Anda di halaman 1dari 26

PROFESI KEGURUAN

GURU IDEAL DAN INOVATIF

OLEH :

AZLINA AZMI (E1M017006)


MAYA INDRIANI (E1M017036)
TSAQIFA HANIF YONIFIRNANDITA (E1M017078)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Guru
Ideal dan Inovatif” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam membantu terselesaikannya makalah ini.

Makalah Guru Ideal dan Inovatif ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Profesi Keguruan. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
mengenai Guru Ideal dan Inovatif. Kami berharap makalah ini dapat memberi gambaran ataupun
menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari Langkah-langkah menjadi Guru Ideal
dan Inovatif.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan para pembaca pada umumnya.

Mataram, Maret 2018

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 10 Langkah Menjadi Guru Ideal dan Inovatif................................................
2.2 Mengenal Macam-macam Metodologi Mengajar..........................................
2.3 Menuju Guru Profesional...............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa
dielakkan. Masa depan bangsa ini ditentukan oleh kader-kader muda bangsa, sedangkan
penanggung jawab utama masa depan kader-kader muda tersebut berada di pundak guru,
karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan mereka dalam membentuk kepribadian,
memberikan pemahaman, menerbangkan imajinasi dan cita-cita, membangkitkan semangat,
dan menggerakkan kekuatan mereka.
Dari gurulah, siswa-siswi membayangkan masa depannya, mencanangkan
sebuah impian hidupnya, dan melihat jauh ke angkasa, terbang setinggi langit laksana anak
panah yang lepas dari busurnya. Jika busurnya (guru) mempunyai kekuatan besar dan visi
yang jauh ke depan, maka anak panah (peserta didik) akan melesat jauh ke depan. Namun
jika busurnya lemah dan tidak visioner, maka anak panah hanya melesat lemah, bahkan gagal
melesat karena hilangnya kekuatan.
Di sinilah, seorang guru dituntut menjadi busur yang kuat, dinamis, visioner,
dan powerful sehingga mampu melesatkan potensi dan cita-cita murid tinggi jauh ke angkasa,
menjadi orang yang mampu memberikan kemanfaatan penuh bagi kemajuan dunia.
Ketika guru yang hadir adalah mereka yang energik, interested, berwawasan
luas, humoris, dan mampu menguasai kelas, maka kedatangan guru tersebut sangat dinanti
murid-muridnya, karena yang keluar darinya adalah mutiara-mutiara atau emas yang sulit
untuk diulang untuk yang kedua kalinya. Ia bagaikan lampu yang menyinari kegelapan,
matahari, yang memberikan secercah harapan, bintang yang menunjukkan impian dan bulan
purnama yang menyirami kedamaian, keindahan,dan ketenangan batin.
Sebaliknya, ketika guru yang masuk adalah mereka yang tidak bisa mengemas
mata pelajaran menjadi menu yang menarik dan selalu membuat siswanya terbebani,maka
kehadirannya dibenci oleh para siswa yang di ekspresikan dengan banyak hal yang tidak
baik, misalnya, tidak memperhatikan keterangan guru, tidur, mengantuk, berbicara dengan
temannya, membuat gaduh, bahkan keluar kelas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang, kami merumuskan masalah-masalah
yang akan dibahas diantaranya :
1. Bagaimana langkah-langkah menjadi guru ideal dan inovatif?
2. Apa saja yang termasuk dalam metodologi mengajar?
3. Bagaimana menuju guru professional?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui langkah-langkah menjadi guru ideal dan inovatif.
2. Untuk mengenal macam-macam metotologi dalam mengajar.
3. Untuk menuju guru professional.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 10 Langkah Menjadi Guru Ideal dan Inovatif

Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan
adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia.
Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelengggaraan pendidikan yang
bermutu oleh pendidik professional yang ideal dan inovatif. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan
tenaga professional. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik professional mempunyai fungsi,
peran dan kedudukan yang sangat strategis. Guru sebagai tenaga professional mempunyai
visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga Negara dalam
memperoleh pendidikan yang bermutu.

Guru ideal adalah guru yang diharapkan, diangan-angankan, dan dikehendaki


untuk memberikan pelajaran kepada peserta didik. Sedangkan guru inovatif adalah guru
yang berusaha untuk memperkenalkan sesuatu yang baru dan mencoba untuk memecahkan
masalah yang terkait dengan proses pembelajaran. Agar menjadi guru ideal dan inovatif
yang mampu membentuk karakter dan menggali potensi peserta didik, maka perlu bagi
seorang guru untuk menjadi guru ideal dan inovatif. Berikut ini adalah 10 langkah menjadi
guru ideal dan inovatif :

1. Menguasai Materi Pelajaran secara Mendalam


Menguasai materi pelajaran adalah syarat utama menjadi guru yang
ideal baik menjadi guru kimia maupun guru pelajaran lainnya. Dengan
menguasai materi, kepercayaan diri terbangun dengan baik, tidak ada rasa was-
was, dan bimbang terhadap pertanyaan murid. Ketenangan bisa diraih dan
kepuasan siswa bisa didapatkan. Dalam konteks ini sudah seharusnya guru
mengajar materi sesuai dengan keahliannya sebagaimana pepatah “the right man
on the right place”, manusia yang benar ada di tempat yang benar. Artinya, guru
yang ideal adalah guru yang mengajar materi pelajaran yang menjadi bidang,
bakat, dan spesialisasinya. Kalau orang ahli biologi mengajar kimia atau
sebaliknya, maka hasil yang di dapatkan tidak baik, siswa-siswi merasa tidak
puas, dan kualitas anak didik yang dihasilkan sangat rendah. Semangat mereka
lemah, apalagi kalau kemampuan guru tersebut di bawah murid yang di ajarkan,
maka hal ini menjadi malapetaka pendidikan.
Sekarang ini, banyak lembaga yang menempatkan guru tidak pada
bidang keahliannya dengan berbagai alasan, misalnya faktor kekerabatan, yang
penting bisa mengajar, materi tidak penting, yang penting mau belajar materi
yang diajarkan, atau alasan lainnya, seperti tidak menemukan guru yang sesuai
dengan keahliannya.
Namun harus di perhatikan, dalan konteks ini, yang menjadi korban
adalah murid. Mereka tidak mendapatkan ilmu yang diinginkan. Demikian juga
lembaga pendidikan, kalau kualitas anak didiknya tidak memenuhi standar, maka
risiko terburuk gagalnya anak didik dalam UN sangat besar, apalagi pemerintah
dari tahun ke tahun menaikkan standar kelulusan. Jalan pintas yang dipakai
dengan membantu jawaban siswa adalah cara yang menyimpang dari esensi
pendidikan yang mengedepankan kejujuran, akuntabilitas, dan profesionalitas.
Dalam konteks ini seorang guru harus rajin mendalami materi yang
diajarkan, tidak hanya mengandalkan modal awal yang dipunyai. Tantangan
dunia global yang semakin dinamis, kompetitif, dan akselaratif menuntut seorang
guru menyesuaikan diri dengan pembaruan-pembaruan yang ada, meningkatkan
pendalaman materinya, dan mampu membuat teori-teori baru yang progresif.
Contohnya dalah guru kimia yang menguasai materi sebaiknya
menulis diktat materi yang diajarkan, sehingga ia bisa menuangkan gagasan dan
ide-ide dinamisnya dalam diktat tersebut. Selain itu, ia juga bisa menghilangkan
materi yang dirasa usang, out of date, memperjelas materi yang penting, dan
menambahkan hal-hal baru yang menjadi tuntutan dunia global.
Lebih hebat lagi, ketika mengajar, guru tidak membaca langsung dari
diktat saat penyampaian materi pelajar di kelas. Materi yang akan diajarkan
sudah di luar kepala, dikuasai betul, sehingga ia tidak akan membaca dari diktat
yang talah dibuat. Hal ini secara psikologis akan menambah keyakinan murid
tentang kedalaman ilmu seorang guru.
Mampu menguasai materi secara mendalam dan menggoreskannya
dalam bentuk diktat atau buku membutuhkan konsentrasi penuh dan loyalitas
yang tinggi. Dengan fokus pada satu bidang, konsentrasinya hanya akan tertuju
pada bidang yang digelutinya sampai ia paham betul sampai ke akar-akarnya.
2. Mempunyai Wawasan Luas
Perubahan-perubahan yang terjadi setiap saat akibat revolusi ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi berjalan dalam hitungan detik. Apa yang
terjadi di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Malaysia, Filipina, dan
belahan bumi lainnya, dapat di akses secara langsung melalui berbagai media,
televisi dan internet.
Guru diharuskan mengikuti informasi ini, sehingga cakrawala
pemikirannya menjadi luas, mendunia, dan up to date. Murid akan bangga
mempunyai guru yang memiliki pengetahuan dan pengalaman luas, cakrawala
pemikiran yang mendalam, dan hal-hal baru yang segar.
Selalu ada hal baru yang disampaikan seorang guru akan menjadi
salah satu daya tarik murid yang bisa menggugah semangatnya mengikuti
pelajaran guru. Murid juga merekam penjelasan gurunya dengan baik. Dengan
demikian, keterangan guru akan membekas di hati murid-muridnya.
Inilah salah satu manfaat mempunyai cakrawala pemikiran yang
luas. Hal tersebut sebaiknya memiliki hubungan dengan materi yang diajarkan.
Misal, seorang guru yang mengajar kimia, sebaiknya sering melihat acara berita,
dialog televisi, dan membaca artikel melalui internet yang membahas topik aktual
mengenai perkembangan atau penemuan terbaru dalam bidang kimia yang
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, sehingga bisa disampaikan kepada murid-
