MAKALAH-PKN-Modul 6
MAKALAH-PKN-Modul 6
PEMBELAJARAN PKn di SD
MODUL 6
PDGK 4201
DISUSUN OLEH:
Rena Mayetti Siburian (834902294)
Riftia Andriyani (834901214)
Rizky ETT Dewi (836248139)
Santi (834893149)
Selvita Andriyani (834893124)
PROGRAM STUDI : 119/PGSD S1 (BI.E)
POKJAR : BEKASI
MASA REGISTRASI 2018.1
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA
2018
i
MODUL 6
Konsep Penegakkan Hukum di Indonesia
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran PKn di SD
dengan Materi Konsep Penegak Hukum di Indonesia.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada Bapak Jajang, M.Pd selaku Tutor mata kuliah Pembelajaran PKn di SD serta
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 11
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Apa pengertian hukum ?
2. Bagaimana Ciri-ciri Dan Macam-macam Pembagian Hukum di Indonesia ?
3. Apa saja Konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum?
4. Bagaimana tata hukum di Indonesia ?
5. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN HUKUM
B. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Suatu tata
sosial yang berusaha menimbulkan perilaku para individu sesuai dengan yang diharapkan
melalui pengundangan tindakan-tindakan paksaan. Disebut demikian karena peraturan itu
mengancam perbuatan-perbuatan yang merugikan masyarakat dengan tindakan-tindakan
paksaan, yaitu menetapkan tindakan paksaan tersebut didalam undang-undang. Hukum
merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam masyarat yang dapat memaksa orang supaya
menaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas berupa
hukuman terhadap yang tidak menaatinya.
Secara formal dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan
atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat. Serta terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana dan cara
negara dalam menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta
cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan
suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan
maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat. Hukum adalah peraturan-
peraturan hidup=peraturan-peraturan yang mengadakan tata tertib dalam pergaulan hidup
manusia dalam masyarakat.
Dari beberapa batasan tentang hukum yang diberikan oleh para Ahli, dapat diambil
kesimpulan bahwa hokum memiliki 4 unsur :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan –badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Saksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut dan tegas.
C. Konsep Negara Hukum
Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
Jika ditinjau dari sejarang perkembangannya, konsep negara hokum menurut yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant, yaitu dikenal sebagai negara hokum liberal atau negara
hokum dalam arti sempit yang diistilahkan dengan “nachtwakerstaat”. Disebut negara
hukum liberal karena berdasarkan paham liberal yang menitik beratkan kepada individu para
waganya. Dalam hal ini, kepentingan individu yang ditonjolkan. Sedangkan kemampuan
individu tidaklah sama. Akibatnya orang yang mempunyai kemampuan tinggi akan selalu
menang dalam persaingan dengan orang yang tidak mampu, yang akan berkaibat timbulnya
perbedaan yang sangat menonjol yang akhirnya dapat menimbulkan gejolak sosial, sebagai
akibat adanya kebebasan bersaing.
Untuk mengatasi hal tersebut timbullah paham baru yang dikenal dengan istilah
“Negara Kesejahteraan” atau Welvaarstaat yang dikemukakan oleh F.J. Stahl. Dalam
Welvaarstaat tugas pemerintah sangat luas, yaitu mengutamakan kepentingan seluruh rakyat.
Dalam mencapuri urusan rakyatnya (kemakmuran) pemerintah dibatasi oleh undang-undang
agar tidak berbuat sewenang-wenang.
Baik Kant maupun Stahl mempergunakan istilah negara Hukum. Lain pula dengan
konsep negara hukum menurut Anglo Saxon yang dikenal “The Rule Of Law” yang
dikemukakan oleh A.V. Dicey. Menurut ahli hukum Anglo Saxon kalangan dari Av
Dicey memberikan ciri-ciri Rule of Law ialah sebagai berikut :
1. Supremasi hukum, tidak boleh terdapat kesewenang-wenangan, artinya ialah
seseorang tersebut hanya boleh dihukum apabila melanggar hukum.
2. Kedudukan sama apabila didepan hukum.
3. Terjaminnya Hak Asasi Manusia didalam undang-undang atau juga keputusan
pengadilan.
Negara hukum menurut F.J Stahl adalah “negara Kesejahteraan” Elemen negara hukum
menurut F.J Stahl:
a. Adanya elemen dan hak dasar manusia
b. Adanya pembagian kekuasaan
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan hukum
d. Adanya peradilan administrasi negara
Menurut A.V Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon, yaitu “Rule of law”, konsep
negara hukum mengandug 3 unsur, yaitu:
a. Supermacy of law
b. Equality before the law
c. Human right
KEGIATAN BELAJAR 2
PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
A. Tata Hukum di Indonesia
Tata hukum Indonesia berdasarkan kepada UUD 1945. Operasionalisasi dari konsep
Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi Negara, yaitu UUD 1945. UUD 1945
merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi sebagai hukum Negara tertinggi
dalam tertib hukum (legal order) Indonesia. Di bawah UUD 1945 terdapat berbagai aturan
hukum atau perundang-undangan yang bersumber berdasarkan pada UUD 1945. Legal order
merupakan satu kesatuan sistem hukum yan tersusun secara tertib di Indonesia dituangkan
dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-Undangan. Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud sumber
hukum adalah sumber yang di jadikan bahan untuk penyusunan perundang-undangan.
Sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum dasar
nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Adapun tata urutan
perundangan adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar 19452
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
a. Keputusan Presiden
b. Peraturan Daerah
2. Sanksi
Merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan masyarakat. Sanksi
diberikan oleh tata hukum dengan maksud untuk menimbilkan perbuatan tertentu yang
dianggap dikehendaki oleh pembuat undang-undang.
Dua jenis hukuman
1. Hukuman pokok
a. Hukuman mati
b. Hukuman penjara
c. Hukuman kurungan
d. Hukuman denda
2. hukuman-hukuman tambahan
a. Pencabutan dari hak-hak tertentu
b. Pensitaan dari benda-benda tertentu
c. Pengumuman dari putusan hakim
1. Kepolisian
Kepolisian negara adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya hukum acara
pidana, kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik. Menurut pasal 4 UU
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI.
Penyelidik mempunyai wewenang:
1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
2) Mencari keterangan dan barang bukti
3) Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri.
4) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:
1) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
2) Pemeriksaan dan penyitaan surat.
3) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
4) Membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik
Selain penyelidik, polisi bertindak pula sebagai penyidik. Menurut pasal 6 UU No. 8/
1981 yang bertindak sebagai penyidik yaitu:
1) Pejabat polisi negara Republik Indonesia
2) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
2. Kejaksaan
Setelah kepolisian melakukan penyidikan terhadap tindak pelanggaran
hukum,maka kepolisian memberikan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada
kejaksaan.Lembaga kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas
sebagai penuntut umum, yaitu pihak yang melakukan penuntutan terhadap mereka-mereka
yang melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku. Pekerjaan lembaga
kejaksaan merupakan tindak lanjut dari lembaga kepolisian yang menangkap dan
menyidik pelaku-pelaku pelanggaran untuk dituntut di pengadilan berupa bentuk
pelanggarannya yang bertujuan untuk menciptakan keadilan di dalam masyarakat.
Berdasarkan pasal 3 UU No. 5 Tahun 1991 tentang “Kejaksaan Republik
Indonesia” pelaksanaan kekuasaan negara di bidang penuntutan tersebut diselenggarakan
oleh:
a. Kejaksaan negeri yang berkedudukan di ibu kota Kabupaten atau di kotamadya
atau di kota administratif dan daerah hukumnya yang meliputi wilayah kabupaten atau
kotamadya atau kota administratif.
b. Kejaksaan Tinggi yang berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah hukumnya
meliputi wilayah provinsi.
c. Kejaksaan Agung yang berkedudukan di ibu kota negara RI dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.
3. Kehakiman
Kehakiman merupak suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Sedangkan hakim adalah pejabat peradilan yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk mengadili.
Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, hakim tidak boleh
dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.
Dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang No 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok
Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh badan
pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu:
a. Peradilan umum
b. Peradilan agama
c. Peradilan Militer
d. Peradilan Tata Usaha Negara
KEGIATAN BELAJAR 3
KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM
1. Kasus Pencurian Uang melalui ATM , Pasal yang mengatur tentang pencurian uang
adalah pasal 362 KUHP, yang menyatakan bahwa barang siapa mengambil sesuatu,
yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, denda pidana penjara atau denda
2. kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta
pembakaran rumah korban yang bernama nyonya sylvia, tujuan dari pada pelaku
dalam pembakaran rumah korban adalah untuk menghilangkan jejak, terhadap pelaku
dalam kejahatan di rumah Nyonya Sylvia tersebut dijatuhi ancaman pidana
perampokan disertai penganiayaan yang menyebabkan matinya korban.
Pelaku dapat dikenai ancaman pidana atas dasar ketentuan pasal 339, 354, 368
Jo.365 KUHP
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Secara
formal dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu
lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tata hukum Indonesia berdasarkan kepada UUD 1945. Operasionalisasi dari konsep
Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi Negara, yaitu UUD 1945. UUD 1945
merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi sebagai hukum Negara tertinggi
dalam tertib hukum (legal order) Indonesia. Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai
berikut.
1. Undang-Undang Dasar 19452
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
Udin S. Winata Putra, dkk (2017). Pembelajaran PKn di SD. Jakarta : Universitas Terbuka