Anda di halaman 1dari 5

ISTILAH DIRI

Jika kita tinjau di dalam al quran maka kita akan berjumpa dengan istilah diri yang
di petik dari istilah nafas, nufus, Ampas dan juga Tanafas yang membawa maksud
diri, diri ini tidak di pahami oleh kebanyakan orang awam karena istilah ini sangat
halus namun istilah ini tetap bermaksud diri sebagaimana yang terdapat di dalam al
Quran.
Orang saufisma yang berlandaskan kepada tauhid memahamkan istilah diri ini
berpuncak dari istilah INSAN yang mana di katakan anasir INSAN ini dari istilah
Nafas, Nufus, Ampas dan juga Tanafas yang membawa maksud diri di dalam al quran dan
di dalam al quran juga terdapat istilah diri sebagaiFuad, Anfusahum, Nafasaka,
Nufusikum, Nafsun, Nafsin, Anfusikum, Nafsahu, Nufusun, Nafsika dan lainnya. Dalam
mempelajari ilmu ini kita ambil saja istilah ini secara kasarnya saja yang mana
ilmu ini telah masyhur di katakan dan di pelajari oleh ahli ilmu yang membawa
kepada tarikat, tasauf, tasawwuf dan Kerohanian yang membawa kepada ilmu tamadun
manusia di sepanjang zaman

ISTILAH DIRI

1. Diri Terdiri (Jasmani)

2. Diri Terperi (Yang terdiri dari Roh, Akal, dan Nafsu) atau di namakan juga Ruhul
Yaqazah

3. Diri Sebenar Diri (Yang terdiri dari istilah Insan) atau di kenali juga sebagai
Ruhul Hayat

4, Diri Tajalli yang berpaksi kepada sifat Kamal

1. DIRI TERDIRI Diri ini membawa kepada maksud diri jasmani, perkataan TERDIRI ini
menunjukkan bahwa jasmani itu terdiri dari asal usul kejadian awal dan selepasnya
juga berarti bahwa jasmani manusia itu TERDIRI dari apa serta mengapa ia di
ciptakan oleh Tuhan. Diri ini mula di ciptakan oleh Allah di mulai ilmunya daripada
sejarah ADAM a.s di syurga Khuldi (Jannatul Khuldi) Anasir awalnya daripada tanah
yang di perintahkan oleh Allah malaikat mengambil tanah pilihan ini mengandung
air,api dan juga angin dan selepasnya diri terdiri ini di jadikan pula dari unsur
generasi kedua yaitu dari wadi,wazi, mani dan juga manikam yaitu benih Hawa dan
juga Adam Ilmu ini adalah ilmu kajian Anatomi .
Diri TERDIRI ini secara ringkasnya adalah terdiri dari apa juga yang terdapat pada
sebatang tubuh manusia. Diri ini jugalah yang di maksudkan oleh Allah di dalam al
quran

Maksudnya: Pada hari itu manusia di beritahu akan apa yang ia telah lakukan dan apa
yang ia telah tinggalkan, bahkan manusia itu, anggotanya menjadi saksi terhadap
dirinya sendiri, walaupun ia memberikan alasan-alasan (Untuk membela diri) ( Al
Qiyamah 13,14 dan 15)�

Ayat yang di atas menunjukkan secara jelas bahwa diri terdiri ini telah di tentukan
oleh Allah untuk menjadi saksi kepada segala perbuatan dirinya, ini berarti ada
diri yang bersoal jawab dengan Tuhannya sementara jasadnya tetaplah menjadi saksi,
siapakah diri ini ?�
Diri inilah yang di maksudkan diri TERPERI Dan diri inilah juga yang di terangkan
oleh Allah sebagai : Tuhan yang telah mengatur kejadianmu, lalu menjadikan
anggotamu sesuai (Dengan tujuan yang karenanya di adakan anggota itu) serta
menjadikan (benaan tubuhmu) sama padan dengan kekuatannya (Surah Infitar ayat 7)�

