Anda di halaman 1dari 10

MACAM-MACAM ORIENTASI AGAMA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PSIKOLOGI AGAMA

dengan dosen pengampu : Iin Yulianti, MA.

Disusun oleh :

Nama : Firdawan

NPM : 1931020099

Kelas :A

Semester : III ( Tiga )

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2020/1442


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas Rahmat, Hidayah serta

Inayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan

tak lupa pula, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda nabi besar

kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju

zaman yang terang benderang dengan tersyiarnya agama islam seperti sekarang

ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah PSIKOLOGI

AGAMA. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

dosen pengampu Iin Yulianti, MA, dan kepada segenap pihak yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Dalam penulisan Makalah ini kami sadari bahwa masih banyak terdapat

kekurangan dalam penulisanya, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tanggamus, 30 November 2020

Firdawan

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ I

KATA PENGANTAR ............................................................................ II

DAFTAR ISI .......................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Orientasi Agama................................................... 3

2.2 Macam-macam Orientasi Agama ........................................... 4

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan............................................................................. 6

3.2. Saran ...................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 7

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orientasi keberagamaan merupakan kemampuan individu untuk menempatkan

diri dalam kenyataan atau lingkungan dengan berpedoman pada berbagai hal yang

diyakininya. Konsep ini merupakan unsur yang penting dalam memahami perilaku

keberagamaan individu, termasuk di dalamnya kaum muallaf.Keputusan untuk menjadi

muallaf membawa beberapa implikasi psikologis dan dampak sosial bagi pelakunya,

karena menjadi muallaf merupakan keputusan besar dengan konsekuensi yang besar

pula. Berbagai dampak dan implikasitersebut memiliki kaitan erat dengan bagaimana

orientasi keberagamaan yang dikembangkan oleh seorang muallaf.

Di sisi lain, keberanian menentukan sikap dengan tegas dan mengambil

keputusan secara mantap atas berbagai pilihan-pilihan dalam kehidupan, seringkali sulit

dilakukan oleh para pelaku konversi agama. Starbuck (James, 2001) berusaha

menjelaskan konversi agama adalah upaya individu untuk membebaskan diri dari

perasaan bersalah, berdosa, ketidakketuhanan sebagai pribadi, sekaligus upaya untuk

mencapai diri ideal positif yang ingin diraih. Inilah yang kemudian orang sering

membedakan corak keyakinan seseorang. Hal tersebut sama halnya dengan yang terjadi

pada individu muallaf. Dimana seorang muallaf dengan orientasi keberagamaan yang

melekat pada dirinya dapat merubah keyakinan terhadap agamanya, baik agama

lamanya ataupun agama yang barunya. Psikologi sosial memasukan term orientasi

agama termasuk dalam karakter sebagai corak keyakinan. Allport (1966) menyimpulkan

perbedaan orientasi intrinsik dan ektrinsik kepada keyakinan adalah sesuatu itu lahir

1
dari diri individu dan hidup sebagai keyakinan, mengingat di luar berguna bagi diri

sendiri. Selain itu juga orientasi ketiga yang diajukan oleh Batson (Neyrick, dkk, 2010)

antara lain pencarian (quest). Orientasi pencarian diindikasikan oleh keberanian untuk

mengajukan pertanyaan-pertanyaan eksistensial terkait dengan kehidupan, melihat

skeptisme sebagai sesuatu yang penting dan positif, dan cara pandang terhadap solusi

agama sebagai sesuatu yang tentative dan kontekstual.

Dengan demikian, Apakah orientasi keberagamaan ini akan tetap bertahan atau

berubah ketika sudah berada pada agama barunya? Bagaimana pola yang dikembangkan

oleh individu dalam mempertahankan kecenderungan orientasinya? Atau bagaimana

mekanisme yang dijalani individu dalam mengembangkan orientasinya yang baru?

Pertanyaanpertanyaan itulah yang menjadi dasar dari penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksusd dengan orientasi agama?

1.2.2 Apa saja macam-macam orientasi agama?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi orientasi agama dan macam-macam orientasi agama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Orientasi Agama

Orientasi keagamaan mengacu pada pendekatan seseorang dalam memeluk

sebuah agama, yang biasanya didasarkan pada perspektif motivasi intrinsik dan

ekstrinsik (Allport and Ross 1967; Hunt and King 1971). Individu yang secara intrinsik

termotivasi terhadap suatu agama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk

sepenuhnya mengintegrasikan agama mereka ke dalam kehidupan mereka, serta

mematuhi agama karena dianggap tujuan utama mereka dalam kehidupan (Allport and

Ross, 1967). Individu dengan motivasi ekstrinsik cenderung selektif mengadopsi ajaran

agama sesuai dengan tujuan mereka dalam kehidupan, seperti untuk mengatasi penyakit

serius, meningkatkan status seseorang di antara kelompok referensinya, atau karena

takut kehilangan orang yang dicintai (Allport & Ross, 1967). Konsep ini banyak

dikatakan sebagai pendekatan yang paling berguna dalam memahami pengaruhpengaruh

agama pada perilaku manusia (Donahue, 1985). Namun, pendekatan ini jarang

digunakan dalam bidang pemasaran.1

Essoo (2004) melakukan perbandingan antara konsumen orientasi religiusitas

intrinsik dengan konsumen dengan orientasi religiusitas ekstrinsik, ia menemukan

bahwa konsumen ekstrinsik terlihat lebih trendi (lebih mementingkan nama merek dan

toko), inovatif (mencoba produk baru), dan lebih menuntut (lebih mementingkan

kualitas produk). Di sisi lain, para pengikut agama secara intrinsik lebih konservatif,

tradisional (lebih percaya iklan dan mencari barang murah), serta kurang inovatif dan

trendi.
1
Chairul Anam, Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Tahun 2016. Hal 83

