Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN MORAL PADA ERA GLOBALISASI

Disusun oleh:
Linda Jatikumala
(17601241035)

KELAS PJKR A
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Mata Kuliah: Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Dosen Dra. Mujinem M.Hum.
Kata Pengantar
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Pendidikan
Moral pada Era Globalisasi” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi dan
Antropologi Pendidikan.

      Makalah ini berisi tentang kasus-kasus moral yang terjadi di Indonesia dan pengaruh
pendidikan moral bagi bangsa Indonesia.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pentingnya moral untuk menciptakan suatu kebaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Yogyakarta, 5 Desember 2017


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah
memberikan banyak manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek sosial.
Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan
pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan.
Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya
Manusia (SDM). Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan
teknologi yang ada saat ini, maupun perkembangan teknologi tersebut selanjutnya.
Adaptasi manusia dengan teknologi baru yang telah berkembang wajib untuk dilakukan
melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar generasi penerus tidak tertinggal dalam hal
teknologi baru. Dengan begitu, teknologi dan pendidikan mampu berkembang bersama
seiring dengan adanya generasi baru sebagai penerus generasi lama. Beberapa cara adaptasi
tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan.
Pendidikan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mendukung
perkembangan serta peningkatan sumber daya manusia menuju ke arah yang lebih positif.
Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada sumber daya manusia yang berkualitas, dimana
hal itu sangat ditentukan dengan adanya pendidikan. Seperti yang telah tertulis dalam
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang salah satu
isinya membahas
mengenai pendidikan meupakan usaha sadar dan terencana untuk 22 mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian globalisasi ?
2. Bagaimana pengaruh globalisasi dalam pendidikan moral bangsa ?
3. Apa pengertian moral dan siapa saja yang berkewajiban membangun moral bangsa?
4. Mengapa pendidikan berperan dalam moral bangsa ?
5. Siapa dan dimana yang berperan dalam menciptakan moral bangsa ?
6. Faktor apa yang menyebabkan turunnya moral di masyarakat ?
7. Bagaimana cara menumbuhkan moral bangsa?
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN MORAL PADA ERA GLOBALISASI

A. Pengertian Globalisasi dan Pengaruh Globalisasi dalam Pendidikan Moral


Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri
dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Dengan adanya globalisasi,
manusia menjadi mudah, efektif, dan hemat. Arus
modernisasi dan globalisasi itu mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya.
Segi positifnya, informasi yang didapat menjadi lebih cepat dan akurat daripada masa-
masa sebelumnya yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara manual. Segi negatif dari
arus modernisasi dan globalisasi juga tak kalah sedikitnya, fasilitas-fasilitas yang ada di era
globalisasi ini sebagian besar disalahgunakan oleh para penggunanya.
Globalisasi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
perkembangan moral. Seseorang dapat berperilaku buruk akibat penggunaan teknologi
yang tidak pada tempatnya. Meleburnya norma dan nilai di masyarakat akibat Globalisasi
membuat generasi muda tidak lagi mengindakan aturan.
Permasalahan moral sebenarnya sudah ada sebelum Globalisasi muncul. Namun
kemunculan globalisasi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan moral.
Dengan adanya Globalisasi, perkembangan moral dapat menjadi lebih baik karena informasi
dapat dilakukan dengan cepat. Ajaran agama, motivasi, pendidikan, dan pengetahuan dapat
diakses oleh siapa saja dengan cepat. Sehingga dengan globalisasi dimungkinkan
perkembangan moral dapat ditingkatkan menjadi lebih baik.
Namun dengan globalisasi pula dapat menjadi faktor rendahnya moral
bangsa. Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan produk globalisasi yang tidak
diimbangi oleh norma sebagai benteng diri.

B. Pengertian Moral
Moral (bahasa latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Moral adalah hak mutlak yang dimiliki
manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan berhubungan dengan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat
dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ingin
dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat
secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.
Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku dalam
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinyatakan mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral
adalah produk dari budaya dan agama. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan,
dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
C. Peran Pendidikan dalam Menciptakan Moralitas Bangsa
Setiap tahapan kehidupan manusia tidak pernah lepas dari pendidikan. Pendidikan
bertujuan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas otaknya dan trampil dalam
melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki moral.
Moralitas masyarakat di negeri ini semakin hari semakin mengkhawatirkan. Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan moral tidak habis-habisnya terjadi di negeri ini,
pelakunya mulai dari rakyat kecil hingga pejabat. Setiap harinya media massa tidak pernah
kehabisan berita tentang perilaku masyarakat. Berbagai kasus seperti korupsi, penipuan
sampai pada tindakan asusila yang terjadi akhir-akhir ini banyak sekali melibatkan nama-
nama pejabat tinggi di negeri ini. Hal ini memperlihatkan bahwa banyak kaum intelektual di
negeri ini yang memiliki moralitas yang buruk. Sementara itu pemandangan yang sama juga
terjadi di kalangan pelajar. Banyak perilaku yang menunjukan terjadi kemerosotan moral
pada diri mereka. Dari hilangnya sikap sopan santun, merebaknya seks bebas, tawuran
pelajar, dan juga tindak kriminalitas kini mulai sering dijumpai. Guru sebagai pendidik dan
role model bagi siswanya juga kurang mampu membina dan menjadi teladan.
D. Peran Lingkungan dalam Membangun Moral Bangsa
Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat. Masyarakat adalah unit yang
membentuk suatu negara. Oleh karena itu, keluarga sangat berperan penting dalam
pembentukan setiap karakter individu. Moral merupakan kunci bagi sumber daya manusia
yang berkualitas. Sehingga, pendidikan moral sejak usia dini merupakan hal yang penting.
Berbagai masalah yang dihadapi di negara kita salah satunya diakibatkan oleh adanya
krisis moralitas para pejabat negara. Namun tidak hanya kasus para pejabat negara saja,
masalah generasi muda bangsa yang nampaknya sudah jauh dari perilaku baik, sebut saja
tawuran antar pelajar, sex pra nikah atau bahkan hal terkecil seperti menyontek,
berperilaku tidak sopan dengan teman, orang tua maupun guru dan berbicara tidak baik.
Padahal semestinya masalah tersebut tidak akan terjadi jika keluarga melakukan fungsinya
dengan benar. Semakin hari, dapat terlihat bahwa hancurnya nilai luhur yang terkandung
dalam suatu keluarga. Fungsi keluarga menurut Effendi 1998 khususnya fungsi psikologis
adalah memberikan perhatian diantara anggota keluarga, memberikan pendewasaan
kepribadian anggota keluarga,dan memberikan identitas keluarga. Funsi pendidikan yaitu
salah satunya adalah mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perannya dalam kehidupan dewasa, serta fungsi sosialisasi yaitu
membentuk norma tingkah laku sesuai dengan perkembangan anak. Sebenarnya, bila
keluarga melakukan fungsinya dengan baik, maka semua masalah yang terkait dengan krisis
moral akan terselesaikan.
Dengan tuntutan globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini, komunikasi antar
anggota keluarga terkadang sangat sulit dilakukan. Dengan kesibukan orang tua yang
bekerja, seringkali keluarga hanyalah tempat untuk menginap saja. Tidak ada pendidikan
dan sosialisasi yang diberikan orang tua pada anaknya.
Oleh karena itu, pembangunan moral tidak dapat terlepas dari keluarga, sekolah dan
lingkungan sekitar individu tersebut. Keluarga merupakan hal yang terpenting, karena
keluarga ibarat akar yang menentukan akan menjadi apa dan bagaimana seorang tersebut.
Bila keluarga menjalankan fungsinya dengan baik, maka individu-individu yang dilahirkan
akan mempunyai moral yang baik sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas. Bukan tidak mungkin bila negara kita dapat terlepas dari berbagai masalah krisis
moral karena disusun oleh masyarakat yang mempunyai keluarga yang berfungsi dengan
baik.
Lingkungan pendidikan ialah yang sangat penting dalam peran pendidikan moral
manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semua
lingkungan mempunyai fungsi atau peran dan tanggung jawab masing-masing dalam
pendidikan moral manusia. Semua lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan
timbal balik antara satu dengan lainnya, diantaranya:
1. Hubungan antara keluarga dan sekolah
2. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
3. Pengaruh masyarakat dan sekolah
Hubungan timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa berjalan dengan
baik.
Semua lingkungan memiliki peran masing-masing yang dapat membantu berlangsungnya
proses pendidikan moral. Oleh karena itu, setiap lingkungan mesti meningkatkan
peranannya secara maksimal agar hasil yang didapatkan dari pendidikan tersebut maksimal
dan menciptakan individu yang nantinyandapat berguna bagi keluarga, bangsa dan
negaranya.

E. Faktor-faktor Penyebab Turunnya Moral di Masyarakat Indonesia

Masalah moralitas masyrakat Indonesia baik itu usia remaja hingga dewasa, sekarang ini
sudah menjadi problema umum dan merupakan pertanyaan yang belum ada jawabannya.
Seperti mengapa para remaja kita sudah mengkonsumsi obat-obatan terlarang? mengapa 
para remaja kita dengan bebasnya bergau dengan lawan jenis tanpa merasa risih dan malu?
megapa para pemiimpin di negeri kita sugguh mudah tersinggung, dan tidak malu juga
mempertontonkan pertengkaran di muka umum? Mengapa begitu banyak para pemimpin
ini tidak merasa malu mengambil hak-hak orang kecil, seperti melakuka korupsi?.
Pertanyaan-pertanyaan seperti yang telah dikemukakan meruapakan sederetan kecil  dari
masalah moral yang  masih belum bisa hadapi.

Ketika berbicara tentang moral, kita perlu tahu bahwa hal ini erat kaitannya dengan perilaku
masyarakat itu sendiri. Perilaku masyarakat yang menyimpang dari aturan yang seharusnya
membuat moral bangsa kita semakin buruk di mata negara lain. Kemerosotan moral ini
bukanlah suatu hal yang bisa dibanggakan karena hal itulah yang membuat negara kita
tampak kurang berwibawa di dunia internasional. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi
kemerosotan moral bangsa Indonesia dan hal itu perlu diketahui sehingga kita mampu
menemukan solusi yang terbaik dan membantu dalam penyelesaian masalah tersebut.

a)   Penyalalah gunaan sebagian ajaran moral

Tidak diragukan lagi bahwa sebagian ajaran moral telah dan masih terus akan
disalahgunakan dalam berbagai bentuk dan cara. Mereka yang telah dirasuki ketamakan,
terutama apabila mempunyai kekuatan dan pengaruh, tidak akan ragu-ragu dalam memakai
segala cara untuk mencapai tujuannya. Penelitian ilmiah, terlepas dari kebenaran
landasannya, terkadang di[ergunakan untuk melakukan penindasan, tirani, menyiksa kelas
buruh.
b)   Penyalahgunaan Konsep-Konsep Moral

Sama hal nya dengan ajaran moral, konsep-konsep dari moral pun disalahgunakan.
Seringkali ditemui, kemerdekaan ditindas atas nama kemerdekaan, dan ketidakadilan
diterapkan atas nama keadilan dan persamaan. Setiap hal yang baik dan bermamfaat bisa
disalahgunakan. Meskipun demikian, bagaimanapun nama keadilan itu disalahgunakan tidak
akan sama halnya dengan ketidakadila itu sendiri. Keduanya tetap berbeda. Demikian juga,
bagaimanapun nama kemerdekaan disalahterapkan, tetapi kemerdekaan sejati tidak akan
sama dengan perbudakan.

Jadi tidak diragukan lagi ajaran Islam telah dieksploitasi untuk tujuan pribadi dan kelompok
tertentu. Tetapi tidak berarti bahwa ajaran-ajaran tersebut palsu atau rancu. Sebaliknya,
keadaan tersebut menuntut kewaspadaan sebagian masyarakat agar ajaran tersebut tdak
rusak, dan nilai-nilainya tidak disalahgunakan.

c)   Masuknya Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan)

Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral bangsa
Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah individu
yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing yang
masuk ke negara kita sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex atau
materialisme adalah hal yang biasa. Keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat banyak
remaja yang melakukan hal tersebut dan hal itu yang sering jadi masalah remaja saat ini.
Tumbuhnya budaya materialisme juga bisa diliat dari banyaknya orang-orang yang sangat
memperhatikan gaya hidup yang terkesan mewah tanpa memperdulikan sekitar dan masa
depannya.

d)   Perkembangan Teknologi

Turunnya moral bangsa Indonesia juga diakibatkan oleh perkembangan teknologi saat ini.
Dengan kemudahan akses internet, banyak orang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk
mencari gambar atau video porno. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan merusak moral
bangsa karena pikiran mereka sudah dimasuki oleh doktrin-doktrin barat yang kadang salah
tersebut.

e)   Lemahnya Mental Generasi Bangsa

Penurunan kualitas moral dari generasi bangsa juga dapat  disebabkan karena lemahnya
mental dari generasi bangsa yang terbentuk sejak dini, sehingga membentuk karakter yang
kurang baik. Karakter tersebut akan menjadi watak perilku seseorang dalam menjalani
kehidupan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diupayakan pembentukan
karakter sejak dini

f)    Kurangnya Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti

Kurangnya materi pengapliasian dari budi pekerti adalah salah satu penyebab turunnya
moral bangsa kita baik itu dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru sebagai
pendidik dalam hal pembentukan karakter peserta didik, sehingga peserta didik lebih
banyak terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dalam
pembelajaran. Hasilnya adalah peserta didik pintar dalam hal pelajaran tertentu, namun
mempunyai akhlak/moral yang kurang bagus. Banyak di antara peserta didik yang pintar jika
mengerjakan soal pelajaran, namun tidak hormat terhadap gurunya, suka mengganggu
orang lain, tidak mempunyai sifat jujur, malas, dan sifat-sifat buruk lainnya.

Tingginya angka kenakalan dan kurangnya sikap sopan santun peserta didik, dipandang
sebagai akibat dari kurang efektifnya sistem pendidikan saat ini. Ditambah lagi dengan
masih minimnya perhatian guru terhadap pendidikan dan perkembangan karakter peserta
didik. Sehinga sebagian peserta didik tidak mempunyai karakter positif. Pendidikan tanpa
karakter hanya akan membuat individu tumbuh secara parsial, menjadi sosok yang cerdas
dan pandai, namun kurang memiliki pertumbuhan secara lebih penuh sebagai manusia. Hal
tersebut sudah dicontohkan dalam sistem pendidikan kita pasca reformasi. Kurikulum yang
dibangun untuk mencerdaskan kehidupan justru berujung kepada penurunan moral dari
sebagian perserta didiknya.

F. Cara Menumbuhkan Moral Bangsa

a)   Memandang Martabat Manusia

Rasulullah Saw, telah mengatakan bahwa ia diutus untuk menyempurnakan martabat


dan derajat manusia.Orang yang meceritakan tradisi tersebut bertanya kepada Sayidina Ali
k.w. tentang sifat-sifat tersebut. Sayidina Ali menjawab “ alim , toleran, tahu berterima
kasih,  sabar, murah hati, berani, mempunyai harga diri, bermoral, berterus terang, dan
jujur.Memiliki harga diri (self-respect) artinya kapan saja dia bekerja untuk kepentingannya
dan untuk memenuhi kebutuhannya, dia harus memperhitungkan segala sesuatu yang
sekiranya bisa memalukan da merendahkan posisinya, seperti tidak konsisten denga
martabatnya sebagai manusia, dan mempertimbangkan segala tindakan yang akan bisa
mengembangkan kematangan spiritualnya, dan mengangkat posisinya agar bisa
dibanggakan.

b)   Mendekatkan Manusia dengan Alloh

Hanya sifat-sifat mulia yang telah disebutkn diatas yang akan mendekatkan manusia
dengan Alloh . Dngan demikian manusia-manusia  harus memiliki dan mengembagkan sifat-
sifat tersebut apabila kita membahas sifat-sifat Alloh, dan sebaliknya. Dia Maha mengetahui,
Maha Kuasa dan Maha Kompeten. Semua tindakan-Nya telah dierhtungkan dengan baik-
baik. Dia Maha Adil, Maha Pengasih dan Penyayang. Semua merasakan karunia-Nya. Dia
menyukai kebenaran dan membenci keburukan. Dan selanjutnya dan seterusnya. Manusia
dekat dengn Alloh sesuai dengan kualitas-kualitas yang dia miliki. Jika sifat-sifat tersebut
mendarah daging dalam drinya dan menjadi pelengkapnya, bisa dkatakan bahwa ia telah
mendapatkan nilai-nilai moral islam.

c) Kontribusi di bidang pendidikan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan,
untuk memperbaiki moral generasi bangsa melalui pendidikan. Namun keinginan tersebut
ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan. Pemerintah dalam melaksanakan
pendidikan, masih lebih banyak menitikberatkan pada kemampuan kognitif siswa, dengan
mengesampingkan kemampuan afektif atau perilaku siswa dan psikomotorik atau
keterampilan.

Salah satu solusi agar pendidikan moral menjadi efektif adalah dengan menerapkan
pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pada
pendidikan tinggi. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi konsumen pengetahuan, kesadaran dan kemauan dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, lingkungan maupun ke bangsa sehingga menjadi insan kamil. Dengan
penerapan pendidikan karakter, maka karakter dari peserta didik akan terbentuk sejak
mereka berada di bangku sekolah dasar, kemudian dilanjutkan pada sekolah menengah dan
perguruan tinggi. Dengan terbentuknya karakter tersebut, maka akan menjadi perisai atau
kontrol dalam diri seseorang, sehingga akan mengendalikan perilaku orang tersebut. Intinya
adalah, jika karakter sudah terbentuk, maka akan sulit untuk mengubah karakter
tersebut.Dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap proses pendidikan, akan
membantu proses pembentukan karakter dari peserta didik yang bermoral dan
bermartabat. Dengan terbentuknya karakter tersebut, maka karakter tersebut akan sulit
hilang sehingga akan menjadi watak perilaku seseorang dalam menjalani masa yang akan
datang.
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap,
perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan
lingkungan masyarakatnya sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan masyarakat setempat.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kemerosotan moral bangsa Indonesia dan hal itu
perlu diketahui sehingga kita mampu menemukan solusi yang terbaik dan membantu dalam
penyelesaian masalah tersebut. Bagaimana kemerosotan moral di masyarakat sekarang
adalah sebuah hal bahwa masyarakat kuarang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Masyarakat sekarang sudah mengambil suatu budaya barat yang tidak sesuai dengan
budaya bangsa kita, oleh karena itu mereka terpengaruh dengan kebiasaan yang buruk
melalui berbagai pengaruh baik media elektronik, style, dan gaya hidup yang serba lebih ke
modern-modernan. Perkembangan teknologi dan budaya membuat sebagian orang di
Indonesia menyalahgunakannya dengan berbagai kemauan dan kehendak mereka sendiri.
Jadi, ada baiknya kita bisa memilih bagaimana budaya, teknologi dan lain sebagainya
berguna bagi kita dan orang lain. Semoga dengan adanya pendidikan moral sejak dini bisa
membuat kita lebih dekat kepada Allah SWT dan budi pekerti kita bisa membuat kita
terpandang sebagai khalifah yang baik di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai