Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
April, 2021
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................6
D. Manfaat...........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................7
A. Konsep Inti......................................................................................................7
B. Tujuan Terapis.................................................................................................8
C. Fokus Terapis..................................................................................................9
E. Tahapan Terapis............................................................................................10
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUPAN........................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan ke
mudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategic
Family Therapy”.
Terima kasih penulis ucapkan pada Ibu Malida Fatimah S. Psi., M. Cons s
elaku dosen mata kuliah Konseling keluarga dan Perkawinan kelas 13F1 yang tela
h membantu dan memotivasi penulis dalam memahami materi-materi terkait
Strategic Family Therapy.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
Strategis terapi dilakukan untuk adanya suatu perubahan dan memiliki das
ar dalam teori komunikasi. Strategic family therapy berdasarkan konsep Cybernati
cs yaitu, studi yang mempelari bagaimana sistem pemrosesan informasi dikarenak
annya ada umpan balik (feedback). Intervensi tersebut sering digunakan dalam me
nyelesaikan konflik keluarga karena dengan adanya strategi terapi sebuah keluarg
a dapat mengetahui cara mengurangi factor risiko individu dan keluarga melalui in
tervensi terfokus yang meningkatkan hubungan keluarga bermasalah dan strategi
keterampilan untuk membangun dan memperkuat hubungan keluarga. Tidak dapat
dipungkiri, bahwa setiap individu tentunya memiliki kebutuhan dan tujuan yang b
erbeda dalam hidupnya. Sebab, wajar apabila terjadi konflik serta perbedaan pend
apat pada kebutuhan dan kepentingan antara individu yang satu dengan yang lain.
Demikian, perbedaan perspektif dalam menganalisa suatu permasalahan tidak dap
at dihindari. Kehidupan keluarga tidak dapat terlepas dari konflik atau permasalah
an yang salah satu penyebabnya dikarenakan oleh kurangnya komunikasi diantara
anggota keluarga. Dalam keluarga tentunya kedekatan antara anggota keluarga sa
ngatlah dibutuhkan, selain itu adanya komunikasi merupakan hal yang dibutuhkan
dan penting dilakukan dalam keluarga. Dengan demikian, perubahan yang dibawa
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka dengan itu dapat diambil
perumusan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
D. Manfaat
1. Secara Teoritis
2. Secara Empiris
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Inti
Strategic family therapy berdasarkan konsep Cybernatics yaitu studi yang
mempelajari bagaimana sistem pemrosesan informasi dikarenakan ada umpan bali
k (feedback). Studi ini berasumsi bahwa jika terjadi perilaku psikotik pada salah s
atu anggota keluarga disebabkan ketika keluarga memiliki komunikasi yang patol
ogis pula. Menurut Haley & Madanes, keluarga bermasalah akibat dinamika dan s
truktur keluarga yang disfungsional, perilaku yang bermasalah merupakan usaha i
ndividu untuk mencapai kekuasaaan dan rasa aman (Olson, 2007).
nan diberikan kepada kekuasaan, kontrol , dan hierarki dalam keluarga dan dalam
sesi terapi .
Haley dan Madanes jauh lebih tertarik pada aplikasi praktis dari intervensi
strategis untuk memperbaiki masalah keluarga daripada mereka berada di formula
tting teori terapi. Terapi keluarga strategis memberikan keluarga dengan cara men
gurangi faktor risiko individu dan keluarga melalui intervensi terfokus yang meni
ngkatkan hubungan keluarga bermasalah dan strategi keterampilan untuk memban
gun dan memperkuat hubungan keluarga. Salah satu target intervensi adalah hubu
ngan keluarga yang bermasalah. Selain itu, Haley dan Madanes mempertahankan
perhatian utama dengan bagaimana kekuasaan terdistribusi dalam keluarga, bagai
mana anggota berkomunikasi dengan satu sama lain, dan bagaimana keluarga diat
ur.
B. Tujuan Terapis
Tujuan utama dari terapi adalah mengganggu urutan patologis, yang
merupakan perubahan interaksi antar anggota keluarga. Perubahan dalam sistem
menyebabkan perubahan dalam diri individu, penarikan gejala atau pemecahan
masalah. Terapis strategis fokus pada penciptaan masa depan dimana keluarga,
dalam sumber daya dan struktur internalnya, akan mampu menyelesaikan
9
C. Fokus Terapis
Strategic family therapy memberikan terapi keluarga dengan cara
mengurangi faktor risiko individu dan keluarga melalui intervensi yang berfokus
untuk meningkatkan hubungan keluarga bermasalah dengan strategi keterampilan
dalam membangun dan memperkuat hubungan di dalam keluarga. Salah satu
target intervensinya adalah hubungan keluarga yang bermasalah. Fokus terapi ini
bukan hanya untuk individual saja melainkan untuk satu keluarga. Pada terapi ini
pertumbuhan dan penyelesaian masalah dari masa lalu sangat dibutuhkan hingga
pemecahan masalah di masa sekarang atau masa yang akan datang. Terapi yang
dilakukan cenderung singkat berfokus pada proses dari pada isi dari terapi dan
berorientasi pada solusi dan masalah yang sedang terjadi atau dialami oleh
keluarga.Pada proses orientasi ini berkaitan dengan siapa yang melakukan terapi,
kepada siapa yang menerima terapi dan dalam kondisi seperti apa.
10
E. Tahapan Terapis
Menurut Jay Halley (1974) tahapan terapis dibagi menjadi 5 hal, yaitu :
1. Membangun kontak
2. Diagnosa
Diagnosa mengacu pada sebuah sistem dan bukan pada individu. Hal ini
melibatkan penggambaran urutan iinteraksi disfungsional dalam sebuah keluarga
dan akan menentukan aturan yang bertanggungjawab untuk urutan tersebut.
Sebuah hipotesis sedang dibentuk, mendefinisikan fungsi sistem dari sebuah
gejala. Hierarki dalam sistem juga sedang didiagnosis. Keduanya, masalah dan
tujuan terapi, didefinisikan secara rinci. Disarankan untuk membuat diagnosis
dengan cepat, sebagian sudah dilakukan selama pertemuan pertama. Profesional
psikologi klinis atau psikiatri dihindari. Spesialis tidak menafsirkan atau mendidik
orang tua tentang bagaiamana mereka harus berperilaku dalam peran mereka di
suatu keluarga. Terapis merumuskan diagnosis sendiri atau bekerja sama dengan
tim terapi. Pengawasan adalah elemen kunci ditahap diagnosa sendiri atau bekerja
sama dengan tim terapi. Pengawasan adalah elemen kunci di sini, khususnya jika
terapis bekerja dengan keluarga secara individu. Dalam tim yang lebih besar,
dimungkinkan untuk bekerja dengan mempertimbangkan komentar rekan kerja
yang mengamati terapi di balik cermin dua arah.
alaman subjektif yang berbeda, dilanjutkan reframing yaitu bahwa apa yang dilak
ukan anggota keluarga dengan interpretasi negatif dan di reform dengan interpreta
si positif.
F. Teknik Terapis
1. Teknik Directive
2. Teknik Paradoxical
Paradoxical berkaitan dengan instruksi yang tidak terlihat logis, yang digu
nakan untuk mengubah hubungan keluarga. Intervensi disebut tidak logis karena b
ertentangan dengan tujuan pengobatan. Terapis perlu upaya memperluas kekuatan
argumen untuk meyakinkan anggota keluarga. Terapis strategis mengandalkan int
ervensi paradoks untuk menghilangkan penolakan klien dan membawa perubahan.
Paradoxical merupakan terapi untuk mendorong seseorang berkonsenterasi terhad
14
ap sesuatu yang membuatnya cemas atau merasa khawatir dan tidak menghindari
perasaan cemas atau khawatir tersebut. Mereka berusaha keras dalam merancang t
ugas paradoks yang cocok dengan situasi masalah atau gejala individu. Hayley (1
976) dengan asumsinya mengatakan bahwa keluarga yang mencari bantuan biasan
ya akan menolak bantuan terapis dan akan menimbulkan drama kekuatan antara a
nggota keluarga dan terapis. Dengan menggunakan paradoks dan prosedur tidak la
ngsung lainnya, konselor mungkin menghadapi resistensi pribadi terhadap peruba
han kreatif dan terapeutik. Hayley percaya strategi paradoks akan memaksa keluar
ga untuk berubah. Terapis akan memecah keseimbangan kekuatan dalam keluarga
melalui kontrol.
3. Teknik Reframing
Menurut Brander & Grinder (dalam Ratna, 2013:73) reframing adalah upa
ya untuk membingkai ulang kejadian, dengan mengubah sudut pandang tanpa me
ngubah kejadian/peristiwa yang dialami. Teknik ini digunakan dalam rangka men
gubah bingkai (frame) seseorang dalam menanggapi suatu peristiwa untuk mengu
bah makna. Tujuan Reframing adalah untuk membantu klien melihat situasinya da
ri sudut pandang lain, yang membuatnya tampak tidak terlalu problematik dan lebi
h normal, dan dengan demikian lebih terbuka terhadap solusi. Tujuan reframing m
enurut Corey (dalam Erford, 2016:233) adalah untuk membantu klien melihat situ
asinya dari sudut pandang lain, yang membuatnya tampak tidak terlalu problemati
k yang lebih normal, dan dengan demikian lebih terbuka terhadap solusi.
Menurut Ekstein (dalam Erford, 2016:235). Ada beberapa variasi dari tekn
ik reframing yaitu:
a. Relabelling, adalah suatu tipe reframing spesifik yang terdiri atas mengganti
suatu kata sifat negatif dengan kata sifat yang konotasinya lebih positif.
Contohnya jika seorang perempuan mendeskripsikan suaminya cemburu, label ini
dapat diganti dengan deskripsi penuh perhatian.
Kemudian, ada beberapa tahap dalam reframing menurut Blander dan Joh
n Grinder dalam Lilis Ratna (2013: 77), yaitu: (1) Identifikasi masalah, perilaku, r
espon yang akan diubah; (2) Membangun komunikasi pada bagian yang bertanggu
ng jawab untuk perilaku, masalah atau respon; (3) Menanyakan pada diri, apakah
bisa diterima atau tidak jika jika dilakukan pengubahan perspektif terhadap suatu
hal yang menyebabkan masalah, perilaku, respon tersebut; (4) Meminta orang lain
untuk memberikan berbagai macam alternatif perspektif; (5) Menanyakan pada dir
i sendiri apakah diri setuju atau sepakat jika menerapkan alternatif perspektif lain t
erhadap suatu hal; (6) Memeriksa kembali apakah ada bagian dari dalam diri yang
keberatan dengan menerapkan alternatif perspektif lain.
16
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Prosedur Strategic family therapy ada beberapa tahap yaitu, Pertama
Social stage. Kedua, the problem stage. Ketiga, the interaction stage. Keempat,
defining desired changes. Kelima, ending the interview. Keenam, directive. Terapi
keluarga strategis merupakan teknik untuk melakukan intervensi dengan
melibatkan anggota keluarga untuk memperbaiki komunikasi dan pola-pola
komunikasi yang khusus untuk mengatasi masalah. Fokus terapi adalah pada
pemecahan masalah dimasa sekarang. Haley dan Madanes jauh lebih tertarik pada
aplikasi praktis dari intervensi strategis untuk memperbaiki masalah keluarga
daripada mereka berada di formulatting teori terapi. Terapi keluarga strategis
memberikan keluarga dengan cara mengurangi factor risiko individu dan keluarga
melalui intervensi terfokus yang meningkatkan hubungan keluarga bermasalah
dan strategi keterampilan untuk membangun dan memperkuat hubungan keluarga.
17
Salah satu target intervensi adalah hubungan keluarga yang bermasalah. Haley
dan Madanes juga mempertahankan perhatian utama dengan bagaimana
kekuasaan terdistribusi dalam keluarga, bagaimana anggota berkomunikasi
dengan satu sama lain, dan bagaimana keluarga diatur.
B. Saran
Terapi keluarga stratgis adalah teknik intervensi yang melibatkan anggota
keluarga harus mau memperbaiki komunikasi dan pola-pola komunikasi yang
18
DAFTAR PUSTAKA
Santoro, Agus. (2017). Strategic Family Therapy. Paper presented at lecture for
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah Sunan Ampek
Surabaya.
20