Anda di halaman 1dari 12

The future starts today, www.umy.ac.

id

Hakikat dan Konsekuensinot


Syahadat
tomorrow.
Yunita Furi Aristyasari, S.Pd.I., M.Pd.I

⚫Phone: +62- 852-9232-0191

⚫E-mail: yunita.furi.aristyasari@umy.ac.id
Makna Syahadat
11

2 Syarat dan Rukun Syahadat


Islam dan
Ruang Lingkup
3
Ajarannya
Konsekuensi Syahadat

Perkara yang membatalkan syahadat


4
4

55 Referensi
Bismillahirrahmanirrahiim.

Alhamdulillah kita memasuki pertemuan ketujuh dengan tema


konsep, hakikat dan konsekuensi syahadat. Syahadat merupakan
rukun iman yang pertama sekaligus menjadi pintu gerbang Islam.
Tanpa syahadat, maka sseorang tidak bisa diakui sebagai seorang
muslim. Penjelasan lebih lanjut mari kita baca dan simak
pemaparan dari sub topik berikut:

Pendahuluan 1. Makna Syahadat


Our services 2.
3.
Syarat dan Rukun Syahadat
Konsekuensi Syahadat
4. Perkara yang membatalkan syahadat

Selamat menikmati pembelajaran hari ini!!


Makna syahadat “Lâ ilâha illa Allah” yaitu beri’tikad dan berikrar
bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah
kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala, mentaati hal tersebut dan
mengamalkannya.
Makna Kalimat “Lâ ilâha illa Allah” dimaknai dengan lâ ma’buda bi haqqin
illa Allah”. Ilah berarti sesembahan, sehingga “Lâ ilâha illa Allah”
Syahadatain memiliki makna sebagaimana di atas
Sesuatu yang disembah secara bathil begitu banyak jumlahnya.
Namun, yang disembah secara haq hanya Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana dikutip dalam surat Al-Hajj ayat 62:
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah,
Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka
seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah,
Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”
Menurut para ulama, ada tujuh syarat
bagi kalimat “Lâ ilâha illa Allah” yaitu
sebagai berikut:
Syarat
Syahadatain • Berilmu
• Yakin
• Menerima
• Tunduk
• Jujur
• Ikhlas
• Cinta
Kalimat “Lâ ilâha illa Allah” terdapat dua rukun, yaitu sebagai
berikut:
⚫ al-nafyu --- bermakna peniadaan. Maksudnya peniadaan terhadap
syirik dengan segala macam bentuknya. Peniadaan adanya tuhan-
Rukun tuhan selain Allah Subhanahu wa ta’ala.
⚫ Al-itsbat --- bermakna penetapan. Maksudnya penetapan bahwa
Syahadatain Allah satu-satunya Dzat dan Tuhan yang berhak disembah serta
ketaatan terhadap segala konsekuensinya. Lihat Surat Al-Baqarah:
256
“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Makna syahadat “anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluhu” yaitu
mengakui secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba Allah
dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan,
Rukun serta mengamalkan konsekuensinya: mentaati perintahnya melalui
sabda beliau, membenarkan ucapan beliau, menjauhi larangan
Syahadatain beliau, dan tidak menyembah Allah kecuali melalui mencontoh
tuntunan beliau.

Rukun Syahadat “anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluhu”


1. ‘abduhu --- bermakna bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa salam adalah hamba Allah. Rukun ini meniadakan
pengagungan yang berlebih-lebihan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa salam (hingga sampai pada pengkultusan)
kecuali yang sudah diperintahkan dan dituntunkan oleh Allah
dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam.
2. Rasûluhu --- bermakna mengimani bahwa beliau adalah seorang
yang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai nabi dan
rasul pengemban misi dakwah, pemberi kabar gembira, dan
pemberi peringatan.
Konsekuensi Syahadatain

• Peniadaan tuhan-tuhan selain Allah mewajibkan untuk


meninggalkan segala bentuk penyembahan kepada segala
macam yang dipertuhankan selain Allah.
Lâ ilâha illa Allah
• Penetapan Allah sebagai satu-satunya ilah memiliki
konsekuensi bahwa segala aktivitas ibadah hanya
ditujukan kepada Allah tanpa berbuat syirik sedikitpun.

• Mentaatinya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam),


“anna membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,
Muhammadan
mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan
‘abduhu wa
rasûluhu” meninggalkan hal-hal bid'ah dan muhdatsat (baru), serta
mendahulukan sabdanya di atas segala pendapat orang
1. Syirik dalam Beribadah kepada Allah Subhanahu
wa ta’ala
2. Menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai
perantara dalam berdoa kepada Allah
3. Tidak mengkafirkan orang musyrik atau
menyangsikan kekaafiran merea
4. Berkeyakinan baahwa petunjuk yang datang
selain dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
salam lebih baik dan lebih sempurna
5. Membenci sesuatu yang datang dari Rasulullah
Hal-hal Pembatal shallallahu ‘alaihi wa salam
6. Mengolok-olok Sebagian ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
Syahadat 7. Melakukan sihir
8. Mengutamakan orang kafir atau orang musyrik
daripada orang muslim
9. Beranggapan bahwa manusia bisa leluasa keluar
dari syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam
10. Berpaling dari diinullah
Referensi
Kholid Muslih, Worldview Islam, Ponorogo: Unida, 2018
Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006
Muhammad Abdul Wahab, Pengantar Fiqih Muamalah, Jakarta: Rumah Fiqih, 2018
Yusuf Qhardhawi, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: All-Kautsar, 2010

11

The Power of PowerPoint - thepopp.com

Anda mungkin juga menyukai