Fiqih Jinayat
Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA
30 hlm
Judul Buku
Fiqih Jinayat
Penulis
Ahmad Sarwat, Lc. MA
Editor
Fatih
Setting & Lay Out
Fayyad & Fawwaz
Desain Cover
Faqih
Penerbit
Rumah Fiqih Publishing
Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan
Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Daftar Isi
A. Pengertian
1. Bahasa
Makna kata jinayah ( )جنايةsecara bahasa adalah
adz-dzanbu ( )الذنبyang berarti dosa, dan juga
bermakna al-jarm ()الجرم, yang berarti kejahatan atau
kriminalitas.
Bentuk jama' dari jinayah adalah jinayat ()جنايات.
Maka seringkali jinayat diucapkan dengan jinayah,
yang maknanya sama saja, hanya terkait penyebutan
dalam bentuk tunggal atau jamak.
2. Istilah
Sedangkan secara istilah, jinayah didefinisikan
oleh Al-Jurjani (w 816 H) dalam kitabnya At-Ta’rifat
sebagai berikut :
َض ًرا عَ ََل النَّ ْف ِس َأ ْو غَ ْ ِْيهَا
َ َ لُك ِف ْع ٍل َم ْح لظو ٍر يَتَضَ َّم لن
Semua perbuatan yang terlarang dan terkait
dengan dharar, baik kepada diri sendiri atau orng
lain.1
Titik tekan yang penting untuk digaris-bawahi
dari pengertian di atas bahwa jinayat adalah tindakan
dharar, yaitu membahayakan atau merugikan orang
lain. Dan dharar itu bisa saja berbetuk dharar pada
tubuh, harta atau tindakan merugikan lainnya pada
korban.
Al-Hashkafi (w. 1088 H), salah satu ulama dalam
B. Pembagian Jinayah
C. Menjawab Tuduhan
1 Al-Jurjani, At-Ta'rifat
22
Sedangkan secara istilah, sariqah ( ) َس ِرقَةitu
didefinisikan sebagai :
َأخ لْذ الْ َعا ِقل الْ َبا ِلغ ِ ِن َص ًاِب لم ْح َر ًزا َأ ْو َما ِقمي َ لت له ِن َص م
اب ِملْ ًك لِلْغ ْ َِْي َال
لش ْبْ َ َة َ لل ِفي ِه عَ ََل َو ْج ِه الْ لخ ْف َي ِة
Pengambilan oleh seorang yang berakal dan
baligh atas harta yang telah mencapai nishab dan
disimpan dengan aman, atau yang senilai dengan
nishab, dimana harta itu milik orang lain, yang
dilakukan tanpa syubhat, dengan cara
tersembunyi.
Pelaku tindak pencurian dalam syariat Islam
diancam dengan hukuman potong tangan, dengan
dasar ayat Al-Quran :
ِ السا ِرقَ لة فَا ْق َط لعو ْا َأيْ ِدَيَ ل َما َج َزاء ِب َما َك َس َبا نَ َك ًال ِم َن
اَّلل َّ السا ِر لق َو
َّ َو
اَّلل َع ِز ميز َح ِك مي
َو ل
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Maidah : 38)
3. Minum Khamar
Menurut jumhur ulama, orang yang ketahuan
minum khamar wajib dihukum. Dan hukuman atas
peminum khamar ini adalah hukum hudud, sehingga
tidak boloeh diganti dengan cara yang lain,
mengingat hukum hudud itu segala ketentuannya
datang langsung dari Allah SWT
Dalam hal ini ketentuan dari Allah untuk orang
yang minum khamar, mabuk atau tidak mabuk
23
adalah dicambuk, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW
َش َب الَ ْم َر فَا ْج ِ للو له
ِ َ َم ْن
Orang yang minum khamar maka cambuklah (HR.
Muttafaqun 'alaih).
Hadits ini termasuk jajaran hadits mutawatir,
yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah besar
perawi pada tiap thabawatnya (jenjang) dan mustahil
ada terjadi kebohongan diantara mereka. Di tingkat
shahabat, hadits ini diriwayatkan oleh 12 orang
shahabat yang berbeda. Mereka adalah Abu
Hurairah, Muawiyah, Ibnu Umar, Qubaishah bin
Zuaib, Jabir, As-Syarid bin suwaid, Abu Said Al-
Khudhri, Abdullah bin Amru, Jarir bin Abdillah, Ibnu
Mas`ud, Syarhabil bin Aus dan Ghatif ibn Harits.
4. Pembunuhan
Al-Khatib Asy-Syirbini (w. 977 H), juga salah satu
ulama besar dalam mazhab Asy-Syafiiyah,
menuliskan dalam kitabnya,
Mughni Al-Muhtaj, tentang pengertian pembunuhan
sebagai berikut :
ال ِف ْع لل امل لـ ْز ِه لق ل ِلنَّ ْف ِس َأ ْو امل لـ ِم ْي لت
Perbuatan yang menghilangkan nyawa atau
mematikan. 1
Menghilangkan nyawa manusia hukumnya
haram, manakala pembunuhan dilakukan kepada
nyawa manusia yang maksum tanpa hak dan
dilakukan dengan cara yang zalim.
Penutup
30