CBR PKN Asli Dikonversi
CBR PKN Asli Dikonversi
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan
kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 itu
bagian dari latar belakang dari kewarganegaraan. Tujuan untuk agar para generasi muda
mempelajari pendidikan kewarganegaraan untuk menyadarkan kita bahwa semangat
perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan
yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam menghadapi globalisasi untuk
mengisi kemerdekaan kita memerlukan perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi
masing2. Perjuangan ini dilandasi oleh nilai2 perjuangan bangsa sehingga kita tetap memiliki
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah air dan mengutamakan
persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya
NKRI. Dengan itu kita sebagai generasi muda diharapkan menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan,
wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa sebagai calon sarjana
yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK dan seni.
Warga negara memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan sebuah negara. Oleh
karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai institusi yang menaunginya
memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut.
Agar dapat memiliki status yang jelas sebagai warga negara, pemahaman akan pengertian,
sistem kewarganegaraan serta hal-hal lain yang menyangkut warga negara hendaknya
menjadi penting untuk diketahui. Dengan memiliki status sebagai warga negara, orang
memiliki hubungan dengan negara. Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan
kewajiban secara timbal balik antara warga negara dengan negaranya.
Dalam beberapa literatur, dikenal istilah warga negara, rakyat dan penduduk. Istilah
warga negara secara umum mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara,
yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar
tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama (Tim ICCE UIN Jakarta). Istilah
rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada di
bawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya
dilawankan dengan penguasa. Sedangkan penduduk, menurut Soepomo dalam Hartono
Hadisoeprapto (1999), adalah orang-orang yang dengan sah bertempat tinggal tetap dalam
suatu negara. Sah artinya tidak bertentangan dengan dengan ketentuan-ketentuan mengenai
masuk dan mengadakan tempat tinggal tetap dalam negara yang bersangkutan. Orang yang
berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi penduduk dan non penduduk.
Adapun penduduk negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan
warga negara.
1
2. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja yang dibahas/dipelajari dalam mata kuliah
kewarganegaraan
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pada buku tersebut
Memperinci materi-materi dalam buku yang sedang di kritik
3. Manfaat
Memudahkan pembaca untuk memahami pembahasan dalam buku yang sedang
di kritik
Menambah wawasan dan pengetahuan karena tidak hanya satu buku yang akan dibaca
dalam mengkritik buku. Seperti perjanjian tugas ini paling sedikit buku
pembandingnya 2, selain buku yang dikritik.
BAB II
(Buku Utama)
BAB VIII
Bagaimana Urgensi dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara Bagi
Indonesoa Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan?
Pembelajaran Bab 9 ini mengajak Anda mengkaji dan memperdalam lebih lanjut perihal
Ketahanan Nasional dan konsep Bela Negara. Sesuai dengan kaidah pembelajaran ilmiah
yang aktif, Anda diminta untuk menelusuri, menanya, menggali, membangun argumentasi,
dan mendeskripsikan kembali konsep Ketahanan Nasional dan Bela Negara baik secara
tulisan maupun lisan.
Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang
dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rukun,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba
selaras, serasi, seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang
tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
Perihal adanya tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional diperkuat kembali oleh
Basrie (2002) bahwa ketahanan nasional itu memiliki wajah sebagai berikut: 1)
sebagai Kondisi, 2) sebagai Doktrin, dan 3) sebagai Metode. Tannas sebagai kondisi
adalah sesuai dengan rumusan ketahanan nasional pada umumnya. Tannas sebagai
doktrin berisi pengaturan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan dalam
kehidupan nasional. Tannas sebagai metode adalah pendekatan pemecahan masalah
yang bersifat integral komprehensif menggunakan ajaran Asta Gatra.
Dalam lingkup kecil, ketahanan nasional pada aspek-aspek tertentu juga turut
menentukan kelangsungan hidup sebuah bangsa. Masih ingatkah Anda, pada tahun
1997-1998, ketahanan ekonomi Indonesia tidak kuat lagi dalam menghadapi
ancaman krisis moneter, yang berlanjut pada krisis politik. Sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, ketahanan nasional memiliki banyak dimensi atau aspek,
serta adanya ketahanan nasional berlapis.
BAB IX
Ketahanan Nasional
1. Geostrategi Indonesia
Konsepsi dasar ketahanan nasional paling tidak dapat dipahami dari empat
model ketahanan nasional, masing-masing model Astagatra, Model Morgentahu,
Model Alfred Thayer Mahan, dan Model Cline. Pertama, Model Astagatra, model
ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya
yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam
yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang
dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 (delapan) unsur aspek
kehidupan nasional yang terdiri atas aspek kehidupan alamiah dan aspek
kehidupan sosial. Aspek alamiah meliputi Trigatra, yaitu: letak dan kedudukan
geografi, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk.
Sedangkan aspek kehidupan sosial terdiri atas Pancagatra, yaitu: ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Hubungan komponen strategi
antargatra dalam trigatra dan pancagatra serta antara gatra itu sendiri terdapat
hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan
ketergantungan (interdependency). Oleh karena itu hubungan komponen strategi
dalam trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif
integral) di dalam komponen strategi astagatra.
Ketiga, Model Alfred Thayer Mahan. Dalam bukunya The Influence Seapower
on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu
bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi,
bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau
bangsa, dan sifat pemerintahan.
Dan keempat, Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana
dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya
amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di
dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut Cline
suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi
geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan sumber
daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil
bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar.
Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah
penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi
maju.