OLEH :
NIM : 1913081013
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-nya pada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Kata Ganti Orang" tepat pada
waktunya. Dan juga saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Oleh
sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada dua kata ganti orang yaitu kata ganti orang yang
sebenarnya dan kata ganti orang yang tidak sebennarnya.
2
vokal maka haruslah kata ku itu, disisipkan bunyi sengau ng di
mukanya. Contoh : bapangku, mpungku, dan lain-lain.
Bunyi n pada akhir kata kerap kali menjadi ng, jika diikuti
oleh ku. Contoh : ngarangku.
Bila ku itu ditambahkan kepada kata yang berakhir k maka
hanya sebuahb k saja ditulis. Contoh : anak + ku maka menjadi
anaku bukan anakku.
Selain ari pada kata ganti aku dan kami, masih ada
beberapa kata ganti tak sebenarnya untuk orang pertama, anytara
lain : nghulun, ni nghulun kata ganti ini kerap kali dipakai, lebih-
lebih dari pada aku. Rasa hormat di dalam kata itu yang
sebenarnya berarti, budak tak terasa lagi. Ngwang, ni ngwang kata-
kata ini tak terasa lagi hormat. Sanghulun, pinangkanghulun kata-
kata ini dipakai oleh orang rendahan kepada orang yang dihormarti.
Dapat diterjemahkan kata hamba.
3
Sapinta rakryan i nghulun, artinya : Berapa yang kamu minta
kepadaku.
Rahadyan, sanghulun : sang ahulun. Rahadyan sanghulun
dipakai untuk orang yang lebih tinggi. Contoh :
Pinangkanghulun sinangguh tan papadeng dhanudhara
uautra adwa rahadyan sanghulun, artinya : Hamba tuah
sebut tak ada samanya dalam kecakapan memanah tetapi
kelirulah tuan.
Mpu, mpungku, mpungkulun : Kata-kata ini dipakai untuk
semua golongan rohaniawan. Mpu saja jarang dipakai.
Contoh :
Hana ta pāngning carita rêngö de mpu makabehan, artinya :
Adalah cabang ceritera hendaklah dengarkan oleh tuan
semua.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
5
DAFTAR PUSTAKA