LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI II - Dikonversi-Digabungkan (1) - Dikonversi
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI II - Dikonversi-Digabungkan (1) - Dikonversi
Disusun Oleh :
No.induk : 226/226.071
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kepala SMK Kesehatan Bina Mitra Husada
ii
PENILAIAN
PERSEMBAHAN
Dengan rahmat dan hidayah yang telah Allah SWT. berikan serta dukungan
orang-orang tercinta, saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Oleh
karena itu saya persembahkan laporan ini kepada :
1. Ayah saya Shihabuddin dan Ibu saya Babun najah, berkat dukungan dan
do’a-do’a mereka saya dapat bersemangat dan bisa menyelesaikan laporan
ini tanpa hambatan. Semoga Allah senantiasa menyayangi mereka berdua
seperti mereka menyayangi saya, Aamiin.
2. Bapak dan ibu guru saya, yang telah dengan sabar membimbing dan
mendidik saya tanpa pamrih.
3. Kakak-kakak saya, yang selalu memberikan dukungan emosional, dan
selalu mendengarkan keluh kesah saya.
4. Teman-teman seperjuangan, canda, tawa, dan duka yang saya lewati saat
tinggal bersama mereka membuat saya mengerti dan tahu kemandirian.
5. Para perawat RS. Mitra Medika, yang senantiasa sabar dan selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan wawasan kepada saya.
MOTTO
َن
“Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan
terhadap diriku (Q.S. surah Al haqqah 69:20)”
“keep exploring, keep dreaming, keep asking why. Don’t settle for what you
already know. Never stop believing in the power of your ideas, your
imagination, your hand work to change the world ”(Barack Obama)
Wherever you are, always be the best and give the best of what we can provide
(Pof. Dr. Ing B.J. Habibie)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat melaksanakan
prakerin dan dapat menyelesaikan laporan dengan baik. Sholawat serta salam
semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad saw.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa SMK Kesehatan
Bina Mitra Husada.
Penyusun
Sampul.................................................................................................................i
Pengesahan..........................................................................................................ii
Penilaian..............................................................................................................iii
Persembahan.......................................................................................................iv
Motto...................................................................................................................v
Kata Pengantar....................................................................................................vi
Daftar Isi..............................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dilaksanakan Prakrein..................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................3
A. Tujuan Prakerin...............................................................................3
B. Tujuan Pembuatan Laporan............................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso.................................
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso..............
BAB III LANDASAN TEORI
1.1 Penyakit Asma Bronkial
A. Definisi.........................................................................................
B. Anatomi Fisiologi ........................................................................
C. Etiologi.........................................................................................
D. Patofisiologi .................................................................................
E. Manifestasi Klinis ........................................................................
F. Klasifikasi ....................................................................................
G. Prognosis......................................................................................
H. Komplikasi...................................................................................
I. Pemeriksaan Penunjang ...............................................................
J. Penatalaksanaan ...........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian ............................................................................................
A. Data Subyektif .............................................................................
B. Data Obyektif...............................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................
3.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah ...................................................
3.4 Identifikasi Masalah Potensial ...........................................................
3.5 Identifikasi Kebutuhan Segera ...........................................................
3.6 Intervensi............................................................................................
3.7 Implementasi......................................................................................
3.8 Evaluasi..............................................................................................
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
A. Tujuan prakerin
1. Mengetahui tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
2. Memahami instruksi atau arahan dari perawat lainnya
3. Menambah dan mengembangan ilmu pengetahuan
4. Bisa menjalin kerja sama antara sekolah dengan rumah sakit
5. Menerapkan materi yang didapat dari sekolah
B. Tujuan Pembuatan Laporan
1. Sebagai bukti telah melaksanakan prakerin
2. Untuk memenuhi tugas dari sekolah
3. Untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis laporan
2
BAB II
MANAGER
KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN
KA. RUANGAN KA. RUANGAN KA. RUANGAN KA. RUANGAN KA.RUANGAN KA.RUANG
IGD RAWAT JALAN PERINATOLOG OBSTETRI KAMAR RANAP
I DAN GYN OPERASI
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Pneumonia adalah merupakan infeksi akut yang secara anatomi
mengenai lobus paru. Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau
pada parenchyma paru yang terjadi pada anak. (suriani, 2006)
Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang
mengensi jaringan paru (alveoli). (DEPKES. 2006)
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim
paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. Pneumonia adalah
penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi
akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton dan Fugate 1993).
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang
disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau aspirasi karena makanan atau
benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru biasanya
berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat
adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu
tekanan saluran trakea breonkialis. (Ngastiyah, 1997)
a. Kapasitas total
Jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada
inspirasi sedalam-dalamnya.
b. Kapasitas vital
Jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.
Bagian-bagian paru:
1) Pleura adalah bagian dari paru-paru dikelilingi oleh membran
halus licin
2) Mediastinum adalah bagian dinding yang membagi rongga
toraks menjadi 2 bagian.
3) Lobus adalah bagian paru-paru dibagi menjadi lobus kiri
terdiri atas lobus bawah dan atas tengah dan bawah.
4) Bronkus dan bronkiolus terdapat beberapa divisi bronkus di
dalam setiap lobus paru. Bronkiolus adalah percabangan dari
bronkus.
5) Alveoli paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli yang
tersusun dalam kloster antara 15-20 alveoli.
6) Toraks
Rongga toraks terdiri dari rongga pleura kanan dan kiri dan
bagian tengah yang disebut mediastinum. Toraks mempunyai
peranan penting dalam pernapasan, karena bentuk elips dari
tulang rusuk dan sudut perlekatannya tulang belakang.
Perubahan dalam ukuran toraks inilah yang memungkinkan
terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi.
Fisiologi pernapasan
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan
udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Pernapsan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernapasan melalui paru- paru
atau pernapasan eksterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada
waktu bernapas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli
berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli memisahkan
oksigen dari darah, O2 menembus membran, diambil oleh sel darah merah
dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Guna
pernapasan:
1. Mengambil O2 yang kemudian di bawa oleh darah ke seluruh
tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
b. Anak-anakkira-kira : 24 kali/menit
c. Bayikira-kira : 30kali/menit
paru adalah struktur elastic yang dibungkus dalam sangkar
toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat
menahan tekanan. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian
meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Inspirasi adalah ketika
kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea.
Ekspirasi adalah ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukuran
semula.
Gambar 3.1
C. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), etiologi pneumonia adalah
1. Bakteri
Bakteri adalah penyebab paling sering pneumonia di masyarakat
dan nosokomial. Berikut ini adalah bakteri-bakteri yang menjadi
etiologi pneumonia di masyarakat dan nosokomial:
a. Lokasi sumber masyarakat
Bakterinya adalah streptococcus pneumoniae, mycoplasma
pneumoniae, legionella pneumonia, chlamydida pneumonia,
anaerob oral (aspirasi),dan influenza tipe A dan B
b. Lokasi sumber nosokomial
Bakterinya adalah basil usus gram negatif ( Escherichia
coli, klebsiella pneumonia), pseudomonas eroginosa,
staphylococcus aureus, dan anareob oral (aspirasi).
2. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh
virus. Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah
Respiratory Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan
menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan
ini bisa memicu pneumonia.
3. Mikoplasma
Mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal primer yang
paling umum. Mikoplasma merupakan organisme kecil yang
dikelilingi oleh membran berlapis tiga tanpa diding sel. Organisme ini
tumbuh pada media kultur khusus tetapi berbeda dengan virus.
Pneumonia mikoplasma sering terjadi pada anak-anak yang sudah
besar dan dewasa muda.
4. Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut
pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah
Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Berikut ini adalah protozoa
yang dapat menyebabkan pnuemonia:
a. Pneumositis karini
b. Pneumonia pneumosistis
c. Pneumonia plasma sel
5. Penyebab Lain
Penyebab lain yang dapat menyebabkan pneumonia adalah
terapi radiasi, bahan kimia, dan aspirasi. Pneumonia
radiasi dapat menyertai terapi radiasi untuk kanker payudara atau paru,
biasanya 6 minggu atau lebih setelah pengobatan selesai. Pneumonia
kimiawi terjadi setelah mencerna kerosin atau inhalasi gas yang
mengiritasi.
D. Patofisiologi
Paru terlindungi dari infeksi melalui beberapa mekanisme: filtrasi
di partikel hidung, pencegahan aspirasi dengan refleks epiglotis, ekspulsi
benda asing melalui reflex batuk, pembersihan ke arah kranial oleh
mukosilier, fagositosis kuman oleh makrofag elveolar, netralisasi kuman
oleh substansi imun local dan drainase melalui sistem limfatik.
Faktor predisposisi pneumonia: aspirasi, gangguan imun,
septisema, malnutrisi, campak, pertussis, penyakit jantung bawaan,
gangguan neuro muscular, kontaminasi perinatal, dan gangguan klirens
mucus atau sekresi seperti pada fibrosis kistik, benda asing atau
disfungsi silier.
Mikroorganisme mencapai paru melalui jalan nafas, aliran darah,
aspirasi benda asing, transplansetal atau selama persalinan pada neonatur.
Umumnya pneumonia terjadi akibat inhalasi atau aspirasi mikroorganisme,
sebagian kecil terjadi melalui aliran darah (hematogen). Secara klinis sulit
membedakan pneumonia bakteri atau virus. Bronkopneumonia merupakan
jenis pneumonia tersering pada bayi dan anak kecil. Pneumonia lobaris
lebih sering ditemukan dengan pertambahan umur. Pada pneumonia berat
biasa terjadi hiposekmia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis
metabolic, dan gagal napas.
Pathway
E. Manifestasi Klinis
Batuk nonproduktif ingus (nasal discharnge), suara napas
lemah, retraksi intercostal, penggunaan otot bantu nafas, demam,
ronchi, cyanosis, leukositosis, thorax photo menunjukkan infiltrasi
melebar, batuk, sakit kepala, kekakuan dan nyeri otot, sesak nafas,
mengigil, berkeringat, lelah. Gejala lain yang mungkin ditemukan
adalah:
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x dada: mengidentifikasi distribusi struktual; dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrasi baik menybar ataupun terlokalisasi
atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul. Selain itu juga dapat
menunjukkan efusi pleura, kista uadara cairan, sampai konsolidsi.
2. Analisis gas darah: untuk mendiagnosis gagal napas, serta
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat
terjadi asidosis respiratorik.
2. LED meningkat
J. Penatalaksanaan
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan
tampak pada rontgen dada mencakup area berbecak atau keseluruhan
lobus (pneumonia lobaris). Pada pemeriksaan fisik, temuan akan
beragam tergantung pada keparahan pneumonia. Temuan tersebut dapat
mencakup bunyi napas bronkovesikular atau bronkial, krekles,
peningkatan fremitus egofoni positif, dan pekak pada perkusi.
Pengobatan pneumonia termasuk pemberian antibiotic yang
sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil pewarnaan Gram. Penisilin G
merupakan antibiotic pilihan untuk infeksi oleh S. pneumonia. Medikasi
efektif lainnya termasuk eritromasin, klindamisin, sefalosporin generasi
kedua dan ketiga, penicillin lainnya, dan trimethoprim sulfametoksazol
(Bactrim).
Pneumonia mikoplasma memberikan respons terhadap
eritromatosin, tetrasiklin, dan derivate tetrasiklin (doksisiklin).
Pneumonia atipikal lainnya mempunyai penyebab virus dan kebanyakan
tidak memberikan respon terhadap antimicrobial. Pneumocystis carini
memberikan respon terhadap pentamidin dan trimethoprim
sulfametoksazol (Bactrim TMP-SMZ). Inhalasi lembab hangat
sangat membantu dalam menghilangkan iritasi bronkial. Asuhan
keperawatan dan pengobatan ( dengan pengecualian terapi antimkrobial)
sama dengan yang diberikan untuk pasien yang mengalami pneumonia
akibat bakteri.
Pasien menjalani tirah baring sampai infeksi menunjukkan
tanda- tanda peneyembuhan. Jika dirawat di rumah sakit, pasien diamati
dengan cermat dan secara kontinu sampai kondisi klinis membaik.
Jika terjadi hipoksemia, pasien diberikan oksigen. Analisa
gas darah arteri dilakukan untuk menentukan kebutuhan oksigen dan
untuk mengevaluasi keefektifan terapi oksigen. Oksigen dengan
konsentrasi tinggi merupakan kontraindikasi pada pasien dengan PPOM
karena oksigen ini dapat memperburuk ventilasi alveolar dengan
menggantikan dorongan ventilasi yang masih tersisa dan mengarah pada
dekompensasi. Tindakan dukungan pernapasan seperti intibasi
endotrakeal, inspirasi oksigen konsentrasi tinggi, ventilasi mekanis, dan
tekanan ekspirasi akhir posistif (PEEP) mungkin diperlukan untuk
beberapa pasien tersebut.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,
sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
1. Oksigen 1-2 L/menit
2. IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500
ml cairan
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan
status hidrasi
4. Jika sesak tidak selalu berat dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
5. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus
pneumonia community base:
a. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 41 kali pemberian
b. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali
pemberian Untuk kasus pneumonia hospitalbase:
a. Sefatoksim 100 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4,5,6
Respirasi rate : 62 x/menit
Suhu : 37,8º C
Nadi : 130 x/menit
SPO2 : 99 %
Berat badan : 4700 g
Ronchi : +/+
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Bentuk kepala : Normal
2) Kulit kepala : Tidak ada lesi
3) Rambut : Hitam lurus
b. Muka
1) Mata
a) Konjungtiva : Normal, tidak anemis
b) Bola mata : Simetris
c) Sklera : Putih porcelain
d) Pupil : Isokor
2) Hidung
a) Bentuk : Simetris
b) Fungsi penciuman : Baik
c) Peradangan : Tidak ada
3) Mulut
a) Bentuk : Normal
b) Warna bibir : Merah muda
c) Mukosa bibir : Lembab
c. Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Fungsi pendengaran : Baik
3) Serumen : Bersih
4) Peradangan : Tidak ada
d. Leher
1) Bentuk : Normal
2) Kelenjar tiroid : Normal, tidak terlihat
3) Kelenjar limfa : Normal, tidak terlihat
4) Benjolan : Tidak ada
5) Nyeri tekan : Tidak ada
e. Dada
1) Bentuk : Simetris
2) Ictus Cordis : Teraba pada ICS 4-5
3) Nyeri tekan : Tidak ada
4) Irama pernafasan : Cepat
5) Suara nafas : Ronchi
f. Abdomen
1) Bentuk : Normal
2) Nyeri tekan : Tidak ada
3) Edema : Tidak ada
g. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, bersih, dan tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
1) Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
2) Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot 5 5
b. Foto thorax
Foto thorax PA ( inspirasi cukup, posisi simetris)
Cor : Besar normal
Pulmo : Tampak bercak infiltrate pada para hiler
Kesimpulan : Pneumonia
II 1. Manajemen Hipertermia
3. Memonitor suhu tubuh
4. Menyediakan lingkungan yang
nyaman
5. Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
6. Mengkompres air dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,
axila
7. Menganjurkan tirah baring
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Inj. Paracetamol 1 x 50mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 250 mg
2. I Sabtu, 09.45 1. Manajemen jalan nafas
10-april-2021 Memonitor bunyi nafas
tambahan
Memonitor sputum
Melakukan fisioterapi dada
Melakukan penghisapan
lendir <15 detik
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Nebul combivent ¼ respul +
pz 3cc/ 8 jam
Nebul pulmiqort ¼ respul +
pz 3cc
( malam )
II 1. Manajemen Hipertermia
8. Memonitor suhu tubuh
9. Menyediakan lingkungan yang
nyaman
10. Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
11. Mengkompres air dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen,
axila
12. Menganjurkan tirah baring
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Inj. Paracetamol 1 x 50mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 250 mg
II 1. Manajemen Hipertermia
Memonitor suhu tubuh
Menyediakan lingkungan
yang nyaman
Melonggarkan atau lepaskan
pakaian
Mengkompres air dingin
pada dahi, leher, dada,
abdomen, axila
Menganjurkan tirah baring
2. Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
Inj. Paracetamol 1 x 50mg
Inj. Ceftriaxone 2 x 250 mg
4.8 Evaluasi
Nama : By. Y
No. RM 071275
Ruangan : Isolasi 1
No. Hari/Tanggal Evaluasi
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO), pneumonia
pada anak merupakan penyebab 16 persen kematian balita pada tahun 2015.
Pneumonia menjadi salah satu penyakit gangguan pernapasan pada anak. Ini
merupakan kondisi ketika paru-paru anak mengalami infeksi atau peradangan.
Infeksi ini diawali dengan mengganggu sistem pernapasan bagian atas (hidung
dan tenggorokan) anak. Lalu, infeksi tersebut akan berpindah menuju paru-
paru yang kemudian menghambat pergerakan udara dalam paru-paru. Kondisi
ini akan membuat anak semakin mengalami kesulitan dalam bernapas.
Hal ini terjadi ketika kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi dengan
nanah serta cairan lainnya. Maka dari itu, oksigen pun sulit mencapai aliran
darah Sebagian besar pneumonia dapat ditangani hingga sembuh dalam waktu
satu hingga dua minggu. Akan tetapi, pneumonia yang disebabkan oleh virus
umumnya membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama Dikutip dari
Cedars Sinai Medical Centre, pneumonia umumnya terjadi pada bayi dan anak
yang berusia di bawah 5 tahun. Kondisi ini bisa tergolong ringan atau pun
serius. Dimulai dari demam, batuk pada anak, hingga kesulitan bernapas
dengan baik
5.2 Saran
A. Untuk Rumah Sakit
1. Semakin meningkatkan pelayanan kepada pasien
2. Menambah ruangan bersalin
3. Memerhatikan kebersihan lingkungan rumah sakit
4. Menambah ruang nifas kelas 1 dan 2
5. Memperluas ruangan nurse station
6. Bagi apoteker untuk selalu mengecek list resep agar tidak selalu lupa
B. Untuk Sekolah
1. Meningkatkan kompetensi lulusan
2. Melengkapi fasilitas sekolah yang kurang lengkap; seperti koperasi,
alat kesehatan, alat olahraga, tempat parkir dll.
3. Meningkatkan kinerja tenaga pendidik
DAFTAR PUSTAKA