Anda di halaman 1dari 5

SMK BINA NUSANTARA UNGARAN

Srt. Ijin / SPSS Nomor: 425.1 / 1187


Jl. Ki Sarino Mangun PranotoNo. 5 Ungaran
Telp. 024-6924644 Fax. 024-6924644

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Pengetahuan Bahan Tekstil


Kelas / Semester : X / Genap
KD / Materi Pokok : 3.10 / Mengevaluasi pemeriksaan dan pengelompokkan serat
4.10 / Membuat laporan evaluasi pemeriksaan dan pengelompokkan serat
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui diskusi, tanya jawab dan kaji pustaka peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis pemeriksaan dan
pengelompokkan serat, menentukan cara pemeriksaan dan pengelompokkan serat, membuat laporan evaluasi
pemeriksaan dan pengelompokkan serat tekstil pada busana secara kritis dan bertanggung jawab serta penuh rasa
ingin tahu dengan menggunakan berbagai sumber; menunjukkan sikap selalu bersyukur, disiplin, santun, kerjasama
serta toleransi.

B. KEGIATAN / LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Aktivitas Pembelajaran
I. Kegiatan Pendahuluan ± 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
➢ Salam dilanjutkan do’a dan pengondisian kelas
➢ Peserta didik memperoleh informasi tentang: kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan

II. Kegiatan Inti ± 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


➢ Peserta didik di bagi dalam beberapa kelompok
➢ Peserta didik mengamati berbagai jenis pemeriksaan dan pengelompokkan serat
➢ Dengan tanya jawab dan bimbingan peserta didik dapat memahami jenis-jenis pemeriksaan dan
pengelompokkan serat
➢ Peserta didik berdiskusi untuk menentukan cara pemeriksaan dan pengelompokkan serat dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
➢ Peserta didik membuat laporan evaluasi pemeriksaan dan pengelompokkan serat tekstil
➢ Peserta didik membuat kesimpulan sementara tentang pemeriksaan dan pengelompokkan serat
➢ Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
➢ Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang masih ragu dan melaksanakan evaluasi
➢ Peserta didik dengan bimbingan guru membuat kesimpulan berkaitan pemeriksaan dan
pengelompokkan serat
III. Kegiatan Penutup ± 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
➢ Refleksi kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan
➢ Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya
➢ Salam

C. PENILAIAN
1. Sikap : Observasi/pengamatan
2. Pengetahuan : Tes tertulis
3. Keterampilan : Portofolio
Kab. Semarang, ..... Juni 2020
Waka Kurikulum Guru Mapel

Agus Sintiya W, S.Kom Ruth Riefdayantika, S.Pd

Mengetahui
Kepala SMK Bina Nusantara
Ungaran

Drs. Sugiyono, M.M


Lampiran 1: Penilaian Sikap

Indikator perkembangan sikap jujur, tanggung jawab, disiplin, bekerja sama, dan santun
1. Jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas.
2. Jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan
belum konsisten.
3. Jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai
konsisten.
4. Jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan
konsisten.
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Tanggung
Jujur Disiplin Bekerja sama Santun
jawab
No Nama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Lampiran 2: Penilaian Pengetahuan


A. KISI – KISI SOAL
Kompetensi Indikator Pencapaian Materi Pembelajaran Indikator Soal Jenis
Dasar Kompetensi Soal
3.10 3.10.1 Menjelaskan • Pemeriksaan dan 1. Menjelaskan alat dan bahan Essay
Mengevaluasi alat dan bahan pengelompokkan serat pemeriksaan dan
pemeriksaan pemeriksaan dan tekstil pada busana pengelompokkan serat
dan pengelompokkan serat
2. Memahami jenis-jenis
pengelompok 3.10.2 Menjelaskan
kan serat jenis-jenis pemeriksaan dan
pemeriksaan dan pengelompokkan serat
pengelompokkan serat 3. Menentukan cara pemeriksaan
3.10.3 Menentukan dan pengelompokkan serat
cara pemeriksaan dan
pengelompokkan serat

B. SOAL
1. Bila didekatkan pada nyala api tidak dapat terbakar, dalam nyala api tidak meleleh dan bercahaya terang, tidak
berbau, dan abu berwarna hitam adalah hasil uji pembakaran serat .....
2. Sebutkan hasil uji pembakaran serat protein !
3. Sebutkan metode uji sensoris !
C. KUNCI JAWABAN DAN SKOR
1. Serat mineral
2. Abu berwarna hitam, nyala api akan padam apabila dikeluarkan dari sumber nyala, abu mudah dihancurkan,
berbau seperti rambut terbakar
3. Panjang serat, kehalusan serat, daya serap air, kilau serat
Lampiran 3: Materi Pembelajaran

