RPJMD Kota Bandung 2013 2018
RPJMD Kota Bandung 2013 2018
WALIKOTA BANDUNG,
1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 2
1.2 Dasar Hukum Penyusunan .......................................................................................... 7
1.3 Hubungan Antar Dokumen .......................................................................................11
1.4 Maksuddan Tujuan .......................................................................................................17
1.4.1 Maksud ...............................................................................................................17
1.4.2 Tujuan .................................................................................................................18
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................................18
1
Pendahuluan
Dengan telah terpilih dan dilantiknya Walikota Bandung dan Wakil Walikota
Bandung masa bakti selama periode 2013-2018, pada tanggal 16 September
2013berdasarkanKeputusanMenteriDalamNegeriRepublik Indonesia Nomor
131.32-6529 Tahun 2013 TentangPengesahanPengangkatanWalikota
Bandung ProvinsiJawa Barat danKeputusanMenteriDalamNegeriRepublik
Indonesia Nomor 132.32-6530Tahun 2013
TentangPengesahanPengangkatanWakilWalikota Bandung ProvinsiJawa
Barat, maka melekat kewajiban untuk menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2014-2018 sebagai
pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun serta perwujudan amanat
regulasi sebagaimana diatur dalam Pasal 150 ayat (1) Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakanbahwa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan
pembangunan nasional. Selanjutnya berdasarkan pasal 15 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Persiapan 1 2
Penyusunan
RPJMD Rancangan
Awal
RPJMD
Penelaahan RPJPD Perumusan Strategi
Penyusunan
Kab/Kota dan arah kebijakan Rancangan
Renstra
Pengolahan SKPD
data dan
informasi VISI, MISI Perumusan Kebijakan
dan Program umum dan program Rancangan
KDH pembangunan daerah
RPJMD
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara,
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
(Lembar Daerah ProvinsiJawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E);
33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang
PerubahanPeraturan Daerah ProvinsiJawa Barat Nomor 9 tahun 2008
tentang RPJPD ProvinsiJawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah
ProvinsiJawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E);
34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013-2018tanggal 10 Desember 2013
(Lembar Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
36. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
37. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2008 Nomor 08);
DISERASIKAN
DIPERHATIKAN
DIACU DAN
DIACU
DISERASIKAN
DIACU DAN
DIACU
Gambar 0-3
Hubungan antara RPJMD Kota Bandung
dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Pedoman
MP3EI RPJMD Bandung
2011-2025 2014-2018
Menjadi
Perhatian
Menjadi Perhatian
Pedoman
RTRW Jabar RTRW Daerah RPJMD Daerah
RTRW Nasional
2009-2029 Sekitar Sekitar
Hal yang menjadi perhatian ialah bahwa RPJMN yang menjadi acuan saat ini
berakhir di tahun 2014 dan akan digantikan menjadi menjadi RPJMN yang
baru di tahun 2015. Namun RPJMD Kota Bandung dapat mengacu pada RPJP
Nasional 2005-2025 untuk dapat melihat tahapan dan skala prioritas RPJMN
ke-3 (2015-2019).
Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah
sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta
sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar
kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota
lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu kesatuan
wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau yang memiliki hubungan
keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
2.1.1. Maksud
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung
Tahun 2014-2018 dimaksudkan sebagai pedoman bagi seluruh komponen
daerah (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan
lainnya) dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Kota Bandung sesuai dengan
dengan visi, misi, dan program pembangunan dari Walikota terpilih
masabakti2013-2018, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku
pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu
dengan yang lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Kota Bandung
untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan
tujuan dan sasarannya.
BAB 11 PENUTUP
2
Gambaran Umum
Kondisi Daerah
Dengan nilai IPM sebesar 79,32, maka Kota Bandung termasuk dalam
klasifikasi menengah ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan yang
telah dilaksanakan cukup berhasil dalam meningkatkan kualitas hidup yang
lebih baik, diukur dari indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi (i)
indikator kesehatan, (ii) indikator pendidikan, serta (iii) daya beli masyarakat
yang meningkat.
Grafik 0-2
Perkembangan IPM Kota Bandung tahun 2006-2012
dan Trend Hingga 2018.
Grafik 0-3
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Bandung,
Tahun 2010-2012 (dalam tahun)
Pada gambar di atas terlihat bahwa selama periode 2008-2012 Angka
Harapan Hidup di Kota Bandung selalu meningkat, meskipun peningkatannya
tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2012, Angka Harapan Hidup penduduk
Kota Bandung adalah sebesar 73,81. Jika dibandingkan dengan tahun 2010-
2011, angka tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal tersebut
berarti bahwa dari tahun 2008 sampai tahun 2012, rata-rata penduduk Kota
Bandung dapat bertahan hidup yaitu sampai usia 73-74 tahun.
Grafik 0-4
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Bandung
Tahun 2008-2012 (dalam Tahun)
Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah angka melek huruf
(AMH). Gambar di bawah menunjukkan perkembangan kemampuan baca
tulis penduduk Kota Bandung yang berusia 15 tahun ke atas.
Grafik 0-5
Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bandung
Tahun 2010-2012 (dalam %)
Grafik 0-6
Perkembangan Paritas Daya Beli Kota Bandung,
Tahun 2010-2012* (dalam ribu rupiah)
Jika dilakukan komparasi dengan tingkat nasional dan provinsi Jawa Barat,
perkembangan IPM Kota Bandung relatif lebih baik.
Sumedang 72.67
Bogor 72.58
Tasikmalaya 72.51
Kota Banjar 71.82
Ciamis 71.81
Garut 71.7
Purwakarta 71.59
Kuningan 71.55
Subang 71.5
Sukabumi 71.06
Majalengka 70.81
Karawang 70.28
Cianjur 69.59
Cirebon 69.27
Indramayu 68.4
60 65 70 75 80 85
Nilai IPM
Sumber : BPS Pusat
Grafik 0-7
Perbandingan IPM di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
1Dalam hal ini terdapat perbedaan nilai IPM antara data yang dikeluarkan oleh BPS Kota
Bandung dan BPS Pusat. Untuk tujuan perbandingan/komparasi antar kabupaten/kota yang
sesuai, maka nilai IPM yang digunakan bersumber dari BPS Pusat.
Tabel 0-3
Peringkat IPM Kota Bandung dibandingkan dengan
Kabupaten/Kota secara Nasional
Tahun Peringkat Nasional Keterangan
2002 14 Naik (Lebih Baik)
2003 20 Turun (Lebih Buruk)
2004 24 Turun (Lebih Buruk)
2005 43 Turun (Lebih Buruk)
2006 49 Turun (Lebih Buruk)
Terlihat bahwa peringkat IPM Kota Bandung terus mengalami penurunan dari
tahun 2002 hingga 2011 ini. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas
Tabel 0-4
Sepuluh Kabupaten/Kota dengan Capaian Tertinggi dan Terendah
Tahun 2011
Rata-Rata Kota Banda Aceh, Kota Yogyakarta, Kota Intan Jaya, Pegunungan Bintang, Yalimo,
Kendari, Kota Pekan Baru, Kota Ambon, Kota Deiyai, Nduga, Puncak, Yahukimo,
Lama Mamberamo Tengah, Tolikara, Boven
Jakarta Timur, Kota Jakarta Selatan, Kota
Sekolah Kupang, Kota Jayapura, Kota Bengkulu Digoel,
Kota Tual, Kota Sungai Penuh, Kota
Pengeluaran Balikpapan, Kota Surabaya, Kota Dumai, Kota Tambraw, Sabu Raijua, Raja Ampat, Lanny
per Baru, Kota Pasuruan, Kota Surakarta, Kota jaya, Yalimo, Puncak, Mamberamo Tengah,
Bukittinggi, Dogiyai, Nduga, Pulau Morotai,
Kapita
Klungkung
Kesejahteraan pada dasarnya memiliki dimensi yang luas dan beragam. Salah
satu indikator yang dapat merepresentasikan hal ini adalah melalui Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Aspek penting dalam pembangunan daerah
yang meliputi (i) aspek geografis dan demografis, (ii) aspek kesejahteraan
masyarakat, (iii) aspek pelayanan umum, serta (iv) aspek daya saing daerah
pada dasarnya diarahkan untuk dapat meningkatkan pembangunan manusia
itu sendiri, yang dapat direpresentasikan melalui IPM.
Demografi
Gambar 0-1
Tujuan Pembangunan Daerah
Kota Bandung terletak pada posisi 107º36’ Bujur Timur dan 6º55’ Lintang
Selatan. Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha. Perhitungan luasan
ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandung sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor
16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat
II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung.Secara
administratif, Kota Bandung berbatasan dengan beberapa daerah
kabupaten/kota lainnya, yaitu:
Gambar 0-2
Peta Orientasi Kota Bandung
B. Kondisi Topografi
Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m di atas permukaan laut (dpl).
Titik tertinggi berada di daerah utara dengan ketinggian 1.050 m dpl, dan titik
terendah berada di sebelah selatan dengan ketinggian 675 m dpl. Di wilayah
Kota Bandung bagian selatan permukaan tanahnya relatif datar, sedangkan di
wilayah kota bagian utara permukaannya berbukit-bukit. Wilayahnya yang
dikelilingi oleh pegunungan membentuk Kota Bandung menjadi semacam
cekungan (Bandung Basin).
C. Kondisi Geologi
Keadaan geologis di Kota Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial
hasil letusan Gunung Tangkubanparahu. Jenis material di wilayah bagian
utara umumnya jenis tanah andosol, sedangkan di bagian selatan serta timur
terdiri atas jenis aluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah
dan barat tersebar jenis tanah andosol. Secara geologis Kota Bandung berada
di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh Gunung Berapi yang masih aktif
dan berada di antara tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup,
yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber
gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-
Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar-sesar yang
ada, sehingga menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu-waktu dapat
terjadi. Selain itu Kota Bandung yang berpenduduk banyak dan padat serta
kerapatan bangunan yang tinggi juga berisiko tinggi pada berbagai bencana.
D. Kondisi Klimatologi
Secara alamiah, Kota Bandung tergolong daerah yang cukup sejuk. Selama
tahun 2011 tercatat suhu tertinggi di kota Bandung mencapai 30,4oC yang
terjadi di bulan September dan Oktober. Suhu terendah di Kota Bandung pada
tahun 2011 adalah 18,2oC yaitu pada bulan Agustus.Kondisi temperatur rata-
rata Kota Bandung dari Tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 0-5
Temperatur Rata-rata di Kota Bandung
Tahun 2007-2011
Temperatur (0C)
Tahun
Rata-rata Maksimum Minimum
2007 23,5 28,9 19,4
2008 23,1 28,6 19,4
2009 23,4 28,9 19,5
2010 23,3 28,4 20,0
2011 23,4 29,2 19,7
Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tahun 2011
Curah hujan tertinggi di kota Bandung pada tahun 2011 terjadi di bulan April
yaitu sebesar 381,5 mm. Sementara curah hujan terendah terjadi di bulan
September sebesar 3,1 mm. Temperatur ini dipengaruhi oleh ketinggian
dari permukaan laut, lingkungan pegunungan atau cekungan dan
berbagai danau besar yang terletak di sekitarnya. Namun pengukuran
kualitas udara ambien (SO2, CO, NOx, O3, HC, Pb, dan debu) di beberapa tempat
menunjukkan masih terdapat parameter yang mendekati dan bahkan
melebihi Baku Mutu (BM).
E. Kondisi Hidrologi
Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km, yaitu
Sungai Cikapundung, Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai Cicadas,
Sungai Cinambo, Sungai Ciwastra, Sungai Citepus, Sungai Cibedung, Sungai
Curug Dog-dog, Sungai Cibaduyut, Sungai Cikahiyangan, Sungai Cibuntu,
Sungai Cigondewah, Sungai Cibeureum, dan Sungai Cinanjur. Sungai dengan
aliran dari utara ke selatan, yaitu Sungai Cikapundung, dan dari selatan ke
utara yaitu Sungai Citarum. Sungai-sungai tersebut selain dipergunakan
sebagai saluran induk dalam pengaliran air hujan, juga oleh sebagian kecil
penduduk masih dipergunakan untuk keperluan MCK.
Kota Bandung juga termasuk dalam wilayah Daerah Pengaliran Sungai (DPS)
Citarum bagian hulu. Secara nasional, DPS ini sangat penting karena
merupakan pemasok utama waduk Saguling dan Cirata yang digunakan
sebagai pembangkit tenaga listrik, pertanian, dan lainnya.
Namun saat ini kondisi sebagian besar sungai di Kota Bandung telah
mengalami pencemaran. Regulasi yang tidak tegas terhadap pengelolahan
limbah pabrik menjadi salah satu penyebab tercemarnya sungai yang
F. Penggunaan Lahan
1. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan. Kawasan lindung di Kota Bandung terdiri dari :
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
Kawasan perlindungan setempat
Kawasan RTH
Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya
Kawasan Eks Industri
Kawasan rawan bencana
Kawasan lindung lainnya
Grafik 0-9
Struktur Penggunaan Lahan di Kota Bandung Tahun 2011
Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Perda
Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 03 tahun 2006tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Bandung, memiliki kebijakan utama pembentukan struktur tata ruang,
sebagai berikut :
Kebijakan ruang dalam RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 (Perda No.18
Tahun 2011), adalah sebagai berikut:
2.3.4. Demografi
Kondisi dan perkembangan demografi berperan penting dalam perencanaan
pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar keberhasilan
pembangunan suatu wilayah. Besaran, komposisi, dan distribusi penduduk
akan mempengaruhi struktur ruang dan kegiatan sosial dan ekonomi
masyarakat. Seluruh aspek pembangunan memiliki korelasi dan interaksi
dengan kondisi kependudukan yang ada, sehingga informasi tentang
demografi memiliki posisi strategis dalam penentuan kebijakan.
Penduduk Kota Bandung pada tahun 2012 adalah sebanyak 2.455.517 jiwa
(BPS Kota Bandung). Dari tahun 2007-2012 rata-rata pertumbuhan penduduk
adalah 1,06%. Tingkat pertumbuhan tersebut relatif menurun bila
dibandingkan rata-rata tahun 2003-2008 sebesar 1,1%. Pada tahun 2010,
jumlah penduduk sedikit berkurang untuk kemudian meningkat lagi2. Dengan
luas wilayah sekitar 16.730 ha, maka kepadatan penduduk Kota Bandung
pada tahun 2008 adalah 142 jiwa/ha meningkat menjadi 147 jiwa/ha pada
tahun 2012.
2Jumlah penduduk di tahun 2010 berdasarkan Sensus Penduduk, sedangkan jumlah penduduk di 2007-
2009 merupakan estimasi BPS Kota Bandung. Perbedaan perhitungan penduduk ini yang menyebabkan
data penduduk di tahun 2010 lebih kecil bila dibandingkan dengan 2009.
Grafik 0-11
Persentase Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan
di Kota Bandung Tahun 2012
Secara umum pada tahun 2012, distribusi penduduk dan tingkat
kepadatannya semakin merata di Kota Bandung bila dibandingkan dengan
tahun 2008, terlihat dari koefisien variasi yang semakin kecil. Di beberapa
kecamatan distribusinya meningkat dan adapula yang menurun, demikian
pula dengan kepadatan penduduk. Secara rinci mengenai persentase
distribusi penduduk dan kepadatan penduduk tahun 2012 dibandingkan
tahun 2008, tampak pada tabel berikut ini.
Tabel 0-9
Distribusi Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan
Tahun 2012 serta Rata-rata Pertumbuhannya dari Tahun 2008
Pertumbuhan Kepadatan Pertumbuhan
No Kecamatan Distribusi (%)
(%) (jiwa/km2) (%)
1 Bandung Kulon 5,73 0,2 21.793 3,5
2 Babakan Ciparay 5,92 5,7 19.518 9,7
3 Bojongloa Kaler 4,85 -2,9 39.282 0,0
4 Bojongloa Kidul 3,45 2,5 13.528 6,1
5 Astana Anyar 2,77 -3,4 23.544 -0,5
6 Regol 3,28 -4,1 18.729 -1,4
7 Lengkong 2,87 -3,1 11.927 -0,2
8 Bandung Kidul 2,37 0,1 9.617 3,5
9 Buah Batu 3,83 -2,9 11.856 0,0
Jika dilihat dari struktur usia penduduk Kota Bandung, yang tergolong
menonjol adalah usia pendidikan tinggi (20-24 tahun)atau awal usia kerja.
Jumlah usia produktif relatif sangat besar. Jumlah balita yang awalnya
menurun, namun dalam sepuluh tahun terakhir cenderung meningkat lagi.
Artinya penduduk yang akan mendapat pendidikan dasar dan menengah
dalam 5-10 tahun mendatang akan meningkat.
A. Pertumbuhan PDRB
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara
makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua)
jenis penilaian PDRB yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan.Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB
juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah
dilaksanakan. Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain :(1)
Tabel 0-12
Perkembangan Indikator PDRB dan LPE Kota Bandung
Tahun 2008–2012
Indikator 2008 2009 2010 2011* 2012**
LPE Kota Bandung (%) 8,17 8,34 8,45 8,73 8,98
LPE Nasional (%) 5,5 4,6 6,1 6,59 6,23
PDRB (jt Rp) (hargaberlaku) 60.444.487 70.281.163 82.002.176 97.451.902 111.121.551
PDRB (jt Rp) (harga konstan
26.978.909 29.228.272 31.697.282 34.415.522 37.558.320
2000)
Sumber: BPS Kota Bandung (Diolah)
Dari tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kota Bandung dari tahun 2008ke
2012 menunjukkan kenaikan yang tinggi atau menunjukkan peningkatan
pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kecenderungan aktivitas ekonomi Kota
Bandung pada beberapa tahun ke depan cenderung positif mengalami
pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
Tabel 0-13
Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Kota Bandung
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) tahun 2008 - 2012
Pertumbuhan (%)
No Lapangan Usaha
Hb Hk
1 Pertanian 46,77 0,47
2 Pertambangan - -
3 Industri Pengolahan 61,19 14,41
4 Listrik , Gas, dan Air Bersih 91,32 48,9
5 Bangunan/Konstruksi 107,40 54,41
6 Perdagangan, Hotel, dan Restauran 91,09 52,0
7 Pengangkutan dan Komunikasi 95,36 51,11
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 90,44 39,94
9 Jasa-Jasa 84,46 38,05
PDRB 83,84 39,21
Sumber : BPS Kota Bandung
Bangunan/Konstruksi 54.41
Pengangkutan dan Komunikasi 51.11
Perdagangan, Hotel, dan Restauran 52.0
Listrik , Gas, dan Air Bersih 48.9
Jasa-Jasa 38.05
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 39.94
Industri Pengolahan 14.41
Pertanian 0.47
0 10 20 30 40 50 60 70
Persen
Grafik 0-15
Pertumbuhan Kontribusi Sektor Kota Bandung
Atas Dasar Harga Konstan (Hk) tahun 2008 - 2012
Relatif minimnya pertumbuhan sektor industri pengolahandikarenakan dari
faktor internal dan eksternal industri pengolahan itu sendiri. Semakin
ketatnya persaingan ‒ terutama bagi industri yang berorientasi ekspor‒
mengakibatkan industri lokal semakin menjadi marginal. Adanya kesepakatan
perdagangan bebas ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) juga memberikan
tekanan pada tingkat daya saing industri lokal. Di sisi lain, banyaknya barang
impor yang masuk secara ilegal di pasar lokal juga memiliki pengaruh negatif
terhadap kelangsungan usaha industri lokal.
Hal yang perlu diwaspadai dan dipersiapkan lebih lanjut oleh kalangan dunia
usaha Kota Bandung ialah diberlakukannya ASEAN Economic Community
(AEC) pada tahun 2015. Dengan adanya kesepakatan AEC, maka akan
diberlakukannya free trade (pasar bebas) diantara negara-negara ASEAN,
sehingga baik barang, jasa, investasi, serta tenaga kerja bisa bebas masuk ke
seluruh negara-negara ASEAN.
Uraian secara mendetail nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota
Bandung selama tahun 2008-2012, baik atas dasar harga berlaku dan konstan
dituangkan dalam Tabel di bawah ini.
Tabel 0-15
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kota Bandung
Atas Dasar Harga BerlakuTahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
No Lapangan Usaha
(Milyar) % (Milyar) % (Milyar) % (Milyar) % (Milyar) %
1 Pertanian 156 0,26 168 0,24 162 0,2 193 0,2 229 0,2
2 Pertambangan - - - - - - - - - -
3 Industri Pengolahan 15.549 25,72 17.208 24,49 19.991 24,38 22.482 23,51 25.063 22,55
Listrik , Gas, dan Air
4 1.363 2,26 1.617 2,3 1.893 2,31 2.202 2,3 2.608 2,35
Bersih
5 Bangunan/Konstruksi 2.604 4,31 3.224 4,59 3.827 4,67 4.425 4,63 5.401 4,86
Perdagangan, Hotel,
6 24.232 40,09 28.781 40,95 33.302 40,61 39.436 41,25 46.304 41,67
dan Restoran
Pengangkutan dan
7 7.092 11,73 8.272 11,77 9.814 11,97 11.841 12,38 13.854 12,47
Komunikasi
Keuangan,
8 Persewaan, dan Jasa 3.877 6,41 4.402 6,26 5.111 6,23 6.095 6,37 7.383 6,64
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 5.572 9,22 6.609 9,4 7.904 9,64 8.939 9,35 10.279 9,25
Total 60.444 100 70.281 100 82.002 100 95.613 100 110.670 100
Sumber : BPS Kota Bandung
Berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2008, sektor perdagangan, hotel, dan
restoran memberikan kontribusi sebesar 40,09% terhadap perekonomian
Kota Bandung dan mengalami peningkatan kontribusi menjadi 41,67% pada
tahun 2012. Kontribusi sektor terbesar kedua pada tahun 2008 adalah sektor
industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 25,72% terhadap
perekonomian Kota Bandung. Perkembangan kontribusi sektor ini mengalami
penurunan pada tahun 2012, yaitu menjadi sebesar 22,55%. Sedangkan,
kontribusi sektor terbesar ketiga disumbangkan oleh sektor pengangkutan
0.2
Pertanian
9.3
Industri Pengolahan
6.3 24.2
Listrik , Gas, dan Air Bersih
12.0
Bangunan/ Konstruksi
2.3
4.9 Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
40.8 Keuangan, Persewaan,
dan Jasa Perusahaan
Grafik 0-16
Struktur Ekonomi Kota Bandung Tahun 2008-2012
(Atas Dasar Harga Berlaku)
B. Inflasi
12
Prov. Jawa Barat
10 10,29 Nasional
Kota Bandung
8
Persentase (%)
6
4.53 4.02
4 2.75
2 2.11
0
2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 0-19
Inflasi Tahunan Kota Kota Bandung , Provinsi Jawa Barat
dan Nasional Periode 2008-2012
30.46
30 26.37
20 14.14 15.26
12.67 13.24
11.77
10
-
2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 0-20
Perkembangan Pendapatan Per Kapita
Kota Bandung Periode 2008-2012
Sedangkan untuk pendapatan per kapita riil (harga konstan) pada tahun 2008
berada di level Rp. 11,8 juta dan mengalami peningkatan menjadi Rp. 15,3 juta
di tahun 2012. Pertumbuhan riil pendapatan per kapita tersebut adalah
sebesar 6,88% per tahun. Pertumbuhan pendapatan perkapita relatif lebih
rendah daripada pertumbuhan ekonomi, diantaranya adalah karena
pertumbuhan penduduk Kota Bandung yang tinggi pula.
Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah salah satu ukuran yang paling sering
digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara
menyeluruh.Koefisien Gini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva
Gini rasio Kota Bandung Tahun 2010 sebesar 0, 19, sedangkan pada Tahun 2011
naik menjadi 0,28.Kenaikan juga terjadi pada Tahun 2012 menjadi sebesar 0,35;
sekalipun selama tiga tahun terakhir terus mengalami kenaikan, tetapi Kota
Bandung termasuk wilayah yang memiliki ketimpangan pendapatan yang rendah.
(sumber : BPS Kota Bandung).
E. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan diKota Bandung pada tahun 2008 mencapai 379.255 jiwa
(15,97%). Namun di tahun 2012 tingkat kemiskinan mengalami penurunan
menjadi sebanyak 360.578 jiwa (9,09%) (Sumber : LKPJ AMJ Kota Bandung).
Tabel 0-16
Jumlah Rumah Tangga dan Individu Miskin di Kota Bandung Tahun 2011
Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.Selama periode
2008-2012, capaian angka melek huruf cukup mengalami peningkatan. AMH
pada tahun 2012 sebesar 99,58%, meningkat bila dibandingkan dengan tahun
2008 yang berada di tingkat 99,50%.
99.60
99.58
99.58
99.55
99.56
Persentase (%)
99.54
99.54
99.54
99.52 99.50
99.50
99.48
99.46
2008 9 2010 11 12
Grafik 0-22
Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Bandung Tahun 2008-2012
Peningkatan Angka Melek Huruf (AMH) dari tahun ke tahun cenderung tidak
terlalu besar, hal ini disebabkan karena capaian kinerja sudah mendekati
100%. Walaupun demikian, di tahun 2012masih ada masyarakat Kota
Bandung yang buta huruf (0,42%). Hal ini sebagai akibat adanya penduduk
lanjut usia yang masih belum bisa membaca dan menulis, namun tidak dapat
ditingkatkan lagi karena faktor usia.
Selain angka melek huruf, indikator rata-rata lama sekolah (RLS) juga
mempengaruhi nilai IPM. Hingga tahun 2012, RLS mencapai 10,74 tahun.
Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan
10.80
10.75
10.70 10.74
10.70
10.65 10.68
Tahun
10.60
10.55
10.56
10.50
10.52
10.45
10.40
2008 9 2010 11 12
Grafik 0-23
Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kota Bandung Tahun 2008-2012
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang
sama.
Tabel 0-17
Perkembangan APM Kota Bandung Tahun 2009-2012
No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012
1 SD/MI/Paket A 124,13 % 123,13% 123,13 % 123,13 %
2 SMP/MTs/Paket B 103,5 % 100% 100% 100%
3 SMA/SMK/MA/Paket C 84,49 % 83,39% 85,79 % 88,19 %
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2013
Tabel 0-18
Perkembangan APK Kota Bandung Tahun 2009-2012
No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012
1 SD/MI 127,13 131,05 131,05 131,05
2 SMP/MTs 116,16 116,16 116,16 116,16
SMA/SMK/MA (khusus Kota
98,8 98,84 98,88 98,92
3 Bandung)
Sumber: LKPJ AMJ Kota Bandung
Tabel 0-19
Perkembangan Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT)
Kota Bandung Tahun 2008-2012 (Penduduk 10 Tahun ke Atas)
No APT 2008 2009 2010 2011 2012
1 SD / MI / Sederajat 22,2% 22,6% 22,3% 25,0% 23,7%
2 SLTP / MTs / Sederajat 20,1% 17,6% 20,6% 19,6% 20,1%
3 SMU / MA / Sederajat 32,3% 35,9% 32,3% 32,6% 32,5%
4 Perguruan Tinggi 13,9% 13,6% 14,6% 14,1% 14,3%
Sumber: BPS Kota Bandung dan LKPJ AMJ Kota Bandung (diolah)
B. Aspek Kesehatan
Angka kematian bayi di Kota Bandung pada tahun 2008 ialah sebesar 34 per
1000 kelahiran hidup. Di tahun 2012 angka kematian bayi mengalami
penurunan menjadi 29,3 per 1000 kelahiran hidup. Jika dilihat dalam waktu
yang relatif panjang, yaitu dari tahun 2002 ke 2012, AKB Kota Bandung terus
mengalami penurunan yaitu dari 36,21 menjadi 29,33.
Angka Harapan Hidup (AHH) pada 2008 sebesar 73,39 tahun dan pada 2012
menjadi 73,81 tahun. Hal ini berarti menunjukkan penambahan sebesar 0,42
tahun atau terjadi peningkatan sebesar 0,57%. Gambaran mengenai
perkembangan angka harapan hidup dapat dilihat seperti pada grafik berikut
ini.
74.0
73.9 R² = 0.9777
73.8 73.8
73.8 73.7
73.7
Tahun
73.7
73.6
73.6
73.5
73.4
73.3
2008 2009 2010 2011 2012*) 13 14 2015 16 17 18
Grafik 0-24
Perkembangan dan Proyeksi Angka Harapan Hidup Kota Bandung
Grafik 0-26
Perkembangan dan Trend Rasio Penduduk yang Bekerja
Kota Bandung
Tabel 0-20
Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha Utama di Kota Bandung Tahun 2012
No Lapangan Usaha Utama Orang Kontribusi
1 Pertanian 9.012 0,85%
2 Pertambangan 1.954 0,18%
3 Industri 256.452 24,10%
4 Listrik Gas, Air 3.953 0,37%
5 Bangunan 41.904 3,94%
6 Perdagangan 387.828 36,44%
7 Perhubungan 63.222 5,94%
8 Bank & Keuangan 57.818 5,43%
9 Jasa 242.024 22,74%
TOTAL 1.064.167 100,00%
Sumber : BPS, Perencanaan Tenaga Kerja Kota Bandung 2012-2017
Kontribusi
20%
369,161
300,000 15.87%
251,166
200,000
230,375
10%
158,863
100,000
0.85%
- 0%
Pertanian Lainnya Jasa Industri Perdagangan
Sumber : BPS, Bandung Dalam Angka 2011
Grafik 0-27
Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha Utama di Kota Bandung Tahun 2011
Walaupun capaian kesempatan kerja telah cukup baik, namun tidak dapat
disangkal bahwa tingkat pengangguran yang ada masih cukup banyak. Pada
tahun 2012 tingkat pengangguran di Kota Bandung mencapai 9,17%. Nilai ini
lebih besar bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT)
nasional di Agustus 2012 yang hanya mencapai 6,14% (BPS Pusat). Masih
cukup tingginya angka pengangguran ini diantaranya karena meningkatnya
warga luar yang datang ke Bandung tanpa memiliki keterampilan khusus.
Selain itu tingkat persaingan yang tinggi dan cukup terbatasnya ketersediaan
lapangan kerja baru juga memberikan kontribusi akan tingkat pengangguran
yang ada.
Diketahui bahwa hasil rekapitulasi di tahun 2009 untuk potensi seni budaya
di Kota Bandung berjumlah 274. Uraian secara lebih detail mengenai potensi
seni budaya dapat dilihat dalam Tabel berikut ini.
