Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA IV: BRACHIOPODA DAN MOLLUSCA

LAPORAN

OLEH:
GYNA CHRISTIN EKKE
D061201021

GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Palentologi berasal dari kata“paleo” yang berarti tua, dahulu, “ontos” yang

berarti hidup dan “logos “yang berarti ilmu pengetahuan. Dapat disimpulkan

bahwa paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa

lampau. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan pada

masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan yang lainnya serta

lingkungan kehidupannya.

Ada berbagai macam fosil dari berbagai filum contohnya seperti dari filum

brachiopoda dan moluska. Dari penemuan fosil filumbrachiopoda dan moluska

dapat membantu untuk mengetahui dan mengungkap kehidupan spesies-spesies

dari filum tersebut dan mengetahui bagaimana kehidupan organisme tersebut

dimasa lampau selain itu penemuan fosilnya dan mengungkap umur serta tempat

pengendapan fosil organisme tersebut.

Organisme yang telah menjadi fosil tidak serta merta langsung menjadi fosil

akan tetapi melaui tahapan yang sangat panjang, mulai dari kematian, terhindar

dari proses kimia yang dapat merusak ataupun dari bakteri pembusuk,

transportasi, terendapkan, tertutupi material sedimen, terlitifikasi dan pada

akhirnya tersingkap dipermukaan. Maka praktikum ini dilakukan untuk

mengetahui hal-hal dasar mengenai fosil terkhusus pada fosil dari Filum

brachiopoda dn moluska yang penting dalam eksplorasi di bidang geologi.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini ialah untuk mengenalkan kepada

praktikanmengenai fosil. Sedangkan tujuan dari praktikum ini agar praktikan :

1. Praktikan mampu menjelaskan definisi Brachiopoda dan Molluska

2. Praktikan mampu mendeskripsikan fosil dari Brachiopoda dan Molluska

3. Praktikan mampu menjelaskan manfaat fosil dari Brachiopoda dan

Molluska
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Brachiopoda
2.1.1 Filum Brachiopoda

Brachiopoda adalah Bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode

Cambrian yang masih hidup hingga sekarang yang merupakan komponen penting

organisme benthos pada zaman Paleozoikum.Brachiopoda berasal dari bahasa

latinbrachium yang berarti lengan (arm), poda yang berarti kaki (foot).

Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang

difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang

tangannya berfungsi sebagai kaki.Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari

bentuk invertebrata.Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari phylum ini

yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai.

Gambar 2.1 Fosil brachiopoda

2.1.2 Ciri-Ciri Filum Brachiopoda

Adapun ciri-ciri filum dari Brachiopoda adalah sebagai berikut:

1. Hidup di air laut: Bentos sesil.

2. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu

juluran otot yang disebut pedicle.


3. Ada yang hidup diair tawar, namun sangat jarang.

4. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan Untuk memenuhi kebutuhan

makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai Lophophore yang berfungsi

menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke

luar tubuh dapat berlangsung.

5. Mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600meter secara benthos sessil.

6. Genus Lingula hanya hidup pada daerah tropis/hangat dengan kedalaman

maksimal 40 meter.

7. Hingga saat ini diketahui memiliki sekitar 300 spesies dari Brachiopoda.

8. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5mm hingga

8 cm.

9. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose

dan Thanathoconose.

2.1.3 Klasifikasi Filum Brachiopoda

Klasifikasi Filum Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas Artikulata

dan kelas Inartikulata yaitu:

a) Kelas Artikulata

Kelas Articulata mempunyai ciri cangkang atas dan bawah (valve)

dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput dan gigi.Memiliki masa hidup

dari zaman Cambrian hingga ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup

sampai sekarang seperti anggota dari ordo Rhynchonellida dan ordo

Terebratulida. Berikut adalah ciri-ciri dari Kelas Articulata:

1. Cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot.
2. Cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan.

3. Tidak memiliki lubang anus

4. Memiliki keanekaragaman jenis yang besar.

5. Banyak berfungsi sebagai fosil indeks

6. Mulai muncul sejak Zaman Kapur hingga saat ini (Djauhari Noor. 2009).

Gambar 2.2Morfologi Kelas Articulata

b) Kelas Inarticulata

Dicirikan dengan cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan

dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput

pengikat. Berikut ini adalah ciri-ciri dari klas Inarticulata:

1. Tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line).

2. Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh otot, sehingga setelah mati

cangkang akan terpisah.

3. Cangkang umunya berbentuk membulat atau seperti lidah, tersusun oleh

senyawa fosfat atau khitinan.

4. Mulai muncul sejak zaman Cambrian awal hingga sekarang


Gambar 2.3Morfologi Kelas Inarticulata

2.1.4 Fosil Brachiopoda Dan Kegunaannya dalam Geologi

Kegunaan fosil Brachiopoda ini yaitu sangat baik untuk fosil indeks untuk

strata pada suatu wilayah yang luas. Brachiopoda dari kelas Inarticulata; genus

Lingula merupakan penciri dari jenis brachiopoda yang paling tua, yaitu

Kambrium Bawah. Jenis ini ditemukan pada batuan Kambrium Bawah dengan

kisaran umur 550 juta tahun yang lalu. Secara garis besar, jenis filum Brachiopoda

ini merupakan hewan-hewan yang hidup pada Masa Paleozoikum, sehingga

kehadirannya sangat penting untuk penentuan umur batuan sebagai fosil indeks.

2.2 Mollusca
2.2.1 Filum Mollusca
Mollusca dari bahasa Latin yaitu molluscus yang berarti lunak, jadi Molusca

merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak.Kedalamnya

termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang.Filum mollusca

telah ribuan yang telah menjadi fosil, mollusca memiliki spektrum

penyebaran biogeografi yang amat luas,mulai dari lingkungan akuatis

(laut,payau,tawar) sampai dengan lingkungan terrestris (darat) merupakan jenis

Kingdom animalia yang paling sintas sepanjang waktu geologi,sehingga banyak

digunakan sebagai fosil indeks.


Gambar 2.4 Fosil mollusca

2.2.2 Ciri-Ciri Filum Moluska

Adapun Ciri-ciri Mollusca antara lain:

1. Bertubuh lunak dan umumnya bercangkang

2. Tubuuhnya tidak besegmen dan simetri bilateral

3. Termasuk dalam hewan tripoblastik selomata

4. Tubuh terdiri dari 3 bagan utama yaitu kaki, badan dan mantel

5. Tubuh biasanya pendek, terbungkus dalam mantel dorsal tipis

6. Memiliki radula yaitu lidah bergigi

7. Gidup secara heterotrof atau tidak dapat membuat makanannya sendiri

8. Tersebar luas dalam habitat laut, air tawar, dan darat tetapi lebih banyak

terdapat dalam lautan.

2.2.3 Klasifikasi Filum Moluska

Adapun pembagian kelas filum Moluska yaitu:

1. Kelas Pelecypoda

Pelecypoda Berasal dari bahasa Yunani yaitu Pelekys yang berarti kapak

kecil dan Pous yang berarti kaki, Jadi Mollusca adalah binatang yang

mempunyai kaki yang mirip kapak kecil disebut juga Lamellibranchia yang

berarti lempeng kecil. Hewan dari filum ini memilki insang, test dari kulit
kerang dimana dua valve ini dihubungkan dengan sistem engsel yang terdiri dari

gigi &socket. Bagian dalam test ini dilapisi oleh membran yang tipis dimana

kearah posteior kulit mantel dapat membentuk saluran-saluran Pada umumnya,

Pelecypoda yang hidup di lumpur mempunyai siphon yang lebih besar

dibandingkan dibandingkan yang hidup di laut.

Klasifikasi Pelecypoda didasarkan pada bagian tubuh tertentu, yaitu insang,

susunan susunan gigi dan otot penutup kelopaknya.Bentuk gigi yang sederhana

telah dijumpai pada zaman Ordovisium & terjadi evolusi.Kerang, tiram, simping

termasuk dalam kelas ini.Hewan ini mempunyai dua buah cangkang yang

melindungi tubuh.Pelecypodamerupakan hewan simetri bilateral, tapi tidak

dapat bergerak dengan cepat. Hewan ini bergerak dengan menjulur kan kaki otot

yang besar melalui celah antara dua cangkang. Semua anggota kelas ini

memperoleh makanan dengan menyaring makanan dari air yang masuk kedalam

rongga mantel.

