Anda di halaman 1dari 7

AKADEMI GIZI ANDALUSIA

MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI


NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016

NUTRITION CARE PROCESS (PAGT) PADA PASIEN PENURUNAN KESADARAN AKIBAT INFEKSI
PERITONITIS APPENDICITIS DI RUANG ICU RSCM

PATOFISIOLOGI PENYAKIT
 Patofisiologi appendicitis dimulai dengan terjadinya obstruksi (sumbatan dalam usus) atau
infeksi pada saluran apendiks. Sumbatan bisa berupa feses yang mengeras atau cacing.
 Sumbatan pada saluran appendiks akan menekan saluran limfoid sehingga cairan limfoid tidak
lancar. Cairan limfoid akan merembes kedalam lumen appendix.
 Terjadi infeksi akibat feses dan perembesan cairan limfoid yang menjadi media pertumbuhan
bakteri.
 Tekanan pada lumen appendiks meningkat akibat perembesan cairan limfoid akan menekan
vena, menyebabkan penurunan aliran darah yang mengalir melalui dinding organ.
 Aliran darah yang terganggu menyebabkan jaringan usus kekurangan pasokan darah sehingga
menyebabkan infark (daerah matinya jaringan akibat kurangnya pasokan darah) dan gangren
(infark septik-bakterial. Infeksi bakteri pada daerah infark).
 Proses ini berlajut sampai dinding otot pada usus menjadi tipis dan akhirnya pecah.
 Kerusakan sel appendiks memudahkan pertumbuhan bakteri dan menginvasi jaringan-jaringan
disekitarnya sehingga terjadinya inflamasi ke peritoneum mengakibatkan peritonitis
(peradangan pada membran rongga perut).

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. HM
Tanggal Lahir : 31 Desember 1948
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Pria
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani dan penggarap
Tanggal Masuk : 26 Oktober 2019
Diagnosis Medis: Peritonitis Appendicitis

RIWAYAT PENYAKIT
- Keluhan nyeri perut dibagian bawah kanan ulu hati
- Tidak BAB selama 3 hari sebelum masuk RS
- Mengkonsumsi parasetamol untuk meredakan sakit
- Tidak ada riwayat DM atau hipertensi
AKADEMI GIZI ANDALUSIA
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016

HASIL SKRINING GIZI

Critical 3, luka bakar

Skor akhir :3
Interpretasi : Berisiko malnutrisi

RIWAYAT PERSONAL
- Makan 1-2 kali sehari.
- Tidak ada makanan yang dihindari.
- Konsumsi kopi 3-4 kali sehari. (150-200cc/porsi).
- Merokok 2-3 bungkus sehari.
- Tulang punggung keluarga
- Aktivitas normal dan mandiri
- Tidak berolahraga
- Tidak melakukan diet khusus.
- Tidak ada alergi makanan.

RIWAYAT POLA MAKAN (Sekali makan)


- Nasi/penukar 1-1½porsi.
- Ayam/ikan/penukar 1 porsi.
- Tempe/tahu/penukar 1 porsi.
- Sayur/penukar ½ - ¼ porsi.
- Buah 1-2kali seminggu.
- Selingan berupa kue 2-3kali seminggu.
AKADEMI GIZI ANDALUSIA
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016

TERAPI MEDIS
- Fentanyl : Untuk meredakan nyeri yang hebat, seperti akibat kanker atau operasi.
Obat ini juga bisa digunakan sebagai obat bius atau obat tambahan
untuk meningkatkan efek obat bius saat operasi.
- Metamizole : Obat analgetik-antipiretik. Untuk antinyeri sekaligus antid emam.
- Lansoprazole : Obat untuk menurunkan produksi asam lambung, mengatasi gangguan
pada lambung seperti tukak lambung, GERD (gastro esophageal reflux
disease), dan sindrom Zollinger-Ellison.
- Ceftriaxone : Untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri yang terjadi pada tubuh,
salah satunya penyakit infeksi bakteri gonore
- Metranidazol : Antibiotik untuk mengobati infeksi, menghentikan pertumbuhan
bakteri dan parasit.
- Asam Traneksamat : Untuk menghentikan perdarahan pada beberapa kondisi, seperti
mimisan, menorrhagia, cedera, prosedur cabut gigi, atau perdarahan
pasca operasi.

ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI SEBELUM MASUK RS


Energi 1230 kkal
Protein 50.6 gr
Lemak 30.5gr
Karbohidrat 188.3gr

DATA ANTROPOMETRI
Usia : 70 Tahun
Berat Badan : 48 kg
Tinggi Badan : 165 cm

IMT : BB/TB2
: 48/(1.65)2
IMT : 17.6
Berdasarkan standar WHO, IMT > 18.5 masuk dalam katergori BB KURANG

BBI : (TB – 100) – [(TB – 100) x 10%]


: (165 – 100) – [(165 – 100) x 10%]
: 65 – 6.5
BBI : 58.5kg
Berat badan pasien dibawah berat badan ideal. Pasien masuk kategori underweight.

Kebutuhan energy (menggunakan Rumus Haris Benedict)


AMB : 65 + (13.7xBB) + (5xTB) – (6.8xU)
: 65 + (13.7x48) + (5x165) – (6.8x70)
: 65 + 657.6 + 825 – 476
: 1071.6
AKADEMI GIZI ANDALUSIA
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016
Aktivitas petani, menggarap. Sebagian besar waktu digunakan untuk aktivitas fisik. Masuk kategori berat.
: 1071.6 x 2.1
AMB : 2250 kkal

Protein : 2250x16%
: 360/4
: 90gr

Lemak : 2250x25%
: 562.5/9
: 62.5gr

Karbohidrat : 2250x59%
: 1327.5/4
: 331.8gr

PERBANDINGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI SEBELUM MASUK RS DENGAN PERHITUNGAN
KEBUTUHAN KONSUMSI ZAT GIZI SEHARUSNYA
KATEGORI
KONSUMSI KEBUTUHAN % TINGKAT
TINGKAT
SEBELUM RS SEHARUSNYA KONSUMSI
KONSUMSI
ENERGI 1230 kkal 2250 kkal 54.7% KURANG
PROTEIN 50.6gr 90 gr 56.2% KURANG
LEMAK 30.5gr 62.5gr 48.8% KURANG
KARBOHIDRAT 188.3gr 331.8gr 56.8% KURANG

Penilaian : Konsumsi energi dan zat gizi pasien jauh dibawah kebutuhan yang diperlukan dilihat
dari pemenuhan tingkat konsumsi energi yang terpenuhi hanya 54.7%, Protein 56.2%, Lemak 48.8%,
Karbohidrat 56.8%. Pasien mengalami malnutrisi kekurangan zat gizi. Pasien juga dikategorikan memiliki
berat badan kurang, dilihat dari hasil IMT hanya 17.6. Menurut standar WHO, IMT >18.5 masuk dalam
kategori KURUS/BERAT BADAN KURANG.
AKADEMI GIZI ANDALUSIA
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016

DATA BIOKIMIA
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN
Sel dalam darah
HB 15.3 13.0 – 17.0gr/dL NORMAL
Leukosit 7.4 4.0 – 10.00 M/µL NORMAL
Hematokrit 45.0 40.0 – 54.0 % NORMAL
Trombosit 166 150.0 – 500.0 M/ µL NORMAL
Glukosa Darah
GDS 81 140mg/dL RENDAH
2
GFR 27.2 ≥90ml/mnit/1.73m RENDAH
Fungsi Ginjal
Ureum 159 15 – 40mg/dL TINGGI
Creatinin 1.69 0.5 – 1.5mg/dL TINGGI
Fungsi Hati
SGOT 136 <38 TINGGI
SGPT 114 <41 TINGGI
Albumin 2.8 3.4 – 5gr/dL RENDAH
Elektrolit
Kalium 4.1 3.3 – 5.4 mmol/L NORMAL
Natrium 138 132 – 147 mmol/L NORMAL
Klorida 113 94 – 111 mmol/L NORMAL
Interpretasi : Hasil pemeriksaan menunjukan adanya masalah pada fungsi ginjal, dilihat dari kadar
ureum dan keratinin diatas nilai normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pendarahan dan
sumbatan dalam saluran cerna. Selain itu hasil pemeriksaan juga menunjukan adanya masalah pada
fungsi hati dilihat dari hasil tes SGOT dan SGPT diatas nilai normal, sedangkan kadar albumin rendah
menunjukan pasien mengalami Hipoalbuminemia.

