Makalah Firdawan - Macam-Macam Orientai Agama
Makalah Firdawan - Macam-Macam Orientai Agama
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PSIKOLOGI AGAMA
Disusun oleh :
Nama : Firdawan
NPM : 1931020099
Kelas :A
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas Rahmat, Hidayah serta
Inayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan
tak lupa pula, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda nabi besar
kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang dengan tersyiarnya agama islam seperti sekarang
ini.
dosen pengampu Iin Yulianti, MA, dan kepada segenap pihak yang telah
Dalam penulisan Makalah ini kami sadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisanya, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Firdawan
II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan............................................................................. 6
III
BAB I
PENDAHULUAN
diri dalam kenyataan atau lingkungan dengan berpedoman pada berbagai hal yang
diyakininya. Konsep ini merupakan unsur yang penting dalam memahami perilaku
muallaf membawa beberapa implikasi psikologis dan dampak sosial bagi pelakunya,
karena menjadi muallaf merupakan keputusan besar dengan konsekuensi yang besar
pula. Berbagai dampak dan implikasitersebut memiliki kaitan erat dengan bagaimana
keputusan secara mantap atas berbagai pilihan-pilihan dalam kehidupan, seringkali sulit
dilakukan oleh para pelaku konversi agama. Starbuck (James, 2001) berusaha
menjelaskan konversi agama adalah upaya individu untuk membebaskan diri dari
mencapai diri ideal positif yang ingin diraih. Inilah yang kemudian orang sering
membedakan corak keyakinan seseorang. Hal tersebut sama halnya dengan yang terjadi
pada individu muallaf. Dimana seorang muallaf dengan orientasi keberagamaan yang
melekat pada dirinya dapat merubah keyakinan terhadap agamanya, baik agama
lamanya ataupun agama yang barunya. Psikologi sosial memasukan term orientasi
agama termasuk dalam karakter sebagai corak keyakinan. Allport (1966) menyimpulkan
perbedaan orientasi intrinsik dan ektrinsik kepada keyakinan adalah sesuatu itu lahir
1
dari diri individu dan hidup sebagai keyakinan, mengingat di luar berguna bagi diri
sendiri. Selain itu juga orientasi ketiga yang diajukan oleh Batson (Neyrick, dkk, 2010)
antara lain pencarian (quest). Orientasi pencarian diindikasikan oleh keberanian untuk
skeptisme sebagai sesuatu yang penting dan positif, dan cara pandang terhadap solusi
Dengan demikian, Apakah orientasi keberagamaan ini akan tetap bertahan atau
berubah ketika sudah berada pada agama barunya? Bagaimana pola yang dikembangkan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi orientasi agama dan macam-macam orientasi agama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
sebuah agama, yang biasanya didasarkan pada perspektif motivasi intrinsik dan
ekstrinsik (Allport and Ross 1967; Hunt and King 1971). Individu yang secara intrinsik
termotivasi terhadap suatu agama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
mematuhi agama karena dianggap tujuan utama mereka dalam kehidupan (Allport and
Ross, 1967). Individu dengan motivasi ekstrinsik cenderung selektif mengadopsi ajaran
agama sesuai dengan tujuan mereka dalam kehidupan, seperti untuk mengatasi penyakit
takut kehilangan orang yang dicintai (Allport & Ross, 1967). Konsep ini banyak
agama pada perilaku manusia (Donahue, 1985). Namun, pendekatan ini jarang
bahwa konsumen ekstrinsik terlihat lebih trendi (lebih mementingkan nama merek dan
toko), inovatif (mencoba produk baru), dan lebih menuntut (lebih mementingkan
kualitas produk). Di sisi lain, para pengikut agama secara intrinsik lebih konservatif,
tradisional (lebih percaya iklan dan mencari barang murah), serta kurang inovatif dan
trendi.
1
Chairul Anam, Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Tahun 2016. Hal 83
3
Sedangkan perilaku pada konteks konsumen Muslim, pada umumnya mereka
cenderung membeli produk dengan informasi yang tidak memadai, membeli produk
baru sebelum orang lain, dan tersugesti terkait dengan ajaran takdir dalam kehidupan
(Essoo and Dibb, 2004). Namun, temuan secara keseluruhan tidak memberikan
pemahaman yang jelas tentang bagaimana motivasi mereka dalam memeluk agama
indikasi pengaruh Islam mempunyai efek dalam mengarahkan gaya belanja konsumen
Muslim masih sangat terbuka. Penggunaan produk atau perilaku langsung yang terkait
dengan ajaran Islam dapat memberikan efek yang lebih jelas tentang kontribusi agama
Orientasi keagamaan ini selanjutnya dapat mengarahkan individu pada dua sikap
pula, yang pertama sikap inklusif, moderat, dan respek terhadap keyakinan yang
berbeda, sedangkan yang kedua adalah sikap eksklusif dan keras atau radikal. Demikian
pula halnya kedua sikap tersebut pada gilirannya dapat mempengaruhi cara individu
kebutuhan dan pedoman yang akan menuntun manusia kepada kehidupan yang lebih
baik. Asumsi umum bahwa mahasiswa berpikir liberal biasanya mengabaikan atau
merendahkan agama, sama sekali tidak terbukti dalam penelitian ini. Penelitian ini
justru membuktikan bahwa mereka tetap memposisikan agama pada level yang tinggi,
4
yaitu sebagai kebutuhan dan pedoman. Ini berarti bahwa mereka masih memerlukan
agama dalam kehidupannya dan mengakui kemampuan agama sebagai petunjuk jalan
menuju kebaikan. Namun, meski agama tetap diagungkan, mereka menolak keras sikap
beragama yang ekstrim. Dalam penelitian ini, para mahasiswa berkecenderungan liberal
Salah satu parameter sikap keagamaan adalah sikap seseorang terhadap orang
lain. Dalam teori Paloutzian, sikap yang dimaksud adalah ada tidaknya prasangka
(prejudice) yang dimiliki seseorang yang beragama terhadap kelompok etnis atau agama
lain. Hasil penelitian psikologi agama menemukan dua pandangan berbeda terkait
prejudice ini. Pertama, bahwa orang yang taat beragama justru memiliki prasangka lebih
tinggi dibanding orang yang tidak taat beragama. Pendapat pertama tersebut didukung
Adorno, dan Gordon Allport. Adapun pandangan kedua meyakini bahwa yang memiliki
prejudice lebih tinggi adalah mereka yang hit and miss, kadang taat kadang tidak dan
2
Aryani, Sekar Ayu, Orientasi, Sikap Dan Perilaku Keagamaan (Studi Kasus Mahasiswa
Salah Satu Perguruan Tinggi Negeri Di Diy) Religi, Vol. XI, No. 1, Januari 2015: 69
3
Raymond F. Paloutzian, Invitation, 206-208.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sebuah agama, yang biasanya didasarkan pada perspektif motivasi intrinsik dan
ekstrinsik.
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman agar sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
tulisan ini dan penulisan berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini berguna baik bagi
6
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, Sekar Ayu, Orientasi, Sikap Dan Perilaku Keagamaan (Studi Kasus Mahasiswa Salah
Satu Perguruan Tinggi Negeri Di Diy) Religi, Vol. XI, No. 1, Januari 2015: 59-80
Chairul Anam, Pengaruh Komitmen Beragama, Pengetahuan Agama, Dan Orientasi Agama
Terhadap Preferensi Masyarakat Pada Bank Syariah Di Surabaya. Jurnal Studi
Manajemen Dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Tahun 2016.