Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESPONSI

MEKANISASI PERTANIAN
“EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP”

Disusun oleh:

NAMA : Siska B Siregar


NIM : 195040200111021
KELOMPOK : R1
ASISTEN : 1. MOHAMMAD AMIRIL FATAH
2. ERLAND ALDI HUTTA
3. RIKZA ZAKIYA
4. SAVIRA RACHMA PARAMITA

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
MATERI
EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP

1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum efisiensi sistem irigasi tertutup adalah untuk mengetahui efisiensi
dari sistem irigasi tertutup dan untuk menentukan efisiensi dari sistem irigasi tertutup.

2. DASAR TEORI
a. Jelaskan Prinsip Dasar Irigasi Tetes (2 Sitasi)
Irigasi tetes merupakan metode pemberian air pada tanaman sacara langsung pada
perakaran maupun pada permukaan tanah melalaui tetesan air secara perlahan, konsisten,
dan kontinu. Yanto et al., (2014) mengungkapkan bahwa prinsip dasar sistem irigasi tetes
adalah pemanfaatan tekanan grafitasi dan tekanan pompa sebagai sumber energi untuk
mengalirkan air dari reservoir ke tanaman. Hal ini sependapat juga dengan Widiastuti dan
Wijayanto (2018) bahwa prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa dan mengalirkan air ke
tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan dengan jarak tertentu sesuai jarak
antar tanaman. Sistem ini merupakan sistem gravitasi di mana, air dialirkan secara lambat
dan akurat ke akar-akar tanaman, tetes demi tetes. Sistem irigasi ini mampu memberikan
jumlah dan kecepatan pemberian air sesuai dengan kebutuhan tanaman budidaya jika besar
tekanan diatur dengan baik.

b. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Beberapa Metode Irigasi Tetes (2 Sitasi)
Berdasarkan jenis emitternya, Kasiran (2016) menjelaskan 2 jenis sistem irigasi tetes
yaitu dippers dan Ro Drip. Cara kerja jenis dippers adalah menyiram tanaman sacara
individu, di mana setiap tanaman dapat dipasang satu atau lebih emitter, tergantung jenis
tanaman yang akan diairi atau ukuran drippernya. Biasanya sistem drippers digunakan pada
pertanian hidroponik dan pada tanaman keras seperti buah-buahan. Sistem isigasi tetes
jenis Ro Drip merupakan jenis teknologi irigasi tetes yang menggunakan alat berbentuk pipa
pipih (seperti pita) yang terbuat dari polyethylen. Pipa ini akan menggelembung jika dialiri air
di dalamnya. Sistem irigasi ini, emitternya menjadi satu dengan pipa distribusi yang dipasang
dengan jarak tertentu. Berbeda dengan pendapat Susilawati (2019) yang menyatakan
bahwa metode irigasi tetes terdiri dari 2 cara yaitu Rotation Drip System (sistem tetes putar)
yaitu mengalirkan air ke tanaman di netpot secara berulang dari penampungan ke tanaman
dan kembali ke penampungan, dan Static Drip System (sistem tetesstatis/nonsirkulasi) yaitu
bekerja dengan prinsip tetes tapi air yang digunakan tidak kembali ke penampungan,
melainkan hanya dialirkan ke tanaman saja.

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


c. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Komponen Irigasi Tetes (2 Sitasi)
Menurut Ridwan (2013), komponen-komponen irigasi tetes adalah sebagai berikut.
1. Unit utama (head unit), trdiri dari pompa, tangka injeksi, saringan utama (main filter), dan
komponen pengendali (pengukur tekanan, pengukur debit, dan katup).
2. Pipa utama, umumnya terbuat dari pipa polyvinylchlorida (PVC), galvanized steel atau
besi cor dan berdiameter antara 7.5–25 cm. Pipa utama dapat dipasang di atas atau di
bawah permukaan tanah.
3. Pipa pembagi (sub-main manifold), dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-
100 μm), katup selenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang.
Pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (high density polyethylene) dan
berdiameter antara 50 – 75 mm.
4. Pipa lateral merupakan pipa tempat dipasangnya alat aplikasi.
5. Alat aplikasi terdiri dari penetes (emitter), pipa kecil (small tube, bubbler) dan penyemprot
kecil (micro sprinkler).

Menurut Widiastuti dan Wijayanto (2018), komponen-komponen irigasi tetes adalah


sebagai berikut.
1. Emiter atau penetes, merupakan komponen yang menyalurkan air dari pipa lateral ke
tanah sekitar tanaman secara kontinu dengan debit rendah dan tekanan mendekati
tekanan atomosfer.
2. Lateral, merupakan pipa dimana emitter ditempatkan.
3. Pipa sub utama (manifold), merupakan pipa yang mendistribusikan air ke pipa-pipa
lateral.
4. Pipa utama, merupakan komponen yang menyalurkan air dari sumber air ke pipa-pipa
distribusi dalam jaringan.
5. Komponen pendukung, terdiri dari katupkatup, saringan, pengatur tekanan, pengatur
debit, tangki bahan kimia, sistem pengontrol dan lain-lain.

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


d. Sebutkan dan Jelasan Secara Singkat Macam- Macam Irigasi Menurut Sumber Airnya,
Cara Pengambilan Airnya, dan Cara Distribusi Lahan (2 Sitasi)
Menurut Dzulkifli et al., (2016), ada beberapa jenis irigasi, yaitu sebagai berikut.
1. Irigasi Permukaan (Surface Irigation) yaitu jenis irigasi yang mengambil air langsung dari
sungai dengan menggunakan saluran/pompa/pipa sehingga air akan meresap sendiri ke
poripori tanah.
2. Irigasi Bawah permukaan (Sub Surface Irigation) yaitu sistem irigasi yang mengairi
tanaman melewati pipa yang sudah ditanam di daerah perakaran sehingga air bisa
langsung menuju akar tanaman.
3. Irigasi Pancaran (Sprinkle Irigation) yaitu irigasi yang menggunakan tekanan untuk
menyalurkan air sehingga air yang keluar seperti tetesan hujan yang membasahi
pertanian atau taman. Besar kecilnya pancaran diatur oleh mesin baik manual ataupun
otomatis.
4. Irigasi Tetes (Drip Irigation) yaitu sistem irigasi tetes menggunakan pipa yang dilubangi
kecil sehingga air yang keluar dalam bentuk tetesan langsung menetes di perakaran
tanaman.

Sedangkan menurut Hariyanto (2018), macam-macam irigasi adalah sebagai berikut.


1. Irigasi nonteknis yaitu pembagian air tidak diukur atau diatur, air lebih akan mengalir ke
selokan pembuang.
2. Irigasi semiteknis yaitu irigasi dengan bendungannya terletak di sungai lengkap dengan
pengambilan dan bangunan pengukur di bagian hilirnya.
3. Irigasi teknis yaitu irigasi yang mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah dan saluran
pembuang mengalirkan air lebih dari sawah-sawah ke selokan-selokan pembuang
alamiah yang kemudian akan membuangnya ke laut

e. Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes (2 Sitasi)

Sistem irigasi tetes memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Ridwan (2013),
sistem irigasi tetes dapat menghemat penggunaan air karena air yang digunakan
sepenuhnya ka dalam tanah atau perakaran tanaman. Selain itu sistem irigasi tetes memiliki
efisiensi aplikasi irgari yang tinggi, menyempurnakan pengelolaan nutrisi tanaman,
penanganan salinitas yang baik dan kebutuhan energi rendah dibandingkan dengan
sprinkler atau mekanisasi irigasi lainnya. Namun, sistem irigasi tetes memiliki kekurangan
yang dapat menghalangi keberhasilan aplikasinya yaitu penyumbatan emitter, perusakan
oleh tikus atau binatang lainnya, Gerakan air tanah dan perkembangan akar tanaman yang
terhambat serta keterbatasan teknis-ekonomis.
Sedangkan menurut Kasiran (2016), dalam pengaplikasiannya, sistem irigasi tetes
memiliki kekurangan yaitu memerlukan investasi yang cukup besar pada modal pertama
untuk membeli peralatan, namun investasi ini bersifat jangka panjang karena peralatan yang
tahan lama. Peralatan dapat rusak apabila terkena gigitan binatang atau terkena benda

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


tajam seperti cangkul. Namun, keuntungan penggunaan sistem irigasi tetes sangat banyak,
yaitu sebagai berikut.
1. Peralatan yang digunakan tahan terhadap segala cuaca, bahan kimia, tekanan dari
dalam dan dari luar, dan anti karat.
2. Dapat bekerja pada tekanan rendah, artinya tidak memerlukan tenaga mesin pompa
yang besar.
3. Sangat efisien dalam penggunaan air, karena air dialirkan ke tanaman tetes demi tetes
dan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman.
4. Dapat mencegah kehilangan pupuk pada daerah perakaran karena tercuci (leaching).
5. Dapat mengurangi resiko kerusakan tanaman akibat penyiraman, seperti tanaman
roboh/patah karena tertimpa slang, dan sebagainya.
6. Kegiatan budidaya tidak lagi tergantung pada musim, lahan dapat ditanami sepanjang
tahun sehingga indeks penanaman meningkat.
7. Dapat menekan pengunaan dan biaya tenaga kerja.

