Tugas Modul & Daftar Tilik Maslikah
Tugas Modul & Daftar Tilik Maslikah
Disusun Oleh:
MASLIKAH
JNR0201812
KATA PENGANTAR
MASLIKAH
90
MODUL
KASUS BRONKHITIS
PROGRAM PROFESI NERS STIKKU
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok di rumah, asap
kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan
bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang setiap hari
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2
minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus
1. Bronkitis akut
awitan gejala yang mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronkitis
jenis ini, inflamasi (peradangan bronkus biasanya disebabkan oleh infeksi virus
90
atau bakteri, dan kondisinya diperparah oleh pemaparan terhadap iritan, seperti
2. Bronkitiskronis
Tanda dan gejala pada bronkitis akut biasanya batuk, terdengar ronki, suara
yang berat dan kasar, wheezing, menghilang dalam 10-14 hari, demam, produksi
sputum.Kemudian untuk tanda dan gejala bronkitis kronis yaitu: batuk yang
parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab, sering mengalami infeksi saluran
napas (seperti pilek atau flu) yang dibarengi dengan batuk, gejala bronchitis akut
lebih dari 2-3 minggu, demam tinggi, sesak napas jika saluran tersumbat, produksi
2.1.3 Klasifikasi
a. Bronkitis akut
Bronkitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam waktu 2 hingga
3 minggu saja, kebanyakan penderita bronkitis akut akan sembuh total tanpa
masalah lain.
b. Bronkitis kronis
lama, terutama pada perokok, bronkitis kronis ini juga berarti menderita batuk
yang dengan disertai dahak dan diderita selama berbulan-bulan hingga tahunan.
2.1.4 Etiologi
penyebab lainnya dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung, seperti asam
lambung, atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan dan setelah pejanan yang
berat, seperti saat aspirasi setelah muntah, atau pejanan dalam jumlah besar yang
yang dapat menyebabkan bronkitis akut dan biasanya terjadipada anak usia diatas
terjadi pada anak yang tidak diimunisasi dan dihubungkan dengan kejadian
respiratori lebih dominan. Gejala khas berupa batuk kuat berturut-turut dala satu
ekspirasi yang diikuti dengan usaha keras dan mendadak untuk inspirasi, sehingga
Menurut Marni (2014), penyakit ini bisa disebabkan oleh virus dan bakteri.
lain yang sering terjadi pada bronkhitis ini adalah asap rokok, baik perokok aktif
maupun perokok pasif, atau sering menghirup udara yang mengandung zat iritan.
2.1.5 Patofisiologi
90
Virus (RSV),Virus Influenza, Virus Para Influenza, Asap Rokok, Polusi Udara
yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-
jalan napas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan pada sel-sel yang
napas yang kecil dan ketidak seimbangan ventilasi-perfusi yang berat sehingga
inflamasi yang menyebar luas, penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus
di dalam jalan napas. Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat
polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar
yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran napas turut terkena.
Jalan napas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya pada saat
ekspirasi. Dengan demikian, udara napas akan terperangkap di bagian distal paru.
yang terjadi karena inflamasi dan kompensasi pada daerah- daerah yang
2.1.6 Komplikasi
90
a. Sinusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
e. Gagal napas
2.1.7 Penatalaksanaan
Karena penyebab bronchitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Anti biotik tidak berguna. Obat yang diberikan berikan biasanya untuk
penurun demam, banyak minum terutama sari buah-buahan, obat penekan batuk
tidak diberikan pada batuk yang banyak lender, lebih baik diberi banyak minum.
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka perlu
dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic boleh diberikan, asal
sudah disingkirkan adanya asma atau pertussis. Pemberian antibiotic yang serasi
diberikan 7-10 hari dan bila tidak berhasil maka perlu dilakukan foto toraks untuk
Klien dengan bronchitis tidak dirawat di rumah sakit kecuali ada komplikasi
yang menurut dokter perlu perawatan di rumah sakit, oleh karenanya perawatan
lebih di tujukan sebagai petunjuk pada orang tua. Masalah yang perlu diperhatikan
90
Pada bronchitis gejala batuk sangat menonjol, dan sering terjadi siang
dan malam terutama pagi-pagi sekali yang menyebabkan klien kurang istirahat
atau tidur, klien akan terganggu rasa aman dan nyamannya. Akibat lain adalah
terjadinya daya tahan tubuh klien menurun, anoreksia, sehingga berat badannya
sukar naik. Pada anak yang lebih besar batuk-batuk yang terus-menerus akan
mengganggu kesenangannya bermain, dan bagi anak yang sudah sekolah batuk
temannya.
aktivitas anak untuk mencegah keluar banyak keringat, karena jika baju basah
batuk pada malam hari berikan obat terakhir sebelum tidur. Anak yang batuk
apalagi yang bronchitis lebih baik tidak tidur di kamar yang ber-AC atau
memakai kipas angina. Jika suhu udaranya dingin dipakaikan baju yang hangat,
lebih baik ada tertutup lehernya. Obat gosok membuat anak terasa hangat dan
dapat tidur tenang. Bila batuk tidak segera berhenti berikan minum hangat
tidakmanis.
Pada anak yang sudah agak besar jika ada dahak di dalam
memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan dengan air
hangat.
2. Terjadi komplikasi
bronchitis kronik ialah bila lender tetap tinggal didalam paru akan
sendang batuk dan apa yang harus dilakukan. Pada bayi batuk- batuk yang
Setelah muntah bayi menjadi agak tenang. Tetapi bila muntah berkelanjutan,
maka dengan keluarnya makanan dapat menyebabkan bayi menjadi kurus serta
setelah bayi muntah dan tenang perlu di berikan minum susu dan makanan lain.
90
2.2.1 Pengertian
mengalami suatu ancama nyata atau potensial pada status pernafasan karena
terdapat tanda mayor berupa ketidakmampuan untuk batuk atau kurangnya batuk,
ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret dari jalan napas. Tanda minor yang
mungkin ditemukan untuk menegakkan diagosis ini adalah bunyi napas abnormal,
stridor, dan perubahan frekuensi, irama, dan kedalaman napas ( Tsamsuri, 2008).
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
(Carpenito,2006).
2.2.2 Etiologi
d. Faktorfisiologis
f. Menurunnya konsentrasi O2
90
g. Hipovolemia
h. Meningkatnya metabolisme
j. Faktor perkembangan
k. Faktorperilaku
l. Merokok
m. Aktivitas
n. Kecemasan
o. Penggunaan narkotika
p. Status nutrisi
q. Faktor lingkungan
s. Suhu lingkungan
akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang
kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, statis sekresi yang
sehingga partikel-partikel kecil yang masuk bersama udara akan mudah menempel
sumbatan sehingga ada udara yang menjebak dibagian distal saluran nafas, maka
individu akan berusaha lebih keras untuk mengeluarkan udara tersebut. Itulah
90
sehingga pada fase ekspirasi yang panjang akan timbul bunyi-bunyi yang
abnormal.
1. Dyspnea
peningkatan upaya pasien untuk bernapas, berupa napas berat dan terengah-
2. Batuk
merupakan efek dari merokok atau terpajan oleh polusi lingkungan. Pada
awalnya batuk hanya sebentar, kemudian lama kelamaan menjadi setiap hari
bahkan sepanjang hari. Batuk kronik pada PPOK bisa jadi tidak produktif.
adanya batuk.
3. Produksi sputum
setelah batuk sputum. Produksi sputum terjadi selama 3 bulan atau lebih,
kronik. Akan tetapi produksi sputum pada pasien PPOK sulit untuk dievaluasi
Wheezing dan sesak napas merupakan gejala non spesifik dan bervariasi
antar pasien. Wheezing bisa didengarkan tersebar luas di dada saat inspirasi
atau ekspirasi. Sesak dada sering terjadi saat aktivitas, dan mungkin timbul
1) Bronkografi yang bertujuan untuk melihat secara fisual bronkus sampai dengan
cabang bronkus
2) Latihan nafas cara untuk melihat pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk
secara efektif dan bertujuan untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkus
bantu oksigen
postural drinase, clapping dan vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
90
merokok.
Keluhan utama yang sering pada klien Penyakit Paru Obstruksi Krinis
yaitu: sesak nafas, batuk tak kunjung sembuh, ditemukan suara nafas
wheezing.
diderita oleh klien mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai klien
dibawa ke Rumah sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ketempat lain
selain rumah sakit umum serta pengobatan apa yang pernah diberikan dan
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit paru-paru
lainnya
b) Tanda-tanda vital
TD menurun, nafas seak, nadi lemah dan cepat, suhu meningkat, sianosis.
90
c) TB/BB
d) Kulit
Inspeksi : biasanya tampak pucat dan sianosis Palpasi : biasanya turgor kulit
jelek
e) Rambut
Inspeksi : lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang,
halus dankasar.
f) Kuku
Inspeksi : lihat kondisi kukunpucat atau tidak, ada sianosis atau tidak Palpasi :
g) Kepala
h) Mata
Inspeksi : biasanya konjungtiva dan sclera berwarna normal, lihat reflek kedip
baik atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil isokor.
i) Hidung
j) Mulut danfaring
90
k) Telinga
Inspeksi : adanya kotoran atau cairan dan bagaimana bentuk tulang rawannya
l) Thorax
m)Abdomen
n) Genetalia
o) Ekstremitas
Inspeksi : adanya oedem, tanda sianosis dan sulit bergerak Palpasi : adanya
b) Pola Nutrisi
c) Polaeliminasi
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap energy, jumlah jam
tandanya adalah tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air
mata.
h) Pola persepsi menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan konsepdiri
90
k) Pola mekanisme/penanggulanganstress.
Merupakan insiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai- mulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
1. Tahap 1 : Persiapan
2. Tahap 2 : Pelaksanaan
interpenden.
3. Tahap 3 : Dokumentasi
adalah kegiatan yang di sengaja dan terus – menerus dengan melibatkan klien,
perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan
evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai
90
atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (Lismidar, 1990 dalam Padila,
2012.
DAFTAR TILIK
90
BRONKHITIS
Definisi
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Tujuan:
A. INSPEKSI
1. Keadaan umum dan pola nafas klien. Apakah klien mengalami distressedatau
4. Warna kulit terutama area kuku dan bibir. Warna cyanosis pada area tersebut
1. Anterior middleline
2. Right sternalline
3. Right parasternalline
4. Right midclavicularline
1. Left scapularline
2. Left paravertebralline
3. Posterior middleline
90
a. barrel chest: kelainan bentuk dada ini dapat dijumpai pada kasus
emphysema.
c. Kyphosis, scoliosis
B. PALPASI
Merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri atau ekspansi paru
dengan berdiri di belakang klien. Meletakkan telapak tangan pada punggung klien di
kanan dan kirithorax. Tempatkan ibu jari anda pada T9 atau T10. Anjurkan klien
untuk menarik nafas dalam dan observasi pergerakan ibu jari anda.
tangan pada punggung klien di kanan dan kiri tulang belakang. (Klien diminta
mengucapkan 99 atau 77). Fremitus normalnya simetris di kedua paru dan akan
mudah untuk diidentifikasi pada area apex paru. Pada pasien dengan gangguan paru
Meraba iktus kordis dengan ke-4 jari tangan pada ruang interkosta 4 dan 5
dengan ibu jari pada linea medio klavikularis kiri. Ada tidaknya nyeri tekan pada
tulang kosta.
C. PERKUSI
Perkusi normal pada paru adalah resonan. Hiperresonan dapat terjadi pada
Emphysema atau pneumothorax. Suara dullness dapat terjadi karena ada cairan
atau jaringan padat di paru atau rongga pleura. Hal yang perlu diperhatikan saat
dan kiri
3. Meminta klien untuk mengangkat kedua tangan dan melakukan perkusi mulai
dari ketiak
5. Melakukan perkusi untuk mencari batas paru dan hati lalu memberi tanda
D. AUSKULTASI
Suara auskultasi normal pada paru adalah bronkhial, bronkho vesikuler dan
vesikuler. Berikut ini tahap-tahap yang perlu diperhatikan saat melakukan perkusi.
Nama mahasiswa :
No. Mahasiswa :
Palpasi:
1. Merasakan perbandinagn gerakan nafas kanan dan kiri dengan berdiri di
belakang klien. Meletakkan telapak tangan pada punggung klien di kanan dan
kirithorak.
2. Membandingkan fremitus suara kanan dan kiri dengan meletakkan kedua
tangan pada punggung klien di kanan dan kiri tulang belakang. (Klien diminta
mengucapkan 99 atau77)
3. Meraba iktus kordis dengan ke-4 jari tangan pada ruang interkosta 4 dan 5
dengan ibu jari pada linea medio klavikulariskiri.
4. Ada tidaknya nyeri tekan pada tulangkosta Perkusi:
6. Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah membandingkan
kanan dankiri
7. Melakukan perkusi dalam daerah-daerahsupraklavikula
8. Meminta klien untuk mengangkat kedua tangan dan memperkusi mulai dari
ketiak
9. Menentukan garis tepihati
10. Melakukan perkusi untuk mencari batas paru dan hati dan memberi tanda
Auskultasi:
1. Meminta klien menarik nafas dengan pelan-pelan, mulutterbuka.
2. Melakukan auskultasi dengan urutan yangbenar
3. Mendengarkan inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat yangdiperiksa
4. Melakukan auskultasi pada sisi samping dada kanan dan kiri
5. Melakukan auskultasi pada dinding punggung dengan urutan yang benar
TOTAL NILAI
Terapi Oksigen
Pengertian:
Terapi oksigen merupakan tindakan memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada
Tujuan:
Indikasi:
1. Pada penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia; dispnoe, takhipnoe,
A. SISTEM ALIRANRENDAH
a. Kateternasal
b. Kanulbinasal
a. Sungkup venturi
a. Headbox
b. Sungkup CPAP
KATETER NASAL
90
Memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1-3 L/mnt dengan konsentrasi
Keuntungan:
Alat murah
Kerugian:
Pada aliran tingg terdengar suara dari aliran oksigen pada nasopharing
KANUL NASAL
Konsentrasi oksigen akan naik 4% pada tiap kenaikan aliran 1 liter/ menit
Keuntungan:
Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju nafas teratur
Kerugian:
Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, bagian belakang telinga tempat tali
90
binasal
Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian volume
ekhalasi masuk ke kantong, 2/3 bagin volume ekhalasi melewati lubang pada
bagian samping
SUNGKUP VENTURI
mencegah kebocoran)
Lembab
Dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah, terutama pada pasien tidak sadar atau
anak-anak
Dalam kondisi tertentu, terapi oksigen diperlukan. Jumlah aliran oksigen yang
MV= TV x RR
90
MV: Minute volume (pemberian O2 per menit) TV: Tidal Volume (500 cc)
Pada klien yang menderita kelainan pernafasan karena infeksi atau yang lainnya,
terdapat dead space pada paru. Dead space adalah ruang yang tidak bisa dimasuki
Pemberian Nebulisasi
FalasifahAniYuniarti,Ns,MAN
Tujuan Umum
nebulizer
Tujuan Khusus
nebuliser
SKENARIO:
Seorang anak usia 5 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 3 jam
yang lalu. Anak tampak kelelahan dan pucat, sesekali batuk kecil. Dari
x/menit, suhu: 36,7˚ C , frekuensi nadi: 104 x/menit, terdengar suara wheezing.
90
Masalah
1. Apa saja yang harus dipersiapkan oleh perawat sebelum memberikan terapi
nebulasi?
3. Apa yang perlu dikaji untuk mengetahui bahwa intervensi yang dilakukan
efektif?
Materi View
NEBULISASI
berbagai macam obat yang dapat diberikan, seperti: antibiotik, anti kolinergik,
secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau
merupakan metoda terpilih pada bayi dan anak kecil karena efektivitasnya yang
sama dengan pemberian intravena dengan efek samping yang jauh lebih kecil.
Steroid yang diberikan secara inhalasi dalam jangka panjang dapat berguna untuk
hanya saat eksaserbasi saja atau pada penderita tertentu dengan asma berat saja.
A. Diagnostik
a. Uji provokasibronkus
b. Test baalparu
c. Scintografi (“radiolabelledaerosols”)
d. Klirens mukosilier(radio-aerosol)
B. Terapeutik
a. Bronkodilatasi
b. Pemberian anastesilocal
c. Mukolitik
d. Antiinflamasi
e. Antibiótica, antifungi,antiviral
Keuntungan nebulisasi:
5. Jalan nafas mudah dicapai, permukaan luas, obat langsung bekerja di tempat
yangsakit
8. Dapat diberikan saat penderita tidur, pada bayi kecil, pada penderita yang tidak
3. Mahal
a. Venturibuntu,
b. Penurunan muatanelektrogastrik
1. Sifat fisikpartikel/aerosol
tipepernafasan
3. Anatomi saluranpernafasan
droplet yang disalurkan berukuran kecil, dan waktu nebulasi berukuran pendek.
1. Kompresor
3. Nebuliser (medicine)cup
4. Air Tubing(hose)
CARA KERJA
Nilai
Langkah 0 1 2
1. Baca basmalah sebelum melakukantindakan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan kepada anak mengenai tindakan yangakandilakukan
4. Letakkan kompresor di tempat yang aman danmudahdijangkau
5. Cuci tangan untuk mempersiapkanpengobatan
6. Ukur obat sesuai dengan dosis dan pengencer yang sesuai dengan
orderdokter
7. Masukkan obat tersebut ke dalamnebuliser
8. Hubungkan selang udara dari kompresor ke dasar nebuliser cup.
Pastikan bahwa selang udara dan nebuliser cup tersambung
dengan kuat.
9. Hubungkan mouthpiece atau face mask ke nebuliser cup
10. Hidupkan nebuliser dan lakukan pengecekan bahwaalat dapat
berfungsi dengan baik (dengan adanya uap), lalu matikan
11. Minta anak untuk mengambil posisi yang nyaman dan minta untuk
memilih cara untuk distraksi, seperti buku, atau mainan lainnya,
atau mendengarkan musik (jika sadar)
12. Hidupkankompresor
90
14. Minta anak untuk menghirup uap yang keluar dengan tenang
sekitar 3-5detik.
15. Minta anak untuk menahan nafas, sehingga obat dapat menyebar
ke jalan nafas.
16. Minta anak untuk melakukan pernafasan normal.
17. Putar nebulizer cup bila masih ada obat yang tersisa dan masih
dapat menguap
18. Setelah selesai, lepaskan mouthpiece/ face mask
19. Rapikan peralatan
20. Jelaskan pada anak dan/ keluarga bahwa tindakan telah selesai,
ucapkan salam
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan mengenai keadaan umum anak, frekwensi, irama,
kedalaman pernafasan, suara nafas anak, serta perasaan anak
dan/keluarga setelahtindakan dilakukan
23. Ucapkan Alhamdulillah setelah kegiatan dilakukan
90
Fisioterapi Dada
Tujuan Praktikum:
terminasi
fisioterapidada
fisioterapidada
SKENARIO
Masalah
Materi View
FTD merupakan salah satu program perawatan pada system respirasi dengan
membersihkan paru- paru dari akumulasi secret. FTD menggunakan gravitasi dan
terapi fisik untuk membantu secret keluar dari paru dan untuk menstimulasi batuk.
Tujuan
3. Meningkatkan pertukarangas
4. Menurunkan kerjapernafasan
5. Merangsangbatuk
Indikasi
1. Berbaringlama
3. Atelektasis
4. Ronchi (+)
1. CysticFibrosis
2. Pneumonia
3. Bronchiolitis
4. Asthma
6. Atelektasisakut
7. Postextubasi
8. Penyakit parukronis
Sedangkan kontra indikasi perkusi dan fibrasi adalah pada pasien yang:
1. Fraktur tulangiga
2. Edemaparu
3. Mengalami perdarahanparu
90
4. TerpasangWSD
6. Trombocytopeni
90
No Ketrampilan Nilai
0 1 2
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2 Klarifikasi nama dan umur atau nama dan alamat klien
3 Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan, serta peran yang
diharapkan
dari klien
4 Cuci tangan
5 Siapkan peralatan:
a. O2 siappakai
b. Stetoskop
c. Kainpenutup
d. Suctionlengkap
e. Masker dari ambu bag yangsesuai.
6 Hitung frekuensi pernafasan dan kaji kedalaman serta pengembangan paru
7 Auskultasi bunyi paru klien
8 Minta klien untuk bernafas dalam dan batuk
9 Dengarkan lagi dengan stetoskop semua lobus untuk menentukan besar lokasi
bendungan dan sumbatan
PERKUSI
1 Baringkan pasien dengan posisi supinasi dan datar, kita berdiri di sisi kanan/kiri
lokasi tidur
2 Tutupi klien dengan kain (untuk mencegah iritasi yang disebabkan oleh tepukan
tangan ke dinding dada)
3 Lakukan tepukan pada satu lokasi menggunakan telapak tangan yang
dicekungkan
atau masker selama 2-3 menit, dengan tangan yang lain menahan pada sisi yang
berlawanan
4 Posisikan klien pronasi
5 Tutupi area yang akan dilakukan prosedur menggunakan kain
6 Tepuk lobus kiri atas 2-3 menit dan lobus kiri bawah 2-3 menit. Selama
melakukan
tepukan, tahan sisi yang berlawanan menggunakan tangan yang lain.