Tabel 0-21
Rekapitulasi Potensi Seni Budaya Di Kota Bandung Tahun 2009
No GEDUNG SENI DAN BUDAYA JUMLAH
1 Lembaga Pendidikan Seni 13
2 Galeri 27
3 Gedung Pertunjukan 13
4 Museum 7
5 Gedung Bersejarah 13
6 Benda Cagar Budaya / Bangunan Lama 201
JUMLAH 274
Ket : Data tahun 2011 tidak tersedia
Sumber : BPS, Bandung Dalam Angka 2011
Jumlah Lingkung Seni dan Forum Komunitas Seni Budaya pada 2012 sebanyak
876 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2006 jumlah lingkup seni dan
forum komunitas seni budaya di Kota Bandung cenderung mengalami
peningkatan.
Grafik 0-28
Jumlah Lingkung Seni dan Forum Komunitas Seni Budaya
Tahun 2006–2012
Jenis sanggar seni dan lingkung seni yang ada di Kota Bandung juga
cukupberagam. Uraian detail terkait jenis sanggar seni dan lingkungan seni
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 0-22
Jenis Sanggar Seni Dan Lingkung Seni Di Kota Bandung
No SANGGAR DAN LINGKUNG SENI
1 Lingkung Seni Kampus
2 Lingkung Seni Masyarakat Umum
3 Tembang Sunda Cianjuran
4 Degung
5 Kecapian
6 Wayang Golek
7 Calung
8 Teater
9 Tari Klasik
10 Angklung
11 Reog
12 Kuda Lumping
13 Kuda Renggong
14 Celempungan
15 Seni Terebang
16 Seni Pantun
17 Pencak Silat
18 Barongsay
280
240 240 240
240
Jumlah Kreator
200
Seni Budaya
152
160
120 106
79 83
80
40
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 0-29
Perkembangan Kreator Seni Budaya Tahun 2006-2012
Namun hingga kini, Kota Bandung masih memerlukan sarana dan prasarana
seni dan budaya yang lebih representatif. Selain itu, apresiasi generasi muda
terhadap seni dan budaya daerah dirasa masih relatif minim. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah melalui pencanangan
pembangunan kawasan sentra seni budaya kreatif berwawasan lingkungan
hidup seluas 10 hektar di Jalan Ciporeat, Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan
Cibiru. Sentra seni tersebut akan menjadi wadah berkesenian para seniman
dan warga Kota Bandung. Sentra seni dan budaya kreatif ini merupakan satu-
satunya di Jawa Barat.
Kawasan ini juga diharapkan menjadi ruang ekspresi para seniman. Di sisi
lain, pengunjung dapat melihat tempat latihan seni, pembuatan angklung,
calung, wayang, serta melihat pentas seni. Sentra seni telah sangat dirasakan
B. Olahraga
Tabel 0-23
Perkembangan Prasarana Olahraga Kota Bandung
Tahun 2008-2012
No Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012
Gelanggang / balai remaja
1 0,012 % 0,00012 % 1,26 % 0,0001 % 0,01 %
(selain milik swasta)
2 Lapangan olahraga . 0,01% 0,00% 0,06 % 0,069 % 0,04 %
Sumber : LPPD AMJ Kota Bandung
Dari data terakhir di tahun 2011, terdapat 38 cabang olahraga dan 661 atlet
di Kota Bandung. Selain itu juga terdapat 200 pelatih olahraga yang berada di
Kota Bandung.Sebagai upaya penyediaan sarana dan prasarana olahraga bagi
masyarakat juga telah berdiri Stadion Gelora Bandung Lautan Api (BLA) yang
pembangunannya dimulai sejak tahun 2009 dan telah menelan biaya sekitar
Rp 545 milyar.Stadion ini dilengkapi track atletik bertaraf internasional, serta
dapat menampung sedikitnya 38 ribu penonton. Dalam jangka panjang, Gelora
Bandung Lautan Api akan dikembangkan menjadi kompleks olahraga yang
dilengkapi berbagai venue hingga wisma atlet dan kantor KONI.
Pendidikan
Tabel 0-24
Hasil Kinerja Urusan Pendidikan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Pendidikan
1 Pendidikan dasar
2 Pendidikan menengah
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI3) 0,02% 0,01% 0,001% 0,001% 0,001%
- Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs3) 0,10% 0,08% 0,06% 0,04% 0,02%
- Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA3) 0,50% 0,40% 0,30% 0,20% 0,10%
6 Angka Kelulusan
9 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV2) 36,6 % 85% 85% 90% 90%
Sumber :
1) BPS Kota Bandung (diolah)
2) LPPD AMJ Kota Bandung
3) LKPJ AMJ Kota Bandung
Penduduk Kota Bandung yang berusia di atas 15 tahun dan tidak buta aksara
di tahun 2009 mencapai 99,97%, kemudian mengalami peningkatan menjadi
99,99% di tahun 2010. Namun di tahun 2012 hal ini mengalami penurunan
menjadi sebesar 99,55 %.Pada level pendidikan pra sekolah, perkembangan
angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Bandung selama
periode 2009-2012 mengalami kenaikan, pada tahun 2009 angka partisipasi
PAUD sebesar 25%, maka pada tahun 2012 telah menjadi 45%.
Grafik 0-30
Perkembangan Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA
Kota Bandung Tahun Periode 2006-2012
Dalam aspek kualitas pengajar, tingkat guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-
IV di Kota Bandung selama periode 2008-2012 mengalami peningkatan yang
Kesehatan
Jumlah posyandu pada tahun 2007 sebanyak 1.904 posyandu dan pada tahun
2012 menjadi 1.959 posyandu, berarti terjadi penambahan 55 unit posyandu
atau terdapat peningkatan sebesar 2,9% unit posyandu.
Rasio ideal 1 unit posyandu untuk melayani balita adalah antara 75 – 100
balita. Apabila 1 unit posyandu sudah melebihi rasio ideal, maka dilakukan
pemekaran unit posyandu yang secara otomatis akan menambah jumlah unit
posyandu.
Tabel 0-25
Hasil Kinerja Urusan Kesehatan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
A. 2 Kesehatan
1 Jumlah posyandu (unit) 3) 1.896 1.903 1.938 1.945 1.959
3 Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk1) 0,0042 0,0134 0,0124 n.a n.a
4 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk1) 2,40 2,60 5,41 2,87 n.a
5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani2) 100% 85,07% 99,61% 99,31% 100%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
6 89,97% 84,75% 95,57% 94,67% 103,70%
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan2)
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
7 83,20% 100% 100% 100% 105,60%
Immunization (UCI)2)
8 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan2) 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
9 100% 100% 80% 100% 100%
penyakit TBC BTA2)
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
10 100% 100% 100% 100% 100%
penyakit DBD2)
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
11 7,10% 100% 11,02% 100% 100%
masyarakat miskin2)
Sumber :
1) BPS Kota Bandung (diolah)
2) LPPD AMJ Kota Bandung
3) LKPJ AMJ Kota Bandung
Pekerjaan Umum
Tabel 0-26
Hasil Kinerja Urusan Pekerjaan Umum
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Pekerjaan Umum
1 Panjang jalan Kota dalam kondisi baik2) 46,27% 49,22% 57,68% 64,15% 68,96%
2 Rumah Tangga Bersanitasi2) 58% 80,96% 50% 70,99 % 70,99 %
3 Kawasan Kumuh2) 18% 17,32% 21,14% Na na
4 Pembangunan PJU - 8% 47% 150,4% 221,3%
Sekalipun proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kota Bandung
cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya, tetapi masih berada pada
tingkatan yang belum memadai guna endukung pergerakan orang dan barang.
Jika pada tahun 2009 proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
mencapai49,22% pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi sebesar
68,96%. Ini berarti hampir 1/3 panjang jaringan jalan di Kota Bandung dalam
kondisi rusak (sedang atau berat).
Pada Tahun 2012, Dari 1.160,8 kilometer jalan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Kota Bandung, sekitar 31,04% dalam kondisi rusak atau
sepanjang 383 kilometer. Dari panjang jalan rusak tersebut target pada Tahun
2013 akan dilakukan perbaikan sepanjang 190 kilometer atau sekitar 15%,
ditambah dengankegiatan pemeliharaandengan target sebesar 410.000 m2.
Gambar 0-3
Kondisi Ruas Jalan yang Rusak di Kota Bandung
Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang dan Ciptakarya Kota Bandung, dari
1561 RW, sebanyak 194 diantaranya termasuk ke dalam daerah pemukiman
kumuh. Dari 194 RW tersebut, 29 RW termasuk dalam kategori kumuh tinggi,
88 RW kumuh sedang dan 77 kumuh rendah. Yang termasuk dalam daerah
kumuh tinggi, yaitu Kelurahan Nyengseret Kecamatan Astanaanyar,
Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan, Kelurahan Babakan
Surabaya Kecamatan Kiaracondong, Kelurahan Braga Kecamatan Sumur
Bandung, dan Kelurahan Situsaeur Kecamatan Bojongloa Kidul.
Gambar 0-4
Banjir di Ruas Jalan di Jembatan Pasopati
Penyebab terjadinya daerah rawan banjir adalah karena tertutupnya street
inlet oleh beberapa aktivitas sehingga air hujan tidak bisa masuk ke dalam
saluran drainase, adanya pendangkalan di beberapa bagian saluran,
konstruksi drainase yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, serta
Potensi kerusakan jalan di Bandung jauh lebih besar pada saat kondisi basah
dibandingkan pada kondisi kering. Inilah permasalahannya jalan di kota
Bandung yang banyak rusak. Karena air sering tidak terakomodasi dan
menggenangi banyak segmen jalan. Saluran air tersebut sebenarnya
merupakan bagian dari jalan. Tapi untuk kota, biasanya saluran pinggir jalan
juga menjadi saluran perumahan dan saluran pembuangan.
Perumahan
Tabel 0-27
Hasil Kinerja Urusan Perumahan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Dalam hal penggunan listrik, jumlah rumah tangga pengguna listrik PLN
selama periode 2009-2011 di Kota Bandung mengalami peningkatan. Jika
pada tahun 2009 jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik PLN
berjumlah 526.214 rumah tangga, maka pada tahun 2011 jumlah meningkat
menjadi sebesar 584.990 rumah tangga atau tumbuh sebesar 11,2%.
Penataan Ruang
Perencanaan Pembangunan
RPJMD Kota Bandung juga sudah ditetapkan menjadi Perda melalui Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2009-2013. Namun di tengah
proses pelaksanaannya, RPJMD Kota Bandung 2009 – 2013 dirasakan perlu
dilakukan penyempurnaan dan penyelarasan (revisi) lebih lanjut, terkait
konsep dan substansi yang telah termaktub. Revisi RPJMD Kota Bandung ini
telah disahkan menjadi Perda Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009
tentang RPJMD Kota Bandung 2009 - 2013.
Tabel 0-29
Hasil Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Capaian Kinerja
No
`Kinerja Pembangunan Daerah 2008 2009 2010 2011 2012
Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah
1 Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dgn PERDA
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg
2 Ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg
3 Ada Ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dgn PERKADA
4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD 115,90% 86,27 % 86,27% 100% 100%
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Perhubungan
Tabel 0-30
Hasil Kinerja Urusan Perhubungan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Perhubungan
Load factor (jumlah penumpang/kapasitas
1 32,26% 33,64% 48,42 % 49,84% 52,21%
angkutan penumpang*100)
2 Jumlah Arus penumpang angkutan umum 4.227.894 4.358.569 5.885.569 5.834.592 6.156.085
5.647/ 5657/ 5657/ 5657/ 5657/
3 Rasio Ijin Trayek
pddk Pddk pddk pddk Pddk
4 Lama pengujian kelayakan angkutan umum 50 Menit 50 Menit 50 Menit 50 Menit 50 Menit
6 Biaya pengujian Kelayakan angkutan umum Rp.60 rb Rp.60 rb Rp.60 rb Rp.60 rb Rp.60 rb
7 Jumlah orang melalui terminal 4.227.894 4.358.749 5.885.569 5.834.592 6.156.085
Pengadaan rambu-rambu lalu lintas (jumlah
8 n.a 500 500 510 625
rambu)3)
Sumber :LKPJ AMJ Kota Bandung
Arus kendaraan yang masuk ke Kota Bandung, terutama pada weekend juga
memberikan pengaruh yang signifikan pada kemacetan, terutama disebabkan
banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan niaga, kuliner dan
pariwisata. Sejak dibukanya Tol Cipularang, arus kendaraan masuk dan keluar
di Kota Bandung meningkat drastis.
Untuk moda transportasi udara, Kota Bandung telah memiliki Bandara Husein
Sastranegara. Namun keberadaannya saat ini sudah kurang layak karena daya
tampungnya tidak sebanding dengan pertumbuhan penumpang. Pada tahun
2012 pertumbuhan penumpang di Bandara Husein Sastranegara mencapai
97,5% atau 1,8 juta penumpang setahun, terdiri dari 1,2 juta penumpang
domestik, dan 600.000 penumpang internasional. Tapi daya tampung
terminal hanya 903 penumpang per hari, dengan luas lahan 3.000 meter
persegi (PT. Angkasapura).
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
1 Penanganan sampah1) 23% 67% 70% 73% 85%
2 Cakupan pelayanan air minum2) 64,00% 66,00% 67,00% 72,00% 72,43%
Tempat pembuangan sampah 77% 76% 76% 77% 76%
3
(TPS) per satuan penduduk2)
4 Penegakan hukum lingkungan2) 69,23 % 100% 100% 100% 100%
Sumber :
1) LPPD AMJ Kota Bandung
2) LKPJ AMJ Kota Bandung
Gambar 0-6
Pemandangan Tumpukan Sampah di Jalan Tamansari Bandung
Cakupan pelayanan air minum di Kota Bandung mengalami peningkatan
selama periode 2008-2012. Jika pada tahun 2008 cakupan pelayanan air
minum bagi masyarakat mencapai 64% saja, maka cakupan ini pada tahun
2012 telah mengalami peningkatan menjadi sebesar 72,43%.
Tabel 0-32
Kebutuhan air bersih Kota Bandung
Jumlah Rumah Tangga Jumlah Kebutuhan Air
No Tahun
(KK) Bersih (liter atau m3)
1. 2009 483.457 362.592.905
2. 2010 564.923 423.692.431
3. 2011 507.446 380.585.670
4. 2012 564.928 423.696.481 *)
*) kebutuhan air berdasarkan standar PU
Jumlah Rumah Tangga yang dilayani kebutuhan air bersihnya oleh PDAM Kota
Bandung tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya, mengingat Kota
Bandung mengalami keterbatasan sumber air baku. Sehingga sejak tahun
2010 sampai dengan tahun 2013 belum ada penambahan kapasitas jaringan.
Tabel 0-33
Pemenuhan Air Bersih dengan PD PAM
Jumlah Rumah Tangga Jumlah KK yang tersambung
No Tahun
(KK) dengan PD PAM (KK)
1. 2009 483.457 121.094
2. 2010 564.923 131.094
3. 2011 507.446 141.094
4. 2012 564.928 141.094
Sumber : Bappeda dan PDAM Kota Bandung Tahun 2012
Hanya 25% rumah tangga di Kota Bandung yang mendapat pelayanan air
bersih dari PDAM Kota Bandung. Selebihnya sekitar 75% rumah tangga
memiliki fasilitas air minum milik sendiri,menggunakan air sumur dangkal
dan dalam untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Kapasitas produksi dari
sumber air baku yang diolah oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah
sebagai berikut.
Tabel 0-34
Kapasitas Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung
Kapasitas
A Air Permukaan Debit Produksi Idle
Terpasang
IPA Badaksinga 1800 l/detik 1.690 l/detik
IPA Dago Pakar 600 l/detik 552 l/detik
MP Dago Pakar 40 l/detik 39 l/detik
MP Cibeureum 40 l/detik 36 l/detik
MP Cipanjalu 15 l/detik 17 l/detik
MP Cirateun 0 l/detik - l/detik
JUMLAH 2.500 l/detik 2.335 l/detik
Kendala utama PDAM Kota Bandung dalam penyediaan air bersih bagi
masyarakat diantaranya ialah keterbatasan sumber air baku. Saat ini sumber
air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung terdiri atas air permukaan
dan air tanah yang berlokasi di dalam Wilayah Kota Bandung dan di luar
Wilayah Kota Bandung.
Gambar 0-7
Kondisi Di Sekitar Sungai Cikapundung
yang Digunakan untuk Wisata Air
Terjadinya pencemaran lingkungan berpengaruh terhadap air tanah dangkal.
Berdasarkan pemeriksaan Dinas Kesehatan Kota Bandung, separuh dari
sumur gali dan sumur pompa di Kota Bandung tidak memenuhi syarat sebagai
air bersih. Di daerah pemukiman hampir semua air yang berasal dari sumur
gali dan sumur pasak sudah tercemar bakteri coli tinja dengan konsentrasi
sudah mencapai 2400 JPT/100 ml, dari analisis sampel yang diambil dari 52
Gambar 0-8
Hilir Sungai Cikapundung di Jalan Tamansari (22 Oktober 2012)
Pertanahan
Tabel 0-35
Hasil Kinerja Urusan Pertanahan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Pertanahan
Kasus tanah Negara di Kota Bandung selama periode 2008-2011 belum ada
yang terselesaikan. Namun pada tahun 2012 kasus tanah Negara dapat
diselesaikan 100%.
Tabel 0-36
Jumlah Tanah Bersertifikat
di Kota Bandung periode 2008-2010
Tahun
No Tanah Bersertifikat Satuan
2008 2009 2010
1. Jumlah tanah yang bersertipikat bidang 487.615 503.437 526.254
2. Hak Milik bidang 399.018 413.631 428.491
3. Hak Guna Bangunan bidang 77.482 79.614 84.339
4. Hak Guna Usaha bidang - - -
5. Hak Pakai bidang 2.224 2.229 2.325
6. Girik bidang - - -
Sumber : BPN Kota Bandung
Tabel 0-37
Hasil Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Dalam perkembangan kota yang semakin kompleks saat ini, diketahui bahwa
sarana bermain anak agar dapat menjadi media tumbuh kembang secara
layak masih dirasakan sangat minim. Ini karena lahan yang terbatas dan
belum adanya perhatian serius. Di sisi lain, eksploitasi anak yang ditunjukkan
dengan masih banyaknya anak jalanan juga perlu ditangani segera.
Pembinaan dan fasilitasi agar anak jalanan dapat mengenyam pendidikan
yang layak perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Tabel 0-39
Hasil Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Sosial
Tabel 0-40
Hasil Kinerja Urusan Sosial
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Sosial
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo
1 60 buah 60 buah 60 buah 60 buah 60 buah
dan panti rehabilitasi
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Kota Bandung sebagai kota metropolitan juga tidak terlepas dari masalah
kesejahteraan sosial. Banyaknya anak jalanan, gelandangan, pengemis dapat
ditemui secara mudah di beberapa ruas jalan di Kota Bandung. Tercatat di
tahun 2011 sedikitnya terdapat 948 gelandangan, 4.162 pengemis, dan 4.861
anak jalanan.
Gambar 0-9
Anak Jalanan dan Pengemis di
Salah Satu Sudut Jalan Kota Bandung
Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) hingga kini
terus diupayakan Dinas Sosial Kota Bandung dengan berbagai cara, salah
satunya pendampingan serta pemberian pekerjaan bagi orang-orang yang
bekerja di jalan agar menjadi produktif.Jenis dan jumlah masalah
kesejahteraan sosial di Kota Bandung pada tahun 2011 dapat dilihat dalam
Tabel berikut.
Tabel 0-41
Masalah Kesejahteraan Sosial Di Kota Bandung PadaTahun 2011
No Jenis Masalah Satuan Jumlah
1 Gelandangan orang 948
2 Pengemis orang 4.162
Ketenagakerjaan
Tabel 0-42
Hasil Kinerja Urusan Ketenagakerjaan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Ketenagakerjaan
1 Tingkat partisipasi angkatan kerja1) 60,06%, 60,71% 60,73% 61,40% 63,14%
2 Pencari kerja yang ditempatkan2) 11,20% 8,64% 9,44 % 39,24% 45,77%
3 Tingkat pengangguran terbuka3) 15,27% 13,29% 12,17% 10,34% 9,17%
Tingkat keselamatan dan perlindungan tenaga
4 82,99% 84,15% 85,47% 87,00% 86,32%
kerja3)
Tingkat penyelesaian perselisihan hubungan
5 84,43% 87,00% 91,30% 62,16% 67,78%
industrial (PHI)3)
Sumber :
1) BPS Kota Bandung (diolah)
2) LPPD AMJ Kota Bandung
3) LKPJ AMJ Kota Bandung
Tingkat pencari kerja yang ditempatkan di Kota Bandung selama lima tahun
terakhir mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Jika pada tahun 2008
hanya 11,20% saja pencari kerja yang ditempatkan, maka di tahun 2012
mengalami peningkatan menjadi 45,77%.Hal ini menunjukkan fasilitasi dan
sistempenyusunan informasidata penempatanoleh Dinas Tenaga Kerja
mengalami perbaikan dan memiliki kontribusi positif pada penurunan angka
pengangguran yang ada di Kota Bandung.
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
2008 2009 2010 2011* 2012**)
Grafik 0-33
Tingkat Pengangguran Terbukadi Kota Bandung
periode 2008-2012
Tabel 0-43
Hasil Kinerja Urusan KUMKM
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Capaian Kinerja
No
`Kinerja Pembangunan Daerah 2008 2009 2010 2011 2012
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1 Koperasi aktif 75,93% 76,18 % 76,47 % 77,44% 78,09%
2 Jumlah Usaha Kecil Mikro dan Menengah Binaan 2.800 4.121 4.221 4.425 4.531
Sumber : LKPJ AMJ Kota Bandung
Anggota koperasi yang terdata di Kota Bandung sampai saat ini sekitar
567.000 anggota dengan aset yang dimiliki sekitar Rp 5,9 triliun, serta SHU
sekitar Rp. 882 milyar, yang mampu menampung tenaga kerja sekitar 3.207
orang.Jumlah Koperasi di tahun 2012 mencapai 2.620. Secara umum jumlah
koperasi aktif mengalami peningkatan meskipun jumlahnya relatif kecil, jika
pada tahun 2008 koperasi aktif yang ada di Kota Bandung mencapai 75,93%,
maka pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 78,09%.
Selain koperasi, usaha mikro dan kecil tidak merupkan potensi ekonomi yang
besar karena dapat menyerap tenaga kerjanya yang cukup banyak, serta
memiliki resistensi terhadap gejolak eksternal.Jumlah usaha mikro, kecil dan
menengah yang menjadi binaan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung terus tumbuh dari sebanyak
2.800 unit usaha pada Tahun 2008 menjadi4.531 unit usaha pada Tahun 2012.
Dengan melihat manfaat, kontribusi serta sifatnya yang “easy entrance” UMKM
harus dibantu dan difasilitasi oleh berbagai stakeholders, seperti pemerintah,
Penanaman Modal
Jumlah nilai investasi lokal (Non PMDN/PMA) di Kota Bandung pada tahun
2008 mencapai Rp. 3,601triliun. Namun pada tahun 2009 mengalami
penurunan menjadi sebesar Rp.1,916 triliun.Pada tahun 2010 nilai investasi
mengalami kenaikan yang tinggi, seiring membaiknya kondisi ekonomi
nasional dan global, yaitu sebesar Rp. 2,413 triliun. Di tahun 2011 nilai
investasi yang dapat diserap mencapai puncaknya, yaitu sebesar Rp. 4,059
triliun. Akan tetapi, pada tahun 2012 terjadi penurunan pada investasi lokal
di Kota Bandung, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai kejenuhan dan
penurunan pada pelaku investasi di Kota Bandung.
Tabel 0-44
Hasil Kinerja Urusan Penanaman Modal Non-PMA/PMDN
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Penanaman Modal
Nilai Investasi Lokal Total (Non PMA & PMDN)
1 3,601 1,916 2,413 4,050 1,805
(Triliun Rp)
Sumber :LKPJ AMJ Kota Bandung
Secara umum, dari tahun 2008 hingga 2012 nilai realisasi PMDN di Kota
Bandung selalu mengalami fluktuasi, pada tahun 2009 realisasi investasi lokal
Non PMA/PMDN mengalami penurunan, yaitu mencapai -46,79 %. Kenaikan
tertinggi nilai realisasi investasi lokal Non PMA/PMDN di Kota Bandung
terjadi di tahun 2011, yaitu mencapai 67,84 %.
4.000
Rp Triliun
3.000
2.000
1.000
0.000
2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 0-34
Realisasi Investasi Tahun 2008 s.d 2012
Kebudayaan
Kota Bandung sebagai kota seni dan budaya dikenal luas di tingkat nasional
bahkan mancanegara. Sebagai wahana untuk dapat melestarikan seni dan
budaya yang ada di masyarakat, Kota Bandung setiap tahunnya selalu
melakukan penyelenggaran festival seni dan budaya yang diperuntukan bagi
warga dan wisatawan serta pemeliharaan benda, situs dan cagar budaya.
Tabel 0-45
Hasil Kinerja Urusan Budaya Kota Bandung Periode 2008-2012
Kebudayaan
1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya na na na 486 kali 154 kali
2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 5 Buah 26 Buah 26 Buah 26 Buah 26 Buah
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
3 na na na 15,54% 15,54%
dilestarikan
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Tabel 0-46
Hasil Kinerja Urusan Kebudayaan dan Olahraga
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Kebutuhan akan sarana kepemudaan, seperti balai karang taruna hingga saat
ini dirasakan masih belum optimal. Oleh karena itu bantuan dalam
penyediaan balai karang taruna masih ditingkatkan.Dalam penyediaan sarana
olahraga, diketahui bahwa perkembangan jumlah lapangan olahraga per
satuan penduduk di Kota Bandung selama periode 2008-2012 cukup
mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2008 lapangan olahraga per satuan
penduduk hanya sebesar 0,01%, maka di tahun 2012 mengalami peningkatan
menjadi 0,04%. Lapangan olah raga per satuan penduduk dalam hal ini ialah
jumlah lapangan olahraga di tingkat kota tiap 1000 penduduk.
Tabel 0-47
Hasil Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Kerjasama antara pemeluk agama dalam pembangunan kota yang saat ini
telah berjalan, perlu untuk lebih ditingkatkan terutama melalui forum rutin
diskusi lintas agama.
Tabel 0-48
Hasil Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Tata kelola keuangan daerah Kota Bandung masih menyisakan kendala. Hal
ini diindikasikan oleh Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Bandung yang masih ada di level Wajar Dengan Pengecualian
Selain itu, kendala penting untuk segera diatasi adalah rendahnya kapasitas
dan integritas aparatur sebagai upaya mewujudkan pemerintahan yang
transparan, bersih dan bebas KKN, serta mencapai pelayanan prima kepada
masyarakat. Adanya beberapa kasus oknum PNS Kota Bandung yang terlihat
dalam kasus korupsi masih mengindikasikan bahwa penyelenggaraan
pemerintah daerah belum sepenuhnya bebas dari KKN.
Ketahanan Pangan
Untuk menjaga ketahanan pangan di Kota Bandung, sejak tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012Pemerintah kotatelah membebaskan38 Ha sebagaisawah
abadi dengan nilai total Rp 27 milyar, dari target yang dicanangkan sekitar
100 Ha.Selain sebagai salah satu upaya ketahanan pangan, sawah abadi juga
diperuntukan bagi perluasan ruang terbuka hijau.
Tabel 0-49
Hasil Kinerja Urusan Ketahanan Pangan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Capaian Kinerja
No
`Kinerja Pembangunan Daerah 2008 2009 2010 2011 2012
Ketahanan Pangan
Belum Belum Belum
1 Regulasi ketahanan pangan2) Ada Ada
ada ada Ada
2 Ketersediaan pangan utama2) 184.046,32 22.327,57 NA NA 5859.2
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Penyediaan pangan di Kota Bandung hingga saat ini masih terkendala oleh
beberapa faktor diantaranya (i) keterbatasan lahan, (ii) anomali iklim dan (iii)
bencana banjir, dan (iv) keamanan pangan.
Rukun Waga atau Rukun Tetangga (RW/RT) sebagai ujung tombak pelayanan
kepada masyarakat hendaknya didorong untuk lebih berperan dalam
penyelenggaraan proses pembangunan mulai dari perencanaan sampai
dengan evaluasinya. Selain RT/RW, PKK menjadi aktor lain yang juga perlu
mendapat perhatian, Jumlah tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) aktif di Kota Bandung selama periode 2009-
2012 mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2009 hanya 72% PKK yang
aktif, maka di tahun 2012 capaian PKK aktif telah mencapai 100%.Selama
periode 2008-2012, diketahui seluruh posyandu yang ada di Kota Bandung
berjalan secara aktif, sehingga capaiannya mencapai 100%.
Tabel 0-50
Hasil Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Statistik
Buku Kota Bandung Dalam Angka selama periode 2008-2012 selalu tersedia
setiap tahunnya. Jenis data yang ditampilkan meliputi sektor pemerintahan,
Tabel 0-51
Hasil Kinerja Urusan Statistik
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Statistik
1 Buku ”Kota dalam angka” Ada Ada Ada Ada Ada
2 Buku ”PDRB Kota” Ada Ada Ada Ada Ada
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Kearsipan
Pengelolaan arsip yang baik harus dapat menjamin ketersediaan arsip yang
memberikan kepuasan bagi pengguna, serta menjamin keselamatan arsip itu
sendiri. Perkembangan penerapan pengelolaan arsip secara baku di Kota
Bandung pada tahun 2012 sudah mencapai 100%.
Tabel 0-52
Hasil Kinerja Urusan Kearsipan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Capaian Kinerja
No
`Kinerja Pembangunan Daerah 2008 2009 2010 2011 2012
A. 24 Kearsipan
1 Penerapan penyelenggaraan arsip secara baku 11,60% 11,60% na na 100%
2 Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan Tidak ada 1 keg. 1 keg. 1keg. 2 keg.
Penerapan teknologi informasi melalui media online dalam hal ini website
telah menjadi kebutuhan yang wajib dan sebagai salah satu pelayanan yang
disediakan oleh pemerintah daerah bagi masyarakat luas. Ketersediaan
website milik Pemerintah Daerah Kota Bandung telah tersedia selama ini.
Salah satunya melalui http://www.bandung.go.id. Ragam informasi terkait
Kota Bandung dapat secara mudah diakses.
Tabel 0-53
Hasil Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Perpustakaan
Tabel 0-54
Hasil Kinerja Urusan Perpustakaan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Perpustakaan
1 Pengunjung perpustakaan 0,09% 0,11% 0,04% 0,54% 0,17%
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
2 56,24% 0,90% 66,6 % 43% 42,81%
daerah
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Hingga saat ini, peran perpustakaan dirasa masih kurang dalam rangka
menarik minat baca masyarakat agar mau membaca diperpustakaan. Selain
itu, ketersediaan sarana prasarana yang kurang memadai dan letak
perpustakaan yang masih relatif jauh dengan tempat tinggal masyarakat juga
menjadi salah satu penyebab minimnya pengunjung perpustakaan. Di sisi lain,
makin mudahnya akses internet juga menjadi salah satu penyebab makin
minimnya pengunjung perpustakaan.
Produktivitas padi Kota Bandung pada tahun 2011 mencapai 61,07kw/ha dan
mengalami kenaikan menjadi 62,83kw/ha di tahun 2012.Produktivitas
Palawija pada tahun 2011 sebanyak 70,94 kw/ha. dan mengalami
peningkatan menjadi 71,00 kw/ha di tahun 2012. Produktivitas Hortikultura,
pada tahun 2011 mencapai 112,07 kw/ha dan mengalami kenaikan menjadi
114,46 kw/ha. di tahun 2012. Produktivitas Tanaman Hias pada tahun 2011
sebanyak 145.000 pot/tahun dan mengalami kenaikan menjadi sebanyak
184.500 pot/tahun di tahun 2012.Produktivitas padi Kota Bandung di tahun
2011 mencapai 6,1 ton/ha dan mengalami kenaikan menjadi 6,2 ton/ha di
tahun 2012.
Tabel 0-55
Hasil Kinerja Urusan Pertanian
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Pertanian
Pariwisata
Kota Bandung merupakan destinasi wisata unggulan Provinsi Jawa Barat, dan
Nasional baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Perkembangan pariwisata Kota Bandung ditopang oleh ketersediaan dan
variasi produk wisata perkotaan dalam bentuk berbagai fitur kota, baik
elemen primer maupun sekunder seperti: pengetahuan, sejarah, budaya,
heritage, kuliner, belanja dan lainnya.
Kota Bandung saat ini didominasi oleh kegiatan wisata belanja, khususnya
dengan perkembangan factory outlet yang marak. Sejalan dengan fungsi
Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat dan kota jasa, produk
pariwisata MICE (Meeting, Incentive, Confererence, Exhibition), serta wisata
berbasis pendidikan (knowledge-based tourism) juga menjadi unggulan utama
kawasan wisata ini.
Tabel 0-56
Hasil Kinerja Urusan Pariwisata
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Pariwisata
1 Kunjungan wisata (orang) 2.746.076 3.096.869 3.928.157 4.076.072 3.513.705
Sumber :LPPD AMJ Kota Bandung
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan di Kota Bandung dan
menyumbangkan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian
Kota Bandung.Pengembangan sektor pariwisata dapat diarahkan menjadi
Bandung MICE City. Selain itu, terobosan dalam ketersediaan sarana
prasarana pendukung pariwisata menjadi salah satu perhatian penting untuk
meningkatkan kunjungan wisata, diantaranya dapat melalui bus/tram wisata,
sepeda wisata serta pengadaan fertival dan destinasi wisata baru, agar Kota
Bandung tetap aktraktif dan didukung dengan media promosi yang efektif.
Tingkat konsumsi ikan di Kota Bandung juga setiap tahunnya melebihi dari
target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2012 tingkat konsumsi ikan di Kota
Bandung mencapai 102,64%.
Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor unggulan Kota Bandung dan
terus menunjukkan trend perkembangan yang pesat. Hal ini ditunjukkan
dengan besarnya kontribusi sektor ini terhadap perekonomian Kota Bandung.
Jika pada tahun 2008 kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
mencapai 37,59%, di tahun 2012 kontribusinya meningkat menjadi 41,02%.
Ekspor bersih perdagangan Kota Bandung pada tahun 2008 mencapai $695,4
juta. Namun di tahun 2009 mengalami penurunan menjadi sebesar $512,2
juta, namun di tahun 2010 hingga 2012, ekspor bersih perdagangan Kota
Bandung mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Tabel 0-58
Hasil Kinerja Urusan Perdagangan
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Perdagangan
1 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB 37,59% 40,98% 41,76% 40,64% 41,02%
Gambar 0-10
Kondisi PKL di Kawasan Zona Merah Alun-alun Kota Bandung
Perindustrian
Tabel 0-59
Hasil Kinerja Urusan Perindustrian
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Perindustrian
1 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 28,14 % 24,49 % 23,30 % 24,70% 22,72%
2 Pertumbuhan Industri 22,18 % 10,67 % 2,09% 2,13% 0,72 %
Sumber :LKPJ AMJ Kota Bandung
Tabel 0-60
Jenis Industri Kreatif di Kota Bandung
Jenis Industri Kreatif
1. Periklanan 9. Musik
2. Arsitektur 10. Seni Pertunjukan
3. Benda Seni 11. Penerbitan dan Percetakan
4. Kerajinan 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak
5. Desain 13. Televisi dan Radio
6. Fesyen 14. Riset dan Pengembangan
7. Video, Film& Fotografi 15. Kuliner
8. Permainan Interaktif
Dari ke 15 jenis jenis industri kreatif tersebut, yang paling menonjol di Kota
Bandung adalah (i) desain, (ii) kerajinan tangan/kriya, (iii) arsitektur, (iv)
musik, (v) seni pertunjukan, dan (vi) riset dan perkembangan.
Ketransmigrasian
Tabel 0-61
Hasil Kinerja Urusan Ketransmigrasian
Pemerintah Daerah Kota Bandung Periode 2008-2012
Ketransmigrasian
Tingkat Kesepakatan dengan Pemerintah 33,30% 40% 40% 66,6% 50%
1 Daerah Lokasi Transmigrasi
Tabel 0-62
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Bandung Periode 2007-2010 (Rp Milyar)
Tahun
Kelompok Pengeluaran
2007 2008 2009 2010
Konsumsi Rumah Tangga 31.490,62 37.168,63 43.136,26 49.723,87
Makanan 13.163,17 15.600,57 18.081,11 20.813,14
Non Makanan 18.327,45 21.568,05 25.055,14 28.910,73
Produk Domestik Regional Bruto 50.552,18 60.444,49 70.281,16 82.002,18
Sumber : BPS Kota Bandung, PDRB Menurut Penggunaan Kota Bandung Tahun 2007-2010
Menurut Otto Soemarwoto (2002), koefisien air larian di Kota Bandung pada
tahun 1960-an kira-kira 40% dan Bandung Utara 25%. Sekarang di daerah
kota diperkirakan 75% dan di Kawasan Bandung Utara 60%. Tingginya air
larian menyebabkan menurunnya air yang meresap ke dalam tanah, sehingga
di musim kemarau mengalami kekeringan. Sebaliknya tingginya air larian
tersebut menimbulkan banjir di musim hujan. Luas area yang terkena banjir
Di Kota Bandung terdapat 472 restoran dan 14 bar yang tersebar di beberapa
kawasan dengan beragam variasi masakan dan minuman. Keberagaman
kuliner yang dimiliki Kota Bandung merupakan salah satu potensi terbesar
untuk menarik wisatawan dan juga daya tarik/keunikan tersendiri apabila
dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia.
Terdapat 89 hotel berbintang dan 190 hotel melati di Kota Bandung, ditambah
dengan ratusan penginapan/losmen/hostel yang tersebar di seluruh penjuru
Kota Bandung mendorong datangnya berbagai kelas turis, baik domestik
maupun asing. Mulai dari yang masih remaja hingga manula dapat
menyesuaikan kebutuhan akomodasi mereka dengan dana yang mereka
miliki.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, dari 639.366 rumah tangga
di Kota Bandung, sebanyak 637.882 rumah tangga atau 99,41% telah
menggunakan listrik PLN. Sementara sisanya sebanyak 1.484 rumah tangga
7,000
6,144 6,277
6,000
5,217 5,307
5,000
Jumlah Gangguan
4,000
3,000
2,000
1,000
-
2008 2009 2010 2011
Sumber : BPS Kota Bandung (Polwiltabes Bandung)
Grafik 0-35
Perkembangan Gangguan Umum Kamtibmas di Kota Bandung
Tahun 2008-2011
Seperti halnya kota-kota besar lain di Indonesia, Kota Bandung juga
mempunyai angka kriminalitas relatif masih tinggi. Jumlah gangguan
kamtibmas di Kota Bandung selama tahun 2008-2010 cukup mengalami
peningkatan, kemudian mengalami penurunan di tahun 2011. Jika pada tahun
2010 jumlah gangguan kamtibmas mencapai 6.277 kejadian, maka di tahun
2011 berkurang menjadi 5.307 kejadian.
Respon warga terhadap gejala ini antara lain nampak dari penjagaan
keamanan diri secara spontan dalam bentuk penutupan akses ke kawasan-
kawasan permukiman (terutama dari golongan mampu) yang sekaligus
menimbulkan kesan eksklusivisme; selain kegiatan ronda sebagai wujud
penjagaan keamanan komunitas.
Pengurusan proses perizinan yang cukup lama telah menjadi salah satu
kendala utama dalam iklim investasi di Indonesia secara umum. Dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakatdan dunia usaha terkait
perzinan, Pemerintah Kota Bandung telah membentuk Unit Pelayanan Satu
Atap melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).
Sesuai dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 550 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
standar waktu pelayanan perizinan ditentukan sebagai berikut :
Tabel 0-64
Standar Waktu Pelayanan Perizinan
Jenis Pajak Daerah yang direncanakan menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah
Kota Bandung meliputi: (1) Pajak Hotel (2) Pajak Restoran; (3) Pajak Hiburan;
(4) Pajak Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; (6) Pajak Parkir; (7) Pajak Bea
Pelepasan Hak Atas Tanah dan Bangunan; dan (8) Pajak Air Bawah Tanah dan
(9) Pajak Bumi dan Bangunan. Penerimaan Pajak Daerah pada Tahun 2012
dapat direalisasikan sebesar Rp. 821.196.329.264,00 (sebelum dilakukan
audit oleh BPK-RI).Rincian hasil pajak daerah dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 0-65
Perincian Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2012 (Sebelum dilakukan audit BPK-RI)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan komponen
terbesar dalam pendapatan pajak daerah Kota Bandung. BPHTB yang semula
merupakan Pajak Pusat, telah beralih menjadi pajak daerah sejak 1 Januari
2011 sesuai dengan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
sehingga menjadi salah satu komponen potensial pendapatan daerah.
Pengalihan BPHTB ke dalam kas daerah diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi bagi Pemerintah Kota untuk membiayai pembangunan daerahnya.
Begitu juga halnya dengan Pajak Air Bawah Tanah yang semula merupakan
Pajak Provinsi telah beralih menjadi Pajak Daerah sejak Bulan Februari 2011.
Jenis Retribusi Daerah yang menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kota
Bandung meliputi: (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan; (2) Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan; (3) Retribusi Penggantian Biaya KTP
dan Akte Catatan Sipil; (4) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan
Mayat; (5) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; (6) Retribusi
Pengujian Kendaraan Bermotor; (7) Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
(8) Retribusi Terminal; (9) Retribusi Rumah Potong Hewan; (10) Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olah Raga; (11) Retribusi Penyeberangan di Air; (12)
Retribusi Pengolahan Limbah Cair; (13) Retribusi Pembinaan dan Promosi
Penyelenggaraan Usaha; (14) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; (15)
Retribusi Izin Gangguan/Keramaian; (16) Retribusi Ijin Trayek; (17) Retribusi
Izin Bidang Perindustrian dan Perdagangan; (18) Retribusi Izin Peruntukan
Cukup tingginya rasio lulusan S1/S2/S3 yang ada di Kota Bandung didukung
dengan banyaknya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi
Swasta (PTS) yang telah memiliki reputasi yang cukup baik pada skala
Internasional maupun regional.
B. Rasio Ketergantungan
Tabel 0-68
Rasio Ketergantungan di Kota Bandung
Periode 2007-2011
3
Gambaran Pengelolaan
Keuangan Daerah serta
Kerangka Pendanaan
Periode kinerja keuangan Kota Bandung disajikan untuk periode tahun 2009-
2013, namun untuk penyajian data diuraikan mulai tahun 2008 sebagai data
dasar atau kondisi eksisting periode tahun 2009-2013, serta untuk memenuhi
teknis penghitungan rata-rata pertumbuhan. Data kinerja keuangan tahun
2008 sampai dengan tahun 2011 diperoleh dari Peraturan Daerah
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2008 sampai
dengan Tahun Anggaran 2011.
Adapun data kinerja keuangan tahun 2013 tidak dapat disajikan karena masih
dalam proses perjalanan tahun anggaran, sedangkan tahun 2012 merupakan
data yang belum selesai diaudit, dan diperoleh dari Laporan Realisasi APBD
Tahun Anggaran 2012.
Struktur APBD Kota Bandung terdiri atas: (1) Penerimaan Daerah yang di
dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah;
(2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah dan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Secara umum komponen APBD terdiri dari:
1. Komponen Pendapatan:
2. Komponen Belanja:
3. Komponen Pembiayaan:
Tabel 0-1
Perubahan APBD Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008 s.d. 2012
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
315,856,408,627.45 276,159,742,488.00 374,969,409,630.00 278,945,180,269.00 293,759,835,532.00
DAERAH
Silpa Tahun Anggaran
1 298,356,408,627.45 258,659,742,488.00 372,469,409,630.00 276,445,180,269.00 293,759,835,532.00
Sebelumnya
2 Penerimaan kembali pinjaman 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
18,228,630,757.87 63,920,782,330.00 13,694,763,236.00 17,880,000,000.00 39,000,000,000.00
DAERAH
Penyertaan Modal (Investasi)
1 13,000,000,000.00 62,000,000,000.00 10,000,000,000.00 12,500,000,000.00 31,000,000,000.00
Pemerintah Daerah
Pendapatan Daerah Kota Bandungdari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini
dapat dilihat dari target dan realisasi Pendapatan Daerahtahun 2008 sampai
dengan 2012 (Tabel 3.2).
Tabel 0-2
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Target Setelah Bertambah/
Realisasi %
Anggaran Perubahan APBD Berkurang
2008 1,962,781,413,439.00 2,018,841,349,189.30 102.86 56,059,935,750.30
2009 2,286,657,833,357.08 2,402,466,979,725.00 105.06 115,809,146,367.92
2010 2,493,858,908,628.31 2,440,160,360,714.00 97.85 53,698,547,914.31
2011 3,051,131,745,545.23 3,115,296,523,905.00 102.10 64,164,778,359.77
2012*) 3,609,909,735,354.63 3,666,693,409,600.00 101.57 56,783,674,245.37
Jumlah 13,404,339,636,324.20 13,643,458,623,133.30 101.78
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011
*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
5.00 106
102.86 105.06
4.50 102.1 104
101.57
4.00 102
3.67
3.61
3.00 98
RP Triliun
3.12
3.05
2.50 96
2.49
2.44
2.40
2.00 94
2.29
2.02
1.96
1.50 92
1.00 90
0.50 88
0.00 86
2008 2009 2010 2011 2012*)
Target APBD (Setelah Perubahan) Realisasi APBD Capaian Realisasi (%)
Grafik 0-1
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-3
Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah
Jenis Penerimaan (%)
2008 2009 2010 2011 2012 *)
PAD 15.58 14.99 18.11 26.75 27.43
Dana perimbangan 81.99 74.14 59.80 45.16 49.28
Penerimaan lainnya
2.42 10.87 22.09 28.10 23.29
yang sah
Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011
*) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat
3Laporan “Deskripsi dan Analisis APBD 2012”, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian
Keuangan
60%
81.99
50% 74.14 45.16 49.28
59.8
40%
30%
20%
26.75 27.43
10% 15.58 18.11
14.99
0%
2008 2009 2010 2011 2012 *)
PAD Dana perimbangan Penerimaan lainnya yang sah
Grafik 0-2
Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
Hal ini menunjukkan bahwa rasio ketergantungan daerah4 Kota Bandung
(ditunjukkan oleh rasio PAD terhadap total pendapatan) lebih baik
dibandingkan dengan rata-rata kabupaten/kota lain secara nasional.Dengan
semakin besar kontribusi PAD atas pendapatan daerah, maka kemandirian
daerah semakin besar.
Tabel 0-4
Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Kota BandungTahun Anggaran 2008-2012
4Rasio ketergantungan daerah menggambarkan tingkat ketergantungan suatudaerah terhadap bantuan pihak
eksternal. Semakin tinggi ketergantungan suatudaerah, semakin tinggi tingkat ketergantungan daerah terhadap
bantuan pihakeksternal.Dalam hal ini semakin besar angka rasio PAD maka ketergantungan daerah semakin kecil.
50
40
30
21.6 20.04
20
9.97 11.39
10
0
PAD Perimbangan Pendapatan Lain Yang Sah
Grafik 0-3
Komposisi Pendapatan Kab/Kota di Indonesia dan Kota Bandung
Tahun 2010-2012
Secara terperinci, target dan realisasi pendapatan daerah selama periode
Tahun Anggaran 2009-2013tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut :
820.56
727.00
600 80
667.11
RP Milyar
500
546.00
60
400
300 40
301.78
291.80
255.51
200
250.34
214.43
213.16
20
100
0 0
2008 2009 2010 2011 2012*)
Grafik 0-4
Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Berdasarkan tabel di atas pada Tahun 2011 dan 2012 terdapat kenaikan pajak
daerah dikarenakan ada tambahan jenis pajak yaitu BPHTB dan Pajak Air
Tanah.
Tabel 0-9
Target dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Penerimaan Lain-lain PAD yang sah utamanya bersumber dari: (a) Hasil
Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; (b) Jasa Giro; (c) Pendapatan
Bunga; (d) Tuntutan Ganti Rugi (TGR); (e) Komisi,(f) Potongan dan
Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah; (g) Pendapatan Denda atas
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (h) Pendapatan Denda Pajak; (i)
Pendapatan Denda Retribusi; (j) Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan; (k)
Pendapatan dari Pengembalian; (l) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (m)
Pendapatan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; (n) Pendapatan
dari Angsuran/Cicilan Penjualan; dan (o) Pendapatan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013, target
Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah sebesar Rp.
293.684.556.792,00 sedangkan realisasinya mencapai Rp.
277.242.213.846,00atau mengalamipencapaian sebesar 94,40persen,
disajikan pada Tabel 3.10.
2) Dana Perimbangan
Tabel 0-12
Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
1,000 122.01
900 120
123.34 105.04 102.95
800 97.74
80
500
60
495.16
471.41
446.35
400
433.57
414.02
386.78
365.04
356.78
300 40
335.66
317.01
200
20
100
0 0
2008 2009 2010 2011 2012*)
Target APBD (Setelah Perubahan) Realisasi Capaian Realisasi (%)
Grafik 0-5
Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
Penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Umum
selama periode Tahun Anggaran 2009-2013 adalah sebesar Rp.
5.281.103.407.600,00sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp.
Tabel 0-14
Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Target Setelah Bertambah/
Anggaran Perubahan APBD
Realisasi %
Berkurang
2008 965,516,430,000.00 965,518,566,800.00 100.00 2,136,800.00
2009 989,245,660,000.00 989,233,620,000.00 99.99 (12,040,000.00)
2010 997,018,087,600.00 912,571,834,000.00 91.53 (84,446,253,600.00)
2011 1,005,642,188,000.00 1,005,642,188,000.00 100.00 -
2012*) 1,323,681,042,000.00 1,323,681,042,000.00 100.00 -
Jumlah 5,281,103,407,600.00 5,196,647,250,800.00 98.40
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011
*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus dimulai pada
tahun 2008, dengan target dan realisasi penerimaan selama periode Tahun
Anggaran 2009-2013 adalah sebesar Rp.213,445,431,000.00, dan Rp.
186,646,641,000.00 atau tercapai sebesar 87.44 persen, disajikan pada
Tabel 3.14.
Tabel 0-15
Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
Realisasi Dana Alokasi Khusus pada Tahun 2010 dan 2011 hanya mencapai
81.07% dan 75.00% karena pada Tahun 2010 Anggaran Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas:(a) Pendapatan Hibah, (b)
Dana Penyesuaian dan OtonomiKhusus, (c) Bantuan Keuangan dari
Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya, (d) Dana Transfer Pusat, (e) Dana
Insentif Daerah (DID), dan (f) Lain-lain Penerimaan. Target Lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah secara akumulasi tidak terlampaui. Selama
periode Tahun Anggaran 2009-2013, ditargetkan sebesar Rp.
2.544.736.790.016,00dengan realisasi sebesarRp.
729.549.978.070,00atau sebesar28,67 persen (Tabel 3.15).
Tabel 0-16
Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
2008 - - - -
2009 - 37,511,925,000.00 - 37,511,925,000.00
2010 - 115,079,253,600.00 115,079,253,600.00
2011 7,500,000,000.00 7,500,000,000.00 100.00 -
2012*) - - - -
Jumlah 7,500,000,000.00 160,091,178,600.00 2,134.55
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011
*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Tabel 0-18
Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008 - 2012
2008 - -
2009 - - - -
2010 54,987,734,942.00 20,714,516,473.00 37.67 (34,273,218,469.00)
2011 363,373,782,338.00 364,397,875,479.00 100.28 1,024,093,141.00
2012*) 293,695,361,000.00 293,695,361,000.00 100.00 -
Jumlah 712,056,878,280.00 678,807,752,952.00 95.32
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011
*) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Dana Bagi Hasil
Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya secara akumulasi di periode
Tahun Anggaran 2009-2013, targetnya sebesar Rp. 1,843,729,939,652.17
Tabel 0-19
Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
Kota BandungTahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-20
Target dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Prov/Kab/Kota/Lainnya
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
2008 - - -
Tabel 0-21
Target dan Realisasi Lain-lain Penerimaan
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
300 180
156.33
160
250
126.22 121.69 140
Capaian Realisasi
200 120
196.52
99.75
RP Milyar
88.95 100
261.09
214.55
150
80
131.47
131.80
125.71
102.94
100 60
91.56
40
50
48.90
38.75
20
0 0
2008 2009 2010 2011 2012*)
Target APBD (Setelah Perubahan) Realisasi Capaian Realisasi (%)
Grafik 0-6
Target dan Realisasi Lain-Lain Penerimaan
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
PAD Kota Bandung, kontribusi terbesar bersumber dari Pajak Daerah, yaitu
rata-rata 73.5 persen di tahun 2009-2013. Sumber PAD lainnya adalah dari
Retribusi Daerah yang memberikan kontribusi sekitar 15.7 persen dan dari
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar 1.8 persen.
Tabel 0-23
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
5.0 93.00
91.09
4.5 89.67 90.31
88.36 90
4.0
Capaian Realisasi
3.86
3.5
3.49
85
3.31
3.0
RP Triliun
3.08
2.5
2.86
2.50
2.52
2.0 80
2.24
2.26
2.06
1.5
1.0 75
0.5
0.0 70
2008 2009 2010 2011 2012*)
Grafik 0-7
Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Belanja daerah terbagi ke dalam dua kelompok belanja yaitu: (a) Belanja
Tidak Langsung (BTL) dan (b) Belanja Langsung (BL).
Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a)Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga,
(c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, dan (f)
Belanja Tidak Terduga.Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013
terealisasi sebesar Rp. 8,302,990,831,022.00atau 97.64 persen dari target
yang telah ditetapkansebesar Rp. 8,503,860,947,729.60 sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.23.
Tabel 0-24
Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-25
Target dan Realisasi Belanja Pegawai Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-26
Target dan Realisasi Belanja Subsidi Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-27
Target dan Realisasi Belanja Hibah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Capaian Realisasi
95
400
411.23
428.63
RP Milyar
90
343.73
328.98
300
263.49
85
265.46
200
209.02
80
199.57
184.45
179.26
100 75
0 70
2008 2009 2010 2011 2012*)
Target APBD (Setelah Perubahan) Capaian Realisasi Capaian (%)
Grafik 0-8
Target dan Realisasi Belanja Hibah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013, Belanja Bantuan Sosial
terealisasisebesar Rp. 237,954,241,689.00atau98.97 persen dari target
sebesar Rp. 240,436,772,840.00. Pada Tahun Anggaran 2012, target dan
realisasinya mengalami penurunan yang cukup signifikan disebabkan
berlakunya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana disajikan dalam Tabel di bawah
ini.
Tabel 0-28
Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Target Belanja Tidak Terduga (BTT) selama periode Tahun Anggaran 2009-
2013 sebesar Rp. 20,159,998,385.91dengan realisasi sebesar
Rp.6,000,508,484.00 atau 29.76 persen. Penganggaran belanja tidak terduga
tidak dapat diprediksi dan diluar kendali Pemerintah Daerah. Belanja ini
merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa,
bersifat berjaga-jaga. Data selengkapnya disajikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 0-30
Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-31
Target dan Realisasi Belanja Langsung Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
2,000 100
91.05
1,800 87.43
90
1,600 79.54 81.51
1,400
1,392.25
1,200
RP Milyar
70
1,383.15
1,217.23
1,201.53
1,000
1,107.12
60
893.52
800
889.60
880.57
600 50
715.33
400
40
200
0 30
2008 2009 2010 2011 2012*)
Target APBD (Setelah Perubahan) Capaian Realisasi Capaian (%)
Grafik 0-9
Target dan Realisasi Belanja Langsung Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-32
Target dan Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Langsung
Kota Bandung Tahun Anggaran 2008-2012
Target Belanja Barang dan Jasa pada Belanja Langsung selama periode Tahun
Anggaran2009-2013 sebesar Rp. 2,321,004,849,951.00sedangkan
realisasinya sebesar Rp. 2,037,976,353,074.55atau 87.81persen, disajikan
pada Tabel 3.32.
Tabel 0-33
Target dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Tabel 0-34
Target dan Realisasi Belanja Modal Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
84.89 90
1,400 79.40
74.15 77.58 80
1,200
Capaian Realisasi
1,000 70
62.44
1,039.75
RP Milyar
800
60
600
721.03
806.67
649.71
50
612.08
400
527.28
405.70
434.71
390.99
345.16
40
200
0 30
2008 2009 2010 2011 2012*)
Target APBD (Setelah Perubahan) Realisasi Capaian Realisasi (%)
Grafik 0-10
Target dan Realisasi Belanja Modal Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Bila struktur belanja Pemerintah Kota Bandung dibandingkan dengan
kabupaten/kota lain di Indonesia, menunjukkan bahwa Belanja Langsung
(44,57%) umumnya lebih kecil dari pada Belanja Tidak Langsung (55,43%).
Dalam sudut pandang alokasi anggaran, kondisi Kota Bandung relatif lebih
baik dibandingkan dengan angka nasional, karena persentase belanja
langsungnya relatif lebih besar daripada rata-rata nasional.
60
Kab/Kota di Indonesia 55.43
55 Kota Bandung 53.56
Persentase (%)
50
46.44
44.57
45
40
Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung
Grafik 0-11
Struktur Pembelanjaan Kabupaten/Kota lain di Indonesia
dan Kota Bandung Tahun 2010-2012 (%)
1) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan antara lain berasal dari: (a) Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran tahun lalu (SiLPA), (b) koreksi (contra post), (c) Pencairan Dana
Cadangan, (d) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,(e)
Penerimaan Pinjaman Daerah, (f) Penerimaan kembali pemberian pinjaman, (g)
penerimaan piutang daerah.Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013 terdiri
dari: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu (SiLPA), Koreksi (contra post),
dan Pencairan Dana Cadangan.
Tabel 0-37
Rincian Estimasi dan Realisasi SiLPA Kota Bandung
Tahun Anggaran 2008-2012
Target dan realisasi Pencairan Dana Cadangan hanya terdapat pada Tahun
Anggaran 2008, yaitu sebesar Rp.15.000.000.000,- disajikan pada tabel 3.37.
Tabel 0-39
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Bandung
Rata-rata
NO URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 pertum-
buhan
1 ASET
1.1. Aset lancar
1.1.1. Kas 259,7 372,6 276,6 294,3 434,1 17.90
1.1.2. Investasi jangka pendek - - - - - -
1.1.3. Piutang 21,1 21,6 22,6 25,8 26,1 5.56
1.1.4. Piutang lainnya 10,4 34,5 29,3 36,4 39,1 61.99
1.1.5. Persediaan 35,9 37,0 46,7 43,9 41,3 4.29
1.1.6. Biaya dibayar dimuka - - - 1,6 922,4 (10.41)
2 KEWAJIBAN
2.1. Kewajiban jangka pendek
2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga 0,1 0,02 0,03 0,02 3,4 3,845.89
2.1.2. Utang bunga
2.1.3. Utang pajak
Bagian lancar utang jangka
2.1.4 0,5 0,4 - - - (27.37)
panjang
2.1.5. Pendapatan diterima dimuka - - - 10,3 13,5 8.03
2.1.6. Utang jangka pendek lainnya 15,6 18,6 5,2 24,9 10,2 65.71
Jumlah kewajiban jangka
16,3 19,1 5,3 35,2 27,2 122.19
pendek
2.2. Kewajiban jangka panjang
2.2.1. Utang dalam negeri 0,4 - - - - (25.00)
2.2.2 Utang luar negeri - - - - - -
Jumlah kewajiban jangka
0,4 - - - - (25.00)
panjang
3 EKUITAS DANA
3.1. Ekuitas dana lancar
Sisa lebih pembayaran
3.1.1. 259,6 372,5 276,6 293,8 432,5 17.80
anggaran (SILPA)
3.1.2. Cadangan untuk piutang 31,5 56,2 51,9 62,3 65,2 23.82
3.1.3. Cadangan untuk persediaan 35,9 37,0 46,7 44,0 41,3 4.29
Dana yang harus disediakan
3.1.4. untuk pembayaran utang (16,1) (19,1) (5,3) (34,9) (25,8) 121.15
jangka pendek
3.1.5. Pendapatan yang ditangguhkan 0,5 0,5 0,7 0,3 0,2 80.16
3.1.6. Selisih kasda - - - - - -
Cadangan untuk biaya dibayar
3.1.7. - - - 1,6 0,9 (10.41)
dimuka
Jumlah ekuitas dana lancar 311,0 446,7 369,0 366,9 514,3 16.45
3.2. Ekuitas dana ivestasi
Diinvestasikan dalam investasi
3.2.1. 143,6 941,2 1,117,2 1,136,2 828,7 137.25
jangka panjang
3.2.2. Diinvestasikan dalam aset tetap 17,985,0 18,375,3 18,799,4 19,027,9 19,824,8 2.47
Diinvestasikan dalam aset
3.2.3. lainnya (tidak termasuk dana 237,1 6,7 6,4 396,2 400,9 1,495.73
cadangan)
Dana yang harus disediakan
3.2.4. untuk pembayaran hutang (0,4) - - - - (25.00)
jangka panjang
Jumlah ekuitas dana investasi 18,365,2 19,323,2 19,923,0 20,560,3 21,054,5 3.48
3.3. Ekuitas dana cadangan
Diinvestasikan dalam dana
3.3.1. - - - - - -
cadangan
Jumlah ekuitas dana
- - - - - -
cadangan
Jumlah ekuitas dana 18,676,1 19,769,8 20,292,3 20,927,3 21,568,8 3.65
Jumlah kewajiban dan
18,692,9 19,789,0 20,298,3 20,962,5 21,596,0 3.68
ekuitas dana
Sumber: data diolah, DPKAD dan Bappeda Kota Bandung.
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai
oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial
bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter.Aset terdiri
dari (1) aset lancar, (2) investasi jangka panjang, (3) aset tetap, (4) dana
cadangan, dan (5) aset lainnya.
Pada tahun 2012, Kota Bandung memiliki aset senilai Rp. 21.6 trilyun, dengan
tingkat pertumbuhan 3.68 persen per tahun. Jumlah aset terbesar adalah
Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena
Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam
perhitungannya.Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1. Berdasarkan
perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kota
Bandung menunjukkan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kota
Bandung setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup
kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Tabel 0-40
Analisis Rasio Keuangan Kota Bandung
2010 2011 2012
NO URAIAN
% % %
1 Rasio lancar (current ratio) 7,105.8 1,143.3 1,989.7
2 Rasio quick (quick ratio) 6,221.2 1,018.3 1,837.9
Rasio total hutang terhadap
3 0.03 0.17 0.13
total aset
Sumber: data diolah, DPKAD dan Bappeda Kota Bandung.
Current ratio dan quick ratio atas keuangan Pemerintah Kota Bandung
adalah tergolong kuat. Termasuk rasio total hutang terhadap aset juga sangat
kecil, seperti terlihat pada tabel di atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kapabilitas keuangan Pemerintah Kota Bandung relatif kuat dalam
Tabel 0-41
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Bandung
Total belanja untuk Total pengeluaran
pemenuhan kebutuhan (Belanja + Pembiayaan
aparatur Pengeluaran) Prosentase
No. Tahun
(Rp) (Rp)
Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur pada data tersebut diatas
diperoleh dari perhitungan tabel Realisasi belanja pemenuhan aparatur
dibawah ini:
Tabel 0-42
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
2010 2011 2012
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
Belanja Tidak
A. 1,238,514,782,719.00 1,414,247,757,170.00 1,618,425,421,258.00
Langsung
Belanja Gaji dan
1 1,041,433,073,067.00 1,241,391,631,592.00 1,429,561,900,939.00
tunjangan
Belanja Tambahan
2 162,547,134,889.00 136,775,787,787.00 162,581,463,589.00
Penghasilan
Belanja Honorarium
1 64,601,740,755.00 55,695,442,082.00 63,802,963,116.00
PNS
2 Belanja uang Lembur 5,728,767,500.00 6,853,839,955.00 8,416,523,125.00
Belanja Beasiswa
3 2,284,744,500.00 814,100,000.00 2,106,392,520.00
Pendidikan PNS
Belanja Kursus,
4 Pelatihan, Sosialisasi & 9,967,939,700.00 12,488,301,900.00 18,568,948,550.00
Bimbingan Teknis PNS
Belanja premi asuransi
5 1,602,442,005.00 1,510,520,950.00 964,178,210.00
kesehatan
Belanja makan dan
6 2,357,195,224.00 4,163,153,044.00 2,138,666,616.00
minum pegawai
Belanja pakaian dinas
7 3,684,047,512.00 4,458,195,165.00 4,889,610,829.00
dan atributnya
Belanja pakaian khusus
8 2,493,157,515.00 3,134,646,560.00 4,988,101,383.00
dan hari-hari tertentu
Belanja perjalanan
9 39,187,909,124.00 62,572,649,839.00 48,083,597,226.00
dinas
Belanja perjalanan
10 - - -
pindah tugas
Belanja pemulangan
11 - - -
pegawai
Belanja Modal (Kantor,
Mobil Dinas, Meubelair,
12 73,406,575,395.00 62,385,885,859.00 76,475,358,891.00
Peralatan dan
perlengkapan dll)
TOTAL 1,443,829,301,949.00 1,628,324,492,524.00 1,848,859,761,724.00
Tabel 0-43
Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Tahun 2010 s/d 2012
Pendapatan Belanja
No Tahun Anggaran
Realisasi Realisasi
1 2010 2,440,160,360,714.00 2,522,680,816,553.00
2 2011 3,115,296,523,905.00 3,080,347,679,003.00
3 2012 3,666,693,409,600.00 3,490,035,513,075.00
JUMLAH 11,624,617,273,944.00 11,333,803,963,782
Sumber : APBD, data diolah, DPKAD dan Bappeda Kota Bandung.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah realisasi pendapatan dari tahun
2010 sampai dengan 2012 terus meningkat,walaupun dengan belanja yang
mengalami peningkatan juga. Sebagai catatan pada tahun 2010 realisasi
belanja lebih besar dari realisasi pendapatan.Untuk mengetahui lebih lanjut
defisit riil Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.43.
Tabel 0-44
Defisit Riil AnggaranKota Bandung (milyar Rp)
2010 2011 2012
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Realisasi Pendapatan Daerah 2,440,2 3,115,3 3,666,7
Dikurangi Realisasi:
2. Belanja Daerah 2,522,7 3,080,3 3,490,0
3. PengeluaranPembiayaan Daerah 13,5 17,7 37,9
Defisit Riil (96,1) 17,2 138,7
Berdasarkan tabel 3.43 ini selama kurun waktu 2010-2012, APBD Kota
Bandung mengalami surplus artinya realisasi pendapatan daerah melebihi
realisasi belanja daerah, masing-masing sebesar Rp.17,199,705,157.00 dan
Rp. 138,699,313,106.00. Namun pada tahun 2010 mengalami defisit,
Tabel 0-45
Komposisi Penutup Defisit Riil AnggaranKota Bandung (Milyar Rp)
Proporsi dari defisit riil
No. Uraian
2010 2011 2012
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun
1. 372,5 276,6 293,8
Anggaran sebelumnya
2. Pencairan Dana cadangan - - -
3. Hasil Penjualan Kekayaan daerah Yang Dipisahkan 15,3 10,3 7,3
4. Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - -
6. Penerimaan Piutang Daerah - - -
Sumber : APBD, data diolah, DPKAD dan Bappeda Kota Bandung.
Tabel 0-46
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Bandung
(2010) (2011) (2012)
No. Uraian % dari % dari % dari
Rp Rp Rp
SILPA SILPA SILPA
1 Jumlah SILPA 372,5 276,7 293,8
a Pelampauan Penerimaan PAD 25,8 113,3 71,6
Pelampauan Penerimaan Dana
b
Perimbangan (112,7) (23,0) 12,7
Pelampauan Penerimaan Lain-lain
c
Pendapatan daerah yang sah 70,8 (11,4) 0.33
Sisa penghematan belanja atau
d
akibat lainnya 332,5 231,9 374,6
Kewajiban kepada pihak ketiga
e sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan 5,3 35,2 27,2
f Kegiatan lanjutan
Sumber : APBD, data diolah, DPKAD dan Bappeda Kota Bandung.
Dikurangi Realisasi:
Dari tabel 3.46 terlihat bahwa pada tahun 2010-2012 Pemerintah Kota
Bandung mempunyai surplus riil yang cukup besar sebagai akumulasi dari
surplus ditambah penerimaan pembiayaan yang relatif besar. Sementara
pengeluaran pembiayaan lebih kecil, sehingga pada tahun tersebut surplus
riilnya mencapai Rp. 276,445,180,269.00; Rp. 293,759,835,532.00; dan Rp.
432,59,148,638.00. Kondisi demikian menggambarkan kemampuan
keuangan Pemerintah Kota Bandung cukup kuat untuk membiayai belanja
langsung dan belanja tidak langsung.
SILPA yang terdapat pada APBD Kota Bandung sebagian besar berasal dari
tertundanya belanja langsung program dan Kegiatan. Hasil evaluasi terhadap
SILPA tersebut diharapkan untuk rencana kedepan jumlah SILPA Kota
Bandung dapat diperkecil.
Tabel 0-48
Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta
Prioritas UtamaKota Bandung
Tingkat
Data Tahun Dasar
No Uraian Pertumbuhan
2012 (Milyar Rp)
(%)
A. Belanja Tidak Langsung 1,434,3
1 Belanja Gaji dan tunjangan 1,429,7 17.18
Belanja Penerimaan Anggota dan pimpinan DPRD
2 4,8 4.49
serta Operasional KDH/WKDH
3 Belanja Bunga 0.00
4 Belanja bagi Hasil 0.00
Proyeksi data masa lalu merupakan proyeksi data untuk lima tahun kedepan
yang didasarkan pada rata-rata pertumbuhan selama lima tahun kebelakang.
Adapun proyeksi untuk lima tahun kedepan, meliputi : proyeksi pendapatan,
serta proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung yang periodik,
Tabel 0-49
Proyeksi Pendapatan Daerah (milyar Rp)
PROYEKSI
URAIAN PENDAPATAN
2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6
PENDAPATAN DAERAH 4,002 4,675 5,460 6,384 7,466
PAD 1253 1502 1784 2123 2523
Pajak Daerah 1,065 1,278 1,533 1,840 2,208
Retribusi Daerah 79 89 99 109 119
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan 9 10 12 14 16
Lain-lain pendapatan yang sah 100 125 140 160 180
Dana Perimbangan 2049 2333 2656 2971 3464
Dana Bagi Hasil Pajak/Hasil
Bukan Pajak 319 374 469 540 610
DAU 1670 1890 2110 2340 2750
DAK 60 69 79 91 104
Lain-lain pendapatan yang sah 700 840 1020 1290 1479
Dana bagi hasil pajak provinsi
(PKB, BBNKB, Pajak bahan 400 460 540 690 750
bakar)
Dana penyesuaian otonomi
300 380 480 600 729
khusus
Sumber : APBD, data diolah, DPKAD dan Bappeda Kota Bandung.
5,460
6,000
4,675
5,000
4,002
Rp Milyar
3,464
4,000 2,971
2,656 2,523
3,000 2,333
2,049 2,123
1,784
2,000 1,502
1,253
1,000
700 840 1,020 1,290 1,479
0
2014 2015 2016 2017 2018
PAD Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah PENDAPATAN DAERAH
Grafik 0-12
Proyeksi Pendapatan Daerah (milyar Rp)
Tabel 0-50
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran
wajib, mengikat serta prioritas utama (juta Rp)
Tingkat Proyeksi
Data Tahun
pertum
NO Uraian Dasar (Rp)
buhan 2014 2015 2016 2017 2018
2012
(%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Belanja Tidak Langsung 2,005,636.00 2,350,585.00 2,753,474.00 3,224,257.00 3,774,595.00
Belanja gaji dan
1,429,562.00 17.18 1,962,925.00 2,300,140.00 2,695,285.00 3,158,312.00 3,700,884.00
1 tunjangan
Belanja penerimaan
anggota dan pimpinan
4,773.00 4.49 5,211.00 5,445.00 5,689.00 5,945.00 6,211.00
DPRD serta operasional
2 KDH/WKDH
Insentif pemungutan
16,179.00 33.50 37,500.00 45,000.00 52,500.00 60,000.00 67,500.00
3 pajak daerah
Total belanja wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat, serta prioritas
utama diproyeksikan mengalami peningkatan dari Rp 2.078 milyar di tahun
2014 menjadi sebesar Rp 3.876 milyar di tahun 2018. Belanja tidak langsung
dalam hal ini merupakan bagian yang sangat dominan dalam total belanja
wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat, serta prioritas utama.
4,000 3,876
3,315
Rp Milyar
3,775
2,837
3,000
2,428
3,224
2,078
2,754
2,000
2,351
2,005
1,000
62 10 67 10 73 10 81 10 91 10
-
2014 2015 2016 2017 2018
Grafik 0-13
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran
wajib, mengikat serta prioritas utama (Milyar Rp)
9,000.0
8,000.0 7,914.0
7,000.0 6,767.0
6,000.0 5,787.6
Milar Rupiah
4,955.5
5,000.0
4,242.1
4,000.0
3,000.0
2,000.0
1,000.0
0.0
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun Anggaran
Grafik 0-14
Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Bandung (Milyar Rp)
Tabel 0-52
Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Berdasarkan Jenis Prioritas
Tabel 0-53
Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Kota Bandung
Tahun 2014-2018 (Milyar Rp)
Proyeksi
Rata-rata
No. Uraian Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Pertumbuh
2014 2015 2016 2017 2018 an (%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
KAPASITAS
16.87
A. KEMAMPUAN 4,242.12 4,955.50 5,787.60 6,767.04 7,913.96
KEUDA
BELANJA TIDAK
2,457.08 2,818.87 3,240.23 3,731.45 4,304.20 15.05
LANGSUNG
PRIORITAS I 2,005.64 2,350.59 2,753.42 3,224.26 3,774.59 17.31
Belanja Gaji dan
1,962.93 2,300.14 2,695.23 3,158.31 3,700.88 17.18
Tunjangan
Belanja Penerimaan
Anggota dan
Pimpinan DPRD 5.21 5.45 5.69 5.95 6.21 4.48
serta Operasional
KDH dan WKDH
Isentif pemungutan
37.50 45.00 52.50 60.00 67.50 15.86
pajak daerah
PRIORITAS III 451.44 468.28 486.81 507.19 529.61 4.07
Belanja Tambahan
168.44 185.28 203.81 224.19 246.61 10.00
Penghasilan
Belanja Subsidi 78.00 78.00 78.00 78.00 78.00 0.00
PROGRAM
PENCAPAIAN VISI
DAN MISI
PROGRAM
PENYELENGGARAAN
URUSAN LAINNYA
PENGELUARAN
C. PEMBIAYAAN 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 0.00
DAERAH
Penyertaan Modal - - - - - -
SURPLUS/(DEFISI
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
T) = A-(B+C)
PENERIMAAN
PEMBIAYAAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
DAERAH
Penerimaan
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pinjaman Daerah
Penerimaan
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Piutang
SILPA
4
Analisis Isu-isu Strategis
3. Urusan Pendidikan.
4. Urusan Kesehatan.
Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan
berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini,
Pada setiap program, terdapat substansi inti yang berisi aspek-aspek pada
sebuah program yang dilengkapi dengan target yang terukur. Substansi inti ini
hendaknya menjadi target bersama yang harus dikejar oleh seluruh daerah,
tidak terkecuali oleh Kota Bandung, sebagai bentuk kontribusi dalam
mewujudkan Visi Indonesia 2014.
Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak,
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi
dan pemerintahan. Sampai dengan pertengahan Tahun 2013, telah
diterbitkan 15 (lima belas) SPM oleh kementerian/lembaga, yaitu SPM:
Konsep MDGs berawal dari adanya pemikiran bahwa ada beberapa hal yang
menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya. Oleh karena itu, ditetapkan delapan tujuan beserta
target-targetnya yang diharapkan mampu membantu masyarakat keluar dari
persoalan-persoalan yang sangat mendasar. Konsep MDGs pada intinya
bertujuan untuk membawa pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua
pihak, baik untuk manusia dan lingkungan hidup, bagi laki-laki dan
perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta bagi generasi sekarang dan
generasi mendatang. Adapun kedelapan tujuan pembangunan milenium
terdiri dari:
Pada tanggal 30 Mei 2013, High Level Panel on the Post-2015 Development
Agenda mengeluarkan “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and
Transform Economies through Sustainable Development,” sebuah laporan yang
menetapkan agenda universal untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim dari
muka bumi pada tahun 2030, dan mewujudkan janji pembangunan
berkelanjutan. Laporan ini mengajak seluruh warga dunia untuk bekerjasama
dalam sebuah kemitraan global baru (New Global Partnership) yang
menawarkan harapan dan peran bagi setiap orang.
Masih Rendahnya Kota Bandung sebagai Masih banyaknya pengang- Kota Bandung sebagai
daya beli pull factor dapat guran dan Kemiskinan pull factor dapat
masyarakat, dan menjadi tujuan bagi menjadi tujuan bagi
Tingginya tingkat para pencari kerja dan para pencari kerja dan
kemiskinan dan penduduk miskin yang penduduk miskin yang
pengangguran bekerja tanpa keahlian bekerja tanpa keahlian
Belum Optimalnya Rendahnya layanan Belum meratanya Ketergantungan antar
layanan infrastruktur wilayah ketersediaan dan kualitas wilayah terhadap
infrastruktur kota sekitar akan member sarana prasarana sumberdaya yang ada
dan sinergitas antar tekanan terhadap transportasi, jaringan menyebkan adanya
wilayah layanan infrasruktur di irigasi, pendidikan, energi, keharusan melakukan
Kota Bandung dan kesehatan; kerjasama dalam
pengelolaan
sumberdaya tersebut.
1. Lingkungan Hidup
2. Infrastruktur
3. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
4. Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Keluarga
5. Penanggulangan Kemiskinan, Permasalahan Sosial dan Pengangguran,
6. Pendidikan dan Kebudayaan
7. Kesehatan
8. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
9. Iklim Usaha, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1. Lingkungan Hidup
Upaya dalam pemenuhan kebutuhan RTH hingga saat ini dilakukan dengan
membangun taman Rukun Tetangga, taman Rukun Warga, taman kelurahan,
taman kecamatan, taman kota, hutan kota, jalur hijau, permakaman,
penghijauan sempadan sungai, dan penghijauan sempadan rel kereta api yang
tersebar merata ditiap-tiap unit lingkungan permukiman.
Gambar 0-1
Pemandangan Tumpukan Sampah
di Jalan Tamansari Bandung
2. Infrastruktur
Kondisi Infrastruktur jalan raya di Kota Bandung pada tahun 2013, dari 1.236
kilometer jalan yang ada di Kota Bandung, sekitar 31,04% dalam kondisi rusak
Salah satu solusi yang saat ini tengah dijajaki adalah dengan menyediakan
transportasi massal yang representatif, serta pembangunan jalan layang di
beberapa titik, seperti Cimindi, Kiaracondong, dan Pasupati.Pembangunan
jalan layang (fly-over) atau bahkan jalan bawah tanah (underpass) ke depan
masih tetap diperlukan untuk dapat mengurangi kemacetan. Selain itu ke
depan perlu dikembangkan lebih lanjut konsep SAUM potensial seperti
monorel, tram, atau cable car, dan lain sebagainya.
Konsep pengembangan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) dengan
jenis monorel sudah diinsiasi oleh Pemerintah Kota Bandung di tahun 2012.
Hal ini ditandai dengan penandatangan joint operation antara Vice President
China National Machinery Imp. Exp. Corperation (CMC) dengan Presiden
Direktur Panghegar. Pembangunan tahap I direncanakan di sepanjang
bantaran Sungai Cikapundung.
Berkembangnya penggunaan sepeda ke tempat kerja (bike to work)juga
merupakan salah satu upaya yang harus terus dikembangkan dalam
mengatasi persoalan kemacetan dan juga peningkatan kepedulian masyarakat
terhadap permasalahan lingkungan hidup yang terjadi saat ini.Dukungan
pembuatan jalur sepeda dan perawatannya di Kota Bandung merupakan
Gambar 0-2
Jalur Sepeda di Salah Satu
Sudut Kota Bandung
Di sisi lain, penegakan aturan bagi para penggendara kendaraan harus lebih
ditingkatkan. Pembinaan bagi para supir angkot agar tidak ugal-ugalan perlu
dimulai secara tegas. Pengawasan bagi para supir angkot dapat dilakukan
dengan melakukan pendataan dan penyediaan identitas bagi seluruh supir.
Penegakan hukum bagi para pengendara yang parkir sembarangan dapat
menggunakan mekanisme “gembok parkir” dan denda bagi pelanggar parkir
yang saat ini telah dilakukan.
Kampanye tentang tertib lalu lintas bagi masyarakat luas harus segera
diimplementasikan dan juga perlu dikembangkan insentif melalui skema
penghargaan bagi individu/institusi yang berpartipasi mengurangi
kemacetan.
Rekayasa pengaturan lalu lintas yang saat ini masih belum optimal perlu
segera direalisasikan. Konsep penataan lalu lintas ‘jalan satu arah’ diantara
dapat dijadikan opsi penting. Selain itu, dalam mengantisipasi arus masuk
kendaraan dari luar Kota Bandung,seperti kebijakan 4 in 1 di Jalan Djunjunan
(Pasteur) dapat dikembangkan lebih lanjut.
Potensi kerusakan jalan di Bandung jauh lebih besar pada saat kondisi basah
dibandingkan pada kondisi kering. Inilah permasalahannya jalan di kota
Bandung yang banyak rusak. Karena air sering tidak terakomodasi dan
menggenangi banyak segmen jalan. Saluran air tersebut sebenarnya
merupakan bagian dari jalan. Tapi untuk kota, biasanya saluran pinggir jalan
juga menjadi saluran perumahan dan saluran pembuangan.
Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang dan Ciptakarya Kota Bandung, dari
1556 RW, sebanyak 194 diantaranya termasuk ke dalam daerah pemukiman
kumuh. Dijelaskan dalam UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, disebutkan bahwa permukiman kumuh adalah
permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana
dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Rumah susun sebagai salah satu solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan
permasahan kawasan kumuh hingga saat ini belum dikelola secara optimal.
Permasalahan aspek legalitas serta profesionalisme pengelolaan menjadi
kendala yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah Kota
Bandung.
Keluarga adalah unit dasar dari masyarakat yang akan memberikan pengaruh
pada kehidupan sosial masyarakat dan kesehatan masyarakat. Namun
demikian, fakta menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak masyarakat yang
mempengaruhi keluarga daripada keluarga yang mempengaruhi masyarakat.
Bangunan keluarga adalah bangunan yang mudah rapuh kalau tidak didukung
oleh sistem pendukung keluarga yang mumpuni. Oleh karena itu, negara
seharusnya bertanggung jawab dalam memberikan kondisi yang
menguntungkan untuk ketahanan keluarga. Yaitu dengan memberikan
jaminan lingkungan dan sarana sarana yang menguatkan. Misalnya, dengan
memberikan sarana transportasi yang ramah keluarga, lingkungan
perumahan yang menguntungkan untuk harmonisasi keluarga, maupun
fasilitas bermain yang sesuai dengan perkembangan anak. Pemerintah
Indonesia termasuk Pemerintah Kota Bandung saat ini belum banyak
memberikan kondisi yang kondusif untuk ketahanan keluarga. Contoh kasus,
tidak sedikit keluarga keluarga yang karena kebutuhan ekonomi, terpaksa
harus hidup berpisah dengan keluarga, akibatnya, tidak sedikit keluarga
keluarga yang tadinya berkomitmen untuk menjaga ketahanan keluarga
menjadi luntur akibat desakan kebutuhan lain yang lebih kuat.
Kemiskinan adalah suatu situasi atau kondisi yang dialami oleh seseorang
atau sekelompok orang yang tidak mampu menyelengggarakan hidupnya
sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Kemiskinan bukan saja
berurusan dengan persoalan ekonomi tetapi bersifat multi dimensional
karena dalam kenyataannya juga berurusan dengan persoalan-persoalan non-
ekonomi (sosial, budaya, dan politik). Karena sifat multi dimensional tersebut
maka kemiskinan tidak hanya berurusan dengan kesejahteraan sosial (sosial
well-being). Untuk mengejar seberapa jauh seseorang memerlukan
kesejahteraan materi, dapat diukur secara kuantitatif dan objektif seperti
dalam mengukur kemiskinan absolut yaitu ditunjukkan dengan angka rupiah.
Namun untuk memahami seberapa besar kesejahteraan sosial yang harus
dipenuhi seseorang ukurannya menjadi sangat relatif dan kualitatif. Disini
yang dipersoalkan bukan berapa besar ukuran kemiskinan, tetapi dimensi-
dimensi apa saja yang terkait dalam gejala kemiskinan tersebut.
Angka kemiskinan kota Bandung Tahun 2008 tersebut apabila ditelusuri lebih
mendalam terhadap 30 Kecamatan, maka diperoleh prosentase terbesar
Pada umumnya kondisi ekonomi dan pendidikan orang tua keluarga miskin
terlahir dari keluarga miskin sebelumnya. Tingkat pendidikan keluarga
miskin juga tidak berbeda dengan tingkat pendidikan orangtua mereka.
Salah satu permasalahan sosial ekonomi yang cukup pelik dihadapi oleh
Pemerintah Kota Bandung adalah keberadaan para pedagang sector informal/
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang hingga saat ini masih menjadi polemik
tersendiri.Di satu sisi, aktivitas para PKL yang umumnya menggunakan
sejumlah area fasilitas umum, sering mengganggu kepentingan umum dan
menjadi salah satu penyebab kemacetan lalu lintas. Namun di sisi lain, PKL
juga adalah para pelaku UKM yang perlu diberdayakan. Kebutuhan fasilitasi,
penataan dan pembinaan PKL menjadi salah satu aspek penting yang perlu
diperhatikan. Berlakunya Peraturan Daerah Kota Bandung No. 4 Tahun 2011
tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima, diharapkan
keberadaan PKL dapat disinergikan dan diharmoniskan dengan
pengembangan kota. Berdasarkan data Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Dinas KUKM Perindag), jumlah
PKL di Kota Bandung mencapai 20.326 orang yang tersebar di 30 kecamatan.
Para PKL ini ke depan akan ditata dalam zona merah, kuning, dan hijau yang
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota Bandung.
Belum dapat tertatanya PKL di Kota Bandung salah satunya karena belum
adanya inventarisasi individu dan kelompok PKL secara menyeluruh dan
mendetail. Selain itu, belum terdapat wadah/forum resmi dari gabungan
seluruh PKL Kota Bandung. Untuk itu ke depan diperlukan forum PKL yang
dapat menjadi wadah organisasi resmi. Melalui wadah organisasi ini, maka
pembinaan dan penataan PKL menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Selain
itu, pengembangan (i) kampanye tertib PKL, (ii) kartu PKL, (iii) kredit PKL
dapat diinisiasi melalui mekanisme forum PKL tersebut. Bantuan/fasilitasi
dalam hal desain jongko/lapak PKL agar lebih menarik dan berdaya jual juga
dapat dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, potensi penerimaan pendapatan
yang sah dari PKL juga perlu di atur, misalnya dalam bentuk retribusi/pajak
sesuai dengan batas-batas aturan yang berlaku.
7. Kesehatan
Disamping upaya promotif dan preventif tersebut diatas, upaya penting lain
yang menjadi lini terdepan dalam isu kesehatan adalah upaya kuratif dan
rehabilitatif, yaitu pelayanan kesehatan dalam bentuk pengobatan. Bentuk
Di sisi lain, jumlah rumah sakit di Kota Bandung selama periode 2008-2011
mengalami kenaikan cukup signifikan, jika pada tahun 2008 tercatat terdapat
10 rumah sakit, maka pada tahun 2011 telah mencapai 30 rumah
sakit.Perbedaan yang cukup tinggi, diindikasikan bahwa pada tahun 2008
belum semua rumah sakit tercatat.Kenaikan jumlah rumah sakit ini
mengakibatkan rasio rumah sakit per satuan penduduk mengalami
peningkatan, walaupun secara pararel jumlah penduduk Kota Bandung juga
mengalami pertumbuhan. Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah
jumlah rumah sakit per 1.000 penduduk. Rasio rumah sakit per satuan
penduduk di Kota Bandung pada tahun 2010 mencapai 0,0124.Pada tahun
2010, satu rumah sakit dapat melayani sebanyak 80.832 penduduk. Namun
perkembangan jumlah rumah sakit yang ada di Kota Bandung tidak serta
merta akan selalu meningkatkan akses kesehatan, terutama bagi masyarakat
miskin.Untuk itu Pemerintah Kota Bandung memiliki kewajiban dalam
meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin terutama
untuk masalah kegawatdaruratan.
Reformasi Birokrasi pada dasarnya terdiri dari tiga elemen utama. Pertama,
reformasi keuangan daerah, yaitu sebuah mekanisme penganggaran yang
tepat sasaran dan langsung menyentuh pada kepentingan masyarakat luas.
Mekanisme ini tertuju pada proses kerja pemerintahan yang menentukan
siapa berbuat apa, tenggat waktu serta target yang tepat. Kedua, reformasi
sumber daya aparatur daerah, yaitu sebuah kerangka kerja yang memastikan
keberlangsungan sebuah program kerja dengan memusatkan perhatian
kepada kesiapan sumber daya manusia. Ketiga, reformasi pelayanan publik,
yaitu sebuah kondisi ideal pelayanan publik yang tersampaikan dari
pemerintah kepada masyarakat sebagai hasil akhir dari reformasi keuangan
daerah dan reformasi sumber daya aparatur. Dengan anggaran yang tepat dan
profil aparat yang tepat, maka pelayanan publik ideal dapat diwujudkan dan
selalu terbaharui dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan masyarakat
tentang standar layanan yang diinginkan.
Dari sisi tata kelola keuangan daerah, Kota Bandung masih menyisakan
pekerjaan rumah berkaitan dengan Opini BPK terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kota Bandung yang masih ada di level Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) di tahun 2012 (Nomor Laporan BPK RI :LHP No.
22.A/LHP/XVIII.BDG/05/2013 Tanggal 24 Mei 2012).Salah satu kendala
terkait Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ialah terkait pengelolaan aset.
Selain itu, kendala yang sangat penting untuk segera diatasi adalah
meningkatkan kapasitas dan integritas aparatur sebagai upaya mewujudkan
pemerintahan yang transparan, bersih dan bebas KKN, serta mencapai
pelayanan prima pada masyarakat. Adanya beberapa kasus oknum PNS Kota
Bandung yang terlihat dalam kasus korupsi masih mengindikasikan bahwa
penyelenggaraan pemerintah daerah belum sepenuhnya bebas dari KKN.
Komitmen Pemerintah Kota Bandung dalam menegakan integritas
Sebagai tim, maka jajaran Pemerintah Kota perlu digerakkan secara selaras
dan harmoni. Program yang intensif dan terarah sangat dibutuhkan agar
kualitas kinerjanya tinggi. Penghargaan secara adil perlu dilembagakan agar
terus termotivasi dengan tetap menjalankan fungsi pengawasan yang integral
dan mendidik, sebagai upaya menjadikan tata kelola pemerintahan kota yang
bersih.
Tindak korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menjadi sorotan utama
masyarakat Kota Bandung. Ketidakefektifan dan tindak korupsi berakibat
pada hilangnya semangat juang para pengelolanya, hilangnya harapan dan
kepercayaan masyarakat kota, hilangnya kepercayaan para pelaku usaha dan
investor dan lambatnya roda pembangunan. Dengan adanya kemudahan
akses, kemudian diimbangi dengan integritas jajaran pengelola pemerintahan
kota, maka dipastikan akan menghasilkan percepatan pembangunan Kota
Bandung.
Jenis industri kreatif yang paling menonjol di Kota Bandung adalah (i) desain,
(ii) kerajinan tangan/kriya, (iii) arsitektur, (iv) musik, (v) seni pertunjukan,
dan (vi) riset dan perkembangan. Dibandingkan dengan kota-kota lain,
khususnya Kota Yogyakarta (Jawa) dan Kota Denpasar (Bali), Bandung
memiliki kelebihan dalam tumbuh dan beragamnya sektor industri kreatif ini.
Dengan potensi tersebut Kota Bandung paling siap untuk menjadi kota
percontohan berbasis industri kreatif di lndonesia dengan sebutan Bandung
Creative City. British Councilbahkan pernah menetapkan Kota Bandung
sebagai projek percontohan dalam pengembangan industri kreatif di kawasan
Asia Timur dan Asia Tenggara. Ke depan diharapkan Kota Bandung tidak
hanya menjadi salah satu kota kreatif di tingkat nasional, tapi bahkan levelnya
ada di tingkat Asia. Industri kreatif perlu terus dikembangkan dan
ditumbuhkan melalui penciptaan wirausaha yang mampu bersaing di skala
internasional.
Akan tetapi tampilan karakter dan kontribusi nyata yang dapat terlihat
sebagai fakta umum yang dan diakui oleh banyak pihak tersebut belum secara
optimal diberdayakan. Untuk itu, ke depan keterlibatan pemerintah Kota
Bandung, baik secara finansial melalui anggaran, maupun secara peran
fasilitator dan kontributor pendukung harus lebih ditingkatkan. Dukungan
Pemerintah Kota Bandung dalam pengembangan ekonomi kreatif diantaranya
dapat melalui (i) pembangunan pusat kreatif (creative center), (ii)
pengembangan kawasan kreatif, (iii) pemberian penghargaan di bidang
kreatif, (iv) dukungan riset & pengembangan bagi produk lokal Bandung yang
memiliki kreasi unik, (v) kampanye lanjutan Bandung sebagai kota kreatif, (vi)
pengadaan seminar kreatif, dan lain sebagainya.
Selain itu, Kota Bandung juga memiliki berbagai sentra industri dan
perdagangan dengan berbagai komoditas yang menjadi fokus unggulannya.
Dengan pembinaan, perencanaan, dan insentif yang baik, sentra-sentra ini
diharapkan dapat berkembang dan memberikan kontribusi yang besar bagi
Selain ekonomi kreatif yang telah mengalami pertumbuhan luar biasa di Kota
Bandung, creative tourism merupakan potensi kreatif lain yang juga memiliki
peluang besar dikembangkan untuk memperkuat daya saing kawasan wisata
di tanah air. Dalam konsep pariwisata kreatif, turis bukan hanya diajak
menyaksikan hasil akhir dari sebuah pertunjukan tetapi juga mengikuti
proses penciptaannya.
5
Visi, Misi, Tujuan,
dan Sasaran
Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang
ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga
harus menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis
yang harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan
arah pembangunan jangka panjangdaerah.
Bandung : meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan
semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan
batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga
sekarang.
Visi Kota Bandung Tahun 2014-2018 yaitu : Terwujudnya Kota Bandung Yang
Unggul, Nyaman dan Sejahtera, merupakan Visi yang selaras dengan Visi Kota
Bandung Yang Bermartabat tahun 2025. Kriteria capaian Visi Daerah tahun
2005-2025 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 08
Tahun 2008 tentang RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025 secara jelas
direfleksikan pada Visi Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera.
5.2 Misi
Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas. Rumusan
misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan
upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang
ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
Dengan gambaran misi yang demikian, tim menelaah misi kepala daerah dan
makna serta implikasinya bagi perencanaan pembangunan, lalu
menerjemahkannya ke dalam pernyataan misi sesuai kriteria pernyataan misi
sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Tabel 0-1
Keterkaitan Visi dan Misi Kepala Daerah
Misi dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2014-2018 tersebut mengacu dan
berpedoman pada RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025, dan oleh
karenanya terdapat hubungan yang kuat antara Misi dalam RPJPD dengan
Misi dalam RPJMD. Apabila dalam RPJPD 2025-2025 sebagaimana
dikemukakan diatas terdiri atas 6 Misi, maka pada RPJMD 2014-2018
dipertajam menjadi 4 Misi, sebagaimana tabel berikut ini.
Tabel 0-2
Keselarasan Misi Pada RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025
Dengan Misi Pada RPJMD Kota Bandung Tahun 2014-2018
MISI MISI
RPJMD 2014 - 2018 RPJPD 2005 – 2025
Misi1: Mewujudkan Bandung nyaman Misi 4 : Meningkatkan kualitas lingkungan
melalui perencanaan tataruang, hidup kota
pembangunan infrastruktur serta
pengendalian pemanfaatan ruang
yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan.
Misi 2:Menghadirkan tata kelola Misi 5 :Meningkatkan kinerja pemerintah kota
pemerintahan yang efektif, bersih yang efektif, efisien, akuntabel, dan transparan.
dan melayani.
Misi 3:Membangun masyarakat yang Misi 1 : Meningkatkan Sumber Daya Manusia
mandiri, berkualitas dan berdaya yang handal dan religius
saing. Misi 3: Mengembangkan kehidupan sosial
budaya kota yang kreatif, berkesadaran tinggi
serta berhati nurani
Misi 4 :Membangun perekonomian yang Misi 2 : Mengembangkan perekonomian kota
kokoh, maju, dan berkeadilan. yang berdaya saing
Misi 6 : Mengembangkan sistem pembiayaan
kota terpadu (melalui pembiayaan
pembangunan yang melibatkan pemerintah,
swasta, dan masyarakat)
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu analisis strategis.
Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, makaditetapkan tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai
berikut:
2. Menyediakan Terwujudnya Rasio Luas Jalan dalam Persentase 54 72,31 86,04 100 100 100 100
infrastruktur, Infrastruktur jalan Kondisi Baik (4)
permukiman dan yang berkualitas, Indeks Aksesibilitas skala 7,41 7,42 7,44 7,45 7,47 7,48 7,48
sanitasi perkotaan dan merata Jalan (5)
yang nyaman, umur
pakai panjang dan Terwujudnya Prosentase Wilayah Persentase 47 55 65 75 85 100 100
merata secara efektif Bandung caang Kota Bandung terang di
dengan konsep Maju, Baranang malam hari (6)
Hijau dan Manusiawi
Terselesaikannya Panjang saluran Meter 524,114 390,000 390,000 390,000 390,000 390,000 1,950,000
Permasalahan drainase yang berfungsi
banjir di Kota dengan baik (7)
Bandung
Titik banjir Lokasi 14 10 10 10 10 8 48
terselesaikan (8)
Tersedianya Produk Peraturan Perda 6 lokasi 6 lokasi 6 lokasi 6 lokasi 6 lokasi Perwal
Hukum terkait lokasi Sampah kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan tentang
kawasan bebas sampah Perda K3 bebas bebas bebas bebas bebas 30 lokasi
sampah sampah. sampah sampah sampah kawasan
Kajian NA PERDA bebas
tentang tentang sampah
Lembaga Lembaga
Pengelola Pengelola
Sampah Sampah
% biaya pengelolaan % biaya Anggaran Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi
sampah perkotaan APBD Sampah < APBD 2% APBD 3% APBD 4% APBD 5% APBD 2% APBD 2%
terhadap APBD (12) 2% APBD
Terwujudnya lembaga Terbentuknya Bentuk evaluasi Perubahan Operasio Operasio Operasio Operasio
Pengelolaan, Lembaga Lembaga PD Lembaga Bentuk nal nal nal nal
Persampahan, yang Pengelola Kebersihan Eksisting Lembaga Dinas/ Dinas/ Dinas/BL Dinas/
berkualitas dan Sampah Kota Pengelola BLUD BLUD UD BLUD
memadai (13) untuk Sampah
mmpercepat menjadi
Pencapaian SKPD
Tingkat Pengelola
Pelayanan Sampah
Pengelolaan Kota
Sampah Kota
Otonomi daerah yang dicita citakan sebagai sebuah alat untuk percepatan
pembangunan dengan titik berat di daerah, sepantasnya memberikan daya
picu yang kuat dalam membangun sebuah rumusan kebijakan yang tertata,
strategis dan berorientasi pada kepentingan warga masyarakat. Kepala
Daerah di daerah otonom memiliki keleluasaan dalam mewarnai derap
pembangunan di daerahnya dengan tetap dalam kerangka NKRI dan
mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan menyejahterakan
masyarakat. Penekanan pada kesejahteraan warga masyarakat tidak hanya
berorientasi kepada peningkatan taraf hidup dalam kacamata financial,
melainkan pula pada taraf kenyamanan dan keterjaminan layanan
infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah bagi masyarakat sebagai
subyek pembangunan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mewujudkan Mewujudkan sistem Indeks Pendidikan ** Skala 90,20 90,77 91,45 92,08 92,71 93,34 93,34
Pendidikan yang pendidikan nasional di Angka Rata-rata Lama Tahun 10,77 Tahun 11,00 11,25 11,50 11,75 12 12 Tahun
merata, unggul, Kota Bandung yang Sekolah (ARLS) Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
terjangkau dan merata, berkeadilan dan
Penduduk yang berusia Persentase 99,59% 99,66% 99,75% 99,84 99,93 99,95% 99,95%
terbuka. berdaya saing secara
global >15 tahun melek huruf
(tidak buta aksara)
2. Peningkatan taraf Meningkatnya akses Persentase pelayanan 75 80 85 87 90 95 95
kesehatan pelayanan kesehatan kesehatan dasar pada
Persentase
masyarakat secara dasar dan rujukan bagi bayi, balita, anak, remaja
berkelanjutan masyarakat yang dan ibu
bermutu, merata dan Persentase penyakit 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase
terjangkau. menular yang ditangani
Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
penanggulangan Persentase
kejadian luar biasa
Persentase pasien 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
miskin yang dirujuk dan Persentase
dilayani oleh PPK II
Persentase RS yang 50 60 65 70 75 80 80
melaksanakan Standar
Persentase
Pelayanan
Meningkatnya Jumlah RW siaga aktif 597 RW 778 RW 959 RW 1140 RW 1321 RW 1501 1501 RW
kesadaran individu, RW
keluarga dan Persentase
masyarakat melalui
promosi, pemberdayaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persentase kelurahan 4/151 7/151 14/151 20/151 27/151 35/151 35/151
yang melaksanakan
Persentase
sanitasi total berbasis
masyarakat
Persentase sarana air 71.8 73.8 75.8 76.3 77.3 78.3 78.3
minum yang memenuhi Persentase
syarat
3, Peningkatan Terkendalinya jumlah
Jumlah penduduk
jiwa 2,475,094 2,502,80 2,530,122 2,557,636 2,585,150 2,612,66 2,612,664
kualitas Hidup penduduk sesuai jiwa 8 jiwa jiwa jiwa jiwa 4 jiwa jiwa
maksimal kota Bandung
Masyarakat dengan daya dukung
dan daya tampung Persentase 2.01% 1.99% 1.98% 1.97% 1.96% 1.95% 1,95%
lingkungan angka fertilitas
Meningkatnya indeks pembangunan Skala 65,25 65,3 65,35 65,4 65,55 65,6 65,6
pemberdayaan gender (IPG)
perempuan dan Indeks Pemberdayaan Skala 70 70,05 70,1 70,15 70,2 70,25 70,25
perlindungan anak Gender (Gender
dalam kehidupan Empowerment
bermasyarakat dan Measurement)
bernegara.
Kota Layak Anak Persentase 2% 10% 20% 40% 60% 80% 80%
Meningkatnya Tingkat Penurunan Persentase Jumlah 0,5% 0,5% 0.5% 0.5% 0.5% 2,5%
penanggulangan PMKS jumlah penyandang PMKS yg ada
masalah kesejahteraan (110.000
social jiwa)
Meningkatnya Persentase Peran Serta Presentase Rp. 40% 42% 45% 48% 50% 50%
pemberdayaan Swadaya Masyarakat 173.288.321.
masyarakat dan terhadap Program 806
sinergitas program- pemberdayaan
masyarakat
program
4. Meningkatkan Meningkatnya Prestasi Olah Raga di Juara 2 POR Juara 1 Juara 1 Persentase Juara 1 Juara 1
pelestarian seni pelestarian seni budaya tingkat Prov dan Pemda pd POR POR kontribusi POR POR
budaya peran serta Prestasi Nasional Prov Pemda atlit dlm Pemda Prov ,
pemuda prestasi Kepemudaan dan dan kontingen Juara 1
olah raga Olahraga Juara 1 PON Jabar, POR
pd POR Juara 1 Pemda
Pemda POR
Pemda
Prosentase Seni Budaya Persentas N/A 20% 20% 20% 20% 20% 100%
Sunda yang dilestarikan e
5. Terwujudnya Dialog dan kerjasama 96 kegiatan 96 96 96 96 96 96 kegiatan
Mewujudkan kehidupan harmoni intern dan antar umat ceramah kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan umum
Toleransi dan intern dan antar umat beragama umum intern umum umum umum umum umum intern dan 4
Pembinaan Umat beragama dan 2 intern intern intern dan intern intern kegiatan
Beragama Jumlah
kegiatan dan 3 dan 4 4 kegiatan dan 4 dan 4 seminar
seminar kegiatan kegiatan seminar kegiatan kegiatan
antar umat seminar seminar seminar seminar
beragama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Membangun Terjaganya stabilitas Tingkat inflasi umum % Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
perekonomian harga inflasi inflasi inflasi inflasi inflasi inflasi inflasi
kota yang kokoh umum satu umum umum satu umum satu umum umum umum satu
digit satu digit digit digit satu digit satu digit digit
Terjaganya Laju Perumbuhan %
pertumbuhan ekonomi Ekonomi (LPE) 8,98%* 9,25 9,52 9,79 10,06 10,33 10,33
Meningkatnya akses dan Nilai Ekspor Kota Juta US $ US $ 601 603 606 609 612 614 614
kualitas usaha perdaga- Bandung
ngan dalam dan luar
negeri
Tersedianya stok dan Score Pola Pangan skala 87.8 89.6 90 90.3 91 91.9 91.9
distribusi pangan untuk Harapan (PPH)
mendukung aktivitas
ekonomi kota
2. Membangun Terciptanya iklim usaha Nilai investasi berskala Rupiah 3,594 3,862 4,059 4,291 4,523 4,756 4,756
perekonomian yang kondusif dan nasional (PMDN/PMA) Triliun Triliun Triliun Triliun Triliun Triliun Triliun
kota yang maju Kemudahan investasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indeks Kepuasan Indeks NA 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.4
Masyarakat dalam
Pelayanan
PerijinanTerpadu Satu
Pintu (PPTSP)
Berkembangnya sentra Jumlah Pelaku usaha Pelaku usaha 274 300 300 300 300 300 1724
industri potensial, kreatif bernilai tambah
industri kreatif, indutri dalam aspek HKI, paten,
kecil menengah, omzet, akses modal
koperasi dan UKM sertifikasi halal ,
kuantitas, dan kualitas
produksi
koperasi aktif Persentase 81,14 81.76 82.85 84.41 86.24 88.82 88.82
Optimalisasi Kota Jumlah kunjungan Orang 5.257.439 5.337.894 5.480.821 5.658.874 5.843.652 6.035.475 6.035.475
Bandung sebagai kota wisatawan
tujuan wisata yang
berdaya saing
Wirausaha baru orang 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 10.000 10.000
Meningkatkan rata-rata PDRB / kapita Rp 16,501,354 17,996,702 19,688,869 21,598,737 23,764,532 23,764,532
pendapatan masyarakat
Indeks Daya Beli Indeks 66,59 66,83 67,07 67,32 67,56 67,80 67,80
Sektor ekonomi kreatif yang secara nasional telah menyerap 11,872 persen
dari total keseluruhan serapan tenaga kerja nasional ini secara factual
merupakan lahan pekerjaan baru yang menjanjikan bagi para tenaga muda
yang membutuhkan lahan kreasi untuk mengekspresikan karya nyata dalam
proses pembangunan.
Adapun aspek yang dinilai serta hasil penilaian untuk kota Bandung
dipandang belum baik (dibawah 50%): (1)Kualitas Penataan Kota, (2)Jumlah
Ruang Terbuka, (3)Kualitas Kebersihan Lingkungan, (4)Tingkat Pencemaran
Lingkungan, (5)Kualitas Angkutan Umum, (6)Kualitas Kondisi Jalan,
(7)Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki, (8)Ketersediaan Air Bersih, (9)Ketersediaan
Lapangan Pekerjaan, (11)Tingkat Biaya Hidup, (12)Tingkat Aksesibilitas
Tempat Kerja, (13)Tingkat Kriminalitas, (14)Ketersediaan Fasilitas Kaum
Difable, dan (15)Perlindungan Bangunan Bersejarah.
Data dari opini publik hasil penelitian bahwa Indonesia saat ini berada di
urutan ke 23 dunia indeks kebahagiaan sedangkan berdasarkan survey di 6
Kota besar di Indonesia, tercatat Kota Bandung menduduki peringkat ke 3
dengan urutan sebagai berikut: (1)Semarang 48,74 %, (2)Makassar 47,95 %,
(3)Bandung 47,88 %, (4)Surabaya 47,19 %, (5)Jakarta 46,80 % serta
(6)Medan 46,12 %.
Membangun kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera pada periode
2014-2018 merupakan tanggung jawab bersama, yang melibatkan
masyarakat, perwakilan kelompok sosial, kelompok kepentingan dan swasta
melalui pendekatan proses, jaringan dan kemitraan dalam pemerintahan.
Oleh karena itu, membangun kota Bandung mutlak harus mengedepankan
pendekatan kolaborasi, dalam bentuk indikator kemitraan yang tidak
berbentuk struktur hirarkis dan semua memiliki nilai yang sama, serta
terjadinya berbagi sumber daya.
Membangun kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera pada periode
2014-2018, tidak dapat hanya mengandalkan pada APBD kota Bandung yang
jumlahnya terbatas. Perlu keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dan
lingkungan strategis, baik individu, komunitas, swasta maupun pemerintah
sekitarnya. Kolaborasi yang dilakukan dengan memaksimalkan keterlibatan
masyarakat sebagai pengguna layanan publik, serta mengembangkan
hubungan antar lembaga dengan pihak swasta dalam pembangunan.
Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan
mengembangkan kemandirian masyarakat, karena masyarakat diharapkan
dapat mendefinisikan serta mencoba memenuhi kebutuhan mereka sendiri
melalui proses kreatif dan kooperatif (kemandirian).
Pemkot Bandung
Pemkot Bandung
dengan
dengan Pemprov
Pemerintah Pusat
Pemkot Bandung
dengan Pembangunan Pemkot Bandung
Masyarakat/Komu Kolaborasi dengan luar negeri
nitas
Gambar 0-1
Membangun Kolaborasi
Bandung Nyaman
Sarana olahraga/taman bermain di
Bantuan 100 juta/RW/tahun
setiap RW
Bantuan 100 juta PKK/kelurahan/tahun
Penyediaan sarana air bersih
Bantuan 100 juta/karang taruna kelurahan/tahun
Perbaikan 10.000 rumah tidak layak
huni Bantuan 100 juta/LPM Kelurahan/ tahun
Bandung Sejahtera
Gambar 0-2
Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih
Urusan Wajib: Kepemudaan dan 1. Pembangunan fasilitas2 olahraga (GOR Futsal.Volley dll) per-RW
Olahraga 2. Olimpiade Bandung: Antar Sekolah RT/RW/Kelurahan: Kreativitas dan Olahraga
Urusan Pilihan: Industri 1. Pengembangan konsep ‘competitive district’: Distrik Buku di palasari, distrik Fashion di
Cihampelas, distrik kreatif di Braga, Distrik Kuliner/Seni di pakar/Cigadung dll
Urusan Pilihan: Perdagangan 1. Pajak resmi kakilima, konsep zonasi kaki lima, desain khusus untuk jongko/kios kaki lima
2. Pembangunan Pasar Modern sekaligus Tradisional
Urusan Pilihan: Pariwisata 1. Pembangunan Pusat Seni Bandung (Performing arts/music)
2. Pembangunan Pasar Seni Bandung
3. Pembangunan gedung konvensi/Eksibisi terbesar
4. MICE : Hosting International Seminars. terbaik dunia
5. International Bandung Recyle Carnival
6. Festival kreatif Helarfest
7. Festival2 per lokasi Geografis. Contoh
8. Festival Coblong, Festival Dago, Buahbatu dll
6
Strategi dan Arah
Kebijakan
Strategi dituangkan secara lebih rinci ke dalam Misi 1 sampai dengan Misi 4
berdasarkan pendekatan urusan/bidang sebagai berikut :
1 Mewujudkan sistem Pelayanan pendidikan yang 1) Pengembangan Sekolah Gratis Tingkat SD/MI,
pendidikan nasional merata dan berkeadilan SMP/MTs, SMA/SMK dan MA dalam rangka
di Kota Bandung yang Penguatan Wajar Dikdas sembilan Tahun dan
merata, berkeadilan rintisan wajar Dikmen 12 Tahun pada tahun
dan berdaya saing 2018;
secara global 2) pendidikan terjangkau bagi anak-anak dari
golongan tidak mampu serta Bantuan Siswa
Miskin (Siswa Miskin untuk Tingkat
SMA/SMK/MA/ dan Warga Belajar);
3) Perluasan sekolah inklusif
4) Penuntasan buta aksara;
5) Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini;
6) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB);
7) Pembangunan Unit Sekolah Baru
8) Pengembangan standar pelayanan pendidikan
mengacu pada standar pendidikan nasional
Mewujudkan mutu dan 1) Penyediaan dan penggunaan sumberdaya utama
keunggulan pendidikan (digital library, infrastruktur, ICT, perpustakaan
sekolah, dan laboratorium);
2) Pengembangan dan pengawasan kapasitas guru;
3) Pengembangan kurikulum serta kualitas materi
dan metode pembelajaran;
4) Mengadopsi standar pendidikan global;
5) Mengadopsi standar global kualifikasi dan
kompetensi guru
6) peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
7) Rehabilitasi Ruang Kelas yang Rusak;
8) Peningkatan kualitas pendidikan nonformal dan
informal;
9) Peningkatan kepekaan terhadap warisan budaya
daerah nenek moyang dan lingkungan
Pendidikan yang dapat 1) Mewujudkan pendidikan kejuruan yang luwes dan
memenuhi kebutuhan fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan
lapangan kerja kebutuhan pasar kerja yang berubah
2) Membangun sistem terpadu pendidikan kejuruan
(STPK) yang mencakup semua program kejuruan
yang diminati oleh pasar dan telah berkembang
pada SMK, dan program-program PNF kejuruan
(lembaga kursus, pelatihan kerja, pendidikan
kecakapan hidup, dan pendidikan kewirausahaan
Tata kelola pendidikan yang 1) Mekanisme akuntabilitas publik dengan
baik dan akuntabel penajaman pada peran stakeholders dalam fungsi
pengawasan;
2) sistem informasi berbasis ICT untuk
menginformasikan kinerja satuan pendidikan
serta partisipasi masyarakat dalam bentuk
Tabel 0-4
Strategi dan Arah Kebijakan Misi 4
MISI 4 :Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
1. Terjaganya Menjaga stabilitas harga dan Menjaga keseimbangan antara permintaan dan
stabilitas harga distribusi barang kebutuhan ketersediaan barang
pokok Mengoptimalkan peran TPID Kota Bandung dalam
mengendalikan inflasi
2. Terjaganya Mendorong sektor keuangan Pembinaan dan fasilitasi untuk Mendorong potensi
pertumbuhan dan pelaku usaha besar untuk ekspor dan optimalisasi pangsa pasar local sentra-
membantu pengembangan sentra industri potensial melalui pengenalan produk
ekonomi produk-produk unggulan dan dan promosi offline dan online
industri kreatif
Mendorong peningkatan Menerbitkan regulasi yang mendukung peningkatan
produktivitas produksi sektor produktivitas sektor usaha jasa dan industri kreatif
usaha jasa dan industri
kreatif Meningkatkan ketersediaan tenaga kerja terampil
yang dibutuhkan sektor usaha jasa dan industri
kreatif
Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur
yang dibutuhkan sektor usaha jasa dan industri
kreatif
11. Terwujudnya Perluasan fasilitasi kreatifitas Peningkatan kualitas sumberdaya dan daya dukung
sinergitas di antara dengan daya dukung pemangku kepentingan.
Pemerintah, Swasta, sumberdaya yang kompeten.
Kaum Cendekia
(Perguruan Tinggi,
Lembaga Litbang dan
Ahli) dan Komunitas
12. Meningkatnya Perluasan kesempatan kerja peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga
kesempatan kerja dan yang didukung peningkatan kerja
perlindungan tenaga kompetensi, kemandirian dan
kerja optimalisasi perlindungan
tenaga kerja
Pemberian kesempatan Peningkatan penempatan kerja dan perluasan
memperoleh pelatihan, kesempatan kerja
meningkatkan kompetensi
dan produktivitas kerja serta
mengarahkan lembaga
latihan kerja memenuhi
standar akreditasi
Pemerataan kesempatan Peningkatan perlindungan tenaga kerja,
kerja dan terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja
perluasan fasilitasi kerja,
hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan
berkeadilan, kelangsungan
usaha serta peningkatan
kesejahteraan pekerja
13. Meningkatkan rata- Mendorong investasi yang Memberikan insentif bagi investor berupa
rata pendapatan bersifat padat karya kemudahan perizinan, dan fasilitas usaha padat
masyarakat karya serta keringanan pajak daerah
Optimalisasi dan peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha
peningkatan kompentensi koperasi dan UMKM, serta perlindungan dan
serta daya saing usaha dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM
KUMKM. peningkatan akses teknologi, SDM, pasar, kualitas
produk dan permodalan bagi Koperasi dan UMKM
Terlaksananya Subsidi Gas Membuat regulasi pemberian subsidi harga gas bagi
kepada Masyarakat masyarakat berpenghasilan rendah
Berpenghasilan Rendah
Meningkatkan peran KUMKM Fasilitasi dan intermediasi pengembangan KUMKM
dalam perekonomian
Meningkatkan pendapatan Mendorong kewirausahaan dan meningkatkan iklim
masyarakat usaha
Penguatan KUMKM melalui Fasilitasi dan intermediasi pengembangan KUMKM
peningkatan kompetensi dan
kualitas SDM, jaringan usaha,
perluasan aspek permodalan
dan Daya saing produk
KUMKM.
7
Kebijakan Umum dan
Program Pembangunan
Daerah
Urusan Perhubungan
a. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
b. Program Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
c. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ
d. Program Peningkatan Kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
e. Program Peningkatan pelayanan angkutan
f. Program Pengendalian dan Pengamanan lalu lintas
Urusan Pendidikan
Urusan Perpustakaan
Urusan Kesehatan
Urusan Sosial
a. Program Pembinaan Anak Terlantar;
b. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya;
c. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana,
PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial Lainnya);
d. Program Pembinaan Panti Asuhan/Jompo;
e. Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan Eks-Trauma;
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial.
Urusan Kebudayaan
Urusan Ketenagakerjaan
a. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
b. Peningkatan kesempatan kerja
c. Perlindungan dan Pengembangan lembaga ketenagakerjaan
Urusan Perdagangan
a. Program persaingan usaha
b. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
c. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
Urusan Industri
a. Program pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis
b. Program pengembangan sentra- sentra industri potensial
c. Program penataan struktur industri
Urusan Pariwisata
a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
c. Program Pengembangan Kemitraan
Urusan Pertanian
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/Perkebunan)
Peningkatan Meningkatkan
akses layanan sarana dan
untuk sistem prasarana
pengolahan pengelolaan
limbah limbah
komunal
untuk limbah
domestik dan
non domestik
Pelaksanaan Perluasan Perlindungan dan tingkat emisi GRK 2, Persentase 5% 25% Lingkungan BPLH Dishub,
Rencana Aksi cakupan uji Konservasi emisi CO2 2127,06Gg Hidup Diskamtam
Daerah emisi kendaraan Sumberdaya Alam emisi CH4 7,44 Gg
Penurunan bermotor emisi N2O 0,07 Gg
Emisi Gas
Rumah Kaca
Penataan, Mendorong Perlindungan dan Terwujudnya Belum Pusat Lingkungan BPLH Dishub,
pengembangan terciptanya Konservasi Babakan Siliwangi ekologi Hidup Diskamtam
dan Kawasan Sumberdaya Alam sebagai pusat ekologi Kota
pembangunan Babakan kota
Babakan siliwangi
Siliwangi menjadi puast
sebagai pusat ekologi kota
ekologi Kota
Peningkatan Menambah Pengelolaan Ruang Luasan ruang Persentase 12% 23% Lingkungan Diskamtam
ruang terbuka luasan RTH dan Terbuka Hijau terbuka hijau Hidup
hijau publik dan Memeliha ra
privat RTH yang sudah
ada
2. Meningkatnya Meningkatkan Penataan Program Cakupan Persentase 100% 100% Otonomi Bagian
akuntabilitas kinerja struktur Kelembagaan pelayanan Daerah, Organisasi
kinerja keuangan organisasi dan kelembagaan dan Pemerintahan
daerah, Umum, Adm.
birokrasi yang Ketatalaksanaan ketatalaksana an
pengelolaan Keuangan
aset daerah, dan proporsional Perangkat perangkat daerah Daerah,
pelaksanaan Daerah Perangkat
pembangunan Peningkatan Evaluasi/ Nilai Evaluasi AKIP Skala CC A Daerah, Kepeg. Bagian
yang didukung transparansi Laporan Kinerja Kota & Persandian Organisasi
oleh aparatur dan akuntabili dan Keuangan
profesional tas melalui Penyelenggaraan
yang pengembanga Pemerintah
berkarakter
melayani dalam
n zona Daerah
upaya integritas
memberikan Peningkatan Evaluasi/ Nilai dan Peringkat 10 1 Bagian
pelayanan pelayanan, Laporan Kinerja Pemeringkatan Organisasi/
prima pengelolaan dan Keuangan LPPD DPKAD/Bag
dan pelaporan Penyelenggaraan Pem-Um
keuangan Pemerintah
daerah Daerah
Peningkatan Pembinaan dan Persentase Persentase 100% 100% Otonomi BKD
pengetahuan Pengembangan peningkatan dan Daerah,
dan Sumber Daya pengembangan Pemerintah
keterampilan Aparatur sumberdaya an Umum,
aparatur aparatur Adm.
3 Meningkatnya Penguatan (1) Meningkatkan RW Program Cakupan desa/ 100% 100% Kesehatan Dinkes
kesadaran individu, pemberdayaa siaga aktif ; Promosi kelurahan siaga
keluarga dan n masyarakat, (2) Meningkatkan Kesehatan dan aktif
masyarakat melalui kerjasama promosi kesehatan Pemberdayaan
promosi, dan rumah sakit; Masyarakat Tingkat 100% 100% Kesehatan RSKIA,
pemberdayaan dan kemitraan (3) Meningkatkan pelaksanaan RSUD,
penyehatan lingkungan serta Sanitasi Total penyuluhan RSKGM
penyehatan Berbasis Masyarakat kepada pasien/
lingkungan pengunjung
4 Terkendalinya jumlah Meningkatka Meningkatkan Program TFR (Total 1.98% 1.95% KB & KS BPPKB
penduduk sesuai n kualitas dan Kelestarian dan Keluarga Fertilitilite Rate)
dengan daya dukung kuantitas kemandirian peserta Berencana
dan daya tampung peserta KB KB
lingkungan
Penyebaran Capacity building
luasan terhadap pengelola
informasi KB program KB di lini
lapangan
Sosialisasi Pembentukan, Program Cakupan institusi 47% 100% KB & KS BPPKB
kesehatan Pembinaan dan pembinaan masyarakat dalam
reproduksi Pengembangan Pusat peran serta pelayanan KB/KR
remaja dan Informasi Konseling- masyarakat yang mandiri
Pendewasaan Kesehatan pelayanan
Usia Reproduksi Remaja KB/KR
Perkawinan (PIK-KRR) mandiri
PeningkataKe Pembentukan, Program Presentase tenaga 40% 60% KB & KS BPPKB
tahanan dan Pembinaan dan penyiapan pendamping yang
pemberdayaa Pengembangan Bina- tenaga mampu
n keluarga Bina Keluarga pedamping menggerakan
(BKB,BKR,BKL) dan kelompok bina partisipasi
UPPKS keluarga
Peningkatan
sosialisasi peraturan
perundang-undangan
tentang perempuan
dan anak
Mwujudkan Pengembangan Focal Program IPG (Indeks 70% 70.25% PP&PA BPPKB
Pengarustamaa Point Gender di SKPD Penguatan Pembangunan
n Gender (PUG) kelembagaan Gender)
dan
Pengarusutama
meningkatkan
pemberdayaan an Gender dan
Terwujudnya anak
perempuan
Kesetaraan dan
dalam
pembangunan Keadilan Gender bagi
Perempuan
8 Meningkatkan peningkatan terwujudnya Kota Pengembangan Apresiasi 61 seniman 50 seniman Kebudayaan Disbudpar
Pelestarian Seni Budaya apresiasi seni Bandung sebagai nilai budaya pemerintah budaya budaya
serta Prestasi dan budaya pusat kreasi bangsa terhadap seniman
Kepemudaan dan daerah di dan budayawan
Olahraga kalangan Kota Bandung
pemerintah,
masyarakat
dan swasta
9 Terwujudnya kehidupan Pembinaan Pembinaan dan Program sosial Pemahaman agama 30 30 Bagian
harmoni intern dan keagamaan pelaksanaan kegiatan keagamaan untuk 30 Kecamatan Kecamatan Kesra
antar umat beragama keagamaan di Kecamatan
masyarakat
TAHUN SKPD
AGENDA URUSAN Penanggung
2014 2015 2016 2017 2018 Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8
Pencapaian PAUD Juara Pendidikan Disdik
Beasiswa untuk siswa miskin
Pengadaan Satu bangku satu
tablet**/notebook
Rekruitmen Kepala Sekolah yang
transparan
Pendataan Rusun untuk guru
honorer
Pendataan Subsidi sembako
untuk guru honorer
Penyelenggaraan Gerakan
Sekolah Hijau
Penyelenggaraan Olimpiade
Kreativitas di setiap jenjang
sekolah
Pengadaan Media Kampanye
Bandung Kota Pendidikan
Program Anti PUNGLI
Penguatan Anti Kecurangan
Penerimaan Siswa
Pendataan kebutuhan Bus
Sekolah
Pendidikan Diniyah bagi
siswa/pelajar
Pengadaan perpustakaan di Perpustakaan Pusarda
taman-taman
Perpustakaan keliling
Puskesmas Khusus 24 Jam Kesehatan Dinkes,RSKIA,
RSKGM,RSUD
Pengobatan Keliling Rutin
(Pusling)
Ambulance 24 jam
Gerakan pergaulan sehat di
sekolah-sekolah
Kartu Bandung Sehat
Menuju rumah sakit kelas dunia Kesehatan RSKGM,
RSKIA, RSUD
Media kampanye hidup sehat Kesehatan RSKGM,
RSKIA, RSUD,
Dinkes
Lomba-lomba (Foto Keluarga KB&KS BPPKB
terbaik tiap bulan dan kabisa
sesepuh Bandung)
Pertunjukan layar tancap (Movie
On The Move)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyelenggaraan Seminar rutin :
parenting, kesehatan, kecantikan,
kewirausahaan dll dengan
melibatkan ahli
Pelatihan Public Speaking untuk
kader
Festival Berbasis Usia (anak- PP & PA BPPKB
anak, dewasa,lansia)
Pojok bermain dan membaca
pada setiap BKB (Kampung KB)
penyediaan Rumah Singgah Sosial Dinsos
(kontrak) dan bangsal
gelandangan
Pembangunan Rumah
Rehabilitasi
Pembentukan Tim Razia Rutin
Kolaborasi komunitas peduli
anak jalanan
Pelatihan Ekonomi
Pembinaa Forum LPM Bandung Pemberdayaan BKPPM
Juara
Pembinaan Forum PKK Bandung
Juara
Launching Lapangan Konser di Kebudayaan Disbudpar
Gede Bage
Fasiltasi Forum Jaga Budaya di
Kelurahan
Pemanfaatan Gedung Kesenian
Multifungsi Laswi
Fasilitasi 1 tahun 1 film Nasional
di Bandung
Fasilitasi Pasar Seni Braga
Sosialisasi Reklame Aksara Sunda
Fasilitasi Forum Seminar Pemuda
Sunda Tahunan
Penyelenggaraan Festival Pabaru
Sunda
Fasilitasi Paguron silat
Pementasan seni budaya sunda
Sayembara Batik Bandung
Media Kampanye Bandung
Berbudaya
Fasillitas sosial taman berupa Kepemudaan Dispora
layar lebar dan projector untuk dan Olah Raga
nonton bareng
Penyelenggaraan Forum seminar
pemuda sunda tahunan
Pembangunan, revitalisasi dan
pemeliharaan sarana olahraga
Terlaksananya paguron silat
dengan adanya launching
pembentukan paguron
CAPAIAN
INDIKATOR PELAKSANA
SATUAN KINERJA
No. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KINERJA URUSAN
(outcome) SKPD SKPD
2013 2018
UTAMA PENDAMPING
1. terjaganya Menjaga Menjaga
stabilitas harga stabilitas harga keseimbangan
dan distribusi antara permintaan
barang dan ketersediaan
kebutuhan barang
pokok Mengoptimalkan
peran TPID Kota
Bandung dalam
mengendalikan Program
Pengawasan Jenis
inflasi Perlindungan Dinas
terhadap
Peningkatan Konsumen Dan barang 22 22 Perdagangan KUKM Bag. Kesra
komoditas
penataan usaha Pengamanan perindag
utama
dibidang Perdagangan
perdagangan dan
sistem distribusi
yang menjamin
kelancaran arus
barang dan jasa,
kepastian usaha
dan daya saing
produk.
2. Terjaganya Mendorong Pembinaan dan Program Megembangka Sistem 1 Promosi, Perindustria Dinas
pertumbuhan sektor keuangan fasilitasi untuk Pengembangan n Sistem website Sosialisa n KUKM
ekonomi dan pelaku usaha Mendorong Sentra-Sentra Informasi data si dan perindag
besar untuk potensi ekspor dan Industri Industri memban
membantu optimalisasi Potensial Potensial gun
pengembangan pangsa pasar local Sistem
produk-produk sentra- sentra Informas
unggulan dan industri potensial i
industri kreatif melalui
pengenalan
produk dan
Mengidentifikasi
arah & tujuan Road
Map penanaman
modal di Kota
Bandung
Melakukan
sosialisasi
pelaporan LKPM
bagi pelaku usaha
di Kota Bandung
Optimalisasi Penyederhanaan Program Indeks index NA 3,4 Penanaman BPPT
kinerja prosedur perijinan Peningkatan dan Kepuasan Modal
pelayanan serta optimalisasi Pengembangan Masyarakat
perijinan pemanfaatan TIK Penyelenggaraan dalam
investasi dalam pelayanan Pelayanan Pelayanan
perijinan. Perizinan PerijinanTerpa
Terpadu du Satu Pintu
7. Berkembangnya Peningkatan Meningkatkan Program Terwujudnya Unit 100 750 Industri Dinas
sentra industri peran industri jumlah komunitas pengembangan pengembangan usaha KUKM
potensial, kecil menengah, dan klaster ekonomi kreatif industri kreatif perindag
ekonomi kreatif sentra industri industri kecil dan dan teknopolis
indutri kecil potensial dan menengah
menengah dan industri kreatif berbasis industri
koperasi yang kreatif &pelaku
berwawasan usaha kreatif
lingkungan
Memberikan Fasilitasi pelaku Program Meningkatnya Industri 553 1805 Industri Dinas
dukungan ekonomi untuk peningkatan kecil KUKM
pembiayaan mendapatkan HKI, kemampuan perindag
usaha dan sertifikasi halal, teknologi
formalisasi dan standarisasi industri
Meningkatnya (a) peningkatan Program Meningkatnya Persentas 39.96 48.23 koperasi Dinas
kontribusi dan kualitas Peningkatan Koperasi Aktif e % % KUKM
berkembangnya kelembagaan dan Kualitas perindag
Koperasi dan usaha koperasi Kelembagaan
UMKM dan UMKM, serta Koperasi
perlindungan dan
dukungan usaha
bagi koperasi dan
UMKM
Mempercepat Penyederhanaan Program Indeks index NA 3,4 Penanaman BPPT
proses dan prosedur perijinan Peningkatan dan Kepuasan Modal
keluarnya serta optimalisasi Pengembangan Masyarakat
perizinan bagi pemanfaatan TIK Penyelenggaraan dalam
kegiatan atau dalam pelayanan Pelayanan Pelayanan
pelaku usaha perijinan. Perizinan PerijinanTerpa
terkait dengan Terpadu du Satu Pintu
ekonomi kreatif
yang
persyaratannya
telah sesuai
dengan
peraturan
perundang-
undangan dan
hukum yang
berlaku baik
ditingkat
nasional atau
daerah
10. Optimalnya Menyelenggarak Kemudahan Program Terwujudnya 774 1499 Perindustria Dinas
ranah kreatifitas an berbagai perijinan bagi pengembangan pengembangan pelaku pelaku n KUKM
dan inovasi event kreatif penyelenggaraan ekonomi kreatif industri kreatif industri industri perindag
(ranah ekspresi, secara terukur event kreatif kreatif kreatif
dan teknopolis
ranah produksi, dari
ranah diseminasi total
dan ranah 5.291
apresiasi)
beserta sarana
dan prasarana
pendukungnya
Memberikan Fasilitasi Program
dukungan kemudahan akses
pembiayaan lembaga keuangan
untuk kegiatan
penelitian dan
pengembangan
(Litbang) di
lembaga Litbang
Perguruan Tinggi
dan/atau Non
Perguruan Tinggi
bagi invensi
kreatif
Target
BAB VIII Kinerja
Program
(Outcaome)
Program–program untuk
pemenuhan layanan SKPD dalam
INDIKASI RENCANA
menyelenggarakan urusan
APBN PROGRAM
pemerintahan daerah
PRIORITAS
APBD
KOTA
APBD PROVINSI BANDUNG
Sumber
lain
nya
Gambar 0-1
Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD
URUSAN WAJIB
DINAS
PENDIDIKAN
Program Pelayanan Cakupan
Administrasi pelayanan 3,304,384,900 3,634,823,390 3,998,305,729 4,398,136,302 4,837,949,932
100% 100% 100%
Perkantoran administrasi
perkantoran
Peningkatan Sarana Cakupan
dan Prasarana pelayanan 1,348,367,000 1,483,203,700 1,631,524,070 1,794,676,477 1,974,144,125
Aparatur sarana dan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
prasarana
aparatur
Fasilitas Prosentase
Pindah/Purna pegawai yang 75,000,000 82,500,000 90,750,000 99,825,000 109,807,500
Tugas PNS dilantik dan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
sertijab yang
terfasilitasi
Peningkatan Prosentase
Kapasitas Sumber pegawai yang 1,384,765,000 1,523,241,500 1,675,565,650 1,843,122,215 2,027,434,437
Daya Aparatur memiliki
55% 65% 65% 70% 75% 80% 85%
kompetensi
sesuai
bidangnya
Peningkatan Tingkat
Pengembangan ketepatan 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
Sistem Laporan menyerahkan 60% 70% 75% 80% 85% 90% 95%
Capaian Kinerja dan laporan kinerja
Keuangan dan keuangan
Program
Pendidikan Anak 4,001,000,000 4,401,100,000 4,841,210,000 5,325,331,000 5,857,864,100
APK - PAUD 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85 unit
Usia Dini
Program Wajib APK
Pendidikan Dasar 9 131,05 131,05 74,092,990,000 81,502,289,000 131,05 89,652,517,900 131,05 98,617,769,690 131,05 108,479,546,659
Pendidikan 131,05% 131,05%
Tahun % % % % %
Dasar 9 Tahun
Program APK
Pendidikan Pendidikan 100% 100% 30,325,000,000 100% 33,357,500,000 100% 36,693,250,000 100% 40,362,575,000 100% 44,398,832,500 100%
Menengah Menengah
Pendidikan Non APK
Formal Pendidikan 75% 75% 5,525,000,000 80% 6,077,500,000 85% 6,685,250,000 90% 7,353,775,000 95% 8,089,152,500 100%
Non Formal
Program BOS
Provinsi
Program Bantuan
Operasional Sekolah
dan Bantuan Siswa
Miskin
DINAS
KESEHATAN
program persentase
peningkatan sumberdaya 716.310.000
kapasitas sumber aparatur yang 823,963,045
1,171,259,48 1,288,385,43 1,417,223,97
daya aparatur memiliki 1 1 1 1 1
4 3 6
kompetensi
sesuai
bidangnya
program tingkat
peningkatan ketepatan 950.000.000
pengembangan menyerahkan 703,621,725 1,031,051,02
1 1 1 852,108,287 1 937,319,116 1
sistem pelaporan laporan kinerja 8
capaian kinerja dan dan keuangan
keuangan
Program Obat dan terpenuhinya
Perbekalan ketersediaan 18.429.667.366
Kesehatan obat dan 11,128,278,810
23,772,934,5 26,150,228,0 28,765,250,8
perbekalan 1 100% 100% 100% 100%
78 35 39
kesehatan
sesuai dengan
kebutuhan
program upaya
kesehatan 6.379.407.500 24,021,678,1 26,423,845,9 29,066,230,5
1 5,315,483,575
1 1 1 1
masyarakat 56 71 68
program
pengawasan obat 222.713.600
250,000,000
302,500,000 332,750,000 366,025,000
dan makanan
Program
pencegahan dan 2.762.593.000 1,521,407,11 1,673,547,82 1,840,902,60
penanggulangan 1,259,061,250 3 4 6
penyakit menular
Program Tenaga dan
standarisasi Sarana 600.000.000
pelayanan Kesehatan yang 1 391,682,288 1 1 472,120,583 1 519,332,641 1 571,265,905
kesehatan bersertifikat
program Rasio
pengadaan, puskesmas 24.000.000.000
peningkatan dan persatuan 13,203,222,457
perbaikan sarana penduduk
17,761,479,7 19,537,627,7 21,491,390,5
dan prasarana 74 77 80 82 84
63 39 13
puskesmas/
puskesmas
pembantu dan
jaringannya
program kemitraan Cakupan
peningkatan pelayanan 865.306.750
pelayanan gawat darurat 575,175,000
kesehatan level 1 yang
harus ditangani
1 1 1 688,701,750 1 757,571,925 1 833,329,118
sarana
kesehatan (RS)
di
Kabupaten/Kot
a
program cakupan
peningkatan pelayanan 417.331.420
pelayanan kesehatan 1 284,544,150 1 1 321,489,922 1 353,638,914 1 389,002,805
kesehatan lansia dasar terhadap
lansia
program Tempat
pengawasan dan pengelolaan 500.000.000
pengendalian makanan yang 535,500,000
0 0 0 625,570,000 0 688,127,000 1 756,939,700
kesehatan memenuhi
masyarakat syarat
kesehatan
program pelayanan
kesehatan dasar 11.517.132.020 9,204,212,57 10,124,633,8 11,137,097,2
8,437,863,500 3 30 13
Program Cakupan
Penyelidikan Desa/Keluraha 321.310.000
Epidemiologi dan n mengalami 1,309,662,500
Penanggulangan KLB yang 1 1 1 617,695,925 1 679,465,518 1 747,412,069
KLB. dilakukan
penyelidikan <
24 jam
PEKERJAAN UMUM
Program
Tingkat
Peningkatan
ketepatan
Pengembangan 75.50
menyerahkan 1 400,000,000 1 400,000,000 1 400,000,000 1 400,000,000 1 400,000,000 100%
Sistem Pelaporan %
laporan kinerja
Capaian Kinerja Dan
dan keuangan
Keuangan
Rasio panjang 54%
226,400 452,800,000,00 169,800 339,600,000,0 169,800 339,600,000,0
jalan dalam (67.8 566,000 m
Program m 0 m 00 m 00
kondisi baik km)
Pembangunan Jalan
dan Jembatan Panjang jalan 75,000,000,00 82,500,000,00 90,750,000,0 99,825,000,0 109,807,500,00
2.5 km 2,500 m 2,500 m 2,500 m 2,500 m 2,500 m 12,500 m
baru 0 0 00 00 0
Panjang
saluran 21%
Program 20,000 40,000,000,00 20,000 44,000,000,00 20,000 48,400,000,0 20,000 53,240,000,0 20,000 58,564,000,0
drainase yg (524,1 100,000 m
pembangunan m 0 m 0 m 00 m 00 m 00
dibangun skala 14 m)
saluran kota
drainase/gorong-
gorong Panjang trotoar 616.63 16,000 40,000,000,00 16,000 44,000,000,00 16,000 44,000,000,0 16,000 44,000,000,0 16,000 44,000,000,0
80,000 m
sesuai standar m m 0 m 0 m 00 m 00 m 00
Program
Pengembangan,
Lingkungan
Pengelolaan, dan 2 4,000,000,00 4,000,000,00 4,000,000,00
sungai yang 0 2 Lokasi 4,000,000,000 2 Lokasi 4,000,000,000 2 Lokasi 2 Lokasi 10 Lokasi
Konservasi Sungai, Lokasi 0 0 0
tertata
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
Berkurangnya
Program 54 15 11,070,000,00 15 11,070,000,00 24 14,760,000,0
titik banjir di 54 Lokasi
Pengendalian Banjir Lokasi Lokasi 0 Lokasi 0 Lokasi 00
Kota Bandung
27,091 7,200 80,000,000,00 7,200 80,000,000,00 7,200 80,000,000,0 7,200 80,000,000,0 7,200 80,000,000,0 36,000
Program Titik Titik 0 Titik 0 Titik 00 Titik 00 Titik 00 Titik
Pelayanan PJU
Penerangan Jalan
yang merata
Umum 22,050 1,440 36,000,000,00 1,440 36,000,000,00 1,440 36,000,000,0 1,440 36,000,000,0 1,440 36,000,000,0
7,200 Titik
Titik Titik 0 Titik 0 Titik 00 Titik 00 Titik 00
PEKERJAAN UMUM
Dinas Tata Ruang
dan Cipta Karya
Program Tercapainya 100%
Peningkatan kualitas
Kualitas dan penataan
26,900,000,00 29,590,000,00 32,549,000,0 35,803,900,0 39,384,000,0
Penertiban bangunan dan 1 1 1 1 1
0 0 00 00 00
Bangunan serta bangun
Pembangunan bangunan
Bangunan
PENGEMBANGAN
PERUMAHAN
Dinas Tata
Ruang dan Cipta
Karya
Program Tersedianya 70,69 75%
Pengembangan pembangunan %
Perumahan perumahan 16,500,000,00 18,150,000,00 19,965,000,0 21,961,500,0 24,158,000,0
1 1 1 1 1
sehat, nyaman 0 0 00 00 00
dan terjangkau
Program Meningkatnya 8.01% 5%
Lingkungan Sehat kondisi
Perumahan lingkungan 10,527,000,0 11,579,700,0 12,738,000,0
0 8,700,000,000 0 9,570,000,000 0 0 0
sehat 00 00 00
perumahan
PENATAAN RUANG
Dinas Tata
Ruang dan Cipta
Karya
Dinas
Perhubunga 3,133 3,203 3,562 3,960 4,401
n
Program Pelayanan Cakupan 80 P2 100
Administrasi pelayanan 4,077,700,00 4,485,470,00 4,934,017,00
100 3,370,000,000 100 3,707,000,000 100 100 100
Perkantoran administrasi 0 0 0
perkantoran
Program Cakupan 75 P2 100
Peningkatan Sarana pelayanan
13,820,000,00 14,202,000,00 4,622,200,00 5,084,420,00 5,592,862,00
Dan Prasarana sarana dan 90 100 100 100 100
0 0 0 0 0
Aparatur prasarana
aparatur
Program Tingkat 85 P2 90
Peningkatan kepatuhan 1,724,250,00 1,896,675,00 2,086,342,50
90 1,425,000,000 90 1,567,500,000 90 90 90
Disiplin Aparatur Pegawai Negeri 0 0 0
Sipil
Program Persentase 50 P2 100
Peningkatan sumber daya
Kapasitas Sumber aparatur yang
Daya Aparatur memiliki 10 300,000,000 10 330,000,000 10 363,000,000 10 399,300,000 10 439,230,000
kompetensi
sesuai
bidangnya
Program Tingkat 2 P2 2
Peningkatan ketepatan
Pengembangan menyerahkan
2 250,000,000 2 275,000,000 2 302,500,000 2 332,750,000 2 366,025,000
Sistem Pelaporan laporan kinerja
Capaian Kinerja Dan dan keuangan
Keuangan
Program jumlah 2 P2 2
Pembangunan prasarana dan
5,075,950,00 5,583,545,00 6,141,899,50
Prasarana Dan fasilitas 2 4,195,000,000 2 4,614,500,000 2 2 2
0 0 0
Fasilitas terminal yang
Perhubungan dibangun
Program jumlah fasilitas 3 P2 3
Rehabilitasi dan yg berfungsi
2,662,000,00 2,928,200,00 3,221,020,00
Pemeliharaan dan kondisi 3 2,200,000,000 3 2,420,000,000 3 3 3
0 0 0
Prasarana dan baik
Fasilitas LLAJ
Program Peningkatan 2 P2 4
27,252,600,00 33,317,860,00 36,689,646,0 40,386,610,0 45,897,869,0
Peningkatan Jumlah koridor 2 3 3 3 4
0 0 00 00 00
Pelayanan Angkutan SAUM
Program Persentase 54 P1 80
Pembangunan halte yang
Sarana Dan terbangun di
Prasarana jalur yang telah 6,836,500,00 7,520,150,00 8,272,165,00
60 5,650,000,000 65 6,215,000,000 70 75 80
Perhubungan dilayani 0 0 0
angkutan
umum dalam
trayek
Program cakupan 50 P1 80
Pengendalian Dan fasilitas
37,350,000,00 41,085,000,00 45,193,500,0 49,712,850,0 54,684,135,0
Pengamanan Lalu perlengkapan 60 65 70 75 80
0 0 00 00 00
Lintas jalan terpasang
- persentase
Program persentase 95 P2 97,5
Peningkatan jumlah
Kelaikan kendaraan 9,861,500,00 10,847,650,0 11,932,415,0
95,5 8,150,000,000 96 8,965,000,000 96,5 97 97,5
Pengoperasian angkutan 0 00 00
Kendaraan umum yg lulus
Bermotor uji KEUR
LINGKUNGAN
HIDUP
Badan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Program Bertambahnya 1
Pengendalian jumlah sungai
Pencemaran dan yang
Kerusakan LH memenuhi
baku mutu
13,700,000,0 7,350,000,00 6,650,000,00
kelas IV 0 4,150,000,000 0 9,100,000,000 0 0 0
00 0 0
golongan B
(dari tercemar
berat menjadi
tercemar
ringan
Program Penataan 1 Penataa
Kawasan Pusat Perenca n, Pemelih
Penataa pengemban
Ekologi Kota naan Pengem araan
n dan gan
Penataa bangan 5,500,000,00 dan 3,500,000,00 3,500,000,00
500,000,000 Pemban 5,000,000,000 konservasi
n dan 0 Pengem 0 0
gunan Babakan
Kawasa Pemban bangan
baksil Siliwangi
n BakSil gunan baksil
baksil
Program SR dangkal, 1 P1 15 unit 15 unit
15 unit
Perlindungan lubang biopori, 15 unit 300 300
15 unit 300 unit
Konservasi Sumber konservasi 300 unit unit unit
300 unit 5 titik
Daya Alam sumber mata 5 titik 5 titik 5 titik
5 titik 3 unit
air, unit sumur 3 unit 3 unit 3 unit
3 unit SR 3,850,000,00 3,925,000,00 SR 4,000,000,00
resapan dalam, SR 2,850,000,000 3,525,000,000 SR SR
Penurun 0 0 Penuru 0
Penurunan Penurun Penuru Penuru
an MAT nan
Muka Air Tanah an MAT nan nan
0,01-2 MAT
0,01-2 MAT MAT
m/th 0,01-2
m/th 0,01-2 0,01-2
m/th
m/th m/th
Program Pelayanan Prosentase 1 P1
Air Bersih Skala pelayanan air
Komunal dan bersih skala 5,200,000,00 5,300,000,00 5,300,000,00
0 5,000,000,000 0 5,100,000,000 0 0 0
Rumah Tangga komunal dan 0 0 0
rumah tangga
Program · Jumlah usaha 1
Peningkatan dan/atau
Pengendalian Polusi kegiatan
sumber tidak
bergerak yang
memenuhi
1,500 300,000,000 1,500 350,000,000 1,500 400,000,000 2,000 450,000,000 2,500 500,000,000
persyaratan
administratif
dan teknis
pencegahan
pencemaran
udara.
Program Persentase
Peningkatan sumber daya
Kapasitas Sumber aparatur yang
Daya Aparatur memiliki 1 280,000,000 1 285,000,000 1 320,000,000 1 375,000,000 1 412,500,000 100%
kompetensi
sesuai
bidangnya
Program Tingkat
Peningkatan ketepatan
Pengembangan menyerahkan
1 512,500,000 1 550,000,000 1 600,000,000 1 684,000,000 1 752,400,000 100%
Sistem Pelaporan laporan kinerja
Capaian Kinerja dan dan keuangan
Keuangan
Program Cakupan
Pengelolaan Areal pengelolaan 1500 2000 2500 3000 3000 3000
Pemakaman areal 8,900,000,00 9,500,000,00 10,450,000,0
rumputi 6,030,000,000 rumputi 8,150,000,000 rumputi rumputi rumputi rumputisa
pemakaman 0 0 00
sasi sasi sasi sasi sasi si
Dinas
Pencegahan dan 15,000,000,00 16,135,930,00 16,527,530,9 17,794,042,1 19,175,617,2
Penanggulangan 0 0 00 27 20
Kebakaran
Program Pelayanan Meningkatnya 100
Administrasi Kelancaran
Perkantoran Pelaksanaan
Tugas 1,304,985,00 1,435,483,50 1,579,031,85
Administrasi Di 100 1,078,500,000 100 1,186,350,000 100 100 100
0 0 0
Lingkungan
DPPK Kota
Bandung
Program Meningkatnya 100
Peningkatan Sarana Sarana dan
1,010,229,00
Dan Prasana Prasarana 80 1,390,000,000 85 1,529,000,000 90 834,900,000 95 918,390,000 100
0
Aparatur Aparatur
Program Meningkatnya 95
Peningkatan Disiplin 1,127,720,00 1,240,492,00 1,364,541,20
95 932,000,000 95 1,025,200,000 95 95 95
Disiplin Aparatur Aparatur 0 0 0
URUSAN
KETENAGAKERJAA
N
DINAS TENAGA
KERJA
Program Cakupan
Peningkatan Sarana pelayanan
1,234,738,98 1,358,212,88 1,494,034,16
Dan Prasarana sarana dan 1,020,445,440 1,122,489,984
2 1 9
Aparatur prasarana
aparatur
Program Jumlah 330 stel
Peningkatan pelanggaran
Disiplin Aparatur Pegawai Negeri 125,000,000 330 stel 137,500,000 330 stel 151,250,000 330 stel 166,375,000 330 stel 183,012,500
Sipil
URUSAN
KETRANSMIGRASI
AN
DINAS TENAGA
KERJA
Program
Transmigrasi 112.500.000 123.750.000 136.125.000 149.737.500 164.711.250
Regional
KOPERASI DAN
USAHA KECIL DAN
MENENGAH
Dinas Koperasi
UKM dan
Perindustrian-
Perdagangan
Program Pelayanan Cakupan 100%
Administrasi pelayanan 2,321,839,25 2,585,269,50 2,849,133,30
1,883,893,700 1 2,148,373,000 1 1 1
Perkantoran administrasi 0 0 0
perkantoran
Program Cakupan 100%
Peningkatan Sarana pelayanan
13,130,574,40 9,782,000,00 11,368,000,0 13,162,000,0
Dan Prasarana sarana dan 1 8,220,000,001 1 1 1
1 1 01 01
Aparatur prasarana
aparatur
Program Jumlah 100%
Peningkatan pelanggaran
145,000,000 1 167,325,000 1 192,423,750 1 220,000,000 1 253,000,000
Disiplin Aparatur Pegawai Negeri
Sipil
Program Persentase
Peningkatan sumber daya
Kapasitas Sumber aparatur yang
4,891,000,00 5,684,000,00 6,581,000,00
Daya Aparatur memiliki 6,565,287,200 1 4,110,000,000 1 1 1 100%
0 0 0
kompetensi
sesuai
bidangnya
Program Tingkat
Peningkatan ketepatan
Pengembangan menyerahkan
100% 400.000.000 100% 400.000.000 100% 400.000.000 100% 400.000.000 100% 400.000.000 100%
Sistem Pelaporan laporan kinerja
Capaian Kinerja Dan dan keuangan
Keuangan
Program Penciptaan Meningkatnya
Iklim Usaha Kecil UKM yang
Menengah Yang berdaya saing,
Kondusif meningkatnya 10.000 500.000.000 11.000 500.000.000 12.000 500.000.000 13.000 500.000.000 14.000 500.000.000 6268
daya tawar,
daya tarik
produk UMKM
Program Persentase
Peningkatan Koperasi aktif
2.969.750.00 3.169.500.00 3.399.250.00
Kualitas 3.209 2.550.000.000 3.287 2.845.000.000 3.362 3.444 3.529 48.23 %
0 0 0
Kelembagaan
Koperasi
Program Tersedianya
Pengembangan KUKM Centre
3.679
Kewirausahaan Dan dan
1.555.000.00 1.710.000.00 1.865.000.00 KUKM
Keunggulan meningkatnya 400 1.250.000.000 1.375.000.000
0 0 0 dalam hal
Kompetitif Usaha SDM Koperasi
diklat
Kecil Dan Menegah dan UKM
URUSAN
PILIHAN
PERDAGANGAN
Program Persentase
Perlindungan komoditas
Konsumen Dan perdagangan 1,100,000,00 1,300,000,00 1,450,000,00
850,000,000 950,000,000
Pengamanan diawasi 0 0 0
Perdagangan peredarannya
di pasar
Program Ekspor bersih US$ 3.458
Peningkatan dan perdagangan (US US$ 678 US$ 685 US$ 692 2,020,000,00 US$ 698 2,120,000,00 US$ 705 2,400,000,00 jt
1,325,938,200 1,458,534,000
Pengembangan $) jt jt jt 0 jt 0 jt 0
Ekspor
Program Jumlah pelaku 9.322
Peningkatan usaha formal
Efesiensi 1,200,000,00 1,325,000,00 1,450,000,00
1.329 1,150,000,000 1.462 1,300,000,000 1.608 1.769 2
Perdagangan Dalam 0 0 0
Negeri
Program Pembinaan Cakupan bina 4550
Pedagang Kaki Lima kelompok 1,400,000,00 1,500,000,00 1,525,000,00
2,160 1,275,000,000 180 1,300,000,000 240 300 360
Dan Asongan pedagang/usah 0 0 0
a informal
Program persaingan Terciptanya
usaha persaingan
usaha 100 400.000.000 150 450.000.000 150 400.000.000 200 500.000.000 200 500.000.000
perdagangan
yang sehat
INDUSTRI
URUSAN PILIHAN
PERTANIAN
Dinas Pertanian
dan Ketahanan
Pangan
Program Pelayanan Cakupan
Administrasi pelayanan 12 12 2,136,234,00 12 2,349,857,00
12 bulan 1,604,984,000 12 bulan 1,765,482,000 1,942,031
Perkantoran administrasi bulan bulan 0 bulan 0
perkantoran
Program Cakupan
Peningkatan Sarana pelayanan
12 2,359,847,00 12 2,595,832,00 12 2,855,415,00
Dan Prasarana sarana dan 12 bulan 1,950,287,000 12 bulan 2,145,316,000
bulan 0 bulan 0 bulan 0
Aparatur prasarana
aparatur
Program Jumlah
Peningkatan pelanggaran 12 12 12
12 bulan 185,150,000 12 bulan 203,665,000 224,032,000 246,435,000 271,078,000
Disiplin Aparatur Pegawai Negeri bulan bulan bulan
Sipil
Program Persentase
Peningkatan sumber daya
Kapasitas Sumber aparatur yang
12 12 12
Daya Aparatur memiliki 12 bulan 198,300,000 12 bulan 218,130,000 239,943,000 263,937,000 290,331,000
bulan bulan bulan
kompetensi
sesuai
bidangnya
Program Tingkat
Peningkatan ketepatan
Pengembangan menyerahkan 12 12 12
12 bulan 200,000,000 12 bulan 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Sistem Pelaporan laporan kinerja bulan bulan bulan
Capaian Kinerja Dan dan keuangan
Keuangan
PROGRAM : Produktivitas
PENINGKATAN tanaman padi 63,09 65,05 68,04 69,05 70,00
KETAHANAN kw/ha kw/ha kw/ha kw/ha kw/ha
PANGAN
Produktivitas 186.500 188.500 190.000 192.000 195.000
(PERTANIAN/
tanaman hias pot/tah pot/tahu pot/tah pot/tah pot/tah
PERKEBUNAN)
un n un un un
Menurunnya
komoditas 6,800,000,00 7,900,000,00 7,300,000,00
6,800,000,000 7,600,000,000 20 20 20
produk 30 kasus 30 kasus 0 0 0
pertanian yang kasus kasus kasus
tercemar
Peningkatan
Jumlah Pelaku
Usaha Olahan 10 15 20 20 25
Hasil Pertanian
PROGRAM Pameran
PENINGKATAN Produk
7 kali 8 kali 9 kali 9 kali
PEMASARAN HASIL Pertanian 8 kali 1,000,000,00
pamera 750,000,000 850,000,000 pamera 850,000,000 pamera 950,000,000 pamera
PRODUKSI pameran 0
n n n n
PERTANIAN/
PERKEBUNAN
PROGRAM Peningkatan
PENGEMBANGAN produksi Ikan 2.510 2.520 2.530 2.540 2.550
BUDIDAYA Konsumsi ton ton ton ton ton
PERIKANAN 0 0 0 0 0
Peningkatan
produksi Ikan 821.700 921.700 1.021.7 1.121.7 1.221.7
Hias ekor ekor 00 ekor 00 ekor 00 ekor
BADAN
PELAYANAN
PERIJINAN
TERPADU
URUSAN WAJIB
PENANAMAN
MODAL
Program Indeks
3.3 3.4
peningkatan dan Kepuasan 3,100,000,00 3.1 3,900,000,00 3.2 3,100,000,0 3,900,000,0 3,100,000,0
3 (Baik) (Sangat (Sangat
pengembangan Masyarakat 0 (Baik) 0 (Baik) 00 00 00
Baik) Baik)
penyelenggaraan (IKM)
pelayanan perizinan Persentase
terpadu Jumlah ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2%
Pengaduan
Kegiatan Dokumen
penyusunan/ rancangan
penyempurnaan peraturan
rancangan perundangan
1 1
peraturan yang terkait
- - dokume 400,000,000 - - dokume 400,000,000 - -
perundangan dengan
n n
penyelenggaraa
n pelayanan
perizinan
terpadu
Kegiatan Dokumen
penyusunan/ Standar
penyempurnaan Pelayanan 1 1
Standar Pelayanan Minimal dokume dokume
Minimal penyelenggaraa - - n yang 200,000,000 - - n yang 200,000,000 - -
n pelayanan disempu disemp
perizinan rnakan urnakan
terpadu yang
disempurnakan
Kegiatan Dokumen
penyusunan/ Standar
penyempurnaan Operasional 1 1
Standar Operasional Prosedur dokume dokume
Prosedur penyelenggaraa - - n yang 200,000,000 - - n yang 200,000,000 - -
n pelayanan disempu disemp
perizinan rnakan urnakan
terpadu yang
disempurnakan
perizinan
terpadu
1. Pendataan Adanya
Potensi database 69 OKP
Kepemudaan Kelompok/ +Jumlah 5,445,000,00
69 OKP 450,000,000
Komunitas Komuni 0
Pemuda tas
2. Peningkatan Adanya
Keimanan dan Kegiatan 50 55 60 65 1,331,000,00 70 14,641,000,0
100,000,000 110,000,000 121,000,000
Ketaqwaan Pesantren Kilat Peserta Peserta Peserta Peserta 0 Peserta 00
Kepemudaan untuk Pemuda
PeningkatanPeran Terwujudnya
Serta Kepemudaan Peran Serta 2,350 2,835 3,119 3,430 3,773,385
Kepemudaan
1. PembinaanOrga Seminar 60 60 65 65 65
nisasiKepemudaan Pemuda 300 330 363 399 439
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
2. PendidikandanP Jumlah
154 154 154 154 154
elatihanDasarKepe Paskibraka 700 770 847 932 1,024,870
Orang Orang Orang Orang Orang
mimpinan Kota Bandung
3. Fasilitasiaksi Adanya Bhakti
bhakti sosial Sosial di 1000 1000 1000 1000 1000
200 220 242 266 293
kepemudaan kalangan Orang Orang Orang Orang Orang
Pemuda
4. Fasilitasi Pekan Loka karya
150 165 180 198
Temu Wicara Pemuda 250 275 303 333
Pemuda Pemuda Pemuda Pemuda
Organisasi Pemuda
5. Penyuluhan TOT Pemuda
Pencegahan untuk menjadi
30 35 35 40 40
Penggunaan Penyuluh 200 220 242 266 293
Pemuda Pemuda Pemuda Pemuda Pemuda
Narkoba dikalangan
Generasi Muda
6. Lomba Kreasi Adanya Lomba
dan Karya Tulis Kreasi dan
100 110 120 130 140
Ilmiah di kalangan Karya Tulis 400 440 484 532 586
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
Pemuda Ilmiah Bagi
Pemuda
7. Pameran Adanya
500 550 600 650 700
Prestasi Hasil Karya Pameran Karya 550 605 666 732 805
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
Pemuda Pemuda
Peningkatan Terciptanya
Upaya Penumbuhan
Penumbuhan Kewirausahaa
300,000,000 580,000,000 638,000,000 702,000,000 772,000,000
Kewirausahaan n dan
dan Kecakapan Kecakapan
Hidup Pemuda Hidup Pemuda
1. Pelatihan Menejerial
Kewirausahaan Bag Wirausaha 40 45 50 55
250 275 303 333
iPemuda Pemuda Peserta Peserta Peserta Peserta
2. Pelatihan Diklat
Keterampilan Bagi Keterampilan 40 45 50 55 60
300 330 363 399 439
Pemuda Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
1. Pelaksanaan Pendataan/Dat
Identifikasi dan a Base Atlet dan Data Data Data Data
Pengembangan Pelatih Base Base Base Base
250 275 303 333
Olahraga Unggulan Atletdan Atletda Atletda Atletda
Daerah Pelatih nPelatih nPelatih nPelatih
2. Pembibitan dan Terlatih dan
pembinaan Terkirimnya
olahragawan Atlet Pelajar 17 17 17 17
2,147,500 17 Cabor 2,362,250 2,598,475 2,858,323 3,144,155
berbakat (POPDA) Kota Cabor Cabor Cabor Cabor
Bandung
3. Peningkatan Terbinanya
Kesegaran Jasmani Olahraga Rutin 200 225 250 275 300
130 143 157 173 190
dan Rekreasi PNS Orang Orang Orang Orang Orang
4. Penyelenggaraan 1.
Kompetisi Olahraga Terlaksananya
Kompetisi
Sepakbola
Antar Pelajar
SMP dan SMA 3 event 2,555,000 3 event 2,810,500 3 event 3,091,550 3 event 3,400,705 3 event 3,740,775
Tingkat Kota
Bandung
danPengiriman
Kontingen Kota
Bandung
2.
Terlaksananya
PORPEMKOT 11 11 11 11
11 Cabor
Kota Bandung Cabor Cabor Cabor Cabor
3.
Keikutsertaan
Pemkot Kota 11 11 11 11
11 Cabor
Bandung pada Cabor Cabor Cabor Cabor
PORPEMDA
Jabar
5. Permassalan Permassalan
Olahraga bagi Olahraga
Pelajar, Mahasiswa 750 800 850 900 750
2,446,000 2,690,600 2,959,660 3,255,626 3,581,189
dan Masyarakat Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
9. Peningkatan Penataran/Pela
Jumlah dan tihan Pelatih
Kuantitas Serta Olahraga
75 100 100 75 75
Kompetisi Pelatih, 200 220 242,000 266,200
Orang Orang Orang Orang Orang
Peneliti, Praktisi
danTeknisi
Olahraga
10. Pembinaan Pembinaan
Olahraga yang Olahraga yang 4 4 4 4 4
Berkembang di Berkembang di JenisOla JenisOla 100 JenisOla 110,000 JenisOla 121,000 JenisOla 133,100
masyarakat masyarakat hraga hraga hraga hraga hraga
Peningkatan Tersedianya
Sarana dan Kawasan
Prasarana Olahraga dan
Olahraga Prasarana
63,795,450,00 70,324,995,00 77,357,494,0 85,111,393,0 93,622,532,0
pendukung
0 0 00 00 00
untuk
meningkatkan
Prestasi
Olahraga
1. Peningkatan Adanya
Pembangunan Revitalisasi
Sarana dan Sarana dan
Prasarana Olahraga Prasarana
Olahraga yang 12 kec& 12 kec& 12 kec& 12 kec& 12 kec&
3,000,000 3,300,000 3,630,000 3,993,000 4,392,300
Representatif 30 Kec 30 Kec 30 Kec 30 Kec 30 Kec
untuk
Mendukung
Prestasi
Olahraga
2. Kegiatan Adanya data
Pemantauan dan SOR/GOR di
Evaluasi Kota Bandung
30 kec. 30 kec. 150 30 kec. 165,000 30 kec. 181,500 30 kec. 199,650
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Olahraga
3. Pemeliharaan Adanya
Rutin / Berkala Revitalisasi
Sarana dan SOR/GOR yang
15
Prasarana Olahraga Representatif 14 SOR/ 15 SOR/ 15 SOR/ 15 SOR/
59,844,000 65,828,400 SOR/ 72,411,240 79,652,364 87,617,600
untuk GOR GOR GOR GOR
GOR
Mendukung
Prestasi
Olahraga
4.Pengadaan Sarana Peningkatan
Olahraga Fasilitas Sarana 14-24 24-36 36-48 48-60
14 Pkt 951 1,046,595 1,151,254 1,266,379 1,393,017
Olahraga Pkt Pkt Pkt Pkt
1. Pemeliharaan Adanya 1 1 1 1
Rutin / Berkala Pemeliharaan Gelangga Gelangga
Gelangga Gelangga
Sarana dan Untuk GGM 1 ng ng
Generasi ngGenera ngGenera
Prasarana Gelangg Generasi
Muda siMuda siMuda
Kepemudaan dan ang Muda
950 1,045,000 (GGM) 1,149,500 (GGM) 1,264,450 (GGM) 1,390,895
Olahraga Generasi (GGM) dan 2 dan 2 dan 2
Muda dan 2 Gelangga Gelangga Gelangga
(GGM) Gelangga ng
ngTaruna ngTaruna
ng Taruna Taruna
(GT) (GT) (GT)
(GT)
Sekretariat
Daerah
Urusan Wajib
Pemerintahan
Umum
Urusan Wajib
Otonomi daerah,
pemerintahan
umum, administrasi
keuangan,
perangkat daerah,
kepegawaian dan
persandian
Program Dukungan Persentase 100% 100% 173,500,000 - 0 - 0 - 0 Terlaks 300.000.000 100%
Kelancaran pelayanan ananya
Penyelenggaraan dukungan monitor
Pemilihan Umum penyelenggaraa ing dan
n Pilleg, Pilpres, fasilitasi
dan Pilkada penyele
nggaraa
n
dukung
an
kelanca
ran
Pilpres
Program Persentase 100% 100% 155,725,000 1 buku 1 buku 1 buku 2 buku 300.000.000 100%
peningkatan Pelaksanaan
pelayanan Laporan
kedinasan kepala Penyelenggaraa
daerah/wakil n Pemerintahan
kepala daerah Daerah
Program Penataan Cakupan batas 100% 100% 152,000,000 100% 100% 100% 100% 100%
Daerah Otonomi daerah dan
Baru rupa bumi
berdasarkan
titik
koordinatnya
Program Persentase 8,3% 8,3% 2,198,775,000 12,5% 16,7% 20,8% 25% 25%
Pemantapan pelimpahan
Penyelenggaraan urusan
Otonomi Daerah, kewenangan
Pemerintahan daerah ke
Daerah, dan kewilayahan
Pemerintahan
Wilayah
Program Cakupan
Evaluasi/Laporan
Kinerja dan
Keuangan
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Program Persentase
Perencanaan peningkatan
Pembangunan Akuntabilitas
80 80 85 90 95 100
Daerah Kinerja
Pemerintah
Kota dan SKPD
Program Jumlah SKPD
Peningkatan Sistem yang
pengawasan terfasilitasi
Internal dan surveilance
68 100% 100% 100% 100% 100%
Pengendalian SMM ISO
Pelaksanaan 9001:2008
Kebijakan KDH (Non
Akumulasi)
Program Meningkatnya
Peningkatan dan Sinergisitas
Pengembangan Program
Pengelolaan Kegiatan
Keuangan Daerah Kebijakan
Ekonomi
melalui
Koordinasi
Perumusan dan
Implementasi
Kebijakan
Ekonomi
Program Koordinasi
Perumusan dan
Implementasi
Kebijakan Ekonomi
Industri Optimalisasi
pengembangan
ekonomi kreatif
dan teknopolis
Program
Pengembangan
Ekonomi Kreatif
dan Teknopolis
Kesehatan Peningkatan
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
melalui
Kegiatan UKS
(Usaha
Kesehatan
Sekolah)
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Perencanaan Jumlah 1 (satu)
pembangunan Rancangan 805.000.000 350.000.000 350.000.000 350.000.000 Draft 350.000.000
Kebijakan dan
Kegiatan
tentang
Peyelesaian
Masalah Sosial
Program
Perencanaan 165.000.000
150.000.000
Pembangunan
Ekonomi
Sosial Fasilitasi
sarana prasana
rehabilitasi
kesejahteraan
sosial
Program Pelayanan 450.000.000 Tersedian 495.000.000
dan Rehabilitasi ya
Kesejahteraan pelayanan
Sosial dan
rehabilitas
i
kesejahter
aan sosial
Kesatuan bangsa Tingkat rasa
dan politik dalam Solidaritas dan
negeri ikatan sosial di
Kalangan
Masyarakat
Program Persentase Terpenu 235.200.000 Terpenu 258.720.000
Pengembangan Tingkat hinya hinya
Wawasan Sosialisasi dan rasa rasa
Kebangsaan pembinaan solidarit solidarit
pengamalan as di as di
keagamaan masyara masyara
kat dan kat dan
Tumbuh Tumbuh
nya nya
sikap sikap
tolerasi tolerasi
dan dan
kerukun kerukun
an antar an antar
umat umat
beragam beragam
a a
Program Kemitraan 300.000.000 330.000.000
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Perangkat Daerah Meningkatnya
Kepegawaian dan Pembinaan dan
Persandian Pengembangan
Aparatur
Program Pembinaan Meningkatnya 195.000.000 235.000.000 260.000.000 185.000.000 210.000.000
dan Pengembangan Pelayanan
Aparatur Informasi,
Komunikasi
Kpd
Masyarakat
serta SKPD di
Lingkungan
Pemkot
Bandung
Program 400.000.000 550.000.000 700.000.000 750.000.000 800.000.000
pengembangan
Komunikasi,
Informasi dan
Media Massa
Koperasi dan usaha
kecil dan menengah
Program Penciptaan 300.000.000 350.000.000
Iklim Usaha Kecil
Menengah yang
Kondusif
Program 350.000.000 350.000.000
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
SEKRETARIS
DEWAN
Cakupan
Program pelayanan Pelayanan 10.351.009.2 10.755.214.8 11.149.877.7
75 % 9.388.670.500 80 % 9.858.104.025 85 % 90 % 95 % 100 %
administrasi Administrasi 26 38 07
perkantoran Perkantoran
Cakupan
Program pelayanan
14.056.210.00 8.071.565.71 8.484.268.99 10.741.663.6
peningkatan sarana Sarana dan 75 % 80 % 7.055.089.250 85 % 90 % 95 % 100 %
0 3 8 98
dan prasarana Prasarana
aparatur Aparatur
Persentase
Program meningkatnya
75 % 1.151.875.46 1.209.469.23 1.269.942.69 100%
peningkatan disiplin disiplin 1.044.785.000 1.097.024.250
3 6 7
aparatur aparatur
Persentase
sumber daya
aparatur yang
Program memiliki 75% 1.019.046.86 100 %
880.291.000 924.305.550 970.520.828 886.570.776
peningkatan kompetensi 9
kapasitas sumber sesuai
daya aparatur bidangnya
Program Tingkat
peningkatan ketepatan
pengembangan penyerahan/
100 % 1.020.283.21 1.071.297.37 100 %
sistem pelaporan penyampaian 881.359.000 925.426.950 971.698.298
2 3
capaian kinerja dan laporan kinerja
keuagan dan keuangan
Cakupan
Progam pelayanan
peningkatan kapasitas DPRD
75 % 60.359.240.46 62.943.518.48 65.657.010.4 68.506.176.9 71.497.801.7 100 %
kapasitas lembaga dalam
0 3 07 28 74
perwakilan rakyat Pembahasan
daerah PERDA
BADAN
KEPEGAWAIAN
DAERAH
Peningkatan
Kapasitas Sumber 7,290,000,00 7,790,000,00 8,290,000,00
4,880,000,000 6,790,000,000
Daya Aparatur 0 0 0
Pembinaan dan
Pengembangan 7,670,000,00 8,153,000,00 8,295,000,00
5,440,000,000 6,780,000,000
Sumber Daya 0 0 0
Aparatur
Program Pelayanan
Administrasi 1,535,490,00 1,689,039,00 1,857,942,90
1,269,000,000 1,395,900,000
Perkantoran 0 0 0
Program
Peningkatan Sarana 1,199,715,00 1,319,686,50 1,451,655,15
961,500,000 1,090,650,000
dan Prasarana 0 0 0
Aparatur
Program
peningkatan disiplin 159,000,000 174,900,000 192,390,000 211,629,000 232,791,900
Pegawai
Program
Fasilitasi/Pindah 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
Purna Tugas PNS
Program
Peningkatan
360,000,000 396,000,000 435,600,000 479,160,000 527,076,000
Kualitas Sumber
Daya Aparatur
Program
Peningkatan
Pengembangan
145,800,000 160,380,000 176,418,000 194,059,800 213,465,780
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
13,515,300,00 17,117,830,0 18,862,613,00 20,235,874,30 21,093,695,95
0 00 0 0 0
INSPEKTORAT
Program
Peningkatan
Pengembangan
1 1 1 1 1
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Tercapainya
Peningkatan Sistem Program
Pengawasan Peningkatan
Internal dan Sistem
9,112,115,59 10,023,327,1 11,025,659,8
Pengendalian Pengawasan 1 7,530,674,047 1 8,283,741,452 1 1 1
7 57 72
Pelaksanaan Internal dan
Kebijakan KDH Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Kegiatan Terlaksananya 74
Pelaksanaan Pemeriksaan 66 72 4,559,242,54 76 5,015,166,80 78 5,516,683,48
3,767,969,047 4,144,765,952 Lapora
Pengawasan Audit Reguler Laporan Laporan 7 Laporan 2 Laporan 2
n
Internal Secara
Terlaksananya 19
Berkala 15 17 21 23
Pemeriksaan Lapora
Laporan Laporan Laporan Laporan
Audit Tertentu n
Kegiatan Terlaksananya
Penanganan Kasus Pemeriksaan
Pengaduan di Khusus
Lingkungan Penanganan
20 22 22 24
Pemerintah Daerah Kasus 300,000,000 22 Kasus 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
Kasus Kasus Kasus Kasus
Pengaduan di
Lingkungan
Pemerintah
Daerah
Kegiatan Terlaksananya Worksh Worksh Worksh Worksh
Pengendalian Kegiatan SPIP Worksho op, op, op, op,
p, Bimtek
Manajemen Bimtek Bimtek Bimtek Bimtek
dan 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Pelaksanaan Monev dan dan dan dan
Kebijakan KDH SKPD Monev Monev Monev Monev
SKPD SKPD SKPD SKPD
Terlaksananya Lapora
Laporan Laporan Laporan Laporan
Monev AD-PPK n
Triwula Triwula Triwula Triwula
Triwula
n n n n
n
Pelaksa Pelaksan Pelaksa Pelaksa
Pelaksa
naan aan AD- naan naan
naan
AD-PPK PPK AD-PPK AD-PPK
AD-PPK
Kegiatan Jumlah Obyek
Inventarisasi Pemeriksaan
Temuan yang memiliki 93 97 101
81 Obrik 51,775,000 89 Obrik 56,952,500 62,647,750 68,912,525 75,803,778
Pengawasan temuan Obrik Obrik Obrik
Jumlah Lakip
1 Lakip 1 Lakip 1 Lakip 1 Lakip 1 Lakip
yang disusun
Jumlah Hasil
Pemeriksaan
Reguler,
81 89 89 89 89
Pemeriksaan
Obyek Obyek Obyek Obyek Obyek
Tertentu dan
Pemerik Pemerik Pemeri Pemerik Pemerik
Pemeriksaan
saan saan ksaan saan saan
Inspektorat
Prov. Jawa
Barat
Monitoring,
evaluasi,
pengendalian
terhadap LAKIP
yang telah
dilaksanakan SKPD
Kegiatan PMPRB On
Penyelesaian Line Kota
Reformasi Birokrasi Bandung dan
Reformasi 1 572,250,000 1 629,475,000 1 692,422,500 1 761,664,750 1 837,831,225
Birokrasi
Bidang
Pengawasan
Dokumen
Evaluasi
Jabatan pada 1 1 1 1 1
Inspektorat
Kota Bandung
Program Tercapainya
Peningkatan Program
Profesionalisme Peningkatan
Tenaga Pemeriksa Profesionalism 1,027,277,90 1,130,005,69 1,243,006,25
dan Aparatur e Tenaga 1 848,990,000 1 933,889,000 1 1 1
0 0 9
Pengawasan Pemeriksa dan
Aparatur
Pengawasan
Pelatihan teknis
pengawasan dan
penilaian
akuntabilitas
kinerja
Kegiatan Terlaksananya
Pembinaan SDM Pembinaan
Aparat Pengawasan Aparatur
Fungsional Pengawasan 1 Tahun 50,000,000 1 Tahun 55,000,000 1 Tahun 60,500,000 1 Tahun 66,550,000 1 Tahun 73,205,000
Fungsional
Inspektorat
Kota Bandung
Kegiatan Penilaian Terlaksananya
Angka Kredit Penyusunan
Jabatan Fungsional Daftar Usulan 2 2 2
2 2
Auditor Angka Kredit 18,000,000 19,800,000 Kegiata 21,780,000 Kegiata 23,958,000 Kegiata 26,353,800
Kegiatan Kegiatan
(DUPAK) para n n n
Pejabat
Fungsional
Program Penataan Tercapainya
dan Program
Penyempurnaan Penataan dan
Kebijakan Sistem Penyempurnaa
dan Prosedur n Kebijakan 1 110,000,000 1 121,000,000 1 133,100,000 1 146,410,000 1 161,051,000
Pengawasan Sistem dan
Prosedur
Pengawasan
Penyusunan naskah
akademik kebijakan
sistem dan prosedur
pengawasan
Kegiatan Terlaksananya
Penyusunan Penyusunan 1 1 1 1 1
Kebijakan Sistem PKPT Dokume 110,000,000 Dokume 121,000,000 Dokum 133,100,000 Dokume 146,410,000 Dokume 161,051,000
dan Prosedur n n en n n
Pengawasan
Program Tercapainya
Optimalisasi Program
Pemanfaatan Optimalisasi
1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Teknologi Informasi Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Penyusunan sistem
informasi hasil 0 0 0 0 0
pemeriksaan
Pemeliharaan
sistem informasi
hasil pemeriksaan
Program Tercapainya
Mengintensifkan Prosentase
Penanganan Pengaduan
1 0 1 33,000,000 1 36,300,000 1 39,930,000 1 43,923,000
Mengaduan Masyarakat
Masyarakat yang
ditindaklanjuti
11,000,000 12,100,000 13,310,000 14,641,000
Program Pelayanan Tercapainya
Administrasi Program
Perkantoran Pelayanan 1,054,334,65 1,159,768,11 1,275,744,93
1 871,350,953 1 958,486,048 1 1 1
Administrasi 3 8 0
Perkantoran
Kegiatan Terlaksananya
Penyediaan Jasa Pelayanan
Surat Menyurat Administrasi
Perkantoran
dalam
Pengiriman
1 Tahun 10,000,000 1 Tahun 11,000,000 1 Tahun 12,100,000 1 Tahun 13,310,000 1 Tahun 14,641,000
Surat Menyurat
dan Materai
dalam
pelaksanaan
tugas sehari-
hari
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Jasa Sarana Jasa
Komunikasi, Komunikasi, 12 12 12
12 Bulan 102,000,000 12 Bulan 112,200,000 123,420,000 135,762,000 149,338,200
Sumber Daya Air Sumber daya Bulan Bulan Bulan
dan Listrik air dan listrik
Kegiatan Tersedianya
Penyediaan Jasa Perlengkapan
Peralatan dan kantor 12 12 12
12 Bulan 34,600,000 12 Bulan 38,060,000 41,866,000 46,052,600 50,657,860
Perlengkapan penunjang Bulan Bulan Bulan
Kantor kerja
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Jasa Perizinan
Pemeliharaan dan Dinas/
1 Tahun 15,760,000 1 Tahun 17,336,000 1 Tahun 19,069,600 1 Tahun 20,976,560 1 Tahun 23,074,216
Perizinan Operasional
Kendaraan Dinas/
Operasional
Penyediaan Jasa
Administrasi
Keuangan
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Jasa Jasa Kebersihan
Kebersihan Kantor Kantor Sehari- 12 12 12
12 Bulan 37,200,000 12 Bulan 40,920,000 45,012,000 49,513,200 54,464,520
hari Bulan Bulan Bulan
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Jasa Jasa Perbaikan
Perbaikan Peralatan Alat Kerja 12 12 12
12 Bulan 36,500,000 12 Bulan 40,150,000 44,165,000 48,581,500 53,439,650
Kerja Kantor Bulan Bulan Bulan
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Alat Alat Tulis 12 12 12
12 Bulan 61,050,000 12 Bulan 67,155,000 73,870,500 81,257,550 89,383,305
Tulis Kantor Kantor Bulan Bulan Bulan
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Barang Barang Cetakan 12 12 12
12 Bulan 55,550,000 12 Bulan 61,105,000 67,215,500 73,937,050 81,330,755
Cetakan dan dan Bulan Bulan Bulan
Penggandaan Pengandaan
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan penyediaan
Komponen Instalasi komponen
12 12 12
Listrik/ Penerangan instalasi 12 Bulan 15,000,000 12 Bulan 16,500,000 18,150,000 19,965,000 21,961,500