Mengidentifikasi kriteria mutu/kualitas bahan tekstil

Pengetahuan tentang kualitas dan pemilihan bahan tekstil ini tidak hanya penting bagi konsumen tekstil tetapi
juga sangat diperlukan bagi para produsen, pedagang, pelajar, maupun akademisi. Bagi produsen pengetahuan
kualitas bahan tekstil sangat penting untuk pedoman, pelaksaanaan dan pengambilan keputusan produksi. Bagi
pedagang sangat berguna untuk memudahkan proses pemesanan dan pembelian dari produsen, pengenalan
jenis mutu dan kualitas. Bagi pelajar dan akademisi pengetahuan kualitas bahan tekstil sangat penting untuk
pengembangan keilmuan seperti kegiatan eksperimen dan penelitian.

Pemilihan kualitas bahan tekstil pada umumnya dilakukan dengan metode:


1.Metode uji sensoris (visual)
Metode ini biasanya dilakukan oleh konsumen tekstil (masyarakat umum) ketika membeli bahan tekstil dari
toko, pasar, pedagang atau lainnya. Dalam memilih bahan tekstil biasanya konsumen melakukan dengan cara
dilihat, dipegang, diraba, diremas, diterawang, dibentang dan lainya yang hanya mengandalkan kemampuan
panca indera manusia. Disamping itu biasanya konsumen juga melihat berdasar struktur harga (semakin mahal
semakin baik), merk yang telah dikenal dan lainnya. Validitas metode uji sensoris ini sangat tergantung pada
pengalaman si konsumen. Pada pemeriksaan visual ini, beberapa sifat yang perlu diketahui untuk menentukan
jenis serat misalnya:
a. Panjang serat, setiap jenis serat mempunyai panjang tertentu, panjang serat kapas 2,5–5 cm, lenan 50–75
cm, wol kurang lebih 2,5–12,5 cm, sutera kurang lebih 3600 meter. Serat rayon, polyester dan nylon
merupakan benang terus atau disebut filamen.
b. Dengan mengetahui panjang serat dari suatu kain, dalam pemeriksaan visual, dapat ditentukan kain tersebut
berasal dari salah satu golongan serat. Dalam penelitian asal serat sehelai kain, cabutlah sehelai benang untuk
diperiksa kemungkinan golongan seratnya.
c. Kilau serat, serat kapas kurang berkilau, kecuali kalau disempurnakan melalui proses memerser, serat lenan
kilaunya bagus serta jelas, kilau serat sutera sangat bagus dan lembut, serat rayon berkilau tajam menyerupai
logam, sedang serat wol tidak berkilau karena keriting.
d. Keriting serat, serat wol adalah satu-satunya serat yang mempunyai keriting asli. Keriting ini menyebabkan
kain wol berpori. Karena pori- pori ini banyak udara yang berdiam diantaranya sehingga wol mempunyai sifat
penyekat panas. Karena tekanan pilinan, serat kapas kadang-kadang berkeriting, oleh karena itu keritingnya
mudah hilang. Misalnya, keriting yang terlihat pada benang yang diuraikan daripilinannya. Serat rayon juga
ada yang mempunyai keriting, tetapi keritingnya juga mudah hilang. Keriting rayon dibuat dengan cara
mengetarkan tutup pemintal.
e. Daya kenyal, serat wol mempunyai daya kenyal besar. Demikian pula serat sintetis dan serat sutera. Serat
selulosa tidak mempunyai daya kenyal yang baik. Tetapi dapat pula diproses sehingga mempunyai daya
kenyal yang besar. Salah satu contoh proses tersebut ialah pembuatan bahan stertch.
f. Kehalusan serat, sutera adalah serat yang terhalus diantara serat-serat asli yang lain, kemudian serat sintetis,
dan serat rayon. Sedangkan serat lenan adalah serat yang cukup kasar.
g. Daya hisap air dari udara, daya hisap serta wol sangat besar, dapat menghisap air sampai 40%. Tetapi belum
terasa basah. Serat sutera dapat menghisap air sampai 30%, lenan 20 % dan kapas 8,5%. Prosentase ini
menunjukkaan banyaknya kadar lengas yang disebut reprise.
h. Kekuatan serat, serat sutera adalah serat yang terkuat diantara serat- serat lain. Kemudian nylon, wol, dan
kapas. Serat rayon dalam keadaan basah berkurang kekuatannya. Serat kapas lebih kuat dalam keadaan basah
dari pada dalam keadaan kering.
i. Daya kempa, daya kempa adalah sifat dari sisik wol yang saling kait mengait pertolongan air panas dan
sabun. Serabut yang dapat dikempa adalah serabut wol. Ini dikarenakan wol mempunyai sisik-sisik. Letak
sisik wol tindih menindih. Waktu dikempa sisik-sisik itu kait mengait, karena itu tenunan wol yang dikempa
akan menjadi padat. Serat selulosa dan serat protein yang lain tidakdapat dikempa, karena tidak mempunyai
sisik. Ada juga kain wol yang dibuat dari wol yang sudah terpakai, wol ini disebut reused wol. Sedangkan
bahan wol yang dibuat darp pada sisik wol disebut reprocessed wol. Reused wol dan reprocessed wol tidak
dapat dikempa karena sebagian sisiknya sudah hilang.

2. Metode uji teknis/laboratories


Metode ini dilakukan oleh para produsen (industri), pedagang, akademisi dan pelajar untuk menentukan
kualitas bahan tekstil. Metode uji teknis/laboratories ini memerlukan peralatan pengujian, standar pengujian,
ruang pengujian di samping kemampuan panca indera. Untuk pengujian teknis ini dibedakan menjadi
pengujian secara fisika dan pengujian secara kimia. Hasil pengujian teknis ini dapat dipertanggungjawabkan
dan memiliki tingkat validitas yang tinggi serta memenuhi standar-standar kualitas (SII/SNI, ISO, JIS, ASTM,
AATCC dan lain-lain) yang berlaku pada tingkat lokal, nasional dan internasional. Dalam mencari asal serat
tekstil bila belum ditemukan dengan cara memperhatikan serat-seratnya, maka dapat dilakukan dengan alat
mikroskop. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Serat kapas, menampang membujur dari serat kapas dibawah mikroskop Nampak seperti pita yang pipih
dan berpilin-pilin. Pilinan ini disebut pilinan asli. Pilin asli ini hanya terdapat pada kapas yang dapat
menyebabkan benag tidak terlepas waktu dipilin.
b. Menampang, melintang dari serat kapas dibagi dalam 3 bagian. Intinya merupakan rongga yang kosong
(disebut lumen) dalam keadaan basah berisi air. Dindingnya dinamakan selulosa. Sedangkan selaputnya
dinamakan kutikula, merupakan lapisan yang sangat tipis dan mengandung zat semacam lilin (kulit). Kulit ini
tidak larut dalam air, karena itu sukar meghisap zat warna. Pada waktu dikelantang kilit larut dalam air, oleh
karena itu kain yang telah dikelantang lebih mudah dicelup daripada kain yang belum dikelantang.
c. Serat lenan, serat lenan kalau dilihat dari bawah mikroskop bentuknya seperti selinder. Pada bentuk silinder
ini terlihat ruas-ruas yang menyerupai bentuk batang bambu. Sedang bagian dalamnya terdapat lumen. Yang
sempit dibatasi oleh dinding tebal.
d. Serat wool, jika bulu wol dipandang dengan mikroskop, ternyata dindingnya terdiri dari sisik yang letaknya
tindih menindih. Bertentangan dengan kapas, lenan dan kapok, wol tidak mempunyai lumen. Disebabkan sisik
wol, maka bulu-bulu mengait satu sama lain. Sisik wol penting artinya pada pekerjaan mengempa. Hanya
serat wol saja yang dapat dikempa.
e. Filament sutera, dengan mikroskop dapat dilihat bahwa dua filament sutera disebut dengan perekat, disebut
serisin. Dengan air panas perekat akan mencair dan terlepas, kemudia tampaklah dua filament yang tidak
mengandung perekat, berkilau dan tembus terang.
f. Filament rayon Kupramonium,serat rayon kupramonium bila dilihat dengan mikroskop tampak berkilau
lembut seperti filament sutera.
g. Serat rayon viskosa, bila dilihat dengan mikroskop tampak seperti benang memanjang, lebar, dan licin.
h. Dekron, dilihat dengan mikroskop tampak lurus, rata, dan bulat. Terlihat pula titik tersebar diseluruh serat.
i. Orlon, menampang melintang orlon bila dilihat dengan mikroskop berbentuk menyerupai tulang anjing,
sedangkan bila dilihat dari samping terlihat memanjang, rata, dan licin.
j. Saran, bila serat saran dilihat dengan mikroskop, maka akan terlihat rata, bulat, dan tembus cahaya.
k. Serat gelas. Bila serat gelas dilihat dengan mikroskop akan tampak bulat, tembus cahaya, sangat halus, dan
amat mudah dilentur.
l. Vikara, serat ini bila dilihat dengan mikroskop tampak bulat. Serat vikara berasal dari sari protein jagung.

