Anda di halaman 1dari 2

Evaluating a Company’s External Environment

Seorang manajer penting untuk melakukan analisis terhadap faktor eksternal yang memiliki

relevansi strategis terhadap batasan industri bagi perusahaan. Analisis ini dikenal dengan analisis

PESTEL yang terdiri dari 6 faktor utama lingkungan makro, yaitu :

1. Politik (Political) : kebijakan pajak, kebijakan fiscal, tarif dan iklim politik;

2. Ekonomi (Economic) : tingkat suku bunga, nilai tukar, dan tingkat inflasi;

3. Social (Sosial) : nilai sosial, perilaku, pengaruh budaya, dan gaya hidup;

4. Technological (Teknologi) : genetic engineering, nano technology dan solar energy;

5. Environmental (Lingkungan) : iklim, cuaca, dan perubahan iklim;

6. Legal/Regulatory (Peraturan) : aturan perlindungan konsumen, aturan serikat pekerja.

Manajer harus dapat mengamati lingkungan eksternal, menilai dampak dan pengaruh dari faktor

eksternal tersebut untuk menyusun dan beradaptasi atas arah dan strategi perusahaan.

Terdapat beberapa alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat kompetisi sebuah

perusahaan dalam industri. Beberapa analisis tersebut diantaranya The Five Forces Framework,

The Value Net, Driving Force, Strategic Groups, Competitor Analysis dan Key Success Factors.

The Five Forces Framework merupakan salah satu analisis yang paling kuat dan sering

digunakan untuk menganalisis tingkat tekanan kompetisi pada pasar yang terbagi menjadi 5

(lima) sumber, yaitu

1. Kompetisi dari pesaing (rival sellers)

Peningkatan kompetisi terjadi diantaranya ketika tingkat pertumbuhan permintaan lambat atau

menurun, biaya untuk berpindah merek rendah, produk merupakan barang komoditi dengan

tingkat differensiasi rendah, perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi maupun

persediaan, dan peningkatan jumlah pesaing yang memiliki kesamaan ukuran dan kapabilitas.

2. Kompetisi dari pendatang baru dalam industri (new entrants)

Peningkatan kompetisi dipengaruhi oleh tingkat skala ekonomi yang tinggi yang dimiliki

perusahaan, konsumen dengan preferensi merek yang tinggi (pelanggan setia), adanya paten

atau perlindungan hak kekayaan intelektual, efek jaringan yang kuat, persyaratan modal yang

tinggi, keterbatasan akses untuk dsitribusi, pembatasan kebijakan pemerintah dan pembatasan

kebijakan perdagangan.
3. Kompetisi dari produsen produk subtitusi (producers substitute products)

Peningkatan kompetisi dipengaruhi oleh barang pengganti yang sudah tersedia dengan harga

menarik, adanya barang pengganti yang memiliki fitur kinerja yang sebanding atau lebih baik

dan pembeli yang memiliki biaya rendah beralih ke barang pengganti.

4. Daya tawar pemasok (supplier bargaining power)

Peningkatan kompetisi dipengaruhi diantaranya oleh produk dan/atau layanan pemasok yang

tidak banyak tersedia, produk dan/atau layanan pemasok yang dibedakan, adanya biaya tinggi

untuk berpindah pembelian ke pemasok alternatif, dan tidak ada pengganti pemasok yang

setara dengan pemasok saat ini.

5. Daya tawar pembeli (customer bargaining power)

Peningkatan kompetisi dipengaruhi diantaranya oleh permintaan pembeli lemah terkait

pasokan industri, produk industri terstandarisasi, biaya pembeli untuk beralih ke produk

pesaing rendah, pembeli besar dan jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah penjual dalam

industri, pembeli merupakan ancaman yang kredibel untuk berintegrasi ke belakang ke dalam

bisnis penjual, pembeli sangat mengetahui tentang kualitas, harga, dan biaya penjual serta

pembeli memiliki kemampuan untuk menunda pembelian.

The Value Net merupakan salah satu alat analisis yang berfokus pada interaksi pelaku industri

dengan perusahaan tertentu yang tidak selalu bersifat kompetisi namun bisa juga berpotensi

kooperatif. Analisis nilai bersih (The Value Net) dapat membantu manajer menemukan

potensi untuk meningkatkan posisi mereka melalui interaksi kooperatif selain dari interaksi

kompetitif. Perbedaan The Value Net dengan The Five Forces Framework adalah

1. Menempatkan perusahaan di tengah kerangka.

2. Pesaing didefinisikan sebagai tidak hanya pesaing langsung perusahaan atau saingan

industri tetapi juga penjual pengganti produk dan potensi pendatang baru.

3. Memperkenalkan kategori baru dari partisipasi industri yang tidak ditemukan dalam The

Five Forces Framework yang disebut pelengkap (complementors), yaitu produsen produk

pelengkap dimana produk tersebut meningkatkan nilai fokus perusahaan saat produk

tersebut digunakan bersama.

Anda mungkin juga menyukai