Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam

perekonomian nasional. Beberapa peran sektor pertanian yang sangat penting

tersebut antara lain : mampu menyerap tenaga kerja tanpa pembatasan

jumlah, memberi sumbangan bagi pendapatan nasional, menyediakan bahan

pangan untuk seluruh penduduk dan menghasilkan berbagai prodak ekspor.

Oleh karena itu, sebagian besar (50 persen) lahan di berbagai wilayah

pedesaan Indonesia diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan sektor

pertanian. Beberapa bidang pertanian yang terus dikembangkan adalah:

usahatani rakyat, perkebunan besar, perikanan air tawar, peternakan, dan

kehutanan (Badan Pusat Statistik, 2010)

Ciri keagrarisan Indonesia yang lain tampak dari alokasi lahan yang

besar untuk kepentingan berbagai industri pertanian, baik di sektor hulu

maupun hilir. Dengan demikian, potensi lahan diberbagai wilayah Indonesia

memiliki prospek ekonomi yang tinggi untuk pembangunan sektor pertanian.

Hal ini disebabkan karena didukung keadaan sumberdaya alam yang subur

dan curah hujan yang relatif cukup untuk menunjang pengembangan usaha

berbagai pertanian. Akan tetapi, potensi lahan subur di berbagai wilayah

khususnya pedesaan tengah mengalami permasalahan karena terancam

proses alih fungsi ke non pertanian. Menurut Laporan BPS Tahun 2012

diketahui jumlah luas lahan yang mengalami alih fungsi dari sektor pertanian

Identifikasi Penyelesaian Masalah..., Tulus Firmansyah A.N., Fakultas Pertanian UMP, 2014
2

ke non pertanian untuk lingkungan Jawa mencapai 65.961 hektar (55,38 %).

Pada tahun sebelumnya yakni Tahun 2011 luas lahan pertanian yang

mengalami alih fungsi lahan sejumlah 71.000 hektar ( 56,167 %).

Proses alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian merupakan salah

satu kosekuensi dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Faktor

penyebab lain alih fungsi lahan tersebut adalah karena pesatnya

pengembangan disektor industri dan perdagangan. Menurut Utomo (1992)

mengemukakan bahwa alih lahan adalah proses perubahan fungsi sebagian

atau seluruh kawasan lahan tertentu dari fungsinya semula (sesuai rencana)

ke fungsi lain.

Pada kenyataannya proses alih fungsi lahan pertanian ke non

pertanian telah mengakibatkan dampak yang merugikan bagi masyarakat

petani. Walaupun demikian, di sisi lain pada sebagian kasus alih fungsi lahan

dapat meningkatkan akses masyarakat petani terhadap berbagai kegiatan

produktif yang menguntungkan di pedesaan (Popkin,1992). Permasalahan

alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian terjadi juga pada masyarakat

petani di Desa Bojongsari dan Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari,

Kabupaten Purbalingga. Sebagian lahan yang semula digarap masyarakat

petani untuk kepentingan berbagai usaha pertanian beralih fungsi untuk

pengembangan industri wisata air yang dikenal dengan kawasan Obyek

Wisata Air Bojongsari atau OWABONG.

Identifikasi Penyelesaian Masalah..., Tulus Firmansyah A.N., Fakultas Pertanian UMP, 2014
3

Sejak perkembangan Industri Wisata Owabong Tahun 2004,

masyarakat petani di sana telah menghadapi berbagai permasalahan yang

menyangkut peralihan pola nafkah pokok. Pada awalnya sebelum terjadi alih

fungsi lahan, masyarakat Desa Bojongsari sebagian besar atau lebih dari 50

persen memiliki mata pencaharian pokok petani sawah dan petani sayuran.

Begitu juga dengan Desa Kajongan yang sebagian besar merupakan daerah

produktif yang subur sehingga hasil pertaniannya melimpah. Setelah

mengalami alih fungsi lahan sebagai mata pencaharian masyarakat setempat

beralih ke beberapa bidang di luar sektor pertanian. Untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi akibat alih fungsi lahan pertanian ke non

pertanian, masyarakat petani di Desa Bojongsari dan Desa Kajongan telah

mencoba melakukan peralihan mata pencaharian (Firmansyah, 2012).

Dengan demikian, penelitian ini mengkaji berbagai permasalahan dan

penyelesaian yang dilakukan masyarakat petani sehubungan terjadinya alih

fungsi lahan pertanian ke kepentingan pengembangan industri wisata air

OWABONG di Desa Bojongsari dan Desa Kajongan.

B. Perumusan Masalah

1. Permasalahan sosial ekonomi apa sajakah yang dihadapi petani akibat

alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian ke kepentingan industri

Wisata Owabong?

Identifikasi Penyelesaian Masalah..., Tulus Firmansyah A.N., Fakultas Pertanian UMP, 2014
4

2. Bagaimana penyelesaian masalah yang dilakukan petani dalam mengatasi

permasalahan alih fungsi lahan pertanian ke kepentingan industri Wisata

Owabong?

C. Tujuan

1. Mempelajari berbagai permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi petani

dalam alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian ke kepentingan

Industri Wisata Owabong.

2. Mengkaji berbagai penyelesaian masalah sosial ekonomi yang dilakukan

petani dalam alih fungsi lahan pertanian ke kepentingan industri Wisata

Owabong.

D. Manfaat

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

kemampuan disamping untuk memberikan gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

2. Dapat memberi masukan pada pihak–pihak terkait sebagai bahan

pertimbangan dalam mengembangkan industri pariwisata terhadap alih

fungsi lahan pertanian.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dasar atau

bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat pada permasalahan yang

sama.

Identifikasi Penyelesaian Masalah..., Tulus Firmansyah A.N., Fakultas Pertanian UMP, 2014

Anda mungkin juga menyukai