Islam dan Ruang Lingkup 3 Ajarannya Konsekuensi Syahadat
Perkara yang membatalkan syahadat
4 4
55 Referensi Bismillahirrahmanirrahiim.
Alhamdulillah kita memasuki pertemuan ketujuh dengan tema
konsep, hakikat dan konsekuensi syahadat. Syahadat merupakan rukun iman yang pertama sekaligus menjadi pintu gerbang Islam. Tanpa syahadat, maka sseorang tidak bisa diakui sebagai seorang muslim. Penjelasan lebih lanjut mari kita baca dan simak pemaparan dari sub topik berikut:
Pendahuluan 1. Makna Syahadat
Our services 2. 3. Syarat dan Rukun Syahadat Konsekuensi Syahadat 4. Perkara yang membatalkan syahadat
Selamat menikmati pembelajaran hari ini!!
Makna syahadat “Lâ ilâha illa Allah” yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala, mentaati hal tersebut dan mengamalkannya. Makna Kalimat “Lâ ilâha illa Allah” dimaknai dengan lâ ma’buda bi haqqin illa Allah”. Ilah berarti sesembahan, sehingga “Lâ ilâha illa Allah” Syahadatain memiliki makna sebagaimana di atas Sesuatu yang disembah secara bathil begitu banyak jumlahnya. Namun, yang disembah secara haq hanya Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana dikutip dalam surat Al-Hajj ayat 62: “(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” Menurut para ulama, ada tujuh syarat bagi kalimat “Lâ ilâha illa Allah” yaitu sebagai berikut: Syarat Syahadatain • Berilmu • Yakin • Menerima • Tunduk • Jujur • Ikhlas • Cinta Kalimat “Lâ ilâha illa Allah” terdapat dua rukun, yaitu sebagai berikut: ⚫ al-nafyu --- bermakna peniadaan. Maksudnya peniadaan terhadap syirik dengan segala macam bentuknya. Peniadaan adanya tuhan- Rukun tuhan selain Allah Subhanahu wa ta’ala. ⚫ Al-itsbat --- bermakna penetapan. Maksudnya penetapan bahwa Syahadatain Allah satu-satunya Dzat dan Tuhan yang berhak disembah serta ketaatan terhadap segala konsekuensinya. Lihat Surat Al-Baqarah: 256 “Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” Makna syahadat “anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluhu” yaitu mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, Rukun serta mengamalkan konsekuensinya: mentaati perintahnya melalui sabda beliau, membenarkan ucapan beliau, menjauhi larangan Syahadatain beliau, dan tidak menyembah Allah kecuali melalui mencontoh tuntunan beliau.
Rukun Syahadat “anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluhu”
1. ‘abduhu --- bermakna bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam adalah hamba Allah. Rukun ini meniadakan pengagungan yang berlebih-lebihan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam (hingga sampai pada pengkultusan) kecuali yang sudah diperintahkan dan dituntunkan oleh Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam. 2. Rasûluhu --- bermakna mengimani bahwa beliau adalah seorang yang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai nabi dan rasul pengemban misi dakwah, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan. Konsekuensi Syahadatain
• Peniadaan tuhan-tuhan selain Allah mewajibkan untuk
meninggalkan segala bentuk penyembahan kepada segala macam yang dipertuhankan selain Allah. Lâ ilâha illa Allah • Penetapan Allah sebagai satu-satunya ilah memiliki konsekuensi bahwa segala aktivitas ibadah hanya ditujukan kepada Allah tanpa berbuat syirik sedikitpun.
• Mentaatinya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam),
“anna membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, Muhammadan mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan ‘abduhu wa rasûluhu” meninggalkan hal-hal bid'ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala pendapat orang 1. Syirik dalam Beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala 2. Menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah 3. Tidak mengkafirkan orang musyrik atau menyangsikan kekaafiran merea 4. Berkeyakinan baahwa petunjuk yang datang selain dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam lebih baik dan lebih sempurna 5. Membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah Hal-hal Pembatal shallallahu ‘alaihi wa salam 6. Mengolok-olok Sebagian ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam Syahadat 7. Melakukan sihir 8. Mengutamakan orang kafir atau orang musyrik daripada orang muslim 9. Beranggapan bahwa manusia bisa leluasa keluar dari syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam 10. Berpaling dari diinullah Referensi Kholid Muslih, Worldview Islam, Ponorogo: Unida, 2018 Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006 Muhammad Abdul Wahab, Pengantar Fiqih Muamalah, Jakarta: Rumah Fiqih, 2018 Yusuf Qhardhawi, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: All-Kautsar, 2010