Anda di halaman 1dari 21

GUNUNG DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

DAN SAINS

MAKALAH
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ilmi
Dosen Pengampu: Dr. Bahruddin, M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok VI
Nurul Hikmah Amir : 30156120011
Nurhikmayanti : 30156120010
Muh. Djailani Syam : 301561200

Kelas UQ-1
Semester 5

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


JURUSAN USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah ‫ ﷻ‬yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Ilmi. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membawa umat
Islam kepada ridha Allah ‫ﷻ‬.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
menjadi referensi tambahan bagi para pembaca, khususnya terkait dengan tema-
tema tafsir ilmi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini.

Majene, 5 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................ 2

A. Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an ......................................................... 2

B. Gunung dalam Perspektif Sains ................................................................. 3

C. Sifat-Sifat Gunung .................................................................................... 5

D. Fungsi dan Peran Gunung........................................................................ 11

BAB III ............................................................................................................. 17

A. Kesimpulan ............................................................................................. 17

B. Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an memerintahkan setiap manusia untuk menguasai ilmu
pengetahuan dengan menggunakan istilah “perhatikanlah”. Seperti dalam QS.
Yunus ayat 101 dan QS.Al-Hajj ayat 46. Ayat-ayat tersebut berisi perintah untuk
mengamati alam semesta (mentadabburi alam). Hal ini tentu bukan merupakan
kesia-siaan semata, karena dari upaya mengamati alam semesta, setiap manusia
dapat merenungi bagaimana kuasa Allah ‫ ﷻ‬dalam segala ciptaan-Nya.

Diantara ciptaan Allah ‫ ﷻ‬adalah gunung yang merupakan bagian permukaan


bumi yang menjulang tinggi, besar dan panjang. Al-Qur’an telah menyebutkan
berbagai sifat-sifat gunung serta fungsi dan perannya dalam kehidupan manusia.
Apa yang disebutkan dalam al-Qur’an terkait gunung telah ditemukan bukti
ilmiahnya oleh para ahli geologi. Hal ini semakin memperkuat al-Qur’an sebagai
kitab suci yang benar adanya.

Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan mengenai gunung dalam


perspektif al-Qur’an dan sains.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gunung dalam perspektif al-Qur’an?
2. Apa itu gunung dalam perspektif sains?
3. Bagaimana sifat-sifat gunung?
4. Bagaimana fungsi dan peran gunung?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian gunung dalam perspektif al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui pengertian gunung dalam perspektif sains.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat gunung.
4. Untuk mengetahui fungsi dan peran gunung.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an
1. Jabal/Jibal
Gunung dalam al-Qur’an disebut sebagai jabal/jibal. Dalam
kamus al-Qur’an, jabal ialah bagian permukaan bumi yang menjulang
tinggi, besar dan panjang. Dalam lisanul arab, jabal (gunung) adalah
nama yang digunakan untuk pasak bumi ketika gunung menjulang
tinggi, sedangkan gunung yang kecil dinamakan bukit. Kata ini disebut
dalam al-Qur’an sebanyak 39 kali. Diantaranya dalam bentuk tunggal
(singular) dan sisanya dalam bentuk jamak (plural) 1. Seperti dalam QS.
An-Naml : 88
َ ‫ِى أَتْقَنَ كُ َّل‬
‫ش ْىءٍ ۚ ِإنَّ ۥه ُ َخ ِبير‬ ٓ ‫ٱَّلل ٱلَّذ‬
ِ َّ ‫ص ْن َع‬
ُ ۚ‫ب‬ َ ‫َوت ََرى ْٱل ِج َبا َل ت َ ْح‬
َ ‫سبُ َها َجا ِمدَة ً َوه‬
َّ ‫ِى ت َ ُم ُّر َم َّر ٱل‬
ِ ‫س َحا‬
َ‫ِب َما ت َ ْف َعلُون‬
Artinya : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan mengenai ayat ini, “Dan
kamu akan melihat gunung-gunung yang kamu kira mereka berhenti dan
diam tak bergerak, padahal ia berjalan dengan jalan yang cepat
sebagaimana perjalanan awan yang ditiup oleh hembusan angin. Ini
termasuk perbuatan Allah yang telah membuat segala sesuatu dengan
indah dan merapikannya. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa
yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya, perbuatan yang baik maupun
yang buruk, dan akan memberikan balasan kepada mereka sesuai
dengan amal perbuatan tersebut”.2

1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 11.
2
https://tafsirweb.com/6952-surat-an-naml-ayat-88.html, di akses pada tanggal 25
Desember 2022 pukul 21:40.

2
2. Rawaasi
Kata rawasi yang bermakna gunung-gunung disebut sebanyak 9
kali. Kata Ar-rawasi adalah jama` dari kata rasi, musytaq dari kata rasa-
yarsu-rusuwwan yang berarti kokoh, tetap dan kuat. Oleh karena itu
apabila sebuah gunung yang kokoh di dalam bahasa arab disebut rasal
jabal dan ar-rawasi minal jibal. Al-Imam As-Syaukani dalam kitab
beliau Fathul Qadir menyebutkan bahwa dinamakan gunung itu rawasi
karena bumi menjadi kokoh dan tidak bergeser ke manapun dengan
adanya gunung-gunung tersebut 3. Seperti dalam QS. Qaf : 7
‫يج‬
ٍ ‫ج بَ ِه‬ َ ‫ض َمدَدْنَاهَا َوأ َ ْلقَ ْينَا فِي َها َر َواس‬
ٍ ‫ِي َوأ َ ْنبَتْ َنا فِي َها م ِْن كُ ِل زَ ْو‬ َ ‫َو ْاْل َ ْر‬
Artinya : Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya
segala macam tanaman yang indah dipandang mata.
Dalam tafsir al-Mishbah dijelaskan bahwa Allah
menghamparkan bumi, lalu menancapkan gunung-gunung di atasnya
dengan kokoh, dan menumbuhkan segala macam tumbuhan yang indah
dipandang mata. 4

B. Gunung dalam Perspektif Sains


1. Pegunungan

Dalam geologi dikenal istilah orogenesis (orogeny) yang berasal dari


bahasa Yunani, “oro” yang berarti gunung dan “genesis” yang berarti
pembentukan. Jadi, secara umum orogenesis dapat diartikan pembentukan
pegunungan oleh gaya-gaya tektonik. Saat orogenesis terjadi, batuan yang
ada mengalami tekanan sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pelipatan
(folding), patahan (faulting), dan pengangkatan (uplifting). Oleh sebab itu,
jika dilihat lebih dekat, di pegunungan terlihat struktur-struktur geologi
yang amat jelas, baik itu pelipatan maupun patahan.5

3
Akhmad Rusydi, Tafsir Ayat Kauniyah, (Al-Kalam, 2017), Vol. 9, No.17, hlm.137.
4
https://tafsirq.com/50-qaf/ayat-7#tafsir-jalala yn , di akses pada tanggal 25 Desember
2022 pada pukul 23:32.
5
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 23.

3
Kalau melihat jauh ke belakang maka semula tampak laut luas
terbentang yang di dasarnya terjadi proses sedimentasi yang mengendapkan
materi-materi asal daratan akibat proses erosi yang berjalan dalam waktu
yang sangat panjang. Seiring waktu yang berbilang jutaan tahun, endapan
makin tebal dan secara bersamaan proses tektonik berjalan. Lambat laut
endapan sedimen tersebut ditekan, diangkat hingga pada akhirnya posisinya
yang semula berada di dasar laut berubah menjadi di atas laut bahkan dapat
menjulang sangat tinggi. Contoh paling sering kita dengar adalah
Pegunungan Himalaya yang berada di perbatasan India, Nepal, dan Cina. Di
Indonesia ada Pegunungan Jayawijaya di Papua, Pegunungan Muller di
Kalimantan, dan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra.6

2. Gunung Api

Gunung api dibentuk oleh magma yang keluar dari perut bumi. Menurut
MacDonald (dalam Bronto, 2010), gunung api adalah bukaan tempat batuan
kental pijar atau gas, dan umumnya keduanya, keluar dari dalam bumi, dan
bahan batuan yang mengumpul di sekeliling bukaan itu membentuk bukit
atau gunung. Lebih jauh Bronto menjelaskan bahwa bukaan tersebut adalah
kawah bila diameternya kurang dari 2.000 meter atau kaldera bila lebih dari
2.000 meter.7

Pembentukan pegunungan maupun gunung api tidak lepas dari kerangka


tatanan tektonik yang mengontrolnya. Dalam kerangka teori tektonik
lempeng, keduanya secara umum terbentuk di zona interaksi atau tumbukan
antarlempeng. Dijumpai beberapa pengecualian, seperti yang terjadi di
Hawaii, di mana gunung api berasal dari hotspot, yaitu tempat yang berada
tepat di atas mantle plume (bagian mantel) yang naik ke permukaan bumi
ibarat melalui pipa (plumbing system). Dijumpai pula pengecualian lain di
mana terdapat gunung-gunung api yang terbentuk akibat dua lempeng yang

6
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 23-24.
7
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 24-25.

4
saling menjauh, seperti Gunung Eyjafjallajökull di Islandia yang meletus
hebat pada tahun 2010. Gunung ini terbentuk pada Punggung Tengah
Samudra Atlantik. 8

Gunung api secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian,


yaitu gunung api monogenesis dan gunung api komposit (Bronto, 2010).
Gunung api monogenesis dibentuk oleh magma yang relatif sedikit (volume
kecil) dan berenergi rendah. Oleh sebab itu, magma keluar dalam waktu
yang relatif singkat dan membentuk gunung api yang relatif kecil.
Contohnya adalah Gunung Tidar di Magelang. Adapun gunung api
komposit berbentuk kerucut dan tinggi, seperti Gunung Merapi, Semeru,
dan banyak lagi. 9

Selain itu, perlu dicatat pula bahwa gunung api juga tergantung dari
magma pembentuknya yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
yakni magma yang bersifat asam dan magma yang bersifat basa. Magma
yang bersifat asam ditandai dengan kandungan SiO2 yang tinggi dan gas
sehingga menimbulkan ledakan kuat bila memuntahkan lava yang
dikandungnya. Sebaliknya, jenis magma basa memiliki kandungan SiO2
yang rendah dan dimuntahkan secara efusif (melampar/meleleh). 10

Dengan demikian, secara umum gunung dapat diartikan sebagai bentuk


bentang alam yang mempunyai topografi lebih tinggi daripada sekitarnya.
Pegunungan yang terbentuk karena proses tektonik dapat memiliki gunung
(puncak, mount). Adapun gunung api terbentuk karena keluarnya magma
dari perut bumi.

C. Sifat-Sifat Gunung
1. Ketinggian dan Kebesaran Gunung

8
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 26.
9
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 28.
10
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 28-29.

5
Dalam surat Al-Gasyiyah ayat 19 dapat diketahui bahwa ketinggian
gunung diistilahkan dengan kata “ditegakkan”.

ْ ‫ص َب‬
‫ت‬ َ ‫َو ِإلَى ْٱل ِج َبا ِل َكي‬
ِ ُ‫ْف ن‬

Artinya : “dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan”


Maksudnya dalah arah pertumbuhan gunung mengarah ke atas. Aktifitas
lapisan kedua bumi yang ada di bawah kulit bumi menyebabkan terjadinya
tekanan yang sangat besar dari bawah ke atas. Dari tekanan yang sangat
besar inilah gunung terbentuk.11 Sebuah benda besar yang di dalamnya
bukan merupakan bahan ringan bahkan gunung merupakan tempat material-
material berat di bumi. Dengan tenaga dari dalam bumi dari akibat gerakan
lempeng bumi yang bertabrakan, sehingga memaksa lapisan bumi yang ada
di atasnya terangkat ke atas.12

2. Batu-batuan yang bewarna-warni dari gunung

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS. Fathir/35: 27

‫ت ُّم ْخت َ ِلفًا أ َ ْل َٰ َونُ َها ۚ َومِنَ ٱ ْل ِجبَا ِل ُجدَد ِبيض‬


ٍ ‫س َمآءِ َما ٓ ًء فَأ َ ْخ َر ْجنَا ِب ِۦه ث َ َم َٰ َر‬
َّ ‫َّلل أَنزَ َل مِنَ ٱل‬ َ َّ ‫أَلَ ْم ت ََر أ َ َّن ٱ‬
‫سود‬ ُ ‫يب‬ ُ ‫َو ُح ْمر ُّم ْختَلِف أ َ ْل َٰ َونُ َها َوغ ََرا ِب‬

Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan


dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka
macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan
merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
Ibnu Jarir berkata, jika orang Arab menyifati sesuatu yang berwarna
hitam pekat, maka mereka mengatakan aswad garabib, pendapat inilah
menurut ulama tafsir yang dimaksud firman Allah dengan garabib-sud.
Ikrimah berkata, bahwa yang dimaksud dengan garabib adalah al-jibal at-
Tawil as-Sud (Gunung tinggi lagi hitam). Imam Nawawi ketika menafsirkan
ayat ini berpendapat, bahwa bermacam-macam warna merupakan sifat

11
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 47.
12
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 33-34.