muridnya saat penyampaian materi yang sesuai antara materi yang disampaikan
dengan perkembangan atau penemuan terbaru dalam bidang kimia tersebut.
3. Komunkatif
Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi murid, akan
lebih diterima daripada guru yang egois, yang datang hanya untuk menerangkan
pelajaran, setelah itu pulang. Ia tidak mau peduli persoalan muridnya. Yang
penting ia datang, mengajar sampai batas waktu yang ditentukan, kemudian
selesai.
Disinilah pentingnya guru berkomunikasi dengan murid, menyapa,
menanyakan kondisinya, capek, lemas, atau tetap semangat. Ketika guru
bertanya, murid akan merasa diperhatikan, sehingga guru dianggap bagian
darinya.
Komunikasi semacam ini sangat penting sebagai pendekatan
psikologis kepada murid. Aspek penerimaan (acceptability) guru menjadi faktor
penting bagi kelancaran kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Jika murid
tidak senang terhadap gurunya, maka hal itu bisa menjadi gangguan psikologis
guru dalam mengajar. Murid yang tidak senang akan melakukan hal-hal yang
tidak disukai oleh guru tersebut. Jika pertahanan guru tidak kuat, akan muncul
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perasaan marah, bertindak di luar batas
kewajaran, dan tindakan-tindakan lain yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, perlu diingat bahwa murid akan merasa senang bila
disapa gurunya. Ia juga kagum kepada guru semacam ini. Efek positifnya, murid-
murid akan senang diajar guru tersebut. Ada keakraban, perasaan saling
mengasihi, dan menyayangi. Keterlibatan emosi ini sangat penting dalam proses
belajar mengajar, sehingga aspek lahir batin murid dapat diarahkan oleh guru.
Misalnya, seorang guru kimia harus memiliki kedekatan dengan
murid agar murid tidak segan dan malu untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan guru mengingat materi kimia cukup sulit dimengerti oleh peserta
didik.
4. Dialogis
Ingat, tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menggali potensi
terbesar muridnya. Tugas ini sulit terlaksana jika dalam mengajar, seorang guru
hanya mengandalkan metode ceramah, sekedar memberikan materi tanpa ada
ruang dialog. Akhirnya, pikiran murid tidak berkembang dan semangat
mengembangkan materi menjadi lemah. Disinilah pentingnya metode dialog
interaktif yang melibatkan dua tau tiga arah, misalnya murid bertanya, guru
menanggapi, kemudian ditanggapi lagi oleh murid yang lain.
Oleh karena itu, dalam metode dialog interaktif ini, guru tidak boleh
merasa paling benar, paling pintar, dan paling tahu segala masalah. Jika guru
mampu menerapkan aspek kesetaraan, maka akan terjalin hubungan yang
menyenangkan. Dengan demikian, murid akan simpatik terhadap guru tersebut.
Jika guru tidak bisa menjawab, sebaiknya menyimpan pertanyaan tersebut dan
berjanji akan mencari tahu jawabannya pada pertemuan selanjutnya.
Pendekatan ini memang membutuhkan latihan. Di satu sisi, guru
tertantang mengembangkan kemampuannya secara dinamis dan progresif,
sehingga pertanyaan-pertanyaan murid dapat dijawab dengan benar dan
maksimal, di sisi yang lain, murid termotivasi untuk berpikir kritis dan analitis,
menanyakan kekurangan dan kelemahan materi yang disampaikan.
Walaupun demikian, dalam metode dialogis ini, seorang guru jangan
menjawab semua pertanyaan murid. Lebih baik dilempar dulu kepada murid yang
lain, biar didiskusikan terlebih dahulu sampai matang, sehingga murid merasa
pikirannya dihargai. Selain itu, eksplorasi dan elaborasi pemikiran murid akan
meningkat tajam, dan mempunyai mental baik dalam mengemukakan pendapat
dan ide-idenya dihadapan forum terbuka.
Dalam posisi ini, guru hanya memberikan catatan, tambahan, dan
wawasan yang lebih meyakinkan dan memantapkan jawaban yang ada, kemudian
mengakhirinya dengan memberikan pertanyaan pancingan yang menggugah
murid untuk lebih banyak membaca dan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan informasi. Di sinilah salah satu letak kesuksesan
guru dalam membangkitkan semangat belajar murid.
Ketika berbagai argumentasi pendapat murid diadu, cara ini akan
melahirkan kompetisi terbuka yang menarik. Anak-anak semakin semangat
membaca, mengejar ketertinggalannya, dan berlatih berani menyampaikan
pendapat didalam forum. Mereka tertarik denga hal-hal baru, wacana-wacana
baru, dan ide-ide baru yang malang melintang dalam peradaban sejarah
kemanusiaan dari berbagai belahan dunia. Dengan demikian, metode dialogis