Adapun perbedaan fosil felecypoda dan brachiopoda yaitu:

Tabel 2.1 tabel perbedaan fosil felecypoda dan brachiopoda


Fosil Pelecypoda Fosil Brachiopoda
Valvenya inequilateral Valvenya equilateral
Valve kiri dan kanan sama Inequivalve
Disebut valve kaan kiri Disebut pedicle dan brachial valve
Tidak terdapat pedicel opening Terdapat pedicle valve
Gigi dan socket terdapat pada masing Gigi dan socket terdapat pada valve
masing valvenya yang berlawanan
Shell terdapat 3 lapis Shell dijumpai lebih dari 3 lapis
Biang simetri terletak pada keduavalve Bidang simetri memotong kedua valve
Gambar 2.5kelas Pelecypoda

2. Kelas Gastropoda

Gastropoda berasal dari kata Gaster yang berarti perut dan podos yang berarti

kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut

yang dalam hal ini disebut kaki.Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak

mampu melakukan autofertilisasi.Beberapa contoh Gastropoda adalah

bekicot(Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut

(Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).

Gambar 2.4 kelas Gastropoda

3. Kelas Chepalophoda

Cephalopodaberasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari katacephale yang

berarti kepala dan podos yang berarti kaki. Jadi Cephalopoda adalahmollusca

yang berkaki di kepala. Contoh dari Kelas ini yaitu Cumi-cumi dan sotong yang

memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih
pendek.Cangkang cumi-cumi kecil berupa lempengan yang melekat pada mantel

sedangkan gurita tidak bercangkang.

Gambar 2.5 kelas Cepalophoda

4. Kelas Scaphopoda

Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari moluska.Hewan ini mempunyai

kebiasaan membenamkan diri di pasir pantai. Dentalium vulgare adalah salah satu

contoh kelas Scaphopoda.Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau

lumpur.Hewan ini juga memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua

ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 sampai dengan 5 cm. Dekat mulut

terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk

menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untukpernafasan digerakkan

oleh gerakankaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel.

5. Kelas Amphineura

Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di

pantai.Tubuhnya bilateralsimetri, dengan kaki di bagian perut

(ventral)memanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8

papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang.

Hewan ini bersifat hermafrodit (bersifat hermafrodit atau berkelamin dua),

fertilisasi eksternal. Contohnya Cryptochiton sp.Neopilina disebut fosil hidup


karena sebelum ditemukan pada tahun 1957 hewan ini dianggap sudah punah

sejak jutaan tahun yang lalu.Moluska ini sangat menarik perhatian karena di

sampinng memiliki sifat-sifat moluska bagian dalamnya dalamnya beruas-

ruas.Karena susunan yang beruas-ruas sepertiAnnelida dianggap bahwa annelida

dan moluska mempunyai kerabat yang dekat.

Gambar 2.7kelas Kelas Amphineura

2.2.4 Fosil Mollusca Dan Kegunaannya Dalam Geologi

Fosil Mollusca berperan penting dalam bidang Geologi, salah satu fosil

yang sering digunakan dalam penelitian adalah fosil dari kelas Gastropoda.Kelas

Gastropoda dapat dijadikan sebagai fosil indeks dikarenakan lebih dari 14.000

spesiesnya telah punah dan sebagian terawetkan menjadi fosil. Fosil berguna

sebagai indikator umur geologi suatu batuan.Walaupun lebih sering digunakan

fosil mikro untuk penentuan korelasi biostratigrafi, namun keterdapatan fosil

makro juga berperan dalam penentuan umur geologi sedimen.

Fosil gastropoda juga dapat juga dapat digunakan sebagai digunakan sebagai

penentu lingkungan pengendapan suatu sedimen.Lingkungan pengendapan adalah

suatu daerah di permukaan litosfer, baik diatas maupun dibawah permukaan laut,

yang dicirikan oleh serangkain ciri kimia, fisika dan biologi yang

khusus.Penentuan lingkungan pengendapan didasarkan dari kebiasaan hidup


organisme kelas gastropoda yang dapat berdomisili di laut dalam, laut dangkal,

darat, maupun perairan tawar. Apabila dijumpai fosil gastropoda dengan

kelimpahan tinggi maka dapat di interpretasiakn lingkungan pengendapan

sedimen tersebut adalah zona laut dangkal yang hangat, terang, terkena cahaya

matahari serta energi arus yang tidak terlalu kuat.


BAB III
METODOLOGI

1.1 Metodologi

Metode yang akan digunakan dalam praktikum acara empat ini adalah

pengenalan dan pendeskripsan fosil yang dilakukan oleh praktikan.

