Anda di halaman 1dari 33

Tugas makalah pengembangan kurikulum

Dosen pembimbing SALMIA, S.Pd.I.,M.Pd

PERSIAPAN PELAKSANAAN KURIKULUM

Diajukan sebagai tugas makalah untuk dipresentasikan pada


mata kuliah Pengembangan Kurikulum Di MI/SD

Disusun oleh: KELOMPOK 2

ST NUR JANNA AS

ATIKA MARYAM

NUR ALAM

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH(PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DAKWAH


WAL-IRSYAD (STAI DDI) MAROS

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-

nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah AWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan

makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengembangan kurikulum di MI/SD

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik

serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah

yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami

mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen kami

Pembelajaran Pengembangan kurikulum di MI/SD Ibu SALMIA, S.Pd.I.,M.Pd yang telah

membimbing kami.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Maros, 19 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. PENGERTIAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM..............................3


B. PELAKSANAAN KURIKULUM...................................................................5
C. HAMBATAN KURIKULUM..........................................................................19

BAB III PENUTUP.......................................................................................................25

A. KESIMPULAN.................................................................................................25
B. SARAN...............................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, manusia tak lepas dari yang namanya pendidikan. Baik yang

formal maupun nonformal. Dalam pendidikan formal pasti memiliki jenjang entah itu SD,

SMP, SMA maupun PT semuanya pasti berlandaskan dalam suatu sistem yang dinamakan

kurikulum. Karena setiap kegiatan dalam pendidikan semuanya di atur dalam sebuah

kurikulum. Selama ini kita telah mengalami bahwa kurikulum di Indonesia mengalami

perubahan yang tidak satu atau dua kali.

Agar menghasilkan kurikulum yang baik, harus diadakan yang namanya perencanaan

kurikulum. Dimana dalam tahap-tahap nya harus sangat teliti dan detail menyesuaikan

kebutuhan dan kondisi masyarakat. Dimana  yang dimaksud perencanaan adalah suatu

proses ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar,

cara mencapai tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan

keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencanaan kurikulum, sistematika

berbagi pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan

yang diharapkan.

1
2

B. Rumusan Masalah

1 Apa pengertian kurikulum?

2 Apa pelaksanaan kurikulum?

3 Apa saja hambatan kurikulum?

C. Tujuan

1 Untuk mengetahui pengertian kurikulum.

2 Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum.

3 Untuk mengetahui hambatankurikulum.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PELAKSANAAN  KURIKULUM


Dalam usaha menjamin keberlangsungan pendidikan, kurikulum

merupakan suatu alat untuk tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan.

Oleh sebab itulah hubungan antara pengajaran/pendidikan dengan kurikulum

tidak dapat dipisahkan. S. Nasution dalam bukunya asas-asas kurikulum

mengemukakan bahwa pengertian kurikulum pada zaman dahulu terutama

dalam bidang olahraga yaitu suatu jarak untuk perlombaan yang harus

ditempuh oleh pelari. Juga diartikan sebagai kereta pacu pada zaman itu.

Disamping penggunaan dalam olahraga juga dipakai dalam bidang

pendidikan yang berarti sejumlah mata pelajaran yang dicapai untuk

mencapai suatu tingkat atau ijazah (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid

rosa,1997:1.2).

Menurut Retnaningsih Burham (1989:4.8) kurikulum merupakan

kegiatan program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tertentu di sekolah maupun di luar sekolah.

Menurut Y. Gallen saylor dan William N. Alexander dalam curriculum

planing for better teaching and learning, krikulum (modern) segala usaha

sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas,

dihalaman sekolah, atau diluar sekolah. Disini kurikuum bukan  hanya

sejumlah mate pelajaran  saja, tapi meliputi segala pengalaman anak di

3
4

bawah bimbingan sekolah/guru agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

Disamping berupa kumpulan matapelajarn dengan silabusnya, juga termasuk

dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti osis, olahraga, kesenian,

kepramukaan, dan sebagainya (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid

rosa,1997:1.2).

Kurikulum merupakan dasar pelaksanaan pendidikan. Kurikulum

merupakan kunci penentu keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah.

Oleh karena itu, guru harus mengkaji, mengetahui, memahami, dan

melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku. Dengan demikian, guru akan

melakkukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan dan arah pembelajaranya akan jelas (H. Undang Misdan,

1986:1.11).

Soediarjo (Zulfanur Z. Firdaus danRosmid rosa,1997:1.3)

mengemukakan pengertian kurikulum (modern) adalah segala pengalaman

dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisasikan untuk ditaati

oleh para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

bagi suatu lembaga pendidikan.

Demikian pula pendapat pendapat S. Nasution dalam bukunya asas-

asas kurikulum(modern): kurikulum adalah usaha- usaha dalam bidang

pendidikan dan administrasi pendidikan. Sekalipun kurikulum selalu

menyangkut persoalan mengenai yang hendak diajarkan, namun kurikulum

tidak hanya sekedar mata pelajaran yang dipersoalkan, tetapi menyangkut


5

pula bagaimana mata pelajaran itu diorganisasikan menjadi pengalaman

yang bermakna bagi murid.  Sebenarnya dalam kurikulum telah tergambar

segala kegiatan yang akan dikerjakan siswa dan guru, metode yang

digunakan, serta sarana penunjang. Semuanya bertujuan agar tujuan

pendidikan tercapai. Dalam pengertian seperti ini, maka kurikulum adalah

segala kegiatan dan pengalaman belajar yang dirancangkan/direncanakan,

diprogramkan dan diselenggarakan oleh lembaga bagi anak didiknya dengan

maksud untuk mencapai tujuan pendidikan. Tidak ada kurikulum yang baku

atau dapat digunakan sepanjang masa. Kurikulum akan berubah sesuai

dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kebutuhan anak, dan tuntutan

masyarakat. Seperti dalam sistem pendidika, kurikulum disesuaikn dengan

kebutuhan pengembangan disegala bidang, baik dalam  berbagai jenis

keahlian, merupakan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan, supaya

dapat meningkatkan mutu pendidikan dan efesiensi kerja. Dengan demikian

diharapkan pula akan meningkatkan mutu kecerdasan bangsa (Zulfanur Z.

Firdaus danRosmid rosa,1997:1.3-1.4)

B. PELAKSANAAN KURIKULUM

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu

pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat

sekolah  yang berperan  adalah guru. Walaupun dibedakan antara tugas

kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta diadakan

perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan


6

tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi

kurikulum tersebut senantiasa  bergandengan dan bersama-sama bertanggung

jawab melaksananakan proses administrasi kurikulum (0emar Hamalik,

2010:173).

a. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah

Pada tingkat sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab untuk

melaksanakan kurikulum dilingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dia

bekewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencana tahunan,

menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat

notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.

 Kepala sekolah sebagai pimpinan

Tanggung jawab kepala sekolah adalah memimpin sekolah

melaksanakan dan membina serta mengembangakn kurikulum.

Kepemimpinan adalah suatu proes mempengaruhi orang-orang lain

atau kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Berbagai cara dilakukan seorang pemimpin dalam

melaksanakan kepemimpinannya seperti: persuasive, mempengaruhi

atau dengan cara lain. Cara-cara ini sering digunakan oleh seorang

pemimpin dalam usahanya memotifasi bahwanya agar mereka

bertindak ke arah tujuan yang diharapkan itu. Cara-cara inipun sering

digunakan kepala sekolah didalam melaksanakan kepemimpinan nya


7

dalam rangka melaksanakan kurikulum disekolah. Pengangkatan

seseorang menjadi kepala sekolah  dilakukan berdasarkan beberapa

kemungkinan :

a. Karena memiliki kepribadian yang baik atau yang

menonjol sehingga dihormati  dan memiliki kewibawaan

sebagai pemimpin.

b. Karena dia mempunyai prestasi kerja dan prestasi

pendidikan yang tinggi . Dan ada kelompok yang

berpendapat , bahwa pengangkatan seseorang menjadi

kepala sekolah akan memajukan sekolah tersebut dan

berhasil melaksanakan program sebaik-baiknya.

c. Telah memiliki pengalaman kerja yang cukup, dan berkat

pengalaman kerja yang cukup, dan berkat pengalaman itu

diharapkan mampu memecahkan berbagai masalah,

khususnya dalam pelaksanaan kurikulum.

Pada umumnya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah), harus memiliki

sifat/ sikap/tingkah laku tertentu yang justru merupakan kelebihan dibandingkan

orang lain/ bawahannya yang dipimpin . Sifat/sikap/tingkah laku tersebut antara lain:

1. Mampu mengelola sekolah (managerial skills)

Kemampuan ini ditandai dengan pengetahuan dan keterampilannya

dalam mengelola pelaksanaan  kurikulum, misalnya organisasi guru bidang


8

studi, pembentukan regu-regu guru dan koordinator bidang studi,pemberian

tugas pada guru, mendorong, mengawasi dan menilai  kegiatan guru dalam

melaksanakan program sekolah sesuai dengan tuntutan kurikululum yang ada.

2. Kemampuan professional atau keahlian dalam jabatannya.

Keahlian ini memungkinkannya   kepala sekolah  tersebut untuk

melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas-tugas administrasi yang dibebankan

kepadanya . Sebagai kepala sekolah dia juga sebagai guru ,yang harus

memiliki kemampuan professional kependidikan ,termasuk penguasaan dalam

bidang program pendidikan keguruan.

3. Bersikap rendah hati dan sederhana

Sikap rendah hati berarti tidak pernah menyombongkan diri tentang

kemampuan , pengetahuan dan kelebihan-kelebihannya dalam bidang

pendidikan . Sikap ini menuntut pemimpin/ kepala sekolah untuk  lebih

banyak mendengarkan , memikirkan dan bertanya/ mencari informasi , bukan

memerintah atau menyeluruh, kendatipun bertindak demikian dalam situasi

tertentu tidak dilarang sepenuhnya.

Selain dari sikap-sikap tersebut, maka kepala sekolah sebaiknya

memiliki ciri- cirri kepribadian, antara lain :

1) Bersikap suka menolong

2) Sabar dan memiliki kestabilan emosi

3) Percaya pada diri sendiri

4) Berpikir kritis,dsb
9

 Perilaku seorang Administrator

Perilaku seorang administrator penting sekali dalam hubungan

dengan perencanaan program, pengorganisasian staf, pergerakan semua pihak

yang perlu  dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan supervise, penilaian

terhadap personal sekolah.

 Penyusunan Rencana Tahunan

Perencanaan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan kepemimpinannya. Berdasarkan jangka waktunya,

perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang(misalnya rencana untuk 5

sampai 10 tahun) dan rencana jangka pendek (rencana tahunan, bulanan)

berdasarkan garapan seorang administrator, kepala sekolah perlu membuat

rencana-rencana:

1) Perencanaan bidang kemuridan

2) Perencanaan bidang personal/tenaga kependidikan

3) Perencanaan bidang sarana kependidikan

4) Perencanaan bidang ketatausahaan sekolah

5) Perencanaan bidang pembiayaan/anggaran Pendidikan

6) Perencanaan pembinaan organisasi sekolah

7) Perencanaan hubungan kemasyarakatan/komunikasi Pendidikan


10

Rencana-rencana tersebut perlu disusun secara menyeluruh, yang

mencakup semua bidang garapan dalam berbagai jenjang perencanaan.

Dalam menyusun perencanaan tersebut, kepala sekolah harus

memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut: perencanaan disusun

berdasarkan kerjasama musyawarah antara kepala sekolah dan para guru.

Keterlibatan para guru dalam hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab

kepada mereka untuk menyukseskan pelaksanaannya.

 Perencanaan disusun berdasarkan realitas sebenarnya, rumusan rencana

sederhana, jangan muluk-muluk dan mudah dilaksanakan.

 Perencanaan tersebut secara terinci: Tujuan yang spesifik dan

operasional, kegiatan-kegiatan yang jelas dan berurutan, perincian alat/

perlengkapan dan prosedur penilaian yang akan ditempuh. Sehingga

menjadi pedoman yang lebih mudah untuk dilaksanakan.

 Perencanaan harus luwes, jadi mudah diadakan penyesuaian dengan

kebutuhan, masalah dan tuntutan lingkungan sekolah dan sekitarnya bila

mana diperlukan.

 Perencanaan memuat bidang garapan yang berkesinambungan satu sama

lain berdasarkan prinsip bertahap dan bergilir dilihat dari segi prioritas

 Perencanaan hendaknya memperhatikan factor efisiensi dimana adany

penghematan tenaga, biaya dan waktu, serta penggunaan sumber-


11

sumber yang telah tersedia dengan baik sehingga tercapainya tujuan-

tujuan rencana secara maksimal.

 Harus dicegah timbulnya duplikasi dalam pelaksanaanya karena

perencanaan disusun secara kritis, dan diadakan cek recek sebelum

dilaksanakan disekolah bersangkutan.

 Pembinaan Organisasi Sekolah

Pelaksanaan kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah 

yang kuat. Sekolah-sekolah yang tergolong mapan, umumnya pelaksanaan

kurikulum ditunjang oleh :

 Guru bidang studi yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya.

 Staf karyawan tata usaha yang cakap dan terampil.

 Bagian  pengadaan alat bantu mengajar.

 Bagian perpustakaan dimana sumber bacaan disediakan dan

dioperasikan sesuai dengan tuntutan kurikulum.

 Pengelolaan laboratorium tempat diadakannya percobaan dan praktek.

 Usaha kesehatan sekolah (UKS), yang dibian oleh dokter, perawat,

tenaga psikiater.

 Bagian bimbingan dan penyuluhan (BP) yang dibina oleh tenaga

konselor ahli.

 Bagiaan yang bertugas membina kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler,

kepramukaan, latihan keterampilan.


12

 Organisasi Siswa (OSIS)

 Organisasi orang tua murid

 Bagian kerohanian dan pembinaan masjid disekolah.

Organisasi yang lengkap seperti diatas menuntut kemampuan organisasi

yang memadai dari seorang kepala sekolah agar mampu melaksanakan tanggung

jawabnya. Semua organisasi harus bekerja secara terpadu dibawah koordinasi yang

baik, senantiasa terarah ke pencapaian tujuan instruksionakl dan kurikuler

disekolah bersangkutan.

 Koordinasi dalam Pelaksanaan kurikulum

Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan

tindakan para personal dan staf pada suborganisasi dalam organisasi sekolah

untuk melaksanakan kurikulumnya

Pelaksanaan koordinasi sejalan dengan pelaksanaan fungsi administrasi, yakni :

a) Koordinasi dalam perencanaan

b) Koordinasi dalam pengorganisasian

c) Koordinasi pergerakan motivasi personal

d) Koordinasi dalam pengawasan dan supervise

e) Koordinasi dalam anggaran biaya Pendidikan

f) Koordinasi dalam program evaluasi


13

Tindakan-tindakan koordinasi tersebut secara bersama-sama atau secara parsial

diarahkan dalam pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan institusional sekolah.

Koordinasi dalam pengorganisasian diperlukan agar setiap sub organisasi sekolah

bersangkutan begerak bersama-sama sesuai dengan tujuan, funsi dan ruang lingkup

tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sub organisasi untuk mencapai

tujuan bersama. Koordinasi dalam pergerakan motivasi  ketenagaan diperlukan agar

kepala sekolah dan kepala sub organisasi menyadari bahwa tanggung jawab

menggerakkan bawahan supaya melakukan tindakan yang diharapkan adalah

dipundak mereka. Koordinasi pengawasan dan supervise pelaksanaan kurikulum

dimaksudkan agar terjadi dan terbinanya perbaikan proses belajar mengajar.

Koordinasi dalam penggunaan anggaran pendidikan dimaksudkan agar penggunaan

biaya yang telah disediakan untuk kegiatan kurikuler berjalan secara seimbang dan

lancer, dilaksanakan sesuai dengan anggaran masing-masing jenis/bidang kegiatan.

Koordinasi bidang evaluasi dimaksudkan agar pelaksanaan evaluasi, baik evaluais

hasil belajar maupun evaluasi program terlaksana secara objektif, komperehensif dan

dilaksanakan serta dipertanggungjawabkan oleh semua guru.

 Kegiatan Memimpin Rapat Kurikuler

Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan

penyelenggaraan, hasil hasil dan berbagai masalah kurikuler disekolah. Rapat

dapat diselenggarakan pada awal tahun akademik, pertengahan

tahun/semester, akhir tahun akademik, atau dilaksanakan secara incidental


14

menurut kebutuhan yang ada disekolah bersangkutan. Penyelenggaraan rapat

mungkin oleh Kepala sekolah atau kepala sub organisasi, atau ketua bidang

studi tergantung pada permasalahan yang dihadapi

 Sistem Komunikasi dan Pembinaan Kurikulum

 Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi

dengan baik dengan semua pihak yang terlibat dalam proses administrasi,baik

dalam organisasi maupun luar organisasi. Melalui komunikasi akan terjadi

hubungan yang interaktif dari semua pihak yang pada akhirnya

mengembangkan proses kerjasama yang baik daam upaya mencapai tujuan-

tujuan administrasi kurikulum. Dengan demikian pengertian komunikasi dapat

dirumuskan sebagai serangkaian kegiatan dalam proses penyampaian pesan

dari seseorang kepada orang/ pihak lain dalam rangka proses kerjasama untuk

mencapai tujuan tertentu.

Komunkasi adalah sebuah sistem. Komunikasi berlangsung dalam proses

menyeluruh, dimna terdapat input, proses dan output. Yang menjadi input adalah

pean/warta yang disampaikan sebagai proses adalah cara dan kegiatan penyampaian

itu sendiri, yang selanjutnya terjadi perubahan tingkat pemahaman, sikap dan

tindakan tertentu yang terjadi pada diri, kepada siapa pesan itu disampaikan yang

selanjutnya dianggap sebagai output(keluaran). Perubahan prilaku tersebut

menyebabkan terjadi suatu tindakan yang dilakukan oleh bersangkutan sesuai dengan
15

yang diharapkan. Komponen-komponen seperti : Kepala sekolah,guru, siswa aat dan

metode, secara keseluruhan terpadu dalam sistem komunikasi.

Sistem komunikasi penting untuk melaksanakan kurikulum. Dalam

pelaksanaan kurikulum, kepala sekolah perlu mengembangkan sistem komunikasi

secara efektif agar semua pihak/ personal yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum

bertindak satu arah, satu pemikiran, satu sikap dan satu keinginan, mencapai tujuan-

tujuan sekolah secara tepat guna dan berdaya guna.

Bentuk –bentuk proses komunikasi dalam pelaksanaan kurikulum.

Pelaksanaan komunikasi disekolah dapat berlangsung dalam berbagai bentuk yakni:

a) Proses primer versus proses skunder

b) Komunikasi bebas versus komunikasi terbatas

c) Komunikasi satu arah versus komunikasi dua rah.

Pada prinsipnya bentuk-bentuk komunikasi tersebut dapat dilaksanakan

tergantung pada tujuannya, informasi, suasana sekolah dan prosedur komunikasi yang

dikuasai oleh kepala sekolah.

b. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kelas


Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin

kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas

tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu:

a) Pembagian tugas mengajar

b) Pembagian tugas Pembinaan ekstra kurikuler


16

c) Pembagian tugas bimbingan belajar

  Pembagian tugas ini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin

kepala sekolah. Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal

pelajaran untuk satu semester atau satu tahun akademik.

Pembagian tugas –tugas bagi guru pada prinsipnya harus mempertimbangkan hal-hal

berikut:

1) Tugas –tugas yang ditetapkan kepada guru-guru hendaknya  disesuaikan

dengan kemampuan individual, spesialisasi, pengalaman serta minat yang

bersangkutan.

2) Pada sekolah- sekolah yang melaksanakan guru kelas, mengadakan

pembagian tugas kepada guru untuk memegang kelas tertentu, yang berarti

bhwa jika ada 6 kelas  maka berarti pada sekolah tersebut paling tidak terdapat

6 guru dan satu kepala sekolah. Tiap guru bertanggung jawab mengajar

sejumlah bidang pengajaran bagi kelas yang bersangkutan.

3) Sekolah yang telah melaksanakan sistem bidang studi, pembagian tugas  guru

berdasarkan keahlian/spesialisasi dalam salah satu bidang studi dengan

ketentuan  jumlah jam pelajaran yang telah ditetapkan. Guru bersangkutan

bertugas mengajar satu bidang studi saja bagi semua kelas.

4) Guru-guru memiliki keahlian khusus ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan

kurikuler lainnya dan atau program ekstrakurikuler, seperti: guru seni, music,

olahraga, keterampilan dsb.


17

5) Ada sejumlah sekolah didaerah atau dipedesaan yang masih kekurangan guru

atau yang ada tidak sesuai dengan jumlah bidang studi. Masalah ini

ditanggulangi dengan memberikan tugas-tugas tambahan kepada beberapa

orang guru, misalnya mengajar beberapa bidang studi atau mengajar beberapa

kelas.

a. Kegiatan Dalam Bidang Proses  Belajar-Mengajar

Kegiatan ini erat sekali kaitannya dengan tugas-tugas seorang guru

sebagaimana yang telah diuraikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

1) Menyusun rencana pelaksanaan program/unit.

2) Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran.

3) Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan

siswa

4) Pengisian buku laporan pribadi siswa.

b. Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan

kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang

pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan-

kegiatan ekstra kurikuler ini sesungguhnya merupakan bagian integral dari

kurikulum yang bersangkutan, dimana guru terlibat didalamnya. Karena itu

kegiatan ini perlu deprogram secara baik dan didukung oleh semua guru.

Untuk itu perlu disediakan guru penanggung jawab, jumlah biaya dan

perlengkapan yang dibutuhkan.


18

Kendati kegiatan ekstrakurikuler bukan menjadi program instruksional yang

dilaksanakan secara regular, dan tidak diberi kredit tertentu, tetapi

mengundang varitas kegiatan secara luas, misalya: Kepramukaan, Usaha

Kegiatan sekolah, Palang merah remaja, olahraga Prestasi, koperasi dan

tabungan sekolah. Kegiatan ekstra ini mengandung nilai tertentu, antara lain

1) Memenuhi kebutuhan kelompok

2) Menyalurkan minat dan bakat

3) Memberikan pengalaman eksplotorik

4) Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran.

5) Mengikat para siswa disekolah

6) Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah

7) Mengintegrasikan kelompok-kelompok social.

8) Mengembangkan sifat-sifat tertentu.

9) Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara

formal.

10) Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.

c.  Kegiatan Bimbingan Belajar

Pentingnya program bimbingan belajar di sekolah didasari oleh beberapa

alasan berikut.

1) Semua perbuatan/ tindakan, termasuk juga perbuatan belajar,

memerlukan keterampilan perbuatan belajar, sedangkan dia tidak


19

mampu melakukannya secara baik, maka kemungkinan besar dia

tidak menyenangi perbuatan sendiri, bahkan mungkin dianggapnya

sebagai penghambat atau halangan bagi dirinya. Perbutan belajar

yang tidak dilakukan sebagaimana mestinya akan mengakibatkan

kegagalan, dan ini berarti kerugian, baik bagi siswa bersangkutan

maupun bagi guru, orang tua dan masyarakat

2) Tiap orang sudah tentu mengalami masalah pribadi dengan bentuk

dan manifestasi yang mungkin berbeda-beda. Masalah-masalah

yang dirasakan seorang sangat berpengaruh terhadap dirinya,

bahkan dapat menumbuhkan kecendrungan mental yang kurang

sehat, yang pada gilirannya menjadi penghambat dirinya untuk

melakukan kegiatan dan untuk mencapai keberhasilan. Masalah

pribadi yang tidak terpecahkan dapat menyebabkan siswa terganggu

mentalnya, menumbuhkan frustasi, agresifitas, kelemahan dan

kemungkinan pribadi yang serius.

3) Para siswa umumnya berkeinginan melanjutkan studi ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Sering terjadi mereka mengalami

kesulitan memilih sekolah apa atau perguruan tinggi mana yang

sebaiknya dijadikan pilihannya. Dia dapat saja memilih berdasarkan

pengaruh rekan-rekannya, dan bukan pilihan berdasarkan

kemampuannya, bakat dan minatnya sendiri, maka tindakan

demikian dapat menimbulkan akibat yang fatal bagi masa depannya.


20

4) Kasus lain dimana siswa telah lulus ingin bekerja pada suatu

perusahaan yang ternyata tidak/kurang sesuai dengan minat, bakat

dan kemampuannya, pokoknya asal bekerja. Akibatnya dia bekerja

dengan tidak sungguh-sungguh, sering telambat, dan tidak

menyelesaikan tugas dengan baik, produktifitasnya rendah.

Sehingga merugikan perusahaan tempat dia bekerja. Dengan

demikian bimbingan untuk melakukan pilihan pekerjaan dan

bimbingan jabatan sangat perlu untuk mencegah terjadinya hal-hal

yang tidak diinginkan.

  Guru memegang peranan utama dan bertanggung jawab membimbing para

siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan membatu memecahkan

masalah dan kesulitan para siswa yang dibimbingnya, dengan maksud agar siswa

tersebut mampu secara mandiri membimbing dirinya sendiri.

Tujuan utama bimbinga yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan

semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan huidupnya pada

tingkat atau keadaan yang lebih layak dibandingkan  dengan sebelumnya. Bimbingan

berupa bantuan untuk menyelesaikan masalahnya sehingga dia mandiri dalam

menyelesaikan masalahnya, bantuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya seperti keluarga, sekolah dan Masyrakat.

Secara umum prosedur bimbingan dilaksanakan sebagai berikut :


21

1) Analitis; guru menganalisis semua masalah dan kesulitan yang hendak

dihadapi oleh para siswanya.

2) Informasi; mencari informasi tentang semua sebab yang mungkin

menyebabkan  masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa.

3) Orientasi; guru melakukan berbagai pendekatan kearah berbagai pendekatan

kearah pemecahan masalah atau kesulitan serta bantuan apa yang sekiranya

diperlukan bagi siswa yang bersangkutan.

4) Penyuluhan; guru memberikan bantuan dan nasihat kepadas siswa yang

bersangkutan (individual ataupun kelompok) sesuai dengan jenis, bentuk dan

penyebabnya.

5) Penempatan; Menempatkan kembali siswa yang telah mendapat penyuluhan

kedalam situasi semula pada kelompok atau kelasnya sendiri.

6) Tindak lanjut; guru mengamati terus menerus sambil melakukan pembinaan

terhadap siswa bersangkutan, serta mencatat laju perkembangan.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hubungan social

dikalangan siswa dalam suatu kelas dinamakan sosiometri dan gambarannya

dinamakan sosiogram. Dalam mengumpulkan data/informasi guru dapat

menggunakan teknik wawancara ataupun dengan:

 Tes hasil belajar

 Kunjungan kerumah

 Obsrvasi terhadap siswa sehari-hari dikelas dan diluar sekolah.


22

Dalam pemilihan metode bimbingan bergantung pada masalah yang dihadapi,

kondisi siswa, gejala penyebabnya dan alternative pengobatannya.

Untuk menjadi guru pembimbing yang kompeten, dia harus memiliki wewenang

dalam sistem  kepembimbingan, dan karenanya harus memilii pengetahuan dan

keterampilan, yang dapat diperolehnya dengan mempelajari:

 Psikologi umum

 Psikologi Pendidikan

 Psikologi perkembangan

 Mental Hygine

 Teknik penilaian dan pengukurn Pendidikan

 Teori dan teknik bimbingan penyuluhan

 Pengetahuan dalam bidang jabatan

 Praktek bimbingan dan penyuluhan ( Hamalik, Oemar :2010:172-185)

C. HAMBATAN PELAKSANAAN KURIKULUM

1. Hambatan Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dalam pelaksanaannya di sekolah, kurikulum berbasis kompetensi

dalam hal ini Sekolah Dasar, ternyata tidak semulus harapan semula. Ada

beberapa kendala dan kesenjangan yang perlu mendapat pemecahan.

Kesenjangan-kesenjangan tersebut adalah;


23

a. Tenaga Kependidikan

Guru memegang peranan penting bagi keberhasilan pelaksanaan KBK.

Rasio jumlah guru dan jumlah kelas harus seimbang. Kenyataannya banyak

sekolah (SD) yang kekurangan guru. Di Kecamatan Bakung bahkan ada

sekolah yang hanya memiliki 3 orang guru kelas, 1 orang guru agama Islam,

dan Kepala Sekolah. Kondisi tersebut menuntut semua guru harus merangkap

mengajar dua kelas sekaligus. Guru agama juga harus mengajar mata

pelajaran umum. Keadaan ini bukanlah kondisi yang ideal untuk dapat

mencapai tujuan pendidikan yang optimal karena beban kerja guru melebihi

kemampuannya.

Kualitas guru juga menjadi kendala. KBK menuntut guru mampu

mengembangkan kurikulum secara kreatif. Guru harus selalu

mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya, menguasai berbagai

metode mengajar, menyusun persiapan mengajar, menyiapkan alat dan

lingkungan belajar, serta segala prasyarat lainnya. Selama ini guru terbiasa

dengan kurikulum yang relatif sudah “siap pakai”, tanpa harus menyusun

silabus, mnyiapkan bahan dan mencari bahan sendiri dsb. Kurikulum 2004

yang hanya mencantumkan kompetensi dasar, hasil belajar yang dikehendaki,

indikator, dan materi pokok, menuntut guru mengembangkan sendiri

kurikulum tersebut sesuai situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Hal ini

menuntut keahlian dan membutuhkan waktu yang cukup banyak. Guru yang

kelebihan beban mengajar dan tugas-tugas lainnya, tentu sangat sulit untuk
24

dapat memenuhi tuntutan tersebut. Akibatnya guru tetap kembali seperti

kebiasaan semula, yaitu mengajar sesuai urut-urutan pada buku

pelajaran/buku penunjang.

Perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2003 merupakan hal baru

bagi guru. Untuk itu guru perlu mendapat sosialisasi terlebih dulu mengenai

kurikulum baru tersebut. Pemerintah harus mensosialisasikannya melalui

penataran dan pelatihan, setidaknya beberapa orang guru/pengawas di setiap

kecamatan, dan selanjutnya pengawas/guru yang telah mendapatkan penataran

dan pelatihan tersebut menyebarluaskan pada guru-guru lain di kecamatan

ybs. melalui penataran serupa. Hal ini belum diterapkan pada beberapa

kecamatan, termasuk kecamatan Bakung. Akibatnya guru-guru SD di

Kecamatan Bakung sama sekali buta terhadap kurikulum 2004 ini.

Tenaga administrasi/TU juga sangat diperlukan di sekolah.

Kenyataannya hampir semua sekolah (SD) tidak memiliki tenaga TU tersebut.

Segala urusan ketatausahaan menjadi tugas kepala sekolah dan guru. Bahkan

juga banyak sekolah yang tidak mempunyai penjaga sekolah. Hal ini jelas

makin menambah beban pekerjaan guru yang sudah padat.

b. Sarana Prasarana Yang Tersedia

Pembelajaran yang berhasil harus didukung oleh sarana dan prasarana

yang memadai. Banyak SD yang gedungnya tidak memenuhi syarat, seperti

retak-retak, genting yang bocor, penerangan yang kurang, terlalu sempit, dan

setumpuk permasalahan lainnya.


25

Alat peraga dan media pembelajaran harus tersedia agar siswa dapat

menangkap materi pelajaran dengan baik. Untuk itu guru harus pandai dan

mau menyediakan alat peraga serta media pembelajaran yang sesuai. Hal ini

sulit dipenuhi karena guru tidak sempat lagi menyiapkan media karena

dibebani dengan tugas-tugas membuat persiapan pembelajaran yang rumit dan

membutuhkan banyak waktu, menganalisis soal ulangan formatif yang

sebenarnya tidak perlu harus selalu dianalisis, menyelenggarakan program

perbaikan dan pengayaan, mengoreksi pekerjaan siswa, mengolah nilai, dan

tugas-tugas lainnya. Akibatnya perhatian guru pada pembelajaran sangat

kurang.

Sarana lain yang sangat penting adalah tersedianya buku kurikulum 2004

sebagai kurikulum KBK. Buku kurikulum tersebut ternyata sampai sekarang

belum tersedia di sekolah-sekolah dasar. Terpaksa sekolah-sekolah yang akan

melaksanakannya harus meminjam dulu untuk difoto copy dari sekolah lain

yang sudah terlebih dulu memfoto copy. Demikian secara berantai, sehingga

mutu buku kurikulumpun makin lama makin kurang jelas. Seharusnya

pemerintah harus bertanggung jawab untuk memperbanyak kurikulum dan

disampaikan ke sekolah-sekolah kalau menginginkan sekolah dapat

mengimplementasikannya. Tidak tersedianya buku kurikulum tersebut sangat

mengganggu kelancaran penerapan kurikulum 2004.

c. Pembiayaan
26

Kegiatan pembelajaran yang efektif harus didukung dana yang  cukup.

Sulit bagi guru mengembangkan atau membuat media pembelajaran tanpa

dukungan dana. Buku sumber juga harus tersedia, dan hal ini membutuhkan

dana untuk membelinya. Selama ini dukungan dana dari pemerintah sangat

terbatas, karena itu partisipasi masyarakat, khususnya orang tua murid, sangat

diperlukan. Berita tentang akan turunnya dana dari pemerintah pusat berupa

BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang cukup besar tentu merupakan kabar

yang cukup menggembirakan, namun sampai makalah ini ditulis dana tersebut

masih belum juga cair. Dana dari orang tua murid yang selama ini mendukung

pembiayaan di sekolah dirasakan masih sangat kurang dan sulit untuk

dinaikkan mengingat kesadaran dan kemampuan ekonomis masyarakat yang

rendah.

d. Masyarakat dan Lingkungan Sekolah


Suksesnya pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi perlu mendapat

dukungan dari masyarakat, termasuk orang tua murid. Peranan masyarakat

dapat berupa dukungan dana, menjadi nara sumber, dan menciptakan suasana

belajar di luar sekolah dan jam sekolah.  Masyarakat dan orang tua harus

mendorong para siswa aktif belajar di rumah maupin dalam belajar kelompok.

Dalam hal ini kebiasaan orang tua menyetel televisi pada jam-jam belajar

harus dihentikan supaya anak dapat berkonsentrasi dalam belajar maupun

mengerjakan PR.
27

e. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen pokok dalam pelaksanaan suatu

kegiatan. Dalam implementasi kurikulum di sekolah, sistem evaluasi sangat

berperan penting. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk

memberikan otonomi yang sangat luas pada sekolah dan guru untuk

mengembangkannya. Pemerintah pusat  hanya mencantumkan standar

kompetensi, hasil belajar, indikator, dan materi pokok saja. Guru harus

mengembangkan sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi sekolahnya.

Konsekuensinya adalah sulit adanya keseragaman secara nasional, bahkan di

tingkat kecamatan sekalipun. Karena itu pemberlakuan ujian nasional maupun

ujian bersama seluruh kabupaten tidak dapat diterapkan lagi. Pemaksaan

pemerintah serta Dinas Pendidikan Kabupaten untuk menyelenggarakan

ulangan atau ujian bersama dengan alasan strandardisasi mutu memaksa guru

mengajar secara tradisional, yaitu mengejar materi yang tercantum di dalam

buku pelajaran yang diterbitkan oleh penerbit yang terkenal. Hal ini berarti

maksud pemberlakuan KBK tidak dapat tercapai. Guru terpaksa mengikuti

saja kebijakan  Depdiknas maupun Dinas Pendidikan Kabupaten serta

mengikuti pola lama dalam mengajar, yaitu menghabiskan materi dan target

kurikulum, bukan kompetensi siswa.

f. Pemecahan masalah
28

Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi telah menjadi keputusan

pemerintah, karena itu sekolah-sekolah harus melaksanakannya. Berbagai

kendala harus diatasi edapat mungkin. Sekolah sebagai pemegang hak otonom

harus berani mengambil resiko dan lebih aktif untuk menutup segala

kekurangan. Guru harus berusaha mengubah kebiasaan lamanya sedapat

mungkin dengan lebih kreatif dalam mengajar, misalnya dengan penggunaan

metode dan pendekatan yang bervariasi, memanfaatkan semua sumber belajar,

dan sebagainya. Guru harus rajin mencari informasi dengan banyak membaca

buku, menyaksikan berita, bahkan memanfaatkan internet. Semua ini harus

ditempuh guru karena bagaimanapun guru tetap harus tunduk dan patuh pada

kebijakan pemerintah maupun Dinas Pendidikan.

2. Hambatan Dalam Pelaksanaan Kuriulum Tingkat Satuan Pendidikan

Hambatan pelaksanaan KTSP dirasakan oleh guru, dalam wawancara

pendahuluan didapatkan bahwa guru mengalami hambatan terutama dalam

alokasi waktu saat evaluasi pembelajaran dan penerapan metode yang

dianggap tidak efektif. Mengetahui hambatan pelaksanaan pembelajaran yang

meliputi, media pembelajaran, sumber belajar, metode pembelajaran dan

pengelolaan kelas.

Hambatan pelaksanaan pembelajaran yakni kurangnya kemampuan

guru dalam mengaplikasikan media yang bervariasi, dimana erat kaitannya

dengan sarana pembelajaran di sekolah. Guru masih terbatas pengetahuannya


29

tentang sumber belajar,metode dan pengelolaan kelas. Hambatan dalam

evaluasi pembelajaran, meliputi penilaian berbasis kelas dimana guru masih

mengalami kesulitan dalam menentukan teknik penilaian yang disesuaikan

dengan aspek penilaian yang ada dan alokasi waktu


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum merupakan suatu alat untuk tercapainya tujuan pengajaran dan pendidikan.

Kurikulum merupakan dasar pelaksanaan pendidikan. Kurikulum merupakan kunci penentu

keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru harus mengkaji,

mengetahui, memahami, dan melaksanakan kurikulum yang sedang berlaku. Dengan demikian,

guru akan melakkukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan

arah pembelajaranya akan jelas.

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum

tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah  yang berperan  adalah guru. Walaupun

dibedakan antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta

diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi, yaitu tingkat kelas dan tingkat

sekolah, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut

senantiasa  bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab melaksananakan proses

administrasi kurikulum.

B. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan

kita sebagai pembaca yang haus akan ilmu pendidikan. Marilah kita menjadikan diri yang kaya

akan pendidikan agar menjadi insan-insan yang terdidik,berbudi pekerti yang baik serta dan

bermoral yang berpegang teguh pada agama masing-masing.

30

Anda mungkin juga menyukai