Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA KAWI II

KATA GANTI ORANG DALAM BAHASA KAWI

OLEH :

NAMA : KETUT SUDIARTHA

NIM : 1913081013

JURUSAN : BRAHMA WIDYA

PRODI : FILSAFAT HINDU

MATKUL : BAHASA KAWI II

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI

MPU KUTURAN SINGARAJA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-nya pada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Kata Ganti Orang" tepat pada
waktunya. Dan juga saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Oleh
sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Singaraja, 26 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kata Ganti Orang ..........................................................................2

2.2 Kata Ganti Orang Untuk Orang Pertama. .....................................2

2.3 Kata Ganti Orang Untuk Orang Kedua. .........................................3

2.4 Kata Ganti Orang Untuk Orang Ketiga. .........................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................5

3.2 Saran ............................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Kawi adalah bahasa ragam tulis yang dipergunakan


oleh para pengawi atau pengarang untuk menampung buah
pikirannya. Karya-karya tersebut sebagian besar adalah warisan
Hindu di Jawa dari abad IX sampai abad XV Masehi. Bahasa Kawi
adalah bahasa pilihan dan campuran antara bahasa Jawa Kuno
dan bahasa Sanskerta.

Kata merupakan dua macam satuan yaitu satuan fonologis


dan satuan gramatis. Sebagai satuan fonologis kata terdiri atas
satu atau beberapa suku kata dan suku kata itu terdiri dari satu
atau beberapa fonem. Sebagai satuan gramatis kata terdiri atas
satu atau beberapa morfem. Morfem adalah kesatuan yang ikut
serta dalam pembentukan kata yang dapat dibedakan artinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kata ganti orang?


2. Apa yang dimaksud dengan kata ganti orang untuk orang
pertama?
3. Apa yang dimaksud dengan kata ganti orang untuk orang
kedua?
4. Apa yang dimaksud dengan kata ganti orang untuk orang
ketiga?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kata Ganti Orang

Ada dua kata ganti orang yaitu kata ganti orang yang
sebenarnya dan kata ganti orang yang tidak sebennarnya.

1) Kata ganti orang yang sebenarnya. Kata ganti orang ini


dapatlah dibeda-bedakan sebagi berikut :
Ke Kata Ganti Orang Kata Ganti Milik
Pertama aku ku, ngku
kami mami
kita ta, nta
Kedua ko, nyu nyu
kamu mu
kita ta, nta
Ketiga ya nya, ya
sira ira, nira

2) Kata ganti orang yang tidak sebenarnya.


Orang I nghulun ning nghulun ngwang, ring wang,
sanghulun, pinangkanghulun dan lain-lain.
Orang II rakryan rahadyan, sanghulun, mpu, mpungku
mpungkulun, maharaja, bhatara, maharsi, haji
dan lain-lain.
Orang III pwangkulun, maharaja, haji dan lain-lain.

2.2 Kata Ganti Orang Untuk Orang Pertama.

Kata ganti aku dan kami kedua-duanya terdapat dalam arti


yang sama dan pemakaian yang sama. Seorang dapat
mengatakan dirinya dengan aku dan kami dalam sebuah kalimat.
Kata ganti miliku, kalau ditambahkan kepada kata yang berakhiran

2
vokal maka haruslah kata ku itu, disisipkan bunyi sengau ng di
mukanya. Contoh : bapangku, mpungku, dan lain-lain.
Bunyi n pada akhir kata kerap kali menjadi ng, jika diikuti
oleh ku. Contoh : ngarangku.
Bila ku itu ditambahkan kepada kata yang berakhir k maka
hanya sebuahb k saja ditulis. Contoh : anak + ku maka menjadi
anaku bukan anakku.
Selain ari pada kata ganti aku dan kami, masih ada
beberapa kata ganti tak sebenarnya untuk orang pertama, anytara
lain : nghulun, ni nghulun kata ganti ini kerap kali dipakai, lebih-
lebih dari pada aku. Rasa hormat di dalam kata itu yang
sebenarnya berarti, budak tak terasa lagi. Ngwang, ni ngwang kata-
kata ini tak terasa lagi hormat. Sanghulun, pinangkanghulun kata-
kata ini dipakai oleh orang rendahan kepada orang yang dihormarti.
Dapat diterjemahkan kata hamba.

2.3 Kata Ganti Orang Untuk Orang Kedua.

Jika kata ganti untuk orang kedua ini dipakai untuk


memanggil dan disertai oleh kata benda, maka kata ini menjadi
kong, kamung, kitang, contoh : kong nāga, kitang nāga, kamung
sang hyang apuy.
Ko, kerap kali agak menghina. Beda pemakaian antara
kamu dan kita tidak terang. Sering kali kedua kata itu dipertukar-
tukarkan saja dalam sebuah kalimat, contoh : Yan mahyun kiteng
amṛta kamung watêk hyang kabeh, yang artinya jika kamu
menghendaki amṛta kamu dewa-dewa sekalian.
Beberapa Kata Ganti Orang Untuk Orang Kedua Yang Tak
Sebenarnya.
 Rakryan : Kata ini dipakai terhadap keluarga raja pramaisuri,
patih dan terhadap orang-orang besar. Contoh :

3
Sapinta rakryan i nghulun, artinya : Berapa yang kamu minta
kepadaku.
 Rahadyan, sanghulun : sang ahulun. Rahadyan sanghulun
dipakai untuk orang yang lebih tinggi. Contoh :
Pinangkanghulun sinangguh tan papadeng dhanudhara
uautra adwa rahadyan sanghulun, artinya : Hamba tuah
sebut tak ada samanya dalam kecakapan memanah tetapi
kelirulah tuan.
 Mpu, mpungku, mpungkulun : Kata-kata ini dipakai untuk
semua golongan rohaniawan. Mpu saja jarang dipakai.
Contoh :
Hana ta pāngning carita rêngö de mpu makabehan, artinya :
Adalah cabang ceritera hendaklah dengarkan oleh tuan
semua.

2.4 Kata Ganti Orang Untuk Orang Ketiga.

Kata ganti ya dipakai untuk orang kebanyakan dan sira


dipakai untuk orang yang tinggi derajatnya. Perbedaan antara
tunggal dan jamak, disini pun tidak jelas, contoh :

Tinakwananta ya de ning guru,... artinya : ditanyailah ia oleh


gurunya.

Sira ta kumawaṣākên pṛthiwi manḍala,... artinya : Bagindalah


menguasai dunia.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata merupakan dua macam satuan yaitu satuan fonologis


dan satuan gramatis. Sebagai satuan fonologis kata terdiri atas
satu atau beberapa suku kata dan suku kata itu terdiri dari satu
atau beberapa fonem. Ada dua kata ganti orang yaitu kata ganti
orang yang sebenarnya dan kata ganti orang yang tidak
sebennarnya.
Kata Ganti Orang Untuk Orang Pertama, kata ganti aku dan
kami kedua-duanya terdapat dalam arti yang sama dan pemakaian
yang sama. Kata Ganti Orang Untuk Orang Kedua, jika kata ganti
untuk orang kedua ini dipakai untuk memanggil dan disertai oleh
kata benda, maka kata ini menjadi kong, kamung, kitang. Kata
Ganti Orang Untuk Orang Ketiga, kata ganti ya dipakai untuk orang
kebanyakan dan sira dipakai untuk orang yang tinggi derajatnya.

3.2 Saran

Penulis membuat makalah ini degan tujuan agar pembaca


dapat memiliki ketertarikan mempelajari aksara vokal, konsonan.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Surada I Made.2018.Bahasa dan Sastra Kawi.Surabaya: Pāramita

Anda mungkin juga menyukai