
merencanakan segala hal yang akan diputuskannya, sedangkan terhadap orang lain,
yaitu mampu menjalin kerjasama yang baik, saling menghargai dan mampu
memposisikan diri di lingkungan dengan baik.

Agar seorang peserta didik dapat memiliki kecerdasan emosi dengan baik haruslah
dibentuk sejak usia dini, karena pada saat itu sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan manusia selanjutnya. Sebab pada usia ini dasar-dasar kepribadian
anak telah terbentuk. Jelaslah sudah betapa pentingnya seorang pendidik memahami
perkembangan sosio-emosional peserta didik, agar dalam proses pembelajaran
perkembangan sosio-emosional peserta didik yang berbeda-beda dapat diatasi
dengan baik.

“Sekelumit tentang mengenal karakteristik peserta didik diharapkan


membantu guru dalam megtasai kesulitan dalam mengembangkan
pembelajaran yang efektif dan bermakna di kelas.”

Anda mungkin juga menyukai