NIM 1110095000036
Kelompok : 4 (empat)
JAKARTA
2011
1
Bab I
Pendahuluan
Praktikum ekologi ini akan mengamati tentang kompetisi intraspesifik antar kacang hijau
dan kompetisi interspesifik antara kacang hijau dengan jagung.
Dilihat dari latar belakang yang telah disebutkan, jadi dalam praktikum ini
yang ingin diketahui adalah persaingan yang terjadi antara biji jagung dan kacang
hijau. Di sini akan dilihat pengaruh persaingan antara sesama jenis dan
persaingan yang berbeda jenis.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Apabila ditinjau dari segi proses alam. Manusia, seperti halnya makhluk-
makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga
interaksi yang terjadi antar setiap organisme dengan lingkungannya merupakan
proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses yang kompleks. Karena
didalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang disebut komponen
lingkungan (Soemarwoto, 1983).
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang
berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya
terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan
persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya
persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang.
Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada
waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan antar jenis
tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat
pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter batang), warna
daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.
HARPER (1961), mengatakan bahwa persaingan antar jenis yang sama atau
intraspesifik digunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antara individu-
individu tanaman yang sejenis. Persainagn antar jenis terdiri atas :
1. Jenis tanaman
2. Kepadatan tumbuhan
3. Penyebaran tanaman
4. Waktu .
Berikut adalah tabel pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap
kelangsungan kehidupan pertumbuhan populasi. (Dede, 1989)
Tidak Apabila
No Tipe interaksi berinteraksi berinteraksi Hasil interaksi
A B A B
Tidak ada yang
1 Netralisme 0 0 0 0
terpengaruh
Yang paling terpengaruh
2 Kompetisi 0 0 - -
punah
Menguntungkan keduabelah
4 Protokooperasi 0 0 + + pihak namun tidak
obligatori
Obligatori bagi A, B
5 Komensalisme - 0 + 0
tidak terpengaruh
- Populasi menurun
0 Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh
Amensalisme
Menunjukkan adanya hubungan antara individu-individu populasi kesatu
merasa dirugikan (tetapi sesaat), tetapi organism lain tidak dirugikan (lemah).
Amensalisme merupakan persaingan dalam bentuk-bentuk yang lemah. (Dede,
1989)
Pada tipe interaksi ini salah satu spesies menjadi pakan lawan spesies
interaksinya. Proses ini fundamental bagi rantai pakan di atas jenjang autropik, dan
tidak ada beda antara hewan herbivora pemakan vegetasi atau pemakan hewan.
Letak perbedaan predasi dan perasitisasi ialah bahwa pada yang pertama, yaitu
predator, ukurannya lebih besar dari mangsanya dan proses mangsa terjadi di luar;
pada parasitisasi mangsa lebih besar dan pemansa terjadi dalam tubuh pangsa. (Dede,
1989)
Komensalisme
Pengamatan
3.1 Tempat dan Waktu
Alat- alat yang digunakan adalah alat gali untuk mengambil tanah yang
digunakan sebagai media tanam. Polibag yang ukuran 17 x 25 cm digunakan
sebagai wadah tanam jagung dan polibag. Plastik hitam besar sebagai alas
polibag agar tidak meninggal noda di lantai. Dan juga alat- alat yang digunakan
untuk mengukur faktor fisik yaitu, thermometer, pH meter dan sling
psychrometer.
Bahan-bahan yang digunakan tanah dan pupuk sebagai media tanam dan
biji-bijian yang akan sebagai objek kompetisi. Biji-bijian yang digunakan
adalah biji jagung dan biji kacang hijau.
J J J
J-8 8
J J J
K K K
K-8 8
K K K
J K J
JK-4 4 4
K J K
K
3.4 Analisis Data
Bab IV
Dalam tiap individu satu dengan yang lain pasti melakukan interaksi
baik yang sifatnya menguntungkan ataupun merugikan. Termasuk juga tumbuhan
melakukan interaksi tersebut. Praktikum ini dilaksanakan selama sebulan dengan
hasil pengamatan sebagai berikut.
Perlakuan JK
K1 K2 K4 K8 J1 J2 J4 K1 K2 K4
0,2115 0,1876 0,1762 0,0824 - - - 0,3501 0,3759 0,3866
Selama sebulan kacang hijau dan jagung tumbuh dengan berbagai perlakuan.
Diatas merupakan massa rata-rata dari semua tanaman dalam tiap
Diagrambiomassarata- Diagramrata-rata
ratakacanghijau biomassajagungdan kacanghijau
0.25
0.2 0.5
)g(
a0.15 )g0.4
s (
a0.3
a 0.1 s
m kacanghijau a0.2 m0.1 kacanghijau
0.05 0 0 0 0 jagung
0
K1K2K4K8 JK1 JK2 JK4
perlakuan perlakuan
polibag.Berdasarkan hasil tersebut massa pada kacang hijau yang ditanam berbarengan dengan
jagung memiliki massa yang lebih berat dibandingkan massa
kacang hijau yang ditanam dengan sesamanya. Secara keseluruhan kacang hijau
yang ditanam berbarengan dengan jagung lebih berat disbanding kacang hijau
yang ditanam dengan sesamanya. Hal ini mungkin dikarenakan jagung yang
ditanam berbarengan dengan kacang hijau tidak banyak yang tumbuh sehingga
tidak terjadi kompetisi dalam mengambil bahan fotosintesis seperti air dan unsure
hara. Sedangkan kacang hijau yang ditanam berbarengan dengan sesamanya
terjadi kompetisi karena kacang hijau yang ditanam tumbuh semua, sehingga berat
dari tanaman pun sedikit dibandingkan dengan kacang hijau yang ditanam dengan
jagung.
Diagrampertumbuhan DiagramPertumbuhan
kacanghijau Jagung
)30
mc25 )25
(
nah20 mc(20
K1 anh15 ub10 J1
ub15 K2
mu10 J2 J4
ti K4 K8 mut 5
5g J8
ig 0
niT 0
niT
4 6 8 11 13 15 18 20 21 46 8 11 13 15 18 20 21
Waktu(Hari) Waktu(Hari)
Diagrampertumbuhanjagungdankacang
hijau
30
25
) K1
mc(20 J1 K2 J2 K4
ig15 niT10 5 J4
0
11
4 6 8 11 13 15
Waktu(Hari)
Berdasarkan data diatas, dan yang perlu diketahui bahwa data pertumbuhan jagung
diambil dari kelompok lain yang menanam jagung dengan sesamanya.
Dapat dilihat grafik pertumbuhan kacang hijau lebih dominan tinggi dibandingkan
pertumbuhan jagung. Sehingga mempengaruhi massa dari tanaman dalam masing-
masing polibag. Jagung yang ditanam kebanyakan tidak tumbuh, mungkin ini
dikarenakan biji jagung yang ditanam tidak subur.
12
Bab V
Kesimpulan
1. Setiadi, dede & Puspa dewi T. 1989. Dasar-Dasar Ekologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
2. Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta.
3. Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.
4. Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.
Lampiran
Perlakuan JK
K1 K2 K4 K8 J1 J2 J4 K1 K2 K4
0,2115 0,1876 0,1762 0,0824 - - - 0,3501 0,3759 0,3866
Tabel 3. Pertumbuhan
Kode Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari
Hari ke- 4 Hari ke- 6 Hari ke- 11
perlakuan 8 13 15 18 20 ke- 21
K1
12,5cm 18,8 cm 19cm 19,2 cm 19,4cm 19,7cm 20,5cm 25cm 20 cm
K2
13,45cm 19,75cm 20,4 cm 21,5cm 24,3cm 24,5cm 25,35cm 25,3cm 12,75cm
K4
14,5cm 21,5cm 22,35cm 22,625cm 22,9 cm 23,7cm 18,45cm 12,45cm 6,37cm
K8
13,41cm 23,55 23,75cm 24 cm 24,12cm 24,31cm 24,71cm 19,4cm 5,81cm
J1 4cm 8.5cm 12.5cm 16cm 16.9cm 17cm 19.5cm 0 0
J2 2,5cm 2,95cm 2,95cm 0 0 0 0 0 0
J4 6,175cm 10,475cm 13,9 cm 15,275 cm 15,275 cm 5,425cm 0 0 0
J8 2.1875cm 6.9125cm 8.7625 7.3875 cm 7.6cm 6.1875
6.05cm 7.625cm 0
cm cm
K: 16,3cm K: K: 26,5 K: 12,75
JK1 K: 26,1cm K: 26 cm K: 25cm K: 25,3cm K: 25,9cm
J: 0,5 cm 25,7cm cm cm
J:- J:- J:- J:- J:-
J:- J:- J: -
K: 13,25 K: 23,6 K: 24,85 K: 24,75 K: 12,75
JK2 K: 22,6cm K: 22 cm K: 22,5cm K: 23,9cm
cm cm cm cm cm
J: - J:- J:- J:-
J: - J:- J:- J:- J:-
K: 21,75 K: 22,5 K: 22,97 K: 18,25
K: 10,625 K: 18,57 K: 18,5 K: 17,75
JK4 cm cm K: 23 cm cm cm
cm cm cm cm
J: 6,87cm J: 10,25 J: 14,35 J: 14,62 J: 5,75
J: 4,37cm cm cm cm J: 6cm J:- J:-