Edit Senam Otak Pada Lansia
Edit Senam Otak Pada Lansia
DOSEN PEMBIMBING :
RAHMADANIAR AP S.Kep.,Ns.,M.Tr.Kep
NPP. 19051256
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Panduan Senam Otak
pada Lansia. Buku Panduan ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan Buku Panduan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Buku Panduan ini.
Akhir kata saya berharap semoga pada Buku Panduan Senam Otak
Lansia dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Bakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................... 3
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mangakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
(Kholifah, 2016). Seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang
isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat
yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga
jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih
produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia
pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya
bangsa.
Tipe lansia di bagi menjadi 5 yaitu tipe arif bijaksana, tipe mandiri, tipe
tidak puas, tipe pasrah dan tipe bingung (Nugroho,2017).
2. Tipe mandiri yaitu menganti kegiatan yang hilang dengan yang baru,
selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan
memenuhi undangan.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa,
dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya
kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak
profesional (Nugroho,2017).
a. Orientasi
Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan
waktu. Orientasi terdapat personal (kemampuan menyebutkan
namanya sendiri ketika ditanya) menunjukkan informasi yang
overlearned. Kegagalan dalam menyebutkan namanya sendiri sering
merefleksikan negatifism, distraksi, gangguan pendengaran atau
gangguan penerimaan bahasa. Orientasi tempat dinilai dengan
menyanyakan negara, provinsi, kota, gedung dan lokasi dalam
gedung. Sdangkan orientasi waktu dinilain dengan menanyakan
tahun, musim, bulan, hari, dan tanggalk. Karena perubahan waktu
leboih sering daripada tempat, maka waktu dijadikan indeks yang
paling sensitif untuk disorientasi.
b. Bahasa
Fungsi bahasa merupakan kemampuan yang meliputi 4 parameter,
yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.
1) Kelancaran
Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan
kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu
metode yang dapat membantu menilai kelancaran pasien adalah
dengan meminta pasien menulis atau berbicara secara spontan.
2) Pemahaman
Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami
suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mempunya
seseorang untuk melakukan perintah tersebut.
3) Pengulangan
Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan
atau kalimat yang diucapkan seseorang
4) Naming
Naming merujuk padfa kemampuan seseorang untuk
menamai objek beserta bagian-bagiannya.
c. Atensi
Atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon
stimulus spesifik dengan mengabaikan stimulus yang lain diluar
lingkungannya.
1) Mengingat segera
Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk
mengingat sejumlah kecil informasi selama < 30 detik dan
mampu untuk mengeluarkannya kembali
2) Konsentrasi
Aspek ini merujuk pada sejauh mana kemampuan
seseorang untuk memusatkan perhatiannya pada satu hal. Fungsi
ini bisa dimulai dengan meminta orang tersebut untuk
mengurangkan 7 secara berturut-turut dimulai dari angka 100
atau dengan memintanya mengeja kata secara terbalik
(priyoto,2015).
d. Memori
1) Memori variabel yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali informasi yang diperolehnya.
a) Memori baru
Kemmapuan seseorang untuk mengingat kembali informasi
yang diperoleh pada beberapa menit atau hari yang lalu.
b) Memori lama
Kemampuan untuk mengingat informasi yang diperolehnya
pada beberapa minggu atau bertahun-tahun lalu
(priyoto,2015).
2) Memori visual yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali informasi berupa gambar.
e. Fungsi konstruksi
Fungsi konstruksi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
membangun dengan sempurna. Fungsi ini dapat dinilai dengan
meminta orang tersebut untuk menyalin gambar, memanipulasi
balok atau membangun kembali suatu bangunan balok yang telah
dirusak sebelumnya.
f. Kalkulasi
Yaitu kemampuan seseorang untuk menghitung angka.
g. Penalaran
Yaitu kemampuan seseorang uintuk membedakan baik buruknya
suatu hal, serta berpikir abstrak.
a. Kesehatan umum
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Tingkat pendidikan
e. Pekerjaan
a. Berolahraga
b. Membaca
c. Tidur yang cukup
d. Pola hidup sehat.
a. Status kesehatan
Salah satu faktor penyakit penting yang mempengaruhi penurunan
kognitif lansia adalah hipertensi. Peningkatan tekanan darah kronis
dapat meningkatkan efek penuaan pada struktur otak, meliputi
reduksi substansia putih dan abu-abu di lobus prefrotal, penurunan
hipokampus, meningkat hiperintensitas substansia putih di lobus
frontalis. Angin pektoris, infark miokardium, penyakit jantung
koroner dan penyakit vaskular lainnya juga di kaitkan dengan
memburuknya fungsi kognitif (Briton & Mamot, dalam
Myers,2008).
b. Faktor usia
suatu penelitian yang mengukur kognitif pada lansia menunjukkan
skor di bawah cutt off skrining adalah sebesar 16% pada kelompok
umur 60-69. 21% pada kelompok 70-74, dan 40%pada kelompok
usia 80 tahun ke atas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya
hubungan positif antara usia dan penurunan fungsi kognitif (Scanlon
et,2007).
c. Suatu pendidikan & pekerjaan
Kelompok dengan pendidikan rendah tidak pernah baik di
bandingkan kelompok dengan pendidikan lebih tinggi (Sacnlod et,
2007. Seseorang yang memilikiaktifitas yang rendah berisiko fungsi
kognitif mengalami penurunan 30-50% dari pada yang aktif, karena
dengan adanya aktifitas pasti seperti pekerjaan yang pasti dilakukan
lansia disetiap harinya maka akan memberikan stimulus pada otak
akan selalu bekerja untuk berfikir
d. Jenis kelamin
wanita tampaknya lebih beresiko mengalami penurunan kognitif. Hal
ini diosbabkan adanya peranan level hormon seks endogen dalam
penurunan fungsi kognitif. Reseoror estrogen telah di temukan dalam
area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti
hipokampus. Rendahnya level estradional dalam tubuh telah
dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif umum dan memori
verbal. Estradional di perkirakan bersifat neuroprotektif dan dapat
membatasi kerusakan akibat stress oksidatif serta terlihat sebagai
protektor sel saraf dari toksisitas amiloid pada pasien alzeimer
(Yeffe dkk,2007 dalam Myers,208).
Senam otak sendiri termasuk jenis senam ringan yang bisa dilakukan oleh
siapapuntermasuk kaum lansia. Gerakan pada senam otak juga merupakan
gerakan menyilang dengan tujuan supaya terjadi harmonisasi serta
optimalisasi kinerja otak kanan dan otak kiri. Dengan melakukan senam otak,
suplai darah, oksigen, dan energi akan lancar sampai ke otak seta bisa
memenuhi kebutuhan otak sehingga secara jangka panjang struktur otak dapat
terpelihara secara optimal.
Senam ini berguna untuk melatih otak kerja dengan melakukan gerakan
pembaharuan (repatting), latihan ini juga berguna untuk membuka
bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Dari
beberapa mekanisme yang dapat menjelaskan hubungan antara aktifitas
fisik seperti brain gym dengan fungsi kognitif yaitu aktifitas fisik
menjaga dan mengatur vaskularisasi keotak dengan menurunkan
tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein, meningkatkan produksi
endhotelial nitric oxide dan menjamin perfusi jaringan otak, efek
langsung keotak yaitu memelihara struktur saraf dan meningkatkan
perluasan serabut saraf, sinap – sinap dan kapilaris (Weuve et al, 2004).
Namun yang utama adalah untuk meningkatkan kinerja otak dan daya
fikir, selain itu juga bermanfaat untuk menambah semangat belajar atau
bekerja tanpa stress, menurunkan emosi seseorang, pikiran lebih jernih,
meningkatkan daya ingat, meningkatkan kepercayaan diri,
memandirikan seseorang dalam mengaktifkan seluruh potensi diri dan
ketrampilan yang dimilki. (Widianti, 2010). Menurut (Dennison, 2009)
fungsi gerakan Brain Gym terkait dengan 3 dimensi otak diantaranya
yaitu : (1) menstimulasi dimensi lateralitas; (2) meringankan dimensi
pemfokusan; dan (3) merelaksasikan dimensi pemusatan.
1. Memperlambat kepikunan
2. Menghilangkan stress
3. Meningkatkan konsentrasi
4. Membuat emosi lebih tenang