Ketika salah satu diantara kalian menemukan sesuatu di perutnya, lalu sangsi
apakah keluar sesuatu atau tidak ? Maka jangan keluar dari masjid sampai
mendengarkan suara atau menemukan bau (kentut) . (HR. Muslim )
2. Penjelasan
Terdapat 8 kaidah dalam keraguan ini :
1. Kaidah baqa' ma kana alama kana, sebelum datang hukum baru maka hukum
lama tetap berlaku. Contoh: Orang yang yakin suci tapi ragu apakah dia sudah
batal/ belum, maka dihukumi suci.
2. Kaidah baraah adz-dzimah
Berlaku terbebas dari tanggungan hak orang lain bagi yang belum ditetapkan.
3. Kaidah man syakka hal fa’ala syai’an am la, fal ashl annahu lam yaf’alhu
(orang yang ragu, apakah telah melakukan sesuatu atau belum, maka hukum
asalnya adalah sungguh ia belum melakukannya)
4. Kaidah man tayaqqana al-fi’la wa syak fi al-qalil au al-katsir hummail ‘ala
alqalil (orang yang yakin telah melakukan suatu perbuatan, dan ragu tentang
sedikit banyaknya, maka dihukumi baru melakukan yang sedikit)
5. Kaidah al-ashl al-‘adam (hukum asal pada hak adami adalah tidak ada
ketetapan atau tanggungan kepada orang lain).
6. Kaidah al-ashl fi kulli hadis taqdiruh bi aqrab zaman (hukum asal setiap
perkara yang baru datang adalah mengira-ngirakannya terjadi pada waktu
yang paling dekat.
7. Kaidah al-ashl fi al-abdha’ at-tahrim,
8. Kaidah al-ashl fi al-kalam al-haqiqah
3. (يسر تجلب المشقةkesulitan menuntut kemudahan)
Sebab-sebab rukhsah ada tujuh yaitu: Saafar, sakit,keterpaksaan, lupa,
ketidaktahuan,kesulitan dan sifat kurang. Macam macam rukhsah ada wajib, sunah,
mubah, makruh dan khilaf al ula.
4. (الضرريزالbahaya harus dicegah)
Level kondisi yaitu darurat, hajat , manfaat, zinah dan fudhul. Kaidah seperti, Kebolehan
karena uzur dan akan hilang ketika uzurnya hilang. Segala sesuatu
yang dibolehkan karena uzur atau darurat, maka hukum kebolehannya akan
batal sebab uzur atau daruratnya hilang, Tidak boleh menghilangkan bahaya atau
kerugian orang dengan tindakan yang berakibat membahayakan atau merugikan orang
lain.
5. (العادةمحكمةkebiasaan bisa dijadikan sebagai hukum)
a. legalitas adat ada tiga:
1) Cukup sekali
2. Harus terulang
3. Berulang kali sampai muncul dugaan kuat adat tersebut tidak berubahubah
b. Kaidah ‘adah mu’tabarah, adat bisa dijadikan pijakan hukum bila berlaku
secara merata di suatu daerah.
c. Pertentangan ‘urf dan syara’