interaktif mampu membangkitkan semangat membaca murid. Dari tradisi
membaca yang kuat inilah, intelektual dan intelegensi murid akan berkembang
dengan pesat dan produktif.
5. Menggabungkan Teori dan Praktik
Murid akan mudah jenuh jika hanya dijejali dengan teori tanpa
praktik. Praktik sangat diperlukan sebagai media menurunkan, mengendapkan,
dan melekatkan pemahaman materi pada otak murid. Praktik dapat berupa turun
langsung ke lapangan atau sekedar ke laboratorium. Jika pelajarannya
berhubungan dengan kimia anak dapat diajak untuk praktik di laboratorium
sesuai dengan materi yang disampaikan, kemudian diminta menyampaikan hasil
penelitiannya dalam bentuk laporan serta disampaikan di depan kelas.
Dengan praktik, ilmu dapat berkembang dengan pesat. Anak-anak
pun terlatih untuk menerapkan ilmu yang dipelajari. Dari sinilah anak akan
mengevaluasi pemahamannya terhadap materi yang diajarkan. Dan, hal ini akan
mendorongnya untuk mendengarkan dan berusaha memahami keterangan guru.
Ia akan bertanya jika belum memahami yang disampaikan guru, sehingga ketika
praktik tidak akan ketinggalan dengan teman-temannya yang sudah bisa.
Praktik ini menjadi suatu keharusan pada semua materi, khususnya
materi yang membutuhkan aplikasi sehari-hari. Dari kegiatan praktik ini, murid
akan terdorong untuk mengembangkan materi yang disampaikan. Di sisi lain,
praktik ini juga dapat dikembangkan dalam bentuk studi banding ke lembaga-
lembaga yang lebih maju atau kepada lembaga-lembaga yang berhubungan
dengan materi yang diajarkan.
6. Bertahap
Belajar ilmu, lebih baik dilakukan setahap demi setahap, dari satu,
dua, dan seterusnya. Tahapan ini meniscayakan pentingnya materi yang
disampaikan harus urut, tidak meloncat-loncat. Dalam konteks tersebut, ketika
mengajar, seorang guru harus arif dan bijaksana. Jangan memberikan semua
pengalaman dan ilmu kepada murid dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi
sedikit agar murid bisa menerimanya dengan baik. Sebab, jika diberikan
sekaligus akan mudah hilang.
Bertahap bukan berarti lambat. Sebab, murid pun tidak suka
ketinggalan materi, mereka membutuhkan materi yang memuaskan sesuai target
kurikulum yang ada. Di sinilah diperlukan seni dalam mengajar dan kecerdikan
guru dalam memilih tema yang membutuhkan keterangan lebih.
Dengan demikian, seorang guru harus memenuhi dua target
sekaligus, memberi pemahaman materi kepada murid, dan memenuhi target
kurikulum yang ada. Hanya memenuhi target kurikulum dengan melupakan
kualitas anak jelas tidak efektif, memberi pemahaman saja dengan meninggalkan
target kurikulum juga merugikan anak. Jadi, dua-duanya harus terpenuhi dan
terealisasi dengan baik.
7. Mempunyai Variasi Pendekatan
Dalam proses belajar dan mengajar, guru harus mempelajari banyak
pendekatan pengajaran. Dengan menguasai pendekatan pengajaran yang banyak,
proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara variatif, tidak menoton, dan
selalu segar.
Misalnya, dalam suatu kesempatan, seorang guru menggunakan
pendekatan ceramah. Di lain kesempatan, ia juga bisa menggunakan pendekatan
dialogis interaktif, atau dapat pula menggabungkan teori monologis dan dialogis
dalam satu kesempatan. Pendekatan-pendekatan baru seperti micro teaching
(pengajaran pada kelompok kecil), club discussion (membentuk klub diskusi),
small groups (membentuk grup-grup kecil), dan student categories
(menggolongkan murid), sebaiknya perlu dicoba.
Seorang guru jangan fanatik terhadap satu pendapat, karena murid
akan merasa bosan dan lelah. Mereka dapat menganggap pembelajaran
berlangsung secara menoton, tidak menarik, dan selalu membebani pikiran.
Akhirnya, mereka tidak konsentrasi terhadap materi yang disampaikan.
Dalam konteks ini, guru sangat penting mengikuti berbagai macam
pelatihan metodologi pengajaran secara teoritis dan praktik, menerapkannya di
kelas, dan melakukan evaluasi rutin tentang efektivitas metode yang digunakan.
Jangan sampai seperti sinyalemen selama ini, bahwa guru yang mengikuti
pelatihan, baik yang diadakan Negara atau swasta, tujuannya hanya refresing,
menghilangkan kepenatan, mendapatkan uang transportasi dan sertifikat dari
pelatihan tersebut, tidak sebagai sarana meningkatkan skills dan metodologi
mengajarnya. Pandangan minor ini harus dihapus dengan bukti konkret, berupa
peningkatan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan era sekarang.
Masing-masing daerah mempunyai karakteristik dan spesifikasi yang
berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda pula
