Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya
makalah yang berjudul “Bentuk dan Bagian-Bagian Surat”. Atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih .Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membagun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Rokan Hilir, 19 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia makan merupakan kebutuhan dasar yang harus


dipenuhi setiap manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan, karena makan
merupakan sumber utama energi manusia untuk dapat melakukan berbagai
aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Manusia pada dasarnya masih bisa hidup tanpa
pakaian, rumah, transportasi dan lain sebagainya, tetapi manusia tidak dapat bertahan
tanpa makanan.

Makan tidak hanya sekedar untuk mengisi perut saja, akan tetapi makanan juga
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan otak, dan gizi seseorang. Pertumbuhan
seseorang juga sangat tergantung dengan apa yang ia makan, letak geografis dan
kebudayaan juga sangat menentukan makanan yang di makan seseorang demi
memenuhi kebutuhan gizi. Setiap anggota masyarakat harus mampu beradaptasi
dengan makanan tempat yang ditinggali karena setiap daerah memiliki asupan gizi
dari makanan yang berbeda-beda selain nasi yang merupakan makanan pokok
umum bagi masyarakat di Indonesia.

Setiap bangsa dimanapun berada pasti memiliki kebudayaan. Kebudayaan


merupakan keseluruhan sistem gagasan manusia yang menghasilkan karya cipta di
dalam kehidupan manusia yang telah menjadi aktifitas secara terus menerus di
lingkungan masyarakat melalui proses belajar. Kebudayaan mencakup susunanide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan sebagainya susunan aktifitas atau tindakan pola
hidup masyarakat dan benda-benda hasil karya manusia. Makanan merupakan salah
satu komponen hasil kebudayaan yang diciptakan manusia yang terus mengalami
perkembangan secara terus menerus sessuai dengan perkembangan zaman melaui
proses belajar, perpaduan dengan bangsa lain, eksperimen, dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya pengaruh-pengaruh budaya dari etnis lain terhadap


etnis Melayu maka kekayaan kuliner etnis Melayu semakin beragam pula. Salah satu
makanan yang digemari oleh masyarakat etnis Melayu adalah bubur. Beberapa
jenis bubur Melayu yang paling terkenal adalah bubur pedas, bubur asyura, bubur
candil (nangka maupun durian), bubur pulut hitam, bubur pulut durian, dan lain
sebagainya. Diantara bubur-bubur tersebut bubur yang paling istimewa dan khas bagi
etnis Melayu adalah bubur pedas, makanan ini merupakan makanan tradisional bagi
masyarakat Melayu dengan kata lain sebagai makanan asli masyarakat Melayu itu
sendiri.

Masyarakat Melayu merupakan salah satu etnis yang terus menjalankan


budaya mereka hingga saat ini, dalam setiap ritual adat masyarakat Melayu memiliki
kepercayaan tersendiri dalam menjalankan adat yang mereka pegang teguh, salah satu
ritual budaya yang masih terus berjalan hingga saat ini adalah tadisi makan bubur
pedas pada saat ritual-ritual tertentu dalam masyarakat melayu. Meskipun sulit
untuk ditemui tradisi makan bubur pedas pada masyarakat seperti pesta, hajatan,
kenduri dan dalam ritual masyarakat Melayu lainnya disebabkan banyaknya biaya
dan sulit untuk membuat dan mencari bahan-bahanyang digunakan, sehingga tidak
mudah dibuat oleh sembarang orang sehingga membutuhkan keahlian khusus dalam
pembuatan bubur pedas . Akan tetapi di bulan Ramadhan merupakan bulan yang
paling akrab dengan makanan ini dikarenakan setiap menjelang bulan Ramadhan tiba
maka makanan ini akan di sajikan ketika berbuka puasa baik di Rumah, Masjid, dan
Majelis tempat masyarakat Melayu berkumpul dalam acara berbuka puasa bersama.

Bubur pedas merupakan salah satu kuliner Melayu yang terbuat dari beras dan
campuran berbagai sayuran, dan santan serta rempah-rempah yang dipadukan menjadi
bubur yang memiliki cita rasa yang khas dan aroma rempah yang kuat. Masyarakat
Melayu, khususnya yang berada di Stabat masih terus menjalankan tradisi makan
bubur pedas setiap menjelang bulan Ramdahan tiba.
BAB II

1. Dulunya Makanan Bangsawan


Meskipun sekarang sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan tetapi ternyata dulunya
kue asidah adalah makanan untuk para bangsawan. Harga bahan pokok pembuatan kue ini
terbilang sulit dan mahal. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang mempunyai ekonomi
berlebih yang mampu membeli bahan baku pembuatan kue asidah.

2. Terinspirasi dari Kudapan Khas Arab


Tergolong sudah hampir punah, ketersediaan kue asidah di pasaran memang tidak
sebanyak kue-kue yang lain. Cita rasa Arab juga memiliki pengaruh terhadap rasa kue asidah
yang enak ini. Salah satu jenis kue ini terinspirasi dari makanan Arab dengan rasa yang sudah
disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Karena penyesuaian rasa ini, kue asidah
semakin diterima oleh lidah lokal.

3. Terbuat dari Rempah-Rempah


Adanya pengaruh rasa dari negara Arab, membuat kue asidah memiliki rasa yang
hampir mirip dengan kebanyakan makanan dari Arab. Aroma rempah-rempah yang sangat
dominan ketika mencicipi kue asidah. Cengkeh dan kayu manis menjadi rasa yang tidak bisa
dipisahkan dalam proses pembuatan kue asidah. Biasanya kue ini paling cocok dimakan
dengan ditemani kopi atau teh di sore hari.

Kue asidah juga bisa kamu temui pada acara-acara perayaan spesial seperti pernikahan,
khitanan, dan Lebaran.
Bahan :
 2 gelas tepung terigu
 1 butir telur ayam
 1 gelas gula pasir
 3 gelas air
 2 biji bunga cengkeh dan 1 cm kulit kayu manis (ditumbuk halus)
 1 ons bawang diiris goreng kunig kecoklatan
 100 gram mentega di cairkan
 1/2 sendok teh garam
 6 sendok makan minyak untuk menggoreng bawang
 1 lembar daun pandan dimemarkan

Cara Membuat :
1. Bawang di iris lalu di goreng hingga kuning kecoklatan, angkat ditiriskan minyaknya.
2. Masukkan mentega kedalam minyak hingga mentega mencair dan menyatu dengan
minyak, lalu angkat.
3. Tepung diayak lalu diaduk bersama gula pasir,3 gelas air, garam, kocokan telur,
bubuk bunga cengkeh, kulit kayu manis, daun pandan, lalu adonan diaduk sampai
semua tercampur rata.
4. Saring adonan kedalam wajan hingga menghasilkan adonan yang halus lalu masak
adonan diatas api sedang sambil diaduk, dan masukkan campuran mentega,minyak
sedikit demi sedikit, sisakan kira-kira 5 sendok untuk olesan, aduk terus hingga
menjadi adonan yang licin dan tidak lengket.
5. Angkat adonan dan taruh di piring, dan bentuk adonan sesuai keinginan, olesi
campuran mentega dan minyak lalu beri bawang goreng diatas adonan, Asidah sudah
siap untuk dihidangkan.
Ada mitos tersendiri utuk kue yang satu ini. 
Di Kabupaten Siak, Indrapura, Provinsi Riau memang kue ini akrab disebut kue
khasidah atau kue asidah. Hidangan ini berasal dari Arab. Konon, kue ini merupakan
makanan yang disuguhkan hanya untuk para raja. Munculnya pun di momen-momen tertentu,
seperti kenduri adat, tunangan, hari raya keagamaan, syukuran hingga prosesi mengantarkan
kue ketika orang Riau hendak menikah. Kue ini diharapkan hanya dibuat sekali seumur
hidup. Bagi pasangan yang akan menikah, kue ini dipercaya sebagai penangkal hawa nafsu
dan petunjuk laku kehidupan.

Asal mula dari pembuatan kue asidah ini terinspirasi dari makanan Timur Tengah.
Namun, dalam rasanya memang sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat. Di
Timur Tengah makanan ini dijadikan sebagai sarapan maka berbeda dengan kue asidah. Kue
ini hanya untuk acara tertentu saja, misalnya kenduri, hari raya keagamaan, syukuran, atau
sebagai hantaran pernikahan.
Dokumentasi Proses Pembuatan

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

Anda mungkin juga menyukai