Jelas sekali ayat ini menujukkan bahwa tujuan Allah menjadikan jasad (Diri Terdiri)
ini dengan tujuan yaitu diri Terperi yang kekuatannya adalah lebih kuat dari diri
jasmani akan tetapi di sebabkan asal usul bahan diri TERDIRI ini di jadikan dari
sumber tanah, air, api dan juga angin yang kemudian dari bahan wadi, wazi, mani dan
juga manikam maka ia di anggap sebagai bahan daya tahan maka mampulah diri TERPERI
itu tinggal di dalamnya dan diri TERDIRI inilah yang mampu memperlihatkan Afal
daripada Allah�

2. DIRI TERPERI Istilah diri TERPERI adalah melibatkan ilmu yang berkaitan dengan
perkara Kerohanian, asal ilmu ini di petik dari istilah Rohani yang mengandung
anasir roh,akal,nafsu dan juga nyawa, apa bila Rohani itu di bagikan kepada dua
maka berwujud istilah Ruhul Yaqazah dan Ruhul Hayat, Ruhul Yaqazah mengandung
anasir roh,akal dan juga nafsu sementara ruhul hayat mengandung anasir nyawa
saja .Ruhul Yaqazah inilah yang di kenali sebagai diri TERPERI, diri ini di sebut
TERPERI karena ia memiliki upaya yang tidak ada tolak bandingnya, artinya tidak
terperi keupayaannya,
kehendak dan juga ilmunya, asal usulnya daripada sifat maani yaitu sifat
qudrat,Iradat dan juga Ilmu, dari qudrat ujud roh,
dari Iradat ujud nafsu dan dari ilmu ujud Akal, semua ini perlu di pelajari dari
ilmu sifat 20. Di dalam al quran cerita Ruhul Yaqazah atau diri TERPERI ini kita
boleh memahaminya melalui surah Al An'am ayat 60 FirmanNya:?

Maksudnya: Dan Dialah yang menidurkan kamu pada waktu malam, dan mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia bangunkan kamu (dari tidur) untuk
di sempurnakan ajal yang telah di tetapkan, kemudian kepadaNyalah tempat kamu
kembali, kemudian Dia menyatakan kepada kamu apa yang telah kamu lakukan

Ayat yang di atas menunjukkan bahwa kamu itu adalah diri TERPERI yaitu apabila kita
di tidurkan oleh Allah maka roh, akal dan nafsu keluar dari jasad, yang tinggal
hanyalah jasad dan juga nyawa, andainya nyawapun keluar maka ia di namakan mati
Allah berfirman lagi dalam surah Az Z umar ayat 42 Maksudnya:
Allahlah yang menguasai segala-galanya, Dia mengambil dan memisahkan satu-satunya
jiwa dari badan, jiwa yang orang sampai ajalnya, dan jiwa orang yang tidak mati
dalam masa tidurnya, kemudian Dia menahan jiwa orang yang Dia tetapkan matinya dan
melepaskan kembali jiwa yang lain kebadannya, sehingga sampai ajal yang di tentukan
sesungguhnya yang demikian itu tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Ayat yang di atas menerangkan semua perkara diri di tahan oleh Allah atas fitrah
kehendakNya sama ada Dia tahan atau Dia lepaskan jiwa-jiwa atau di hukum mati dalam
tidur atau menahan jiwa yang terhukum mati dan melepaskan kembali jiwa ke badan
sehingga sampai ajal, artinya semasa orang tidur Allah tahan Ruhul Yaqazah,
sementara Ruhul Hayat tetap dengan jasad, apabila Ruhul Yaqazah di lepaskan kembali
ke badan maka terjagalah manusia itu, ini juga bermaksud bahwa Ruhul Yaqazah (diri
TERPERI) itu bermaksud Roh yang menjagakan manusia, artinya apabila roh,akal dan
juga nafsu keluar maka manusia tidur dan apabila di lepaskan balik pada jasad maka
manusia terjaga Untuk memahamkan lagi konsep diri TERPERI ini maka di sini di
terangkan dengan tafsiran ijtihad ulama mengatakan bahwa

