Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
berikut :
1. Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra
dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan
basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat
batuan basalt.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang
mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan suhu
pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C. Fungsinya melindungi inti bumi.
3. Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi
bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980
km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
b. Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut
inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari
besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.
Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah.Tanah, yang terdiri atas
partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari
pembusukan makhluk hidup zaman purba.Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan
juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling
dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental,
sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal Karakteristik Lapisan Bumi dan
Pergeseran Benua
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut :
1. Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra
yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan
yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500
°C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C. Fungsinya melindungi inti
bumi.
3. Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi
bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara
2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
b. Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga
disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi
terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.
Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah.Tanah, yang terdiri
atas partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat organik yang
berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman purba.Tanah mendukung kehidupan
tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak
berasal dari tanaman.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi
paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif
kental, sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
Geografi-Kebumian : lapisan bumi dan pergeseran benua
bumi yang kita injak berlapis lapis. berikut adalah lapisan bumi :
1. Lapisan Kulit Bumi (crush)
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama
adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer
dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur
kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk
lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah
menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun
gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
2. Lapisan Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya dibawah lapisan kerak
bumi. Lapisan ini sebagian besar berupa silikat/besi dan magnesium. Sesuai dengan namanya,
lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Selimut bumi tebalnya mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan magnesium.
Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3.000◦C,tetapi tekanannya belum mempengaruhi
kepadatan batuan.
Selimut bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer dan mesosfer.
a. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi
padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak
bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama , yaitu
laipsan sial dan lapisan sima.
Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan alumunium. Senyawa
dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial
antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium. Senyawa
dari kedua logam tersebut adalah SIO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika
dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan
magnesium.
b. Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang teletak dibawah lapisan litosfer. Lapisan ini
tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Astenosfer ini
terdiri dari materi dalam keadaan cair atau semi-cair. Astenosfer suhu normalnya adalah antara
1.400 sampai 3.000 derajat Celcius. Suhu yang sangat tinggi menyebabkan lapisan, termasuk
batu, mencair. Hal ini terutama terdiri dari silikat besi dan magnesium. Suhu astenosfer
bervariasi dengan dari barysphere atau inti. Pada daerah tertentu di permukaan bumi di mana
suhu inti lebih tinggi, astenosfer dapat ditemukan dalam keadaan cair. astenosfer berperan dalam
gerakan lempeng tektonik dari kerak bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer
yang mengapung di atas astenosfer yang semipadat di bawahnya. Hal ini menyebabkan
lempeng-lempeng mengalami perubahan geologis besar seperti pembentukan pegunungan,
lembah keretakan, dataran tinggi dan juga gempa bumi dan letusan gunung berapi.
c. Mesosfer
Merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400-
2.700km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama lain. Lempeng
tektonik bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas
terdapat masa kontinen disebut lempeng benua. Kedua lempeng ini memiliki sifat yang berbeda.
Apabila dua lempeng yang berbeda sifat tersebut saling mendekat, umumnya lempeng samudera
akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosfer.
Bertemunya antara dua lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan
(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempenglempeng disebut
subduction zone. Selain saling mendekat kemudian bertumbukan, gerakan lempeng juga ada
yang saling menjauh dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak divergent atau disebut juga
sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng yang berada di atas benua disebut rifting,
sedangkan pemekaran yang berada di samudera disebut spreading. Contoh proses ini adalah
pecahnya Benua Pangea pada Zaman Trias dengan membentuk celah sepanjang pinggiran
Atlantik yang memisahkan Afrika dan Amerika Latin. Coba kamu perhatikan kedua benua
tersebut! Pasti nampak seperti sebuah sobekan kertas yang keduanya menunjukkan ciri-ciri
bekas sobekan yang berpasangan. Selain itu, ada juga gerakan lempeng yang hanya
bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent fault. Setiap gerakan lempeng yang
berbeda tersebut, akan mempengaruhi gejala dan fenomena alam di atas permukaan bumi.
Secara lengkap, prinsip pergerakan lempeng-lempeng tektonik adalah sebagai berikut:
a. Konvergensi
Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua
dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zone atau tempat
terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen.
Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang
menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan
tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, yaitu Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan
lempeng Italia dengan Benua Eropa yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Alpen. Zone
berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng dasar samudera, disebut Zone
Subduksi atau zone tunjam, contohnya tumbukan antara lempeng benua Amerika dengan
lempeng dasar Samudera Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan
Pegunungan Andes.
Fenomana yang dihasilkannya:
1) lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua;
2) terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut;
3) pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan;
4) terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi;
5) daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam;
6) penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng;
7) timbunan sedimen campuran atau melange.
Contoh:
Pegunungan di pantai barat Amerika, deretan Pulau Sumatera, Jawa dan Nusa
Tenggara, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua. Bermunculan puncak
gunungapi dan terjadi gempa di sepanjang pulau dan pegunungan tersebut.
Ingatlah bahaya gempa yang menimbulkan Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara
pada akhir Desember 2004, gempa tersebut timbul akibat adanya tumbukan
antara lempeng samudera Australia terhadap lempeng benua Asia.
b. Divergensi
Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zone berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Divergen (zone sebar pisah). Fenomena
yang terjadi, sebagai berikut:
1) Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.
2) Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
lempeng-lempeng tersebut.
3) Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava bantal)
dan hamparan leleran lava encer, dan
4) Aktivitas gempa.
Contoh:
Di Lautan Atlantik, tanggul dasar samudera memanjang dari dekat Kutub
Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika
bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Afrika.
c. Sesar mendatar
Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah)
antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng
daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang
sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan
Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zone
Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau
sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar
Sam Andreas di California.
Lapisan-lapisan Bumi
Berbagai dugaan dikemukakan orang mengenai bagian dalam bumi misalnya wujud,
temperatur dan tekanan. Ada yang mengatakan bahwa makin dalam temperatur makin tinggi
dengan gradien geothermis 20/100 m dekat permukaan bumi, namun makin kedalam gradien
geothermis makin kecil. Higgins dan Kennedy (1971) mengatakan bahwa bila inti bumi
terutama tersusun dari besi maka temperaturnya berkisar 4.000 – 5.0000 C. Dibawah tekanan
lapisan di atasnya besi akan lebur pada temperatur 3.7000C. yaitu pada sekitar perbatasan
Mantle dan Inti bumi bagian luar (Allison, 1974). Atas dasar perhitungan temperatur di inti bumi
tersebut, muncul pendapat bahwa inti bumi berwujud gas karena pada temperatur 4.000 –
5.0000C materi padat akan lebur kemudian berubah menjadi gas. Sebagian ahli lain tidak
sependapat dengan alasan bahwa makin kedalam tekanan juga semakin tinggi karena beban
lapisan di atasnya. Oleh karena itu dibawah tekanan yang begitu besar (sekitar 3 juta atmosfer),
inti bumi akan berwujud padat. Muncul pula pendapat lain yang menggabungkan pandangan di
atas, mengatakan bahwa inti bumi berwujud kental karena sekalipun temperatur sangat tinggi
namun tekanan yang begitu tinggi akan menghalangi perubahan ke gas.
Dalam perkembangan selanjutnya, atas bantuan penelitian seismik yang makin maju para
ahli mengemukakan keterangan-keterangan bagian dalam bumi yang lebih memuaskan dan
menyusun gambaran struktur bumi sebagai berikut: bumi dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu
Kerak bumi (Crust), Selimut bumi (Mantle) dan Inti bumi (Core) (Stokes, 1978).
1. Kerak bumi (Crust). Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal berkisar 6 – 50
km. Tebal lapisan ini tidak sama di semua tempat, di benua sekitar 20 – 50 km sedang di dasar
laut 0 -5 km atau bersama air laut di atasnya sekitar 10 – 12 km. Tersusun dari materi-materi
padat terutama yang kaya silisium dan aluminium. Ada yang membedakan atas 2 lapisan yaitu:
a). Lapisan granitis, lapisan yang kebanyakan terdiri dari batuan granit. Kecepatan gelombang
longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 km/detik. Tetapi lapisan ini tidak dijumpai di dasar laut.
b). Lapisan basaltis, lapisan yang letaknya di bawah lapisan granitis dan kebanyakan tersusun
dari materi basalt. Kecepatan gelombang longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 – 8 km/detik.
2. Selimut bumi (Mantle). Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi dan pada umumnya
dibedakan atas 3 lapisan:
a). Litosfer, letaknya paling atas dari Selimut bumi, terdiri dari materi berwujud padat dan kaya
silisium – aluminium, tebalnya sekitar 50 – 100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi sering
pula disebut lempeng litosfer yang mengapung di atas lapisan yang agak kental yaitu astenosfer.
Batas bawahnya berupa lapisan yang agak lain sifatnya dimana kecepatan gelombang
longitudinal lebih lambat dan disebut Low Velocity Layer. Biasanya digabungkan dengan
lapisan agak kental di bawahnya yaitu astenosfer.
b). Astenosfer, lapisan di bawah litosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium
aluminium dan magnesium. Diduga batuan penyusun lapisan ini lebur sekitar 1 – 10%.
Kemungkinan titik lebur silikat yang menyusun lapisan ini turun karena adanya air yang masuk
ke lapisan ini sehingga walaupun temperatur di lapisan ini belum cukup tinggi sebagian material
silikat mulai lebur. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km, dan dengan lapisan transisi low
velocity layer bersama-sama tebalnya sekitar 100 – 400 km.
c). Mesosfer, lapisan yang lebih tebal dan lebih berat, kaya dengan silisium dan magnesium.
Tebalnya sekitar 2.400 – 2750 km, kecepatan gelombang longitudinal naik dari sekitar 8
km/detik sampai 13,5 km / detik. Pada perbatasan ke lapisan lebih dalam (inti bumi) terdapat
lapisan transisi di mana kecepatan gelombang longitudinal menurun sangat tajam dari 13,5
km/detik ke 8km/detik. Lapisan ini dikenal dengan nama Gutenberg – Wiechert Discontinuety
Layer yang biasanya dijumpai pada kedalaman 2698 km.
3. Inti Bumi (Core), lapisan ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibagi 2 bagian:
a). Inti Bagian luar (Outer Core), diduga berwujud cair sebab lapisan ini tidak dilalui
gelombang transversal. Tebal lapisan ini sekitar 2160 km, kemungkinan tersusun dari materi
yang kaya silisium, besi, dan magnesium.
b). Inti Bagian Dalam (Inner core) pada kedalaman sekitar 5145 km terjadi perubahan
kecepatan gelombang longitudinal dari rendah ke tinggi, sebagai petunjuk batas antara inti
bagian luar dan inti bagian dalam. Tebal lapisan ini sekitar 1320 km, diduga berwujud padat,
tersusun dari materi yang kaya nikel dan besi dengan densitas lebih besar.
Gambar 2. 11. Lapisan-Lapisan Bumi
Lempeng litosfer adalah lapisan terluar bumi yang terdiri dari kerak bumi dan litosfer,
mengapung di atas lapisan yang agak lunak yaitu astenosfer. Tebalnya berkisar 100 – 250 km
(Monroe, Wicander, 2001). Lempeng ini sangat mobil karena terpengaruh oleh arus konveksi
yang terjadi di lapisan astenosfer. Akibat arus konveksi di astenosfer maka lempeng litosfer di
atasnya terdorong sehingga akhirnya pecah menjadi beberapa bagian yaitu Lempeng Pasifik,
Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Hindia dan Australia, Lempeng
Afrika, Lempeng Eurasia dan Lempeng Antarktika. Masing-masing lempeng bergerak ke arah
tertentu dengan kecepatan berkisar 1 – 13 cm/tahun. Perhatikan gambar 4. 3 yang
memperlihatkan peta tektonik lempeng.
Gambar 4. 3. Peta Tektonik Lempeng
Berdasarkan arah gerak lempeng pada batas interaksi lempeng, dikenal ada 3 tipe batas
lempeng: a. Konvergen, yaitu batas dua lempeng yang saling mendekati/bertabrakan;
b. Divergen, yaitu batas dua lempeng yang saling menjauhi;
c. Shear atau Transform, yaitu batas dua lempeng yang saling berpapasan.
Contoh batas lempeng dapat dilihat di gambar 4. 4.
2) Jika lempeng dasar laut bertabrakan dengan lempeng benua, maka lempeng dasar laut
membenam dibawah lempeng benua karena batuan dasar laut lebih berat. Kenampakan yang
dihasilkan sama saja dengan tabrakan dasar laut dengan dasar laut, hanya letak palung dekat tepi
benua dan busur vulkanik tidak berupa pulau-pulau vulkanik melainkan pegunungan tepi benua.
Sepanjang zone subduksi merupakan pusat-pusat gempa dari gempa dangkal sampai gempa
dalam. Subduksi lempeng Nazca dibawah lempeng Amerika Selatan adalah contoh tipe batas
lempeng ini. Palung Peru-Chili menandai tempat subduksi dan Pegunungan Andes mewakili
busur vulkanik. Lihat gambar 4. 6
Batas lempeng shear adalah batas antar lempeng yang gerakannya horizontal berlawanan arah
sepanjang batas keduanya, seperti mobil yang berpapasan di jalan. Contoh batas lempeng ini
adalah patahan Anatolia Utara di Turki yang arahnya Barat –Timur di mana sisi utara patahan
bergerak ke timur dan sisi selatannya bergerak ke barat, patahan San Andreas di Amerika Utara
di mana sisi timur bergerak ke selatan sepanjang patahan, dan sisi barat bergerak ke arah utara.
Daerah di batas lempeng semacam ini sering dilanda gempa dangkal karena gesekan batuan
antara kedua lempeng. Lihat Gambar
Penyebab pergeseran lempeng disebabkan oleh arus mkonveksi di dalam selimut bumi,
namun ada beberapa mekanisme/cara yang dikemukakan oleh berbagai ahli geologi. Misalnya
ada yang mengemukakan bahwa arus konveksi terjadi dalam selimut bagian atas saja yaitu di
lapisan Astenosfer, namun ahli lain beranggapan arus konveksi terjadi di seluruh selimut bumi.
Perhatikan gambar 4.10. di bawah ini.
Gambar 4. 10. Arus konveksi di lapisan Astenosfer (kiri) dan
arus konveksi di seluruh selimut bumi (kanan).
Adalagi yang berpendapat tempat naiknya batuan panas dari bawah merupakan daerah
sempit saja seperti cerobong asap, dan setelah sampai di permukaan tersebar ke segala arah.
Lihat Gambar 4. 11. Pendapat ini dikenal sebagai Mantle Plume oleh W. Jason Morgan
seorang ahli geologi dari Universitas Princeton.
Tempat di permukaan bumi itu menjadi daerah vulkanis aktif. Menurut pandangan
Morgan lempeng bergerak karena beberapa plume yang tidak luas berupa arus konveksi
sepanjang seluruh pegunungan. Plume hipotetis ini seakan seperti pipa dari dasar selimut bumi.
Aliran radial materi selimut bumi dari dalam ke permukaan akan memecahkan litosfer dan
menggerakkan lempeng. Mantle plume yang naik di benua misalnya, akan menyebabkan
permukaan benua menggembung ke atas menyebabkan aktivitas vulkanisme.
Penggembungan ini menghasilkan tiga retakan (gambar 4. 12). Aliran dari dalam
berlangsung terus menyebabkan kerak bumi terpecah sepanjang dua dari tiga retakan dan
retakan ketiga menjadi tidak aktif. Dalam model ini kedua retakan yang aktif akan menjadi
pinggiran benua sebagaimana lautan terbentuk antara benua yang terbelah itu. Retakan ketiga
menjadi aulacogen, suatu retakan yang tidak aktif yang kemudian terisi dengan sedimen.
Gambar 4. 13.
A Penggembungan permukaan bumi tempat
Mantle plume naik.
B. Akibat aliran radial maka permukaan bumi
retak di tiga tempat.
C. Dua retakan menjadi aktif di mana lempeng
bergerak ke arah berlawanan membentuk
lautan diantaranya, sedang retakan yang
ketiga menjadi tidak aktif dan terisi dengan
sedimen (aulacogen)
Sebagai contoh dari retakan semacam ini adalah Laut merah (gambar 4. 14).
Gambar 4.14. Laut Merah dan Teluk Aden merupakan dua retakan aktif sebagaimana
semenanjung Arab bergeser dari Afrika, sedang retakan yang tidak aktif atau aulacogen
ialah patahan Afrika Timur
Tempat di mana mantle plume mungkin naik sekarang di benua adalah di Taman
Nasional Yellowstone di barat laut Wyoming. Daerah ini agak tinggi dan vulkanis, ada arus
panas dan kegiatan mata air panas dan geyser, semuanya mungkin disebabkan oleh plume ini.
Beberapa plume naik di bawah lautan misalnya di kepulauan Hawaii. Akan tetapi agak
lain dengan yang di benua, plume bertindak seperti pusat erupsi (hot spot) di bawah lempeng
yang bergerak. Sebagaimana lempeng bergerak di atas plume terbentuklah sederetan gunung di
mana hanya salah satu gunung tersebut yang aktif yaitu gunung yang persis di atas mantle plume
sedang yang lainnya sudah tidak aktif (gambar 4. 15). Perhatikan pula gambar 4. 16 yang
menunjukkan peta Kepulauan Hawaii di mana di ujung tenggara saja yang aktif dan makin ke
barat laut gunung-gunungnya tidak aktif dan makin tua umur batuannya.
Gambar 4. 15. Perhatikan gunung yang aktif hanya yang terletak di atas pusat
erupsi (hot spot) dan makin ke kiri makin tua umurnya.
Kebanyakan ahli geologi menerima konsep tektonik lempeng karena konsep ini dapat
menjelaskan banyak kenampakan-kenampakan di permukaan bumi, antara lain:
Distribusi gempabumi yang sesuai dengan konsep tektonik lempeng, di mana gempa dangkal
umumnya terletak di bawah normal fault yang disebabkan oleh tensional stress yang berasosiasi
dengan perbatasan lempeng divergen dan di strike slip fault pada shear boundary di continent
convergence. Di sisi lain gempa dangkal, sedang dan dalam dijumpai pada zone of Benioff yang
terletak pada patahan terbalik yang terjadi bila salah satu lempeng menunjam di bawah yang
lainnya.
Gambar 4. 16. Peta Kepulauan Hawaii yang bergeser ke barat laut dan hanya dua gunung
aktif di sebelah tenggara (tempat yang persis di atas pusat erupsi) dan
gunung-gunung makin ke baratlaut makin tua umurnya.
Pada gambar 4. 18 di bawah ini kita dapat melihat sebaran pegunungan dan tipe batas
lempeng.
===JPB===
Daftar Pustaka
dan keras pula.