6
garis-garis yang terdapat pada gunung, sebagaimana dikatakan ar-Razi
warna putih dapat menghasilkan bermacam-macam warna, begitu pula
dengan merah, karena sesungguhnya putih dapat menjadi putih seperti
warna kapur, dan juga menjadi putih seperti pasir, begitupula dengan
merah.13

Dalam pandangan sains dikatakan, bahwa seringkali terdeteksi ada


beberapa kelompok batuan yang memiliki warna sangat cerah,
kebanyakan berwarna putih, ada pula kelompok lain yang berwarna hijau
gelap, kebanyakan sejenis warna hitam. Di antara dua kelompok batuan
tersebut, terkadang ada yang berwarna abu-abu, pink, bahkan merah. Al
Qur′an tidak secara spesifik menyebutkan jenis batuan yang terdapat pada
gunung, akan tetapi Al-Qur′an hanya menyebutkan warna batuan tersebut.
Di sisi lain Al-Qur′an hanya menyebutkan garis-garis berwarna, dengan
lafal bīdun wa humrun mukhtalifun alwānuhā wagarābību sūd. Batuan
yang memiliki warna cerah dapat kita misalkan seperti batu granite dan
rhyolite. Batuan yang memiliki warna gelap dapat kita misalkan seperti
batu gabbro, basalt dan peridiolite. Namun, juga jenis batu yang memiliki
karakteristik campuran (antara batuan cerah dan batuan gelap) dapat
dimisalkan seperti diaored dan andesite.14

3. Gunung merupakan lapisan bumi terhampar bagaikan tikar

Allah ‫ ﷻ‬dalam QS. Al-Baqarah/2:22

ِ ‫س َمآءِ َما ٓ ًء فَأ َ ْخ َر َج ِب ِهۦ مِنَ ٱلث َّ َم َٰ َر‬


‫ت ِر ْزقًا‬ َّ ‫س َما ٓ َء ِبنَا ٓ ًء َوأَنزَ َل مِنَ ٱل‬
َّ ‫ض ف َٰ َِرشًا َوٱل‬ َ ‫ٱلَّذِى َج َع َل لَكُ ُم ٱ ْْل َ ْر‬
َ‫َّلل أَندَادًا َوأَنت ُ ْم ت َ ْع َل ُمون‬ ۟ ُ‫َّل ُك ْم ۖ َف ََل ت َ ْج َعل‬
ِ َّ ِ ‫وا‬

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan


langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki

13
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 34-35.
14
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 48.

7
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui.
Bumi ibarat hamparan berupa tikar, di mana gunung menancap di
atasnya ternyata mempunyai berbagai macam lapisanlapisan antara lain.
Kulit pertama biasanya berisi dengan batu keras Sedimentary, lalu lapisan
berikutnya Granit, kemudian di lapis selanjutnya dengan Balast, bagi bumi
yang kering. Sedang bumi yang basah lapisannya batu Sedimentary
kemudian Balast, dimana lapisan ini terbentang dengan luas sekitar 71%
dari luas bumi, Mantle, akside, kabritid, falzat berat dan mengandung
material lain. 15

Gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dari lempeng-


lempeng raksasa yang membentuk bumi. Ketika dua lempengan
bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah lempengan
yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran
tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan
membentuk perpnjangan yang ke bawah. Hal ini membuktikan bahwa
gunung memiliki bagian yang menghujam dalam ke bawah yang dimana
besarnya tidak kalah dengan bagian yang tampak di
permukaannya. Setiap detik lempeng-lempeng di dalam bumi terus
bergerak namun kita tidak dapat merasakannya secara langsung. Hal ini
dikarekana kita ikut bergerak dengan berada di atasnya, kita mengikuti
pergerakan lempeng yang menyebar.16

4. Gunung bergerak

Allah ‫ ﷻ‬berfirman QS. An-Naml/27: 88

َ ‫ِى أَتْقَنَ كُ َّل‬


‫ش ْىءٍ ۚ ِإنَّهۥ ُ َخ ِبير‬ ٓ ‫َّلل ٱلَّذ‬
ِ َّ ‫ص ْن َع ٱ‬
ُ ۚ‫ب‬ َ ‫َوت ََرى ٱ ْل ِج َبا َل ت َ ْح‬
َ ‫سبُ َها َجا ِمدَة ً َوه‬
َّ ‫ِى ت َ ُم ُّر َم َّر ٱل‬
ِ ‫س َحا‬
َ‫بِ َما ت َ ْفعَلُون‬

15
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 37.
16
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 49-50.

8
Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam menafsirkan ayat ini, secara garis besar ada dua pendapat mufasir
yang dapat dijadikan pegangan. Pertama, mereka yang beranggapan bahwa
gunung yang bergerak seperti awan, akan terjadi pada hari kiamat,
sebagaimana al-Maragi ketika menafsirkan ayat ini, ia berkata, “Gunung-
gunung tersebut setelah meletus, menjadi debu yang dibawa angin tampak
seperti fatamorgana, begitu pula dengan Imam Nawawi dalam tafsirnya
“Marah Labid” mengungkapkan hal yang serupa, bahwa gunung-gunung
pada hari kiamat akan meledak, kemudian berubah menjadi debu dibawa
angina seperti fatamorgana. Kedua, mereka yang beranggapan bahwa ayat
ini sama sekali tidak menggambarkan kejadian di hari kiamat, akan tetapi
suatu kejadian yang terjadi saat ini. Mufasir yang berpendapat seperti ini,
yaitu Hamka, Ia mengibaratkan bahwa gerak gunung yang dimaksud, tidak
dapat dirasakan karena bagaikan penumpang pesawat yang tak dapat
merasakan pergerakan pesawat, kecuali jika ia melihat keluar jendela. 17

Menurut peneliti Sri Rum Giyarsih pakar sains geologi gunung


berjalan disebabkan gerakan lempeng, dan lempeng ini bersifat kaku dan
padat. Teori lempeng tektonik menyatakan bahwa lapisan terluar
bumi ini, terdiri atas selusin, bahkan lebih, lempeng-lempeng besar dan
kecil yang terpisah dan mengapung di atas material sangat panas yang
bergerak, yang merupakan bagian dari astenofer. Dengan demikian,
lempeng tektonik, dapat berupa gabungan dari lempeng benua (kerak benua)
dan lempeng samudera (kerak samudera) atau berupa salah
satunya, yaitu lempeng benua saja atau hanya lempeng samudera.
Pergerakan hasil proses bertabrakannya lempeng ini merupakan
pergerakan yang tidaklah cepat dirasakan, namun pergerakan ini

17
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 40.

9
merupakan aktivitas bumi yang termasuk aktivitas besar. Gerak lempeng
ini dikategorikan ke gerak lambat dengan perubahan yang kecil dalam hal
fisik, ketika perubahan ini terjadi maka sangatlah berdampak pada
kehidupan di bumi.18

5. Gunung ketika hari kiamat

Dalam surat Al-Zalzalah ayat 1-2 menceritakan tentang bumi yang


mengeluarkan apa yang ada di dalamnya dan bumi mengatakan sesuatu
ketika ditanya sebab bumi melakukannya. Ayat-ayat tersebut
menerangkan peristiwa yang terjadi ketika kiamat datang, diawali dengan
guncangan dahsyat dengan skala besar dan akan terjadi bertubi-tubi yaitu
mencakup seluruh permukaan bumi. Gunung-gunung diangkat dengan
satu angkatan lalu dihempaskan, hingga bumi terbelah. Isi gunung akan
dimuntahkan dengan dahsyat hingga terdapat gambaran perut bumi
kosong karena isinya telah keluar. Guncangan ini dapat kita gambarkan
sebagai gempa namun dengan kekuatan yang tidak pernah terbayang
sehingga membelah bumi karena patahan-patahan lempeng. Gunung
meletus dengan dahsyat mengeluarkan isinya hingga mengisi cekungan
yang ada di permukaan bumi, sehingga hal inilah yang nanti
mengakibatkan permukaan bumi menjadi rata. 19

Lempeng-lempeng yang awalnya di dalam bumi dengan mempunyai


jalur sehingga pergerakannya mengikuti jalurnya, namun ketika kiamat
jalur-jalur lempeng ini akan keluar karena menurut perhitungan geologi
pergerakan lempeng saat ini sudah memasuki fase berat. Pergerakan
lempeng mengakibatkan meleburnya lempeng-lempeng yang bergesekan,
sehingga menimbulkan letupan-letupan kecil. Letupan-letupan inilah yang
semakin hari akan membesar, seperti yang diketahui bahwa lempeng yang
bertabrakan ini merupakan akar dari gunung-gunung yang ada. Sehingga hal

18
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 50-51.
19
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 52-53.

10
inilah yang nanti mengakibatkan gunung-gunung (atau lebih tepatnya perut
bumi) mempunyai kekuatan yang membesar pada waktu ke waktu.20

D. Fungsi dan Peran Gunung


1. Gunung sebagai sumber mata air tawar

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS.Al-Mursalat/77 : 27

‫ت َوأ َ ْسقَ ْي َٰنَكُم َّما ٓ ًء فُ َراتًا‬


ٍ ‫ش ِم َٰ َخ‬
َ َٰ ‫ِى‬
َ ‫َو َج َع ْلنَا فِي َها َر َٰ َوس‬

Artinya: Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi,


dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?
Gunung merupakan tenaga air (hydropower) utama di permukaan
bumi ini, karena gunung merupakan dataran palig tinggi di bumi. Hal ini
dapat terjadi karena air yang menguap ke atas lalu
didinginkan menjadi kumpulan awan, dan awan-awan ini sebagian besar
akan tertiup angin menuju suhu udara yang lebih rendah (arah ke dataran
tinggi). Ketika air tersebut memiliki berat yang cukup maka akan jatuh ke
bawah sebagai air hujan, yang dimana air hujan ini lalu mengalir ke
kumpulan air yang ada misalnya saluran air, sungai dan waduk. Terdapat
juga air hujan yang masuk ke dalam tanah dan mengalir ke arah laut
melulaui jalur air tanah, sehingga air tersebut sampai di laut dan terjadi
proses-proses seperti sebelumnya. 21

Menurut ilmuan Dr. Nadiyah Thayyarah bahwa air tanah yang


terkandung di dalam perut bumi sebenarnya berasal dari air hujan yang
turun dan sampai dipermukaan tanah yang terkena hujan, dan hal ini telah
menjadi penemuan ilmiah yang telah diteliti. Ketika air hujan itu sampai di
permukaan tanah, air hujan akan meresap melalui bebatuan dan tanah
menuju lapisan bawah bumi yang ada di perut bumi, lalu disimpan di
ruang-ruang penyimpanan raksasa yang terdapat di perut bumi. Air ini

20
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 53.
21
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 55.

11
akan terjebak di dalam lapisan yang berbeda-beda, saat proses
meresapnya air hujan ini air akan melewati jenis lapisan tanah atau batu
yang berbeda. Proses seperti ini juga berfungsi untuk menyaring air
hujan. Maka, air yang berada di dalam tanah ini memperlukan mesin sedot
air atau yang sering kita sebut dengan pompa, hal ini juga berkaitan
dengan keberadaan air yang ada di dalam tanah. 22

2. Gunung sebagai tempat tinggal

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS. An-Nahl/16 : 81

َ ‫َوٱ ََّّللُ َجعَ َل لَكُم ِم َّما َخلَقَ ظِ َٰلَ ًَل َو َجعَ َل لَكُم مِنَ ٱ ْل ِجبَا ِل أ َ ْك َٰنَ ًنا َو َجعَ َل لَكُ ْم‬
‫س َٰ َربِي َل ت َ ِقيكُ ُم ٱ ْل َح َّر‬
َ ُ ‫سكُ ْم ۚ َك َٰذَلِكَ يُتِ ُّم نِ ْع َمتَهۥ‬
َ‫علَ ْيكُ ْم لَ َع َّلكُ ْم ت ُ ْس ِل ُمون‬ َ ْ ‫س َٰ َر ِبي َل تَقِيكُم َبأ‬
َ ‫َو‬

Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa


yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di
gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari
panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan.
Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu
berserah diri (kepada-Nya).
Gunung merupakan dataran yang memiliki karakteristik unik,
dimana memiliki udara yang dingin dan memiliki tekstur tanah yang
berbeda. Hal inilah yang menjadi pertimbangan orang-orang untuk
mendatanginya, tidak sekedar mengunjungi namun menjadikan gunung
tempat tinggal. Keadaan gunung yang dingin dan memiliki vegetasi sangat
baik membuat siapapun yang datang ke gunung memiliki kesenangan
tersendiri, dan biasanya penduduk gunung merupakan penduduk yang
baik dan ramah. Hal ini disebabkan karena jenis hubungan masyarakat
pegunungan adalah sosial tinggi, kebiasaan gotong royong dan saling
menjaga adalah prinsip hubungan sesame masyarakat pegunungan.Ini

22
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 55-56.

12
membuat kesan nyaman untuk siapapun yang datang ke daerah
pegunungan dan memilih menetap disana. 23

Gunung dapat menjadi tempat bertani, debu hasil letusan gunung


kaya mengandung mineral yang nantinya membuat tanah semakin subur,
dan hal ini tidak dapat ditemukan di daerah lain dan membuat jenis
tanaman tertentu saja yang dapat tumbuh. Dimana jenis-jenis tanaman ini
merupakan jenis tanaman yang banyak dicari orang lain, sehingga dengan
memanfaatkan keadaan ini masyarakat pegunungan dapat memiliki mata
pencaharian. Namun, dengan keadaan karakteristik pegunungan ini
penduduk pegunungan memiliki kekahwatiran tertentu, dimana keadaan
gunung yang masih aktif dan memiliki peluang untuk meletus kembali. 24

3. Gunung sebagai sumber tambang

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS. Al-Hadid/57: 25

‫اس بِٱ ْل ِقسْطِ ۖ َوأ َنزَ ْلنَا ٱ ْل َحدِيدَ فِي ِه‬ُ َّ‫وم ٱلن‬ َ ُ‫ب َوٱ ْلمِيزَ انَ ِليَق‬ َ َ ‫ت َوأَنزَ ْلنَا َمعَ ُه ُم ٱ ْل ِك َٰت‬
ِ َ‫س ْلنَا ُرسُلَنَا بِٱ ْل َبيِ َٰن‬
َ ‫لَقَدْ أ َ ْر‬
‫ع ِزيز‬ َ ‫ى‬ ٌّ ‫َّلل قَ ِو‬ ِ ‫ص ُرهۥُ َو ُرسُلَهۥ ُ بِٱ ْلغَ ْي‬
َ َّ ‫ب ۚ ِإ َّن ٱ‬ ُ ‫اس َو ِليَ ْعلَ َم ٱ ََّّللُ َمن يَن‬ ِ َّ‫شدِيد َو َم َٰنَفِ ُع لِلن‬ َ ‫بَأْس‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya
dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Barang tambang dapat terbentuk dari beberapa proses, diantaranya
karena dekatnya batuan dengan zona gerak lempeng atau aktivitas
vulkanik, dan ditemukan di zona endapan mineral berkepadan tinggi yang
terkikis dari batuan, hanyut dan mengendap di permukaan bawahnya.
Jenis yang merupakan jenis unsur kimia tunggal dapat kita misalkan

23
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 56-57.
24
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 57.

13
dengan emas, perak dan tembaga, jenis ini dapat kita temukan di daerah
dengan zona kegiatan pergerakan lempeng atau kegiatan vulkanik.
Jenisjenis tambang ini dapat disebabkan komponen apa yang
membentuknya, terdapat barang tambang yang berasal dari jenis batuan
tertentu lalu mendapat proses dari alam dan terciptalah jenis tambang
tertentu. Terdapat jenis tambang yang berasal dari makhluk hidup yang lalu
terurai dan terdapat proses pengendapan, proses seperti inilah yang menjadi
proses jenis tambang batu bara dan antrasit keras. Sedangkan minyak dan
gas merupakan jenis tambang yang biasanya terdapat di zona laut, hal ini
dikarenakan gas dan minya bersumber dari molekul organik pada sedimen
laut yang mengendap dan terkena proses suhu dan tekanan tertentu.25

4. Gunung sebagai pasak

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS. An-Naba/78: 6-7

َ ‫أَلَ ْم نَ ْجعَ ِل ٱ ْْل َ ْر‬


‫ض ِم َٰ َهدًا‬

Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?

‫َوٱ ْل ِج َبا َل أ َ ْوت َادًا‬

Artinya: Dan gunung-gunung sebagai pasak?

Perumpamaan gunung sebagai pasak dapat disamakan dengan


dengan pasak pada umumnya, dimana pasak pada umumnya tertanam ke
dalam tanah atau batu yang berfungsi untuk menetapkan ujung tenda pada
tanah. Demikian juga gunung sebagai pasak, ilmu pengetahuan telah
membuktikan bahwa memiliki akar yang sangat dalam untuk menetapkan
ke lapisan litosfer bahkan seluruh bola bumi. Gunung yang specific
gravity-nya 2,7 g/cm3 untuk ukuran sedang mampus menembuskan
akarnya ke lapisan batu simatik hingga panjang bagian yang tertanam di

25
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 58-59.

14
dalam bumi mencapai 9/10 dan bagian yang tampak di atas bumi
mencapai 1/10 dari panjang keseluruhan bagian gunung yang ada. 26

5. Gunung sebagai stabililitator

Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam QS. An-Nazi’at/79: 32

َ ‫َوٱ ْل ِج َبا َل أ َ ْر‬


‫س َٰى َها‬

Artinya: Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

Bumi kita memiliki ketebalan kurang lebih 3.750 mil dari inti
bumi.Dari ketebalan tersebut, bagian kerak Bumi hanya memiliki
ketebalan sekira 1-30 mil, hal ini didukung dengan isi buku “Alquran vs
Sains Modern menurut Dr Zakir Naik‟, seperti dilansir jurnal Geography
the World and Ist' People menjelaskan bahwa kerak bumi pada bagian
lapisan terluar dari bumi yang menyerupai kulit yang padat sedangkan
bagian dalamnya berupa cairan yang panas. Maka, tidak menutup
kemungkinan bahwa akan sering terjadinya gerakan atau goncangan di
dalamnya, hal ini dapat menyebabkan beberapa perubahan lapisan
permukaan bumi. Hal ini dapat diminimalisasi dengan adanya penyangga
yang mengahmbat gerakan-gerakan tersebut, sehingga tidak begitu besar
efek yang manusia rasakan di permukaan bumi. 27

Profesor Siaveda, ahli geologi yang terkemuka, berpendapat


bahwa perbedaan dasar antara gunung dataran rendah dan gunung di laut
terletak pada materi yang ada di dalamnya. Namun karakteristik yang
membuat sama adalah bahwa keduanya memiliki akar yang menahan
tubuh mereka yang menjulang. Pada gunung-gunung dataran, materi
ringan dengan kekerapan rendah dari gunung dihunjamkan ke dalam bumi
sebagai akar. Pada gunung-gunung lautan ada juga materi ringan yang

26
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 60.
27
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 60-61.

15
menompang gunung sebagai akar.Dengan demikian fungsi akar-akar ini
adalah untuk menompang gunung menurut 61rchi 61rchimedes.58Dimana
lapisan-lapisan pembentuk gunung (lautan maupun daratan) merupakan
salah satu lapisan bumi yang bergerak, namun karena lempeng bumi yang
membentuk gunung ini menjulang tinggi ke atas dan menghujam dalam ke
bawah maka lapisan tersebut tidak dapat bergerak dengan bebas. 28

28
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 60.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gunung dalam al-Qur’an disebut sebagai jabal/jibal. Dalam kamus al-
Qur’an, jabal ialah bagian permukaan bumi yang menjulang tinggi,
besar dan panjang.
2. Kalau melihat jauh ke belakang maka semula tampak laut luas
terbentang yang di dasarnya terjadi proses sedimentasi yang
mengendapkan materi-materi asal daratan akibat proses erosi yang
berjalan dalam waktu yang sangat panjang. Seiring waktu yang
berbilang jutaan tahun, endapan makin tebal dan secara bersamaan
proses tektonik berjalan. Lambat laut endapan sedimen tersebut ditekan,
diangkat hingga pada akhirnya posisinya yang semula berada di dasar
laut berubah menjadi di atas laut bahkan dapat menjulang sangat tinggi.
Dalam sains juga ditemkan gunung api yang dibentuk oleh magma yang
keluar dari perut bumi.
3. Diantara sifat-sifat gunung yaitu, tinggi dan besar, batuan yang
berwarna-warni, terhampar, dan bergerak.
4. Diantara fungsi dan peran gunung yaittu, sebagai sumber mata air tawar,
sebagai tempat tinggal, sebagai sumber tambang, sebagai pasak, dan
sebagai stabilitator.

B. Saran
Makalah ini dapat menjadi referensi tambahan bagi para pembaca pada
umumnya serta bagi mahasiswa tafsir pada khususnya, terlebih yang tertarik
memperdalam wawasan mengenai tafsir ilmi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Al Anshory, Syafi. Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an. 2020. Surakarta: IAIN
Surakarta.

https://tafsirweb.com/6952-surat-an-naml-ayat-88.html, di akses pada tanggal 25


Desember 2022 pukul 21:40.

https://tafsirq.com/50-qaf/ayat-7#tafsir-jalala yn , di akses pada tanggal 25


Desember 2022 pada pukul 23:32.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran. Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-


Quran Tematik). 2009 M. Cet.1. Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-
Quran.

Rusydi, Akhmad. Tafsir Ayat Kauniyah. 2017. Al-Kalam Vol. 9 No.17.

18

Anda mungkin juga menyukai