Bulan Bulan Bulan
Bangunan Kantor Listrik/Penera
ngan Bangunan
Kantor
Kegiatan Tersedianya
Penyediaan Bahan Bahan Bacaan
Bacaan dan dan Peraturan 12 12 12
12 Bulan 70,000,000 12 Bulan 77,000,000 84,700,000 93,170,000 102,487,000
Peraturan Perundang- Bulan Bulan Bulan
Perundang- undangan
Undangan
Kegiatan Terpenuhinya
Penyediaan Makanan dan 12 12 12
12 Bulan 84,890,953 12 Bulan 93,380,048 102,718,053 112,989,858 124,288,844
Makanan dan Minuman Bulan Bulan Bulan
Minuman
Kegiatan Rapat- Terlaksananya
Rapat Kordinasi dan Kegiatan Rapat-
Konsultasi ke Luar rapat
Daerah Koordinasi dan 1 Tahun 176,000,000 1 Tahun 193,600,000 1 Tahun 212,960,000 1 Tahun 234,256,000 1 Tahun 257,681,600
Konsultasi ke
Luar Daerah
Kegiatan Terlaksananya
Penyediaan Jasa Kegiatan Jasa
Tenaga Pendukung Tenaga
Administrasi Pendukung
Perkantoran/Teknis Administrasi 1 Tahun 172,800,000 1 Tahun 190,080,000 1 Tahun 209,088,000 1 Tahun 229,996,800 1 Tahun 252,996,480
Perkantoran Perkantoran/T
eknis
Perkantoran
Program Tercapainya
Peningkatan Sarana Program
dan Prasarana Peningkatan 1,218,028,35 1,339,831,18 1,473,814,30
1 1,006,635,000 1 1,107,298,500 1 1 1
Aparatur Sarana dan 0 5 4
Prasarana
Aparatur
Program Tercapainya
Peningkatan Program
Disiplin Aparatur Peningkatan 4,559,242,54 5,015,166,80 5,015,166,80
1 52,350,000 1 432,102,000 1 1 1
Disiplin 7 2 2
Aparatur
Penyelenggaraan
capacity building
Pembangunan
sistem pengukuran
kinerja aparatur
Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Pendidikan dan
pelatihan formal
Sosialisasi
peraturan
perundang-
undangan
Bimbingan teknis
implementasi
peraturan
perundang-
undangan
Program Peningatan Tercapainya
Sistem Pelaporan Program
Capaian Kinerja dan Peningatan
2,057,000,00 2,262,700,00 2,488,970,00
Keuangan Sistem 1 1,700,000,000 1 1,870,000,000 1 1 1
0 0 0
Pelaporan
Capaian Kinerja
dan Keuangan
Penyusunan
Laporan Capaian
Kinerja Ikhtisar
Realisasi Kinerja
SKPD
SATUAN POLISI
PAMONG
PRAJA
Pemeliharaan
ketentraman dan
ketertiban 1,028,500,00 1,131,350,00 1,244,485,00
850,000,000 935,000,000
masyarakat dan 0 0 0
pencegahan tindak
kriminal
Sinergitas
antara aparatur
satpol pp
dengan TNI, 4 4 4
4 4
POLRI, instansi instansi instansi
instansi instansi/ 1,098,075,00
Kejaksaan dan 750,000,000 825,000,000 /200 907,500,000 /200 998,250,000 /200
/ 200 200 0
Pengadilan Org/Th Org/Th Org/Th
Org/Thn Org/Thn
dalam n n n
pelaksanaan
pemeliharaan
trantibum
Terlaksanany
a monitoring,
evaluasi
terwujudnya
pelaporan
kantrantibna
s dan
13 13 13 13 13
pencegahan
Dok/30 100,000,000 Dok/30 110,000,000 Dok/30 121,000,000 Dok/30 133,100,000 Dok/30 146,410,000
tindak kec kec kec kec kec
kriminal,
kegiatan
bulanan,
tahunan,
rapat
koordinasi
trantibum
Penegakan Perda, 13,560,950,00 14,917,045,00 16,408,749,5 18,049,624,4 19,854,586,8
Perwal dan Kepwal 0 0 00 50 95
sosialisasi/
penyuluhan
peraturan
300 320 330 350 360
daerah dan Orang
263,400,000
orang
289,740,000
Orang
318,714,000
Orang
350,585,400
Orang
385,643,940
peraturan
walikota
trantibum
Terlaksanany
a operasi
penertiban
PKL,
bangunan,
perizinan
tempat
usaha,
10,000,000,00 11,000,000,00 12,100,000,0 13,310,000,0 14,641,000,0
minuman 1 Tahun
0
1 Tahun
0
1 Tahun
00
1 Tahun
00
1 Tahun
00
beralkohol,
anjal dan
gepeng,
operasi tim
satgasus
penataan dan
pembinaan
PKL
Terlaksananya
pelaksanaan
yustisi
kependudukan 1 Tahun 297,550,000 1 Tahun 327,305,000 1 Tahun 360,035,500 1 Tahun 396,039,050 1 Tahun 435,642,955
(razia KTP) dan
prostitusi
(razia PSK)
Terlaksananya
operasi
penertiban 3,630,000,00 3,993,000,00 4,392,300,00
1 Tahun 3,000,000,000 1 Tahun 3,300,000,000 1 Tahun 1 Tahun 1 Tahun
reklame ilegal 0 0 0
di kota
bandung
Program Penegakan
2,094,292,20 2,303,721,42 2,534,093,56
Ketentraman dan 1,730,820,000 1,903,902,000
0 0 2
Ketertiban Umum
Peningkatan
kondusifitas
ketentraman
1,722,677,00 1,894,944,70 2,084,439,17
dan ketertiban 1 1,423,700,000 1 1,566,070,000 1 1 1
0 0 0
umum di
wilayah kota
bandung
Terlaksananya
kegiatan
partisipasi 1 307,120,000 1 337,832,000 1 371,615,200 1 408,776,720 1 449,654,392
masyarakat
terhadap K4
Program
Peningkatan
Pemberantasan 569,400,000 626,340,000 688,974,000 757,871,400 833,658,540
Penyakit
Masyarakat (Pekat)
Terlaksananya
Penyuluhan
Pencegahan/Pe
nggunaan
Minuman Keras 1 189,800,000 1 208,780,000 1 229,658,000 1 252,623,800 1 277,886,180
dan narkoba
Terlaksananya
Penyuluhan
Pencegahan
Berkembangny 1 189,800,000 1 208,780,000 1 229,658,000 1 252,623,800 1 277,886,180
a Praktek
Prostutusi
Terlaksananya
Penyuluhan
Pencegahan 1 189,800,000 1 208,780,000 1 229,658,000 1 252,623,800 1 277,886,180
Praktek
Perjudian
Program
Peningkatan
Keamanan dan 393,875,000 433,262,500 476,588,750 524,247,625 576,672,388
Kenyamanan
Lingkungan
Tercapainya
kesiapan 181 181 181 181 181
anggota linmas Org/kel 90,200,000 Org/kel/ 99,220,000 Org/kel 109,142,000 Org/kel 120,056,200 Org/kel 132,061,820
/kec kec /kec /kec /kec
Tersedianya
potensi dalam
rangka
pengendalian 100 100 100
60 100 Org
keamanan 206,875,000 227,562,500 Org/10 250,318,750 Org/10 275,350,625 Org/10 302,885,688
Orang /10 kel
lingkungan kel kel kel
melalui
diklatsar
linmas
Terdatanya
rawan
kamtibmas,
rawan bencana
181 181 181 181 181
dan potensi 96,800,000 106,480,000 117,128,000 128,840,800 141,724,880
Org/kel Org/kel Org/kel Org/kel Org/kel
linmas di
kelurahan/keca
matan se kota
bandung
Pemberdayaan
Masyarakat untuk
Menjaga Ketertiban 206,875,000 227,562,500 250,318,750 275,350,625 302,885,688
dan Keamanan
Tersedianya
potensi linmas
dalam rangka
60 100 100 100 100
pembentukan
Org/10 206,875,000 Org/10 227,562,500 Org/10 250,318,750 Org/10 275,350,625 Org/10 302,885,688
satuan
Kel Kel Kel Kel Kel
keamanan
lingkungan di
masyarakat
RUMAH SAKIT
KESEHATAN IBU
DAN ANAK
Program
standarisasi
1 250,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 1 100,000,000 1 250,000,000
pelayanan
kesehatan
Program
Pengadaan,
Peningkatan Sarana
dan Prasarana 125,000,000,0 85,800,000,0 56,000,000,0 40,000,000,0
1 700,000,000 1 1 1 1
Rumah Sakit / 00 00 00 00
Rumah Sakit Jiwa /
Rumah Sakit Paru /
Rumah
Program 100%
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana Rumah
1 2,600,000,000 1 0 1 0 1 0 1 0
Sakit / Rumah Sakit
Jiwa / Rumah Sakit
Paru / Rumah Sakit
Mata
Program
peningkatan 20,806,117,00 22,886,000,00 25,174,000,0 27,692,000,0 30,461,000,0
1 1 1 1 1
pelayanan 0 0 00 00 00
kesehatan BLUD
Program
standarisasi
- 0 1 700,000,000 - 0 - 0 - 0
pelayanan
kesehatan
Program promosi
kesehatan dan
1 50,000,000 1 55,000,000 1 60,000,000 1 65,000,000 1 70,000,000
pemberdayaan
masyarakat
Program
peningkatan 5000 5500 6000 6600 7000
keselamatan ibu 2,700,000,00 2,800,000,00 3,100,000,00
persalin 2,068,515,500 persalin 2,300,000,000 persalin persalin persalin
melahirkan dan 0 0 0
an an an an an
anak
Program
peningkatan
0 200,000,000 0 220,000,000 0 242,000,000 1 266,000,000 1 292,000,000
kapasitas sumber
daya aparatur
47,480,749,50 174,097,000,0 139,200,000,00 114,615,000,00 104,634,000,00
0 00 0 0 0
DISKOMINFO
Program Tingkat
Pengembangan pelayanan
Komunikasi publik berbasis
Informasi dan conten
4,356,000,00 4,791,600,00 5,270,760,00
Media Massa teknologi 1 3,600,000,000 1 3,960,000,000 1 1 1
0 0 0
informasi dan
pasif
infrastruktur
TIK
dalam
perjalanan
Program Cakupan
Peningkatan Sarana pelayanan
2,538,480,000 3,288,358,000, 3,617,218,80 3,978,960,68 4,376,871,74
dan Prasarana sarana dan 1 1 1 1 1
,000 000 0,000 0,000 8,000
Aparatur prasarana
aparatur
Program Jumlah
Peningkatan pelanggaran 3,848,660,000,0 4,985,571,000,0 5,484,165,60 6,032,612,16 6,635,895,87
Disiplin Aparatur Pegawai Negeri 00 00 0,000 0,000 6,000
Sipil
Program Prosentase
Peningkatan pegawai yang
Kapasitas Sumber memiliki 6,387,140,000 8,273,929,000, 9,101,384,40 10,011,572,8 11,012,767,6
1 1 1 1 1
Daya Aparatur kompetensi ,000 000 0,000 40,000 24,000
sesuai
bidangnya
Program Tingkat
Peningkatan dan ketepatan
Pengembangan menyerahkan
10,235,800,00 13,259,500,00 14,585,550,0 16,044,185,0 17,648,663,5
Sistem Pelaporan laporan kinerja 1 1 1 1 1
0,000 0,000 00,000 00,000 00,000
Capaian Kinerja dan dan keuangan
Keuangan
BAPPEDA
Program Pelayanan Cakupan
Administrasi Pelayanan
Perkantoran Administrasi 12.749.715.00 14.024.686.5 15.427.155.1 16.969.870.6
100% 1.159.065.000 100% 100% 100% 100% 1696987
Perkantoran 0 00 50 65
Program Cakupan
Peningkatan Sarana Pelayanan
15.643.518.0 17.207.869.8 18.928.656.7
dan Prasarana Sarana dan 100% 1.354.850.000 100% 1.422.138.000 100% 100% 100%
00 00 80
Aparatur Prasarana
Aparatur
Program Jumlah
peningkatan disiplin Pelanggaran
aparatur Pegawai Negeri 0% 125.000.000 0% 137.500.000 0% 151.250.000 0% 166.375.000 0% 183.012.050
Sipil
Program Terwujudnya
Perencanaan perencanaan
Pembangunan Tata Ruang
Bidang Fisik dan yang nyaman,
Tata Ruang produktif dan 100% 222.000.000 100% 250.000.000 100% 250.000.000 100% 250.000.000 100% 250.000.000
berkelanjutan
sesuai Undang-
undang
Penataan
Program Terwujudnya
Perencanaan kebijakan
Pengembangan perecanaan dan
Wilayah Strategis pengembangan
dan Cepat Tumbuh wilayah 100% 365.000.000 100% 500.000.000 100% 500.000.000 100% 460.000.000 100% 486.000.000
strategis dan
cepat tumbuh
di Kota
Bandung
Program Terwujudnya
perencanaan kebijakan
pengembangan Perencanaan
kota-kota menengah dan 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00
20% 824.000.000 - 1.000.000.000 - - -
dan besar Pengembangan 0 0 0
Lingkungan
Hidup Kota
Bandung
Program Tingkat
pengembangan Pengelolaan
lingkungan hidup perencanaan,
pengenggaran,
pengawasan 560.000.000 - 500.000.000 - 500.000.000 - 500.000.000 - 500.000.000
dan penilaian
yang
terintegrasi
dalam 1 system
Program Tingkat
Pengembangan Data penggunaan
dan Informasi dokumen
data/informasi
1.610.000.000 560.000.000 610.000.000 660.000.000 710.000.000
untuk
perencanaan,
pembangunan
dan pelaporan
Program Meningkatnya
perencanaan sosial kinerja
dan budaya perencanaan
bidang sosial 1 dok 550.000.000 - - - -
budaya dan
kesejahteraan
rakyat
Program Tingkat
optimalisasi Pengelolaan
pemanfaatan perencanaan,
teknologi informasi pengenggaran,
3.120.000.00
pengawasan 20% 3.588.110.000 20% 2.900.000.000 20% 20% - -
0
dan penilaian
yang
terintegrasi
dalam 1 system
Program
Perencanaan 275.000.000 300.000.000 315.000.000 330.000.000 346.500.000
Pembangunan
Program Meningkatnya
Peningkatan promosi dan
1.025.000.00
Promosi dan kerjasama 50% 845.000.000 50% 886.000.000 50% 931.000.000 50% 974.000.000 50%
0
Kerjasama Investasi investasi di
Kota Bandung
Program Meningkatnya
Peningkatan Iklim Iklim Investasi
Investasi dan dan Realisasi 50% 792.000.000 50% 832.400.000 50% 670.000.000 50% 703.500.000 50% 736.000.000
Realisasi Investasi Investasi di
Kota Bandung
Program Meningkatnya
Peningkatan Kapasitas
Kapasitas Kelembagaan
Kelembagaan Perencanaan 100% 759.000.000 100% 800.000.000 100% 840.000.000 100% 880.500.000 100% 920.000.000
Perencanaan Pembangunan
Pembangunan Daerah di Kota
Daerah Bandung
Program Meningkatnya
peningkatan pengembangan
pengembangan sistem
sistem pelaporan pelaporan
pencapaian kinerja pencapaian
dan ikhtisar capaian kinerja dan 100% 180.000.000 100% 189.000.000 100% 198.000.000 100% 206.000.000 100% 216.000.000
kinerja dan ikhtisar capaian
keuangan kinerja dan
keuangan
Bappeda Kota
Bandung
20.587.890.00 47.486.954.5 51.270.999.9 55.118.944.4
31.707.353.000
0 00 50 95
DINAS
KEBUDAYAAN
DAN
PARIWISATA
Program Pelayanan Cakupan
Administrasi pelayanan 5,071,480,00 12 6,136,490,80 12 6,750,139,88 12 7,425,153,86
12 bulan 12 bulan 5,578,628,000
Perkantoran administrasi 0 bulan 0 bulan 0 bulan 8
perkantoran
Program Cakupan
peningkatan sarana pelayanan
1,780,847,20 1,958,931,92 2,154,825,11
dan prasarana sarana dan 2,219,920,000 1,618,952,000
0 0 2
Aparatur prasarana
aparatur
Program Meningkatnya
peningkatan disiplin 106,500,000 117,150,000 128,865,000 141,751,500 155,926,650
Disiplin Aparatur pegawai
Program Meningkatnya
Peningkatan pengetahuan
Kapasitas Sumber dan
498,500,000 548,350,000 603,185,000 663,503,500 729,853,850
Daya Aparatur kemampuan
sumber daya
aparatur
Program Tingkat
peningkatan ketepatan
pengembangan menyerahkan
220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000 322,102,000
system pelaporan laporan kinerja
capaian kinerja dan dan keuangan
keuangan
Program Apresiasi
Pengembangan Nilai pemerintah
Budaya terhadap 2,402,418,70 2,642,660,57 2,906,926,62
1,985,470,000 2,184,017,000
seniman dan 0 0 7
budayawan
Kota Bandung
Program Perlindungan
Pengelolaan bangunan cagar 1,895,803,80 2,085,384,18 2,293,922,59
1,566,780,000 1,723,458,000
Kekayaan Budaya budaya 0 0 8
Program Cakupan
Pengelolaan pagelaran dan 6,675,479,25 7,343,027,17 8,077,329,89
5,516,925,000 6,068,617,500
Keragaman Budaya festival seni 0 5 3
budaya
Program Cakupan misi
Pengembangan seni budaya
1,032,623,07 1,135,885,38
Kerjasama 775,825,000 853,407,500 938,748,250
5 3
Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Program Jumlah
Pengembangan kunjungan
Pemasaran wisata : Wisnus 5,549,286,60 6,104,215,26 6,714,636,78
4,500,000,000 5,044,806,000
Pariwisata menginap & 0 0 6
Wisman
menginap
Program Pengembangan
Pengembangan Obyek Daya 3,872,121,00 4,259,333,10 4,685,266,41
3,200,100,000 3,820,110,000
Destinasi Pariwisata Tarik Wisata 0 0 0
Program Meningkatnya
Pengembangan jumlah usaha 2,829,585,00 3,112,543,50 3,423,797,85
2,338,500,000 2,572,350,000
Kemitraan pariwisata Non 0 0 0
Hiburan
Program Tingkat
Peningkatan Pemahaman 165,168,600,0 183,939,496,0 202,333,445, 222,566,790, 244,823,469,
1 1 1 1 1
Kapasitas Sumber peraturan/UU 00 00 600 160 176
Daya Aparatur
Program Nilai kewajaran
Peningkatan Lapkeu SKPD
5 5 5 5 5
Pengembangan dan Nilai Lakip
Dokume 250,000,000 Dokume 275,000,000 Dokum 302,500,000 Dokume 332,750,000 Dokume 366,025,000
Sistem Pelaporan
n n en n n
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Tingkat
Perencanaan pelaksanaan
250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
Pembangunan anggaran
Daerah
447,514,200,00 499,061,076,00 548,967,183,6 603,863,901,9 664,250,292,1
0 0 00 60 56
DPKAD
Program Opini audit BPK
Peningkatan dan terhadap
Pengembangan laporan 10,053,800,0 9,812,450,00 13,571,100,0
WDP 9,326,750,000 WDP 8,295,150,000 WDP WDP WDP
Pengelolaan keuangan 00 0 00
Keuangan Daerah daerah
Program Pembinaan Terwujudnya
dan Fasilitasi Akuntabilitas 2 2 2 2 2
Pengelolaan APBD 10,053,800,0 9,812,450,00 13,571,100,0
dokume 9,326,750,000 dokume 8,295,150,000 dokume dokume dokume
Keuangan 00 0 00
n n n n n
Kabupaten/Kota
Program Terwujudnya
2 1 2 1 2
Perencanaan penganggaran
dokume 100,000,000 dokume 110,000,000 dokume 120,000,000 dokume 130,000,000 dokume 140,000,000
Pembangunan berbasis
n n n n n
Daerah kinerja
Program perbaikan
sistem administrasi 1,067,635,40 1,149,761,20
821,258,000 903,383,800 985,509,600
kearsipan 0 0
Program Penataan
Penguasaan,
Kepemilikan, 203,012,555,0 223,313,810,5 243,615,066, 263,916,321, 284,217,577,
Penggunaan dan 00 00 000 500 000
Pemanfaatan Tanah
Perencanaan Tata Tersedianya
Ruang dokumen
mengenai 3,075,420,00 3,331,705,00 3,587,990,00
2,562,850,000 2,819,135,000 0 0 0
rencana tata 0 0 0
ruang
Program Persentase
Penyelesaian konflik
1,050,000,00
Konflik-konflik pertanahan 750,000,000 825,000,000 900,000,000 975,000,000
0
Pertanahan yang
terfasilitasi
Program
Peningkatan
Pengembangan 3,975,420,00 4,306,705,00 4,637,990,00
3,312,850,000 3,644,135,000
Sistem Pelaporan 0 0 0
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program
pengembangan 700,000,000 770,000,000 840,000,000 910,000,000 980,000,000
data/informasi
229,913,013,0 248,975,764,3 273,619,015,6 294,262,266,9 322,905,518,2
00 00 00 00 00
URUSAN WAJIB
KECAMATAN BANDUNG
KIDUL
Program : Peningkatan 2,68 2,85 2,90 3,10 3,20
Peran Kecamatan dan 345.000.000 38.000.000 418.000.000 46.000.000 506.000.000
Kelurahan
Program Peningkatan
pengemba-ngan system 6.175.000.000 631.000.000 651.000.000 701.000.000 751.000.000
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Persentase ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2%
Jumlah
Pengaduan
2.614.285.000
2.875.713.500 3.163.284.850 3.479.613.335 3.827.574.667
KECAMATAN ANDIR
- - - - -
Program Peningkatan
Peran Kecamatan dan
Kelurahan
KECAMATAN
PANYILEUKAN
Program pelayanan 100
administrasi 1.179.566.000 100 1.297.522.600 100 1.427.274.860 100 1.570.002.346 100 1.727.002.581
perkantoran
Program peningkatan 100
sarana dan prasarana 3.103.239.000 100 2.188.202.900 100 957.023.190 100 1.032.725.509 100 1.115.998.060
aparatur
4
Program peningkatan
85.000.000 3 93.500.000 2 102.850.000 1 113.135.000 - 124.448.500
disiplin aparatur
Program Peningkatan Program 65
Kapasitas Sumber Daya Peningkatan 89.700.000 70 98.670.000 75 108.537.000 80 119.390.700 85 131.329.770
Aparatur Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
KECAMATAN
ANTAPANI
Program : Peningkatan Indeks Kepuasan
Pengembangan Sistem Masyarakat 37.800.000 41.580.000 45.738.000 50.311.800 55.342.980
Pelaporan Capaian (IKM)
Kinerja dan Keuangan
Program : Peningkatan
Kapasitas Sumber daya
66.000.000 72.600.000 79.860.000 87.846.000 96.630.600
Aparatur
Program : Peningkatan
Disiplin Aparatur 111.300.000 122.430.000 134.673.000 148.140.300 162.954.330
Program : 1.Pelayanan
Adm. Perkantoran 875.158.300 962.674.130 1.058.941.543 1.164.835.697 1.281.319.267
Program : 2.Peningkatan
sarana dan Prasarana 2.897.800.700 1.537.580.770 1.691.338.847 1.860.472.732 2.046.520.005
Aparatur
Program : Peningkatan
IKM = IKM = IKM =
Peran Kecamatan dan IKM = 68 IKM = 70
696.521.000 68,5 766.173.100 69 842.790.410 69,5 927.069.451 1.019.776.396
Kelurahan
pembangunan
daerah
KECAMATAN REGOL
Program Pelayanan
Administrasi 1.251.608.260 1.376.769.086 1.514.445.994 1.665.890.594 1.832.479.653
Perkantoran
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana 1.251.608.260 1.376.769.086 1.514.445.994 1.665.890.594 1.832.479.653
Aparatur
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur 1.251.608.260 1.376.769.086 1.514.445.994 1.665.890.594 1.832.479.653
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 1.251.608.260 1.376.769.086 1.514.445.994 1.665.890.594 1.832.479.653
Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem 1.251.608.260 1.376.769.086 1.514.445.994 1.665.890.594 1.832.479.653
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan 6.425.000.000 7.067.500.000 7.774.250.000 8.312.095.000 9.143.304.500
Peran Kecamatan Dan
Kelurahan
Program Peningkatan
Sarana dan prasarana
1.313.717.811 1.445.089.592 1.589.598.551 1.748.558.406 1.923.414.247
Aparatur
Program Peningkatan 12 12 12
12 bulan 12 bulan
Disiplin Aparatur 74.722.400 bulan 82.194.640 bulan 90.414.104 bulan 99.455.514 109.401.066
Program Peningkatan 12 bulan 12 12 12 12 bulan
Kapasitas Sumber Daya 120.600.000 bulan 132.660.000 bulan 145.926.000 bulan 160.518.600 176.570.460
Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem 12 12 12
12 bulan 12 bulan
Pelaporan Capaian 69.250.000 bulan 76.175.000 bulan 83.792.500 bulan 92.171.750 101.388.925
Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 62% 55.000.000 63% 60.500.000 65% 66.550.000 66% 73.205.000 67% 80.525.500
Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
67% 55.050.000 70% 60.555.000 72% 66.610.500 73% 73.271.550 75% 80.598.705
Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
kecamatan dan
kelurahan
Fasilitasi peningkatan
perekonomian
masyarakat kecamatan 100% 40.000.000 100% 44.000.000 100% 48.400.000 100% 53.240.000 100% 58.564.000
dan kelurahan
Peningkatan
infrastruktur dan
lingkungan hidup 100% 589.625.000 100% 648.587.500 100% 713.446.250 100% 784.790.875 100% 863.269.963
tingkat kecamatan dan
kelurahan
Peningkatan kualitas
penanganan
ketentraman dan
100% 48.000.000 100% 52.800.000 100% 58.080.000 100% 63.888.000 100% 70.276.800
ketertiban tingkat
kecamatan dan
kelurahan
Fasilitasi Peningkatan
Pemerintahan Umum
Kecamatan dan 100% 45.000.000 100% 49.500.000 100% 54.450.000 100% 59.895.000 100% 65.884.500
Kelurahan
Fasilitasi Peningkatan
Pelayanan Kepada 100% 100% 100% 100% 100%
40.000.000 44.000.000 48.400.000 53.240.000 58.564.000
Masyarakat
KECAMATAN
BATUNUNGGAL
1 2 3 4 5
Kecamatan Sukasari
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 3 4 3 2 1 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,60 2,80 3,15 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Cidadap
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 3 4 3 2 1 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,60 2,80 3,15 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Sukajadi
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 3 4 3 2 1 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,60 2,80 3,15 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Cakupan Peningkatan disiplin Pegawai 70 75 80 90 100 100 100%
Negeri Sipil
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85%
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,74 2,80 3,00 3,15 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Coblong
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 3 3 2 1 1 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,70 3,00 3,10 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
1 2 3 4 5
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 0 0 0 0 0 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 72 75 78 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,3 2,51 2,75 3,00 3,20 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,75 3,00 3,25 3,35 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 1 2 2 2 1 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2.2 2.51 2.75 3.10 3.30 3.50 3.50
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Andir
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Persentase pelanggaran Pegawai Negeri 11 % 10% 8% 5% 3% 3% 3%
Sipil
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 % 70 % 70 % 75 % 80 % 85 % 85 %
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,5 2,51 2,75 3,00 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Cicendo
Urusan Wajib
1 2 3 4 5
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Cakupan Peningkatan disiplin Pegawai 90 92 95 96 98 99 100
Negeri Sipil
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 75 80 85 90 95 100
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,74 2,92 3,15 3,31 3,42 3,50 4
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Kiaracondong
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 3 2 2 1 1 1 1
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,70 3,00 3,20 3,35 3,5 3,5
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Batununggal
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 4 4 3 2 1 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 65 68 68 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Buah Batu
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 3 4 3 2 1 0 0
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 65 70 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,51 2,75 3,00 3,30 3,50 3,50
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Rancasari
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 1 1 0 0 0 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,70 3,00 3,20 3,35 3,5 3,5
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Cibiru
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
1 2 3 4 5
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil 2 1 0 0 0 0 0
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 65 70 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,5
Kelurahan representatifKecamatan
Kecamatan Cinambo
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran Pegawai Negeri Sipil
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 70 70 72 75 80 85 85
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Kelurahan representatifKecamatan
1 2 3 4 5
Kecamatan Mandalajati
Urusan Wajib
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Cakupan pelayanan administrasi 100 100 100 100 100 100 100
perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Cakupan pelayanan sarana dan prasarana 100 100 100 100 100 100 100
Aparatur aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah pelanggaran disiplin Pegawai 1 0 0 0 0 0 0
Negeri Sipil
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Persentase sumber daya aparatur yang 60 68 76 84 92 100 100
Aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Tingkat ketepatan menyerahkan laporan 100 100 100 100 100 100 100
Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan kinerja dan keuangan
Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2,51 2,70 3,00 3,20 3,35 3,5 3,5
Kelurahan representatifKecamatan
9
Penetapan Indikator Kinerja
Daerah
b. Jumlah gedung olah raga 14 SOR/GOR 15 SOR/GOR 15 SOR/GOR 15 SOR/GOR 15 SOR/GOR 15 SOR/GOR
ASPEK PELAYANAN UMUM
FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85%
Pendididkan Dasar
Angka partisipasi sekolah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia 1:227 1:220 1:215 1:210 1:205 1:200
sekolah 1:195
Rasio guru/murid 1:44 1:42 1:40 1:38 1:37 1:36 1:36
Rasio guru/murid per kelas rata-rata 1:41 1:40 1:39 1:38 1:37 1:36 1:36
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pendidikan menengah:
Angka partisipasi sekolah 98,88% 98,89 98,90% 98,91% 98,92% 98,93% 100%
10
Pedoman Transisi dan Kaidah
Pelaksanaan
Dalam rangkamenjagakesinambunganpembangunandanmengisikekosongan
RKPD setelah RPJMD berakhir ditetapkan pedoman transisi sebagai berikut:
RPJMDKota Bandung
2014 - 2018
11
Penutup
WALIKOTA BANDUNG