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


3. WAKTU DAN TEMPAT RESPONSI
Kegiatan responsi dilakukan pada hari Kamis, 30 April 2020 pukul 07:00-08:40 WIB di
rumah (tempat masing-masing) melalui aplikasi Google Meet.

4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum efisiensi sistem irigasi tertutup adalah
sebagai berikut.
1. Pipa utama berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air
2. Pompa berfungsi untuk memompa air
3. Tusen klip
4. Filter berfungsi untuk menyaring kototan air
5. Pump berfyngsi untuk mengatur tekanan pada jaringan
6. Pipa lateral berfungsi untuk menghubungkan pipa utama ke transmitter
7. Manometer berfungsi sebagai pengontrol tekanan
8. Emitter berfungsi untuk meneteskan air atau mengeluarkan air
9. Pipa sub utama berfungsi untuk mengangkut air dari pipa utama ke pipa lateral
10. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume air
11. Stopwatch berfungsi untuk menghitung berapa debit per satuan menit
12. Air

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


5. CARA KERJA (Diagram Alir)

Adapun cara kerja praktikum efisiensi sistem irigasi tertutup adalah sebagai berikut.
Menyiapkan alat dan bahan

Merangkai pipa yang akan digunakan

Pastikan pump tertutup

Pompa dipancing dengan diisi air hingga penuh

Hubungkan dengan sumber arus listrik

Perhatikan manometer hingga menunjukkan angka 1 atau 2 kemudian pump dibuka

Tunggu hingga seluruh emitter meneteskan air dan stabil

Menampung air pada masing-masing emitter selama 1 menit menggunakan gelas ukur

Mengukur volume air yang telah ditampung

Lakukan pengulangan sebanyak 5 kali

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


6. GAMBAR ALAT (Gambar tangan dan literatur)

- Gambar Tangan

- Gambar Literatur

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


7. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum

Tabel 1: Data Hasil Praktikum

No Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5

1 45 ml 50 ml 40 ml 50 ml 45 ml
2 55 ml 45 ml 55 ml 55 ml 50 ml
3 40 ml 45 ml 45 ml 50 ml 45 ml

4 40 ml 45 ml 40 ml 40 ml 35 ml

5 40 ml 50 ml 40 ml 40 ml 35 ml

6 40 ml 35 ml 40 ml 35 ml 35 ml

Jumlah 260 ml 270 ml 260 ml 270 ml 245 ml

Rata-Rata 43,33 ml 45 ml 43,33 ml 45 ml 40,83 ml

Tekanan
Manometer 1 Bar 1 Bar 1 Bar 1 Bar 1 Bar
(Bar)

Standar 6,06 ml 5,48 ml 6,06 ml 7,75 ml 6,65 ml


Deviasi

Tabel 2 Debit Aliran Air


Debit Debit Debit Debit Debit
Emitter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5
(ml/s) (ml/s) (ml/s) (ml/s) (ml/s)
1 0,75 0,833 0,667 0,833 0,75

2 0,917 0,75 0,917 0,917 0,833

3 0,667 0,75 0,75 0,833 0,75

4 0,667 0,75 0,667 0,667 0,583

5 0,667 0,833 0,667 0,667 0,583

6 0,667 0,583 0,667 0,583 0,583

Jumlah 4,335 4,499 4,335 4,5 4,082

Rata-Rata 0,722 0,75 0,722 0,75 0,68


Qmin 0,667 0,694 0,667 0,639 0,583

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


Tabel 3: Perhitungan Emitter Per Ulangan
Emitter Ul.1 Ul. 2 Ul. 3 Ul. 4 Ul. 5 Ul. 1 Ul. 2 Ul. 3 Ul. 4 Ul. 5

(x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ)2 (x-ẋ) 2 (x-ẋ) 2 (x-ẋ) 2 (x-ẋ) 2

1 1,67 5 -3,33 5 4,17 2,79 25 11,09 25 17,39

2 11,67 0 11,67 10 9,17 136,19 0 136,19 100 84,09

3 -3,33 0 1,67 5 4,17 11,09 0 2,79 25 17,39

4 -3,33 0 -3,33 -5 -5,83 11,09 0 11,09 25 33,99

5 -3,33 5 -3,33 -5 -5,83 11,09 25 11,09 25 33,99

6 -3,33 -10 -3,33 -10 -5,83 11,09 100 11,09 100 33,99

∑ 0,02 0 0,02 0 0,02 183,34 150 183,34 300 220,84

∑ |𝐱 26,66 20 26,66 40 35 183,34 150 183,34 300 220,84


− ẋ|

Tabel 4: Data Hasil Perhitungan


Ulangan Standar CV CU SU EU PELQ Kehilangan
Deviasi Air

1 6,06 0,14 99,99% 86% 92,382% 91,42% 90%

2 5,48 0,122 100% 87,8% 92,533% 91,52% 93%

3 6,06 0,14 99,99% 86% 92,382% 91,42% 90%

4 7,75 0,172 100% 82,8% 85,2% 84,26% 85%

5 6,65 0,163 99,99% 83,7% 85,735% 84,93% 86%

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


b. Analisa Data Hasil Praktikum

Melalui praktikum sistem irigasi tertutup, diperoleh data hasil praktikum sebanyak 5
ulangan dengan 6 gelas ukur. Pada ulangan 1 diperoleh rata-rata 43,33 ml, pada ulangan
2 dengan rata-rata 45 ml, ulangan 3 dengan rata-rata 43,33 ml, ulangan 4 dengan rata-rata
45 ml, dan pada ulangan 5 dengan rata-rata 40,83 ml. Masing-masing tekanan manometer
sebesar 1 bar. Setelah dihitung, diperoleh standar deviasi pada ulangan 1, 2, 3, 4, 5 masing-
masing sebanyak 6,06 ml, 5,48 ml, 6,06 ml, 7,75 ml, dan 6,65 ml.

c. Analisa Perhitungan

Setelah melakukan perhitungan melalui data yang diperoleh pada praktikum,


diperoleh hasil rata-rata debit air pada ulangan 1, 2, 3, 4, 5 yaitu masing-masing sebesar
0.722, 0.75, 0.722, 0.75, dan 0.68 pada waktu selama 1 menit (60 detik). Koefisien
keseragaman yang didapat adalah 99,99% pada ulangan1, 100% pada ulangan 2, 99,99%
pada ulangan 3, 100% pada ulangan 4, dan 99,99% pada ulangan 5, artinya efisiensi irigasi
tetes adalah sangat baik.

d. Bandingkan Hasil Koefesien Keseragaman dari Hasil Perhitungan Dengan Literatur

Keseragaman aplikasi air merupakan salah satu faktor penentu efisiensi irigasi yang
dihitung melalui persamaan koefisien keseragaman air irigasi (Coeffisient Uniformity/CU).
Pada hasil koefisien keseragaman dari hasil perhitungan data praktikum, efisiensi irigasi
sangat baik yaitu sebesar 99.99% pada ulangan 1, 3, 5, dan 100% pada ulangan 2 dan 4.
Hal ini sesuai dengan pendapat Valiahary et al., (2014) dalam Velthuzend et al., (2018)
bahwa evaluasi nilai koefisien keseragaman air irigasi tetes didasarkan pada nilai koefisien
keseragaman yang telah dikemukakan oleh Meriam dan Keller yaitu sebagai berikut.

Nilai Koefisien Keseragaman (CU) Kelas


>90% Sangat baik
80-90% Baik
70-80% Cukup/sedang
<70% buruk

e. Bagaimana Cara Pemberian Air pada Sistem Irigasi Tetes (+sitasi)

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


Irigasi tetes yaitu irigasi bertekanan rendah dan debit kecil dengan sistem pemberian
air diaplikasikan hanya pada daerah sekitar perakaran tanaman melalui sistem penetes
(emitter). Sistem irigasi tetes sangat menghemat air sehingga tepat diterapkan pada lahan
kering. Menurut Ridwan (2013), pemberian air pada tanaman budidaya menggunakan
sistem irigasi tetes dapat dilakukan menggunakan alat aplikasi (applicator, emission device)
yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang tinggi (hampir
terus-menerus) disekitar perakaran tanaman. Hal ini sependapat dengan Susilawati (2019)
bahwa irigasi tetes mendistribusikan air menggunakan selang dengan didorong oleh pompa
yang telah dipasang timer sebagai pengatur. Air diteteskan didekat tanaman sehingga
media tanam dan akar cepat basah sehingga air lebih efektif diserap oleh akar tanaman.

f. Manfaat Pemberian Air dengan Menggunakan Sistem Irigasi Tetes (+sitasi)

Pemberian air dengan menggunakan sistem irigasi tetes memiliki banyak manfaat.
Irigasi tetes dengan metode pemberian air langsung ke perakaran tanaman melalui alat yang
disebut emitter. Menurut Bria et al., (2017), irigasi tetes bermanfaat dalam peningkatan
pertumbuhan tanaman dan hasil panen sekaligus meningkatkan nilai guna air. Selain itu,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penanaman, menghemat tenaga kerja, menekan
resiko penumpukan garam, dan menekan pertumbuhan gulma. Selain itu, Susilawati (2019)
juga berpendapat bahwa sistem irigasi tetes bermanfaat pada perakaran tanaman karena
lebih mudah tumbuh dan berkembang, kebersihan terjamin dan bebas dari penyakit,
penggunaan nutrisi atau pupuk yang tepat dan efisien serta konstan, dan pemberian nutrisi
pada tanaman dapat dikontrol dengan baik dan benar.

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


8. PENUTUP
a. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang diperoleh dari praktikum sistem irigasi tertutup, dapat
diketahui beberapa manfaat dari penggunaan irigasi tetes pada pemberian air ke tanaman
budidaya yaitu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penanaman, menghemat tenaga kerja,
menekan resiko penumpukan garam, menekan pertumbuhan gulma, kebersihan terjamin dan
bebas dari penyakit, penggunaan nutrisi atau pupuk yang tepat dan efisien serta konstan,
dan pemberian nutrisi pada tanaman dapat dikontrol dengan baik dan benar. Namun ada
beberapa kekurangan dari penggunaan irigasi tetes yaitu peralatan yang mahal sehingga
membutuhkan modal yang banyak di awal pembuatan peralatan. Selain itu peralatan dapat
menghambat berjalannya air jika diganggu oleh hewan seperti tikus. Namun, peralatan dapat
digunakan beberapa kali karena tahan lama.
Pada data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa efisiensi penggunaan irigasi tetes
sangat baik dilihat dari hasil koefisien keseragaman yaitu berkisar 99,99%-200% pada 5
ulangan.

b. Saran

Pada praktikum ini, sebaiknya data hasil praktikum dihitung dengan teliti supaya
memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan tujuan

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


DAFTAR PUSTAKA

Bria, M., Dumin, L., dan Budi, A. F. S. (2017). Pemanfaatan Teknologi Irigasi Tetes Untuk
Mengatasi Produksi Tanaman Sayur-Sayuran. Jurnal SEMNASVOKTEK: 337-343.
Dzulkifli, M. S., Rivai, M., dan Suwito. (2016). Rancang Bangun Sistem Irigasi Tanaman
Otomatis Menggunakan Wireless Sensor Network. Jurnal Teknik ITS, 5(2): A261-
A266.
Kasiran. (2016). Teknologi Irigasi Tetes “Ro Drip” Untuk Budidaya Tanaman Sayuran Di
Lahan Kering Dataran Rendah. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 8(1): 26-30.
Hariyanto. (2018). Analisis Penerapan Sistem Irigasi Untuk Peningkatan Hasil Pertanian Di
Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Jurnal Untidar, 2(1): 29-34.
Ridwan, Dadang. (2013). Model Jaringan Irigasi Tetes Berbasis Bahan Lokal Untuk
Pertanian Lahan Sempit. Jurnal Irigasi, 8(2): 90-98.
Susilawati. (2019). Dasar-dasar Bertanam Secara Hidroponik. Palembang: UPT. Penerbit
dan Percetakan.
Velthuzend, A., Idrus, M., Kuswadi, D., Suprapto., dan Darmaputra, I. G. (2018). Kinerja
Irigasi Tetes Tipe Emiter Aries pada Tanaman Pisang Cavendhis di PT Nusantara
Tropical Farm. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 18(1): 33-38.
Widiastuti, Indah dan Wijayanto, D. S. (2018). Implementasi Teknologi Irigasi Tetes pada
Budidaya Tanaman Buah Naga. Jurnal Keteknikan Pertanian, 6(1): 1-8.
Yanto, Hendri., Tusi, Ahmad., dan Triyono, Sugeng. (2014). Aplikasi Sistem Irigasi Tetes
Pada Tanaman Kembang Kol (Brassica Oleracea Var. Botrytis L. Subvar. Cauliflora
Dc) Dalam Greenhouse. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 3(2): 141-154.

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


LAMPIRAN

• Lampiran DHP

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
• Lampiran jurnal

Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020


Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020
Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Responsi Mekanisasi Pertanian 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai