Anda di halaman 1dari 15

Rancangan Pembelajaran Melalui Permainan Congklak Untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak

“Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS)”

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 (Satu) Alokasi
Waktu : 2 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda – benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor 3.6.1 Memahami konsep kelipatan
persekutuan, faktor persekutuan persekutuan terkecil (KPK)
terbesar (FPB), kelipatan 3.6.2 Menentukan kelipatan persekutuan
persekutuan, kelipatan persekutuan dari dua bilangan.
terkecil (KPK) dari dua bilangan 3.6.3 Menentukan hasil kelipatan
berkaitan dengan kehidupan sehari- persekutuan terkecil (KPK) dari dua
hari. bilangan.

4.6 Mengaitkan masalah yang berkaitan 4.6.1 Memecahkan masalah kehidupan


denganyang
sehari-hari faktor persekutuan, faktor
berhubungan
persekutuan
dengan kelipatan terbesar (FPB),
persekutuan
kelipatan
terkecil (KPK).persekutuan, kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menggunakan media permainan tradional congklak, siswa dapat memahami
konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan cermat.
2. Setelah memahami konsep, siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan dari dua
bilangan dengan cermat.
3. Dengan penugasan, siswa dapat menentukan hasil kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari dua bilangan dengan tepat.
4. Dengan diberikan suatu masalah, siswa dapat memecahkan masalah kehidupan sehari-
hai yang berhubungan dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan teliti.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan.

E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Model : Examle non Example
Strategi : Penugasan, Ceramah, dan Tanya-jawab.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Awal  Guru memberikan salam. 15 Menit
 Guru dan siswa berdo’a secara bersama-sama
dipimpin oleh salah satu siswa.
 Guru menanyakan kabar siswa dan menanyakan
kehadiran siswa.
 Salah satu siswa diminta untuk memimpin jargon
“Tepuk Semangat” dan menyanyikan lagu “Dari
Sabang Sampai Merauke”. Kegiatan ini dilakukan
untuk membangun semangat siswa.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa.
 Guru dan siswa melakukan tanya-jawab mengenai
materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya yaitu kelipatan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengukur sejauh mana siswa
sudah paham mengenai kelipatan.
 Guru menginformasikan mengenai materi yang
akan dipelajari yaitu menentukan hasil kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan.
Inti  Guru membagikan LKPD kepada tiap siswa. 55 Menit
 Guru memperkenalkan media permainan tradional
congklak kepada siswa disertai dengan cara
penggunaannya.
 Guru mengenalkan konsep KPK dengan
menggunakan media permainan tradisional congklak.
 Guru memberikan contoh soal dan
menyelesaikannya menggunakan media permainan
tradisional congklak.
 Guru memberikan contoh beberapa bilangan dan
meminta siswa untuk menyelesaikannya
menggunakan media permainan tradisional congklak.
 Guru dan siswa melakukan tanya-jawab mengenai
konsep yang telah disampaikan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengkonfirmasi tingkat
kepahaman siswa terhadap konsep KPK.
 Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal
yang terdapat dalam LKPD. Guru dan siswa
secara bersama-sama membahasnya satu persatu
soal.
Guru mengajak siswa untuk melakukan evaluasi
pembelajaran dengan menggunakan media
spinner. Langkah-langkah:
- Siswa diminta untuk berkumpul dengan
teman kelompoknya.
- Guru membuat sebuah permainan kompetisi
menggunakan media spinner.
- Sebelum memulai permainan setiap
kelompok diminta untuk menyanyikan yel-
yelnya.
- Guru memberikan soal sederhana tentang
perkalian.
- Kelompok yang menjawab pertama
dipersilahkan maju kedepan untuk memutar
spinner.
- Ketika spinner diputar dan berhenti pada
bagian tertentu, kelompok diminta untuk
mengambil soal yang terdapat didalamnya
dan menjawab secara bersama-sama. Siswa
diperbolehkan menggunakan media permainan
tradisional congklak.
- Dalam menjawab soal tiap kelompok
diberikan waktu 2 menit.
- Kelompok yang berhasil menjawab maka
berhak mendapatkan poin.
- Kelompok yang paling banyak
mengumpulkan poin maka dianggap sebagai
pemenang.
- Guru memberikan reward kepada kelompok
yang menang.
 Opsi lain: siswa diminta untuk mengerjakan soal
evaluasi pembelajaran.
Akhir  Guru dan siswa melakukan tanya-jawab mengenai 5 Menit
pembelajaran matematika pada hari ini.
 Salah satu siswa diminta untuk memberikan
kesimpulan mengenai pembelajaran matematika
pada hari ini.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa.
 Salah satu siswa diminta untuk memimpin do’a
tanda selesainya pembelajaran matematika pada
hari ini.

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Matematika untuk Kelas IV.
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
 media permainan tradisional congklak

H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : 1) Disiplin
2) Tanggung Jawab
3) Kerja Sama
b. Penilaian Pembelajaran : Tes Tertulis

I. EVALUASI

Pengertian evaluasi dapat dijelaskan secara bahasa maupun secara harfiah. Secara bahasa,
evaluasi berasal dari kata bahasa inggris “evaluation” yang artinya penaksiran atau penilaian.
Sedangkan secara harfiah, evaluasi adalah proses menentukan nilai untuk suatu hal atau objek
berdasarkan acuan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Evaluasi diadakan untuk mengumpulkan dan mengombinasikan data dengan standar tujuan
yang hendak dicapai sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun
evaluasi yang dimaksud dalam rancangan pembelajaran ini merupakan penilaian untuk dapat
mengukur apakah pengetahuan siswa dan keterampilan sosial siswa dapat berkembang dengan
menerapkan permainan Congklak dalam pembelajaran. Evaluasi dalam rancangan pembelajaran
ini adalah pada saat kegiatan pembelajaran tentang Permainan Tradisional congklak berlangsung,
guru melakukan evaluasi melalui proses pengamatan secata langsung agar mengetahui sejauh
mana keterampilan sosial anak selama proses pembelajaran ini berlangsung. Evaluasi
menggunakan table indikator pencapaian dengan teknik ceklis.
Rancangan Pembelajaran yang Dapat Mendukung
Terbentuknya Keterampilan Sosial Anak
“Untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS)”

A. Ketrampilan sosial yang dipilih :


a. Kerjasama

kerjasama adalah melakukan sesuatu secara bersamasama, kerjasama dapat


dilakukan dengan cara membagi tugas-tugas kecil diantara sekelompok orang”.
Menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama akan membuat suatu pekerjaan menjadi
terasa lebih ringan karena setiap orang memperoleh tugas tertentu, selain itu melakukan
kegiatan bekerjasama akan membuat pekerjaan menjadi cepat selesai karena tugas yang
mulanya banyak menjadi sedikit karena di bagi untuk masing-masing orang. Dan yang
paling penting adalah ketika melakukan kegiatan bekerjasama maka akan
menumbuhkan semangat gotong-royong, tolongmenolong pada masing-masing orang.

Ada beberapa indikator-indikator kerjasama. Berdasarkan pengertian kerja sama


yang dinyatakan Davis (dalam Dewi, 2006) indikator-indikator kerja sama adalah
sebagai berikut:

1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan


pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik. 
2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran
akan terciptanya kerja sama. 
3. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan
masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan
berkualitas.

b. Kesabaran

Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam


situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri
yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan
kekokohan jiwa orang yang memilikinya.
` Kesabaran menurut Yusuf (2010) mewakili peneliti dalam fenomena yang ada.
Sabar menurut umar yusuf (2010) dapat diartikan sebagai kemampuan mengatur,
mengendalikan, mengarahkan (pikiran, perasaan dan tindakan), serta mengatasi
berbagai kesulitan secara komprehensif dan integratif (Yusuf, 2010).
Sabar menurut kamus bahasa Indonesia yaitu tabah menghadapi cobaan (tidak
lekas marah, tidak lekas cepat putus asa, tidak lekas patah hati, tabah menerima
nasibnya, hidup ini dihadapinya)
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
sabar adalah sikap mengendalikan perasaan sehingga tidak lekas berputus asa dan tabah
menerima nasibnya.

Manfaat Sabar
a) Memberi Ketenangan pada Tubuh dan Pikiran

Kesabaran membuat tubuh dan pikiran jauh lebih tenang, juga tidak mudah stres
karena selalu memaksa diri untuk bergerak cepat.

b) Menikmati Proses

Terburu-buru membuat kita terus berusaha dan hanya melihat target saja. Tarik
nafas dalam-dalam dan tenangkan diri karena setiap proses sangat berharga untuk
dinikmati. Dan tentu saja banyak hal baru yang bisa kita dapatkan dari proses itu
sendiri yang tidak akan pernah kita rasakan ketika kita berada dalam keadaan
tertekan dan terburu-buru.

c) Menyeimbangkan Tempo dengan Lingkungan

Bukan hanya kita saja yang terkena dampak ketidaksabaran, lingkungan di sekitar
kita pun ikut merasakannya. Orang di sekitar kita bahkan bisa lelah karena melihat
kita tergesa-gesa tanpa jeda. Karena itu dengan kesabaran justru keseimbangan
dengan lingkungan akan terjaga dengan baik.

d) Hidup Damai

Daniel Baugher, seorang dekan pascasarjana di Universitas Pace, New York City
berpendapat bahwa ketidaksabaran dapat menyebabkan kegelisahan, kebencian,
dan permusuhan. Jika kita memupuk rasa sabar, maka kita akan merasakan hidup
lebih damai karena setiap hal yang kita lakukan mengalir dengan sendirinya. 

c. Tanggung Jawab
tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang
disengaja maupun tidak. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung jawab
berarti keadaan di mana wajib menganggung segala sesuatu atau kewajiban memikul.

Sikap tanggung jawab terbentuk seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan


seorang anak. Sebab, sikap tersebut berasal dari dalam hati dan kemauan diri sendiri untuk
melakukan kewajibannya.

Indikator tanggung jawab

a) Siswa melaksanakan permainan congklak sesuai dengan langkah-langkah dan


ketentuan permainan dengan benar
b) Siswa melaksanakan tugas menjawab soal dengan benar dalam bermain permainan
congklak
c) Siswa dapat menerima akibat dengan baik jika tidak mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik

d) Siswa memelihara kebersihan saat di dalam kelas dan kebersihan di luar kelas saat
bermain permainancongklak

Manfaat sikap tanggung jawab

a) Seseorang akan dapat dipercaya, dihormati, dihargai, dan disenangi orang lain.
b) Muncul sikap berani mengakui kesalahan yang dilakukan dan mau mengubahnya
dengan tindakan lebih baik.
c) Membuat seorang anak akan bertindak lebih hati-hati dalam melakukan sesuatu.

d. Ketelitian

Ketelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata teliti yang
berarti akurat, cermat, jeli, awas, atau seksama. Sedangkan ketelitian sendiri diartikan
sebagai kecermatan, keakuratan, ataupun ketepatan.
Henri Simamora juga mengungkapkan bahwa ketelitian sebagai suatu upaya
yang cermat dan penuh kehati-hatian dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
Menurut Hartono (2016) teliti artinya “berhati-hati dalam melaksanakan suatu
pekerjaan.” Teliti dapat berarti juga cermat dalam setiap melakukan sikap dan
perbuatan serta setiap pekerjaan, tidak terburu-buru, namun perlu perhitungan dan
pengkajian baik-buruknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa teliti adalah sikap
menyelesaikan masalah secara cermat, dan berhati-hati.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ketelitian adalah suatu usaha atau perilaku seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan
dengan penuh kehati-hatian dan dengan tingkat keakuratan yang baik. Ketelitian
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawabnya
tentu saja akan memberikan nilai tambah bagi pekerja itu sendiri maupun perusahaan
tempatnya bekerja.

Manfaat Teliti

Sifat teliti sangat penting dalam hidup karena mengandung beberapa manfaat sebagai
berikut:
a) Terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam melakukan sesuatu.
b) Terhindar dari sifat suuzan atau buruk sangka terhadap orang lain. Orang yang
teliti, ketika menghadapi kegagalan tidak cepat-cepat menyalahkan orang lain.
c) Meningkatkan kesempurnaan setiap pekerjaan. Orang yang teliti tidak suka
menyelesaikan pekerjaan dengan setengah-setengah.
d) Terhindar dari penyesalan akibat kegagalan yang disebabkan ketergesa-gesaan.

e. Komunikasi

Menurut Roben komunikasi merupakan kegiatan perilaku atau kegiatan


penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.
Ada juga pengertian kmunikasi dari pengertian Roben, John R. Schemerhorn dalam
bukunya berjudul Managing Organizational Behavior menyatakan bahwa
komunikasi dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan
menerima simbol- simbol yang berarti dalam kepentingan mereka.
John C. Merril mengatakan bahwa komunikasi tidak lain adalah suatu
penyesuaian pikiran, penciptaan perangkat simbol bersama di dalam pikiran para
peserta atau singkatnya Don Fabun dalam bukunya The Transfer of Meaning
mengatakan komunikasi adalah suatu peristiwa yang dialami secara internal, murni
personal, dibagi dengan orang lain.
Berdasarkam pendapat para ahli di atas, maka dapat membuat kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan komunikasi dua arah atau lebih adalah penyampaian
informasi, gagasan, pikiran, perasaan, keahlian dari komunikator kepada komunikan
untuk mempengaruhi pikiran komunikan dan mendapatkan tanggapan balik bagi
komunikator.
f.
Sehingga komunikator dapat mengukur berhasil atau tidaknya pesan yang di
sampaikan kepada komunikan.

komunikasi memiliki indikator antara lain:


1) kemampuan mendengar dengan empati;
2) kemampuan menyampaikan gagasan dengan empati;
3) kecakapan berkomunikasi dengan teknologi;
4) kemampuan meyakinkan orang lain; dan
5) keberanian mengemukakan pendapat. 

B. Inovasi Pelajaran yang dipilih

Disini inovasi pelajaran yang digunakan adalah melalui media permainan


tradisional yaitu congklak.

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan


berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan,
sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada,
kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu
kecil.
Alat permainan congklak sangat sederhana. Peralatannya adalah kayu, batu
dan biji-bijian. Kayu yang digunakan memiliki lubang berjumlah 16. Tujuh
lubang kecil yang berhadapan dan dua lubang besar diantara kedua ujung
papan kayu. Biji atau batu yang digunakan berjumlah 98 (14x7). Biji yang
digunakan dapat berupa biji buah sawo, biji bunga tanjung, batu-batu kecil.
Dan benda lain dengan ukuran yang sama.
Congklak sebagai salah satu alternatif Alat Permainan Edukatif (APE).
Sebuah alat dinamakan sebagai APE ketika ia memiliki nilai manfaat yakni
untuk menstimulasi potensi anak. Misalnya saja yang terstimulasi dalam
congklak adalah kemampuan motorik halus, anak menggenggam biji congklak
dan memindahkan dari tangannya dan dimasukkan dalam lubang. Kemampuan
numerik, untuk anak yang belum dapat berhitung bisa distimulasi dengan
memancingnya dengan sebutan angka yang tidak utuh.

Cara bermain
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka
menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah
biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan
congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari
cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan
congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling
berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi
pemain dan lubang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua
orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih
lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya
dan seterusnya berlawanan arah jarum jam. Bila biji habis di lubang kecil yang
berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan
mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan
dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya
maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi
bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak
mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat
diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah
yang mendapatkan biji

C. Hubungan Inovasi Permainan Congklak dengan Penanaman Keterampilan


Sosial

Permainan tradisioanl Congklak merupakan jenis permainan


berkelompok, sehingga anak dapat memperlihatkan penampakan aspek-aspek
sosial yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam suatu keterampilan
sosial. Permainan tradisional Bakiak sendiri merupakan jenis permainan
berkelompok (kooperatif) sehingga diharapkan anak dapat memperlihatkan
penampakan aspek aspek sosial yang berhubungan dengan kemampuan anak
dalam sebuah keterampilan sosial (kelompok) serta dapat melatih ketangkasan
fisik motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus anak, serta berguna
untuk memupuk rasa solidaritas (persahabatan) antar sesama teman
sebayanya. Manfaat permainan congklak adalah mengisi waktu luang, dan
memupuk kerjasama ,kreativitas, dan kejujuran,ketelitian dan kesabaran.
Sehingga, bermain permainan tradisional congklak banyak memiliki fungsi
dan manfaat dalam memberikan kesempatan pada anak untuk bermain secara
bersama (berkelompok) dan anak mampu bersosialisasi dengan teman
sebayanya maupun orang dewasa.
Inovasi sangat berpengaruh terhadap penanaman keterampilan sosial.
Keterampilan sosial dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman tentang
diri sendiri, teristimewa dalam hal keterampilan sosial, yang pada akhirnya
dapat membantu optimalisasi hasil belajar. Maka disarankan agar inovasi
selalu dilakukan untuk menciptakan hasil pembelajaran yang lebih baik lagi.

D. Alasan Memilih Inovasi Metode Permainan Congklak


Permainan congklak termasuk salah satu jenis permainan
tradisional. Permainan tradisional memiliki manfaat terkait dengan asal usul
terbentuknya yakni dari hasil budaya anak-anak yang ingin berfantasai dan
berkreasi (Ahmad Yunus, 1980:6). Manfaat tersebut antara lain melatih
anak-anak dalam hidup bermasyarakat, melatih keterampilan, mengajarkan
perilaku sopan santun, melatih ketangkasan, dan sebagainya. Permainan
tradisional umumnya bersifat rekreatif (Ahmad Yunus, 1980:18), namun
begitu tetap ada berbagai unsur dan nilai yang terkandung dalam permainan
tradisional, dimana unsur-unsur tersebut mengandung manfaat yang cukup
beragam bagi para pelaku permainan tradisional, khususnya bagi anak-anak
yang tengah tumbuh dan berkembang.

Osland (2000:372) menyatakan bahwa keterampilan sosial adalah


keahlian memelihara hubungan dengan membangun jaringan berdasarkan
kemampuan untuk menemukan titik temu serta membangun hubungan yang
baik. Penggunaan metode pembelajaran yang menyenangkan untuk anak
akan membuat anak senang dalam belajar dan anak tidak merasa dipaksa
dalam belajar. Bermain merupakan sarana agar anak dapat berkembang
dengan optimal. Bermain dapat memberikan kesempatan pada anak untuk
belajar tentang dirinya sendiri, keluarga, teman, dan lingkungan.
Yunus (1981:27) mengungkapkan bahwa permainan tradisional
sering disebut juga permainan rakyat, permainan yang tumbuh dan
berkembang pada masa lalu terutama di masyarakat pedesaan. Nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam permainan tradisional menurut sukiman
(dalam Ismail, 2006: 106) antara lain: (1) Melatih sikap mandiri, (2) Berani
mengambil keputusan, (3) Penuh tanggung jawab, (4) Jujur, (5) Sikap
dikontrol oleh lawan, (6) Kerjasama, (7) Saling membantu dan menjaga, (8)
Membela kepentingan kelompok, (9) Berjiwa demokrasi, (10) Patuh
terhadap peraturan, (11) Penuh perhitungan, (12) Ketepatan berpikir dan
bertindak (13) Tidak cengeng, (14) Berani, (15) Bertindak sopan, (16)
Bertindak luwes.

Permaian yang dipilih oleh penulis adalah congklak ,congklak


termasuk salah satu jenis permainan tradisional. Adanya manfaat permainan
tradisional dalam berbagai aspek kehidupan anak dalam hal kerjasama,
kompetitif, saling menghargai, saling berkomunikasi dengan baik, dll maka
menjadikan salah alasan untuk memasukan permainan tradisional dalam
metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Oleh
karena itu adapun permainan tradisonal yang dipilih untuk dimasukan ke
dalam metode pembelajaran yaitu permainan congklak. Permainan
congklak yang menjadikan inovasi dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan sosial siswa. Yang mana antara permainan
engklek memiliki hubungan untuk dapat menmbentuk keterampilan siswa
dalam pembelajaran baik itu keterampilan sosial dalam hal kerjasama,
tanggung jawab sosial, dan komunikas, sabar serta teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Dunia.pendidikan.co.id. Unsur Komunikasi. Diakses pada tanggal 11 Januari 2021, dari


https://dunia.pendidikan.co.id/unsur-komunikasi/

hyani, N. P. D. (2014). Permainan Tradisional: Media Pembelajaran di Kelas BIPA, Bali:


Asile 2014 Conference.

id.wikipedia.org.Congklak. Diakses pada tanggal 11 Januari 2021,dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Congklak#:~:text=Congklak%20(bahasa%20Inggris%3A
%20Kalah),tumbuhan%20dan%20batu%2Dbatu%20kecil.

Anda mungkin juga menyukai