Lakukan Vibrasi
1 Letakkan tangan di atas rongga dada klien
2 Berikan getaran saat klien ekspirasi
3 Evaluasi :
a. Frekuensi pernafasan (sama, lebih atau kurang) dari sebelumtindakan
b. Ekspansi paru (sama atau tidak dari sebelumtindakan)
c. Auskultasi bunyiparu
d. Kenyamananklien
90
Keterangan :
Evaluator
(……………………………)
90
NamaMahasiswa :
NomorMahasiswa :
No Ketrampilan Nilai
0 1 2
1 NAFAS DALAM
a. Anjurkan klien untuk menirukan yang dicontohkanperawat
b. Atur posisiklien
c. Tarik nafas sambil dihitung pelan sampai hitungan 2. Gunakan pernafasan
perut simpandidada
d. Hembuskan nafas sambil dihitung pelan sampai hitungan4
e. Observasi pengembangan paru danperut
f. Betulkan tehnik yang dilakukan klien jikaperlu
g. Ulangi sampai 10kali
h. Evaluasi:
Frekuensi pernafasan (sama, lebih atau kurang) dari sebelumtindakan
Ekspansi paru (sama atau tidak dari sebelumtindakan)
Auskultasi bunyiparu
Kenyamananklien
2 BATUK EFEKTIF
a. Jelaskan alasan dilakukan batuk efektif, dan katakan perawat akan
mengajarkan
b. Atur posisi klien (duduk apabila klien mampu, jika tidak dibantu dengan
ditopang atau atur tempattidur)
c. Minta klien untuk nafasdalam
d. Setelah 3 kali nafas dalam, tarik nafas kemudian minta klien untuk tahan
nafas selama 3 detik
e. Minta klien untuk menghembuskan nafas dengan membuka mulut sambil
dibatukkan
f. Ulangi 3 kali batuk efektif atau sampai sekret (mukus)keluar
g. Auskultasi bunyiparu
h. Lakukan oralhygiene
i. Evaluasi
frekuensipernafasan
ekspansiparu
bunyiparu
kenyamanan
3 Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
4 Catat respon klien (dari hasil evaluasi)
Total nilai
90
Keterangan :
Evaluator
.....................................
90
POSTURAL DRAINASE
NamaMahasiswa :
NomorMahasiswa :
No Ketrampilan Nilai
0 1 2
Pengkajian
1 Cek order dokter
2 Identifikasi bagian paru-paru yang akan dikenai prosedur (tindakan)
Tindakan
3 Cuci tangan
4 Rencanakan tempat dan posisi yang tepat dengan kondisi klien
5 Siapkan alat-alat: bantal, bengkok, tissue, sarung tangan (bila diperlukan
6 Identifikasi klien
7 Beritahukan kepada klien tindakan yang akan dilakukan serta alasannya
a. Bunyiparu-paru
b. Kenyamananklien
14 Dokumentasikan :
a. Posisi yangdigunakan
b. Banyaknyasputum
c. Perubahan statusrespiratori
15 Catat respon klien (dari hasil evaluasi)
Total nilai
Keterangan :
3 : Dilakukan dengansempurna
Evaluator
(……………………………)
Sumber
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II.
Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton & Hall, 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, EGC. Jakarta
Ganong, W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC
Perry, A.G., & Potter, P.A. 2000. Buku saku keterampilan dan prosedur dasar.
Monika Ester (translater). Jakarta: EGC.
Shier, DN., Butler, JL., dan Lewis, R. nd. Online Learning Center: Respiratory
System. Available on http://highered.mheducation.com accessed in
November 2014
Sims, K.L., D’Amico, D., Stiesmeyer, J.K., & Wbster, J.A. 1995. Health
Assessment inNursing. California. Addison-Wesley Publishing.
Kurniyawati Efi, 2015, Chest Physical Therapy dan Terapi Latihan (CPT) Pada
Kardiopulmonal, diaksestanggal2 Mei 2016, dari
efikurniyawati61.blogspot.co.id/2015/04/chest-physical-therapy-dan-
terapi.html.
Lehrer Steven. Tanpa tahun. Memahami Bunyi Paru Dalam Praktik Sehari-hari.
Dialihbahasakan oleh Lyndon Saputra. Tangerang: Binarupa Aksara
Publisher.
Putri H dan Soemarno S. 2013. Perbedaan Postural Drainage dan Latihan Batuk
Efektif pada Intervensi Nebulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk 11
Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal Fisioterapi. Volume
13 Nomor 1, April 2013. Hal:7.
Ringel Edward. 2012. Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Dialihbahasakan oleh
DanielK.Onion. Jakarta Barat: Permata Puri Media