Askep Kehilangan Dan Berdukadocx
Askep Kehilangan Dan Berdukadocx
oleh:
Kelompok 8
MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kerawatan Jiwa dengan dosen
pengampu:Ns. Emi WuriWuryaningsih, M.Kep.,Sp.Kep.J
oleh:
KELOMPOK 8
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah psikososial:
kehilangan dan berduka
1.2.2 TujuanKhusus
a. Mengetahui pengertian kehilangan danberduka
b. Mengetahui psikopatologi kehilangan danberduka
c. Mengetahui diagnosa keperawatan untuk kehilangan danberduka
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan dengan masalah
kehilangan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Menurut Stuart (2005) kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami
kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki. Kehilangan merupakan
sesuatu yang sulit di hindari . seperti kehilangan harta, kesempatan kesehatan
bahkan orang yang sangat disayangi.
Berduka merupakan respon emosi reaksi terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan dengan perasaan sedih, gelisah, takut, cemas, susah tidur, serta
respon emosional normal dan merupakan suatu proses untuk memecahkan
masalah. Selain itu berduka ini merupakan hal yang normal bagi setiap individu
yang baru mengalami kehilangan. Setiap individu harus diberikan kesempatan
untuk menemukan koping yang efektif untuk memecahkan masalah untuk melalui
proses berduka sehingga ia dapat lebih mampu menerima kenyataan. Kehilangan
menurut NANDA dikategorikan dengan dua tipe yaitu berduka diantisipasi dan
berduka disfungsional.
Respon dan gejala klien yang berduka antara lain:
a. Responkognitif
Gejala berupa gangguan asumsi dan keyakinan, menemukan makna
kehilangan, berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
b. Responemosional
Gejala berupa marah, sedih, cemas, benci, perasaan mati rasa, depresi,
penderitaan dan kesepian yang berat, putus asa, dan muncul rasa percaya diri
dan mandiri
c. Responspiritual
Gejala berupa kecewa dan marah kepada Tuhan, tidak memiliki harapan dan
kehilangan makna
d. Responperilaku
Gejala berupa menangis dengan berteriak atau tidak terkontrol, gelisah,
perilaku mencari, mennyimpan benda kenangan, menyalahgunakan obat atau
upaya bunuh diri, mencari aktivitas dan relfleksi personal.
e. Responfisiologis
Gejala berupa sakit kepala, insomnia, BB turun, tidak nafsu makan, lemas,
perubahan sistem imun dan gangguan pencernaan.
2.2 Karakteristikberduka
a. Berduka menunjukkan suatu reaksi syok danketidakyakinan
b. Berduka menunjjukan perasaan sedih dan hampa bila mengingat kembali
kejadiankehilangan
c. Berduka menunjukkan perasaan tidak nyaman , sering disertai menangis ,
keluhan sesak pada dada, tercekik dan fas pendek.
d. Mengenang orang yang telah pergi secara terusmenerus
e. Mengalami perasaanberduka
f. Mudah tersinggung danmarah
2.3 Rentang responemosi
a. Adaptif
1.) Menangis, menjerit, menyangkal, menyalahkan diri sendiri, menawar,
bertanya-tanya.
2.) Membuat rencana untuk yang akan datang
3.) Berani terbuka tentang kehilangan
b. Maladaptif
1.) Diam/ tidak menangis
2.) Menyalahkan diri berkempanjangan
3.) Rendah diri
4.) Mengasingkan diri
5.) Tak bermiat hidup
2.4 Tahap proses kehilangan danberduka
2.4.1 Fase akut
a. Fase Akut (4-8 minggu setelah kematian)
1.) Syok dan tidakpercaya
Respons awal berupa penyangkalan, secara emosional tidak dapat menerima
pedihnya kehilangan, akan tetai proses ini sesungguhnya memang dibutuhkan
untuk menoleransi ketidakmampuan menghadapi kepedihan dan secara perlahan
untuk menerima kenyataankematian
2.) Perkembangankesadaran
Gejala yang muncul adalah kemarahan dengan menyalahkan orang lain ,
perasaan bersalah dengan menyalahkan diri sendiri melalui berbagai cara, dan
menangis untuk menurunkan tekanan dalam perasaan yang dalam
3) Restitusi
Merupakan proses yang frormal dan ritual bersama teman dan keluarga
membantu menurunkan sisa perasaan tidak menerima kenyataan kehilangan
2.4.2 Fase JangkaPanjang
a. Berlangsung selama satu sampai dua tahun atau lebihlama
b. Reaksi berduka yang tidak terselesaikan akan menjadi penyakit yang
tersembunyi dan termanifestasi dalam berbagai gejala fisik. Pada
beberapa individu berkembang menjaddi keinginan bunuh diri,
sedangkan yang lainnya mengabaikan diri dengan menolak makan dan
menggunakanalkohol.
2.5 Psikopatologi
1.) FaseAwal
Pada fase awal seseorang menunnjukkkan reaksi syok, tidak yakin, tidak
percaya , perasaan dingin , perasaan kebal, dan bingung. Perasaan tersebut
berlangsung selama beberapa hari , kemudian individu kembali pada perasaan
berduka berlebihan. Selanjutnya individu merassa konflik dan
mengekspresikannya dengan menangis dan ketakutan. Fase ini akan
berlangsung selama beberapa minggu
1.) Penyangkalan(denial)
a. Emosional takterkontrol.
d. Tahap marah sangat sulit dihadapi pasien dan sangat sulit diatasi dari sisi
pandang keluarga dan staf rumahsakit.
Namun pasien juga berupaya membuat perjanjian pada Tuhan. Hampir semua
tawar-menawar dibuat dengan Tuhan dan biasanya dirahasiakan atau diungkapkan
secara tersirat atau diungkapkan ketika sedang beribadah. Kemudian pasien mulai
dapat memecahkan masalah dengan berdoa, menyesali perbuatannya, dan
menangis mencari pendapat orang lain.
Tahap depresi merupakan tahap diam pada fase kehilangan. Pasien sadar akan
penyakitnya yang sebenarnya tidak dapat ditunda lagi. Individu menarik diri, tidak
mau berbicara dengan orang lain, dan tampak putus asa. Secara fisik, individu
menolak makan, susah tidur, letih, dan penurunan libido.
Fokus pikiran ditujukan pada orang-orang yang dicintai, misalnya “Apa yang
terjadi pada anak-anak bila saya tidak ada?” atau “Dapatkah keluarga saya
mengatasi permasalahannya tanpa kehadiran saya?”
Depresi adalah tahap menuju orientasi realitas yang merupakan tahap yang
penting dan bermanfaat agar pasien dapat meninggal dalam tahap penerimaan dan
damai. Tahap penerimaan terjadi hanya pada pasien yang dapat mengatasi
kesedihan dan kegelisahannya.
2.5 PenatalaksanaanMedis
Terapi Medis:
a. Psikoterapi
a) Terapiafektif
b) Terapipsikologis
c) Terapikognitif
Pedekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan interpretasi
bawah sadar.
d) Terapi perilaku digunakan untuk mengendalikan ledakan kemarahan
dan untuk menurunkan kepekaan terhadap kritik danpenolakan.
b. Farmakoterapi
a) Antipsikotik untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan episode
psikotiksingkat.
b) Antidepresan untuk memperbaiki mood yangterdepresi.
c) Benzodiazepine (alprazolan) membantu kecemasan dandepresi.
d) Antikonvulsan (carbamazepine) dapat meningkatkan fungsiglobal.
e) MAOI efektif dalam memodulasi perilkuimpulsive.
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Seorang ibu rumah tangga bernama Ny. X berusia 50 tahun yang juga berprofesi
sebagai penjual nasi bungkus yang hanya lulusan pendidikan sekolah dasar baru
saja kehilangan suaminya yang berprofesi sebagai sopir bus yang berusia 52 tahun
akibat kecelakaan dua hari yang lalu. Klien menunjukkan tanda-tanda masalah
psikosial yang berlebihan akibat kehilangan tersebut. Klien belum siap dengan
kenyataan bahwa ia harus berpisah dengan suaminya. Klien mengurung diri, tidak
mau makan dan terus menangis. Akibat tidak mau makan tersebut klien terlihat
lemas. Menurut keluarga, klien sering melamun dan mengaku merindukan sosok
suaminya . klien juga mengaku bahwa ia susah tidur karena sering memikirkan
suaminya. Ketiga anaknya sudah berusaha menenangkan klien tetapi belum
berhasil. Nadi 80x/mnt, TD 120/80 mmHg, Suhu 370C, dan RR 24x/mnt.
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama Tn. S No. RM 154045
pukul 07.00WIB
a. TABEL DIAGNOSA
DS:
Keluarga
mengatakan bahwa
klien sering
melamun dan
mengaku
merindukan sosok
suaminya.
Penegakan diagnosa
1. duka cita b.d kematian orang terdekat d.d klien sering mengurung diri, klien tidak mau makan dan terus menangis sertaklien
berkata ia susah untuk tidur karena sering memikirkansuaminya.
2. duka cita terganggu b.d kematian orang terdekat d.d klien lemas, klien sering mengurung diri, klien tidak mau makan dan terus
menangis serta kelurga pasien mengatakan bahwa klien sering melamun dan mengaku merindukan sosoksuaminya.
3. Intervensi
4. TABEL IMPLEMENTASI
5. TABELEVALUASI
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. Mc. Closkey. 2012.
Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa: Mosby
Elsavier
Yusuf, Ah. Fitryasari,, Rizky dan Nihayati, Hanik endang. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salemba medika
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. Mc. Closkey. 2012. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth
Edition. Iowa: Mosby Elsavier
Herdman, T. Heather. (2015). NANDA Internasional Inc. nursing diagnoses: definitions & classification 2015-2017 Ed. 10. Jakarta:
EGC
Stuart,G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of psychiatric nursing. (7thedition). St Louis: Mosby
Yusuf, Ah. Fitryasari,, Rizky dan Nihayati, Hanik endang. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salemba
medika