DAN KEPARIWISATAAN”
Disusun Oleh:
PERONIKA BR KABAN 120709066
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izinnya lah
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak dosen yang telah memberi arahan dan sarannya, sehingga saya dapat
menyelesaikan dan memberikan makalah ini dengan tepat waktu. Walaupun makalah ini
kurang sempurna, saya berharap masih ada manfaatnya bagi pembaca. Terimakasih saya
ucapkan kepada semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Pada saat Lebaran, Kraton Yogyakarta melaksanakan tradisi ngabekten atau sungkeman
selama dua hari. Lebaran hari pertama ngabekti atau sungkeman untuk kakung yaitu para
abdi dalem dari pangkat bekel enom sampai dengan pangkat pangeran sentana, para
pangeran dan para kerabat dekat Sultan dari cucu sampai dengan canggah yang laki-laki serta
para suami cucu sampai dengan canggah perempuan Sultan dan para duda cucu sampai
dengan canggah perempuan Sultan yang belum kawin lagi. Pelaksanaan ngabekti atau
sungkeman tersebut dilaksanakan setelah selesai melaksanakan sembahyang Idul Fitri, di
Bangsal dan Tratag Bangsal Kencana tetapi saatnya berbeda-beda. Sedang Lebaran hari
kedua untuk putri yaitu permaisuri, para saudara perempuan dan anak perempuan Sultan yang
belum kawin, para janda Sultan terdahulu yang belum kawin lagi, para istri pangeran, para
janda pangeran yang belum kawin lagi, para abdi dalemkeparak dari pangkat bekel enom
sampai pangkat bupati anom, para istri abdi dalem bupati, para janda abdi dalem bupati yang
belum kawin lagi, para kerabat dekat Sultan dari cucu sampai dengan canggah yang
perempuan serta para istri cucu sampai dengan canggah laki-laki sultan dan para janda cucu
sampai dengan canggah laki-laki sultan yang belum kawin lagi. Pelaksanaan ngabekti atau
sungkeman di Tratag Bangsa Prabayeksa, pada pukul 09.00, tetapi saatnya berbeda-beda
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Dalam saat ngabekten atau sungkeman di kraton, mereka yang ngabekti, baik laki-laki
maupun perempuan mengenakan pakaian Jawa menurut peraturan yang telah ditentukan
dalam buku “Pranatan Pasowanan / Parakan Ngabekten” yang dikeluarkan oleh Kawedanan
Hageng Sriwandana Karaton Ngayogyakarta, sebulan sebelum hari H. Pembagian buku
tersebut lewat lurahnya mereka masing-masing.
Tradisi ngabekten atau sungkeman ini merupakan wujud bakti yang paling kuat melekat pada
masyarakat kita, khususnya etnis Jawa sehingga tidak luntur selama masih ada yang tua dan
dihormati.Ngabekti atau sungkem di Kraton Yogyakarta mengalami perubahan-perubahan
dalam hal waktu pelaksanaan, pakaian dan teknis pelaksanaan.
BAB II
SYARAT DAN TAHAPAN DALAM TRADISI NGABEKTEN
Dalam masyarakat jawa, Ngabekten dilakukan pada saat dilaksanakan upacara lingkaran hidup,
misalnya tetesan,supitan,terapan,upacara perkawinan dan saat hari raya lebaran. Maksud dari
penyelenggaraan tradisi ngabekten adalah sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih kepada
sri sultan sebagai junjungan mereka, yang telah memberi rezeky dan pengayoman selama mereka
mengabdi di kraton selain itu, tradisi ngebekten kraton yogyakarta juga dimaksudkan untuk
meminta maaf kepada junjungan atas segala kesalahannya, baik yang disengaja, maupun tidak
disengaja. Tradisi ngebekten juga diselenggarakan dengan maksud untuk memohon doa restu orang
tua supaya tidak mendapat halangan dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Tradisi ngabekten dikraton ada perbedaan antara zaman dahulu dengan sekarang. Pada zaman
dahulu, tradisi ngabekten pernah diadakan selama satu minggu berturut-turut, kemudian menjadi
tiga hari berturut-turut dan terakhir,sampai saat ini hanya diadakan selama dua hari berturut-turut,
yaitu pada bulan syawal tepatnya tanggal 1 dan 2 syawal. Tanggal 1 untuk kaum laki-laki,dan tanggal
2 untuk kaum wanita dan Abdidalem reh Kawedanan Kapangulon dan abdidalem reh Kawedanan
Hageng Sriwandawa bagian puralaya.
Dalam pelaksanaan tradisi ngabekten, waktunya dibagi menjadi beberapa kelompok. Pada tanggal 1
syawal untuk kelompok laki-laki, kelompok pertama dimulai pada pagi hari jam 09.00 setelah selesai
sholat Idul Fitri Kelompok pertama terdiri dari:
para pangeran
sebagai putra sultan yang telah dewasa tetapi belum diangkat menjadi pangeran
para menantu atau suami putri sultan yang berpangkat kanjeng pangeran harya dan belum
lagi
para abdidalem bupati sampai dengan abdidalem yang berpangkat kanjeng pangeran harya.
Kelompok kedua dimulai jam 13.00 kelompok kedua ini terdiri dari:
para abdidalem yang berpangkat bekel enom sampai dengan abdidalem yang berpangkat
kelompok ketiga dimulai dari jam 15.00 kelompok ketiga terdiri dari:
para putra sultan yang belum dewasa
para cucu sampai canggah laki-laki sultan
para suami cucu sampai canggah perempuan sultan
para duda dari cucu sampai dengan duda dari canggah sultan yang belum kawin lagi
tradisi ngabekten pada tanggal 2 syawal untuk kaum wanita, namun ada sekelompok yang terdiri
dari kaum laki-laki. Pelaksanaan tradisi ngabekten pada tanggal 2 syawal jugak dibagi menjadi 3
kelompok,yaitu:
kelompok pertama dimulai dari jam 09.00 kelompok pertama ini terdiri dari:
prameswari
para putri sultan yang belum kawin
para janda sultan yang belom kawin lagi
para istri pangeran
para janda pangeran yang belom kawin lagi
para cucu perempuan sultan
para istri cucu laki-laki sultan
para janda dari cucu laki-laki sultan yang belom kawin lagi
para istri abdidalem bupati sampai dengan para istri kanjeng pangeran harya
para janda dari abdidalem bupati sampai dengan para istri kanjeng harya dan para janda dari
pangeran harya yang belom kawin lagi
Abdidalem putri yang berpangkat bupati dari daerah
Kelompok dua dimulai jam 13.00 yang terdiri dari:
Para abdidalem keparak yang berpangkat bekel enom sampai dengan yang berpangkat riya
bupati enom
Para cicit sampai dengan para canggah perempuan sultan
Para istri cicit sampai dengam para istri canggah laki-laki sultan
Para janda dari cicit sampai dengan para janda dari canggah laki-laki sultan yang
belum/tidak kawin lagi
Kelompok ketiga terdiri dari:
Para abdidalem Kawedanan Kapangulon
Para abdidalem reh Kawedanan Hangeng Sriwandawa bagian puralaya, misalnya: abdidalem
kaji rolasan,abdidalem suronoto, dan abdidalem juru kunci makan kerabat kraton.
Mereka mulai ngabekti pada jam 20.00 WIB. Waktu tersebut harus tepat, terlebih kalau sri sultan
telah duduk mereka tidak boleh menyusul, kecuali mereka yang sedang mendapat tugas mengawal
gunungan.
Demikian tradisi ngabekten Kraton Yogyakarta yang merupakan tradisi kraton hingga saat ini terus
dilestarikan Sumber : Maharkesti. 2000. Tradisi Ngabekten Kraton Yogyakarta Dalam Putra-Widya
Nomor 1 Mei 2000. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta,Direktorat Jendral
Kebudayaan Daprtemen Pendidikan Nasional
BAB III
PENUTUP
Pada saat Lebaran, Kraton Yogyakarta melaksanakan tradisi ngabekten atau sungkeman
selama dua hari. Lebaran hari pertama ngabekti atau sungkeman untuk kakung yaitu para
abdi dalem dari pangkat bekel enom sampai dengan pangkat pangeran sentana, para
pangeran dan para kerabat dekat Sultan dari cucu sampai dengan canggah yang laki-laki serta
para suami cucu sampai dengan canggah perempuan Sultan dan para duda cucu sampai
dengan canggah perempuan Sultan yang belum kawin lagi. Pelaksanaan ngabekti atau
sungkeman tersebut dilaksanakan setelah selesai melaksanakan sembahyang Idul Fitri, di
Bangsal dan Tratag Bangsal Kencana tetapi saatnya berbeda-beda. Sedang Lebaran hari
kedua untuk putri yaitu permaisuri, para saudara perempuan dan anak perempuan Sultan yang
belum kawin, para janda Sultan terdahulu yang belum kawin lagi, para istri pangeran, para
janda pangeran yang belum kawin lagi, para abdi dalemkeparak dari pangkat bekel enom
sampai pangkat bupati anom, para istri abdi dalem bupati, para janda abdi dalem bupati yang
belum kawin lagi, para kerabat dekat Sultan dari cucu sampai dengan canggah yang
perempuan serta para istri cucu sampai dengan canggah laki-laki sultan dan para janda cucu
sampai dengan canggah laki-laki sultan yang belum kawin lagi. Pelaksanaan ngabekti atau
sungkeman di Tratag Bangsa Prabayeksa, pada pukul 09.00, tetapi saatnya berbeda-beda
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
BAB 1V
KESIMPULAN
Dalam masyarakat jawa,tradisi ngabekten dilakukan pada saat upacara lingkaran
hidup,misalnya tetesan,supitan,tarapan,upacara perkawinan dan saat hari raya lebaran.maksud
dari upacara tradisi ngabekten adalah sebagai ungkapan rasa hormat dan rasa terima kasih
kepada Sri Sultan sebagai junjungan mereka yang telah memberi rezeki dan pengayoman
selama mereka mengabdi dikeraton.selain itu,tradisi ngabekten yogyakarta juga dimaksudkan
untuk meminta maaf kepada junjungan atas segala kesalahannya,baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.tradisi ngabekten juga diselenggarakan dengan maksud untuk memohon
doa restu orang tua supaya tidak mendapat halangan dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://krjogja.com/photos/9c560226ec5b33513ece8426b368c327.jpg
/http://krjogja.com/photos/Bekti2.jpg