Maksudnya: Bahwa setiap jasad itu ada dua jenis roh, salah satu dari keduanya ialah
Ruhul Yaqazah, yang di alirkan oleh Allah adat. jika ia berada pada jasad, jadilah
manusia itu jaga (sadar)�
Maka apabila ia keluar daripada jasad, maka tidurlah manusia dan melihatlah roh
(diri TERPERI) itu akan mimpi-mimpi, sementara ruhul hayat yang di alirkan olehNya
adat jika ia berada dalam satu jasad maka jadilah jasad hidup, apabila ia berpisah
dari badan maka matilah manusia, dan kedua jenis roh ini berada dalam jasad manusia
yang tidak di ketahui tempat ketetapannya melainkan orang yang di perlihatkan oleh
Allah kepadanya atas yang demikian itu Lebih jelas lagi ilmu diri TERPERI ini jika
kita boleh faham ilmu IFTIQAR pada bab sifat qahar yaitu sifat qudrat,Iradat,Ilmu
dan sifat hayat, yang mana sifat ini lazim dengan sifat Maanawiyah (Qadirun,
Maridun, Alimun dan juga Hayyun) dan satu sifat Salbiyah (Sifat Kamal) yang
menguasai sifat qahar yang menyebabkan semua kuasa ini di tangani oleh Ke Esaan
Allah semata-mata yang menghasilkan maksud ayat At Takwir ayat 29, Ash Shafat 96,
Al An am 61, Al Baroah 51 dan banyak ayat lagi Ilmu diri TERPERI inilah yang
menyebabkan manusia menanggung azab dan sangsara karena disana ujudnya roh, akal
dan juga nafsu yang menyebabkan manusia hanyut dalam ilmu akidah dan perhubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa .

Dengan memahami ilmu diri TERPERI ini juga maka kenallah kita akan maksud Ammar
Rabbi yang tertakluk di bawah takdir Tuhan atau ilmu yang di namakan qadha dan
qadar, ilmu ini sangat luas,perlu di pelajari dengan berpanduan al quran dan hadis
nabi s.a.w dan ilmu inilah yang di kuasai oleh Saidina Ali r.a yang di muatkan oleh
Yusuf Al Qardawi di dalam kitab khutbahnya.�
Awas kepada yang mempelajari ilmu diri TERPERI ini juga harus di peringatkan supaya
jangan mengamalkan fahaman Jabariah, yang sebaiknya kita perlu merujuk ayat-ayat
jabariah sehingga ia dibawa kepada fahaman ahli Sunnah Wal Jamaah karena tugas kita
sebagai khalifah di bumi ini tertunai dengan sebaiknya�

3. DIRI SEBENAR DIRI Diri ini di kenali sebagai Insan atau Ruhul Hayat, sebenarnya
diri sebenar diri ini istilahnya sangat banyak ia terpulang kepada individu
bagaimana pengetahuan ini di pelajari oleh peminatnya, walau bagaimanapun istilah
yang paling mirip mengikuti
al quran perlu di utamakan karena tiada keraguan orang untuk menerima ilmu ini,
bagi pengarang saya lebih mirip kepada 3 istilah diri sebenar diri yaitu Insan,
Ruhul Hayat dan juga Nur Muhammad, sekalipun diutarakan 3 nama akan tetapi
tetaplah satu Insan ini di sebut oleh Allah di dalam al quran sebagai
(Sesungguhnya Kami telah jadikan Insan itu sebaik-baik kejadian) At-Tin 4, mungkin
Insan yang di fahami oleh orang awam berbeda dengan orang khusus, orang awam
memahami Insan itu sebagai manusia pada maksud keseluruhannya akan tetapi mengikut
fahaman orang khusus Insan itu adalah Diri batin yang mengawal seluruh istilah
diri.
Diri ini sangat seni dan tidak menanggung dosa karena diri ini tidak di sertai
sesuatu yang mencemarkan martabatnya dari sempurna dan diri inilah yang di
maksudkan (Barang siapa yang mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya) diri ini
juga yang bertaraf Sirullah atau rahasia Allah karena
kesempurnaannya di kaitkan untuk tangga mengenal Allah yang menjadikan seluruh alam
dan keadaannya tidak menyerupai apapun juga. Mungkin ada di antara kita yang keliru
tentang Insan yang tidak menyerupai apapun seolah-olah sama dengan keadaan Tuhan
yaitu LAISA KAMISLI SYAI UN namun di sini kita perlu terangkan supaya orang yang
membaca kitab ini tidak tersesat dengan mengemukakan hujah al quran yang di petik
dari surah An Nahl ayat 17 ( Kalau sudah begitu adakah Allah yang menciptakan (Zat
yang menjadikan) semua itu sama seperti makhluk (zat yang tidak menjadikan) yang
tidak menciptakan sesuatu? Maka patutkah kamu lalai karena tidak mau
memikirkannya?) Ayat An Nahl 17 di atas menerangkan bahwa di antara Zat Allah dan
Zat manusia adalah tidak sama karena Zat Allah ada sifat keagunganNya ( sifat
Salbiyah) yang tidak ada permulaan dan akhirnya sementara zat Manusia ada awal
kejadiannya, ini berarti makhluk yang bertaraf zat yang di jadikan oleh Allah dan
manusia perlu melihat ke dalam diri mereka sendiri, karena itu Allah menyuruh
manusia berfikir ?Dan di dalam diri kamu itu tidakkah kamu perhatikan ?�

Sesungguhnya Insan ini anasirnya daripada nafas, nufus, ampas dan juga tanafas dan
ialah yang menjadi rahasia kepada mengenal ujudnya Zat Allah sebab itu di katakan
Al Insani sirri wa ana sirrohu dan diri inilah yang di sebut oleh Allah di dalam Al
quran sebagai (Dan Dia beserta kamu di mana saja kamu berada) Al-Hadid 4 dan banyak
lagi ayat yang menyatakan bahwa Dia adalah beserta manusia dan juga hampir di
antaranya ayat Al Baqarah 186, Surah Qaaf 16

MENGAPA DIA DISEBUT SEBAGAI DIRI SEBENAR DIRI


Diri ini di sebut oleh jumhur Ulama semasa mereka berada di alam Roh adalah sebagai
diri yang menjadi wakil kepada sekalian Roh-roh (roh,nafsu dan akal) bagi menjawab
pertanyaan Allah sebagaimana yang terdapat di dalam al quran pada surah Al A araf
ayat 172

Maksudnya: Bukankah Aku ini Tuhan kamu ? Mereka semua menjawab !!Benar Engkau
adalah Tuhan kami dan kami menjadi saksi!! yang demikian supaya kamu tidak berkata
pada hari kiamat kelak, sesungguhnya kami adalah lalai (tentang hakikat Tauhid
ini ) �

Ayat di atas menunjukkan janji diri sebenar diri itu kepada Tuhan yang mereka mau
ber Tuhankan kepada penciptanya yaitu Allah dengan berkata kami menyaksikan,
artinya naik saksi bahwa tiada Tuhan yang wajib di sembah melainkan Allah yaitu
La Illaha Illallah ( ) yang mana kalimah tersebut sebagai pengakuan diri sebenar
diri itu mau menjadi hamba yang soleh karena mau mengamalkan semua cara hidup
berasaskan Lillahi Taala

Mengikut pandangan yang lain ada juga yang mengatakan bahwa yang mewakili sekalian
roh tersebut adalah Nur Muhammad dan ada juga yang mengatakan Hakikatul
Muhammadiyah, semuanya itu adalah sama yaitu dialah sebagai diri sebenar diri atau
Insan atau Ruhul Hayat
4, DIRI TAJALLI Hanya orang-orang khusus saja yang faham dengan istilah DIRI
TAJALLI ini namun tidak pula terkecuali untuk orang awam memahaminya asalkan mereka
rajin berwirid dengan al quran, DIRI TAJALLI ini bermula di ceritakan oleh golongan
yang menghampiri diri mereka kepada Allah s.w.t ingin mengetahui dengan jelas lagi
bagaimana perhubungan manusia dalam soal beribadah (Uluhiyah) Walau apapun DIRI
TAJALLI ini bukan makhluk akan tetapi Rububiyah Kisah bermula daripada peristiwa
Nabi Allah Musa mau melihat Zat Allah s.w.t sebagaimana firmanNya dalam surah Al
Aaraf ayat 143 Firman Allah s.w.t

Maksudnya: Dan tatkala nabi Musa datang pada waktu yang Kami telah tentukan itu,
dan Tuhanmu berkata dengannya, maka nabi Musa berkata!!Wahai Tuhanku perlihatkanlah
kepadaku (akan ZatMu) supaya aku dapat memandang kepadaMU, Allah berfirman!!Engkau
tidak sekali-kali akan sanggup melihatKu, tetapi lihatlah ke gunung itu, maka jika
ia tetap berada pada tempatnya, niscaya engkau akan dapat melihatKu, maka tatkala
Tuhan mentajallikan dirinya, kepada gunung itu maka hancur leburlah gunung itu,
lalu Musapun jatuh pingsan, setelah ia sadar berkatalah Musa Maha suci Engkau, aku
bertaubat kepadaMu dan akulah orang yang awal beriman ke padaMu Demikianlah sejarah
Tajalli yang di kaitkan dengan ilmu

DIRI TAJALLI.

Istilah DIRI TAJALLI ini ada yang mengartikan sebagai menunjukkan Diri Zat, ada
juga yang mentafsirkan sebagai menzahirkan, dan ada juga sebagai menampakkan diri
Zat itu, dalam tafsiran pimpinan
Ar Rahman menyebut sebagai menzahirkan sifat kebesaran ZatNya, walau apapun soal
pokoknya ialah Zat yang Maha Agung itu telah mentajallikan dirinya di bukit Thur
Sina lalu bukit itu menjadi hancur
DIRI TAJALLI SATU ANALISA berdasarkan ayat Tajalli di atas sudah jelas bahwa DIRI
TAJALLI itu bukan makhluk akan tetapi Tuhan dengan sifat keagunganNya yang memiliki
sifat yang berlainan dengan sifat kebesaranNya, saya lebih menumpukan analisa ini
berdasarkan ilmu sifat 20 yang membedakan sifat keagungan dan sifat
kebesaranNya karena sifat keagunganNya itu adalah sifat yang menetapkan sifat
keagungan DiriNya secara mutlak sementara sifat kebesaranNya adalah sifat yang di
timpakan kepada sekalian makhlukNya sebab itulah sifat maanawiyah dan Salbiyah
berbeda, hal ini perlu di rujuk kepada guru yang lebih arif Soal mengapa DIRI
TAJALLI ini menjadi rujukan diri yang di kaitkan dengan diri
manusia ialah karena ujud sifat salbiyah (Wahdaniyah) pada sifat Kamal Allah s.w.t
hal ini adalah jelas, inilah yang terdapat pada sifat Iftiqar karena itu dikatakan
bahwa semua perbuatan,kehendak, dan kuasa penggerak adalah datang daripada Allah
s.w.t sila rujuk pada ayat
at takwir 29, ayat ash shaffat 96, ayat Al An am 61, ayat surah al Baroah 51, ayat
surah al anfal 17 dan An Nisa 78 dan banyak ayat lagi, dan yang terbaiknya ialah
berjumpa dengan guru yang arif. Jika kita ambil daripada peristiwa Musa ini maka
kita dapati ilmu ini merangkum dua ilmu yang besar yaitu ilmu Rububiyah dan
Uluhiyah yang mana ilmu Rububiyah inilah yang di katakan Tuhan menjadikan sesuatu
daripada alam ini, sementara ilmu Uluhiyah adalah ilmu yang mempelajari diri
terdiri, diri terperi dan diri sebenar diri dan yang menghubungkan di antara dua
ilmu yang asas ini ialah sifat Wahdaniyah dari kumpulan sifat Salbiyah.�

Tuhan tidak di katakan Tuhan jika Dia tidak bersifat Salbiyah Melihatkan kepada
peristiwa nabi Musa maka jelaslah kuasa Uluhiyah di kuasai oleh sifat Wahdaniyah
yang ada pada sifat Kamal yang menunjukkan bahwa segala sesuatu itu datangnya
daripada Ke Esaan Allah belaka yaitu SETIAP SESUATU ITU DATANG DARIPADA ALLAH. cuma
agak mustahil bagi nabi Musa mau melihat wajah Zat Allah sebab kuasa Nur ala Nur
itu tersangat kuat sehingga bukit Thursinapun hancur menjadi abu, itulah sebabnya
pandangan para ulama menyatakan bahwa NUR itu memiliki kuasa yang bukan layak bagi
sekalian baharu mendampinginya dan sebab itulah Allah menjadikan alam yang nyata
ini bersumber daripada tanah nurani, air nurani, angin nurani dan api nurul adhom
sebagai pelindung kuasa ketahanan, semua ini perlu dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai