Anda di halaman 1dari 5

METRONIDASOL SEBAGAI SALAH SATU OBAT PILIHAN

UNTUK PERIODONTITIS MARGINALIS

Regina Tedjasulaksana
Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Polteklkes Denpasar

Abstract. Marginal periodontitis is one of the periodontal diseases which is


characterized by the presence of periodontal pockets and tooth mobility. The most
predominant bacteria in periodontal disease are anaerobic gram-negative rods such as
Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia
and Bacteroides forsythus. Metronidazole is an bacteriocidal antibiotic that can be used
to treat periodontitis because it can suppress the growth of Actinobacillus
actinomycetemcomitans. Periodontal disease also involves aerobic bacterial infection, so
the combination of metronidazole and amoxicillin is required in marginal periodontitis
therapy. Both of these antibiotics also produce a synergistic effect because amoxicillin
can increase the absorption of metronidazole so the concentration becomes higher in the
gingival sulcus fluid and can reach the limit of MIC (minimum inhibitory concentration).

Keywords : metronidazole, marginal periodontitis

Pendahuluan kegoyangan gigi3. Mikroorganisme plak


dan periodontal merupakan faktor utama
Di Indonesia penyakit gigi dan yang menimbulkan kelainan pada jaringan
mulut yang paling banyak diderita adalah periodontal. Bakteri yang paling dominan
karies atau gigi berlubang dan penyakit pada penyakit periodontal adalah bakteri
periodontal, baik oleh anak-anak maupun anaerob batang gram negatif seperti
dewasa serta prevalensi penyakit Actinobacillus actinomycetemcomitans,
periodontal yang tinggi sering ditemukan porphyromonas gingivalis, Prevotella
pada populasi muda dan dewasa. intermedia dan bacteroides forsythus.
Periodontitis marginalis merupakan salah Bakteri-bakteri ini berperan penting dalam
satu dari penyakit periodontal1. Beberapa perkembangan penyakit periodontal
penelitian menunjukkan bahwa penyakit seperti pembentukan pocket periodontal,
periodontal dikaitkan dengan beberapa kerusakan serat periodontal dantulang
penyakit lain yaitu peradangan. Mengobati alveolar4. Reaksi inflamasi oleh karena
peradangan tidak hanya dapat membantu bakteri-bakteri dalam plak menyebabkan
mengobati penyakit periodontal, tetapi terjadinya penurunan progresif dari
juga dapat membantu memperbaiki periodontal ligament dan alveolar bone,
kondisi peradangan khronis lainnya2. dan akhirnya terjadi mobilitas serta
kehilangan gigi 5.
Pembahasan Penatalaksanaan penyakit periodontal
ini terdiri dari empat tahap yaitu, tahap
Periodontitis marginalis sistemik, tahap higienik, tahap koreksi dan
tahap penunjang. Tahap sistemik
Periodontitis marginalis adalah berhubungan dengan kondisi sistemik
peradangan pada jaringan pendukung gigi penderita yang mungkin mempengaruhi
atau jaringan periodontal yang ditandai atau menyebabkan penyakit periodontal,
dengan adanya pocket periodontal dan yang selanjutnya juga akan berdampak

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 19


pada rencana terapi. Apapun hubungannya dikonversi menjadi nitroso radikal bebas
dengan penyakit sistemik, pada tahap dengan reduksi intraseluler, yang meliputi
sistemik fokus perawatan penyakit transfer elektron untuk kelompok obat
periodontal ditekankan pada masalah nitro. Bentuk obat menjadi sitotoksik dan
infeksi yang selalu terjadi, sehingga perlu dapat berinteraksi dengan molekul DNA
dilakukan pemberian antimikroba , berupa yang menyebabkan hilangnya struktur
pemberian antibiotika secara lokal atau helix DNA dan putusnya untai DNA,
sistemik dan antiseptik. Tahap higienik sehingga terjadi penghambatan sintesa
dari penatalaksanaan penyakit periodontal DNA dan matinya sel. Obat ini aktif
adalah menghilangkan faktor lokal terhadap bakteri hanya dengan
penyebab penyakit periodontal seperti metabolisme anaerob9,10.
plak dan kalkulus dengan cara scaling dan
root planning. Penderita juga harus diberi
instruksi yang benar untuk menjaga
kebersihan mulutnya. Memulihkan
kebersihan mulut yang optimal merupakan
tujuan dari tahap ini. Memperbaiki
kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit
periodontal termasuk dalam tahap koreksi
seperti penyesuaian oklusi dan tindakan
bedah. Setiap penderita yang mengalami
terapi periodontal memerlukan tindak
Sumber : Wolf et al. 2004. Periodontology. 3 rd
lanjut yang terus menerus karena penyakit ed. NewYork : Thieme
periodontal merupakan penyakit khronis
yang perlu dilakukan re-evaluasi6. Farmakokinetik
Metronidasol Obat ini biasanya diabsorbsi
sebanyak 90% setelah pemberian oral,
Metronidasol menunjukkan aktivitas mencapai konsentrasi dalam plasma 8-
anti bakteri terhadap semua kokus anaerob 13µg/ml dalam 0,25 sampai 4 jam
dan basil gram negatif anaerob, termasuk setelah dosis tunggal 500mg. Waktu
berbagai spesies bacteroides, maupun paruh metronidasol dalam plasma sekitar
basil gram positif anaerob pembentuk 8 jam, dan volume distribusinya hampir
spora7. Metronidazol merupakan sama dengan volume distribusi air total
antibiotik bakteriosid yang dapat di dalam tubuh. Metronidasol
digunakan untuk mengobati periodontitis berpenetrasi dengan baik ke dalam
terkait dengan actinobacillus berbagai jaringan dan cairan tubuh,
actinomycetemcomitans8. termasuk sekresi vagina, cairan semen,
air liur, dan air susu ibu. Konsentrasi
Farmakodinamika terapeutik juga tercapai di dalam cairan
serebrospinal7. Metronidazol didistribu-
Metronidazol adalah senyawa sikan secara luas di seluruh tubuh dan
dengan berat molekul rendah yang setelah dosis oral, dapat dideteksi dalam
berdifusi melintasi membran sel saliva dan cairan sulkus gingiva. Setelah
mikroorganisme anaerobik sebagai lima hari dengan dosis 250mg tiga kali
prodrug dan diaktifkan dalam sitoplasma sehari, tingkat metronidazol dalam
bakteri atau organel-organel tertentu cairan sulkus gingiva menunjukkan
dalam protozoa. Molekul metronidazol
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 20
rentang yang jauh lebih besar dan dapat obat-obat seperti simetidin yang
hampir 50% lebih tinggi dari konsentrasi menghambat metabolisme pada
serum11. Lebih dari 75 % metronidasol 14
mikrosom hati . Selama terapi dengan
dieliminasi dalam urin yang sebagian metronidasol, tidak boleh minum alkohol
besar berupa metabolit dan hanya sekitar karena dapat menimbulkan efek
10% ditemukan dalam bentuk tak disulfiram yaitu intosikasi asetaldehida
berubah. Urin dapat berwarna coklat berupa vasodiatasi perifer, muka merah,
kemerahan karena pigmen dari obat. jantung berdebar-debar, dan nyeri
Metabolisme obat ini terutama di hati 12. kepala13.

Dosis dan efek samping Kombinasi metronidasol dan


amoksisilin untuk terapi periodontitis
Dosis untuk pengobatan marginalis
periodontitis adalah 250 mg diberikan
tiga kali sehari selama 8 hari. Efek Periodontitis merupakan infeksi
samping yang ditimbulkan pada terapi berbagai bakteri patogen, sehingga terapi
metronidasol adalah sakit kepala , mual, kombinasi semakin dianggap penting.
mulut kering, dan berasa logam di Terapi kombinasi tersebut termasuk
mulut9. metronidazole - amoksisilin (250mg-
375mg) setiap tiga kali sehari selama
Indikasi delapan hari untuk actinobacillus
actinomycetemcomitans dan berbagai
Obat ini digunakan untuk infeksi infeksi periodontal anaerob15.
yang disebabkan oleh bakteri anaerob Alasan penggunaan kombinasi
kokus dan anaerob batang gram negatif metronidasol dan amoksisilin dalam
termasuk berbagai spesies bacteroides, perawatan periodontal adalah untuk
maupun anaerob batang gram positif mengatasi infeksi yang melibatkan
pembentuk spora7. Metronidasol bakteri berspektrum luas. Metronidasol
menyembuhkan infeksi genital yang mencakup bakteri anaerob dan
disebabkan oleh trikomoniasis, amoksisilin mencakup bakteri fakultatif
amebiasis hati dan giardiasis13. aerob yang terlibat dalam infeksi.
Sehubungan dengan aktifitas Penggunaan kombinasi metronidasol dan
metronidasol terhadap bakteri anaerobik amoksisilin ini dapat menekan
kokus dan bakteri anaerob batang gram pertumbuhan bakteri Actinobacillus
negatif serta positif , maka obat ini juga actinomycetemcomitans,Porphyromonas
digunakan dalam pengobatan penyakit gingivalis, Prevotella intermedia,
periodontal11. Treponema denticola, Treponema
forsythia, dan Fusobacterium nucleatum.
Interaksi Kedua antibiotik ini akan menghasilkan
efek sinergis karena amoksisilin dapat
Penggunaan metronidasol bersamaan meningkatkan penyerapan metronidasol
dengan barbiturat dapat menyebabkan sehingga konsentrasinya menjadi lebih
efektifitas metronidasol menurun. tinggi dalam cairan sulkus gingiva dan
Metronidasol juga dapat meningkatkan dapat mencapai batas MIC (minimum
efek antikoagulan bila diberikan pada inhibitory concentration ). Metronidasol
pasien yang menerima terapi memiliki efek oral pada mikrobiota sub
antikoagulan oral. Kadar metronidasol gingiva dan dapat menembus cairan
dalam plasma dapat ditingkatkan oleh sulkus gingiva dan saliva. Amoksisilin
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 21
juga sangat efektif terhadap kebanyakan nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC11276
patogen periodontal dan menunjukkan 86/
aktivitas antimikroba tingkat tinggi yang
dicapai dalam cairan sulkus gingiva16. 6. Ronderos M, Jacobs DR, Himes JH,
Pihlstrom B, Krall EA, Garcia RI,
Kesimpulan dan Saran Dawson-Hughes B. Periodontal risk
assessment, diagnosis and treatment
Metronidazol merupakan senyawa planning. Periodontology 2000,
nitroimidazole dengan spektrum yang 2001;25(1):37-58.
luas dan aktif terhadap protozoa dan
bakteri anaerobik, sehingga dapat 7. Brunton,L., Parker,K., Blumenthal, D.,
digunakan untuk mengobati periodontitis Buxton,I., 2011, Manual
marginalis. Sehubungan dengan adanya Farmakologi dan Terapi, EGC,
bakteri aerob yang turut menyertai Jakarta
peradangan pada periodontitis marginalis
baik secara lokal maupun sistemik , 8. Van Winkelhoff AJ , Tijhof CJ , de
maka disarankan agar penggunaan Graaff J. Microbiological and clinical
metronidazol dalam pengobatan results of metronidazole plus
periodontitis marginalis dikombinasikan amoxicillin therapy in actinobacillus
dengan amoksisilin. actinomycetemcomitans associated
periodontitis. Journal of
Daftar Pustaka periodontology 1992 ; 63 : 52-57

1. Putri M.H, Herijulianti E, Nurjanah N, 9. Seiler J S , Herold R W. The use of


Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan systemic antibiotics in the treatment
Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. of aggressive periodontal disease.
Jakarta: EGC, 2011. Journal of General Dentistry
2005;155-159.
2. World Health Organization, Oral
Health , diakses tanggal 13 Jan 10. Lofmark, S., Edlund, C., Nord, C.E.
2016 , tersedia 2010. Metronidazole Is Still the
di http://www.who.int / media centre Drug of Choice for Treatment of
Anaerobic Infections, diakses
3. Martinez, B., Ruiz, F. 2005. tanggal 17 Desember 2015, tersedia
Periodontal disease as bacterial di :http://cid.oxfordjournals.org/cont
infection.Accessed diakses tanggal ent/50/Supplement_1/S16.full.
14 Januari 2016, tersedia di :
scielo.isciii.es/pdf/peri/v17n3/111peri 11. Pejcic, A., Kesic, L.,Obradovic, R.,
odontal.pdf Mirkovik, D. 2010. Antibiotics in
the Management of Periodontal
4. Wolf , H.F., Retetschack, E.M., Hasel, Disease, diakses tanggal 16
T.M. 2004. Periodontology. 3 rd ed. Desmber 2015, tersedia
NewYork : Thieme di http://www.medfak.ni.ac.rs/Acta
%20facultatis/2010/2-
5. Coventry, J., Griffiths.G., Scully, C., 2010/6%20Ana%20Pejcic.pdf.
Tonetti, M. 2000. Periodontal
Disease..diakses tanggal 12 Oktober
2011, tersedia di http://www.ncbi
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 22
12. Tracy,J.W., Webster, L.T., 2008, 15. Slots, J. 2002. Selection of antimi-
Obat yang digunakan dalam crobial agents in periodontal therapy.
kemoterapi infeksi protozoa dalam Diakses tanggal 14 Januari 2015,
Goodman & Gilman Dasar tersedia di http://www.carifree. com/
Farmakologi Terapi. Volume 2, dentists/ documents/02
edisi 10. Jakarta : EGC antimicrobial agents. pdf.

13. Tan, H.T., Rahardja, K., 2003. 16. Lopez,N.J.,Socransky, S.S, Da Silva,
Obat-Obat Penting. Edisi V. I., Japlit, M.R., Haffajee, A.D. 2006.
Jakarta : Elex Media Komputindo. Effects of Metronidazole plus
Amoxicillin as the Only Therapy on
14. Tracy, J.W., Webster, L.T., 2008, the Microbiological and Clinical
Obat yang digunakan dalam Parameters of Untreated Chronic
kemoterapi infeksi protozoa dalam Periodontitis.Diakses tanggal 12
Goodman & Gilman Dasar Desember 2015, tersedia di
Farmakologi Terapi. Volume 2, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
edisi 10. Jakarta : EGC. d/16856904

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 (Pebruari 2016) 23

Anda mungkin juga menyukai