3
Sedangkan perilaku pada konteks konsumen Muslim, pada umumnya mereka

cenderung membeli produk dengan informasi yang tidak memadai, membeli produk

baru sebelum orang lain, dan tersugesti terkait dengan ajaran takdir dalam kehidupan

(Essoo and Dibb, 2004). Namun, temuan secara keseluruhan tidak memberikan

pemahaman yang jelas tentang bagaimana motivasi mereka dalam memeluk agama

mereka berkontribusi pada perilaku mereka dalam konsumsi. Walaupun demikian

indikasi pengaruh Islam mempunyai efek dalam mengarahkan gaya belanja konsumen

Muslim masih sangat terbuka. Penggunaan produk atau perilaku langsung yang terkait

dengan ajaran Islam dapat memberikan efek yang lebih jelas tentang kontribusi agama

dalam mempengaruhi perilaku konsumen di pasar.

2.2 Macam-macam Orientasi Agama

Orientasi keagamaan ini selanjutnya dapat mengarahkan individu pada dua sikap

pula, yang pertama sikap inklusif, moderat, dan respek terhadap keyakinan yang

berbeda, sedangkan yang kedua adalah sikap eksklusif dan keras atau radikal. Demikian

pula halnya kedua sikap tersebut pada gilirannya dapat mempengaruhi cara individu

tersebut berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ketika berinteraksi dengan

orang lain, baik yang seagama maupun berbeda agama.

2.2.1 Orientasi dan Makna Agama dalam Kehidupan

Bagi mahasiswa yang cenderung berpikir liberal, agama tetap merupakan

kebutuhan dan pedoman yang akan menuntun manusia kepada kehidupan yang lebih

baik. Asumsi umum bahwa mahasiswa berpikir liberal biasanya mengabaikan atau

merendahkan agama, sama sekali tidak terbukti dalam penelitian ini. Penelitian ini

justru membuktikan bahwa mereka tetap memposisikan agama pada level yang tinggi,

4
yaitu sebagai kebutuhan dan pedoman. Ini berarti bahwa mereka masih memerlukan

agama dalam kehidupannya dan mengakui kemampuan agama sebagai petunjuk jalan

menuju kebaikan. Namun, meski agama tetap diagungkan, mereka menolak keras sikap

beragama yang ekstrim. Dalam penelitian ini, para mahasiswa berkecenderungan liberal

selalu menunjuk ‘ekstrim kanan’ pada golongan Islam fundamentalis.2

2.2.2 Sikap terhadap Orang yang Berbeda Paham dan Agama

Salah satu parameter sikap keagamaan adalah sikap seseorang terhadap orang

lain. Dalam teori Paloutzian, sikap yang dimaksud adalah ada tidaknya prasangka

(prejudice) yang dimiliki seseorang yang beragama terhadap kelompok etnis atau agama

lain. Hasil penelitian psikologi agama menemukan dua pandangan berbeda terkait

prejudice ini. Pertama, bahwa orang yang taat beragama justru memiliki prasangka lebih

tinggi dibanding orang yang tidak taat beragama. Pendapat pertama tersebut didukung

Adorno, dan Gordon Allport. Adapun pandangan kedua meyakini bahwa yang memiliki

prejudice lebih tinggi adalah mereka yang hit and miss, kadang taat kadang tidak dan

bukan yang taat beragama secara konsisten.3

2
Aryani, Sekar Ayu, Orientasi, Sikap Dan Perilaku Keagamaan (Studi Kasus Mahasiswa
Salah Satu Perguruan Tinggi Negeri Di Diy) Religi, Vol. XI, No. 1, Januari 2015: 69
3
Raymond F. Paloutzian, Invitation, 206-208.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Orientasi keagamaan mengacu pada pendekatan seseorang dalam memeluk

sebuah agama, yang biasanya didasarkan pada perspektif motivasi intrinsik dan

ekstrinsik.

3.2 Saran

Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman agar sudi

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya

tulisan ini dan penulisan berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini berguna baik bagi

penulis pada khususnya maupun juga para pembaca pada umunya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Sekar Ayu, Orientasi, Sikap Dan Perilaku Keagamaan (Studi Kasus Mahasiswa Salah
Satu Perguruan Tinggi Negeri Di Diy) Religi, Vol. XI, No. 1, Januari 2015: 59-80

Chairul Anam, Pengaruh Komitmen Beragama, Pengetahuan Agama, Dan Orientasi Agama
Terhadap Preferensi Masyarakat Pada Bank Syariah Di Surabaya. Jurnal Studi
Manajemen Dan Bisnis Vol. 3 No. 1 Tahun 2016.

Michigan, Leon. 2000. Psychology of riligius. Ohio: Prentice Hall.

Raymond F. Paloutzian, Invitation, 206-208.

Anda mungkin juga menyukai