Makalah Kurikulum KBK, KTSP, Kurtilass
Makalah Kurikulum KBK, KTSP, Kurtilass
Disusun Oleh:
Kelompok 3 MP 2018 A
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Kurikulum 2004..........................................................................................4
1. Sejarah Kurikulum Berbasis Kompetensi............................................4
2. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi.......................................5
3. Tujuan KBK............................................................................................6
4. Ciri KBK..................................................................................................7
5. Landasan Pengembangan KBK.............................................................7
6. Prinsip-prinsip Pengembangan KBK....................................................8
7. Kelebihan KBK........................................................................................9
8. Kekurangan KBK..................................................................................10
B. Kurikulum 2006........................................................................................10
1. Latar Belakang KTSP...........................................................................11
2. Konsep KTSP.........................................................................................12
3. Tujuan KTSP.........................................................................................14
4. Landasan Pengembangan KTSP.........................................................15
5. Karateristik KTSP................................................................................15
6. Proses Sosialisasi....................................................................................17
7. Keunggulan dan Kelemahan................................................................19
8. Standar Kompetensi..............................................................................19
C. Kurikulum 2013........................................................................................20
1. Sejarah Kurikulum 2013......................................................................20
2. Pengertian Kurikulum 2013.................................................................23
ii
3. Pola Pikir Kurikulum 2013..................................................................23
4. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013.......................................25
5. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013............................................26
6. Manfaat Kurikulum 2013.....................................................................27
7. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013............................................31
8. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013..................................32
9. Kelemahan dan Kelebihan Kurikulum 2013......................................37
BAB III KESIMPULAN......................................................................................40
A. Kesimpulan................................................................................................40
B. Saran..........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan Proses Belajar
Mengajar juga merupakan lembaga yang memegang peranan penting di dalam
masyarakat yang berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia
dimasa depan yang unggul. Sumber daya manusia yang berkualitas,
diharapkan akan mampu untuk menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan
yang lebih tinggi maupun persaingan di dalam dunia lapangan pekerjaan.
Sekolah mempunyai cara dalam mengatur proses belajar mengajar agar
mencapai tujuan secara efektif dan efisien, salah satu komponen yang
digunakan guna mencapai tujuan tersebut merupakan program pembelajaran
yang sudah diatur oleh pemerintah yang bernama kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu perangkat pada mata pelajaran dan
program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga yang mempunyai
wewenang dalam penyelenggaraan pendidikan. kurikulum berisi rancangan
pembelajaran tentang apa saja yang akan diberikan kepada peserta didik di
dalam satu periode jenjang poendidikan. Penyusunannya disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan serta kebutuhan dalam
lapangan perkerjaan.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan
landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk
terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem
pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi
kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal
dan penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan
salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan
kurikulum seringkali menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap awal
implementasinya memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, penulis dapat
merumuskan masalah yang terdapat di dalam latar belakang tersebut :
1. Bagaimanakah sejarah perubahan Kurikulum Berstandar Kompetensi
(KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)?
2. Bagaimana sejarah dari Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, dan Kurikulum
2013?
3. Bagaimana penerapan Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, dan Kurikulum
2013 di dalam kegiatan pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja perbedaan dari ketiga kurikulum tersebut?
5. Kurikulum apa yang paling bagus diterapkan di dalam Pendidikan di
Indonesia?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kurikulum di
atas
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejarah kurikulum yang pernah dan sedang dipakai saat
ini dalam kegiatan pendidikan di Indonesia
2. Untuk mengetahui implementasi dari kurikulum yang dibuat dan perannya
bagi kegiatan pendidikan di Indonesia
3. Untuk mengetahui teori-teori dan konsep dari kurikulum yang ada
4. Untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing kurikulum
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum 2004
1. Sejarah Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004,
adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai
diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai
menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi,
sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya
hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan
sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa
dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya
belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru
saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif
mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTEK tanpa
meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antarsiswa
saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator,
namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua.
Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan
setiap kegiatan siswa ada nilainya.
Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang
bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan
penyempurnaan Kurikulum 2004.
Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu
ke waktu. Dermkian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang
bahkan kadang-kadang perubahan itu sangat kompleks. Kehidupan
keluarga, termasuk anak-anak sekarang memberikan banyak kebebasan
dan banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar. ”Dunia menjadi semakin
kosmopolitan dan kita semua mempengaruhi satu sama lain", demikian
4
5
ujar desainer Paloma Picasso, seperti dlkut'p oleh John Naisbitt (1990:
106).
5
1
M.Rohman, Kurikulum Berkarakter, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), hlm.76.
2
Ibid
6
Dimana Guru membantu siswa untuk belajar bagaimana belajar dari pada
hanya mempelajari isi (learn how to learn rather that just cover content). 3
Lebih jauh christene Gillbert sebagai chief insfector Ofsted pada
dokumen visi 2020 dari Ofsted menyebutkan bahwa :
“Learning how to learn half a dozen times, as it descibes the
imperatives for developing the 21st-century curriculum. In the last decade,
it seems that we have established the nation that an appreciation of the
‘how’ students learn is at least as important as “what” they learn. The
National Strategies at primary and secundary level are promoting
learning competencies and the mantra for Every Child Matters includes
enjoyment and engagement with learning as a key”. Pendapat di atas
menekan bahwa pengembangan kurikulum di abad ke-21 lebih ditekankan
pada bagaimana mengembangkan suatu konsep “learning how to lerning”.
4
3. Tujuan KBK
Dari definisi-definisi di atas kurikulum berbasis kompetensi
meneka.nkan pada mengeksplorasi kemampuan/potensi peserta didik
3
Endang Widuri, Perbandingan Pengajaran dengan menggunakan KBK dan KTSP, (Jurnal Unimed, Vol, No1,
2012), hlm.3
4
Ibid
5
Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Depdiknas, 2002)
7
4. Ciri KBK
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara
individual maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keragaman.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
d. Sumber belajar bukan dari guru saja, tetapi juga sumber belajar yang
lain yang memenuhi unsur edukasi.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi ditujukan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun
identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-
dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun
integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional.
Dengan kurikulum ini memudahkan guru dalam penyajian pengalaman
belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu
pada empat pilar pendidikan universal (UNESCO), yaitu: learning to
know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
7. Kelebihan KBK
a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek
mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata
pelajaran itu sendiri.
b. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa
dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara
dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta
belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-
pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
c. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing.
10
dengan tes –tes dan ulangan – ulangan yang cognitive based semata.
B. Kurikulum 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah efektif, produktif, dan
berprestasi. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang
diletakkan pada posisi paling dengan pembelajaran (sekolah dan satuan
pendidikan)6.
Dalam standar nasional pendidikan (pasal 1 ayat 15) dijelaskan bahwa
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan7.
1. Latar Belakang KTSP
KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya
yaitu kurikulum 2004 (KBK)8. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP
Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan Pendidikan9.
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikanm
potensi sekolah/daerah, karateristik sekolah/daerah, social budaya
masyarakat setempat, dan karateristik peserta didik. Sekolah dan komite
sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum
tingkat satuan Pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi kelulusan, di bawah supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang Pendidikan di SD,
SMP, SMA, SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintah
di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
6
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (suatu panduan praktis), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), hlm.20-21.
7
Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran :teori dan praktik pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 128.
8
Masnur Muslich, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) : dasar pemahaman dan pengembangan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara,2007),hlm 10.
9
Mulyasa, Op.Cit., 19-20.
12
2. Konsep KTSP
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2008 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1),
dan 2) sebagai berikut.
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis Pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan Pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
10
Ibid., Hal. 8-9.
11
Bustamam, telaah kurikulum dan buku teks (bahan ajar), (jurusan sejarah FIS UNP, Padang, 2007), hlm.92.
13
12
Mulyasa, Op.Cit,. 20-21.
14
3. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu
pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks
ekonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu,
KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan
dengan tujuh hal sebagai berikut.
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
bagi dirinya sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik.
15
5. Karateristik KTSP
Karateristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana
sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses
pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga
kependidikan, serta system penilaian. Untuk lebih jelasnya, masing-
masing karateristik tersebut dideskripsikan sebagai yang berikut:
a. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan
pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah
dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang
luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah
dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan
mengelola sumber daya sesuai dengan prioritas kebutuhan. Melalui
otonomi yang luas, sekolah dapat meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam
pengambilan keputusan dan tanggungjawab bersama dalam
melaksanakan keputusan yang diambil secara proporsional, dan
professional.
b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang Tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi
masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta
didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan
keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
17
6. Proses Sosialisasi
Melalui KTSP, sekolah dan satuan pendidikan perlu dikembangkan
menjadi lembaga yang diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas
untuk mandiri, maju, dan berkembang berdasarkan strategi kebijakan
18
13
Mulyasa, Op.Cit,. 32-39
19
14
Ruang Ipa, Kelebihan dan Kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013,
https://ruangipa.wordpress.com/2016/02/27/kelebihan-dan-kekurangan-ktsp-dan-kurikulum-
2013/, 2011.
20
8. Standar Kompetensi
Standar kompetensi mata pelajaran adalah deskriptif pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari
mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu. Pada setiap mata
pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh pengembang
kurikulum15.
Dalam uraian setidaknya berisi tentang: standar kompetensi lulusan
sekolah sekolah/madrasah, standar kompetensi kelompok mata pelajaran,
standar kompetensi lulusan mata pelajaran, standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran serta diagaram pencapaian kompetensi
lulusan sekolah/ madrasah.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam kaitannya
dengan KTSP, DEPDIKNAS telah menyiapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar berbagai mata pelajaran untuk dijadikan acuan oleh guru
dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing- masing 16.
Pencapaian SKKD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasiltasi oleh guru.
C. Kurikulum 2013
1. Sejarah Kurikulum 2013
15
Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran :teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana,2010) Hlm: 170
16
Mulyasa, Op.Cit,. 170
21
17
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hlm. 28.
18
Ibid., hlm.29
19
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hl,. 28.
20
Ibid, hlm.29.
24
21
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013), hlm.14
22
Ibid. hlm.60
25
25
E. Mulyasa, Op. Cit., hlm. 65.
27
26
Ibid.
27
Ibid. hlm.284.
28
28
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT Prestasi
Pustakarya, 2013), hlm. 285.
29
29
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hlm. 287
31
30
Ibid., hlm. 82.
34
berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada
awal abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.
Menurut Zahorik, ada Jima elemen yang harus diperhatikan
dalam praktik pembelajaran kontekstual:
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning).
2) Pemerolehan pengetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge)
dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian
memperhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan
cara menyusun (1) hipotesis (2) melakukan sharing kepada orang
lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan
itu (3) konsep tersebut direvisi dan di kembangkan.
4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge).
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengetahuan tersebut.31
b. Inquiri (Menemukan)
Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru
untuk dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti
sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang
dipelajari.
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis Contextual Teaching Learning (CTL).Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan.
Siklus Inquiry antara lain:32
31
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hlm. 62
32
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hlm. 63
35
1) Observasi
2) Bertanya
3) Mengajukan dugaan
4) Pengumpulan data
5) Penyimpulan
Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry), yaitu:
1) Merumuskan masalah.
Contoh: Bagaimanakah silsilah raja-raja bani Abbasiah?
2) Mengamati atau melakukan observasi.
Contoh: Mémbaca buku atau sumber lain untuk mendapat informasi
pendukung.
3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, bagan,
tabel, dan Iainnya.
Contoh: Siswa membuat bagan silsilah raja-raja bani Abbasiah.
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman
sekelas, guru atau audien yang lain.
Contoh : Karya siswa didiskusikan bersama-sama.
33
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), hlm. 63-65
36
Pembelajaran tidak
14 Penghargaan terhadap pengalaman siswa
memandang
. sangat diutamakan.
pengalaman siswa.
15 Hasil belajar diukur dengan : proses, Hasil belajar hanya dari
. bekerja, hasil karya, penampilan, tes, dll. ujian.
16 Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, Pembelajaran hanya
. konteks, dan setting. terjadi di kelas.
17 Penyesalan adalah hukuman dari perilaku Sanksi adalah hukuman
. jelek. dari perilaku tidak baik.
18 Perilaku baik berdasarkan motivasi Perilaku baik karena
. intrinsic. motivasi esktrinsik.
19
Berbasis pada siswa. Berbasis pada guru.
.
Seorang berperilaku
baik karena terbiasa,
20 Seorang berperilaku baik karena yakin
terbiasa dikarenakan
. itulah yang terbaik dan bermanfaat.
hadiah yang
menyenangkan.
A. Kesimpulan
Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan Proses
Belajar Mengajar juga merupakan lembaga yang memegang peranan
penting di dalam masyarakat yang berperan penting dalam menciptakan
sumber daya manusia dimasa depan yang unggul. Sekolah mempunyai
cara dalam mengatur proses belajar mengajar agar mencapai tujuan secara
efektif dan efisien, salah satu komponen yang digunakan guna mencapai
tujuan tersebut merupakan program pembelajaran yang sudah diatur oleh
pemerintah yang bernama kurikulum.
Kurikulum merupakan salah satu perangkat pada mata pelajaran dan
program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga yang mempunyai
wewenang dalam penyelenggaraan pendidikan. kurikulum berisi
rancangan pembelajaran tentang apa saja yang akan diberikan kepada
peserta didik di dalam satu periode jenjang pendidikan.
Ditinjau dari perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan. Pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan yang terbaru yaitu
tahun 2013. Perubahan tersebut terjadi karena adanya perubahan pada
sistem politik, social budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara.
Kurikulum yang digunakan setelah tahun 1994 adalah Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, yaitu kurikulum yang
bergerak dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak
tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum
ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini
tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para
murid belajar di kelas. Setelah KBK, baru dilanjutkan dengan
KTSP . Yaitu merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya
40
yaitu kurikulum 2004 (KBK). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP
Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan Pendidikan.
Kurikulum yang selanjutnya di gunakan dalam dunia pendidikan di
indonesia adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena
desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu penataan kurikulum pada kurikulum
2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003 tentang
pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang
rencana pembangunan jangka menengah nasional. Kurikulum 2013
dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua
strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan
pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah.
B. Saran
Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya
kurikulum yang diselenggarakan. Kurikulum perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat
sesuai dengan tuntutan pada era nya. Perubahan kurikulum juga harus
mengacu pada sumber hukum yaitu pancasila dan Undang-undang dasar
1945.
41
DAFTAR PUSTAKA
Bustamam. (2007). Telaah kurikulum dan buku teks (bahan ajar). Padang:
Jurusan sejarah FIS UNP.
Ipa, R. (2016, February 27). Kelebihan dan Kekurangan KTSP dan Kurikulum
2013. Retrieved from ruangipa.wordpress.com:
https://ruangipa.wordpress.com/2016/02/27/kelebihan-dan-kekurangan-
ktsp-dan-kurikulum-2013/
Nere, G. (2020, Maret 6). Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Retrieved
from gladysnereweb. blogspot.com: http://gladysnereweb.
blogspot.com/20 13/05/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013.html.
42
Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan pembelajaran :teori dan praktik
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.
43