3. Cara lain untuk mengetahui asal serat ialah dengan menggunakan bahan kimia. Contohnya:
a. Serat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan larut dalam asam sulfat.
b. Serat yang berasal dari hewan seperti wol dan sutera akan larut dalam soda api (kostik soda dan sodium
hidroksida).
c. Kapas tidak tahan terhadap kupramonium. Apabila kupramonium diteteskan pada kain kapas, maka kapas
larut sehingga kain kapas yang kena kupramonium berlubang.
d. Wol larut dalam 20 % bahan mengelantang Na Cl.
e. Asetat tidak tahan terhadap aseton. Kain asetat bila kena aseton akan larut dan berlubang.
f. Nylon akan larut dalam 90 % phenol
g. Untuk membedakan serat kapas dan lenan digunakan tinta. Apabila kain lenan ditetesi tinta maka tinta
tersebut akan cepat meresap dan membekas menyerupai lingkaran, tetapi bila tinta diteteskan pada kain kapas
maka tinta akan meresap dengan lambat, sedangkan bekasnya tidak beraturan.

4. Uji Pembakaran
Bila pemeriksaan serat secara visual belum dapat diketahui asalbahan secara pasti, maka sering dilakukan
pemeriksaan dengan jalan lain yaitu dengan membakar serabut. Dengan mengingat cirri-ciri hasil, pembakaran
dapat ditentukan asal serat kain tekstil, misalnya dari tumbuh-tumbuhan, hewan, termoplastik, atau dari
mineral. Uji pembakaran dilakukan sebagai berikut : benang dicabut dari kain kemudian dipegang dengan
pinset dan dibakar. Kemungkinan hasil uji pembakaran serat adalah sebagai berikut:
a. Serat selulosa:
Benang akan cepat terbakar dan menjalar
Nyala berwarna kuning
Waktu terbakar tidak bau, namun setelah padam berbau seperti kertas terbakar
Bekas pembakaran merupakan abu yang mudah hancur
Warnanya kelabu.
Tanda-tanda pembakaran tersebut menentukan asal serat selulosa. Perbedaan kapas dan lenan dapat dilihat
pada serat-seratnya. Serat kapas pendek dan halus, sedangkan serat lenan panjang dan kasar. Apabila serat
kapas atau lenan telah disempurnakan, maka akan timbul ciri-ciri yang berbeda dari yang sebelum diproses.
Umunya kapas atau lenan yang disempurnakan memberikna tanda-tanda : nyala kecil bila dibakar, setelah
padam berbau kurang sedap, bekas pembakaran merupakan abu putih yang menyerupai bentuk benang semula.
b. Ciri serat protein:
Benangnya sukar terbakar, sedangkan nyalanya akan padam apabila dikeluarkan dari sumber nyala.
Berbau seperti rambut terbakar.
Bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
Ciri pembakaran filament, sutera yang diperberat nyalanya berpijar, berbau seperti rambut terbakar
(merangsang) meninggalkan abu yang halus berbentuk batang. Perbedaan antara serat wol dan serat sutera
yang dibakar adalah serat wol bergelombang sedang, serat sutera licin, berkilau, dan lembut.

c. Ciri serat termoplastik:


Nylon
Bila didekatkan pada nyala api menjadi kering dan menyusut
Bila dibakar, menjalarnya lambat dan tidak menyala hanya meleleh
Meninggalkan bentuk lingkaran yang keras, berwarna coklat
Berbau enak Polyester
Bila didekatkan pada nyala api, melebur dan menyusut
Dalam nyala terbakar lambat dan meleleh
Bila dikeluarkan dari nyala biasanya padam sendiri
Berbau zat kimia
Meninggalkan lingkaran yang keras, berwarna hitam, dan liat

d. Ciri-ciri serat mineral:


Bila didekatkan pada nyala api, tidak dapat terbakar
Dalam menyala tidak dapat meleleh bercahaya terang
Sesudah diambil dari nyala bekasnya tidak berubah, tak berbau dan berwarna hitam

Anda mungkin juga menyukai