Anda di halaman 1dari 17

GAMBARAN KOGNITIF LANSIA DI DESA MANGKU RAKYAT RW 10

KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Metodologi Penelitian

Disusun oleh :

Risma Mardiana 041 Agung Rizqy Ramdani 051


Gina Nurul Azmi 042 Via Komalasari 052
Deudeu Durotun Nafisah 043 Selly Amalia N 053
Linda Yuliana Sari 044 Atet Malki Mukmar 054
Putri Yulianti Dewi 045 Neli Hartini 055
Aliya Rahayu 046 Intan Maelani R 056
Asti Rosyana 047 Rifaldi Aziz 057
Tina Lestari 048 Jakariya Gilang R 058
Diki Rustandi 049 Intan Nurjanah 059
Alma Afrilia R 050 Hamidah Nurhaimah 060

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI
(Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Gambaran Kognitif Pada Lansia”.
Karya tulis ilmiah inimerupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera
Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :


1. Cecep Eli Kosasih. PhD selaku Koordinator Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
2. Umar Sumarna, SKM., S.Kep., M.Kes selaku Koordinator Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
3. Iwan Salahudin SKM, S.Kep., Ners, M.Kes selaku Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan
kritik daripembaca.

Garut, 30 November 2018

Kelompok
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar...........................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................
B. Tujuan..............................................................................................
1. Tujuan Umum............................................................................
2. Tujuan Khusus...........................................................................
C. Manfaat............................................................................................
1. Manfaatt Teoritis........................................................................
2. Manfaat Praktis..........................................................................
D. Keterbatasan penelitian....................................................................

BAB II STUDI PUSTAKA


A. Teori yang berkaitan dengan variabel..............................................
B. Definisi istilah..................................................................................
C. Kerangka konseptual........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan penelitian.......................................................................
B. Lokasi penelitian..............................................................................
C. Populasi dan sampel.........................................................................
D. Teknik pengumpulan data................................................................
E. Teknik analisis data..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017
terdapat 23,66 juta jiwa penduduklansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi
jumlah pensusuk lasnia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta),
tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). Suatu negara dikatakan
berstruktur tuajika mempunyai populasi lasnia diatas tujuh persen
(Soeweno) (Analisis Lansia di Indonesia 2017).
Undang-undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke
atas. Sedangkan WHO dalam menkes RI (kementerian kesehatan Republik
Indonesia) mempunyai batasan usia lanjut sebagai berikut: middle/young
elderly berusia antara 45-59 tahun, elderly berusia antara 60-74 tahun, old
berusia antara 75-90 tahun dan dikatakan very old berusia di atas 90 tahun.
Lanjut usia mengalami perubahan-perubahan besar dalam hidup
mereka dan agaknya salah satu perubahan besar tersebut adalah perubahan
pada sistem saraf, yang bisa bermanifestasi pada penurunan fungsi kognitif.
Penurunan fungsi kognitif terjadi pada hampir semua lansia dan
prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia (Park, O’Connel, &
Thomson, 2003 dalam Kamijo, K., Hayashi, Y., Sakai, T., Yahiro, T.,
Tanaka, K., and Nishihira, Y.,2009).
Di kalangan para lansia penurunan fungsi kognitif merupakan
penyebab terbesar terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas
normal sehari-hari, dan juga merupakan alasan tersering yang menyebabkan
terjadinya ketergantungan terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri
(care dependence) pada lansia.(Reuser M, Bonneux L, Willekens F., 2010).
Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa mudah-lupa
(forgetfulness) yaitu bentuk gangguan kognitif yang paling ringan;
gangguan ini diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lanjut usia berusia 50-59
tahun, meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun. Di
fase ini seseorang masih bisa berfungsi normal kendati mulai sulit
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari; tidak jarang ditemukan
pada orang setengah baya. (Budi Riyanto. 2014).
Penyakit Alzheimer (AD) merupakan penyebab yang paling sering,
ditemukan pada 50-60% pasien demensia; penderitanya diperkirakan
berjumlah 35.6 juta di seluruh dunia (2010), yang akan meningkat mencapai
65.7 juta di tahun 2030 dan menjadi 115.4 juta di tahun 2050. (Alzheimer’s
Disease International.2010)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
meneliti ”Gambaran Kognitif pada Lansia” .

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengetahui gambaran fungsi
kognitif pada lansia di Puskesmas Petisah dan Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan.
2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Melaksanakan skrining penurunan fungsi kognitif pada lansia

b. Mengetahui karakteristik demografi penurunan fungsi kognitif pada


lansia, meliputi usia, jenis kelamin dan statuspendidikan.

C. Manfaat
1. Teoritis
Meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bidang psikiatri geriatri
terutama topik perubahan fungsi kognitif
2. Praktis
Meningkatkanpengetahuan para pembaca Proposal ini tentang Gambaran
Kognitif pada Lansia
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu :
1. Kelompok belum mengetahui metode penelitian yang lebih spesifik
2. Adanya keterbatasan penelitian dnegan menggunakan kuesioner yaitu
terkadang jawaban yang idberikan oleh sampel tidak meunjukan keadaan
yang sesungguhnya.
BAB II
STUDI PUSTAKA

A. Teori Yang Berkaitan Demngan Variabel

1. Konsep Lansia

a. Definisi

Lanjut Usia (lansia) merupakan kelompok umur yang cukup unik


karena jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat. Data
Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2013 menyebutkan
bahwa demografi di dunia sedang mengalami perubahan seiring
dengan peningkatan pembangunan di bidang kesehatan. Hal ini
menyebabkan terjadinya peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH)
yang kemudian berdampak kepada peningkatan proporsi lanjut usia.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai
dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal
ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ.

b. Klasifikasi Lansia

WHO dalam menkes RI mempunyai batasan usia lanjut sebagai


berikut:middle / young elderly usia antara 45-59 tahun, elderly usia
antara 60-74 tahun, old usia antara 75-90 tahun dan dikatakan very
old berusia di atas 90 tahun.

c. Menua

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan


manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
hanya di mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis,
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan
lambat, dan postur tubuh yang tidak proforsional (Nugroho, 2008).

Terdapat dua jenis penuaan, antara lain penuaan primer, merupakan


proses kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai
pada masa awal kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun-
tahun, terlepas dari apa yang orang-orang lakukan untuk
menundanya. Sedangkan penuaan sekunder merupakan hasil
penyakit, kesalahan dan penyalahgunaan faktor-faktor yang
sebenarnya dapat dihindari dan berada dalam kontrol seseorang
(Busse,1987; J.C Horn & Meer,1987 dalam Papalia, Olds &
Feldman, 2005). Banyak perubahan yang dikaitkan dengan proses
menua merupakan akibat dari kehilangan yang bersifat bertahap
(gradual loss). Watson (2003) mengungkapkan bahwa lansia
mengalami perubahan-perubahan fisik diantaranya perubahan sel,
sistem persarafan, sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem
kardiovaskuler, sistem pengaturan suhu tubuh, sistem respirasi,
sistem gastrointestinal, sistem genitourinari, sistem endokrin, sistem
muskuloskeletal, disertai juga dengan perubahan-perubahan mental
menyangkut perubahan ingatan (memori). Berdasarkan perbandingan
yang diamati secara potong lintang antar kelompok usia yang
berbeda, sebagian besar organ tampaknya mengalami kehilangan
fungsi sekitar 1 persen per tahun, dimulai pada usia sekitar 30 tahun
(Setiati, Harimurti & Roosheroe,2006).

Healthy aging akan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu endogenic dan


exogenic factor (Darmojo 2009). Endogenic factor dimulai dengan
cellular aging, lewat tissue dan anatomical aging ke arah proses
menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.
Sedangkan Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab
lingkungan (enciroment) dimana seseorang hidup dan fakrot sosial
budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life style). Faktor
exogenic aging tadi sekarang lebih dikenal dengan sebutan fakor
risiko.
2. Konsep Kognitif
a. Definisi

Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang


didapatkan dari proses berfikir. Proses yang dilakukan adalah
memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui
aktivitas mengingat, menganalisa, memahami, menilai,
membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampua kognisj
biasa diartikan sebagai kecerdasan atau intelegensi (Ramdhani
20080

b. Aspek-Aspek Kognitif

Fungsi kognitif seseorang meliputi berbagai fungsi berikut, antara


lain :

1) Orientasi

Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan


waktu. Orientasi terhadap personal (kemampuan menyebutkan
namanya sendiri ketika ditanya) menunjukkan informasi yang
”overlearned”. Kegagalan dalam menyebutkan namanya sendiri
sering merefleksikan negatifism, distraksi, gangguan pendengaran
atau gangguan penerimaanbahasa.

Orientasi tempat dinilai dengan menanyakan negara, provinsi,


kota, gedung dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi
waktu dinilai dengan menanyakan tahun, musim, bulan, hari dan
tanggal. Karena perubahan waktulebih sering daripada tempat,
maka waktu dijadikan indeks yang paling sensitif
untukdisorientasi.
2) Bahasa
Fungsi bahasa merupaka kemampuan yang meliputi 4 parameter,
yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.
a) Kelancaran
Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan
kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal.
Suatu metode yang dapat membantu menilai kelancaran
pasien adalah dengan meminta pasien menulis atau berbicara
secaraspontan.
b) Pemahaman
Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami
suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mampunya
seseorang untuk melakukan perintah tersebut.
c) Pengulangan
Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan
atau kalimat yang diucapkanseseorang.
d) Naming
Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai
suatu objek beserta bagian-bagiannya.
3) Atensi

Atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon stimulus


spesifik dengan mengabaikan stimulus yang lain di luar lingkungannya.
a) Mengingatsegera

Aspek ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat


sejumlah kecil informasi selama <30 detik dan mampu untuk
mengeluarkannya kembali
b) Konsentrasi

Aspek ini merujuk pada sejauh mana kemampuan seseorang untuk


memusatkan perhatiannnya pada satu hal. Fungsi ini dapat dinilai
dengan meminta orang tersebut untuk mengurangkan 7 secara
berturut-turutdimulai dari angka 100 atau dengan memintanya
mengeja kata secara terbalik.
4) Memori

a) Memori verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat


kembali informasi yangdiperolehnya.
(1) Memoribaru

Kemampuan seseorang untuk mengingat kembali informasi yang


diperolehnya pada beberapa menit atau hari yang lalu.
(2) Memorilama

Kemampuan untuk mengingat informasi yang diperolehnya pada


beberapa minggu atau bertahun-tahunlalu.
b) Memori visual, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali informasi berupagambar.
5) Fungsi konstruksi, mengacu pada kemampuan seseorang untuk
membangun dengan sempurna. Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta
orang tersebut untuk menyalin gambar, memanipulasi balok atau
membangun kembali suatu bangunan balok yang telah
dirusaksebelumnya.
6) Kalkulasi, yaitu kemampuan seseorang untuk menghitungangka.

7) Penalaran, yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan baik


buruknya suatu hal, serta berpikir abstrak (Goldman,2000).

3. Konsep Kognitif pada Lansia


Karakteristik Demografi Penurunan Kognitif pada Lansia
a. Status Kesehatan
Salah satu faktor penyakit penting yang mempengaruhi penurunan
kognitif lansia adalah hipertensi. Peningkatan tekanan darah kronis
dapat meningkatkan efek penuaan pada struktur otak, meliputi
reduksi substansia putih dan abu-abu di lobus prefrontal, penurunan
hipokampus, meningkatkan hiperintensitas substansia putih di lobus
frontalis. Angina pektoris, infark miokardium, penyakit jantung
koroner dan penyakit vaskular lainnya juga dikaitkan dengan
memburuknya fungsi kognitif (Briton & Marmot, 2003 dalam Myers,
2008)
b. Faktor Usia
Suatu penelitian yang mengukur kognitif pada lansia menunjukkan
skor di bawah cut off skrining adalah sebesar 16% pada kelompok
umur 65-69, 21% pada 70-74, 30% pada 75-79, dan 44% pada 80+.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan positif
antara usia dan penurunan fungsi kognitif (Scanlan et al, 2007).
c. Status Pendidikan
Kelompok dengan pendidikan rendah tidak pernah lebih baik
dibandingkan kelompok dengan pendidikan lebih tinggi (Scanlan,
2007).
d. Jenis Kelamin
Wanita tampaknya lebih beresiko mengalami penurunan kognitif.
Hal ini disebabkan adanya peranan level hormon seks endogen dalam
perubahan fungsi kognitif. Reseptor estrogen telah ditemukan dalam
area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti
hipokampus. Rendahnya level estradiol dalam tubuh telah dikaitkan
dengan penurunan fungsi kognitif umum dan memori verbal.
Estradiol diperkirakan bersifat neuroprotektif dan dapat membatasi
kerusakan akibat stress oksidatif serta terlihat sebagai protektor sel
saraf dari toksisitas amiloid pada pasien Alzheimer (Yaffe dkk, 2007
dalam Myers, 2008).

B. Definisi Istilah

1. Lansia adalah seseorang yang berusia 65 tahun keatas.

2. Jenis kelamin lanjut usia terbagi 2, yaitu laki-laki danperempuan.

3. Kelompok umur lansia terbagi 3, yaitu (young old), berusia 65-74 tahun,
(old old), berusia 75-84 tahun, dan (oldest old), berusia 85 tahun keatas.
4. Status pendidikan lansia, terdiri dari SD, SMP, SMA, diploma dan
sarjana

5. Kognitif, merupakan aktivitas mental berupa memahami, menilai,


mengingat serta menalar suatu rangsang yang diterima. Fungsi kognitif di
sini mencakup orientasi, mengingat kembali dengan segera dan memori
jangka pendek, atensi, kalkulasi danbahasa.

6. Cara pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


melakukanwawancara.

