Anda di halaman 1dari 12

Tonsilitis

Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti kepaniteraan klinik senior

bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher (THT)

RSUD Dr. Pirngadi Medan

Disusun oleh:

Vilin Septaria Ratina 71180891078

Pemimbing:

KSMILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN


KEPALA LEHER (THT)

RSUD Dr. PIRNGADI


MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Tonsilitis” guna memenuhi persyaratan
Kepaniteraan Klinik Senior di KSM Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
Leher (THT) RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di KSM
Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher (THT) RSUD DR. Pirngadi
Medan.
Penulis menyadari bahwa paper ini memiliki banyak kekurangan baik dari kelengkapan
teori maupun penuturan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun untuk kesempurnaan paper ini. Harapan penulis semoga paper ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 11 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2
2.1 Anatomi Tonsil.................................................................................................................2
2.1.1 Sistem Peredaran Darah Tonsil..................................................................................2
2.1.2 Sistem PersarafanTonsil............................................................................................3
2.2 Fisiologi Tonsil.................................................................................................................3
2.3 Tonsilitis...........................................................................................................................3
2.3.1 Definisi Tonsilitis......................................................................................................3
2.3.2 Patofisiologi...............................................................................................................4
2.3.3 Gejala Klinis..............................................................................................................4
2.3.4 Kriteria Diagnostik Tonsilitis....................................................................................5
2.3.5 Penatalaksanaan.........................................................................................................7
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tonsil dikenal di masyarakat sebagai penyakit amandel, merupakan penyakityang


sering di jumpai di masyarakat sebagian besar terjadi pada anak-anak. Namun
tidakmenutupkemungkinan terjadi pada orang dewasa, dan masih banyak masyarakat
yangbelum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

Tonsilitis adalah radang yang terjadi pada tonsil palatina dan dapat mengenai
semuaperingkat umur terutamanya anak-anak. Sekitar 80% kasus tonsilitis disebabkan oleh
infeksi virus, umumnya menyerang anak-anak mulai dari usia 4 tahun sampai dewasa muda
(antara 15-25 tahun).1Infeksi tonsilitis dapat menyebar melalui udara, tangandan ciuman.
Tonsilitis terbagi dua berdasarkan waktu berlangsungnya penyakit, yaitu tonsilitisakut pada
keluhan penyakit yang berlangsung kurang dari tiga minggu dan tonsilitis kronispada keluhan
penyakit yang berlangsung lebih dari tiga bulan ataupun menetap. Faktor risikoterjadinya
tonsilitis kronis adalah akibat dari pajanan menahun terhadap asap rokok, tidakmenjaga
kebersihan mulut, kelelahan, perubahan cuaca ataupun pengobatan tonsilitis akut yangtidak
tuntas.1

Secara umum, penatalaksanaan tonsilitis kronis dibagi dua, yaitu konservatifdan


operatif. Terapi konservatif dilakukan untuk mengeliminasi kausa, yaitu infeksi,
danmengatasi keluhan yang mengganggu. Bila tonsil membesar dan menyebabkan
sumbatanjalan napas, disfagia berat, gangguan tidur, terbentuk abses, atau tidak berhasil
denganpengobatan konvensional, maka operasi tonsilektomi perlu dilakukan. Jika
penyebabnyabakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika
mengalamikesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.4

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Tonsil


Tonsil berbentuk oval, tipis terletak pada bagian samping belakang orofaringdalam
fossa tonsilaris atau sinus tonsilaris. Bagian atas fossa tonsilaris kosongdinamakan fossa
supratonsiler yang merupakan jaringan ikat longgar. Berat tonsilpada laki-laki berkurang
dengan bertambahnya umur, sedangkan pada wanita beratbertambah pada masa pubertas dan
kemudian menyusut kembali.2

Permukaan lateral tonsil meletak pada fascia faring yang sering juga disebutcapsula
tonsil. Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyaicelah yang
disebut kriptus. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel squamous yangjuga meliputi kriptus.
Didalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitelyang terlepas, bakteri dan sisa
makanan. Kripta pada tonsil palatina lebih besar,bercabang dan berlekuk-lekuk dibandingkan
dengan sistem limfoid lainnya, sehinggatonsil palatina lebih sering terkena penyakit. Selama
peradangan akut, kripta dapatterisi dengan koagulum yang menyebabkan gambaran folikuler
yang khas padapermukaan tonsil.2

2.1.1 Sistem Peredaran Darah Tonsil


Tonsil mendapatkan peredaran darah dari arteri tonsilaris yang merupakancabang dari
arteri maksilaris eksterna dan arteri palatina asenden. Arteri tonsilarisberjalan ke atas pada
bagian luar m. konstriktor faringeus superior. Arteri palatinaasenden masuk tonsil melewati

2
3

pinggir atas atas m. konstriktor faringeus. Tonsil jugamendapatkan peredaran darah dari arteri
lingualis dorsalis dan arteri palatinadesenden.2

2.1.2 Sistem PersarafanTonsil


Persarafan tonsil berasal dari saraf trigeminus dan saraf glossopharingeus.Nervus
trigeminus mempersarafi bagian atas tonsil melalui cabangnya yangmelewati ganglion
sphenopaltina yaitu n. palatina. Bagian bawah tonsil dipersarafi n.glossopharingeus.2

2.2 Fisiologi Tonsil


Tonsil merupakan bagian dari sistem limfatik yang berperan dalamimunitas, bersama
dengan tonsil lingual dan tonsil palatine membentukcincin Waldeyer selaku agregat limfoid
pertama pada saluran aerodiestif.Tonsil akan menghasilkan limfosit dan aktif mensintesis
immunoglobulinsaat terjadinya infeksi di tubuh. Tonsil akan membengkak saat
beresponterhadap infeksi.3

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfoid yangmengandung


sel limfosit, 0,1-0,2% dari kesuluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa.Proporsi limfosit B
danT pada tonsil adalah 50%:50%, sedangkan di darah 55-75%:15-30%.Pada tonsil terdapat
sistem imun kompleks yang terdiri atas sel M (sel membran), makrofag,sel dendrit dan
antigen presenting cells) yang berperan dalam proses transportasi antigen kesel limfosit
sehingga terjadi APCs (sintesis immunoglobulin spesifik). Juga terdapat sellimfosit B,
limfosit T, sel plasma dan sel pembawa Ig G. Tonsil merupakan organ limfatiksekunder yang
diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi.Tonsil
mempunyai dua fungsi utama yaitu menangkap dan mengumpulkan bahan asingdengan
efektif dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T denganantigen
spesifik..3

2.3 Tonsilitis

2.3.1 Definisi Tonsilitis


Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari Cincin
Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga
mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil
pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring / Gerlach’s tonsil).5
4

2.3.2 Patofisiologi
Penyebab infeksi melalui udara (air borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi
pada semua umur, terutama pada anak.Mula-mula infilttrasi pada lapisan epitel. Bila epitel
terkikis,maka jaringan limpofid superficial menandakan reaksi, terdapatpembendungan
radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonukuler.Proses ini secara klinis tampak pada
kriptus tonsil yang berisi bercakkuning disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan
leukosit, bakteridan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadipembengkakan
atau pembesaran tonsil ini, nyeri menelan, disfalgia.4,5

Kadang apabila terjadi pembesaran melebihi uvula dapat menyebabkankesulitan


bernafas.Apabila kedua tonsil bertamu pada garis tengah yang disebutkidding tonsil dapat
terjadi penyumbatan pengaliran udara dan makanan.Komplikasi yang sering terjadi akibat
disflagia dan nyeri saat menelan,klien akan mengalami malnutrisi yang ditandai dengan
gangguantumbuh kembang, malaise, mudah mengantuk. Pembesaran adenoidmungkin dapat
menghambat ruang samping belakang hidung yangmembuat kerusakan lewat udara dari
hidung ke tenggorokan, sehinggaakan bernafas melalui mulut. Bila bernafas terus lewat
mulut makamukosa membrane dari orofaring menjadi kering dan teriritasi, adenoidyang
mendekati tuba eustachus dapat meyumbat saluran mengakibatkanberkembangnya otitis
media.4,5

2.3.3 Gejala Klinis


Terdapat beberapa macam tonsilitis:5,6,7

1. Tonsilitis Akut
a. Tonsilitis viral
Gejala tonsilitis viral lebih menyerupai commond cold yang disertai rasanyeri
tenggorok. Virus Epstein Barr adalah penyebab paling sering.
Hemofilusinfluenzae merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi
infeksivirus coxschakie,maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-
lukakecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan klien.
b. Tonsilitis bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A Streptokokus, βhemolitikus
yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus, Streptokokusviridan,
Streptokokus piogenes. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringantonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukositpolimorfonuklear sehingga
5

terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis akut dengandetritus yang jelas disebut


tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus inimenjadi satu, membentuk alur-
alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.
2. Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis difteri
Tonsilitis difteri merupakan tonsilitis yang disebabkan kumanCorynebacterium
diphteriae. Penularannya melalui udara, benda ataumakanan yang terkontaminasi.
Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak-anakberusia kurang dari 10 tahun
frekuensi tertinggi pada usia 2 sampai 5 tahun.
b. Tonsilitis septik
Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus yang terdapatdalam
susu sapi.
c. Angina plaut vincent ( stomatitis ulsero membranosa )
Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau triponema
yangdidapatkan pada penderita dengan hygiene mulut yang kurang dan
defisiensivitamin C.
d. Penyakit kelainan darah
Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan
infeksimononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membran semu.
Gejalapertama sering berupa epistaksis, perdarahan di mukosa mulut, gusi dan di
bawahkulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan.
e. Tonsilitis Kronik
Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok,beberapa
jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahanfisik dan
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.

2.3.4 Kriteria Diagnostik Tonsilitis


1. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksan pada tonsil akan didapati tonsil hipertrofi, tetapikadang-kadang


atrofi, hiperemi dan edema yang tidak jelas.Didapatkan detritus atau detritus baru tampak jika
tonsil ditekandengan spatula lidah. Kelenjar leher dapat membesar tetapi tidakterdapat nyeri
tekan.4,5,6

Ukuran tonsil pada tonsillitis krobik dapat membesar ( hipertrofi)atau atrofi. Thane &
Cody membagi pembesaran tonsil dalamukuran T1 – T4 :
6

 T1 = batas medial tonsil meleati pilar anterior sampai ¼ jarakpilar anterior uvula.
 T2 = batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvulasampai ½ jarak pilar
anterior-uvula.
 T3 = batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvulasampai ¾ jarak pilarr
anterior-uvula.
 T4 = batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvulaatau lebih

2.

Pemeriksaan Penunjang

Tes masase tonsil : salah satu tonsil digosok-gosok selamakurang lebih 5 menit
dengan kain kasa, jikalau 3 jam kemudiandidapati kenaikan leukosit lebih dari 10.000/mm³
atau kenaikanlaju endap darah ( LED) lebih dari 10 mm dibandingkan sebelumtes dilakukan,
maka tes dianggap positif.4

Penyinaran dengan UKG : tonsil mendapat UKG selama 10menit dan 4 jam kemudian
diperiksa jumlah leukosit dan LED.Jika terdapat kenaikan jumlah leukosit lebih dari
2000/mm³ ataukenaikan LED lebih dari 10 mm dibandingkan sebelum tesdilakukan, maka tes
dianggap positif.4

Tes hialuronidase : periksa terlebih dahulu jumlah leukosit, LEDdan temperature oral.
Injeksikan hialuronidase ke dalam tonsil.Satu jam setelah diinjeksi, jika didaptai kenaikan
temperature0,30C, kenaikan jumlah leukosit lebih dari 1000/mm³ sertakenaikan LED lebih
dari 10 mm maka tes ini dianggap positif.4
7

2.3.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan tonsilitis akut :4.5,9,10
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau
obat isap dengan desinfektan. Pilihan antibiotik yang dapat diberikan adalah
antibiotik golongan Penicilin contohnya:
 Dosis dewasa: Penicilin 500 mg PO BID selama 10 hari, atau Amoxicilin
500 mg PO per 12 am selama 10 hari
 Dosis anak: Penicilin 25-50 mg/kg/hari dibagi per 6 am selama 10 hari
 Jika alergi terhadap penicilin dapat digantikan dengan: Azithromycin 500
mg PO selama 5 hari atau Erythromycin 500 mg PO selama 10 hari, atau
clindamycin 7 mg/kg/hari dalam tiga dosis terbagi (maksimal 10 g/hari)
selama 10 hari
b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid
untukmengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasikantung selama 2 sampai 3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok
3 kalinegatif.
d. Pemberian antipiretik
2. Penatalaksanaan tonsillitis kronik :4.5,9
a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap.
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau
terapikonservatif tidak berhasil.
BAB III

KESIMPULAN

Tonsilitis, atau yang sering disebut dengan radang amandel, adalah peradangan dan
pembengkakan yang terjadi pada amandel. Peradangan umumnya disebabkan oleh infeksi.
Tanda-tanda dan gejala yang umumnya muncul ketika terjadi peradangan pada amandel
adalah sakit tenggorokan, kesulitan menelan, serta pembengkakan kelenjar getah bening pada
salah satu atau kedua sisi leher.

Penatalaksanaan tonsilitis akut :

a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat


kumuratau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan
eritromisin atauklidomisin.
b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid
untukmengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasikantung selama 2 sampai 3 minggu atau sampai hasil usapan
tenggorok 3 kalinegatif.
d. Pemberian antipiretik

Penatalaksanaan tonsillitis kronik

a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap.
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau
terapikonservatif tidak berhasil.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Shah U. Tonsillitis and Peritonsillar Abscess. 2018. https://emedicine.


medscape.com/article/871977-overview#a5
2. Herawati S, Rukmini S. Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung tenggorokan :
Anatomi Faring. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.2004 : 13-5
3. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2.Jakarta;EGC
4. Klarisa C& Fardizza F . Kapita Selekta Ed. 4 : Tonsilitis. Jakarta : MediaAesculapius.
2014: 1067
5. Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi adenoid.Buku Ajar
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Jakarta: BadanPenerbit FKUI. 2011.
hlm. 217-25.
6. Jackie Anderson; Elizabeth Paterek. Tonsillitis. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544342/
7. Miss A Bartlett, Miss S Bola, Surg Lt Cdr R Williams. Acute tonsillitis and its
complications: an overview. Journal of the Royal Naval Medical Service. 2015.
https://www.researchgate.net/publication/281170544
8. Udayan K Shah, Meghan Crawley.Tonsillitis and Pharyngitis Empiric Therapy. 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/2011856-overview
9. Jochen P. Windfuhr1, Nicole Toepfner, Gregor Steffen, Frank Waldfahrer, Reinhard
Berner. Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical
management. Eur Arch Otorhinolaryngol. 2016.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7087627/pdf/405_2015_Article_387
2.pdf
10. Yanti, Lisa Apri. Penyakit Tonsilitis. Kemenkes: Direktorat Jendral Pelayanan
Kesehatan. 2019.http://www.yankes.kemkes.go.id/read-penyakit-tonsilitis-7084/

Anda mungkin juga menyukai