Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

TERHADAP HASIL PRAKTEK MEMBUAT KUE


INDONESIA SISWA SMK N 8 MEDAN
T.A 2019/2020

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi:


Syarat Seminar Proposal

Oleh:

CHAIRI UYUN SIREGAR


5173142009

JURUSAN PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasihNya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga proposal ini dapat

terselesaikan dengan baik. Proposal ini mengungkap penerapan model

pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI mata

pelajaran produk cake dan kue indonesia SMK N 8 Medan T.A 2019/2020.

Proposal ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

menunggu saran dan kritik untuk membangun proposal ini menjadi lebih baik.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-

dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta

motivasi kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku dekan Fakultas Teknik.

2. Ibu Dr. Rosnelli, M.Pd selaku wakil dekan 1 Bidang Akademik, dan seluruh

staf.

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga.

4. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga.

5. Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Boga.

6. Ibu Dra. Yuspa Hanum, M.Si selaku dosen pembimbing proposal yang telah

memberikan motivasi, saran, informasi dan ilmu dalam menyelesaikan

proposal ini.

ii
7. Teristimewa kepada Orang Tua saya tercinta, Ayahanda Hamdani Siregar dan

Ibunda Dra. Sabariah Bahtamin yang memberikan dukungan doa dan segala

upaya untuk tetap membantu penulis menulis skripsi ini.

8. Kepada kakak tercinta Yasmin Rozana Siregar, S.Ds yang tetap setia

memotivasi penulis dan selalu memberikan semangat dan juga doa dalam

menyelesaikan proposal ini.

9. Terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa Pendidikan Tata Boga stambuk

2017 yang telah memberikan dorongan semangat dan motivasi untuk penulis

dalam menyelesaikan proposal ini.

Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati memohon maaf atas

segala keterbatasan yang ada. Semoga hasil dari proposal ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju keberhasilan dalam dunia

pendidikan.

Medan, Maret 2020

Hormat Saya

CHAIRI UYUN SIREGAR

NIM. 5173142009

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBARv

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1


1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 5

BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN


PENGAJUAN HIPOTESIS 7

2.1 Deskripsi Teoritis 7


2.2 Penelitian Yang Relevan 26
2.3 Kerangka Berfikir 27
2.4 Hipotesis Penelitian 28

BAB III. METODE PENELITIAN 29

3.1 Desain Penelitian 29


3.2 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian29
3.3 Populasi dan Sampel 31
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 32
3.5 Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitian 32
3.6 Teknik Analisis Data 34

DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN
SILABUS
RPP
RUBRIK PENILAIAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Demonstrasi 22


Tabel.2 Sintaks Model Pembelajaran Demonstrasi 25
Tabel.3 Data Jumlah Siswa Kelas XI SMKN 8 Medan 31
Tabel.4 Lembar Penilaian Praktek Kue Mangkok 33

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kue Nagasari 8


Gambar 2. Kue Apem 8
Gambar 3. Kue Mangkok 8
Gambar 4. Kue Pancong 9
Gambar 5. Kue Lapis 9
Gambar 6. Kue Putuayu 9
Gambar 7. Kue Talam9
Gambar 8. Kue Carabikang 9
Gambar 9. Kue Jongkong 10
Gambar 10. Kembang Goyang 10
Gambar 11. Kue Delapan jam10
Gambar 12. Bolu Koja 11
Gambar 13 Kue Mangkok 17
Gambar 14. Bagan Prosedur Pelaksanaan Penelitian 32

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu lembaga yang menangani pendidikan adalah Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) termasuk dalam jenis pendidikan formal yang

bertujuan untuk menyiapkan siswa dengan sebaik-baiknya agar dapat mengisi

dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang. Begitu pula

dengan SMK N 8 Medan, diharapkan dapat mendidik dan membina siswa

sehingga menghasilkan lulusan dan tenaga kerja yang terampil, profesional,

dan siap kerja (Hamalik, 2010).

Salah satu mata pelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan adalah

Produk Cake dan Kue Indonesia. Produk Cake dan Kue Indonesia merupakan

mata pelajaran yang membahas tentang pengenalan bahan, alat, serta teknik

pengolahan Kue Indonesia.

Kue mangkok merupakan salah satu jenis kue Indonesia yang sudah

lama dikenal yang dijual dimana-mana seperti di pasar tradisional, pasar

swalayan, ataupun di toko-toko kue besar dan kecil. Yang bahan utamanya

yaitu tepung beras dan juga tapai singkong ataupun tapai beras, dalam

pembuatannya dengan cara dikukus, bertekstur lembut dan rasanya manis dan

khas dengan rasa tapai dan bentuk bulat mekar disertai dengan warna yang

berbeda-beda biasanya disajikan dalam keadaan dingin.

1
Salah satu komponen yang menentukan hasil dari suatu proses belajar

mengajar adalah model pembelajaran, dengan memilih model pembelajaran

yang sesuai dipadukan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru. Salah

satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif yang

dapat meningkatkan hasil belajar membuat kue Indonesia siswa. Maka dari itu

penulis mencoba memberi pendapat kepada guru untuk menerapkan model

pembelajaran demonstrasi.

Pada kenyataannya hasil observasi yang dilakukan menunjukkan

bahwa, pada mata pelajaran kue indonesia siswa kelas XI SMK N 8 Medan

belum dilakukan praktek karena dana sekolah yang tidak memadai, sehingga

penelitian ini belum terdapat data yang kuat kenapa peneliti ingin menawarkan

kepada guru model pembelajaran demonstrasi yang bertujuan untuk

meningkatkan nilai hasil praktek siswa SMK N 8 Medan yang akan datang.

Alasan penulis menawarkan model pembelajaran demonstrasi yaitu

seperti yang kita tau bahwa model pembelajaran konvesional yang biasa

digunakan guru pada umumnya kurang membuat siswa aktif dalam proses

belajar, menurut Surakhmad (2009) kelemahan model pembelajaran

konvensional (ceramah) adalah diantaranya menyebabkan peserta didik

menjadi pasif dan bila digunakan terlalu lama akan membosankan bagi siswa.

Oleh karena itu penulis datang ke sekolah untuk menawarkan model

pembelajaran demonstrasi yang dimana menurut Sunarti (2008) kelebihan

model pembelajaran demonstrasi yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dan

memperoleh pengalaman langsung serta dapat mengembangkan

keterampilannya. Menurut penulis model pembelajaran ini sangat cocok

2
digunakan dalam mata pelajaran yang membutuhkan keterampilan untuk

menunjang keaktifan siswa dan juga hasil praktek siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh Model Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Hasil

Praktek Membuat Kue Indonesia Siswa SMKN 8 Medan T.A 2019/2020”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah adalah

sebagai berikut:

1. Model yang digunakan guru dalam mata pelajaran Kue Indonesia siswa

kelas XI SMK N 8 Medan.

2. Pemahaman siswa kelas XI SMK N 8 Medan yang diajarkan dengan

model pembelajaran konvensional.

3. Seberapa besar pengetahuan siswa kelas XI SMK N 8 Medan tentang Kue

Indonesia.

4. Seberapa besar kemampuan siswa kelas XI SMK N 8 Medan dalam

mengolah Kue Indonesia.

5. Hasil belajar siswa kelas XI SMK N 8 Medan dalam mengolah Kue

Indonesia dengan model pembelajaran konvensional.

6. Hasil praktek siswa kelas XI SMK N 8 Medan dalam mengolah Kue

Indonesia dengan model pembelajaran konvensional.

7. Faktor yang mempengaruhi hasil praktek siswa kelas XI SMK N 8 Medan

pada mata pelajaran Kue Indonesia.

3
8. Keaktifan siswa kelas XI SMK N 8 Medan dalam pelajaran Kue Indonesia

menggunakan model pembelajaran konvensional.

9. Pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap hasil praktek

mengolah Kue Indonesia pada siswa kelas XI SMK N 8 Medan.

10. Pengaruh model pembelajaran demonstrasi terhadap hasil praktek

mengolah Kue Indonesia pada siswa kelas XI SMK N 8 Medan.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari identifikasi masalah, agar penelitian

ini dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan makan perlu

melakukan pembatasan masalah pada:

1. Model pembelajaran demonstrasi yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan jenis model demonstrasi cara, yaitu model demonstrasi yang

menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-

bahan yang digunakan dalam pekerjaannya yang sedang dikerjakan,

memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya,

serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya.

2. Hasil praktek membuat Kue Indonesia pada mata pelajaran Produk Cake

dan Kue Indonesia dibatasi pada materi Tepung Beras yaitu Kue

Mangkok, yang akan diteliti dengan rubrik penilaian hasil praktek.

3. Objek penelitian adalah siswa kelas XI SMKN 8 Medan. Dengan

dilakukan teknik simple random sampling sebanyak 30 sample dari 247

populasi.

4
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka

rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengetahuan siswa tentang Kue Indonesia?

2. Bagaimana hasil praktek Kue Indonesia menggunakan model

pembelajaran demonstrasi?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran demonstrasi terhadap hasil

praktek pembuatan Kue Mangkok di SMKN 8 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengetahuan Kue Indonesia siswa kelas XI SMKN 8

Medan.

2. Untuk mengetahui hasil praktek Kue Mangkok siswa kelas XI SMKN 8

Medan menggunakan model pembelajaran demonstrasi.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran demonstrasi terhadap

hasil praktek membuat Kue Mangkok siswa kelas XI SMKN 8 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan dicapai setelah penelitian ini dilaksanakan adalah:

1. Bagi siswa, melalui penggunaan model pembelajaran demonstrasi siswa

lebih dapat meningkatkan hasil praktek membuat Kue Indonesia pada

siswa kelas XI SMK N 8 Medan.

5
2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru di sekolah dan pihak sekolah

tempat penelitian dalam menyampaikan informasi mengenai “Kue

Indonesia” melalui model pembelajaran demonstrasi.

3. Sebagai bahan penelitian yang relevan untuk penelitian selanjutnya.

4. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pembelajaran

demonstrasi yang ingin di terapkan dalam menyajikan suatu pelajaran.

5. Bagi peneliti, dapat menjadi masukan kepada peneliti sebagai calon guru

untuk menerapkan model demonstrasi dalam melakukan pembuatan kue

indonesia pada mata pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia.

6
BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1 Kue Indonesia

Kue indonesia adalah salah satu mata pelajaran pada sekolah

menengah kejuruan, yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang

macam-macam bahan, cara penanganan dan penerapan pada Kue Indonesia.

(Anni, 2013)

Secara umum, hasil praktek Kue Indonesia memiliki tujuan agar

peserta didik dapat memahami dan mengerti tentang pengolahan Kue

Indonesia yang baik, teknik pengolahan kue indonesia, teknik penyimpanan

bahan kue indonesia sehingga dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-

hari. Tolak ukur untuk mengetahui hasil praktek kue indonesia, antara lain 1)

mengetahui pengertian kue indonesia, 2) mengetahui fungsi kue indonesia,

3) mengetahui macam-macam kue indonesia, 4) mengetahui karakteristik

kue indonesia, 5) mengetahui bahan dan alat dalam mengolah kue indonesia,

6) mengetahui teknik pengolahan kue indonesia, 7) mengetahui kriteria hasil

pengolahan kue indonesia, 8) cara penyimpanan kue indonesia. Jadi bisa

dikatakan bahwa Kue Indonesia ialah ilmu yang mempelajari tentang cara

pemilihan, penyimpanan, dan pengolahan bahan Kue Indonesia itu sendiri.

(Anni, 2013).

7
Kue Indonesia dapat dibedakan berdasarkan beberapa bagian, seperti

berdasarkan konsistensi ataupun bentuk/ukuran. Berdasarkan konsistensi,

Kue Indonesia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kue basah dan kue

kering. Kue basah adalah kue yang memiliki sifat basah atau lembab. Jenis

kue ini mudah sekali rusak bila terkontaminasi dengan udara. Terutama kue-

kue yang menggunakan santan. Contoh Kue Indonesia dengan konsistensi

basah antara lain (Anni, 2013)

a. Kue nagasari

Gambar 1. Kue Nagasari


Sumber: Google
b. Kue apem

Gambar 2. Kue Apem


Sumber: Google
c. Kue mangkok

Gambar 3. Kue Mangkok


Sumber: Google

8
d. Kue pancong

Gambar 4. Kue Pancong


Sumber: Google
e. Kue lapis

Gambar 5. Kue Lapis


Sumber: Google
f. Kue putu ayu

Gambar 6. Kue Putuayu


Sumber: Google
g. Kue talam

Gambar 7. Kue Talam


Sumber: Google

h. Kue carabikang

Gambar 8. Kue Carabikang


Sumber: Google

9
i. Kue jongkong

Gambar 9. Kue Jongkong


Sumber: Google

Kue kering adalah kue yang sifatnya kering. Jenis kue ini lebih mudah

hancur. Kue kering harus dikemas setelah dingin, menggunakan wadah yang

kedap udara. Salah satu contoh kue kering indonesia adalah kembang

goyang. (Anni, 2013)

Gambar 10. Kembang Goyang


Sumber: Google

Berdasarkan bentuk/ukuran, Kue Indonesia dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu kue besar dan kecil. Kue besar adalah kue dengan bentuk ataupun

ukuran dibuat besar (Anni, 2013). Biasanya kue besar akan disajikan utuh atau

dipotong-potong. Contoh kue besar antara lain:

a. Kue delapan jam

Gambar 11. Kue Delapan Jam


Sumber: Google

10
b. Bolu koja

Gambar 12. Bolu Koja


Sumber: Google

Kue kecil adalah kue yang bentuk ataupun ukurannya kecil atau

dibuat kecil. Kue ini bisa dihabiskan dengan satu atau dua kali gigitan.

Contoh kue-kue kecil antara lain kue bugis, kue nagasari, kue mangkok dan

banyak lagi lainnya. (Anni, 2013)

Bahan utama dari pembuatan Kue Indonesia Terdiri dari beberapa

jenis, adalah satunya adalah tepung, seperti tepung beras. Sebelum

mengenal tepung terigu (gandum) dari bangsa Barat yang menginjak bumi

Indonesia diabad ke 15, bahan dara sebagian besar kue-kue tradisional

Indonesia adalah tepung beras dan tepung ketan. Tepung beras adalah

tepung yang terbuat dari beras yang ditumbuk atau digiling. Beras yang

setelah dicuci dan dikeringkan, ditumbuk atau digiling menjadi halus.

(Yudha, 2015)

Selain tepung, dalam pembuatan Kue Indonesia memerlukan bahan

lain seperti:

a. Bahan cair berupa air, air kelapa dan santan.

b. Bahan pemanis berupa gula putih atau gula merah, namun dapat

digunakan keduanya sekaligus.

11
c. Bahan pewarna berupa pewarna alami ataupun sintetis.

d. Bahan pemberi aroma yang berfungsi untuk memberi tambahan aroma

agar lebih menggugah selera.

Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan Kue Indonesia

juga beragam sesuai dengan tahap pengolahan maupun cara pengolahan.

Adapun berbagai jenis alat pengolahan tersebut adalah:

a. Alat persiapan yang terdiri dari timbangan, gelas ukur, saringan, telenan.

b. Alat pengolahan yan terdiri dari panci, mangkok adonan, sendok kayu,

mixer, leadle, kompor, panci kukus, oven, wajan.

c. Aneka cetakan dapat berupa loyang biasa maupun yang menggunakan

berbagai bentuk (Annie, 2013).

Proses pengolahan Kue Indonesia dapat dilakukan degan berbagai

cara yaitu:

a. Mengukus, merupakan proses pematangan dengan menggunakan uap air

yang mendidih. Kue yang dihasilkan pada umumnya menghasilkan kue

bertekstur basah/lembab dan lunak/lembut.

b. Menggoreng, teknik dasar memasak. Menggunakan minyak yang telah

dipanaskan dalam wajan atau panci kukus. Dibagi menjadi 2 teknik yaitu:

1) deep frying atau menggunakan minyak banyak, seperti kembang

goyang, telur gabus. 2) menggunakan minyak sedikit, yang terpenting

bahan harus terendam (shallow frying), misalnya kue cucur.

c. Merebus, yang perlu diperhatikan adalah jumlah air perebusnya, air

perebus harus dapat merendam seluruh permukaan kue agar matang

merata, contohnya kue klepon.

12
d. Memanggang, terbagi atas dua macam, yaitu dengan menggunakan oven

dan memanggang menggunakan api yang panas secara matang langsung

diatas kompor. Saat melakukan pematangan dengan memanggang yang

harus diperhatikan adalah kadar api yang digunakan agar kue matang

dengan baik. (Yudha, 2015).

Setiap hasil akhir dalam pembuatan Kue Indonesia dapat

dikategorikan menurut kriteria Kue Indonesia itu sendiri. Pada pengolahan

kue basah penilaian dimulai dari pemilihan bahan yang akan digunakan harus

sesuai yang ada didalam resep, hasil akhir harus memiliki tekstur lembut,

tidak keras, tidak kaku, kenyal, pada penyajiannya diletakkan diatas piring

ceper ataupun tampah karena kue basah tidak bertahan lama jadi tidak dapat

disimpan lebih dari 6 jam. Pada kue kering diharapkan memiliki sifat kering,

mudah hancur, dan dikemas dalam wadah yang kedap udara kerena bertahan

lebih lama.

2.1.2 Kue Mangkok

Kue mangkok merupakan jenis makanan ringan yang telah lama ada di

Indonesia. Kue mangkok mulanya diperkenalkan oleh Imigran Tionghoa dari

wilayah Tiongkok Selatan, khususnya provinsi Fujian “Hokkian”. Kue

mangkok telah akrab dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Bahkan

pembuatan kue mangkok telah dimodifikasi menggunakan bahan khas

Indonesia yaitu tapai singkong sebagai ragi instan. Yang dapat menjadikan

lebih mengkilap dan memiliki tekstur yang lembut. (Ainez, 2017)

13
Kue Mangkok umumnya dihidangkan pada saat upacara-upacara

adat etnis Tionghoa. kue mangkok ini memiliki berbagai macam warna,

tetapi biasanya difokuskan dengan warna merah sebagai tradisi etnis

Tionghoa. Pada umumnya, kue mangkok disediakan dalam tiga ukuran,

yaitu ukuran sangat besar namun jumlahnya hanya satu dalam satu

bungkus, ukuran sedang berisi lima dalam satu bungkus. dan ukuran kecil

lima buah dalam satu bungkus. (Ainez, 2017)

Kue mangkok yang berisi satu memiliki ukuran besar. biasanya

diperuntukkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk sembahyang,

sedangkan kue mangkok dengan jumlah 3, 5, 7 dan 9 biasa diperuntukkan

untuk leluhur dalam proses sembahyang. Penyajian kue mangkok untuk

acara imlek juga harus disajikan dalam jumlah ganjil, mereka percaya,

semakin banyak kue mangkok yang disajikan maka akan mendatangkan

berkah, kebahagiaan, dan kemakmuran yang semakin besar. Untuk kue

Mangkok yang berisi 3 melambangkan dunia, akhirat dan Neraka,

selanjutnya jumlah 5, 7 dan 9 berdasarkan kemampuan penyajinya yang

melambangkan kemakmuran yang terus bertambah besar. (Ainez, 2017)

Kue ini memiliki penampilan mirip dengan kue bolu. Hanya saja

bedanya kue mangkuk berwarna merah cerah. Merah merupakan warna

yang melambangkan kebahagiaan menurut kepercayaan etnis Tionghoa.

Warna ini melambangkan kemakmuran atau kesejahteraan. Tentang rasa,

kue ini memiliki rasa manis yang nikmat karena terdapat tapai singkong

14
dalam adonannya. Selain itu kue ini terbuat dari bahan dasar tepung beras

dan tepung terigu. Cara masaknya adalah dengan dikukus. (Ceceh, 2018)

Nama kue mangkuk sendiri mengacu pada bentuknya yang seperti

mangkuk dan mekar di bagian atasnya. Bentuk mekar atau merekah pada

bagian atas kue mangkuk memiliki nilai tersendiri dalam kepercayaan

Tionghoa. Bagian merekah itu melambangkan harapan dalam kehidupan

dan dapat meningkat seperti merekahnya puncak kue mangkuk. Semakin

banyak kelopak pada kue mangkuk maka akan semakin makmur dan

banyak kekayaan di tahun baru. Dan kue ini dipilih untuk disajikan karena

bentuknya yang mudah melar. Rezeki pun dipercaya akan bertambah

melar juga. Kue ini mengembang dan melar karena terdapat ragi di

dalamnya. (Ceceh, 2018)

Berikut beberapa bahan Kue Mangkok:

1. Tepung beras

2. Tepung terigu

3. Gula pasir

4. Air

5. Tapai singkong/tapai beras

6. Ragi instan

7. Pewarna sesuai selera

8. Pengembang

15
Berikut beberapa alat Kue Mangkok:

1. Kukusan

2. Kom adonan

3. Kompor

4. Timbangan

5. Sendok makan

6. Saringan (pengayak bahan kering)

7. Ballon wise/mixer

8. Spatula

9. Cetakan kue mangkok

Kriteria Penilaian Kue Mangkok

Penilaian dalam kue mangkok meliputi warna, tekstur dan rasa:

1. Warna merupakan komponen terpenting dalam membuat kue mangkok,

tanpa warna maka kue mangkok tidak menarik dan tidak bisa disebut kue

mangkok karena yang menjadi ciri khas dari kue mangkok adalah warna

nya yang cerah.

2. Tekstur setiap bentuk benda apa saja memiliki berbagai macam tekstur.

Permukaan kue mangkok memiliki tekstur lembut dan permukaan lembut

yang berarti tekstur kue mangkok kukus terbentuk dari cairan yang

kemudian masak menjadi padat.

3. Rasa merupakan kriteria penting dalam menilai suatu produk pangan.

(Winarno, 2016) mengemukakan bahwa “Rasa dipengaruhi oleh interaksi

dengan komponen rasa lain” layer puding memiliki cita rasa manis tapi

16
tidak terlalu manis atau terlalu hambar yang dipengaruhi oleh rasa gula.

Begitu juga dengan kue mangkok terdapat rasa manis dan rasa khas dari

tapai singkong.

Resep Kue Mangkok

Gambar 13. Kue Mangkok


Sumber: Google
Bahan:

1. 250 ml air

2. 125 gr gula pasir

3. 125 gr tepung beras

4. 25 gr tepung terigu

5. 100 gr tape singkong (matang dan empuk, buang seratnya, haluskan)

6. 1 sdt ragi instan

7. 1 sdt baking powder

Cara Membuat:

1. Rebus air dan gula sampai gula larut, tidak perlu mendidih. Angkat,

biarkan hangat/suam-suam kuku.

2. Campur tepung beras, terigu dan tape singkong. Tuangi air gula hangat

sambil diuleni sampai rata. Adonan akan menjadi encer.

3. Masukkan ragi instan. Uleni rata. Diamkan adonan selama 30 menit di

tempat hangat dan tertutup.

17
4. Panaskan kukusan sampai airnya mendidih dan beruap banyak. Pastikan

airnya sudah bergolak. Siapkan cetakan plastik diameter 5cm dengan

volume 50-60 ml tanpa dioles apapun, biarkan kering.

5. Aduk adonan sampai buaihnya hilang, masukkan baking powder aduk

rata.

6. Tuang adonan kedalam cetakan sampai penuh. Kukus dengan api besar

selama 10-20 menit. Angkat dari kukusan. Biarkan hangat lalu dilepas dari

cetakan. (Riyas Irmadona, 2019).

2.1.3 Model Pembelajaran Demonstrasi

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing

pembelajaran dikelas atau yang lain. (Rusman, 2011).

Hasan (dalam Isjoni,2009) mengatakan untuk memilih model yang

tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan

pengajaran. Dalam prakteknya semua model pembelajaran bisa dikatakan baik

jika memenuhi prinsip sebagai berikut: pertama, semakin kecil upaya yang

dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa, maka hal itu

semakin baik. Kedua, semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk

mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik. Ketiga, sesuai dengan cara

belajar siswa yang dilakukan. Keempat, dapat dilaksanakan dengan baik oleh

18
guru. Kelima, tidak ada satu metode pun yang paling sesuai untuk segala

tujuan, jenis materi, dan proses mengajar yang ada.

Dengan demikian, model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola

atau rencana yang sudah direncakanan sedemikian rupa dan digunakan untuk

menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, sehingga dapat menjadi

petunjuk seorang guru ketika mengajar dikelasnya.

Model pembelajaran demonstrasi menurut Istarani (2012), adalah

“Mengajar dengan cara memperagakan, kejadian, aturan dan urutan

melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui

penggunaan media pengajar yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang

disajikan”.

Demonstrasi adalah model pembelajaran yang menuntut perhatian dan

keaktifan siswa. Siswa harus benar-benar memperhatikan demonstrasi yang

diberikan atau diperagakan oleh guru karena dalam demonstrasinya, guru

berbicara seminimal kemudian siswa harus memperagakan atau

mendemonstrasikan apa yang telah diperhatikannya tadi. (Silberman, 2012).

Menurut Syaiful Bahri dan Aswam (2010), model demonstrasi adalah

cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan

kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik

sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Model demonstrasi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dimana guru atau

narasumber atau orang lain dengan sengaja mempertunjukkan atau

memperagakan tindakan atau langkah-langkah proses disertai penjelasan,

19
ilustrasi sepenuhnya, dan siswa mengamati dengan seksama. Pendapat ini

menyatakan bahwa model demonstrasi adalah cara mengajar dimana

seseorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses

(Roestyah N,K. 2008).

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa model

demonstrasi menurut penulis adalah cara pembelajaran yang diawali dengan

penjelasan singkat oleh guru yang kemudian melakukan kegiatan atau

percobaan dengan menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan

materi pembelajaran untuk mencapat tujuan pembelajaran.

2.1.3.1 Ciri-ciri Model Demonstasi

1. Guru melakukan percobaan.

2. Bertujuan agar siswa mampu memahami cara mengatur atau

menyusun sesuatu.

3. Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi, mereka akan lebih berhasil,

lebih mengerti dalam menggunakan suatu alat

4. Siswa dapat memilih dan memperbandingkan cara terbaik (Sunarti,

2008).

2.1.3.2 Jenis-jenis Model Demonstrasi

1. Model Demonstrasi Cara:

Demonstrasi cara menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu. Hal

ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaannya yang

20
sedang dikerjakan, memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pengerjaannya.

Biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat dan tidak

memerlukan banyak biaya.

2. Model Demonstrasi Hasil:

Demonstrasi hasil dimaksudkan untuk menunjukkan hasil dari

beberapa praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat,

didengar dan dirasakan. (Rini Safitri, 2012).

2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Demonstrasi

Model pembelajaran suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran

dalam penggunaannya tidak selalu cocok dengan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai. Oleh karena model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangan. Berikut ini kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

demonstrasi. (Sunarti, 2008).

21
Tabel.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Demonstrasi

No Kelebihan Model Demonstrasi Kekurangan Model Demonstrasi


1. Perhatian siswa lebih terpusat Guru harus menjalankan
pada pelajaran yang diberikan kelangsungan demonstrasi
dengan bahasa dan suara yang
dapat dimengerti oleh siswa.

2. Kesalahan yang terjadi dalam Bila waktu sempit, demonstrasi


pelajaran dapat diatasi melalui akan berjalan terputus-putus atau
pengamatan dan contoh dan dijalankan tergesa-gesa sehingga
konkret hasilnya tidak memuaskan

3. Kesan yang diterima siswa lebih Bila siswa tidak diikutsertakan,


mendalam dan tinggal lebih proses demonstrasi akan kurang
lama. dipahami
4. Siswa dapat berpartisipasi aktif Memerlukan keterampilan guru
dan memperoleh pengalaman yang secara khusus
langsung serta dapat
mengembangkan
keterampilannya.
5. Menghindari verbalisme. Membutuhkan fasilitas yang
6. Siswa lebih mudah memahami
memadai
apa yang dipelajari
7. Siswa dirancang untuk aktif
mengamati, menyesuaikan
antara teori dengan kenyataan
dan mencoba melakukannya
sendiri.
Sumber: (Sunarti, 2008).

22
2.1.3.4 Langkah Model Pembelajaran Demonstrasi

Model demonstrasi merupakan model mengajar yang menyajikan

bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau

caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.

Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam

pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa

dapat memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan

didemonstrasikan. Sebelumnya proses demonstrasi guru sudah

mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam demonstrasi tersebut.

Langkah-langkah model demonstrasi (Hasibuan, 2006):

1. Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang akan

dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi dilakukan.

2. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah model itu wajar

dipergunakan, dan apakah model itu paling efektif untuk mencapai

tujuan yang dirumuskan.

3. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi bisa didapat dengan

mudah dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan

demonstrasu tidak gagal.

4. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan

jelas.

5. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan

dilaksanakan.

6. Memperhitungkan waktu yang akan dibutuhkan.

23
7. Selama demonstrasi berlangsung ada beberapa hal yang harus

diperhatikan:

a. Keterangan-keterangan dapat didengar jelas oleh siswa

b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap

siswa dapat melihat dengan jelas.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan model

demonstrasi adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan

yang diharapkan dapat ditempuh setelah model demonstrasi berakhir.

2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan.

3. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

b. Pelaksanaan

1. Memeriksan hal-hal diatas untuk kesekian kalinya

2. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik

3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar

demonstrasi mencapai sasaran.

4. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti

demonstrasi dengan baik.

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan

lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar dalam bentuk

mengajukan pertanyaan.

24
6. Menghindari ketegangan oleh karena itu guru hendaknya selalu

menciptakan suasana yang harmonis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penerapan model demonstrasi

dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:

1) Persiapkan alat-alat yang diperlukan.

2) Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan dan apa

yang akan dikerjakan.

3) Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara perlahan-lahan,

serta memberikan penjelasan yang cukup singkat.

4) Guru mengulang kembali selangkah demi selangkah dan menjelaskan

alasan-alasan setiap langkah.

5) Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi sendiri

langkah demi langkah dan disertai penjelasan.

Tabel.2 Sintaks Model Pembelajaran Demonstrasi

Tahap Pembelajaran Peran Guru

Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan


mempersiapkan siswa pembelajaran, informasi latar
belakang pelajaran, pentignya
pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar

Mendemonstrasikan keterampilan Guru mendemonstrasikan


keterampilan dengan benar atau
menyajikan informasi tahap demi
tahap

Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberikan


bimbingan pelatihan

25
Tahap Pembelajaran Peran Guru

Mengecek pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa telah


memberikan umpan balik berhasil melakukan tugas dengan
baik, memberikan umpan balik

Memberikan kesempatan untuk Guru mempersiapkan kesempatan


pelatihan lanjutan dan penerapan untuk melakukan pelatihan lanjutan
dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-hari

Sumber: (Hasibuan, 2006)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran demonstrasi sangat diharapkan dapat membuat hasil praktek

Kue Indonesia menjadi lebih baik dan efektif.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan sebelumnya yang sesuai dengan

penelitian ini adalah penelitian sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang relevan Cosri Franata Hutabalian (2015) dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Demonstrasi Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Boga Dasar

SMK N 3 Pematang Siantar T.A 2014/2015”. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan bahwa pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Demonstration dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pokok bahasan teknik-teknik memasak.

26
2. Hasil penelitian yang relevan Sri Lestari (2015) dengan judul “Pengaruh

Penerapan Model Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Pembuatan Abon

Ikan Lele Siswa Kelas IX SMP N 2 Tanjung Pura”. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan bahwa data hasil penelitian uji hipotesis

dengan thitung 2,16> ttabel 1,68. Hal ini menunjukkan terdapat

pengaruh penerapan model demonstrasi terhadap hasil belajar pada

pembuatan abon ikan lele siswa SMP Negeri 2 Tanjung Pura.

2.3 Kerangka Berfikir

Model demonstrasi adalah cara pembelajaran yang diawali dengan

penjelasan singkat oleh guru yang kemudian melakukan kegiatan atau

percobaan dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sampel yang digunakan yaitu dengan teknik simple random

sampling, dengan cara jumlah populasi diurutkan sesuai abjab lalu diberi

nomor, peneliti mengambil secara acak, dan angka yang didapat merupakan

sampel, sampel yang akan diteliti sebanyak 30 orang siswa kelas XI SMK N

8 Medan.

Dalam menggunakan model pembelajaran ini, instrumen yang akan

dipakai yaitu rubrik penilaian praktek (terlampir) kue mangkok, dengan

skor: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang. Dengan data diolah

dengan uji kecenderungan, uji normalitas, dan uji linieritas.

Proses penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu dimulai dengan

pengajaran oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran

27
demonstrasi, dengan proses nya yaitu; (1) memulai kegiatan awal dengan

memberi salam, mengajak berdoa, mengabsen peserta didik, dan

menjelaskan tujuan pembelajaran, (2) guru mempersiapkan alat-alat

memasak, mendemonstrasikan kegiatan memasak kue Indonesia didepan

kelas dan memilih salah satu siswa untuk ikut membantu kegiatan

demonstrasi yang menumbuhkan semangat siswa, (3) guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok

mendemonstrasikan ulang kegiatan memasak kue Indonesia yang sudah di

peragakan guru, (4) guru beserta pengamat menilai hasil kerja siswa dengan

menggunakan rubrik penilaian praktek, (5) guru mengakhiri kegiatan

dengan memberi kesimpulan tentang kue Indonesia dan merangkum

pendapat siswa menjadi kesimpulan yang valid.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010), Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan dan penelitian yang relevan. Oleh karena itu berdasarkan

rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis dan kerangka berfikir

yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut,

Hipotesis dalam penelitian ini diduga melalui model pembelajaran

Demonstrasi ada pengaruh positif meningkatkan hasil praktek membuat Kue

Indonesia di kelas XI SMKN 8 Medan T.A 2019/2020.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

deskriptif korelasi. Arikunto (2016) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan

antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan atau

manipulasi data terhadap data yang telah ada. Penelitian ini dilaksanakan di

SMKN 8 Medan siswa kelas XI.

3.2 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap apa yang akan

diteliti, maka peneliti akan mengajukan defenisi operasional yaitu sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran demonstrasi adalah kegiatan menyajikan bahan

pelajaran untuk mempertunjukkan, memperagakan, mempraktekkan

tindakan atau langkah-langkah proses yang disertai penjelasan, alat

peraga, ilustrasi dan diamati dengan seksama sesuai materi yang

diajarkan.

29
2. Hasil Praktek Kue Mangkok, hasil praktek adalah kemampuan

seseorang dalam wujud nyata (tindakan) dari hasil yang dicapai dari

berlangsungnya sebuah praktikum pengolahan Kue Mangkok. Kue

mangkok merupakan salah satu jenis kue indonesia yang sudah lama

dikenal yang dijual dimana-mana seperti di pasar tradusional, pasar

swalayan, ataupun di toko-toko kue besar dan kecil. Yang bahan

utamanya yaitu tepung beras dan juga tapai singkong ataupun tapai

beras, dalam pembuatannya dengan cara dikukus.

3.2.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau nilai dari orang, objek

kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dan menurut fungsinya,

variabel dapat dibedakan atas variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto,

2016).

3.2.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2016).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Pengaruh Model

Pembelajaran Demonstrasi (X).

3.2.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Dalam

30
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Hasil Praktek Membuat

Kue Indonesia (Y).

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan sumber

data yang diharapkan dapat memberikan data yang dibutuhkan (Arikunto,

2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas XI SMK

N 8 Medan. Populasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel.3 Data Jumlah Siswa Kelas XI SMKN 8 Medan

Kelas Jumlah
XI Kuliner 1 35 orang
XI Kuliner 2 35 orang
XI Kuliner 3 36 orang
XI Kuliner 4 35 orang
XI Kuliner 5 36 orang
XI Kuliner 6 35 orang
XI Kuliner 7 35 orang
Jumlah 247 Orang
Sumber: Data Sekolah SMK N 8 Medan Kelas XI

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini sampel penelitian

dilakukan dengan teknik simple random sampling. Menurut kerlinger (2006),

simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau

semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta

31
tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut

Sugiyono ( 2010) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel

anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu. Peneliti mengambil jumlah sample sebanyak 30 orang,

untuk mengumpulkan random sample, pertama-tama peneliti memberi nomor

urut pada setiap populasi dengan cara membuat daftar nama sesuai abjad,

masing-masing individu memiliki nomor yang berbeda. Setelah semua nomor

terkumpul. Peneliti mengacak secara random nomor berapa saja yang muncul.

Individu dengan nomor yang muncul itulah yang menjadi sampel penelitian.

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Peneliti memberikan model pembelajaran demonstrasi, peneliti melihat

hasil praktik pembuatan kue mangkok pada siswa kelas XI dengan cara

memberikan metode tersebut. Berikut ini rancangan penelitian:

Kelas Model
Demonstrasi Hasil
XI Kuliner 3
(Praktik membuat Praktek
kue mangkok)

Gambar 14. Bagan Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2011).

32
3.5.1 Instrumen Praktek Kue Mangkok

Pengamatan adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap bagian yang sedang berlangsung

(Arikunto, 2013). Hasil praktek kue mangkok diambil dari nilai hasil praktek

siswa pada mata pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia. Hal ini dilakukan

disertai dengan format penilaian yang isinya mengukur hasil praktek siswa.

Mengukur data hasil praktek kue mangkok melalui lembar pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat, dimana pengamat tersebut melakukan pengamatan,

maka perlu dilakukan kesepakatan. Adapun bobot dari setiap komponen yang

disusun terdiri atas empat penilaian, yaitu: a) Skor 4=sangat baik, b) Skor

3=baik, c) Skor 2=cukup, d) Skor 1=kurang. Adapun aspek yang diamati

tentang hasil praktek kue mangkok dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel.4 Lembar Penilaian Praktek Kue Mangkok

No Indikator Aspek Penilaian Penilaian


4 3 2 1
1. Proses Kerja 1. Persiapan Alat

2. Persiapan Bahan
3. Ketepatan Waktu
2. Hasil Praktek 1. Tekstur
2. Bentuk
3. Rasa

3.6 Teknik Analisis Data

33
Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan

mendeskripsikan data penelitian secara umum, menguji persyaratan analisis

dan menguji hipotesis. Rumus analisis yang digunakan adalah:

3.6.1 Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan data hasil praktek kue Indonesia maka data

tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu dengan cara

menghitung rata-rata skor atau mean (M), simpangan baku atau Standart

Deviasi (Sd), dan varians ( S2 ¿ dan Distribusi Frekuensi.

a) Mean Skor (M) dihitung dengan rumus:

M=
∑X
n

Dimana:

M = harga rata-rata

∑ X = jumlah keseluruhan X
n = jumlah sampel

b) Standar Deviasi (Sd) dihitung dengan rumus Sudjana (2005:94)

sebagai berikut:

S= √ n∑ X i 2−¿ ¿ ¿

Dimana:

N = jumlah subjek penelitian

∑ X = jumlah produk skor X


∑ X 2 = jumlah kuadrat produk skor

34
c) Distribusi Frekuensi

Untuk menghitung distribusi frekuensi dari masinh-masing variable

penelitian diambil ketentuan berdasarkan rumus sebagai berikut (Sugiono,

2011) :

1. Mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah.

2. Menentukan rentangan nilai (R) = data tertinggi – data terendah.

3. Menentukan banyaknya kelas (k) dengan aturan sturges:

K (banyak kelas) = 1 + (3,3) x log n

4. Menghitung lebar kelas : P = (Rentang Kelas (R))/(jumlah Kelas

(K))

Pilih jawaban ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa

diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data

terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah

ditentukan. Selanjutnya daftar di selesaikan dengan menggunakan harga-

harga yang telah dihitung.

3.6.2 Uji Kecenderungan

Untuk mengetahui kategori kecenderungan data ubahan variabel

penelitian dianalisa dengan menggunakan rata-rata idel (Mi) dan simpangan

baku ideal (SDi) adapun rumus mencari rata-rata ideal dan simpangan baku

ideal sebagai berikut:

Stt+ Str
Mi=
2

Stt−Str
Sdi=
6

35
Dari besaran Mi dan Sdi yang diperoleh dapat ditentukan empat

kategori kecenderungan seperti yang diuraikan Sugiyono (2011) sebagai

berikut:

1. (>Mi + 1,5 Sdi) s/d keatas = Tinggi

2. (Mi s/d Mi + 1,5 Sdi) = Cukup

3. (Mi) s/d (Mi – 1,5 Sdi) = Kurang

4. (<Mi – 1,5 Sdi) s/d ke bawah = Rendah

3.6.3 Uji Persyaratan Analisis Data

Data dalam penelitian termasuk data kuantitatif yaitu data nominal

(diperoleh dari hasil perhitungan) dan sebelum dilakukan uji hipotesis harus

dipenuhi syarat analisis yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk memeriksa apakah data variabel

penelitian berdistribusi normal atau tidak, dan juga untuk mengetahui

apakah teknik analisis regresi cocok digunakan untuk menganalisis data

penelitian, teknik analisa yang digunakan adalah dengan rumus Chi-

Kuadrat (x2) sebagai berikut:

2
( F o−F h )
2
X =∑ ( Fh )
Keterangan:

X2 = Chi- Kuadrat

Fo = Frekuensi yang diperoleh dari sampel

36
Fh = Frekuensi yang diharapkan dari sampel

Harga Chi-Kuadrat yang digunakan dengan taraf signifikan 5% dan

derajat kebebasan sebesar jumlah kelas frekuensi dikurang 1 (dk = K – 1).

Apabila X2hitung ≤ X2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal (Arikunto, 2010).

b. Uji Linieritas

Untuk mengetahui apakah data variabel bebas (prediktor) terhadap

data variabel terikat (kriterium) sudah memenuhi syarat linieritas, untuk

ini dilakukan pengujian dengan rumus regresi sederhana (Sudjana, 2013)

yaitu:

Y =α +bX

Keterangan:

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a = Bilangan konstan

b = bilangan regresi X dan Y

Untuk menghitung koefisien a dan b digunakan rumus sebagai

berikut:

( ∑ Y ) ( ∑ X 2 )−( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
N . ∑ X −( ∑ X )

37
N . ∑ X . Y −( ∑ X i )( ∑ Y i)
b= 2
N . ∑ X 2− ( ∑ X )

Kemudian untuk mengetahui apakah persamaan regresi

mempunyai keberartian dan linier maka dilanjutkan dengan rumus regresi

linier yang dikemukakan oleh Sudjana (2013) dengan rumus F:

RJK ( T )
Fh=
RJK ( G )

Keterangan:

RJK (TC) = Varian tuna cocok

RJK (G) = Varian kekeliruan

Dalam pengujian keberartian regresi dan hubungan variabel

digunakan teknik analisis varians dengan taraf signifikan 5% dengan

derajat kebebasan (K-2) dan (N-K). Untuk uji keberartian regresi,

digunakan rumus sebagai berikut:

RJK ( b /a )
Fh=
RJK ( S )

Hasil dari F0 dikonsultasikan dengan Ftabel jika Fh < Ftabel pada taraf

signifikan 5%, maka garis regresi adalah linier. Dengan demikian model

linieritas diterima.

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Setelah didapat uji persyaratan analisis maka langkah selanjutnya

dilakukan pengujian hipotesis, sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu di

38
hitung besarmya antar variabel dengan menggunakan korelasi variabel

penelitian.

Analisa korelasi dipergunakan untuk mengetahui koefisien korelasi

antara variabel bebas dan terikat. Perhitungan koefisien korelasi antar variabel

bebas dengan variabel terikat dipergunakan rumus korelasi product moment

(Sugiyono, 2011), sebagai berikut:

r xy =
{(n ∑ xy )−(∑ x )(∑ y )}
2 2
√ {n (∑ x )−(∑ x ) }{(n ∑ y )−(∑ y ) }
2 2

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara x dan y

N = jumlah responden

X = skor responden tiap item

Y = total skor tiap responden dari seluruh item

∑x = jumlah standar distribusi X

∑y = jumlah standar distribusi Y

∑ x2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑ y2 = jumlah kuadrat masing-masing skor Y

Apabila Rhitung > Rtabel pada taraf signifikan 5% maka hipotesis yang

menyatakan “terdapat hubungan antara model pembelajaran demonstrasi

terhadap hasil praktek pengolahan kue mangkok diterima” dengan kategori:

39
0,80 – 1,00 : Sangat kuat

0,60 – 0,799 : Kuat

0,40 – 0,599 : Cukup Kuat

0,20 – 0,399 : Rendah

0,00 – 0,199 : Sangat rendah

40
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah (2014). “Pengaruh Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPA Siswa Pada Materi Pembiasan Cahaya”. SKRIPSI: Unimed

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka
Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi


Revisi VII.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2005). ManajemenPenelitian. Jakarta: RinekaCipta.

Ainez. 2017. Filosofi Kue Mangkok dalam Tradisi Tionghoa di


https://itisfood96.blogspot.com/2017/11/filosofi-kue-mangkok-dalam-tradisi.html
(di akses 21 Maret)

Ceceh. 2018. Sejarah Dan Asal Muasal Nama Kue Mangkuk di


http://www.cecehlaper.com/2018/01/03/sejarah-dan-asal-muasal-nama-kue-
mangkuk/ (di akses 21 Maret)

Dorhannudin, “Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Pada Materi Gaya Di Kelas IV SDN 06 Nanga Sasak
Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi”. SKRIPSI: Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasibuan & Mujiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Irma Listiyanti (2014), yang berjudul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap


Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jama’ Qasar Kelas VII Mts”. SKRIPSI:
Unimed

Irmadona, Riyas. 2019. Kue-Kue Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Isjoni. 2009. Mengembangkan Kemampuan Belajar Individu. Bandung: Alfabeta.

41
Cet II.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kholifatul Munawaroh dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap


Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Fiqih Kelas XI di SMA Yayasan
Pondon Pesantren Nurul Huda”. SKRIPSI: Unimed.

Muhammad Syaihun (2013) “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil


Praktek Shielded Metal Are Welding (SMAW) siswa Kelas X SMKN 2
Pengasih”. SKRIPSI: Univeristas Negeri Medan.

Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2011. Modul Pendekatan dan Model Pembelajaran. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

Roestiyah. 2008. Demonstrasi Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2010. Metode Statistik. Bandung: Trasito

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Yudha, Alqiqi. 2015. Materti Pengolahan Kue Indonesia.

42
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMK/SMAK
Kompetensi Keahlian : Tata Boga (C3)
Mata Pelajaran : Produk Cake dan Kue Indonesia
Jam Pelajaran : 452 JP (@ 45 Menit)
Kelas / Semester : XI / 1 dan 2
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan oerilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (Gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitifsesuai
dengan
bidang dan lingkup kerja Tata Bogapada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang kerja Tata Boga. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

43
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

3.1. Menganalisis Kue Mengamati : Observasi 4  Vide


jenis kue Indonesia Indo Min o/
berbahan dasar nesia  Mengamati video /  Pengama ggu Gam
Berb gambar / bahan tan sikap bar/
tepung
ahan sebenarnya yang selama Kue
Dasa berkaitan dengan pembelaj sebe
r kue Indonesia aran narn
Tepu berbahan dasar berlangsu ya
4.1. Menunjukkan tepung ng
ng
pembuatan kue
 Baha
Indonesia
Menanya : Portofolio n
berbahan dasar Prakt
tepung  Mengajukan  Laporan ik
pertanyaan tentang tertulis
pengertian, fungsi, kelomp  Alat
macam-macam, ok prakt
karakteristik, bahan ik
dan alat yang
digunakan, cara Tes  Refre
penyimpanan Kue nsi
 Tes
Indonesia dari atau
tertulis
tepung, dan apakah buku
ada hubungan terka
berbagai jenis kue Jurnal it
Indonesia dari
tepung di wilayah  Catatan  eduk
Indonesia. perkem asi.n
bangan et
pengeta
Mengumpulkan Data:
huan
 Diskusi kelompok dan
untuk keteram
mengumpulkan pilan
data terkait dengan peserta
pertanyaan yang didik
diajukan dengan serta
menggunakan sikap
berbagai sumber selama
informasi. proses
pembela

44
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

 Melakukan praktik jaran


membuat kue berlangs
Indonesia berbahan ung.
dasar tepung dan
mencatat hal-hal
yang dijumpai saat Tes
praktik (data) yang Kinerja
dapat digunakan
 Membu
untuk menjawab
at kue
pertanyaan.
Indones
 Menganalisis hasil
ia dari
praktik kue
tepung
Indonesia berbahan
dasar tepung.

Mengasosiasi :

 Mengolah, dan
menganalisis data
yang terkumpul
dari hasil diskusi
dan praktik untuk
menjawab
pertanyaan.
 Menyimpulkan
data hasil diskusi
dan praktik terkait
dengan jawaban
pertanyaan.

Mengkomunikasikan
:

 Membuat laporan
hasil diskusi dan
praktik
 Mempresentasikan
laporan hasil
diskusi dan

45
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

praktikum
3.2. Menganalisis Kue Mengamati : Observasi 4  Vide
Kue Indonesia dari - Min o/
berbagai beras  Mengamati video /  Pengama ggu Gam
Kue
gambar / bahan tan sikap bar/
Indo sebenarnya yang selama Kue
nesi berkaitan dengan pembelaj
4.2. Menunjukkan sebe
a kue Indonesia dari aran
Pembuatan Kue narn
Indonesia dari dari beras berlangsu ya
aneka beras Bera ng
s  Baha
Menanya :
Portofolio n
 Mengajukan Prakt
pertanyaan tentang  Laporan ik
pengertian, fungsi, tertulis
macam-macam, kelomp  Alat
karakteristik, bahan ok prakt
dan alat yang ik
digunakan, cara
penyimpanan Kue Tes  Refre
Indonesia dari nsi
 Tes
beras, dan apakah atau
tertulis
ada hubungan buku
berbagai jenis kue terka
Indonesia dari Jurnal it
beras di wilayah
Indonesia.  Catatan  eduk
perkem asi.n
bangan et
Mengumpulkan Data:
pengeta
 Diskusi kelompok huan
untuk dan
mengumpulkan keteram
data terkait dengan pilan
pertanyaan yang peserta
diajukan dengan didik
menggunakan serta
berbagai sumber sikap
informasi. selama

46
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

 Melakukan praktik proses


membuat kue pembela
Indonesia berbahan jaran
dasar beras dan berlangs
mencatat hal-hal ung.
yang dijumpai saat
praktik (data) yang
dapat digunakan Tes
untuk menjawab Kinerja
pertanyaan.
 Membu
 Menganalisis hasil
at kue
praktik kue
Indones
Indonesia berbahan
ia dari
dasar beras.
beras.

Mengasosiasi :

 Mengolah, dan
menganalisis data
yang terkumpul
dari hasil diskusi
dan praktik untuk
menjawab
pertanyaan.
 Menyimpulkan
data hasil diskusi
dan praktik terkait
dengan jawaban
pertanyaan.

Mengkomunikasikan
:

 Membuat laporan
hasil diskusi dan
praktik
 Mempresentasikan
laporan hasil
diskusi dan

47
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

praktikum
3.3. Menganalisis Kue Mengamati : Observasi 4  Vide
Kue Indonesia dari - Min o/
berbagai umbi-  Mengamati video /  Pengama ggu Gam
Kue
umbian gambar / bahan tan sikap bar/
Indo sebenarnya yang selama Kue
nesi berkaitan dengan pembelaj sebe
a kue Indonesia dari aran
4.3. Menunjukkan narn
Pembuatan Kue dari umbi-umbian berlangsu ya
Indonesia dari Um ng
umbi-umbian bi-  Baha
Menanya :
Um n
Portofolio
bian  Mengajukan Prakt
pertanyaan tentang  Laporan ik
pengertian, fungsi, tertulis
macam-macam, kelomp  Alat
karakteristik, bahan ok prakt
dan alat yang ik
digunakan, cara
penyimpanan Kue Tes  Refre
Indonesia dari nsi
 Tes
umbi-umbian, dan atau
tertulis
apakah ada buku
hubungan berbagai terka
jenis kue Indonesia Jurnal it
dari umbi-umbian
di wilayah  Catatan  eduk
Indonesia. perkem asi.n
bangan et
pengeta
Mengumpulkan Data:
huan
 Diskusi kelompok dan
untuk keteram
mengumpulkan pilan
data terkait dengan peserta
pertanyaan yang didik
diajukan dengan serta
mneggunakan sikap
berbagai sumber selama

48
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

informasi. proses
 Melakukan praktik pembela
membuat kue jaran
Indonesia berbahan berlangs
dasar umbi-umbian ung.
dan mencatat hal-
hal yang dijumpai
saat praktik (data) Tes
yang dapat Kinerja
digunakan untuk
 Membu
menjawab
at kue
pertanyaan.
Indones
 Menganalisis hasil
ia dari
praktik kue
umbi-
Indonesia berbahan
umbian.
dasar umbi-
umbian.

Mengasosiasi :

 Mengolah, dan
menganalisis data
yang terkumpul
dari hasil diskusi
dan praktik untuk
menjawab
pertanyaan.
 Menyimpulkan
data hasil diskusi
dan praktik terkait
dengan jawaban
pertanyaan.

Mengkomunikasikan
:

 Membuat laporan
hasil diskusi dan
praktik

49
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

 Mempresentasikan
laporan hasil
diskusi dan
praktikum
3.4. Menganalisis Kue Mengamati : Observasi 4  Vide
Kue Indonesia dari - Min o/
kacang-  Mengamati video /  Pengama ggu Gam
Kue
kacangan gambar / bahan tan sikap bar/
Indo sebenarnya yang selama Kue
nesi berkaitan dengan pembelaj sebe
a kue Indonesia dari aran
4.4. Menunjukkan narn
Pembuatan Kue dari kacang-kacangan berlangsu ya
Indonesia dari Kac ng
kacang-kacangan ang-  Baha
Menanya :
Kac n
Portofolio
anga  Mengajukan Prakt
n pertanyaan tentang  Laporan ik
pengertian, fungsi, tertulis
macam-macam, kelomp  Alat
karakteristik, bahan ok prakt
dan alat yang ik
digunakan, cara
penyimpanan Kue Tes  Refre
Indonesia dari nsi
 Tes
kacang-kacangan, atau
tertulis
dan apakah ada buku
hubungan berbagai terka
jenis kue Indonesia Jurnal it
dari kacang-
kacangan di  Catatan  eduk
wilayah Indonesia. perkem asi.n
bangan et
pengeta
Mengumpulkan Data:
huan
 Diskusi kelompok dan
untuk keteram
mengumpulkan pilan
data terkait dengan peserta
pertanyaan yang didik

50
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

diajukan dengan serta


mneggunakan sikap
berbagai sumber selama
informasi. proses
 Melakukan praktik pembela
membuat kue jaran
Indonesia berbahan berlangs
dasar kacang- ung.
kacangan dan
mencatat hal-hal
yang dijumpai saat Tes
praktik (data) yang Kinerja
dapat digunakan
 Membu
untuk menjawab
at kue
pertanyaan.
Indones
Menganalisis hasil
ia dari
praktik kue
kacang-
Indonesia berbahan
kacanga
dasar kacang-
n.
kacangan

Mengasosiasi :

 Mengolah, dan
menganalisis data
yang terkumpul
dari hasil diskusi
dan praktik untuk
menjawab
pertanyaan.
 Menyimpulkan
data hasil diskusi
dan praktik terkait
dengan jawaban
pertanyaan.

Mengkomunikasikan
:

51
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

 Membuat laporan
hasil diskusi dan
praktik
 Mempresentasikan
laporan hasil
diskusi dan
praktikum
3.5. Mengevaluasi Ane Mengamati : Observasi 4  Vide
Aneka Indonesian ka Min o/
Cake  Mengamati video /  Pengama ggu Gam
Indo
gambar / bahan tan sikap bar/
nesi sebenarnya yang selama
4.5. Merumuskan Kue
an berkaitan dengan pembelaj
Resep Pembuatan sebe
Cak aneka Indonesian aran
Aneka Indonesian narn
Cake (lapis e Cake (lapis berlangsu ya
legit,lapis surabaya) legit,lapis ng
surabaya)  Baha
Portofolio n
Menanya : Prakt
 Laporan ik
 Mengajukan tertulis
pertanyaan tentang kelomp  Alat
pengertian, fungsi, ok prakt
macam-macam, ik
karakteristik, bahan
dan alat yang Tes  Refre
digunakan, cara nsi
 Tes
penyimpanan aneka atau
tertulis
Indonesian Cake buku
(lapis legit,lapis terka
surabaya), dan Jurnal it
apakah ada
hubungan aneka  Catatan  eduk
Indonesian Cake perkem asi.n
(lapis legit,lapis bangan et
surabaya) di pengeta
wilayah Indonesia. huan
dan
keteram

52
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

Mengumpulkan Data: pilan


peserta
 Diskusi kelompok didik
untuk serta
mengumpulkan sikap
data terkait dengan selama
pertanyaan yang proses
diajukan dengan pembela
mneggunakan jaran
berbagai sumber berlangs
informasi. ung.
 Melakukan praktik
membuat aneka
Indonesian Cake Tes
(lapis legit,lapis Kinerja
surabaya) dan
mencatat hal-hal  Membu
yang dijumpai saat at aneka
praktik (data) yang Indones
dapat digunakan ian
untuk menjawab Cake
pertanyaan. (lapis
Menganalisis hasil legit,lap
praktik aneka is
Indonesian Cake surabay
(lapis legit,lapis a)
surabaya)

Mengasosiasi :

 Mengolah, dan
menganalisis data
yang terkumpul
dari hasil diskusi
dan praktik untuk
menjawab
pertanyaan.
 Menyimpulkan
data hasil diskusi
dan praktik terkait

53
Alo
Mate Sumbe
kas
ri r
Kompetensi Dasar Pembelajaran Penilaian i
Poko Belaja
Wa
k r
ktu

dengan jawaban
pertanyaan.

Mengkomunikasikan
:

 Membuat laporan
hasil diskusi dan
praktik
 Mempresentasikan
laporan hasil
diskusi dan
praktikum

54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK N 8 Medan


Bidang Keahlian : Jasa Boga
Mata Pelajaran : Produk Cake dan Kue Indonesia
Materi : Olahan Kue dari Tepung Beras
Kelas /Semester : XI Kuliner / Ganjil
Alokasi Waktu : 1 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2019/2020

A. Kompetensi inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasitentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Produk Kreatif dan
Kewirausahaan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Produk Kreatif dan Kewirausahaan Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif
dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta

55
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


N Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian
o Kompetensi (IPK)

1 3.1 Memahami pengertian Cake 3.1.1 Menjelaskan pengertian


dan Kue Indonesia kue
3.1.2 Mengidentifikasi kue
tradisional indonesia

2 4.1 Mempresentasikan ragam 4.1.1 Mempraktekkan kue khas


kue indonesia indonesia

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian kue indonesia
2. Mampu mengidentifikasi kue tradisional indonesia
3. Mampu mengolah kue khas indonesia

Fokus nilai-nilai sikap


 Peduli
 Jujur berkarya
 Tanggung jawab
 Toleran
 Kerjasama
 Proaktif
 Kreatif

D. Materi Pembelajaran (terlampir)


 Pengertian kue tradisional
 Jenis kue tradisional

E. Metode Pembelajaran
1. Model: Demonstrasi

F. Media/alat,Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat:
 LCD Projector
 Speaker aktif
 Labtop
2. Bahan:
 Spidol
3. Sumber Belajar:

56
 Buku cake dan kue indonesia Kelas 11
 Situs Internet
 Sumber belajar lain yang mendukung
 Modul

G. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan Ke-1)


1. Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter
Siswa

1. Memberi salam mengajak 1. Menyambut - Religius


berdoa bersama salam - Bersahabat
2. Mengabsen siswa 2. Berdoa /
3. Menjelaskan tujuan bersama Komunikati
pembelajaran 3. Menjawab f
4. Memotivasi minat siswa pertanyaan - Kreatif
guru sesuai
kemampuan
sendiri

2. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter
Siswa

 Eksplorasi -
1. Mengamati guru
1. Guru mempersiapkan Bersahabat
2. Mengidentifikasi
alat-alat memasak /
pengertian kue
2. Guru komunikati
indonesia
mendemonstrasikan f
3. Mengklasifikasi
kegiatan memasak kue - Kreatif
ragam kue indonesia
indonesia didepan - Rasa
4. Diskusi kelompok
kelas inging tahu
5. Menjelaskan
3. Guru memilih salah - Tekun
kembali hasil
satu siswa untuk ikut - Disiplin
pelajaran yang telah
membantu kegiatan - Mandiri
didemonstrasikan

57
demonstrasi guru didepan
6. Bertanya hal yang
 Elaborasi kurang jelas
1. Guru membagi siswa 6 7. Mencatat hal-hal
kelompok penting
2. Setiap kelompok yang
terdiri dari 6 orang
mendemonstrasikan
ulang kegiatan
memasak kue
indonesia

 Konfirmasi
1. Guru beserta pengamat
menilai hasil kerja
siswa dengan
menggunakan rubrik
penilaian praktek

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter


Siswa

1. Guru memberi kesimpulan 1. Menulis - Disiplin


tentang kue indonesia kesimpulan - Kreatif
2. Guru merangkum pendapat materi - Mandiri
siswa menjadi kesimpulan
yang valid

Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa


dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan)

H. Penilaian

58
 Rubrik Penilaian = Individu ( Terlampir )
 Bentuk instrumen = Pilihan Berganda ( Terlampir )

Mengetahui, Medan, Maret 2020


Kepala SMK N 8 Medan Guru Mata Pelajaran

............................................ ..............................................
.. NIP.
NIP.

Lampiran-lampiran
MATERI

KUE INDONESIA

Kue adalah kudapan atau makanan ringan yang bukan makanan utama.
Kue biasanya
bercitarasa manis tetapi ada juga yang bercitarasa gurih dan asin. Kata “Kue”berasal dari kata
serapandari bahasa Hokion. Hal ini menujukan pengaruh seni memasak Tionghoa
di Nusantara. Beberapa kuemenunjukan asal usulnya dari cina seperti kue bakpia.

59
Kebanyakan kue basah adalah kue khas Nusantara, semntara untuk
beberapa kue lain sepertilapis legit, risoles, pastel dan penkuk menunjukan
pengaruh dari Eropa., yaitu Belanada dan Protugis.Pada awalnya istilah kue
memang di gunakan untuk menyebutkan nama kue tradisional dan kueketurunan
Tionghoa, akan tetapi dalam Bahasa Indonesia istilah ini telah meluas menjadi
istilah yangmemayungi makanan ringan, termasuk untuk menyebut kue
kering (cookie), kue pastri ( pestry), dankue tart atau kue bolu ( cake).
Kue Tradisional dapat dimasak dengan cara dikukus, dipanggang atau
digoreng. Kue diIndonesia biasanya di kategorikan berdasarkan keadaan airnya
yaitu kue basah dan kue kering. Kuebasah pada umumnya bertekstur empuk dan
tidak dapat bertahan lama. Hal ini karena kompoisi darikue basah adalah tepung
beras, gula ,santan, sehinga mudah untuk basi. Kue basah biasanya diolahdengan
cara dikukus, direbus atau di goreng.

MACAM-MACAM KUE INDONESIA:

Kue Indonesia dapat dibedakan berdasarkan beberapa bagian, seperti


berdasarkan konsistensi ataupun bentuk/ukuran. Berdasarkan konsistensi, Kue
Indonesua dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kue basah dan kue kering.
Kue basah adalah kue yang memiliki sifat basah atau lembab. Jenis kue ini mudah
sekali rusak bila terkontaminasi dengan udara. Terutama kue-kue yang
menggunakan santan. Contoh Kue Indonesia dengan konsistensi basah antara lain:

j. Kue nagasari

k. Kue apem

l. Kue mangkok

60
m. Kue pancong

n. Kue lapis

o. Kue putu ayu

p. Kue talam

q. Kue carabikang

r. Kue jongkong

61
Kue kering adalah kue yang sifatnya kering. Jenis kue ini lebih mudah
hancur. Kue kering harus dikemas setelah dingin, menggunakan wadah yang
kedap udara. Salah satu contoh kue kering indonesia adalah kembang goyang.

Berdasarkan bentuk/ukuran, Kue Indonesia dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu kue besar dan kecil. Kue besar adalah kue dengan bentuk ataupun ukuran
dibuat besar. Biasanya kue besar akan disajikan utuh atau dipotong-potong.
Contoh kue besar antara lain:

c. Kue delapan jam

d. Bolu koja

Kue kecil adalah kue yang bentuk ataupun ukurannya kecil atau dibuat kecil.
Kue ini bisa dihabiskan dengan satu atau dua kali gigitan. Contoh kue-kue kecil
antara lain kue bugis, kue nagasari, kue mangkok dan banyak lagi lainnya.

Bahan utama dari pembuatan Kue Indonesia Terdiri dari beberapa jenis,
adalah satunya adalah tepung, seperti tepung beras. Sebelum mengenal tepung
terigu (gandum) dari bangsa Barat yang menginjak bumi Indonesia diabad ke 15,
bahan dara sebagian besar kue-kue tradisional Indonesia adalah tepung beras dan
tepung ketan. Tepung beras adalah tepung yang terbuat dari beras yang ditumbuk
atau digiling. Beras yang setelah dicuci dan dikeringkan, ditumbuk atau digiling
menjadi halus. (Yudha, 2015)

Selain tepung, dalam pembuatan Kue Indonesia memerlukan bahan lain


seperti:

62
e. Bahan cair berupa air, air kelapa dan santan.
f. Bahan pemanis berupa gula putih atau gula merah, namun dapat
digunakan keduanya sekaligus.
g. Bahan pewarna berupa pewarna alami ataupun sintetis.
h. Bahan pemberi aroma yang berfungsi untuk memberi tambahan aroma
agar lebih menggugah selera.
Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan Kue Indonesia juga
beragam sesuai dengan tahap pengolahan maupun cara pengolahan. Adapun
berbagai jenis alat pengolahan tersebut adalah:
d. Alat persiapan yang terdiri dari timbangan, gelas ukur, saringan, telenan.
e. Alat pengolahan yan terdiri dari panci, mangkok adonan, sendok kayu,
mixer, leadle, kompor, panci kukus, oven, wajan.
f. Aneka cetakan dapat berupa loyang biasa maupun yang menggunakan
berbagai bentuk (Annie, 2013).
Proses pengolahan Kue Indonesia dapat dilakukan degan berbagai
cara yaitu:
e. Mengukus, merupakan proses pematangan dengan menggunakan uap air
yang mendidih. Kue yang dihasilkan pada umumnya menghasilkan kue
bertekstur basah/lembab dan lunak/lembut.
f. Menggoreng, teknik dasar memasak. Menggunakan minyak yang telah
dipanaskan dalam wajan atau panci kukus. Dibagi menjadi 2 teknik yaitu:
1) deep frying atau menggunakan minyak banyak, seperti kembang
goyang, telur gabus. 2) menggunakan minyak sedikit, yang terpenting
bahan harus terendam (shallow frying), misalnya kue cucur.
g. Merebus, yang perlu diperhatikan adalah jumlah air perebusnya, air
perebus harus dapat merendam seluruh permukaan kue agar matang
merata, contohnya kue klepon.
h. Memanggang, terbagi atas dua macam, yaitu dengan menggunakan oven
dan memanggang menggunakan api yang panas secara matang langsung
diatas kompor. Saat melakukan pematangan dengan memanggang yang
harus diperhatikan adalah kadar api yang digunakan agar kue matang
dengan baik. (Yudha, 2015).

63
Setiap hasil akhir dalam pembuatan Kue Indonesia dapat dikategorikan
menurut kriteria Kue Indonesia itu sendiri. Pada pengolahan kue basah penilaian
dimulai dari pemilihan bahan yang akan digunakan harus sesuai yang ada didalam
resep, hasil akhir harus memiliki tekstur lembut, tidak keras, tidak kaku, kenyal,
pada penyajiannya diletakkan diatas piring ceper ataupun tampah karena kue
basah tidak bertahan lama jadi tidak dapat disimpan lebih dari 6 jam. Pada kue
kering diharapkan memiliki sifat kering, mudah hancur, dan dikemas dalam
wadah yang kedap udara kerena bertahan lebih lama.

64
RUBRIK PENGAMATAN PENGOLAHAN KUE MANGKOK

No Indikator Aspek yang dinilai Skor


1. Proses a. Menyiapkan Apabila siswa 4
Kerja alat-alat praktek dapat menyiapkan
alat yang
dibutuhkan untuk
praktek pembuatan
kue mangkok yaitu:
kom adonan,
mixer, timbangan,
sendok ukur,
cetakan, kukusan
Apabila alat yang 3
disiapkan siswa
untuk mengolah
kue mangkok
kurang 1 item
Apabila alat yang 2
disiapkan siswa
untuk mengolah
kue mangkok
kurang 2 item
Apabila siswa tidak 1
dapat menyiapkan
alat untuk
mengolah kue
mangkok
b. Persiapan Apabila siswa 4
Bahan dapat menyiapkan
bahan yang
dibutuhkan untuk
praktek mengolah
kue mangkok yaitu:
tepung beras, tapai
singkong, gula,
pewarna dll.
Apabila bahan 3
yang disiapkan
siswa untuk
mengolah kue
mangkok kurang 1
item
Apabila bahan 2

65
yang disiapkan
siswa untuk
mengolah kue
mangkok kurang 2
item
Apabila siswa tidak 1
dapat menyiapkan
bahan untuk
mengolah kue
mangkok
c. Ketepatan Apabila waktu 4
Waktu praktek selama 40
menit
Apabila waktu 3
praktek selama 45
menit
Apabila waktu 2
praktek selama 50
menit
Apabila waktu 1
praktek lebih dari
50 menit
2. Hasil a. Tekstur Apabila tekstur kue 4
Praktek mangkok lembut
dan kering, tidak
bergerindil dan
ringan berongga
Apabila tekstur kue 3
mangkok lembut
dan kering, tapi
bergerindil dan
ringan berongga
Apabila tekstur kue 2
mangkok tidak
lembut dan kering,
bergerindil dan
ringan berongga
Apabila tekstur kue 1
mangkok tidak
lembut, basah,
bergerindil dan
tidak berongga
(bantat)
b. Bentuk Apabila bentuk kue 4
mangkok mekar
sempurna dan
adonan tidak jatuh
Apabila bentuk kue 3

66
mangkok mekar
dan adonan tidak
jatuh
Apabila bentuk kue 2
mangkok mekar
namun adonan
jatuh
Apabila bentuk kue 1
mangkok tidak
mekar (bantet) dan
adonan jatuh
c. Rasa Apabila rasa kue 4
mangkok manisnya
sesuai resep
Apabila rasa kue 3
mangkok kurang
manis
Apabila rasa kue 2
mangkok terlalu
manis (pahit)
Apabila rasa kue 1
mangkok
hambar/tidak manis

Lembar Penilaian Pengamatan Pengolahan Kue Mangkok

No Indikator Aspek Penilaian Penilaian


4 3 2 1
1. Proses Kerja 1. Persiapan Alat

2. Persiapan Bahan
3. Ketepatan Waktu
2. Hasil Praktek 1. Tekstur
2. Bentuk
3. Rasa
Keterangan Skor:

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup Baik

1 = Kurang Baik

Skor penuh = Penilaian (4) x Jumlah Aspek yang Dinilai (6)

67
= 24

Skor Siswa = Jumlah Nilai (1/2/3/4) x Jumlah Aspek yang Dinilai (6)

Nilai = Skor Siswa/Skor Penuh x 100

68

Anda mungkin juga menyukai