Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI II

DI RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA

TANGGAL 01 s.d 29 MEI 2021

Disusun Oleh :

Nama : Siti Jazirotul Jannah

No. Induk : 226/226.071

Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan

YAYASAN PENDIDIKAN DAN PONDOK PESANTREN NURUL ULUM


SMK KESEHATAN BINA MITRA HUSADA
“Terakreditasi B”
Programstudi : keperawatan
NISS : 342052411357 NSPN : 69830425
Sekretariat : JL.RS.Prawiro Dirjo No 1A Wirowongso-Ajung-Jember
Telp. 085259496449
Email : smkbinamitrahusada@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dilaksanakan Praktik Kerja Industri II

Di Rumah Sakit Mitra Medika Tanggal 01 s.d 29 Mei 2021

Nama : Siti Jazirotul Jannah

No.induk : 226/226.071

Kompetensi keahlian : Asisten Keperawatan

Buku laporan ini di periksa dan di sahkan pada

Hari :

Tanggal :

Ketua Pebimbing Prakerin Pembimbing Sekolah

Dony kristya M., Amd.kep Rina Susilowati, S.Pd.

Kepala Ruangan Ka. Prokli Keperawatan

Nora Zakia Nafira Johar, Amd.kep Sumiati, S.ST

Mengetahui
Kepala SMK Kesehatan Bina Mitra Husada

Fina Inayawati, S.Pd.I, M.Pd

ii
PENILAIAN
PERSEMBAHAN

Dengan rahmat dan hidayah yang telah Allah SWT. berikan serta dukungan
orang-orang tercinta, saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Oleh
karena itu saya persembahkan laporan ini kepada :

1. Ayah saya Shihabuddin dan Ibu saya Babun najah, berkat dukungan dan
do’a-do’a mereka saya dapat bersemangat dan bisa menyelesaikan laporan
ini tanpa hambatan. Semoga Allah senantiasa menyayangi mereka berdua
seperti mereka menyayangi saya, Aamiin.
2. Bapak dan ibu guru saya, yang telah dengan sabar membimbing dan
mendidik saya tanpa pamrih.
3. Kakak-kakak saya, yang selalu memberikan dukungan emosional, dan
selalu mendengarkan keluh kesah saya.
4. Teman-teman seperjuangan, canda, tawa, dan duka yang saya lewati saat
tinggal bersama mereka membuat saya mengerti dan tahu kemandirian.
5. Para perawat RS. Mitra Medika, yang senantiasa sabar dan selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan wawasan kepada saya.
MOTTO

‫اِ ِن ي ْ َا ِن م ٰلق حسا ِب َي ْه‬


‫ن ي‬
‫ظ ت‬

‫َن‬

“Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan
terhadap diriku (Q.S. surah Al haqqah 69:20)”

“keep exploring, keep dreaming, keep asking why. Don’t settle for what you
already know. Never stop believing in the power of your ideas, your
imagination, your hand work to change the world ”(Barack Obama)

Wherever you are, always be the best and give the best of what we can provide
(Pof. Dr. Ing B.J. Habibie)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat melaksanakan
prakerin dan dapat menyelesaikan laporan dengan baik. Sholawat serta salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad saw.

Laporan prakerin ini saya susun berdasarkan pengalaman dan data-data


yang saya peroleh selama melaksanakan prakerin di RS. Mitra Medika. Laporan
ini disusun sedemikian rupa dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh
pembimbing serta dapat dipakai sebagai referensi adik-adik kelas yang nantinya
juga akan melaksanakan prakerin.

Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa SMK Kesehatan
Bina Mitra Husada.

Penyusun

Siti Jazirotul Jannah


DAFTAR ISI

Sampul.................................................................................................................i
Pengesahan..........................................................................................................ii
Penilaian..............................................................................................................iii
Persembahan.......................................................................................................iv
Motto...................................................................................................................v
Kata Pengantar....................................................................................................vi
Daftar Isi..............................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dilaksanakan Prakrein..................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................3
A. Tujuan Prakerin...............................................................................3
B. Tujuan Pembuatan Laporan............................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso.................................
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso..............
BAB III LANDASAN TEORI
1.1 Penyakit Asma Bronkial
A. Definisi.........................................................................................
B. Anatomi Fisiologi ........................................................................
C. Etiologi.........................................................................................
D. Patofisiologi .................................................................................
E. Manifestasi Klinis ........................................................................
F. Klasifikasi ....................................................................................
G. Prognosis......................................................................................
H. Komplikasi...................................................................................
I. Pemeriksaan Penunjang ...............................................................
J. Penatalaksanaan ...........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian ............................................................................................
A. Data Subyektif .............................................................................
B. Data Obyektif...............................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................
3.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah ...................................................
3.4 Identifikasi Masalah Potensial ...........................................................
3.5 Identifikasi Kebutuhan Segera ...........................................................
3.6 Intervensi............................................................................................
3.7 Implementasi......................................................................................
3.8 Evaluasi..............................................................................................
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dilaksanakan Prakerin


Praktek kerja industri (praktek) merupakan salah satu
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan
sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan praktek di
dunia industri untuk membentuk keahlian dan mental siswa agar menjadi
professional dan siap terjun dalam dunia kerja.
Pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin) merupakan perwujudan
kebijakan dari metode “link and macth” yang dalam prosesnya dilaksanakan
dalam rangka peningkatan mutu dari tamatan sekolah menengah kejuruan
( SMK ) dalam mencapai tujuan relevan antara dunia pendidikan dengan
tuntunan kebutuhan tenaga kerja.
Kegiatan penyelenggaran prakerin diharapkan dapat meningkatkan
keahlian dan etos kerja siswa atau yang meliputi kemampuan bekerja,
motivasi kerja, kreatifitas, disiplin, dan kerajinan dalam bekerja sesuai visi
dan misi yang dimiliki SMK kesehatan bina mitra husada.

1.2 Tujuan
A. Tujuan prakerin
1. Mengetahui tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
2. Memahami instruksi atau arahan dari perawat lainnya
3. Menambah dan mengembangan ilmu pengetahuan
4. Bisa menjalin kerja sama antara sekolah dengan rumah sakit
5. Menerapkan materi yang didapat dari sekolah
B. Tujuan Pembuatan Laporan
1. Sebagai bukti telah melaksanakan prakerin
2. Untuk memenuhi tugas dari sekolah
3. Untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis laporan

2
BAB II

2.1 Sejarah Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso


Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso didirikan oleh dr. Yahya Amar,Sp.PD
dan keluarga didasari oleh perjalanan panjang praktek dokter bersama beberapa
dokter yang telah memiliki Laboratorium Klinik dan Apotek. Dan seiring jumlah
pasien yang terus meningkat dan kebutuhan akan Rumah Sakit di Kabupaten
Bondowoso yang tidak sesuai dengan petumbuhan jumlah penduduk disamping
permasalahan sosial lainnya seperti tingkat pengangguran serta tuntutan
pelayanan kesehatan yang lebih baik dari masyarakat maka di bangun Rumah
Sakit Mitra Medika Bondowoso yang beralamatkan di jalan HOS. Cokroaminoto
nomor 98 kelurahan Kademangan Kabupaten Bondowoso dan mulai beroperasi
pada 1 Januari 2011.
Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso didirikan dengan Badan Hukum
Perseroan Terbatas dengan nama PT. Pratama Global Medica dengan Akte Notaris
nomor 05 tertanggal 09 - 12 - 2009 dan SK Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia nomor AHU-34673.AH.01.01.tahun 2010 tentang
Pengesahan Badan Hukum Perseroan dan Daftar Perseroan Nomor AHU-
0052007.AH.01.09 Tahun 2010 tanggal 09 Juli 2010. Dengan tempat dan
kedudukan di Jalan HOS. Cokroaminoto nomor 98 Kelurahan Kademangan
Kecamatan Kota Bondowoso Kabupaten Bondowoso.
Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso didirikan dengan Izin mendirikan
rumah sakit dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bondowoso nomor
188.45/001/430.42/2011 tentang Pemberian Izin Rumah Sakit Mitra Medika
Bondowoso. dan Izin Operasional Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso Nomor
503.445/01/430.13/2018. Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso Memenuhi
Syarat dan Dapat Diberikan Klasifikasi Rumah Sakit Umum Kelas D.

Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso Memberikan Pelayanan sebagai Berikut :


a. Rawat Jalan
1) Klinik Penyakit Dalam
2) Klinik Bedah
3) Klinik Anak
4) Klinik Kandungan
5) Klinik Jantung
6) Klinik Mata
7) Klinik Gigi dan Mulut
8) Klinik Rehabilitasi Medis
9) Klinik saraf
10) Klinik Kulit dan Kelamin
b. Rawat Inap
1) Rawat Inap kelas 1
2) Rawat Inap kelas 2
3) Rawat Inap kelas 3
4) Rawat Inap Intensive
5) Ruang Operasi
6) Ruang Isolasi Negative Presure
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Penunjang Medis
1) Instalasi Farmasi
2) Laboratorium Klinik
3) Radiologi
4) Instalasi Gizi
5) Fisioterapi
6) Rekam Medis
7) Ambulance
8) Kamar Jenazah

2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso

MANAGER
KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN

KA. RUANGAN KA. RUANGAN KA. RUANGAN KA. RUANGAN KA.RUANGAN KA.RUANG
IGD RAWAT JALAN PERINATOLOG OBSTETRI KAMAR RANAP
I DAN GYN OPERASI

KORDINATOR KORDINATOR KORDINATOR KORDINATOR


HCU VIP DEWASA ANAK
Keterangan :

Direktur : dr.Munif Amar


Wadir : Hadi Harsono,SE.
Manager HRD : Erfan Tri Yoedianto,Amd.
Manager Keperawatan dan Kebidanan : Dony Kristiya Marta,Amd.Kep,CH.
Manager Umum : Ivan Riszky Dewanto,SH.
Manager Keuangan : Dewi Kurniati,SE.

Ka.Ruang IGD : Amalia Ulfa,Amd.Kep.


Ka. Rajal : Holivah,Amd.Kep.
Ka.Ranap : Nora Zakia Nafira J.Amd.Kep.
Ka Perinatologi : Risqiyah Ulfatus .Amd.Kep.
Ka.Obtetri & Gynecologi : Ratna Julia Aldi,Amd.Keb.
Ka Ruang Operasi : Carolina Marta Arihina,Amd.Kep.
Kordinator HCU : Baitus Sholihin,Amd.Kep
Kordinator VIP : Nazila Wiqoatul H.Amd.Kep.
Kordinator Dewasa : Afin Maulana Ibrahin,Amd.Kep
Kordiantor Anak : Umy Sayidah Fatana,Amd.Kep
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Penyakit Pneumonia

A. Definisi
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi
mengenai lobus paru. Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau
pada parenchyma paru yang terjadi pada anak. (suriani, 2006)
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang
mengensi jaringan paru (alveoli). (DEPKES. 2006)
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim
paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. Pneumonia adalah
penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi
akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton dan Fugate 1993).
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang
disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau aspirasi karena makanan atau
benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru biasanya
berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat
adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu
tekanan saluran trakea breonkialis. (Ngastiyah, 1997)

B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan


Sistem pernafasan manusia terdiri atas :
1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang,
dipisahkan oleh sekat hidung ( septum oil) di dalamnya terdapat bulu-
bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang
masuk ke dalam lubang hidung. Hidung terdiri dari hidung luar dan
nasi di belakang hidung luar.
2. Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan napas dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak di belakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Faring dibagi atas
tiga bagian:
a. Bagian atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nasofaring. Terletak tepat deibelakang cavum nasi, dibawah
basis carini dan didepan vertebrae cervicalis I dan II.
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan ismus fausium
disebut orofaring. Orofaring berhubungan ke bawah dengan
laringofaring, merupakan bagian dari faring yang terletak
tepat di belakang laring, dan dengan ujung atas esophagus.
c. Bagian bawah sekat, dinamakan langiofaring.
3. Laring
Merupakan saluran pendek yang menghubungkan faring dan trakea
dan bertindak sebagai pembentuk suara.
4. Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda.
Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang
dilapisi oleh oto polos.
5. Bronkhial dan alveoli
Ujung distal trakea membagi menjadi bronki primer kanan dan kiri
yang terletak di dalam rongga dada. Fungsi percabangan bronkial
untuk memberikan saluran bagi udara antara trakea dan alveoli.
Alveoli berjumlah 300-500 juta di dalam paru-paru, fungsinya adalah
sebagai satu-satunya tempat pertukaran gas antara lingkungan eksternal
dan aliran darah.
6. Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (gelembung hawa alveoli). Gelembung-
gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah
(paru kanan dan kiri. Kapasitas paru-paru:

a. Kapasitas total
Jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada
inspirasi sedalam-dalamnya.
b. Kapasitas vital
Jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.
Bagian-bagian paru:
1) Pleura adalah bagian dari paru-paru dikelilingi oleh membran
halus licin
2) Mediastinum adalah bagian dinding yang membagi rongga
toraks menjadi 2 bagian.
3) Lobus adalah bagian paru-paru dibagi menjadi lobus kiri
terdiri atas lobus bawah dan atas tengah dan bawah.
4) Bronkus dan bronkiolus terdapat beberapa divisi bronkus di
dalam setiap lobus paru. Bronkiolus adalah percabangan dari
bronkus.
5) Alveoli paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli yang
tersusun dalam kloster antara 15-20 alveoli.
6) Toraks
Rongga toraks terdiri dari rongga pleura kanan dan kiri dan
bagian tengah yang disebut mediastinum. Toraks mempunyai
peranan penting dalam pernapasan, karena bentuk elips dari
tulang rusuk dan sudut perlekatannya tulang belakang.
Perubahan dalam ukuran toraks inilah yang memungkinkan
terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi.
Fisiologi pernapasan
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan
udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Pernapsan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernapasan melalui paru- paru
atau pernapasan eksterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada
waktu bernapas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli
berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli memisahkan
oksigen dari darah, O2 menembus membran, diambil oleh sel darah merah
dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Guna
pernapasan:
1. Mengambil O2 yang kemudian di bawa oleh darah ke seluruh
tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.

2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,


kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak
berguna lagi oleh tubuh).

3. Menghangatkan dan melembabkanudara.

Pernapasan dalam keadaan normal

a. Orang dewasa :16-24kali/menit

b. Anak-anakkira-kira : 24 kali/menit

c. Bayikira-kira : 30kali/menit
paru adalah struktur elastic yang dibungkus dalam sangkar
toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat
menahan tekanan. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian
meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Inspirasi adalah ketika
kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea.
Ekspirasi adalah ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukuran
semula.

Gambar 3.1
C. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), etiologi pneumonia adalah
1. Bakteri
Bakteri adalah penyebab paling sering pneumonia di masyarakat
dan nosokomial. Berikut ini adalah bakteri-bakteri yang menjadi
etiologi pneumonia di masyarakat dan nosokomial:
a. Lokasi sumber masyarakat
Bakterinya adalah streptococcus pneumoniae, mycoplasma
pneumoniae, legionella pneumonia, chlamydida pneumonia,
anaerob oral (aspirasi),dan influenza tipe A dan B
b. Lokasi sumber nosokomial
Bakterinya adalah basil usus gram negatif ( Escherichia
coli, klebsiella pneumonia), pseudomonas eroginosa,
staphylococcus aureus, dan anareob oral (aspirasi).
2. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh
virus. Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah
Respiratory Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan
menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan
ini bisa memicu pneumonia.

Berikut ini adalah virus yang dapat menyebakan terjadinya


pneumonia:
a. Influenza virus
b. Adenovirus
c. Virus respiratory
d. Syncytial repiratoryvirus
e. Pneumonia virus

3. Mikoplasma
Mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal primer yang
paling umum. Mikoplasma merupakan organisme kecil yang
dikelilingi oleh membran berlapis tiga tanpa diding sel. Organisme ini
tumbuh pada media kultur khusus tetapi berbeda dengan virus.
Pneumonia mikoplasma sering terjadi pada anak-anak yang sudah
besar dan dewasa muda.
4. Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut
pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah
Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Berikut ini adalah protozoa
yang dapat menyebabkan pnuemonia:
a. Pneumositis karini
b. Pneumonia pneumosistis
c. Pneumonia plasma sel

5. Penyebab Lain
Penyebab lain yang dapat menyebabkan pneumonia adalah
terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi. Pneumonia
radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru,
biasanya 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai. Pneumonia
kimiawi terjadi setelah mencerna kerosin atau inhalasi gas yang
mengiritasi.

Berikut merupakan tabel penyebab pneumonia pada anak berdasarkan usia:


Umur Kuman Penyebab
Lahir – 3 minggu Group B Streptococcus
Kuman gram negative
(misalnya E.Coli)
3 minggu – 3 bulan Virus (RSV, parainfluenza
virus, Influenza A dan B,
adenovirus)
Chlamydia trachomatis
Sterptococcus pneumonia
4 bulan – 4 tahun Streptococcus pneumonia
Virus
Haemophilus influenza
Group A streptococcus
(streptococcus pyogenes)
Streptococcus aureus
Mycoplasma pnaumoniae
Spesies streptococcus
Lainnya
Lebih 5 tahun Mycoplasma pneumonia
Chlamydia pneumonia
Streptococcus pneumonia

Pneumonia akibat virus. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim


adalah virus sinsitial pernapasan ( respiratory syncytial virus VRS ),
parainfluenzae, influenza, dan adenovirus. Pada umumnya, infeksi virus
saluran pernapasan bawah jauh lebih sering selama bulan-bulan musim dingin
dan RSV merupakan virus yang paling lazim yang menyebabkan pneumonia,
terutama selama masa bayi.

D. Patofisiologi
Paru terlindungi dari infeksi melalui beberapa mekanisme: filtrasi
di partikel hidung, pencegahan aspirasi dengan refleks epiglotis, ekspulsi
benda asing melalui reflex batuk, pembersihan ke arah kranial oleh
mukosilier, fagositosis kuman oleh makrofag elveolar, netralisasi kuman
oleh substansi imun local dan drainase melalui sistem limfatik.
Faktor predisposisi pneumonia: aspirasi, gangguan imun,
septisema, malnutrisi, campak, pertussis, penyakit jantung bawaan,
gangguan neuro muscular, kontaminasi perinatal, dan gangguan klirens
mucus atau sekresi seperti pada fibrosis kistik, benda asing atau
disfungsi silier.
Mikroorganisme mencapai paru melalui jalan nafas, aliran darah,
aspirasi benda asing, transplansetal atau selama persalinan pada neonatur.
Umumnya pneumonia terjadi akibat inhalasi atau aspirasi mikroorganisme,
sebagian kecil terjadi melalui aliran darah (hematogen). Secara klinis sulit
membedakan pneumonia bakteri atau virus. Bronkopneumonia merupakan
jenis pneumonia tersering pada bayi dan anak kecil. Pneumonia lobaris
lebih sering ditemukan dengan pertambahan umur. Pada pneumonia berat
biasa terjadi hiposekmia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis
metabolic, dan gagal napas.
Pathway

E. Manifestasi Klinis
Batuk nonproduktif ingus (nasal discharnge), suara napas
lemah, retraksi intercostal, penggunaan otot bantu nafas, demam,
ronchi, cyanosis, leukositosis, thorax photo menunjukkan infiltrasi
melebar, batuk, sakit kepala, kekakuan dan nyeri otot, sesak nafas,
mengigil, berkeringat, lelah. Gejala lain yang mungkin ditemukan
adalah:

1. Kulit yang lembab


2. Mual dan muntah
3. Kekakuan sendi
F. Klasifikasi
Berdasarkan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi,
pneumonia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pneumonia bakterial
Pneumonia bakterial adalah pneumonia akibat infeksi
bakteri. Ini merupakan jenis pneumonia yang paling umum terjadi,
dan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi paru
adalah Streptococcus pneumoniae.
2. Pneumonia atipikal
Pneumonia jenis ini sebenarnya masih disebabkan oleh
bakteri, tetapi gejalanya lebih ringan daripada pneumonia bakterial.
Karena gejala pneumonia ini ringan, penderita biasanya tidak
menyadari bahwa dirinya sakit. Kondisi ini disebut sebagai walking
pneumonia (pneumonia berjalan). Pneumonia atipikal biasanya
disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumonia atau chlamydophila
pneumonia.
3. Pneumonia viral
Berbagai jenis virus dapat menginfeksi paru-paru dan
menyebabkan pneumonia jenis ini. Pneumonia viral biasanya
berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakterial dan
gejalanya pun lebih ringan. Namun, terkadang kasus pneumonia
viral juga bisa berakibat fatal, terutama bila penyebabnya adalah
virus influenza. Anak-anak, lansia (lanjut usia), dan orang yang
memiliki daya tahan tubuh lemah lebih berisiko untuk mengalami
pneumonia viral yang fatal tersebut.
4. Pneumonia fungal
Pneumonia jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur.
Pneumonia fungal jarang terjadi dan biasanya dialami oleh orang
yang menderita penyakit kronis atau memiliki daya tahan tubuh
yang lemah. Contohnya adalah penderita AIDS, penderita kanker
yang sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit autoimun,
atau penerima transplantasi organ yang harus mengonsumsi obat-
obatan penekan sistem imun tubuh (imunosupresan).
G. Komplikasi
Potensial komplikasi pneumonia yang mungkin terjadi :
1. Hipotensi dan syok
Syok dan gagal pernapasan. Pasien biasanya memberikan
respos terhadap pengobatan dalam 24 sampai 48 jam setelah terapi
antibiotic diberikan. Komplikasi pneumonia mencakup hipertensi dan
syok serta gagal pernapasan (terutama pada penyakit baksteri gram
negative yang menyerang lansia). Komplikasi ini ditemukan terutama
pada pasien yang tidak mendapat pengobatan spesifik,
mendapat pengobatan yang tidak mencukupi atau menunda pengobatan
atau terapi antimikroba dimana oragnisme penginfeksinya resisten,
atau pada mereka dengan penyakit sebelumnya yang menyulitkan
pneumonia. Jika pasien sakit parah, tetapi agresif dapat mencakup
dukungan hemodinamik dan ventilitator untuk melawan kolaps perifer
dan mempertahankan tekanan darah arteri. Agens vasopressor mungkin
diberikan secara intravena dengan infus kontinu dan dengan kecepata
yang disesuaikan dengan respon tekanan. Kortikosteroid mungkin
diberikan secara parenteral untuk melawan syok dan toksisitas pada
pasien dengan pneumonia yang menderita sakit sangat parah dan pada
mereka yang menghadapi bahaya terserang infeksi. Pasien mungkin
membutuhkan intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik.Gagal
jantung kongestif, distritmia jantung, pericarditis, dan miokarditis
juga merupakan komplikasi pneumonia yang mengarah pada syok.
2. Gagal pernapasan
Efek pneumonia terhadap paru-paru pada orang yang
menderita pneumonia sering kesulitan bernafas, dan itu tidak
mungkin bagi mereka untuk tetap cukup bernafas tanpa bantuan agar
tetap hidup. Bantuan pernapasan non-invasiv yang dapat membantu
seperti mesin untuk jalan nafas dengan bilevel tekanan posistif, dalam
kasus lain pemasangan endotracheal tube kalau perlu dan ventilator
dapat digunakan untuk membantu pernafasan. Pneumonia dapat
menyebabkan gagal nafas oleh pencetus akut respiratorydistress.
3. Atelectasis
Atelectasis adalah suatu kondisi dimana paru-paru tidak dapat
mengebang secara sempurna. Atelectasis (akibat obstruksi bronkus
oleh penumpukan sekresi) dapat terjadi pada sembarang fase dari
pneumonia akut.
4. Efusi pleura
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat
penumpukan cairan dalam pleura berupa transudate atau eksudat yang
diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi
di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleural, dimana cairan terkumpul
dalam rongga pleural cukup umum terjadi dan dapat menandakan
dimulainya epiema (cairan purulent di dalam ruang pleura).
Torasentesis diagnostic biasanya perlu dilakukan untuk menegakkan
efusi pleura. Setelah efusi pleura terlihat dala gambaran rontgen dada,
mungkin dipasang selang dada untuk mengatasi infeksi pleura dengan
membuat drainase yang tepat dari empyema.
5. Delirium
Delirium adalah kemungkinan komplikasi lain dan dianggap
sebagai kedaruratan medis ketika hal ini terjadi. Keadaan ini mungkin
disebabkan oleh hipoksia, meningitis, atau sidrom putus zat alcohol. Pasien
dengan delirium diberikan oksigen hidrasi yang adekuat, dan sediasi
riangan sesuai yang diresepkan dan diobservasi dengan konstan.
6. Superinfeksi
Superinfekdi dapat terjadi dengan pemberian dosis antibiotic
yang sangat besar, seperti penicillin atau dengan penggunaan
kombinasi antibiotic. Jia pasien membaik dan demam menghilang
setelah diberikan terapi antibiotic tetapi selanjutnya terjadi peningkatan
suhu tubuh disertai dengan batuk dan adanya bukti penyesuaian
pneumonia, kemungkinannya adalah superinfeksi. Antibiotic diganti
dengan penyesuaian atau dihentikan sama sekali pada beberapa kasus.
H. Prognosis
Dengan pengobatan, sebagian tipe dari pneumonia
karena bakteri dapat diobati dalam satu sampai dua minggu. Pneumonia
karena virus mungkin berakhir lama, pneumonia karena mycoplasma
memerlukan empat sampai lima minggu untuk memutuskan sama
sekali.
Pada umumnya prognosis, tergantung dari faktor penderita,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat.
Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis
penyakit pada penderita yang dirawat. Dengan pengobatan,
kebanyakan jenis pneumonia bakteri akan stabil dalam waktu 3–6 hari.
Kadang- kadang memakan waktu beberapa minggu sebelum
kebanyakan gejala diatasi. Hasil rontgen biasanya bersih dalam waktu
empat minggu dan mortalitas rendah (kurang dari 1%). Di kalangan
lansia atau orang yang memiliki masalah paru-paru lain penyembuhan
mungkin memakan waktu lebih dari 12 minggu. Di kalangan orang yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, mortalitas mungkin hingga 10%
dan di kalangan mereka yang memerlukan perawatan intensif (ICU)
mortalitas bisa mencapai 30–50%.
Pneumonia adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit paling
umum yang menyebabkan kematian. Sebelum adanya antibiotik,
mortalitas biasanya 30% di kalangan mereka yang dirawat di rumah
sakit. Komplikasi bisa muncul terutama di kalangan lansia dan mereka
yang memiliki masalah kesehatan dasar. Ini bisa termasuk, antara
lain: emfisema, abses paru-paru, bronkiolitis obliteran, sindrom
kesulitan pernafasan akut, sepsis, dan masalah kesehatan dasar.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x dada: mengidentifikasi distribusi struktual; dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrasi baik menybar ataupun terlokalisasi
atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul. Selain itu juga dapat
menunjukkan efusi pleura, kista uadara cairan, sampai konsolidsi.
2. Analisis gas darah: untuk mendiagnosis gagal napas, serta
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat
terjadi asidosis respiratorik.
2. LED meningkat

3. Hitung jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/µl kadang-


kadang mencapai 30.000/µl

4. Pemeriksaan fungsi paru : volume turun, tekanan jalan napas


meningkat dan komplain menurun.

5. Pemeriksaan elektrolit : Na dan Cl meningkat.

6. Pemeriksaan bilirubin : terjadi peningkatan bilirubin.

7. Aspirasi/biopsi jaringan paru

8. Kultur sputum: penting untuk koreksi terapi antibiotik.


(Misnadiarly, 2008)

J. Penatalaksanaan
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan
tampak pada rontgen dada mencakup area berbecak atau keseluruhan
lobus (pneumonia lobaris). Pada pemeriksaan fisik, temuan akan
beragam tergantung pada keparahan pneumonia. Temuan tersebut dapat
mencakup bunyi napas bronkovesikular atau bronkial, krekles,
peningkatan fremitus egofoni positif, dan pekak pada perkusi.
Pengobatan pneumonia termasuk pemberian antibiotic yang
sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil pewarnaan Gram. Penisilin G
merupakan antibiotic pilihan untuk infeksi oleh S. pneumonia. Medikasi
efektif lainnya termasuk eritromasin, klindamisin, sefalosporin generasi
kedua dan ketiga, penicillin lainnya, dan trimethoprim sulfametoksazol
(Bactrim).
Pneumonia mikoplasma memberikan respons terhadap
eritromatosin, tetrasiklin, dan derivate tetrasiklin (doksisiklin).
Pneumonia atipikal lainnya mempunyai penyebab virus dan kebanyakan
tidak memberikan respon terhadap antimicrobial. Pneumocystis carini
memberikan respon terhadap pentamidin dan trimethoprim
sulfametoksazol (Bactrim TMP-SMZ). Inhalasi lembab hangat
sangat membantu dalam menghilangkan iritasi bronkial. Asuhan
keperawatan dan pengobatan ( dengan pengecualian terapi antimkrobial)
sama dengan yang diberikan untuk pasien yang mengalami pneumonia
akibat bakteri.
Pasien menjalani tirah baring sampai infeksi menunjukkan
tanda- tanda peneyembuhan. Jika dirawat di rumah sakit, pasien diamati
dengan cermat dan secara kontinu sampai kondisi klinis membaik.
Jika terjadi hipoksemia, pasien diberikan oksigen. Analisa
gas darah arteri dilakukan untuk menentukan kebutuhan oksigen dan
untuk mengevaluasi keefektifan terapi oksigen. Oksigen dengan
konsentrasi tinggi merupakan kontraindikasi pada pasien dengan PPOM
karena oksigen ini dapat memperburuk ventilasi alveolar dengan
menggantikan dorongan ventilasi yang masih tersisa dan mengarah pada
dekompensasi. Tindakan dukungan pernapasan seperti intibasi
endotrakeal, inspirasi oksigen konsentrasi tinggi, ventilasi mekanis, dan
tekanan ekspirasi akhir posistif (PEEP) mungkin diperlukan untuk
beberapa pasien tersebut.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,
sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
1. Oksigen 1-2 L/menit
2. IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500
ml cairan
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan
status hidrasi
4. Jika sesak tidak selalu berat dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
5. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus
pneumonia community base:
a. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 41 kali pemberian
b. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali
pemberian Untuk kasus pneumonia hospitalbase:
a. Sefatoksim 100 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian Data


Hari, tanggal, jam : Jumat, 09 April 2021, 09.20 WIB
Tempat : RS. Mitra Medika
No. RM 071275
Oleh : Siti Jazirotul Jannah
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : By. Y
Tanggal lahir : Bondowoso, 03 Desember 2020
Umur : 4 bulan 6 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Madura/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Kajar 12/05 tenggarang, Bondowoso
Diagnosa medis : Pneumonia

2. Keluhan utama : Ibu mengatakan pasien mengalami sesak


3. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan bahwa pasien tidak
pernah mengalami penyakit seperti
ini sebelumnya
4. Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan pasien demam naik turun
sejak 15 april 2021, sesak, batuk, dan
pilek sejak kemarin, sebelumnya pernah
dibawa ke bidan dan puskesmas tetapi
tidak ada hasil, sehingga dibawalah ke
RS. Mitra Medika
5. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan di dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit yang
sama, penyakit menurun ( hipertensi,
diabetes, dll) atau penyakit menular (HIV,
TBC, hepatitis)
2. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1 x/minggu, BAK tiap 6 jam sekali
Selama sakit : BAB 1 x/minggu, BAK tiap 6 jam sekali
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : ASI 4-6 x/hari
Selama sakit : ASI 4-6 x/hari
c. Pola kebersihan
Sebelum sakit : Mandi 2 x/hari
Selama sakit : Diseka 1x/hari

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4,5,6
Respirasi rate : 62 x/menit
Suhu : 37,8º C
Nadi : 130 x/menit
SPO2 : 99 %
Berat badan : 4700 g
Ronchi : +/+
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Bentuk kepala : Normal
2) Kulit kepala : Tidak ada lesi
3) Rambut : Hitam lurus
b. Muka
1) Mata
a) Konjungtiva : Normal, tidak anemis
b) Bola mata : Simetris
c) Sklera : Putih porcelain
d) Pupil : Isokor
2) Hidung
a) Bentuk : Simetris
b) Fungsi penciuman : Baik
c) Peradangan : Tidak ada
3) Mulut
a) Bentuk : Normal
b) Warna bibir : Merah muda
c) Mukosa bibir : Lembab
c. Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Fungsi pendengaran : Baik
3) Serumen : Bersih
4) Peradangan : Tidak ada
d. Leher
1) Bentuk : Normal
2) Kelenjar tiroid : Normal, tidak terlihat
3) Kelenjar limfa : Normal, tidak terlihat
4) Benjolan : Tidak ada
5) Nyeri tekan : Tidak ada
e. Dada
1) Bentuk : Simetris
2) Ictus Cordis : Teraba pada ICS 4-5
3) Nyeri tekan : Tidak ada
4) Irama pernafasan : Cepat
5) Suara nafas : Ronchi
f. Abdomen
1) Bentuk : Normal
2) Nyeri tekan : Tidak ada
3) Edema : Tidak ada
g. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, bersih, dan tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
1) Atas
Kanan Kiri

Pembatasan gerak Tidak ada Tidak ada

Kekuatan otot 5 5

Rentang gerak Tidak ada Tidak ada

Akral Panas Panas

Odem Tidak ada Tidak ada

Keluhan Tidak ada Tidak ada

Nyeri/kemerahan Tidak ada Tidak ada

2) Bawah
Kanan Kiri

Pembatasan gerak Tidak ada Tidak ada

Kekuatan otot 5 5

Rentang gerak Tidak ada Tidak ada

Akral Panas Panas

Odem Tidak ada Tidak ada

Keluhan Tidak ada Tidak ada

Nyeri/kemerahan Tidak ada Tidak ada

Kelemahan tungkai Tidak ada Tidak ada


3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi lengkap
Hemoglobin 9,1 Lk 13,5-18,0 Pr 11,5-16
gr/dl
Eritrosit 4,50 Lk: 4,2-6,5 juta/cmm
Leukosit 11,5 Lk/Pr 4000-11000/mm
LED 23 0,00-1500 mm/jam
Hematokrit/PCV 33,8 Lk: 40-54 Pr: 34-45 %
Trombosit 321 Lk/Pr 150.000-450.000/mm
Hitung jenis 7,0-11,0
Basofil 0 0,0-1,0 %
Eosinofil 1 0,5-5,0 %
Batang 2 2-6 %
Segmen 37 40,00-70,00 %
Limfosit 56 20,0-40,0 %
Monosit 4 3,0-12,0 %

b. Foto thorax
Foto thorax PA ( inspirasi cukup, posisi simetris)
 Cor : Besar normal
 Pulmo : Tampak bercak infiltrate pada para hiler
Kesimpulan : Pneumonia

4.2 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi
jalan nafas ditandai dengan sputum berlebih
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh
4.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
DX I : By. Y umur 4 bulan 6 hari, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas ditandai dengan
sputum berlebih
DX II : By. Y umur 4 bulan 6 hari, hipertermia berhubungan dengan
proses penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
DS I : Ibu mengatakan pasien sesak, batuk, dan pilek sejak kemarin
DS II : Ibu mengatakan pasien demam naik turun sejak 15 april 2021
DO : KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4, 5, 6
Resrasi rate : 62 x/menit
Suhu : 37,8º C
Nadi : 130 x/menit
SPO2 : 99 %
Berat badan : 4700 g
Ronchi : +/+

4.4 Identifikasi Masalah Potensial


A. Penurunan kadar SPO2
B. Kejang

4.5 Identifikasi Kebutuhan Segera


A. Pemberian terapi oksigen 1-2 liter/menit nasal canul
B. Terapi obat
No. Jenis Obat Dosis Kegunaan

1. Inf. D10 0,18 400 cc/ Diindikasikan pada pasien yang


24 jam mengalami penyakit penyimpanan
glikogen, intoleransi terhadap
sukrosa, gagal ginjal, kadar
natrium yang rendah darah dan
kehilangan cairan, sirosis hati,
tingakat kalsium yang rendah,
kadar kalium rendah, tes toleransi
glukosa

2. Inj. ceftriaxone 2 x 250 g Obat antiboitik golongan


sefalosporin yang bekerja
menghambat pertumbuhan bakteri
atau membunuh bakteri.

3. Inj. Sagestam 1 x 40 mg, Obat untuk mengatasi infeksi


(Gentamicin) Lanjut 1 x terutama yang disebabkan oleh
30 mg bakteri gram negatif.

4. Inj. Paracetamol 50 mg Obat penurun demam dan pereda


nyeri

5. Nebul ¼ respul + Untuk meredakan dan mencegah


combivent pz 3cc/ 8 munculnya gejala akibat
(ipratropium jam penyempitan saluran pernafasan
bromide dan
salbutamol
sulfat)
6. Nebul pulmiqort ¼ respul + Untuk meredakan dan mencegah
(budesonide) pz 3cc gejala serangan asma seperti sesak
0,25 mg (malam) nafas dan mengi.
4.6 Intervensi
Nama : By. Y
No.RM 170003978
Ruangan : Isolasi 1
NO. Diagnosa Tujuan Intevensi
keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Manajemen jalan nafas
bersihan jalan intervensi  Monitor bunyi nafas
nafas keperawatan tambahan
berhubungan selama 3x24jam R/ untuk mengetahui
dengan maka bersihan adanya bunyi nafas
hipersekresi jalan nafas tambahan
jalan nafas meningkat  Monitor sputum
ditandai dengan dengan kritria R/ sebagai data untuk
sputum berlebih hasil : melihat efektifitas terapi
-batuk efektif  Lakukan fisioterapi dada
meningkat jika perlu
-produksi sputum R/ meminimalkan dan
menurun mencegah obstruksi
-Wheezing dan/ saluran nafas
ronchi menurun  Lakukan penghisapan
lendir <15 detik
R/ mempertahankan jalan
nafas dengan
mengeluarkan secret
2. Kolaborasi pemberian obat
mukolitik, ekspektoran, dll
R/ untuk membantu
mengeluarkan secret pada
jalan nafas
2. Hipertermia Setelah dilakukan 1. Manajemen Hipertermia
berhubungan intervensi  Monitor suhu tubuh
dengan proses keperawatan R/ untuk mengetahui
penyakit selama 3x24 jam perkembangan
ditandai dengan maka peningkatan suhu tubuh
peningkatan termoregulasi  Sediakan lingkungan
suhu tubuh membaik dengan yang nyaman
kriteria hasil: R/ untuk meningkatkan
-Mengigil kenyamanan istirahat
menurun  Longgarkan atau
-Suhu tubuh / lepaskan pakaian
kulit membaik R/ untuk membantu
mengurangi suhu tubuh
 Kompres air hangat
pada dahi, leher, dada,
abdomen, axila
R/ untuk menurunkan
suhu tubuh
 Anjurkan tirah baring
R/ untuk meningkatkan
kenyamanan istirahat
2. Kolaborasi dalam
pemberian obat anti
hipertermia dan antibiotik
R/ untuk membantu
mengurangi suhu tubuh
yang tinggi
4.7 Implementasi
Nama : By. Y
No. RM 071275
Ruangan : Isolasi 1
NO. DX Hari/tanggal Jam Implementasi

1. I Jumat, 09.20 1. Manajemen jalan nafas


09 april 2021  Memonitor bunyi nafas
tambahan
 Memonitor sputum
 Melakukan fisioterapi dada
 Melakukan penghisapan
lendir <15 detik
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
 Nebul combivent ¼ respul +
pz 3cc/ 8 jam
 Nebul pulmiqort ¼ respul +
pz 3cc
( malam )

II 1. Manajemen Hipertermia
3. Memonitor suhu tubuh
4. Menyediakan lingkungan yang
nyaman
5. Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
6. Mengkompres air dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,
axila
7. Menganjurkan tirah baring
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Inj. Paracetamol 1 x 50mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 250 mg
2. I Sabtu, 09.45 1. Manajemen jalan nafas
10-april-2021  Memonitor bunyi nafas
tambahan
 Memonitor sputum
 Melakukan fisioterapi dada
 Melakukan penghisapan
lendir <15 detik
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
 Nebul combivent ¼ respul +
pz 3cc/ 8 jam
 Nebul pulmiqort ¼ respul +
pz 3cc
( malam )

II 1. Manajemen Hipertermia
8. Memonitor suhu tubuh
9. Menyediakan lingkungan yang
nyaman
10. Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
11. Mengkompres air dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,
axila
12. Menganjurkan tirah baring
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Inj. Paracetamol 1 x 50mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 250 mg

3. I Minggu, 10.00 1. Manajemen jalan nafas


11-APRIL-2021  Memonitor bunyi nafas
tambahan
 Memonitor sputum
 Melakukan fisioterapi dada
 Melakukan penghisapan
lendir <15 detik
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
 Nebul combivent ¼ respul +
pz 3cc/ 8 jam
 Nebul pulmiqort ¼ respul +
pz 3cc
( malam )

II 1. Manajemen Hipertermia
 Memonitor suhu tubuh
 Menyediakan lingkungan
yang nyaman
 Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
 Mengkompres air dingin
pada dahi, leher, dada,
abdomen, axila
 Menganjurkan tirah baring
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Inj. Paracetamol 1 x 50mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 250 mg
4.8 Evaluasi
Nama : By. Y
No. RM 071275
Ruangan : Isolasi 1
No. Hari/Tanggal Evaluasi

1. Jumat, 09 april 2021 S : Ibu mengatakan pasien demam naik turun


sejak 15 april 2021, sesak, batuk, dan pilek
sejak kemarin, sebelumnya pernah dibawa ke
bidan dan puskesmas tetapi tidak ada hasil,
sehingga dibawalah ke RS. Mitra Medika
O: KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4, 5, 6
Resrasi rate : 62 x/menit
Suhu : 37,8º C
Nadi : 130 x/menit
SPO2 : 99 %
Berat badan : 4700 g
Ronchi : +/+
Sputum : Warna putih campur ASI
± 3-5 cc

A: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


teratasi sebagian
2. Hipertermia teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

2. Sabtu, 10-april-2021 S : Ibu mengatakan demamnya menurun, batuk


dan sesaknya berkurang
O: KU : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4, 5, 6
Resrasi rate : 33 x/menit
Suhu : 36,4º C
Nadi : 140 x/menit
SPO2 : 96 %
Berat badan : 4700 g
Ronchi : +/+
Sputum : Warna putih campur ASI
± 3-5 cc

A: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


teratasi sebagian
2. Hipertermia teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

3. Minggu, S : Ibu mengatakan bahwa pasien tidak ada


11-April-2021 keluhan
O: KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4, 5, 6
Resrasi rate : 33 x/menit
Suhu : 36,2º C
Nadi : 132 x/menit
SPO2 : 97 %
Berat badan : 4700 g
Ronchi : -/-
Sputum :-
A: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
teratasi
2. Hipertermia teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien boleh pulang
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO), pneumonia
pada anak merupakan penyebab 16 persen kematian balita pada tahun 2015.
Pneumonia menjadi salah satu penyakit gangguan pernapasan pada anak. Ini
merupakan kondisi ketika paru-paru anak mengalami infeksi atau peradangan.
Infeksi ini diawali dengan mengganggu sistem pernapasan bagian atas (hidung
dan tenggorokan) anak. Lalu, infeksi tersebut akan berpindah menuju paru-
paru yang kemudian menghambat pergerakan udara dalam paru-paru. Kondisi
ini akan membuat anak semakin mengalami kesulitan dalam bernapas.
Hal ini terjadi ketika kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi dengan
nanah serta cairan lainnya. Maka dari itu, oksigen pun sulit mencapai aliran
darah Sebagian besar pneumonia dapat ditangani hingga sembuh dalam waktu
satu hingga dua minggu. Akan tetapi, pneumonia yang disebabkan oleh virus
umumnya membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama Dikutip dari
Cedars Sinai Medical Centre, pneumonia umumnya terjadi pada bayi dan anak
yang berusia di bawah 5 tahun. Kondisi ini bisa tergolong ringan atau pun
serius. Dimulai dari demam, batuk pada anak, hingga kesulitan bernapas
dengan baik

5.2 Saran
A. Untuk Rumah Sakit
1. Semakin meningkatkan pelayanan kepada pasien
2. Menambah ruangan bersalin
3. Memerhatikan kebersihan lingkungan rumah sakit
4. Menambah ruang nifas kelas 1 dan 2
5. Memperluas ruangan nurse station
6. Bagi apoteker untuk selalu mengecek list resep agar tidak selalu lupa
B. Untuk Sekolah
1. Meningkatkan kompetensi lulusan
2. Melengkapi fasilitas sekolah yang kurang lengkap; seperti koperasi,
alat kesehatan, alat olahraga, tempat parkir dll.
3. Meningkatkan kinerja tenaga pendidik
DAFTAR PUSTAKA

Tamtam, tiea. 2018.


https://www.academia.edu/20617811/Asuhan_Keperawatan_pada_Kli
e n_Pneumonia ( diakses tanggal 13 april 2021)

Adlina, atifa. 2020.


https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/parenting/kesehatan
- anak/pernapasan-anak/pneumonia-pada-anak/%3famp=1 (diakses
tanggal 13 april 2021)
Mode, nisa. 2017 https://www.alodokter.com/mengenal-macam-
macam- pneumonia (diakses 13 april 2021)
Sunur,Irene cindy. 2020.
https://www.academia.edu/36502095/ASUHAN_KEPERAWATAN_P
N EUMONIA_PADA_docx(diakses (tanggal 15 april 2021)

Anda mungkin juga menyukai