Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATA KULIAH DIGITAL MARKETING

DAMPAK DIGITAL MARKETING PADA BAURAN PEMASARAN

Oleh :

Kelompok 4

Ni Putu Indah Berliana 1807531014

I Gusti Agung Candrika Mahadewi 1807531017

Kelas EMA 437 (CP1)

Dosen : Dr. Ni Made Asti Aksari, SE., M.Bus

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
POKOK BAHASAN :
A. Saluran Distribusi
B. Promosi
C. Pembahasan Kasus Adopsi Media Sosial pada UKM Sektor Kuliner Bali

PEMBAHASAN:
A. SALURAN DISTRIBUSI
Saluran distribusi ini erat kaitannya dengan variabel tempat (place) dalam bauran
pemasaran. Pada saluran offline, place bertujuan untuk memperluas ketersediaan produk
dengan adanya pengurangan terhadap biaya inventaris, pengangkutan dan penyimpanan.
Sedangkan pada saluran online, tempat menjadi kurang jelas karena berhubungan pula
dengan promosi dan kemitraan. Terkait dengan tempat dan promosi, penting bagi kita
untuk mengetahui lebih dalam mengenai dua hal tersebut agar distribusi yang kita
lakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk itu, ada beberapa hal yang akan
dibahas terkait materi ini, yaitu:
1. Tempat pembelian
2. Struktur saluran baru
3. Konflik saluran
4. Organisasi virtual

1. TEMPAT PEMBELIAN
Untuk pemasaran secara digital, tempat pembelian (toko offline) memang tidak terlalu
berperan penting karena tanpa adanya tempat pembelian ini pun, kegiatan pemasaran
digital dapat dilakukan. Namun untuk pemasaran secara offline, tempat pembelian
akan sangat berguna untuk pemasaran produknya. Menurut Evans dan Wurster
(1999), terdapat tiga aspek 'keunggulan navigasi' yang merupakan kunci untuk
mencapai keunggulan kompetitif secara online, yaitu:
a. Jangkauan
Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak konsumeng yang dapat terhubung dan
produk yang dapat ditawarkan ke mereka.
b. Kekayaan
Kekayaan berkaitan dengan seberapa lengkap dan mendalamnya informasi yang
perusahaan tahu mengenai konsumen, mapun informasi yang konsumen tahu
tentang suatu perusahaan.
c. Afiliasi
Afiliasi mengacu kepada kepentingan yang diwakili oleh perusahaan (apakah
konsumen atau pemasok), serta mengacu pada pentingnya membentuk kemitraan
yang tepat agar nantinya dapat bekerja sama dengan baik.

 Sindikasi
Umumnya, sindikasi ini mengarah kepada sebuah kutipan dari buku yang
dicantumkan dalam sebuah publikasi. Secara online, sindikasi berkaitan dengan
peluang yang bisa dijadikan sebagai pendapatan tambahan oleh pemilik konten
online dengan cara menerbitkan kembali konten pihak ketiga, baik melalui feed,
pertukaran data, maupun meningkatkan kehadiran seitus perusahaan di situs mitra
yang diharapkan akan berujung pada adanya kunjungan konsumen ke situs
perusahaan.
 Mekanisme Pembayaran – Tempat Pembelian
Mekanisme pembayaran yang efektif akan memudahkan konsumen dalam
melakukan pembayaran, disamping membuatnya merasa lebih aman. Untuk itu,
penting bagi konsumen untuk memastikan bahwa proses pembayarannya sudah
efektif. Ini juga menjadi PR bagi produsen untuk menyediakan mekanismen
pembayaran yang aman untuk konsumen.
 Lokalisasi
Hal ini dilakukan dengan menyediakan situs lokal, namun juga perlu mendukung
konsumen dari berbagai negara karena perbedaan kebutuhan produk, bahasa, serta
adanya adaptasi budaya.

2. STRUKTUR SALURAN BARU


Struktur saluran baru yang diaktifkan oleh Internet mendorong adanya jenis fenomena
utama yang perlu dikembangkan strategi perusahaan,yaitu:
a. Disintermediasi, berkaitan dengan pertimbangan untuk menjual secara langsung
b. Reintermediasi, berkaitan dengan pengevaluasian yang dilakukan terhadap
perantara baru
c. Penanggulangan, berkaitan dengan pemanfaatan perantara online dengan baik,
seperti misalnya melakukan penggabungan antar perusahaan yang sejenis untuk
lebih memperkuat perusahaan. Misalnya, sekelompok maskapai penerbangan
Eropa telah bergabung untuk membentuk Opodo (www.opodo.com), yang
dimaksudkan untuk melawan perusahaan independen seperti Lastminute.com
(www.lastminute .com) dan eBookers (www.ebookers.com) dalam menawarkan
tarif diskon.

3. KONFLIK SALURAN
Konflik saluran ini erat kaitannya dengan disintermediasi, dimana pada saat
perusahaan melakukan pertimbangan untuk menjual secara langsung guna
meningkatkan keuntungan produk, hal ini bisa menimbulkan konflik pengaturan
distribusi dengan mitra kerja perusahaan. Sebagai contoh, misalnya konflik yang bisa
terjadi karena sekarang ini, supermarket-supermarket sudah semakin berkembang
dengan menjual berbagai macam barang seperti alat kecantikan, obat-obatan, pakaian,
majalah,dan berbagai macam makanan lainnya. Akibatnya, para pengecer lain
menjadi terjepit, sehingga timbullah konflik yang tidak diinginkan. Contoh lain,
dimana konflik ini juga bisa juga terjadi antara produsen dengan perantara. Perantara
selalu berusaha menambah jenis barang baru untuk menarik konsumen lebih banyak
dan menambah laba, sedang produsen selalu berusaha menambah para penyalur atau
perantara untuk memperluas pasar sasaran.
Konflik saluran distribusi ini cenderung tidak akan terjadi pada pasar geografis
baru dan tidak ada agen atau distributor. Hal ini karena perusahaan dapat melakukan
distrubusi melalui internet atau penunjukan agen baru untuk mendukung penjualan
internet (atau bisa jadi kombinasi keduanya). Sedangkan untuk pasar geografis yang
telah memiliki agen dan distributor, maka akan mengalami hal yang lebih kompleks
lagi karena dalam pasar jenis ini memiliki kemungkinan tinggi terjadinya konflik
saluran. Untuk itu, Kumar (1999) mengemukakan ada beberapa opsi strategi ketika
pengaturan pengecer sudah ada, diantaranya:
a. Tidak ada penjualan melalui internet
Hal ini dilakukan baik oleh perusahaan maupun pengecernya dengan asumsi
bahwa jumlah pembelinya belum terlalu luas sehingga dirasa belum perlu
berjualan online.
b. Penjualan internet hanya oleh pengecer
Dimana dalam hal ini, pengecer melakukan penjualan online dengan menjual
produk dari banyak perusahaan sehingga memiliki permintaan gabungan yang
tinggi.
c. Penjualan internet hanya berdasarkan produsen
Namun hal ini biasanya tidak dilakukan oleh produsen yang sudah memiliki
pengecer karena ditakutkan akan penghilangkan penjualan kepada pengecer.
d. Penjualan internet oleh semua
Ini merupakan pilihan yang masuk akal karena di zaman seperti sekarang ini,
dimana e-commerce sudah banyak dikenal oleh masyarakat sehingga mereka
lebih suka berbelanja online.
Menurut Kumar (1999), sejarah menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan
memiliki kecenderungan untuk menggunakan jaringan distribusi yang ada dalam
waktu lama karena perusahaan tidak menginginkan kehilangan penjualan melalui
pengecer tersebut.

4. ORGANISASI VIRTUAL
Organisasi atau perusahaan virtual sebenarnya sama saja dengan organisasi
ataupun perusahaan pada umumnya, namun memang aktivitas di dalamnya lebih
memanfaatkan media internet sebagai perantaranya. Dengan adanya internet, maka
akan semakin sulit untuk mendeskripsikan batas-batas organisasi karena karyawan
dapat bekerja di zona waktu mana pun, dan konsumen dapat membeli produk bahkan
dari penjual yang terbilang jauh dari kediaman konsumen tersebut. Tidak adanya
batasan di dalam organisasi akan membuat perusahaan menjadi lebih responsif dan
fleksibel, serta memiliki pangsa pasar yang lebih besar.
Kraut, dkk (1998) berpendapat bahwa terdapat beberapa karakteristik khusus yang
disarankan untuk organisasi virtual, diantaranya:
a. Proses melampaui batas dari satu bentuk dan tidak dikendalikan oleh hierarki
organisasi tunggal.
b. Proses produksi bersifat fleksibel, dengan berbagai pihak yang terlibat pada waktu
yang berbeda.
c. Pihak-pihak yang terlibat dalam produksi satu produk sering kali tersebar secara
geografis.
d. Koordinasi sangat bergantung pada telekomunikasi dan jaringan data.
Keberadaan jaringan elektronik cenderung mengarah pada virtualisasi karena
memungkinkan tata kelola dan koordinasi transaksi bisnis dilakukan secara efektif
dengan biaya yang lebih rendah. Adanya virtualisasi ini bisa menjadi peluang bagi
perusahaan untuk senantiasa menyediakan layanan dan produk baru kepada
konsumennya.
Azumah et al. (2005) mengemukakan bahwa terdapat tiga tiga tingkatan
perkembangan menuju organisasi elektronik (mengacu kepada UKM), yaitu:
a. Organisasi setengah fusi, dengan cirinya yaitu penggunaan minimal internet dan
teknologi jaringan.
b. Organisasi fusi, dengan ciri penggunaan internet dan jaringan yang berkomitmen
dan intensif teknologi.
c. Organisasi elektronik, dengan ciri penggunaan teknologi sebagai sumber utama
pengelolaan bisnis, mulai dari penerimaan pesanan, sampai saat mengirimkannya
kembali pada konsumen.
Marshall dkk. (2001) memberikan contoh struktur yang berbeda untuk
organisasi virtual, yaitu:
a. Model ko-aliansi, dimana terdapat pembagian upaya dan risiko dengan sama rata
oleh mitra
b. Model aliansi bintang, dimana upaya dan risiko dipusatkan pada satu organisasi
yang menggunakan mitra virtual lain sesuai kebutuhan
c. Model aliansi nilai, berkaitan dengan kemitraan di mana elemen-elemen
dikontribusikan di seluruh rantai pasokan untuk industri tertentu.
d. Model aliansi pasar, mirip dengan aliansi nilai, tetapi lebih cenderung melayani
beberapa pasar yang berbeda.
Adanya kemitraan elektronik ini dapat memberikan pengaruh positif bagi
seluruh bauran pemasaran (dikenal dengan 4P, yaitu Product, Price, Place, dan
Promotion) dengan cara:
a. Periklanan secara online
b. Mempromosikan layanan melalui umpan di mesin pencari perbandingan harga
serta jaringan afiliasi perusahaan
c. Mendapatkan keahlian untuk pemasaran digital jangka pendek melalui web online
d. Penggunaan layanan sistem pembayaran yang aman
e. Analisis kinerja web melalui layanan analisis web online
CONTOH UKM SEKTOR KULINER BALI YANG MENGADOPSI MEDIA SOSIAL

Menikmati makanan tradisional, masyarakat Bali ataupun wisatawan bisa di mana saja.
Pasalnya, jenis menu makanan seperti Rujak Kuah Pindang, Tipat Plecing, dan Rujak
Bulung, ada dihampir setiap destinasi kuliner yang ada di Kota Denpasar. Bahkan, di era
digital seperti saat ini, menu makanan ini bisa dipesan melalui aplikasi kurir online.
DAFTAR PUSTAKA

Chaffey, Dave. 2016. Digital Marketing. United Kingdom: Pearson.

Anda mungkin juga menyukai