1.2 Tahapan Praktikum

Adapun tahapan-tahapan praktikum, diantaranya:

1.2.1 Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan awal, kami pertama-tama melaksanakan asistensi umum. Pada

asistensi umum dipaparkan mengenai tata tertib serta peralatan yang wajib

dikenakan dan dibawa saat kegiatan praktikum. Setelahnya dilanjutkan dengan

asistensi acara 4. Setelah pembawaan materi singkat terkait pengenalan dan

pendeskripsian fosil, asisten memberi tugas pendahuluan yang menjadi syarat

sebelum bisa mengikuti kegiatan praktikum.

1.2.2 Tahapan Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di Laboratorium Paleontologi, Departemen

Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin. Sebelum melakukan kegiatan

praktikum, pertama kali dilakukan adalah melakukan responsi guna mengetahui

sejauh mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah

responsi dilakukan, dilanjutkan dengan kegiatan praktikum. Praktikan diberikan 8

sampel fosil untuk kemudian di deskripsikan dan dituliskan pada lembar kerja

praktikan.
1.2.3 Analisis Data

Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar

kerja yang telah diisi dengan deskripsi sampel fosil untuk memperoleh hasil yang

benar.

1.2.4 Pembuatan Laporan

Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi dari

asisten, dilanjutkan dengan penusunan laporan sesuai dengan format laporan yang

telah ditentukan.

Tabel 3.1 Flow Chart Tahapan Praktikum

3.3 ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang akan digunakan, diantaranya:

1. Buku penuntun
2. LKP (Lembar Kerja Praktikan)

3. Kartu kontrol

4. Lembar asistensi

5. Pensil warna

6. ATK

7. Masker

8. Handsanitizer

9. HVS A4

10. Clipboard

11. Jam tangan

12. Sarung tangan latex

13. HCL

14. Lap kasar

15. Lap halus


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil dan Pembahasan

4.1.1 Fosil Peraga 1968

Gambar 4.1 Fosil Peraga 1968


Fosil ini berasal dari filum Bracchiopoda, dengan kelas Artikulata,

OrdoOrbitoidacea, termasuk dalam FamiliOrbitoidesidae, Genus Orbitoides, dan

Mempunyai spesies Orbitoides papyracea BOUBEE.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami

pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu

material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman

dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini berbentukbiconvex. Bereaksi ketika ditetesi HCl yang menandakan

bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3). Dari situ

diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal.

Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur Eosen Atas (44-37 juta tahun

yang lalu).

4.1.2 Fosil Peraga 185

Gambar 4.2 Fosil Peraga 185


Fosil ini berasal dari filum Bracchiopoda, dengan kelas Artikulata,

OrdoCystoporida, termasuk dalam FamiliConstellarianidae, Genus Constellaria,

dan Mempunyai spesies Constellaria Florida ULRICH.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami


pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu

material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman

dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses

leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini berbentuk bikonveks. Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

menandakan bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan

(CaCO3). Dari situ diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah

laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur Ordovisum Atas

(450-434 juta tahun yang lalu).


4.1.3 Fosil Peraga 1613

Gambar 4.3 Fosil Peraga 1613


Fosil ini berasal dari filum Molluska, dengan kelas sephalopoda,

OrdoAmmonitida, termasuk dalam FamiliPleydellianidae, Genus Pleydellia, dan

Mempunyai spesies Pleydellia Aalensis ZEITEN.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi

berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-

material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian

terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut

terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,

material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah

material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan

menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan

material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang

terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material sementasi

yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching

(proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme

dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut


menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini berbentuk radial. Tidak bereaksi ketika ditetesi HCl yang

menandakan bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Silikaan (SiO2).

Dari situ diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut

dalam. Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur Jura Bawah (195-175

juta tahun yang lalu).

4.1.4 Fosil Peraga 1266

Gambar 4.4 Fosil Peraga 1266


Fosil ini berasal dari filum Brachiopoda, dengan kelas Inartikulata,

OrdoRhynchonellata, termasuk dalam FamiliSpiriferellanidae, Genus Spiriferella,

dan Mempunyai spesies Spiriferella Keilhavi BUCH

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami

pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu


material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman

dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses

leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini berbentuk konfeks. Beraksi ketika ditetesi HCl yang menandakan

bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3). Dari situ

diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal.

Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur Perm Atas (251-229 juta tahun

yang lalu).

4.1.5 Fosil Peraga 1758


Gambar 4.5 Fosil peraga 1758

Fosil ini berasal dari filum Mollusca, dengan kelas Scaphopoda,

OrdoBelemnitida, termasuk dalam FamiliBelemnitellanidae, Genus Belemnitella,

dan Mempunyai spesies Belemnitella Junior NOWAK

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami

pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu

material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman

dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses

leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme


tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini berbentuk conical (kerucut). Beraksi ketika ditetesi HCl yang

menandakan bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan

(CaCO3). Dari situ diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah

laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur Kapur Atas (100-

66 juta tahun yang lalu).

4.1.6 Fosil Peraga 1837

Gambar 4.6 Fosil Peraga 1837


Fosil ini berasal dari filum Mollusca, kelas Pelecypoda, ordo Veneroida,

family Corbiculanidae, genus Corbicula, dengan nama spesies Corbicula gravesi

DESH.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami

pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu


material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman

dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses

leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimenterlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini memiliki bentuk Convex (satu cangkang). Fosil ini beraksi ketika

ditetesi HCl, hal tersebut menandakan bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia

berupa Karbonatan (CaCO3). Dari itu diketahui bahwa lingkungan pengendapan

dari fosil ini adalah laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini

berumur sekitar Eosen Bawah (55-51 juta tahun yang lalu).

4.1.7 Fosil Peraga 155


Gambar 4.7 Fosil Peraga 155
Fosil ini berasal dari filum Bracchiopoda, dengan kelas Artikulata, Ordo

Terebratalida, termasuk dalam FamiliOmphymaidae, GenusOmphyma, dan

Mempunyai spesies Omphyma Subturbinata ORB.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami

pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu

material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman

dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses

leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme


tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini berbentuk konfeks. Beraksi ketika ditetesi HCl yang menandakan

bahwa fosil ini memiliki komposisi kimia berupa Karbonatan (CaCO3). Dari situ

diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal.

Berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur Silur Atas (434-424 juta tahun

yang lalu).

4.1.8 Fosil Peraga 1959

Gambar 4.8 Fosil Peraga 1959


Fosil ini berasal dari filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo

Sorbeoeoncha, family Tympanotonosidae, genus Tympanotonos, dengan nama

spesies Tympanotonos margaritaceus BROCCHI.

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media

geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi,

material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami

pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu

material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan

bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan

mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air

yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material

sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses

leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu penggantian sebagian tubuh fosil oleh

mineral sehingga bentuk fosil masih terlihat.

Fosil ini mengalami jenis pemfosilan berupa permineralisasi, dimana

komposisi sebagian dari fosil tersebut telah tergantikan oleh mineral yang resisten

dan bentuk asli dari fosil tersebut masih terlihat jelas. Bentuk fosil ini adalah

conical. Fosil ini memiliki komposisi kimia berupa karbonatan (CaCO3) yang

dilihat dari reaksi fosil tersebut terhadap HCL. Dari reaksi tersebut diketahui

bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini berada di laut dangkal. Berdasarkan

pada skala waktu geologi, fosil ini berumur Miosen Bawah (22,5-16 juta tahun

yang lalu).
BAB V
PENUTUP

5. 1 KESIMPULAN

1. Phylum Brachiopoda adalah hewan yang merupakan suatu kesatuan tubuh

yang difungsikan sebagai kaki dan lengan. Sedangkan Filum Mollusca

adalah kelompok hewan invretebrata yang memiliki tubuh lunak

2. Proses pendeskripsian dari Fosil Brachipoda dan Molluska itu dilihat dari

taksonominya terlebih dahulu, lalu proses pemfosilan, Komposisi Fosil,

Bentuk Fosil, Waktu asal fosil itu sendiri dan lingkungan

pengendapannya

3. Manfaat Phylum Brachiopoda ini merupakan hewan-hewan yang hidup

pada Masa Paleozoikum, sehingga kehadirannya sangat penting untuk

penentuan umur batuan sebagai Index Fosils. Manfaat Moluska tersendiri

yaitu pada Pada kelas Gastropoda Dalam Geologi Khususnya Stratigrafi

Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Beberapa spesies

akan mencirikan lapisan tertentu.

5.2 SARAN
5.2.1 Saran Untuk Lab

1. Sebaiknya disediakan tempat penyimpanan sapu agar tertata rapih

2. Sebaiknya menjaga kerapihan Lab

5.2.2 Saran untuk asisten

1. Tetap menjaga Keramahannya.

2. Tetap memberikan Penjelasan yang mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai