Anda di halaman 1dari 18

Karakteristik Lapisan Bumi dan Pergeseran Benua

KARAKTERISTIK LAPISAN BUMI


    Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau
1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet
yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,sinar
ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian
sekitar 700 kilometer.Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer,
Termosfer, dan Eksosfer.Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan
mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu.Perbedaan suhu permukaan bumi adalah
antara -70°C hingga 50°C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton,
dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per
meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1.
     Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N
kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi
mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri
dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain. Bumi
diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370
kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100
kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi
bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak
bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer.Kerak bumi terbagi kepada beberapa
bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang
menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi
8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman
10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan
danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
berikut :
1. Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra
dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan
basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat
batuan basalt.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang
mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan suhu
pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C. Fungsinya melindungi inti bumi.
3. Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi
bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980
km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
b. Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut
inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari
besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.

Struktur Lapisan Bumi


1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau lapisan.
Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam
pengertian lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km
yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.

2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)


Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km
berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000° C, merupakan campuran dari
berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.

3. Barisfer (lapisan inti bumi atau core)


Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas
lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas
dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a. Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun
atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar bersuhu sekitar 3.900° C.
b. Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km,
tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.800° C, akan
tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan
adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.

    Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah.Tanah, yang terdiri atas
partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari
pembusukan makhluk hidup zaman purba.Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan
juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
     Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling
dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental,
sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal Karakteristik Lapisan Bumi dan
Pergeseran Benua

KARAKTERISTIK LAPISAN BUMI


    Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer)
dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari
angin matahari,sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.Lapisan ozon, setinggi
50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar
ultraungu.Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C hingga 50°C bergantung
pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan
365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan
510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik)
digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis
Bumi dipatok sebagai 1.
     Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai
10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok
sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi
air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,
karbondioksida, dan gas lain. Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang
terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula
oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel
silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti
oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar laut
yaitu sekitar 5 kilometer.Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak
melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa
bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan
titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924
meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan
danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut :
1. Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra
yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan
yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500
°C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C. Fungsinya melindungi inti
bumi.
3. Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi
bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara
2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
b. Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga
disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi
terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.

Struktur Lapisan Bumi


1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau
lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi.
Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih
kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.

2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)


Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900
km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.000° C, merupakan
campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.

3. Barisfer (lapisan inti bumi atau core)


Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun
atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula
dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a. Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km,
tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar bersuhu
sekitar 3.900° C.
b. Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km,
tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.800° C,
akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu
disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.

    Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi tanah.Tanah, yang terdiri
atas partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat organik yang
berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman purba.Tanah mendukung kehidupan
tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak
berasal dari tanaman.
     Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi
paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif
kental, sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
Geografi-Kebumian : lapisan bumi dan pergeseran benua

 bumi yang kita injak berlapis lapis. berikut adalah lapisan bumi :
1.    Lapisan Kulit Bumi (crush)
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama
adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer
dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur
kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk
lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah
menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun
gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
2.    Lapisan Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya dibawah lapisan kerak
bumi. Lapisan ini sebagian besar berupa silikat/besi dan magnesium. Sesuai dengan namanya,
lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Selimut bumi tebalnya mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan magnesium.
Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3.000◦C,tetapi tekanannya belum mempengaruhi
kepadatan batuan.
Selimut bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer dan mesosfer.

a.      Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi
padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak
bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama , yaitu
laipsan sial dan lapisan sima.
  Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan alumunium. Senyawa
dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial
antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
  Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium. Senyawa
dari kedua logam tersebut adalah SIO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika
dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan
magnesium.
b.      Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang teletak dibawah lapisan litosfer. Lapisan ini
tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Astenosfer ini
terdiri dari materi dalam keadaan cair atau semi-cair. Astenosfer suhu normalnya adalah antara
1.400 sampai 3.000 derajat Celcius. Suhu yang sangat tinggi menyebabkan lapisan, termasuk
batu, mencair. Hal ini terutama terdiri dari silikat besi dan magnesium. Suhu astenosfer
bervariasi dengan dari barysphere atau inti. Pada daerah tertentu di permukaan bumi di mana
suhu inti lebih tinggi, astenosfer dapat ditemukan dalam keadaan cair. astenosfer berperan dalam
gerakan lempeng tektonik dari kerak bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer
yang mengapung di atas astenosfer yang semipadat di bawahnya. Hal ini menyebabkan
lempeng-lempeng mengalami perubahan geologis besar seperti pembentukan pegunungan,
lembah keretakan, dataran tinggi dan juga gempa bumi dan letusan gunung berapi.

c.       Mesosfer
Merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400-
2.700km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.

3.    Barisfer (lapisan inti bumi atau core)


Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun
atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan
atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a.      Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun
atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar bersuhu sekitar 3.900 0C.
b.      Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km,
tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.8000 C, akan
tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan
adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.
Litosfer (0 - 70 km)
Mantel bawah
(700 - 2900 km)
Inti besi padat
(4980 - 6370 km)
Kerak Benua
(0 - 40 km)
Inti besi cair
(2900 - 4980 km)
Astenosfer
(70 - 250 km)
Kerak Samudera
(0 - 10 km)
Gambar 1 Struktur lapisan bumi
litosfer
Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik perlapisan bumi, dapat kamu lihat pada ilustrasi
gambar berikut.
 

A.    TEORI TERBENTUKNYA KULIT BUMI


Kulit bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Hal ini telah menjadi
bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan dan perkembangan kulit bumi
pada masa lalu, sekarang dan prediksi pada masa yang akan datang. Adapun berbagai teori
terbentuknya kulit bumi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.
1.    Teori kontraksi (Contraction theory)
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa
bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh terjadinya proses
pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan
dataran. Teori kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852).
Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan di
bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk
pegunungan dan lembah-lembah.
2.    Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar,
yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua
tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah
menjadi benua benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika
Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Teori
Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.

3.      Teori pengapungan benua (Continental drift theory)


Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912. Ia menyatakan
bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea.
Menurutnya benua tersebut kemudian terpecahpecah dan terus bergerak melalui dasar laut.
Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah
barat menuju equator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika
bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada
kedua daerah tersebut.

4.      Teori konveksi (Convection theory)


Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih
dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada
di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan
membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi
yang lebih tua. Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid
Oceanic Ridge), seperti Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya didasarkan
pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah
samudera, umur batuan semakin tua. Artinya terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic
Ridge ke arah berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah
kulit bumi.
5.    Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic theory)
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa planet bumi terdiri atas sejumlah lapisan. Lapisan
bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan kaku berada pada suatu lapisan yang plastik
atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan
selalu bergerak sesuai dengan gerakan yang berada di bawahnya. Keadaan inilah yang
melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng Tektonik. Lahirnya teori lempeng tektonik (tectonic
Plate theory) pada tahun 1968 merupakan kenyataan mutakhir dalam geologi yang menunjukkan
terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi. Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo
Wilso. Berdasarkan teori ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang
berada di atas lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu
bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di
bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari pada kulit
manusia dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Prinsip teori tektonik lempeng adalah
kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk tidak beraturan. Dinamakan
lempeng karena bagian litosfer mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal
(panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan). Bandingkan dengan
daun meja, daun pintu, atau lantai di kelas kalian! Lempeng ini terdiri atas lempeng benua (tebal
sekitar 40 km) dan lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng tersebut berada di
atas lapisan astenosfer dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun.
Astenosfer merupakan suatu lapisan yang cair (kental) dan sangat panas. Panasnya cairan
astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi untuk menggerakkan
lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini dinamakan tenaga endogen yang telah
menghasilkan berbagai bentuk di permukaan bumi. Di bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi
sekitar 12 lempeng.
Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh fakta ilmiah, terutama dari data penelitian
geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan, pendugaan paleontologi, dan
pemboran laut dalam. Lahirnya teori lempeng tektonik sebenarnya merupakan jalinan dari
berbagai konsep dan teori lama seperti Teori Apungan Benua, Teori Arus Konveksi, Teori
Pemekaran Lantai samudera, dan Teori Sesar Mendatar, sebagaimana telah dijelaskan pada
teori-teori di atas.
Berdasarkan kajian para ahli, lempeng tektonik yang tersebar di permukaan bumi dapat
dilihat pada gambar berikut ini
.

Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama lain. Lempeng
tektonik bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas
terdapat masa kontinen disebut lempeng benua. Kedua lempeng ini memiliki sifat yang berbeda.
Apabila dua lempeng yang berbeda sifat tersebut saling mendekat, umumnya lempeng samudera
akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosfer.
Bertemunya antara dua lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan
(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempenglempeng disebut
subduction zone. Selain saling mendekat kemudian bertumbukan, gerakan lempeng juga ada
yang saling menjauh dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak divergent atau disebut juga
sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng yang berada di atas benua disebut rifting,
sedangkan pemekaran yang berada di samudera disebut spreading. Contoh proses ini adalah
pecahnya Benua Pangea pada Zaman Trias dengan membentuk celah sepanjang pinggiran
Atlantik yang memisahkan Afrika dan Amerika Latin. Coba kamu perhatikan kedua benua
tersebut! Pasti nampak seperti sebuah sobekan kertas yang keduanya menunjukkan ciri-ciri
bekas sobekan yang berpasangan. Selain itu, ada juga gerakan lempeng yang hanya
bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent fault. Setiap gerakan lempeng yang
berbeda tersebut, akan mempengaruhi gejala dan fenomena alam di atas permukaan bumi.
Secara lengkap, prinsip pergerakan lempeng-lempeng tektonik adalah sebagai berikut:
a.       Konvergensi
Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.
Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua
dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zone atau tempat
terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen.
Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang
menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan
tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, yaitu Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan
lempeng Italia dengan Benua Eropa yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Alpen. Zone
berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng dasar samudera, disebut Zone
Subduksi atau zone tunjam, contohnya tumbukan antara lempeng benua Amerika dengan
lempeng dasar Samudera Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan
Pegunungan Andes.
Fenomana yang dihasilkannya:
1) lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua;
2) terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut;
3) pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan;
4) terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi;
5) daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam;
6) penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng;
7) timbunan sedimen campuran atau melange.
Contoh:
Pegunungan di pantai barat Amerika, deretan Pulau Sumatera, Jawa dan Nusa
Tenggara, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua. Bermunculan puncak
gunungapi dan terjadi gempa di sepanjang pulau dan pegunungan tersebut.
Ingatlah bahaya gempa yang menimbulkan Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara
pada akhir Desember 2004, gempa tersebut timbul akibat adanya tumbukan
antara lempeng samudera Australia terhadap lempeng benua Asia.
b.      Divergensi
Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya gerakan saling
menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zone berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Divergen (zone sebar pisah). Fenomena
yang terjadi, sebagai berikut:
1)      Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.
2)      Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
lempeng-lempeng tersebut.
3)      Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava bantal)
dan hamparan leleran lava encer, dan
4)      Aktivitas gempa.
Contoh:
Di Lautan Atlantik, tanggul dasar samudera memanjang dari dekat Kutub
Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika
bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Afrika.
c.       Sesar mendatar
Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah)
antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng
daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang
sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan
Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zone
Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau
sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar
Sam Andreas di California.

Tenaga endogen yang telah mengakibatkan adanya variasi bentuk muka


bumi, tidak hanya terjadi di daratan melainkan juga di dasar laut.
 

ARAKTERISTIK LAPISAN BUMI DAN PERGERAKAN LEMPENG

Lapisan-lapisan Bumi    
Berbagai dugaan dikemukakan orang mengenai bagian dalam bumi misalnya wujud,
temperatur dan tekanan. Ada yang mengatakan bahwa makin dalam temperatur makin tinggi
dengan gradien geothermis 20/100 m dekat permukaan bumi, namun makin kedalam gradien
geothermis makin kecil. Higgins dan Kennedy (1971) mengatakan bahwa bila inti bumi
terutama tersusun dari besi maka temperaturnya berkisar 4.000 – 5.0000 C. Dibawah tekanan
lapisan di atasnya besi akan lebur pada temperatur 3.7000C. yaitu pada sekitar perbatasan
Mantle dan Inti bumi bagian luar (Allison, 1974). Atas dasar perhitungan temperatur di inti bumi
tersebut, muncul pendapat bahwa inti bumi berwujud gas karena pada temperatur 4.000 –
5.0000C materi padat akan lebur kemudian berubah menjadi gas. Sebagian ahli lain tidak
sependapat dengan alasan bahwa makin kedalam tekanan juga semakin tinggi karena beban
lapisan di atasnya. Oleh karena itu dibawah tekanan yang begitu besar (sekitar 3 juta atmosfer),
inti bumi akan berwujud padat. Muncul pula pendapat lain yang menggabungkan pandangan di
atas, mengatakan bahwa inti bumi berwujud kental karena sekalipun temperatur sangat tinggi
namun tekanan yang begitu tinggi akan menghalangi perubahan ke gas.
Dalam perkembangan selanjutnya, atas bantuan penelitian seismik yang makin maju para
ahli mengemukakan keterangan-keterangan bagian dalam bumi yang lebih memuaskan dan
menyusun gambaran struktur bumi sebagai berikut: bumi dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu
Kerak bumi (Crust), Selimut bumi (Mantle) dan Inti bumi (Core) (Stokes, 1978).
1. Kerak bumi (Crust). Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal berkisar 6 – 50
km. Tebal lapisan ini tidak sama di semua tempat, di benua sekitar 20 – 50 km sedang di dasar
laut 0 -5 km atau bersama air laut di atasnya sekitar 10 – 12 km. Tersusun dari materi-materi
padat terutama yang kaya silisium dan aluminium. Ada yang membedakan atas 2 lapisan yaitu:
a). Lapisan granitis, lapisan yang kebanyakan terdiri dari batuan granit. Kecepatan gelombang
longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 km/detik. Tetapi lapisan ini tidak dijumpai di dasar laut.
b). Lapisan basaltis, lapisan yang letaknya di bawah lapisan granitis dan kebanyakan tersusun
dari materi basalt. Kecepatan gelombang longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 – 8 km/detik.
2. Selimut bumi (Mantle). Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi dan pada umumnya
dibedakan atas 3 lapisan:
a). Litosfer, letaknya paling atas dari Selimut bumi, terdiri dari materi berwujud padat dan kaya
silisium – aluminium, tebalnya sekitar 50 – 100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi sering
pula disebut lempeng litosfer yang mengapung di atas lapisan yang agak kental yaitu astenosfer.
Batas bawahnya berupa lapisan yang agak lain sifatnya dimana kecepatan gelombang
longitudinal lebih lambat dan disebut Low Velocity Layer. Biasanya digabungkan dengan
lapisan agak kental di bawahnya yaitu astenosfer.
b). Astenosfer, lapisan di bawah litosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium
aluminium dan magnesium. Diduga batuan penyusun lapisan ini lebur sekitar 1 – 10%.
Kemungkinan titik lebur silikat yang menyusun lapisan ini turun karena adanya air yang masuk
ke lapisan ini sehingga walaupun temperatur di lapisan ini belum cukup tinggi sebagian material
silikat mulai lebur. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km, dan dengan lapisan transisi low
velocity layer bersama-sama tebalnya sekitar 100 – 400 km.
c). Mesosfer, lapisan yang lebih tebal dan lebih berat, kaya dengan silisium dan magnesium.
Tebalnya sekitar 2.400 – 2750 km, kecepatan gelombang longitudinal naik dari sekitar 8
km/detik sampai 13,5 km / detik. Pada perbatasan ke lapisan lebih dalam (inti bumi) terdapat
lapisan transisi di mana kecepatan gelombang longitudinal menurun sangat tajam dari 13,5
km/detik ke 8km/detik. Lapisan ini dikenal dengan nama Gutenberg – Wiechert Discontinuety
Layer yang biasanya dijumpai pada kedalaman 2698 km.

3. Inti Bumi (Core),  lapisan ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibagi 2 bagian:
 a). Inti Bagian luar (Outer Core), diduga berwujud cair sebab lapisan ini tidak dilalui
gelombang transversal. Tebal lapisan ini sekitar 2160 km, kemungkinan tersusun dari materi
yang kaya silisium, besi, dan magnesium.
b). Inti Bagian Dalam (Inner core) pada kedalaman sekitar 5145 km terjadi perubahan
kecepatan gelombang longitudinal dari rendah ke tinggi, sebagai petunjuk batas antara inti
bagian luar dan inti bagian dalam. Tebal lapisan ini sekitar 1320 km, diduga berwujud padat,
tersusun dari materi yang kaya nikel dan besi dengan densitas lebih besar.   
Gambar 2. 11. Lapisan-Lapisan Bumi

Lempeng litosfer adalah lapisan terluar bumi yang terdiri dari kerak bumi dan litosfer,
mengapung di atas lapisan yang agak lunak yaitu astenosfer. Tebalnya berkisar 100 – 250 km
(Monroe, Wicander, 2001). Lempeng ini sangat mobil karena terpengaruh oleh arus konveksi
yang terjadi di lapisan astenosfer. Akibat arus konveksi di astenosfer maka lempeng litosfer di
atasnya terdorong sehingga akhirnya pecah menjadi beberapa bagian yaitu Lempeng Pasifik,
Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Hindia dan Australia, Lempeng
Afrika, Lempeng Eurasia dan Lempeng Antarktika. Masing-masing lempeng bergerak ke arah
tertentu dengan kecepatan berkisar 1 – 13 cm/tahun. Perhatikan gambar 4. 3 yang
memperlihatkan peta tektonik lempeng.
Gambar 4. 3. Peta Tektonik Lempeng

Berdasarkan arah gerak lempeng  pada batas interaksi lempeng, dikenal ada 3 tipe batas
lempeng: a. Konvergen, yaitu batas dua lempeng yang saling mendekati/bertabrakan;
                b. Divergen, yaitu batas dua lempeng yang saling menjauhi;
                c. Shear atau Transform, yaitu batas dua lempeng yang saling berpapasan.
Contoh batas lempeng dapat dilihat di gambar 4. 4.

Gambar 4. 4. Tipe-tipe batas lempeng


Ad.a. Batas Lempeng Konvergen.  Pada batas lempeng konvergen, ada dua lempeng yang
bergerak kearah satu sama lain. Karakteristik perbatasan sebagian tergantung pada tipe lempeng
yang bertabrakan.
1)  Jika lempeng dasar laut bertabrakan dengan lempeng dasar laut, salah satunya akan mengalami
subduksi, membenam dibawah yang lain. Contohnya adalah lempeng Australia bertabrakan
dengan lempeng Asia, dimana lempeng Australia membenam di sebelah barat Sumatera, selatan
Jawa – Nusa Tenggara dan Maluku Selatan; lempeng Pasifik bertabrakan dengan lempeng Asia,
dimana lempeng Pasifik mengalami subduksi di bawah Irian – Filipina – Jepang. Sepanjang
zone subduksi merupakan pusat-pusat gempa, dari gempa dangkal sampai gempa dalam dan
biasanya dikenal sebagai zone of Benioff.
Lempeng yang turun menghasilkan palung laut dan pada kedalaman 50 – 100 km
sebagian mulai mengalami peleburan menghasilkan magma andesitik. Magma andesit yang
terbentuk menyusup keatas melalui retakan-retakan akibat tabrakan antar lempeng, membentuk
busur vulkanik berupa deretan pulau-pulau vulkanis sejajar dengan palung. Perhatikan gambar 4.
5.
Gambar 4. 5. (a). Lempeng dasar laut bertabrakan dengan lempeng
dasar laut (b). Busur pulau-pulau vulkanik yang terbentuk
(Sumber: Monroe, James S, Wicander, Reed, 2001)

2)   Jika lempeng dasar laut bertabrakan dengan lempeng benua, maka lempeng dasar laut
membenam dibawah lempeng benua karena batuan dasar laut lebih berat. Kenampakan yang
dihasilkan sama saja dengan tabrakan dasar laut dengan dasar laut, hanya letak palung dekat tepi
benua dan busur vulkanik tidak berupa pulau-pulau vulkanik melainkan pegunungan tepi benua.
Sepanjang zone subduksi merupakan pusat-pusat gempa dari gempa dangkal sampai gempa
dalam. Subduksi lempeng Nazca dibawah lempeng Amerika Selatan adalah contoh tipe batas
lempeng ini. Palung Peru-Chili menandai tempat subduksi dan Pegunungan Andes mewakili
busur vulkanik. Lihat gambar 4. 6

Gambar 4. 6. Lempeng Nasca menunjam di bawah 


Lempeng Amerika Selatan Sumber: Skinner, B.J., dkk, 2004
                                                                                                          
3)      Jika lempeng benua bertabrakan dengan lempeng benua, kedua benua saling bertumpuk satu
sama lain. Karena batuan kedua benua sama dan keduanya lebih ringan dari batuan di bagian
bawah, maka tidak ada yang menunjam dibawah yang lain. Salah satu benua dapat menyelinap
dalam jarak pendek dibawah yang lain, tetapi tidak bergerak kebawah sebagai  zone subduksi.
Kedua benua menyatu sepanjang suture zone (zone jahitan) yang menandai awal persinggungan
kedua benua. Kerak dipertebal lebih lanjut oleh dorongan salah satu benua di bawah yang lain.
Hasilnya adalah rangkaian pegunungan di pedalaman benua baru yang lebih besar, hasil
penggabungan dua benua. Seluruh daerah tumbukan ditandai oleh pusat-pusat gempa dangkal
dalam daerah yang luas sepanjang sejumlah patahan. Pegunungan Himalaya di Asia Tengah
terbentuk dengan cara ini, di mana Lempeng India bergerak ke utara bertabrakan dengan
Lempeng Asia. Lihat gambar 4. 7.

Gambar 4. 7. Lempeng India tabrakan dengan lempeng Asia.


Sumber: Skinner, B.J., dkk, 2004.

Ad. b. Batas Lempeng Divergen


Batas lempeng divergen adalah batas antar lempeng yang bergerak saling menjauhi. Tipe
batas lempeng ini umumnya dijumpai di pegunungan tengah samudera (Mid-oceanic Ridge)
seperti Mid-Atlantic Ridge, East Pacific Rise, Atlantic-Indian Ridge, Pacific-Antarctic Ridge.
Arus konveksi di Astenosfer naik di tempat ini kemudian bergerak ke arah berlawanan,
menyebabkan lempeng litosfer di atasnya pecah dan bergeser ke arah yang berlawanan. Celah
yang terbentuk antara kedua lempeng tersebut terisi dengan magma dari lapisan astenosfer
membentuk pegunungan tengah samudera.  Lihat gambar 4. 8.

Gambar 4. 8. Pegunungan di  Tengah Samudera Atlantik  (Mid –Atlantic Ridge)

Ad. c. Batas Lempeng Shear atau Transform

Batas lempeng shear adalah batas antar lempeng yang gerakannya horizontal berlawanan arah
sepanjang batas keduanya, seperti mobil yang berpapasan di jalan. Contoh batas lempeng ini
adalah patahan Anatolia Utara di Turki yang arahnya Barat –Timur di mana sisi utara patahan
bergerak ke timur dan sisi selatannya bergerak ke barat, patahan San Andreas di Amerika Utara
di mana sisi timur bergerak ke selatan sepanjang patahan, dan sisi barat bergerak ke arah utara.
Daerah di batas lempeng semacam ini sering dilanda gempa dangkal karena gesekan batuan
antara kedua lempeng. Lihat Gambar 

Gambar 4.9. Patahan San Andreas di Amerika Utara.


Sumber: Monroe, Wicander, 2001.

Penyebab pergeseran lempeng disebabkan oleh arus mkonveksi di dalam selimut bumi,
namun ada beberapa mekanisme/cara yang dikemukakan oleh berbagai ahli geologi. Misalnya
ada yang mengemukakan bahwa arus konveksi terjadi dalam selimut bagian atas saja yaitu di
lapisan Astenosfer, namun ahli lain beranggapan arus konveksi terjadi di seluruh selimut bumi.
Perhatikan gambar 4.10. di bawah ini.
Gambar 4. 10. Arus konveksi di lapisan Astenosfer (kiri) dan
arus konveksi di seluruh selimut bumi (kanan).
Adalagi yang berpendapat tempat naiknya batuan panas dari bawah merupakan daerah
sempit saja seperti cerobong asap, dan setelah sampai di permukaan tersebar ke segala arah.
Lihat Gambar 4. 11. Pendapat ini dikenal sebagai Mantle Plume oleh W. Jason Morgan
seorang ahli geologi dari Universitas Princeton.
Tempat di permukaan bumi itu menjadi daerah vulkanis aktif. Menurut pandangan
Morgan lempeng bergerak karena beberapa plume yang tidak luas berupa arus konveksi
sepanjang seluruh pegunungan. Plume hipotetis ini seakan seperti pipa dari dasar selimut bumi.
Aliran radial materi selimut bumi dari dalam ke permukaan akan memecahkan litosfer dan
menggerakkan lempeng. Mantle plume yang naik di benua misalnya, akan menyebabkan
permukaan benua menggembung ke atas menyebabkan aktivitas vulkanisme.

Gambar 4. 11.  Mantle Plume seperti terlihat dari samping (atas) dan penyebaran


secara radial di permukaan bumi seperti terlihat dari atas (bawah).

Penggembungan ini menghasilkan tiga retakan (gambar 4. 12). Aliran dari dalam
berlangsung terus menyebabkan kerak bumi terpecah sepanjang dua dari tiga retakan dan
retakan ketiga menjadi tidak aktif. Dalam model ini kedua retakan yang aktif akan menjadi
pinggiran benua sebagaimana lautan terbentuk antara benua yang terbelah itu. Retakan ketiga
menjadi aulacogen, suatu retakan yang tidak aktif yang kemudian terisi dengan sedimen.
Gambar 4. 13.
A Penggembungan permukaan bumi tempat   
    Mantle plume naik.
B. Akibat aliran radial maka permukaan bumi
     retak di tiga tempat.
C. Dua retakan menjadi aktif di mana lempeng  
     bergerak ke arah berlawanan membentuk 
     lautan diantaranya, sedang retakan yang 
     ketiga menjadi tidak aktif dan terisi dengan  
     sedimen (aulacogen)

   
Sebagai contoh dari retakan semacam ini adalah Laut merah (gambar 4. 14).

Gambar 4.14. Laut Merah dan Teluk Aden merupakan dua retakan aktif sebagaimana
semenanjung Arab bergeser dari Afrika, sedang retakan yang tidak aktif atau aulacogen
ialah patahan Afrika Timur
Tempat di mana mantle plume mungkin naik sekarang di benua adalah di Taman
Nasional Yellowstone di barat laut Wyoming. Daerah ini agak tinggi   dan vulkanis, ada arus
panas dan kegiatan mata air panas dan geyser, semuanya mungkin disebabkan oleh plume ini.
Beberapa plume naik di bawah lautan misalnya di kepulauan Hawaii. Akan tetapi agak
lain dengan yang di benua, plume bertindak seperti pusat erupsi (hot spot) di bawah lempeng
yang bergerak. Sebagaimana lempeng bergerak di atas plume terbentuklah sederetan gunung  di
mana hanya salah satu gunung tersebut yang aktif yaitu gunung yang persis di atas mantle plume
sedang yang lainnya sudah tidak aktif (gambar 4. 15). Perhatikan pula gambar 4. 16 yang
menunjukkan peta Kepulauan Hawaii di mana di ujung tenggara saja yang aktif dan makin ke
barat laut gunung-gunungnya tidak aktif dan makin tua umur batuannya.

 
Gambar 4. 15. Perhatikan gunung yang aktif hanya yang terletak di atas pusat
erupsi (hot spot) dan makin ke kiri makin tua umurnya.

Kebanyakan ahli geologi menerima konsep tektonik lempeng karena konsep ini dapat
menjelaskan banyak kenampakan-kenampakan di permukaan bumi, antara lain:
Distribusi gempabumi yang sesuai dengan konsep tektonik lempeng, di mana gempa dangkal
umumnya terletak di bawah normal fault yang disebabkan oleh tensional stress yang berasosiasi
dengan perbatasan lempeng divergen dan di strike slip fault pada shear boundary di continent
convergence. Di sisi lain gempa dangkal, sedang dan dalam dijumpai pada zone of Benioff yang
terletak pada patahan terbalik yang terjadi bila salah satu lempeng menunjam di bawah yang
lainnya.

Gambar 4. 16. Peta Kepulauan Hawaii yang bergeser ke barat laut dan hanya dua gunung
aktif di sebelah tenggara (tempat yang persis di atas pusat erupsi) dan
gunung-gunung makin ke baratlaut makin tua umurnya.

Distribusi dan komposisi vulkan-vulkan di dunia: vulkan-vulkan basaltis terjadi di divergent


boundary, sedang vulkan-vulkan andesitis terjadi di convergent boundary.
Pegunungan muda dunia yang berasosiasi dengan intrusi magma, metamorfosis, lipatan dan
patahan yang disebabkan oleh kompressi horisontal terjadi di converging plate boundaries.
Relief dasar laut juga dapat dijelaskan dengan konsep tektonik lempeng: Mid Oceanic Ridge
dijumpai pada divergent boundaries, palung laut dijumpai di zone subduksi.
Tektonik lempeng juga berkaitan dengan pembentukan batuan metamorfosis seperti terlihat
pada gambar 4. 17.
Dengan demikian  konsep tektonik lempeng dapat menjawab lebih banyak kenampakan
kenampakan yang ada di permukaan bumi daripada hipotesis atau teori-teori lain.
Gambar 4. 17.  Hubungan antara tektonik lempeng dengan metamorfosis

            Pada gambar 4. 18 di bawah ini kita dapat melihat sebaran  pegunungan dan tipe batas
lempeng.

Gambar 4. 18. Sebaran pegunungan bertipe andesit dan basaltik

===JPB===

Daftar Pustaka
dan keras pula.

Anda mungkin juga menyukai