FISIK KLINIK
Fisik : Kurus
Penurunan berat badan 6-10kg
Terdapat luka bakar

DIAGNOSIS GIZI
 NI.2.1. Asupan oral tidak adekuat.
Berkaitan dengan nafsu makan kurang, ditandai dengan hasil recall energi : 54.7%, Protein
56.2%, Lemak 48.8%, Karbohidrat 56.8%, (rata-rata tingkat konsumsi makan : 54%, termasuk
kategori kurang)
 NI.5.1 Peningkatan kebutuhan protein
Berkaitan dengan penyakit pasien, ditandai dengan asupan protein kurang (56.2%),
hipoalbuminemia.
 NC.1.4 Gangguan fungsi Gastrointestinal.
Berkaitan dengan penyakit Peritonitis. Ditandai dengan rasa nyeri di perut (S/S).
AKADEMI GIZI ANDALUSIA
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016
 NC.3.1. Berat badan kurang/ underweight.
Berkaitan dengan malnutrisi, ditandai dengan hasil BBA 48kg, BBI 58.5kg. IMT 17.6 (IMT >18.5 =
BB KURANG)
 NB.1.6. Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi.
Berkaitan dengan pola makan pasien, ditandai dengan kurangnya asupan energi,protein dan
serat.

INTERVENSI GIZI
TUJUAN :
- Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh.
- Memberikan dukungan gizi enteral tinggi protein sehingga meningkatkan asupan protein untuk
meningkatkan kadar albumin dalam darah.
- Memberikan makanan yang tidak memperberat fungsi pencernaan, sehingga keluhan nyeri
perut berkurang

PRINSIP DIET :
- Energi Tinggi, Protein Tinggi (ETPT).
- Kebutuhan energi 40-45kkal/KgBB pada pasien, ditambah faktor stress sebesar 15% dari AMB.
- Protein sebesar 1.5-2.0gr/KgBB.
- Lemak sebesar 20-25% dari energi total.
- Cukup vitamin dan mineral
- Pemberian makanan bertahap sesuai dengan kondisi pasien, mulai dari diet makanan cair jernih,
dikombinasikan dengan makanan parenteral, diet makanan cair kental lunak.
- Frekuensi pemberian makan sering dan dalam porsi kecil, makanan mudah cerna.
- Memenuhi kebutuhan asupan cairan.
- Jalur makanan (oral/eternal) sesuai dengan kondisi pasien dan kemampuan mengkonsumsi.

RENCANA DIET
Energi 2108kkal
Protein(20%) 105.5gr
Lemak (16%) 37.4gr
Karbohidrat (64%) 337.2gr

JENIS MAKANAN:
- Makanan cair jernih, makanan yang diberikan berikan air putih, teh manis atau cairan lain.
- Makanan cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu dan puding rata-rata
delapan sampai sepuluh kali sehari selama pasien tidak tidur.
- Makanan saring, ditambah susu dan biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari.
Selain itu, dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak
dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.
- Makanan lunak, dibagi dalam tiga kali makanan lengkap dan satu kali makanan selingan
AKADEMI GIZI ANDALUSIA
MATA KULIAH : DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI
NAMA MAHASISWA : IRENE ORNELLA
NIK : 1913411016
RENCANA KONSULTASI GIZI
- Memberikan edukasi pemahan kepada keluarga tentang pentingnya mencukupi asupan gizi
berkaitan dengan kondisi pasien.
- Memberikan motivasi kepada pasien untuk mencukupi asupan energi dan menghabiskan
makanan.
- Memberikan informasi tahapan pemberian makanan yang akan diterima pasien selama di RS.
- Memberikan edukasi pentingnya asupan energi dan gizi untuk membantu proses penyembuhan.
- Memberikan edukasi bahan makanan sumber energi dan protein.

MONITORING DAN EVALUASI


MONITOR PROGRESS:
- Mengecek kepatuhan/kolaborasi terhadap rencana.
- Mengecek kesesuaian implementasi dengan rencana.

MENGUKUR OUTCOME :
- Antropometri : Berat badan sebelum dan sesudah dilakukan diet.
- Biokimia : Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT
- Klinis dan fisik : Tekanan darah, edema, mual , dan nyeri.
- Dietary : Asupan makanan (energi, protein, dan pemenuhan kebutuhan cairan).

EVALUASI:
- Membandingkan parameter sesudah dengan sebelum diet. Membandingkan gejala dan tanda
sebelum dan sesudah diet.
- Melakukan pencatatan setiap hari untuk memantau perubahan.
- Melakukan penilaian.
- Bila ada perubahan dilanjutkan. Bila tidak ada perubahan, direncanakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai