Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti kepaniteraan klinik senior
Disusun oleh:
Pemimbing:
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Tonsilitis” guna memenuhi persyaratan
Kepaniteraan Klinik Senior di KSM Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
Leher (THT) RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di KSM
Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher (THT) RSUD DR. Pirngadi
Medan.
Penulis menyadari bahwa paper ini memiliki banyak kekurangan baik dari kelengkapan
teori maupun penuturan bahasa. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun untuk kesempurnaan paper ini. Harapan penulis semoga paper ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2
2.1 Anatomi Tonsil.................................................................................................................2
2.1.1 Sistem Peredaran Darah Tonsil..................................................................................2
2.1.2 Sistem PersarafanTonsil............................................................................................3
2.2 Fisiologi Tonsil.................................................................................................................3
2.3 Tonsilitis...........................................................................................................................3
2.3.1 Definisi Tonsilitis......................................................................................................3
2.3.2 Patofisiologi...............................................................................................................4
2.3.3 Gejala Klinis..............................................................................................................4
2.3.4 Kriteria Diagnostik Tonsilitis....................................................................................5
2.3.5 Penatalaksanaan.........................................................................................................7
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tonsilitis adalah radang yang terjadi pada tonsil palatina dan dapat mengenai
semuaperingkat umur terutamanya anak-anak. Sekitar 80% kasus tonsilitis disebabkan oleh
infeksi virus, umumnya menyerang anak-anak mulai dari usia 4 tahun sampai dewasa muda
(antara 15-25 tahun).1Infeksi tonsilitis dapat menyebar melalui udara, tangandan ciuman.
Tonsilitis terbagi dua berdasarkan waktu berlangsungnya penyakit, yaitu tonsilitisakut pada
keluhan penyakit yang berlangsung kurang dari tiga minggu dan tonsilitis kronispada keluhan
penyakit yang berlangsung lebih dari tiga bulan ataupun menetap. Faktor risikoterjadinya
tonsilitis kronis adalah akibat dari pajanan menahun terhadap asap rokok, tidakmenjaga
kebersihan mulut, kelelahan, perubahan cuaca ataupun pengobatan tonsilitis akut yangtidak
tuntas.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Permukaan lateral tonsil meletak pada fascia faring yang sering juga disebutcapsula
tonsil. Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyaicelah yang
disebut kriptus. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel squamous yangjuga meliputi kriptus.
Didalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitelyang terlepas, bakteri dan sisa
makanan. Kripta pada tonsil palatina lebih besar,bercabang dan berlekuk-lekuk dibandingkan
dengan sistem limfoid lainnya, sehinggatonsil palatina lebih sering terkena penyakit. Selama
peradangan akut, kripta dapatterisi dengan koagulum yang menyebabkan gambaran folikuler
yang khas padapermukaan tonsil.2
2
3
pinggir atas atas m. konstriktor faringeus. Tonsil jugamendapatkan peredaran darah dari arteri
lingualis dorsalis dan arteri palatinadesenden.2
2.3 Tonsilitis
2.3.2 Patofisiologi
Penyebab infeksi melalui udara (air borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi
pada semua umur, terutama pada anak.Mula-mula infilttrasi pada lapisan epitel. Bila epitel
terkikis,maka jaringan limpofid superficial menandakan reaksi, terdapatpembendungan
radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonukuler.Proses ini secara klinis tampak pada
kriptus tonsil yang berisi bercakkuning disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan
leukosit, bakteridan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadipembengkakan
atau pembesaran tonsil ini, nyeri menelan, disfalgia.4,5
1. Tonsilitis Akut
a. Tonsilitis viral
Gejala tonsilitis viral lebih menyerupai commond cold yang disertai rasanyeri
tenggorok. Virus Epstein Barr adalah penyebab paling sering.
Hemofilusinfluenzae merupakan penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi
infeksivirus coxschakie,maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak luka-
lukakecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan klien.
b. Tonsilitis bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A Streptokokus, βhemolitikus
yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus, Streptokokusviridan,
Streptokokus piogenes. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringantonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukositpolimorfonuklear sehingga
5
Ukuran tonsil pada tonsillitis krobik dapat membesar ( hipertrofi)atau atrofi. Thane &
Cody membagi pembesaran tonsil dalamukuran T1 – T4 :
6
T1 = batas medial tonsil meleati pilar anterior sampai ¼ jarakpilar anterior uvula.
T2 = batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvulasampai ½ jarak pilar
anterior-uvula.
T3 = batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvulasampai ¾ jarak pilarr
anterior-uvula.
T4 = batas medial tonsil melewati ¾ jarak pilar anterior-uvulaatau lebih
2.
Pemeriksaan Penunjang
Tes masase tonsil : salah satu tonsil digosok-gosok selamakurang lebih 5 menit
dengan kain kasa, jikalau 3 jam kemudiandidapati kenaikan leukosit lebih dari 10.000/mm³
atau kenaikanlaju endap darah ( LED) lebih dari 10 mm dibandingkan sebelumtes dilakukan,
maka tes dianggap positif.4
Penyinaran dengan UKG : tonsil mendapat UKG selama 10menit dan 4 jam kemudian
diperiksa jumlah leukosit dan LED.Jika terdapat kenaikan jumlah leukosit lebih dari
2000/mm³ ataukenaikan LED lebih dari 10 mm dibandingkan sebelum tesdilakukan, maka tes
dianggap positif.4
Tes hialuronidase : periksa terlebih dahulu jumlah leukosit, LEDdan temperature oral.
Injeksikan hialuronidase ke dalam tonsil.Satu jam setelah diinjeksi, jika didaptai kenaikan
temperature0,30C, kenaikan jumlah leukosit lebih dari 1000/mm³ sertakenaikan LED lebih
dari 10 mm maka tes ini dianggap positif.4
7
2.3.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan tonsilitis akut :4.5,9,10
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau
obat isap dengan desinfektan. Pilihan antibiotik yang dapat diberikan adalah
antibiotik golongan Penicilin contohnya:
Dosis dewasa: Penicilin 500 mg PO BID selama 10 hari, atau Amoxicilin
500 mg PO per 12 am selama 10 hari
Dosis anak: Penicilin 25-50 mg/kg/hari dibagi per 6 am selama 10 hari
Jika alergi terhadap penicilin dapat digantikan dengan: Azithromycin 500
mg PO selama 5 hari atau Erythromycin 500 mg PO selama 10 hari, atau
clindamycin 7 mg/kg/hari dalam tiga dosis terbagi (maksimal 10 g/hari)
selama 10 hari
b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid
untukmengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasikantung selama 2 sampai 3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok
3 kalinegatif.
d. Pemberian antipiretik
2. Penatalaksanaan tonsillitis kronik :4.5,9
a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap.
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau
terapikonservatif tidak berhasil.
BAB III
KESIMPULAN
Tonsilitis, atau yang sering disebut dengan radang amandel, adalah peradangan dan
pembengkakan yang terjadi pada amandel. Peradangan umumnya disebabkan oleh infeksi.
Tanda-tanda dan gejala yang umumnya muncul ketika terjadi peradangan pada amandel
adalah sakit tenggorokan, kesulitan menelan, serta pembengkakan kelenjar getah bening pada
salah satu atau kedua sisi leher.
a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap.
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau
terapikonservatif tidak berhasil.
8
DAFTAR PUSTAKA