dalam merangsang semangat belajar mereka agar tidak menyimpang dari norma
adat istiadat dan ajaran agama mereka. Di sinilah pentingnya mempelajari
sebanyak mungkin pendekatan pembelajaran agar guru mampu beradaptasi
dengan cepat dengan berbagai macam daerah dan murid yang berbeda-beda.
8. Tidak Memalingkan Materi Pelajaran
Dalam mengajar, guru harus berkonsentrasi penuh pada satu arah,
satu target,dan satu tujuan yang dicanangkan, sehingga hasilnya dapat maksimal.
Untuk mendukung hal itu, guru harus membuat rencana pembelajaran, target
pembelajarn, dan evaluasi pembelajaran. Hal-hal tersebut dapat digunakan
sebagai ukuran dan pengingat kelalaian yang bisa datang sewaktu-waktu secara
tidak terduga. Manusia tetap manusia yang kadang melakukan kesalahan.
Namun, jangan sampai terus menerus melakukan kesalahan.
Selain itu, guru juga perlu mempunyai buku catatan pribadi yang
memuat materi yang telah disampaikan. Pertanyaan-pertanyaan murid yang
belum terjawab atau sudah dijawab tapi masih belum maksimal, dan hal-hal lain
yang menyangkut materi pelajaran yang disampaikan. Di tengah berbagai
kesibukan, catatan tersebut sangat penting. Paling tidak, sebelum mengajar, guru
dapat melihat sebentar catatan tersebut untuk menelaahnya, lalu mempersiapkan
pembelajaran yang akan disampaikan.
9. Tidak Terlalu Menekan dan Memaksa
Seorang guru harus berusaha untuk mengajar secara alami, tidak
terlalu menekan dan memaksa murid. Jika hal itu dilakukan, efeknya tidak positif
bagi perkembangan psikologis. Guru harus dapat menyelami psikologi murid,
memberikan materi secara perlahan, mampu menerobos hal-hal sulit, dan
merobohkan hal-hal besar dengan ketekunan, kerajinan, dan kesungguhan.
Jika murid diberi target terlalu tinggi, kemudian melakukan
penekanan bahkan pemaksaan di luar batas kemampuan mereka, maka kegiatan
belajar mengajar tidak bisa berjalan secara enjoyable. Oleh sebab itu, idealisme
guru yang besar harus ditunjang dengan kearifan, kebijaksanaan, dan kecerdasan
dalam membangkitkan semangat belajar anak.
Guru harus bisa merekayasa suasana, sehingga secara tidak terasa,
murid yang justru berinisiatif meminta guru menambah dan melanjutkan
pelajaran. Di sinilah letak kesuksesan seorang guru, inisiatif datang dari murid,
bukan dari guru.
Walaupun demikian, guru yang idealis dengan murid yang idealis
tetap harus mengatur ritme pembelajaran agar keseimbangan yang harmonis
terjaga, tidak cepat bosan dan lelah. Jangan sampai semangat belajar anak-anak
pada satu mata pelajaran mengorbankan pelajar yang lain. Karena terlalu
bersemangat pada suatu pelajaran, maka energinya dihabiskan. Akhirnya, pada
waktu pelajaran yang lain, energi dan staminanya habis, kehilangan semangat
dan konsentrasi. Ini harus dihindari, khususnya oleh guru. Sekali lagi,
kebijaksanaan dan kearifan sangat penting di sini agar tidak terjadi over acting
dan over lapping.
10. Humoris, tetapi Serius
Salah satu ciri guru ideal adalah berwatak dinamis, kompetetif, tetapi
juga humoris. Di tengah kepenatan pikiran, keletihan fisik, dan kebosanan
berpikir, humor sangat diperlukan. Dengan selera humor tinggi, guru dapat
memecah suasana yang menjenuhkan, menghilangkan kepenatan, dan
menyegarkan pikiran murid.
Setelah kepenatan dan keletihan hilang, guru dapat memulai
pelajarannya. Walaupun begitu, dalam humor ini guru tidak boleh berlebih-
lebihan, apalagi sampai mengganggu konsentrasi lingkungan belajar di
sekitarnya.
Humor bukan tujuan, sekedar alat untuk menyegarkan pikiran dan
menghilangkan kepenatan berpikir. Jika murid belajar dari pagi pukul 07.00
sampai pukul 13.00, tentu beban pikiran pada pelajaran-pelajaran akhir sangat
berat. Di sinilah peran guru dalam mengatur irama, ritme, dan menghilangkan
beban berat pelajaran murid diperlukan. Dari pada memberi tambahan materi,
sedangkan murid-murid pada tidur, lebih baik menyegarkan pikiran mereka dulu
dengan humor.
Guru dapat memberikan humor-humor yang mendidik yang dapat
menggugah semangat belajar, memberikan motivasi dan inspirasi para murid
agar mempunyai cita-cita tinggi. Humor yang terkenal dari sosok Abu Nawas
bisa dijadikan referensi. Selain berisi humor, ada misi mendidik yang konstruktif
bagi kepribadian murid.
Sepuluh indikator tersebut sangatlah penting dilaksanakan baik bagi
guru kimia maupun guru pelajaran lainnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam rangka mempersiapkan murid yang siap bersaing dalam
kompetisi terbuka di era global sekarang dan yang akan datang.

2.2 Mengenal Macam-macam Metotologi Mengajar

Sebagai seorang guru, kita harus mengenal jenis-jenis metodologi mengajar,


agar kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan secara variatif, sehingga guru dan murid
sama-sama semangat dalam menjalani proses pembelajaran. Metodologi mengajar adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan, sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tujuan
pengajaran tercapai. Ada beberapa metode mengajar yang perlu diketahui oleh pendidik
antara lain :

1. Metode Ceramah (Preaching Method)


Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti pembelajaran secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-
satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan paham siswa. Namun demikian ada beberapa kelemahan
metode ceramah yaitu :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsure paksaan kepada siswa
c. Membendung daya kritis siswa
d. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik
e. Kegiatan pengajaran menjadi verbalistik (pengertian kata-kata)
Selain terdapat keleamahan, metode ceramah juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain :

a. Guru mudah menguasai kelas


b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar
d. Mudah dilaksanakan

2. Metode Diskusi (Discussion Method)


Muhibbin Syah (2000) mendefinisikan metode diskusi sebagai metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
Solving). Ada beberapa manfaat yang diperoleh jika metode diskusi ini dapat
diaplikasikan dalam proses belajar yaitu :
a. Mendorong siswa berpikir kritis
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendpatnya secara bebas
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama
d. Mengambil satu alternative jawaban untuk memecahkan masalah
berdasarkan pertimbangan seksama
Disamping itu, metode diskusi juga memiliki beberapa kelebihan antara
lain :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan degan berbagai
jalan
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka bisa saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap
toleransi.
Tetapi, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan sebagai
berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara

3. Metode Demonstrasi (Demonstration Method)


Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok pembahasan atau materi yang disajikan.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi antara lain :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.

Metode demonstrasi memiliki kelemahan yaitu :


a. Anak didik terkadang suka rmelihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan.
4. Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah dengan metode lainnya. Ada tiga
macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus Tanya jawab dan tugas.


Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
Tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan
secara tertib.
 Penyampaian materi oleh guru
 Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa
 Pemberian tugas kepada siswa
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas.
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya. Pertama guru menguraikan materi pelajarannya,
kemudian mengadakan diskusi, dan akhirya member tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan.
Metode ini merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi
pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan.

5. Metode Resitasi (Recitation Method)


Metode resitasi adalah suatu metode mengajar yang mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri. Ada beberapa kelebihan metode resitasi :
 Pengetahuan yang diperoleh anak didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
 Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.

Selain memiliki kelebihan, metode ini juga mempunyai kelemahan,


antara lain :
 Terkadang anak didik melakukan penipuan degan hanya meniru hasil
pekerjaan temannya, tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
 Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

6. Metode Percobaan (Experimental Method)


Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil pekerjaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu, siswa juga dapat terlatih dalam
cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa dapat menemukan bukti
kebenaran dari sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Metode eksperimen memiliki kelebihan yang sangat besar manfaatnya
bagi siswa. Kelebihan tersebut antara lain :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengeksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kesejahteraan hidup manusia.
Meski manfaatnya sangat besar, metode ini juga memiliki beberapa
kekurangan, antara lain :
a. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal
b. Tidak adanya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan eksperimentasi
c. Ekseperimen memerlukan jangka waktu yang lama

7. Metode Karya Wisata


Karya Wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu, seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba
ada, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar, siswa perlu
diajak keluar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain.
Kelebihan dari metode karya wisata adalah :
a. Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas pada objekkarya wisata itu, serta mengalami dan menghayati
langsung apa pekerjaan mereka.
b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun
secara kelompok, lalu menghayatinya.
c. Siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama
untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mereka dapat
menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mengaplikasikan teorinya secara
praktis.
d. Dengan objek yang ditinjau itu, siswa dapat memproleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang integrative.
e. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relavan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
f. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Selain memiliki kelebihan, metode karya wisata juga memiliki
kekurangan, antara lain :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam metode ini, unsure rekreasi sering menjadi prioritas sedangkan unsure
studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab sekolah dan guru atas kelancaran acara dan
keselamatan peserta didik.
8. Metode Discovery
Meode Discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara
belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
siswa. Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu
metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri. Selain itu, dengan
metodepenemuan ini, anak juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan ditransfer dalam
kehidupan bermasyarakat.
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
b. Menyeleksi prinsip-prinsip, pengertian, konsep, dan generalisasi yang akan
dipelajari.
c. Menyeleksi bahan, problem, dan tugas-tugas.
d. Membantu memperjelas problem yang akan dipelajari dan peranan masing-
masing siswa.
e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan
tugas-tugas siswa.
g. Member kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
h. Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan siswa.
i. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses.
j. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa.
k. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan.
l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
penemuannya.
Metode discovery memiliki beberapa kelebihan dalam proses belajar dan
mengajar yaitu :
a. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
b. Pengetahuan diperoleh dari strategi ini bersifat sangat pribadi dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh.
c. Membangkitkan gairah siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah
penyelidikannya, menemukan keberhasilan, dan kadang-kadang kegagalan.
d. Member kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengarahkan sendiri cara
belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi untuk belajar,
paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
f. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan
pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
g. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk
menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

Selain memiliki kelebihan, metode discovery juga mempunyai kelemahan


antara lain :
a. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan
menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.
b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya,
sebagian besar waktu belajar dapat hilang karena membantu seorang
siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari
bentuk kata-kata tertentu.
c. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan
guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional.
d. Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide,
mungkin tidak ada.

9. Metode Inquiry
Metode Inquiry adalah metode yang mampu mengiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Pada dasarnya Inquiry
adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu, Inquiry menuntut peserta
didik berpikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual dan
memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan
nyata. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk
produktif, analitis, dan kritis.
Ada beberapa strategi melaksanakan Inquiry, diantaranya adalah :
a. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadapmateri
yang akan diajarkan.
b. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang
jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran.
c. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin
membingungkan peserta didik.
d. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
e. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
di pertanggungjawabkan.
Teknik Inquiry ini memiliki beberapa keunggulan yaitu :

a. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,


sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih
baik.
b. Membantu menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersifat jujur, objektif, dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
e. Member kepuasan yang bersifat intrinsic.
f. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu
h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

2.3 Menuju Guru Profesional

Untuk menjadi guru yang profesional, guru harus mampu menguasai beberapa
kemampuan dasar, yaitu:

1. Kemampuan Menguasai Bahan


Kemampuan menguasai bahan terdiri dari dua bagian :
a. Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
 Mengkaji bahan kurikulum bidang studi
 Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan
 Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang
studi yang bersangkutan
b. Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi
 Mempelajari ilmu yang relevan
 Mempelajari aplikasi bidang ilmu kedalam bidang ilmu lain (untuk
program-program studi tertentu)
 Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi
2. Kemampuan Mengelola Program Belajar Mengajar
Kemampuan mengelola belajar mengajar, terdiri atas beberapa hal sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan instruksional, meliputi :
 Mengkaji kurikulum bidang studi
 Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional
 Mempelajari instruksional bidang studi yang bersangkutan
b. Mengenal dan menggunakan metode belajar, meliputi :
 Mempelajari macam-macam metode mengajar
 Berlatih menggunakan macam-macam metode mengajar
c. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, meliputi :
 Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
 Berlatih menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
 Berlatih merencanakan program pelajaran
 Berlatih menyusun satuan pelajaran
d. Melaksanakan program belajar mengajar, meliputi :
 Mempeajari fungsi dan peranan guru dalam istruksi belajar mengajar
 Berlatih menggunakan alat bantu belajar mengajar
 Berlatih menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
 Memonitor proses belajar siswa
 Berlatih menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas
e. Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik, meliputi :
 Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar
 Mempelajari prosedur dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan
siswa
 Berlatih menggunakan prosedur dan teknik untuk mengidentifikasi
kemampuan siswa
 Berlatih menyusun alat untuk mengidentifikasi kemampuan siswa
f. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remidial, meliputi :
 Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
 Berlatih mendiagnosis kesulitan belajar siswa
 Berlatih menyusun rencana pengajaran remedial
 Melaksanakan pengajaran remidial
3. Kemampuan Mengelola Kelas dengan Pengalaman Belajar
Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar, meliputi beberapa hal
sebagai berikut :
a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
 Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan
kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang ingin dicapai
 Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat
duduk
b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, meliputi :
 Mempelajari faktor-faktor yang menggangu iklim belajar mengajar yang
serasi
 Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
 Berlatih menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang
bersifat preventif
 Mempelajari pendekatakan-pendekatan pengelolaan kelas yang bersifat
kuratif
 Berlatih menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
4. Kemampuan Menggunakan Media/Sumber dengan Pengalaman belajar
Kemampuan menggunakan media/sumber dengan pengalaman belajar meliputi
beberapa hal berikut ini :
a. Mengenal, memilih, dan menggunakan media, meliputi:
 Mempelajari macam-macam media pendidikan
 Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan
 Berlatih menggunakan media pendidikan
 Berlatih menggunakan media pendidikan
 Merawat alat-alat bantu mengajar
b. Membuat alat-alat bantu bantu pelajaran sederhana, meliputi:
 Mengenali bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk
membuat alat-alat bantu
 Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar
c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar,
meliputi:
 Mempelajari cara-cara menggunakan laboratorium
 Mempelajari cara-cara dan aturan pengaman kerja dilaboratorium
 Berlatih mengatur tata ruang kerja di ruang laboratorium
 Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat
d. Mengembangkan laboratorium, meliputi:
 Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar
 Mempelajari kriteria pemilihan alat
 Mempelajari berbagai desain laboratorium
 Berlatih menilai efektivitas kegiatan laboratorium
 Berlatih mengembangkan eksperimen baru
e. Menggunakan laboratorium dalam proses belajar mengajar, meliputi:
 Mempelajari fungsi-fungsi perpustakaan dalam proses belajar mengajar
 Mempelajari macam-macam sumber perpustakaan
 Berlatih menggunakan sumber-sumber kepustakaan
 Mempelajari kriteria pemilihan sumber kepustakaan
 Berlatih menilai sumber-sumber kepustakaan.
f. Menggunakan micro teaching unit dalam program pengalaman lapangan,
meliputi:
 Mempelajari fungsi micro teaching unit dalam program belajar mengajar
 Berlatih menggunakan micro teachingunit dalam proses belajar mengajar
 Berlatih menyusun program micro teachingdengan atau tanpa hardware
 Berlatih melaksanakan program micro teaching dengan atau tanpa
hardware
 Berlatih menilai program micro teaching
 Berlatih mengembangkan program-program baru
5. Kemampuan Menguasai Landasan-Landasan Kependidikan dengan Pengalaman
Belajar :
 Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut
tinjauan sosiologis, filosofis, historis, dan psikologis
 Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial
dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik
antara sekolah dengan masyarakat
6. Kemampuan Mengelola Interaksi Belajar Mengajar dengan Pengalaman Belajar :
 Mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar
 Berlatih menggunakan cara-cara memotivasi siswa
 Mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan
 Berlatih menggunakan macam-macam bentuk pertanyaan secara cepat
 Mempelajari beberapa mekanisme secara psikologis belajar mengajar
disekolah
 Mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar
 Mempelajari cara-cara berkomunikasi antar probadi
 Berlatih menggunakan cara-cara berkomunikasi antar pribadi
7. Kemampuan Menilai Prestasi Siswa dengan Pengalaman Belajar :
 Mempelajari fungsi penilaian
 Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian
 Berlatih menyusun teknik dan prosedur penilaian
 Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian
 Berlatih menggunakan teknik dan prosedur penilaian
 Berlatih mengolah dan menginterpretasi hasil penilaian
 Berlatih menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar
 Berlatih menilai teknik dan prosedur penilaian
 Berlatih menilai efektivitas program pengajaran
8. Kemampuan Mengenal Fungsi dan Program Pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan
dengan Pengalaman Belajar :
a. Mengenal fungsi dan program pelayanan dan penyuluhan di sekolah, mencakup:
 Mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah
 Mempelajari proggram layanan dan bimbingan di sekolah
 Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung
jawab antara guru dan pembimbing sekolah.
b. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, meliputi:
 Berlatih mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di
sekolah
 Berlatih menyelenggarakan program layanan bimbingan disekolah,
terutama bimbingan belajar
9. Kemampuan Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah dengan
Pengalaman Belajar :
a. Mengenal Penyelenggaraan administrasi sekolah, meliputi:
 Mempelajari struktur organisasi dan administrasi sekolah
 Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala
sekolah, dan kantor-kantor wilayah Dinas Pendidikan
 Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan
peraturan kepegawaian guru, pada khususnya.
b. Menyelenggarakan administrasi sekolah, meliputi:
 Berlatih menyelenggarakan administrasi sekolah
 Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik
10. Kemampuan Memahami Prinsip-prinsip dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan
Guna Keperluan Pembelajaran :
 Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian
pendidikan
 Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan, terutama sebagai
konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan
 Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran.

Profesionalisme dalam pendidikan perlu di maknai be does his job well.


Artinya, guru haruslah orang yang memiliki insting pendidik. Paling tidak, mengerti dan
memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam minimal satu bidang
keilmuan.guru harus memiliki integritas kepribadian yang profesional. Dengan intregitas
itulah, sang guru bisa menjadi teladan. Profesionalisme guru meniscayakan kompetensi
yang memadai, penguasaan skill dan attitude yang terampil dan mulia, penggunaan
metodologi pembelajaran yang variatif dan inspiratif, kemampuan beradaptasi terhadap
dinamika kehidupan yang terus menerus berubah, dan menjadi aktor terdepan yang
progresif melahirkan perubahan-perubahan positif dan konstruktif demi kemajuan anak
didik, masyarakat, bangsa dan negara.

Melihat banyak guru yang masih belum sampai pada tingkatan profesional,
maka latihan intensif sangat diperlukan untuk membekali berbagai pengetahuan,
metodologi pembelajaran, skills, dan perkembangan mutakhir informasi dunia yang harus
direspons guru untuk memberikan bimbingan dan dorongan kepada anak didiknya agar
mereka responsif dan selektif mengarungi dinamika modernisasi yang sangat fenomenal
sekarang ini.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mempersiapkan anak
didik yang siap bersaing dalam kompetisi terbuka di era global sekarang dan yang akan
datang perlu adanya tenaga pendidik yang ideal dan inovatif. Guru sebagai tenaga
pendidik agar menjadi ideal dan inovatif ada hal-hal yng harus dilakukan diantaranya
menguasai materi pelajaran secara mendalam, mempunyai wawasan luas, komunikatif,
dialogis, menggabungkan teori dan praktik, bertahap, mempunyai variasi pendekatan,
tidak memalingkan materi pelajaran, tidak terlalu menekan dan memaksa, dan humoris
tapi serius.

Untuk menjadi guru ideal dan inovatif, guru harus mengetahui macam-macam
metodologi mengajar diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi,
metode ceramah plus, metode resitasi, metode percobaan, metode karya wisata, metode
discovery, dan metode inquiry.

Dengan menguasai dan menerapkan 10 langkah menjadi guru ideal dan


metodologi mengajar yang variatif, seorang guru sangat diharapkan akan semakin
professional dalam bidangnya. Guru profesional inilah yang akan menjadi teladan bagi
guru yang lain dalam mengembangkan kompetensi dan potensinya di semua bidang
kehidupan.

3.2 Saran

Keberhasilan seorang peserta didik tidak lepas dari tenaga pendidik yaitu guru
yang berdedikasi, bertanggung jawab, ideal, inovatif, dan professional. Namun semua itu
tidak bisa terwujud jika tidak ada partisipasi dari peserta didik dan orang tua sebagai
pengawas peserta didik di luar lingkungan sekolah. Untuk itu disarankan agar proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah untuk didukung oleh semua pihak baik peserta
didik, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.

Daftar Pustaka

Anonim. 2016. Undang-Undang RI No. 14 Th. 2005 dan Peraturan Presiden RI Th.2016
Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbara.
Asmani, Jamal Ma`mur. 2015. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta :
Diva Press.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2016. Great Teacher!. Yogyakarta: Diva Press.

Anda mungkin juga menyukai