Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanaallahu Wata’ala Yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktu nya yang berjudul “Surat
Al Mukminun 12-14”.
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang isi dari Surat Al Mukminun ayat 12-14.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih. Semoga Allah Subhanaalahu Wata’ala
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Surat Al-Mukminun dan Terjemahannya 2
B. Asbabun Nuzul Surat Al-Mukminun 2
C. Tafsir mufdorat Surat Al-Mukminun 2
D. Tafsir Surat Al-Mukminun 3
E. Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam surat Al-Mukminun 7
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman yang utuh terhadap makna pendidikan dalam konteks Islam harus
dimulai dari pemahaman yang benar tentang hakikat manusia, diantaranya proses penciptaan
manusia itu sendiri. Manusia dengan akal budinya bila merenungkan proses kejadian
dirinya, maka akan timbul perasaan kagum akan kehebatan dan kebesarannya dalam
menciptakan manusia. Manusia adalah makhluk Allah, ia tidaklah muncul dengan
sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Hal ini sebagaimana tercantum dalam beberapa
ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an surah al-Alaq ayat 2 yang berbunyi:
B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang isi dan terjemahan surah Al-Mukminun 12-14
yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: “12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al
Mukminun : 12-14)
"Kemudian itu, Kami jadikan dia (setitik mani itu) di tempat yang tetap terpelihara."
(ayat 13).
" Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
1
Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain "
Tidaklah diragukan lagi bahwa hal seperti ini tidak mungkin diketahui manusia
dengan sendirinya tanpa menggunakan alat. Ini menguatkan bahwa Alqur'an bukan buatan
manusia, tapi Dia berasal dari Pencipta manusia yang mengetahui yang samar dan
tersembunyi. Ibnu Mandzur rahimahullah berkata : " 'Alaqoh adalah binatang kecil yang
ada di air yang menghisap darah, jamaknya 'Alaq" dan berkata juga :" Binatang merah
kecil, ada di air, terkadang menempel di badan dan menghisap darah".
Fairuz Abadi rahimahullah berkata :" 'Alaqoh adalah binatang kecil yang berada di air
yang menghisap darah. Perkataan para Ahli tafsir terdahulu semuanya sama dan tidak
keluar dari penafsiran ahli bahasa. Adapun sebagian Ahli tafsir zaman sekarang telah
mengisyaratkan apa yang sesuai dengan penemuan – penemuan di zaman sekarang. Ibnu
'Asyuur , ahli tafsir masa kini berkata : "Termasuk dari Mukjizat Alqur'an tentang
keilmuan adalah penamaan janin fase ini dengan nama 'Alaqoh. Itu adalah penamaan yang
sangat bagus dan serasi, karena telah diteliti bahwa bagian kecil yang terbentuk dari
Nuthfah (yaitu 'Alaqoh ) dia punya daya hisap yang kuat yang menghisap darah dari ibu,
karena dia menempel di urat-urat yang ada di rahim ibu, dimana darah disuplai kepadanya.
Dan 'Alaqoh adalah segumpal darah yang membeku”
Fase Ketiga : Fase Mudghah ( Segumpal Daging )Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
ًض َغة
ْ فَ َخلَ ْقنَا ا ْل َعلَقَةَ ُم
" Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging" ( al- Mukminun :14 )
Mudghah adalah seukuran apa yang ditelan oleh mulut seseorang. Kalau seseorang
mengambil sepotong adonan kue, kemudian ia gigit dengan mulutnya dan diletakkan di
depannya dan diambil gambarnya, lalu ia mengambil gambar janin pada fase Mudghah
dan diletakkan di sampingnya, pastilah dia tidak bisa membedakan antara keduanya.
Bahkan bekas gigitan pada adonan persis seperti Mudghah pada janin. Penggambaran
janin pada fase ini dengan Mudghah, dan bahwa dia mirip dengan sepotong adonan
dengan sangat akurat, dan tidak mampunya manusia menggambarkan hal ini tanpa alat, ini
menguatkan bahwa Alqur'an bukan buatan manusia, tapi dari Tuhan Pecipta manusia.
Fase Keempat : Muncul dan Tumbuhnya Tulang Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
َ فَ َك
س ْونَا ا ْل ِعظَا َم لَ ْح ًما
"Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging"( al- Mukminun :14 )
Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia membungkus tulang dengan daging.
Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang
untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging. Ini mungkin bisa
jelas kalau kita lihat orang membangun rumah dengan beton dan besi. Dia mulai dengan
meletakkan besi, kemudian ia tuangkan beton ke besi itu, maka tersusunlah beton itu di
atas besi.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang sepandai-pandai membentuk " (ujung ayat 14).
Setelah Allah menyebutkan tentang kekuasaan-Nya dan kelembutanNya dalam
menciptakan nutfah ini dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain dan dari suatu bentuk
ke bentuk yang lain sehingga terbentuklah seperti bentuk manusia yang lengkap dan
sempurna, maka Allah Swt. berfirman: Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling
baik
Artinya sesudah penciptaan pertama dari tiada menjadi ada, maka sesudah itu kalian akan
mati.
َ ِق َغافِل
}ين َ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا فَ ْوقَ ُك ْم
َ ِس ْب َع طَ َرائ
ِ ق َو َما ُكنَّا َع ِن ا ْل َخ ْل
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh jalan (tujuh buah langit),
dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami). (Al Mu’minun: 17)
Yakni Allah mengetahui segala sesuatu yang masuk ke dalam bumi dan yang
keluar darinya, dan mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke atasnya.
Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada, dan Allah Maha Mengetahui semua
yang kalian kerjakan. Dia Yang Mahasuci, tiada terhalang dari pengetahuan-Nya tingginya
langit dan tebalnya bumi, juga besarnya gunung, melainkan Dia mengetahui semua yang
terdapat di dalamnya. Tiada suatu laut pun, melainkan Dia mengetahui segala sesuatu
yang ada di dasarnya. Dia mengetahui semua bilangan makhluk yang ada di gunung-
gunung, lereng-lereng, padang-padang pasir, lautan, hutan-hutan, dan rimba belantara.
E. Nilai Nilai Pendidikan yang terkandung dalam surah Al Mu’ Minun
Pada ayat 12-17 ini menjelaskan tentang terbuktinya dengan apa yang dijelaskan
berdasarkan analisis ilmu pengetahuan. Namun yang terpenting dari itu bukanlah terletak
dari ajaran al-Qurán dengan ilmu pengetahuan, tetapi yang terpenting adalah timbulnya
kesadaran pada diri manusia, bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Allah SWT dan
selanjutnya harus bertanggungjawab atas perbuatannya kelak diakhirat. Kesadaran ini
selanjutnya diharapkan dapat menimbulkan sikap merasa sama dengan manusia lainnya
(egaliter), rendah hati, bertanggung jawab, beribadah, dan beramal shaleh. Menurut H.M.
Quraish Shihab, manusia memiliki potensi selain unsur fisik, yaitu unsur ilahiyah (ruh
ilahiyah) yang dihembuskan Tuhan pada saat bayi berusia 40 hari didalam kandungan.
Perpaduan unsur fisik-jasmaniyah dengan unsur psikis-rohaniah inilah yang selanjutnya
membentuk manusia.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa manusia dianugerahi potensi jasmaniah
pancaindera berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peradaban; dan potensi
rohaniah berupa, dorongan, naluri dan klecenderungan seperti kecenderungan beragama,
bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan, kedudukan, pengetahuan, dan teman hidup
lawan jenis. Pemahaman yang komprehensif tentang manusia ini disepakati oleh para ahli
didik sebagai hal yang amat penting dalam rangka merumuskan berbagai kebijakan yang
berkaitan dengan rumusan tujuan pendidikan, materi pendidikan, dan metode pendidikan.
Dengan demikian kita dapat merumuskan tujuan pendidikan dengan ungkapan bahwa
pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi
yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat melahirkan manusia yang
seutuhnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan sedikit diatas Dapat kita simpulkan beberapa hal, yaitu;
a. Ayat 12-17 Surat Al-Mu’minun menjelaskan Penciptaan Manusia berawal dari sari pati
tanah.
b. Ada lima fase yang dijelaskan Allah dalam Penciptaan Manusia yang diuraikan pada
Ayat 12-13 Surat Al-Mu’minun.
c. Penciptaan Manusia yang dijelaskan Ayat 12-17 Surat Al-Mu’minun sangat sesuai
dengan ilmu tehnologi kekinian, khususnya kedokteran. Bahkan ayat diatas telah
mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup
manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel
kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).
DAFTAR PUSTAKA