7. Alat ukur kognitif pada lansia yang digunakan adalah MMSE (Mini
Mental State Examination). Pertanyaan yang diajukan sebanyak 11 item
berupa pertanyaan singkat, menghitung cepat, perintah verbal dan
motorik serta mengingatcepat.

a. Item 1 dan 2 terdiri dari 5 pertanyaan dan jawaban benar untuk


masing-masing pertanyaan diberikan skor 1. Skor maksimal masing-
masing5.

b. Item 3, lansia diminta mengulang 3 nama benda yang telah disebutkan


peneliti dan diberikan skor 1 untuk setiap nama benda yang berhasil
disebutkan. Skor maksimal3.

c. Item 4, lansia diminta menghitung pengurangan 100 dengan 7 secara


berurutan sebanyak 5 kali. Skor 1 untuk setiap jawaban benar. Skor
maksimal5.

d. Item 5, lansia diminta menyebutkan kembali 3 nama benda


sebelumnya. Skor 1 untuk setiap nama benda yang berhasil
disebutkan. Skor maksimal 3.

e. Item 6, lansia diminta menyebutkan nama 2 benda yang ditunjuk


peneliti. Skor 1 untuk setiap jawaban benar. Skor maksimal2.

f. Item 7, lansia diminta mengulang kalimat yang diucapkan peneliti.


Skor 1 untuk jawabanbenar.

g. Item 8, lansia diminta melakukan 3 perintah sederhana dari peneliti.


Skor 1 untuk setiap tindakan benar dan skor maksimal3.

h. Item 9, lansia diminta membaca dan melakukan perintah tertulis. Skor


1 untuk tindakanbenar.

i. Item 10, lansia diminta menulis satu kalimat. Skor 1 untuk kalimat
yangbenar.

j. Item 11, lansia diminta menyalin gambar yang diperlihatkan peneliti.


Skor 1 untuk gambar yangbenar.

Hasil ukur dinilai berdasarkan skor yang didapat, yaitu :


1. Skor 24-30 diinterpretasikan sebagai fungsi kognitif normal
2. Skor 17-23 berarti probable gangguan kognitif
3. Skor 0-16 berarti definite gangguan kognitif (Nasrun, 2009).
Skala yang dipakai dalam pengukuran fungsi kognitif tersebut adalah
skala ordinal (Wahyuni, 2007).

C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep penelitian ini
adalah :
LANJUT USIA

MINI MENTAL STATE EXAMINATION

KOGNITIF PADA LANSIA

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Gambaran Kognitif pada Lansia.


BAB III
METODOLOGI

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian dengan desain
penelitian potong lintang (cross sectional) yaitu penelitian yang mengamati
subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi hanya sekali
saja pada saat penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran fungsi
kognitif pada lansia di Desa Mangku Rakyat.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Mangku Rakyat Rw 10 Kecamatan Cilawu
Kabupaten Garut.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Popualsi penelitian adaah semua lansia berumur 65 tahun keatas yang
berada di Desa Mangku Rakyat Rw 10 Kecamatan Cilawu Kabupaten
Garut.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
consecutive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi (Sastroasmoro, S. dalam Sastroasmoro, S., dan Ismael, S.,
2008) sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi

 Lansia berusia 65 tahun keatas

 Mampu berbahasaIndonesia

 Bersedia menjadi subyek penelitian

 Tingkat pendidikan minimalSD

2. Kriteria Eksklusi
 Mengalami gangguanpendengaran

Rumus besar sampel yang diambil dalam penelitian ini


adalah rumus besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu
populasi (Madiyono, B., Moeslichan, S., Sastroasmoro, S., Budiman, I.,
dan Purwanto S.H. dalam Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008):
n=α Z 2PQ

d2

n = jumlah sampelminimal
Z2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) padatertentu
α
α = tingkat kemaknaan(ditentukan)
P = 0,5 (besar proporsi takdiketahui)

Q =1-p

d = ketetapan absolutyang dikehendaki (10% = 0,1) maka


banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian iniadalah:

2
n <1,96 .0,5.0,5

0,12

n < 97

Jadi, banyaknya jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100


orang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara untuk mengetahui
fungsi kognitif pada lansia. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti setelah
mendapat persetujuan dari responden. Instrumen yang digunakan adalah
MMSE yang terdiri dari 11-item (format terlampir) yang telah diterjemahkan
ke dalambahasa Indonesia dan telah divalidasi dengan nilai sensitivitas
berkisar antara 63 - 100% dan spesifisitas 52-99%. Data primer akan
diperoleh dari hasil penjumlahan skor MMSE yang telah didapat untuk
mengetahui fungsi kognitif lansia tersebut. Data sekunder diperoleh dari
kantor kelurahan, puskesmas dan rumah sakit serta studi
kepustakaan(literatur).

E. Teknik Analisis Data


Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa
tahap, yaitu tahap pertama editing, dengan mengecek nama dan kelengkapan
identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban
telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau
angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudahkan peneliti dalam
melakukan tabulasi dan analisa data, tahap ketiga entry yaitu memasukkan
data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), tahap keempat
melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak. Untuk mendeskripsikan data demografi,
gambaran kognitif pada lansia dilakukan perhitungan frekuensi dan
presentase. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai