DAN SAINS
MAKALAH
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ilmi
Dosen Pengampu: Dr. Bahruddin, M.Ag.
Disusun Oleh:
Kelompok VI
Nurul Hikmah Amir : 30156120011
Nurhikmayanti : 30156120010
Muh. Djailani Syam : 301561200
Kelas UQ-1
Semester 5
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an memerintahkan setiap manusia untuk menguasai ilmu
pengetahuan dengan menggunakan istilah “perhatikanlah”. Seperti dalam QS.
Yunus ayat 101 dan QS.Al-Hajj ayat 46. Ayat-ayat tersebut berisi perintah untuk
mengamati alam semesta (mentadabburi alam). Hal ini tentu bukan merupakan
kesia-siaan semata, karena dari upaya mengamati alam semesta, setiap manusia
dapat merenungi bagaimana kuasa Allah ﷻdalam segala ciptaan-Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gunung dalam perspektif al-Qur’an?
2. Apa itu gunung dalam perspektif sains?
3. Bagaimana sifat-sifat gunung?
4. Bagaimana fungsi dan peran gunung?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian gunung dalam perspektif al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui pengertian gunung dalam perspektif sains.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat gunung.
4. Untuk mengetahui fungsi dan peran gunung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an
1. Jabal/Jibal
Gunung dalam al-Qur’an disebut sebagai jabal/jibal. Dalam
kamus al-Qur’an, jabal ialah bagian permukaan bumi yang menjulang
tinggi, besar dan panjang. Dalam lisanul arab, jabal (gunung) adalah
nama yang digunakan untuk pasak bumi ketika gunung menjulang
tinggi, sedangkan gunung yang kecil dinamakan bukit. Kata ini disebut
dalam al-Qur’an sebanyak 39 kali. Diantaranya dalam bentuk tunggal
(singular) dan sisanya dalam bentuk jamak (plural) 1. Seperti dalam QS.
An-Naml : 88
َ ِى أَتْقَنَ كُ َّل
ش ْىءٍ ۚ ِإنَّ ۥه ُ َخ ِبير ٓ ٱَّلل ٱلَّذ
ِ َّ ص ْن َع
ُ ۚب َ َوت ََرى ْٱل ِج َبا َل ت َ ْح
َ سبُ َها َجا ِمدَة ً َوه
َّ ِى ت َ ُم ُّر َم َّر ٱل
ِ س َحا
َِب َما ت َ ْف َعلُون
Artinya : Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan mengenai ayat ini, “Dan
kamu akan melihat gunung-gunung yang kamu kira mereka berhenti dan
diam tak bergerak, padahal ia berjalan dengan jalan yang cepat
sebagaimana perjalanan awan yang ditiup oleh hembusan angin. Ini
termasuk perbuatan Allah yang telah membuat segala sesuatu dengan
indah dan merapikannya. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa
yang diperbuat oleh hamba-hamba-Nya, perbuatan yang baik maupun
yang buruk, dan akan memberikan balasan kepada mereka sesuai
dengan amal perbuatan tersebut”.2
1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 11.
2
https://tafsirweb.com/6952-surat-an-naml-ayat-88.html, di akses pada tanggal 25
Desember 2022 pukul 21:40.
2
2. Rawaasi
Kata rawasi yang bermakna gunung-gunung disebut sebanyak 9
kali. Kata Ar-rawasi adalah jama` dari kata rasi, musytaq dari kata rasa-
yarsu-rusuwwan yang berarti kokoh, tetap dan kuat. Oleh karena itu
apabila sebuah gunung yang kokoh di dalam bahasa arab disebut rasal
jabal dan ar-rawasi minal jibal. Al-Imam As-Syaukani dalam kitab
beliau Fathul Qadir menyebutkan bahwa dinamakan gunung itu rawasi
karena bumi menjadi kokoh dan tidak bergeser ke manapun dengan
adanya gunung-gunung tersebut 3. Seperti dalam QS. Qaf : 7
يج
ٍ ج بَ ِه َ ض َمدَدْنَاهَا َوأ َ ْلقَ ْينَا فِي َها َر َواس
ٍ ِي َوأ َ ْنبَتْ َنا فِي َها م ِْن كُ ِل زَ ْو َ َو ْاْل َ ْر
Artinya : Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya
segala macam tanaman yang indah dipandang mata.
Dalam tafsir al-Mishbah dijelaskan bahwa Allah
menghamparkan bumi, lalu menancapkan gunung-gunung di atasnya
dengan kokoh, dan menumbuhkan segala macam tumbuhan yang indah
dipandang mata. 4
3
Akhmad Rusydi, Tafsir Ayat Kauniyah, (Al-Kalam, 2017), Vol. 9, No.17, hlm.137.
4
https://tafsirq.com/50-qaf/ayat-7#tafsir-jalala yn , di akses pada tanggal 25 Desember
2022 pada pukul 23:32.
5
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 23.
3
Kalau melihat jauh ke belakang maka semula tampak laut luas
terbentang yang di dasarnya terjadi proses sedimentasi yang mengendapkan
materi-materi asal daratan akibat proses erosi yang berjalan dalam waktu
yang sangat panjang. Seiring waktu yang berbilang jutaan tahun, endapan
makin tebal dan secara bersamaan proses tektonik berjalan. Lambat laut
endapan sedimen tersebut ditekan, diangkat hingga pada akhirnya posisinya
yang semula berada di dasar laut berubah menjadi di atas laut bahkan dapat
menjulang sangat tinggi. Contoh paling sering kita dengar adalah
Pegunungan Himalaya yang berada di perbatasan India, Nepal, dan Cina. Di
Indonesia ada Pegunungan Jayawijaya di Papua, Pegunungan Muller di
Kalimantan, dan Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra.6
2. Gunung Api
Gunung api dibentuk oleh magma yang keluar dari perut bumi. Menurut
MacDonald (dalam Bronto, 2010), gunung api adalah bukaan tempat batuan
kental pijar atau gas, dan umumnya keduanya, keluar dari dalam bumi, dan
bahan batuan yang mengumpul di sekeliling bukaan itu membentuk bukit
atau gunung. Lebih jauh Bronto menjelaskan bahwa bukaan tersebut adalah
kawah bila diameternya kurang dari 2.000 meter atau kaldera bila lebih dari
2.000 meter.7
6
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 23-24.
7
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 24-25.
4
saling menjauh, seperti Gunung Eyjafjallajökull di Islandia yang meletus
hebat pada tahun 2010. Gunung ini terbentuk pada Punggung Tengah
Samudra Atlantik. 8
Selain itu, perlu dicatat pula bahwa gunung api juga tergantung dari
magma pembentuknya yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua,
yakni magma yang bersifat asam dan magma yang bersifat basa. Magma
yang bersifat asam ditandai dengan kandungan SiO2 yang tinggi dan gas
sehingga menimbulkan ledakan kuat bila memuntahkan lava yang
dikandungnya. Sebaliknya, jenis magma basa memiliki kandungan SiO2
yang rendah dan dimuntahkan secara efusif (melampar/meleleh). 10
C. Sifat-Sifat Gunung
1. Ketinggian dan Kebesaran Gunung
8
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 26.
9
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 28.
10
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan Hidup (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran, 2009 M) Cet. 1, hlm. 28-29.
5
Dalam surat Al-Gasyiyah ayat 19 dapat diketahui bahwa ketinggian
gunung diistilahkan dengan kata “ditegakkan”.
ْ ص َب
ت َ َو ِإلَى ْٱل ِج َبا ِل َكي
ِ ُْف ن
11
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 47.
12
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 33-34.
6
garis-garis yang terdapat pada gunung, sebagaimana dikatakan ar-Razi
warna putih dapat menghasilkan bermacam-macam warna, begitu pula
dengan merah, karena sesungguhnya putih dapat menjadi putih seperti
warna kapur, dan juga menjadi putih seperti pasir, begitupula dengan
merah.13
13
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 34-35.
14
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 48.
7
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui.
Bumi ibarat hamparan berupa tikar, di mana gunung menancap di
atasnya ternyata mempunyai berbagai macam lapisanlapisan antara lain.
Kulit pertama biasanya berisi dengan batu keras Sedimentary, lalu lapisan
berikutnya Granit, kemudian di lapis selanjutnya dengan Balast, bagi bumi
yang kering. Sedang bumi yang basah lapisannya batu Sedimentary
kemudian Balast, dimana lapisan ini terbentang dengan luas sekitar 71%
dari luas bumi, Mantle, akside, kabritid, falzat berat dan mengandung
material lain. 15
4. Gunung bergerak
15
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 37.
16
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 49-50.
8
Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam menafsirkan ayat ini, secara garis besar ada dua pendapat mufasir
yang dapat dijadikan pegangan. Pertama, mereka yang beranggapan bahwa
gunung yang bergerak seperti awan, akan terjadi pada hari kiamat,
sebagaimana al-Maragi ketika menafsirkan ayat ini, ia berkata, “Gunung-
gunung tersebut setelah meletus, menjadi debu yang dibawa angin tampak
seperti fatamorgana, begitu pula dengan Imam Nawawi dalam tafsirnya
“Marah Labid” mengungkapkan hal yang serupa, bahwa gunung-gunung
pada hari kiamat akan meledak, kemudian berubah menjadi debu dibawa
angina seperti fatamorgana. Kedua, mereka yang beranggapan bahwa ayat
ini sama sekali tidak menggambarkan kejadian di hari kiamat, akan tetapi
suatu kejadian yang terjadi saat ini. Mufasir yang berpendapat seperti ini,
yaitu Hamka, Ia mengibaratkan bahwa gerak gunung yang dimaksud, tidak
dapat dirasakan karena bagaikan penumpang pesawat yang tak dapat
merasakan pergerakan pesawat, kecuali jika ia melihat keluar jendela. 17
17
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 40.
9
merupakan aktivitas bumi yang termasuk aktivitas besar. Gerak lempeng
ini dikategorikan ke gerak lambat dengan perubahan yang kecil dalam hal
fisik, ketika perubahan ini terjadi maka sangatlah berdampak pada
kehidupan di bumi.18
18
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 50-51.
19
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 52-53.
10
inilah yang nanti mengakibatkan gunung-gunung (atau lebih tepatnya perut
bumi) mempunyai kekuatan yang membesar pada waktu ke waktu.20
20
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 53.
21
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 55.
11
akan terjebak di dalam lapisan yang berbeda-beda, saat proses
meresapnya air hujan ini air akan melewati jenis lapisan tanah atau batu
yang berbeda. Proses seperti ini juga berfungsi untuk menyaring air
hujan. Maka, air yang berada di dalam tanah ini memperlukan mesin sedot
air atau yang sering kita sebut dengan pompa, hal ini juga berkaitan
dengan keberadaan air yang ada di dalam tanah. 22
َ َوٱ ََّّللُ َجعَ َل لَكُم ِم َّما َخلَقَ ظِ َٰلَ ًَل َو َجعَ َل لَكُم مِنَ ٱ ْل ِجبَا ِل أ َ ْك َٰنَ ًنا َو َجعَ َل لَكُ ْم
س َٰ َربِي َل ت َ ِقيكُ ُم ٱ ْل َح َّر
َ ُ سكُ ْم ۚ َك َٰذَلِكَ يُتِ ُّم نِ ْع َمتَهۥ
َعلَ ْيكُ ْم لَ َع َّلكُ ْم ت ُ ْس ِل ُمون َ ْ س َٰ َر ِبي َل تَقِيكُم َبأ
َ َو
22
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 55-56.
12
membuat kesan nyaman untuk siapapun yang datang ke daerah
pegunungan dan memilih menetap disana. 23
اس بِٱ ْل ِقسْطِ ۖ َوأ َنزَ ْلنَا ٱ ْل َحدِيدَ فِي ِهُ َّوم ٱلن َ ُب َوٱ ْلمِيزَ انَ ِليَق َ َ ت َوأَنزَ ْلنَا َمعَ ُه ُم ٱ ْل ِك َٰت
ِ َس ْلنَا ُرسُلَنَا بِٱ ْل َبيِ َٰن
َ لَقَدْ أ َ ْر
ع ِزيز َ ى ٌّ َّلل قَ ِو ِ ص ُرهۥُ َو ُرسُلَهۥ ُ بِٱ ْلغَ ْي
َ َّ ب ۚ ِإ َّن ٱ ُ اس َو ِليَ ْعلَ َم ٱ ََّّللُ َمن يَن ِ َّشدِيد َو َم َٰنَفِ ُع لِلن َ بَأْس
23
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 56-57.
24
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 57.
13
dengan emas, perak dan tembaga, jenis ini dapat kita temukan di daerah
dengan zona kegiatan pergerakan lempeng atau kegiatan vulkanik.
Jenisjenis tambang ini dapat disebabkan komponen apa yang
membentuknya, terdapat barang tambang yang berasal dari jenis batuan
tertentu lalu mendapat proses dari alam dan terciptalah jenis tambang
tertentu. Terdapat jenis tambang yang berasal dari makhluk hidup yang lalu
terurai dan terdapat proses pengendapan, proses seperti inilah yang menjadi
proses jenis tambang batu bara dan antrasit keras. Sedangkan minyak dan
gas merupakan jenis tambang yang biasanya terdapat di zona laut, hal ini
dikarenakan gas dan minya bersumber dari molekul organik pada sedimen
laut yang mengendap dan terkena proses suhu dan tekanan tertentu.25
25
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 58-59.
14
dalam bumi mencapai 9/10 dan bagian yang tampak di atas bumi
mencapai 1/10 dari panjang keseluruhan bagian gunung yang ada. 26
Bumi kita memiliki ketebalan kurang lebih 3.750 mil dari inti
bumi.Dari ketebalan tersebut, bagian kerak Bumi hanya memiliki
ketebalan sekira 1-30 mil, hal ini didukung dengan isi buku “Alquran vs
Sains Modern menurut Dr Zakir Naik‟, seperti dilansir jurnal Geography
the World and Ist' People menjelaskan bahwa kerak bumi pada bagian
lapisan terluar dari bumi yang menyerupai kulit yang padat sedangkan
bagian dalamnya berupa cairan yang panas. Maka, tidak menutup
kemungkinan bahwa akan sering terjadinya gerakan atau goncangan di
dalamnya, hal ini dapat menyebabkan beberapa perubahan lapisan
permukaan bumi. Hal ini dapat diminimalisasi dengan adanya penyangga
yang mengahmbat gerakan-gerakan tersebut, sehingga tidak begitu besar
efek yang manusia rasakan di permukaan bumi. 27
26
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 60.
27
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 60-61.
15
menompang gunung sebagai akar.Dengan demikian fungsi akar-akar ini
adalah untuk menompang gunung menurut 61rchi 61rchimedes.58Dimana
lapisan-lapisan pembentuk gunung (lautan maupun daratan) merupakan
salah satu lapisan bumi yang bergerak, namun karena lempeng bumi yang
membentuk gunung ini menjulang tinggi ke atas dan menghujam dalam ke
bawah maka lapisan tersebut tidak dapat bergerak dengan bebas. 28
28
Syafi Al Anshory, Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an, (Surakarta: IAIN Surakarta,
2020), hlm. 60.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gunung dalam al-Qur’an disebut sebagai jabal/jibal. Dalam kamus al-
Qur’an, jabal ialah bagian permukaan bumi yang menjulang tinggi,
besar dan panjang.
2. Kalau melihat jauh ke belakang maka semula tampak laut luas
terbentang yang di dasarnya terjadi proses sedimentasi yang
mengendapkan materi-materi asal daratan akibat proses erosi yang
berjalan dalam waktu yang sangat panjang. Seiring waktu yang
berbilang jutaan tahun, endapan makin tebal dan secara bersamaan
proses tektonik berjalan. Lambat laut endapan sedimen tersebut ditekan,
diangkat hingga pada akhirnya posisinya yang semula berada di dasar
laut berubah menjadi di atas laut bahkan dapat menjulang sangat tinggi.
Dalam sains juga ditemkan gunung api yang dibentuk oleh magma yang
keluar dari perut bumi.
3. Diantara sifat-sifat gunung yaitu, tinggi dan besar, batuan yang
berwarna-warni, terhampar, dan bergerak.
4. Diantara fungsi dan peran gunung yaittu, sebagai sumber mata air tawar,
sebagai tempat tinggal, sebagai sumber tambang, sebagai pasak, dan
sebagai stabilitator.
B. Saran
Makalah ini dapat menjadi referensi tambahan bagi para pembaca pada
umumnya serta bagi mahasiswa tafsir pada khususnya, terlebih yang tertarik
memperdalam wawasan mengenai tafsir ilmi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Al Anshory, Syafi. Gunung dalam Perspektif Al-Qur’an. 2020. Surakarta: IAIN
Surakarta.
18